3
Fixershow terbentuk pada bulan Juli 2010. Band ini beraliran Disco Alternative dan satu-satunya band beraliran Alternative di Kota Salatiga. Namun
seiring berjalannya waktu, genre ini lebih diperluas lagi. Band ini memiliki 4 personil saat ini, antara lain Erfix Vokal, Fendi bass, Aditya drum, Adrian
gitar. Untuk menjaga konsistensi dalam bermusik, Fixer show aktif terlibat dalam berbagai event musik seperti Salatiga Indie dan event lainnya di Salatiga,
maupun di luar Salatiga.
3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan metode linear strategy. Metode ini sering disebut strategi
garis lurus, yang menerapkan urutan logis pada tahapan perancangan yang sederhana dan relatif sudah dipahami komponennya. Strategi ini sesuai untuk tipe
perancangan yang telah berulangkali dilaksanakan, misalnya desain bangunan rumah tinggal. Suatu tahap yang dimulai setelah tahap sebelumnya diselesaikan,
demikian seterusnya[11]. Gambar 1 adalah penjelasan alur metode penelitian Linear Strategy.
Gambar 1. Bagan Metode Penelitian Linear Strategy.
Tahap 1 Dimulai dengan mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh band lokal Fixershow dengan cara melakukan wawancara dengan personil band
Fixershow. Masalah yang dihadapi oleh band Fixershow adalah promosi melalui media audio video yaitu video klip. Setelah masalah teridentifikasi, dilakukan
pengumpulan data secara visual dan verbal untuk dijadikan dasar dari perancangan video klip. Lalu setelah data visual dan verbal didapatkan, dilakukan
analisis data untuk mendapatkan kesimpulan antara data visual dan verbal yang akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan video klip band Fixershow.
Tahap 2 ini adalah tahapan yang berisi proses pra produksi hingga evaluasi. Dimulai dengan pra produksi yang memiliki 4 bagian didalamnya yaitu
ide, storyline, treatment, dan storyboard. Dimulai pencarian ide cerita melalui lirik lagu “You Better Die” sebagai acuan penting. Lalu setelah ide didapatkan,
dilanjutkan pembuatan storyline yang dimana storyline adalah penjabaran dari ide cerita. Setelah pembuatan storyline selesai dilanjutkan penerjemahan storyline
menuju treatment, yang berisikan setting, jenis shot, angle shot dan transisi kamera. Selanjutnya pembuatan storyboard. Storyboard merupakan deskripsi dari
setiap scene yang secara detail, berupa sketsa dari scene yang akan diambil, shot, angle dan pergerakan kamera. Setelah keempat poin dalam proses pra produksi
selesai dilanjutkan dengan proses produksi dalam hal ini adalah pengambilan gambar. Lalu dilanjutkan dengan pasca produksi dimana hasil dari pengambilan
gambar masuk kedalam proses editing. Dalam proses ini, video diedit sesuai dengan skenario yang telah dibuat. Dilakukan juga proses gradding pemberian
tone warna pada video agar warna yang dihasilkan sesuai dengan suasana yang ingin ditampilkan. Lalu penggabungan dengan backsound
yaitu lagu “You Better Die”.
4
Tahap 3 adalah tahap pengujian, dilakukan wawancara kepada band Fixershow dan narasumber atau masyarakat yang telah mengetahui tentang video
klip “You Better Die. Setelah dilakukan pengujian, hasil dari perancangan video
klip ini dapat dipublikasikan dan digunakan oleh band Fixershow sebagai media promosi.
Tahapan-tahapan secara garis besar dalam pembuatan cinematic clip sebagai media promosi sebuah lagu dan band dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai
berikut:
Gambar 2. Bagan Alur Perancangan Video Klip
Identifikasi Masalah
Pada tahap ini akan dilakukan identifikasi masalah dan ide pemecahan masalah yang ada dalam v
ideo klip “You Better Die” yang dibawakan oleh band Fixershow. Dalam pengidentifikasian masalah ini akan mengerti masalah yang
dihadapi band Fixershow dalam membuat media promosi dalam lagunya yang berjudulkan “You Better Die”. Kemudian dilakukan penyelesaian pemecahan
masalah yang dilakukan dengan diskusi dengan personil Fixershow untuk merumuskan pemecahan masalah dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada
agar sesuai dengan kebutuhan Fixershow. Hasil yang diperoleh dalam tahap ini adalah rumusan pemecahan masalah untuk merancang video klip yang berjenis
cinematic video. Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk perancangan video klip ini didapat dengan cara mencari referensi berupa buku dan jurnal yang berkaitan guna menunjang
kelengkapan data untuk perancangan video klip ini. Karya tulis lain yang menjadi pembanding dari penulisan dan pembuatan video klip ini. Melakukan wawancara
kepada band bersangkutan dengan hasil perolehan yaitu data lirik lagu dan inti cerita lagu yang akan digunakan sebagai dasar pembuatan alur video klip.
Dilakukan juga observasi terhadap beberapa video klip yang berjenis cinematic video salah satunya pada video klip The Offspring
“Why Dont You Get a Job
”. Untuk dijadikan refrensi video klip berjenis cinematic clip. Untuk pembuatan alur cerita video klip ini, data didapat dengan cara
melakukan wawancara kepada pencipta la gu “You Better Die”. Wawancara yang
telah dilakukan dengan Erfix pencipta lagu “You Better Die” dari band
Fixershow pada tanggal 25 Juni 2014. Dari wawancara ini didapatkan lirik lagu “You Better Die” dan inti cerita dari lagu yaitu tentang kehidupan seorang yang
5
depresi yang lebih baik mati karena hal yang telah dialaminya. Berikut lirik lagu “You Better Die”.
Gambar 3.
Lirik lagu “You Better Die”
Data visual didapat dengan cara mencari referensi video klip yang berjenis sama dengan penelitian yaitu viedo berjenis cinematic video. Dan juga
dilakukan pengamatan terhadap band Fixershow untuk mengetahui karakter dari band tersebut yang dapat digunakan sebagai dasar perancangan video klip.
Dari data verbal dan visual dapat diambil kesimpulan antara lain : 1.
Menggunakan video klip untuk promosi sebuah band akan berguna. 2.
Dengan video klip, pesan dari lagu dapat diterjemahkan melalui visualisasi. 3.
Didapatkan lirik “You Better Die”. 4.
Lagu “You Better Die” oleh Fixershow berceritakan tentang kehidupan seseorang yang tak harus lahir didunia ini karena depresi dan dijauhi oleh orang
lain yang dimana orang tersebut lebih baik mati dari pada hidup di dunia karena depresi yang dialaminya.
5. Band Fixershow saat ini terdiri dari 4 personil.
6. Didapatkan logo album dan juga logo dari band Fixershow.
Perancangan Ide cerita
Setelah melakukan pengumpulan data, ide cerita diambil dari lirik lagu “You Better Die” dan inti cerita dibuat sesuai dengan inti dari lagu “You
Better Die” tentang seseorang yang mengalami depresi sangat berat dalam hidupnya. Sehingga membuat dia untuk bunuh diri.
Storyline
Storyline adalah gambaran tentang film yang akan diproduksi, yang dimaksudkan agar dalam proses produksinya akan lebih terarah. Berikut adalah
storyline dari lagu “You Better Die” milik band Fixershow.
6
Seseorang bernama Ben yang mempunya kehidupan yang sangat berat. Dimulai dari penyakitnya yang berupa penyakit dalam yang dialaminya. Sehingga
membuat dia harus meminum obat khusus untuk menjaga kondisi nya dan juga obat penenang untuk menjaga emosinya.
Pada suatu hari dia pergi untuk melamar kerja pada suatu perusahaan, tetapi malang nasibnya ushanya ditolak oleh perusahaan tersebut. Ben mulai kecewa
dengan hal yang dialaminya, hal tersebut membuat emosi dia menjadi labil. Dengan emosinya yang labil maka Ben Harus meminum obat yang diberikan dokter
kepadanya. Pada saat Ben hendak meminum obat, BBm dari Syasa yang mengajaknya untuk bertemu membuat Ben semangat kembali dan memasukkan
obatnya karna dirasa emosinya sudah membaik. Bahagia dia rasakan karena jawaban tentang apa yang telah diungkapkan Ben kepada Syasa akan terjawab.
Pada saat dia sampai dilokasi dia kaget karena Syasa sedang asik bercanda bersama teman lainnya, terlebih kepada Dede. Setelah beberapa lama Ben disitu,
Ben berfikir bahwa dia harus meminta kejelasan dari Syasa. Lalu Ben mencoba berbicara dengan Syasa dan mencoba meraih tangan Syasa tetapi tiba-tiba Syasa
menghempaskan tangan Ben. Sontak Dede berdiri dan emosi terhadap Ben, begitu pula teman temannya yang sontak langsung menghajar Ben. Lalu Dede dan seorang
temannya mengeluarkan seluruh isi tas Ben dan menghancurkannya, termasuk obat milik Ben dan surat lamaran kerja Ben. Saat Ben dihajar, bukan Syaya peduli tetapi
malah sebaliknya Syasa sama sekali tak peduli. Sampai akhirnya mereka meninggalkan Ben dengan luka-luka nya.
Lalu Ben berlari dengan menahan sakit yang dialaminya. Dia berlari menuju kamarnya, Ben mencari obat depresi dan obat penyakitnya, akan tetapi ternyata obat
nya semua sudah habis. Lalu dia menghancurkan isi kamarnya karena emosi dia menjadi tidak labil. Sesaat dia melihat kearah poster nirvana yang ada pada dinding
kamarnya. Lalu Ben tiba tiba mulai tenang, lalu menuju lemari dan mengambil pistol warisan ayahnya. Tanpa tunggu lama Ben memasukkan ujung pistolnya dan
menembak mati dirinya sendiri. Treatment
Setelah pembuatan storyline, tahap selanjutnya adalah pembuatan treatment. Treatment disusun berdasarkan hasil riset awal. Dalam penyusunan
treatment yang terpenting adalah kumpulan dari jenis shot, angle dan juga transisi kamera. Berikut merupakan contoh treatment video klip yang akan dirancang.
1. Scene 1 : Kamar ; Time: pagi hari
Ben tidur sambir mendengarkan lagu “Hello” prolog 2.
Scene 2 : Kamar Time: pagi hari Ben bangun sambil mencopot headset dan melihat handphone lalu
mematikan musik prolog 3.
Scene 3 : Kamar ; Time: pagi hari Ben mengambil lalu meminum obat prolog
4. Scene 4 : Kamar ; Time: pagi hari
Ben memasukkan berkas dan laptop kedalam tas prolog 5.
Scene 5 : Kamar ; Time: pagi hari Ben besiap untuk pergi, didepan kamar Ben melihat sekitar dengan ekspresi
penuh harapan. prolog
7
6. Scene 6 : Gedung ; Time: malam hari
Erfix memainkan keyboard bagian intro lagu band diam 7.
Scene 7 : Gang ; Time: siang hari Ben berjalan dengan ekpresi kecewa dan sedih
8. Scene 8 : Gang ; Time: siang hari
Ben marah lalu menendang botol 9.
Scene 9 : Gang ; Time: siang hari Ben bersandar sembari mencopot dasinya dan mengekspresikan kekesalan
10. Scene 10 : Gang ; Time: siang hari
Ben mengambil obat lalu ketika hendak meminum obat dia mendapat bbm dari Syasa. Ben membaca dengan muka bahagia
11. Scene 11 : Gedung ; Time: malam hari
Ben berjalan menaiki tangga dengan muka bahagia, lalu dia menoleh dan dengan ekspresi kaget dia melihat Syasa dan Dede sedang selfie, dia jalan
dengan kecewa lalu duduk di samping Syasa Dede Syasa bercanda 3 teman Ben duduk dibelakang mereka sambil bercanda
12. Scene 12 : Gedung ; Time: malam hari
Syasa dan Dede melihat Ben dengan sinis lalu Syasa menendang tas Ben. Ben mencopot baju dan dasi.
13. Scene 13 : Gedung ; Time: malam hari
Ben mengajak Syasa bicara, Ben meraih tangan Syasa lalu Syasa menghempaskan tangan Ben muka Dede emosi
14. Scene 14 : Gedung ; Time: malam hari
Dede mengampiri Ben dengan emosi berdirilalu mendorong Ben sampai jatuh.
15. Scene 15 : Gedung ; Time: malam hari
Teman-teman Dede menghajar Ben yang sedang terjatuh 16.
Scene 16 : Gedung ; Time: malam hari 3 teman Ben memegangi Ben, Dede mengambil lamaran dari tas Ben lalu
memberikan kepada temannya lalu menyobek lamaran itu muka Ben sedih. Dede mengambil laptop Ben dari tas lalu membuangnya. Teman
Ben mengambil obat Ben lalu menginjak obatmuka Ben bertambah sedih. 3 orang teman Ben menjatuhkan Ben.muka Syasa bahagia.
17. Scene 17 : Gedung ; Time: malam hari
Ben mengais obatnya sambil diganggu teman-temannya. muka Syasha bahagia. Lalu mereka meninggalkan Ben.
18. Scene 18 : Gedung ; Time: malam hari
Ben batuk darah. Ben membanting laptop. Ben berteriak dan menangis 19.
Scene 19 : Gedung ; Time: malam hari Erfix menyanyikan lyrik YBD
20. Scene 20 : Kamar ; Time: malam hari
Ben masuk kamar dengan panik mencari obat di lemari dan membanting obatnya karena sudah habis.
21. Scene 21 : Gedung ; Time: malam hari
Band memainkan lagu bagian YBD akhir lagu
8
22. Scene 22 : Kamar ; Time: malam hari
Ben marah dan depresi mojok, memukul tembok, teriak 23.
Scene 23 : Kamar ; Time: malam hari Ben mehempaskan cd lagu ke tembok, merubuhkan lemari, memukul
monitor dengan besi 24.
Scene 24 : Kamar ; Time: malam hari Ben mengambil pistol, Ben melihat poster Nirvana, Ben memasukkan
pistol kedalam mulut dan bunuh diri.
Storyboard
Storyboard merupakan deskripsi dari setiap scene yang secara jelas menggambarkan obyek multimedia serta perilakunya [12]. Dalam perancangan
video klip ini, storyboard memegang peranan cukup penting dikarenakan storyboard akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan video klip. Dibawah
ini adalah keseluruhan gabungan storyboard yang juga akan dijelaskan setiap scenenya Gambar 4.
Gambar 4. Storyboard
Produksi
Tahap perancangan selanjutnya setelah pembuatan storyboard adalah produksi video klip atau pengambilan gambar. Setelah mencari
talent yang tepat untuk menjadi pemeran utama kemudian dilakukan pengambilan gambar yang sesuai dengan storyboard yang sudah di buat.
Pengambilan gambar menggunakan seting di gedung tua, rel kereta api, tepi sungai, jalan tanah, sungai kecil, kebun. untuk seting waktu untuk keseluruhan
scene adalah siang hari dan beberapa stock video yang dapat dilanjutkan pada tahap pasca produksi. Terlihat pada Gambar 5.
9
Gambar 5. Stock Video
Pasca Produksi Editing Video
Setelah pengambilan gambar dan stock video yang diperlukan, kemudian tahap selanjutnya adalah melakukan penggabungan dengan
menggunakan software editing video. Video yang sudah ada digabungkan agar cerita scene dengan scene yang lainya berkesinambungan dan menjadi sebuah
video klip. Terilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Editing Penggabungan Stock Video
Gradding Pemberian Tone Warna Pada Film
Pada tahapan ini merupakan tahap pemberian warna pada video yang sudah digabungkan menjadi satu. Pemberian warna dimaksudkan agar
memperkuat konsep video dan juga mempercantik video. Tone yang digunakan greyscale, yang dimaksudkan agar suasana lebih terlihat sedih .
Terlihat pada proses gradding Gambar 7.
10
Gambar 7.
Pengaturan Tone Warna
Editing Backsound
Setelah melakukan tahap gradding pada video kemudian tahap selanjutnya adalah mixing backsound pada video klip. Proses ini adalah
proses memasukkan lagu dan ambient sound ke dalam video klip, dalam proses ini lagu yang akan digunakan adalah lagu
“Hello” pada bagian prologdan “You Better Die” oleh Fixershow. Seperti yang terlihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Editing Backsound
4. Hasil Implementasi
Hasil dari pembuatan video klip “You Better Die” ini adalah sebuah klip berjenis cinematic clip. Yaitu sebuah video klip yang memiliki alur cerita
sehingga lirik dari lagu dapat diterjemahkan dengan visualisasi yang mempunyai cerita. Berfungsi sebagai media promosi dengan bentuk audio visual dari lagu
“You Better Die” serta band Fixershow.
11
Gambar 9
. Video Klip “You Better Die” scene 1
Terlihat pada gambar 9 adalah scene 1, yang memperlihatkan Ben sedang tertidur sambil mendengarkan lagu. Penggambilan gambar menggunakan beberapa
shot, diantaranya adalah low angle dan hi angle. Bagian ini adalah bagian prelude pada video klip.
Gambar 10
. Video Klip “You Better Die” scene 3
Pada scene 3 yang terlihat pada gambar 10, mempelihatkan Ben edang meminum obat. Untuk memperjela gambar di scene ini maka menggunakan shot
extreme close up pada tangan Ben yang sedang menuangkan obat. Bagian ini adalah bagian prelude pada video klip.
Gambar 11
. Video Klip “You Better Die” scene 5
Pada scene 5 yang terlihat pada gambar 11, menggunakan shot size medium long shot guna memperlihatkan ekspresi muka Ben yang penuh harapan dan barang
yang dia bawa. Bagian ini adalah bagian prelude pada video klip.
12
Gambar 12
. Video Klip “You Better Die” scene 6
Pada scene 6 yang terlihat pada gambar 12, menggunakan shot size medium close up pada tangan Erfix dan keyboard. Pada scene ini memperlihatkan erfi
sedang memainkan keyboard pada bagian intro lagu “You Better Die”
Gambar 13
. Video Klip “You Better Die” scene 7
Pada scene 7 yang terlihat pada gambar 13, menggunakan angle eye level dan shot size medium long shot. Pada scene ini memperlihatkan Ben yang sedih
karena pekerjaannya.
Gambar 14
. Video Klip “You Better Die” scene 10
Pada scene 10 yang terlihat pada gambar 14, menggunakan beberapa shot diantaranya adalah medium shot, close up dan dengan angle low, eye level, high.
Pada scene ini memperlihatkan Ben yang akan meminum obat dan tidak jadi karena emosi dia telah membaik seiring sms dari Shasa yang mengajaknya untuk bertemu.
13
Gambar 15
. Video Klip “You Better Die” scene 11
Pada scene 11 yang terlihat pada gambar 15, scene ini menggambarkan ekspresi Ben yang senang dan berubah menjadi sedih karena Shasa sedang bersama
Dede. Pada shot ini menggunakan shot size long shot dan medium shot, lalu angle high dan eye level, camera movement yang digunakan adalah pan.
Gambar 16
. Video Klip “You Better Die” scene 13
Pada scene 13 yang terlihat pada gambar 16, menggunakan medium shot size. Pada scene ini memperlihatkan Ben yang mencoba mengajak Shasa berbicara
lalu dilanjutkan oleh Ben yang mencoba meraih tangan Shasa tetapi ditolak Shasa.
Gambar 17
. Video Klip “You Better Die” scene 14
Pada scene 14 yang terlihat pada gambar 17, pada scene memperlihatkan Dede yang mendorong Ben untuk sampai terjatuh. Dengan menggunakan medium
shot size dan follow cam untuk camera movementnya.
Gambar 18
. Video Klip “You Better Die” scene 16
14
Pada scene 6 yang terlihat pada gambar 18, menggunakan medium shot size. Pada scene ini terlihat 3 teman Ben memegangi Ben, Dede mengambil lamaran dari
tas Ben lalu memberikan kepada temannya lalu menyobek lamaran itu muka Ben sedih. Dede mengambil laptop Ben dari tas lalu membuangnya dilanjutkan Teman
Ben mengambil obat Ben lalu menginjak obat muka Ben bertambah sedih.
Gambar 19
. Video Klip “You Better Die” scene 18
Pada scene 18 yang terlihat pada gambar 19, memperlihatkan Ben yang terjatuh ditanah setelah mengalami siksaan dari teman temannya. Dan pada scene
itu juga memperlihatkan Ben muntah darah.
Gambar 20
. Video Klip “You Better Die” scene 19
Pada scene 19 yang terlihat pada gambar 20, menggunakan shot size medium close up dan shot angle eye level. Pada scene ini terlihat Erfix sedang
menyanyikan bagian lirik “You Better Die”.
Gambar 21
. Video Klip “You Better Die” scene 20
Pada scene 20 yang terlihat pada gambar 21z memperlihatkan Ben yang kebingungan mencari obatnya. Untuk memperlihatkan kebigungan ben,
pengambilan gambar menggunakan follow cam yang mengikuti pergerakan dari Ben.
15
Gambar 22
. Video Klip “You Better Die” scene 21
Pada scene 21 yang terlihat pada gambar 22, memperlihatkan band Fixershow sedang memainkan alat musiknya. Bagian yang dimainkan dalam scene
ini adalah bagian akhir pada lagu “You Better Die”.
Gambar 23
. Video Klip “You Better Die” scene 22
Pada scene 22 yang terlihat pada gambar 23, menggunakan berbagai angle shot diantara adalah high, low, medium close up. Untuk memperlihatkan Ben yang
sedang marah digunakan kamera yang bergerak mengikuti kegiatan dari Ben yang sedang marah dan membanting benda di sekitarnya.
Gambar 24
. Video Klip “You Better Die” scene 24
Pada scene 24 yang terlihat pada gambar 24, menggunakan shot size long shot dan medium close up. Untuk memperlihatkan Ben yang sedang membaca
poster dan dilanjutkan Ben memutuskan untuk bunuh diri yaitu dengan memasukkan pistol kedalam mulutnya lalu menembakkkannya.
16
5. Pengujian