P adalah himpunan berhingga dari plainteks, 2. C adalah himpunan berhingga dari cipherteks, K merupakan ruang kunci keyspace, adalah himpunan berhingga dari Eadalah himpunana fungsi enkripsi e D adalah himpunan fungsi dekripsi d

4 Gambar 1 Skema Kriptografi Kunci Simetris[5] Sistem kriptografi adalah himpunan yang terdiri dari algoritma kriptografi, semua plainteks dan cipherteks yang mungkin, dan kunci[6]. Sebuah kriptografi dapata dikatakan sebagai sistem kriptografi jika memenuhi lima-tuple five tuple P, C, K, E, D yang memenuhi kondisi[9]:

1. P adalah himpunan berhingga dari plainteks, 2. C adalah himpunan berhingga dari cipherteks,

3. K merupakan ruang kunci keyspace, adalah himpunan berhingga dari

kunci,

4. Eadalah himpunana fungsi enkripsi e

k : P C,

5. D adalah himpunan fungsi dekripsi d

k : C P, Untuk setiap k , terdapat aturan enkripsi e k ∈ E dan berkorespodensi dengan aturan dekripsi d k ∈ D.Setiap e k : P C dan d k : C P adalah fungsi sedemikian hingga d k e k x = x untuk setiap plainteks x . Block cipher merupakan suatu algoritma yang mana input dan outputnya berupa satu block dan setiap block terdiri dari beberapa bit 1 blok terdiri dari 64- bit atau 128-bit[1]. Enkripsi dilakukan terhadap blok bit plainteks menggunakan bit-bit kunci yang ukurannya sama dengan ukuran blok plainteks. Enkripsi menghasilkan blok cipherteks yang sama dengan blok plainteks. Dekripsi dilakukan dengan cara yang serupa seperti enkripsi[6]. Misalkan blok plainteks P yang berukuran n bit dinyatakan sebagai vektor   n p p p P , , , 2 1   1 Dalam hal ini p i adalah 0 atau 1 untuk i = 1,2..., n, dan blok cipherteks C adalah   n c c c C , , , 2 1   2 Dalam hal ini c i adalah 0 atau 1 untuk i = 1, 2..., n. Bila plainteks dibagi menjadi m buah blok, barisan blok-blok plainteks dinyatakan sebagai   n p p p , , , 2 1  3 Untuk setiap blok plainteks P i , bit-bit penyusunnya dapat dinyatakan sebagai vektor   m i p p p P , , , 2 1   4 Enkripsi dan dekripsi dengan kunci K dinyatakan berturut-turut dengan persamaan E k P = C enkripsi 5 dan D k C = P dekripsi 6 5 Fungsi E haruslah fungsi yang berkoresponden satu-ke-satu, sehingga E 1 = D 7 Skema enkripsi dan dekripsi dengan cipher blok digambarkan pada Gambar 2. Fungsi E dan D dispesifikasikan oleh kriptografer. Blok plainteks P Blok cipherteks C Kunci K Kunci K Blok cipherteks C Blok plainteks P Gambar 2 Skema Enkripsi Dan Dekripsi Pada Cipher Blok [6] Anyaman merupakan seni yang mempengaruhi kehidupan dan kebudayaan masyarakat melayu. Menganyam bermaksud proses menyilang bahan-bahan dari tumbuh-tumbuhan untuk dijadikan satu rumpun yang kuat. Bahan tumbuh- tumbuhan yang bisa dianyam adalah lidi, rotan, akar, bilah, pandan, dan beberapa bahan tumbuhan lain yang dikeringkan[7]. Contoh anyaman tiga sumbu dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 Contoh Anyaman [8] Anyaman tiga sumbu menggunakan bambu yang dianyam dengan teknik menyilang secara berurutan dan bersamaan, hanya saja bambu yang dianyam tersusun menurut tiga arah. Teknik anyaman ini memberi peluang untuk memperoleh hasil anyaman tiga sumbu jarang[8]. Ada kemungkinan panjang plainteks tidak habis dibagi dengan panjang ukuran blok yana ditetapkan seperti 256 bit. Hal ini mengakibatkan blok terakhir berukuran lebih pendek daripada blok-blok lainnya. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan padding[6]. Proses padding adalah proses penambahan byte-byte dummy berupa karakter NULL pada byte-bytesisa yang masih kosong pada blok terakhir plainteks, sehingga ukurannya menjadi sama dengan ukuran blok penyandian. Karena metode block cipher mengharuskan blok p 1 p 2 ... p n c 1 c 2 ... c n Enkripsi, E Dekripsi, D c 1 c 2 ... c n p 1 p 2 ... p n 6 yang akan disandikan memiliki panjang yang tetap maka pada blok terakhir tersebut harus ditambah byte-byte tertentu sehingga ukurannya menjadi sama dengan ukuran blok penyandian[4]. Pengujian algoritma kriptografi dilakukan dengan menggunakan korelasi. Teknik Statistik yang dipergunakan untuk mengukur kekuatan hubungan 2 variabel dan juga untuk dapat mengetahui bentuk hubungan antara 2 variabel tersebut dengan hasil yang sifatnya kuantitatif. Kekuatan hubungan antara 2 variabel yang dimaksud adalah apakah hubungan tersebut erat, lemah, ataupun tidak erat sedangkan bentuk hubungannya adalah apakah bentuk korelasinya linier positif ataupun linier negatif. Kekuatan hubungan antara 2 variabel biasanya disebut dengan koefisien korelasi dan dilambangkan dengan symbol “r”. Nilai koefisian r akan selalu berada di antara -1 sampai +1. Koefisien korelasi akan selalu berada di dalam Range[10]. -1 r + 1 8 Jika ditemukan perhitungan diluar Range tersebut, berarti telah terjadi kesalahan perhitungan dan harus di korelasi terhadap perhitungan. Koefisien korelasi sederhana disebut juga dengan koefisien korelasi pearson. Dimana “r” didapat dari jumlah nilai selisih perkalian antara x dan y dengan hasil perkalian jumlah total x dan y dibagi dengan hasil akar dari selisih perkalian jumlah x kuadrat dengan kuadrat pangkat dua untuk jumlah total x dengan selisih jumlah y kuadrat dengan kuadrat pangkat dua untuk total y dimana x sebagai plainteks dan y sebagai cipherteks. Maka persamaannya adalah[10]: = { }{ } 9

3. Metode Penelitian