Penelitian Sebelumnya KELAYAKAN INDUSTRI RUMAH TANGGA GULA KELAPA DI DESA HARGOMULYO KECAMATAN KOKAP KABUPATEN KULON PROGO

16 2006 adalah sebesar Rp 203.522,50 dengan biaya total rata-ratanya sebesar Rp 157.192,18 sehingga keuntungan rata-rata yang diperoleh selama bulan Maret 2006 sebesar Rp 46.330,32. Profitabilitas dari agroindustri gula kelapa skala rumah tangga ini sebesar 29. Koefisien variasi dari usaha ini adalah 0,43 dengan simpangan baku Rp 19.823,82 dan batas bawah keuntungan sebesar Rp 6.682,68, yang artinya agroindustri gula kelapa skala rumah tangga ini mempunyai peluang tidak mengalami kerugian atau memiliki peluang untuk selalu untung. Agroindustri gula kelapa skala rumah tangga ini telah efisien dengan nilai RC sebesar 1,29 yang berarti setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarakan didapatkan penerimaan 1,29 dari biaya yang telah dikeluarkan tersebut. Menurut Maninggar 2010 dalam penelitiannya yang berjudul Industri Gula Jawa Skala Rumah tangga di Kabupaten Wonogiri. Menunjukkan bahwa biaya total rata-rata industri gula jawa skala rumah tangga di Kabupaten Wonogiri adalah sebesar Rp 34.120,02hari. Penerimaan rata-rata yang diperoleh sebesar Rp 39.151,56hari sehingga keuntungan rata-rata yang diperoleh produsen gula jawa sebesar Rp 5.031,55hari. Profitabilitas industri gula jawa skala rumah tangga di Kabupaten Wonogiri adalah sebesar 14,75, yang berarti industri gula jawa mengutungkan. Besarnya nilai koefisian variasi CV industri gula jawa skala rumah tangga di Kabupaten Wonogiri sebesar 0,31 dengan nilai batas bawah keuntungan L sebesar Rp 1.894,91. Hal ini berarti bahwa produsen gula jawa akan selalu terhindar dari kerugian dengan jumlah keuntungan terendah yang dapat diperoleh produsen sebesar Rp 1.894,917. Industri gula jawa skala rumah tangga di Kabupaten Wonogiri yang dijalankan selama ini sudah efisien yang ditunjukkan dengan RC ratio lebih dari satu yaitu sebesar 1,15 yang berarti setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usaha industri gula jawa memberikan penerimaan sebesar 1,15 dari biaya yang telah dikeluarkan. 17

C. Kerangka Pemikiran

Kegiatan usaha gula kelapa adalah proses kegiatan produksi gula kelapa dengan bahan mentah nira yang diperoleh dari penyadapan dan dimasak hingga menjadi gula kelapa. Dalam proses pembuatan gula kelapa membutuhkan faktor produksi yaitu, bahan baku Nira kelapa, bahan pembantu Kapur sirih, dan getah manggis, bahan bakar Kayu bakar, peralatan produksi Pisau, deres, saringan, bambu, wajan, sendok pengaduk dan tenaga kerja. Untuk memperoleh factor produksi dibutuhkan biaya yang terdiri dari biaya eksplisit dan biaya implisit.Biaya eksplisit terdiri dari biaya pembelian bahan-bahan produksi seperti biaya nira, kayu bakar, gamping, getah manggis, dan penyusutan alat. Sedangkan biaya implisit terdiri dari biaya nira, biaya bunga modal sendiri, dan upah tenaga kerja dalam keluarga TKDK. Proses produksi menghasilkan gula kelapa dalam berbagai ukuran, banyak sedikitnya jumlah gula kelapa yang dihasilkan tergantung pada pohon kelapa yang dimiliki. Produksi gula kelapa dikalikan harga pada konsumen akan menghasilkan penerimaan. Penerimaan dikurangi biaya eksplisit maka akan memperoleh pendapatan. Penerimaan dikurangi biaya eksplisit dan implisit maka akan diperoleh keuntungan. Untuk mengetahui kelayakan industri rumah tangga gula kelapa maka digunakan analisis RC, produktivitas tenaga kerja, dan produktivitas modal. Usaha gula kelapa dikatakan layak apabila RC bernilai lebih besar dari satu RC1, produktivitas tenaga kerja lebih besar dari upah buruh setempat, produktivitas modal lebih besar dari tingkat suku bunga bank, dan untuk memperjelas kerangka pemikiran tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : 18 Gambar 1. Bagan kerangka pemikiran Industri Rumah Tangga Usaha Gula Kelapa Keluaran Input Harga Implisit : -Biaya nira -Biaya bunga modal sendiri -Upah TKDK Proses Produksi Keluaran Output Gula Kelapa Penerimaan Biaya Eksplisit: -Biaya sarana produksi - Penyusutan alat Pendapatan keuntungan Kelayakan  RC  Produktivitas tenaga kerja  Produktivitas modal