jenggot. Tingkat kesuburan dan ketebalan rambut milik orang-orang Indonesia tidak sama dengan milik orang Arab tersebut. Banyak orang Indonesia yang kumis dan jenggotnya jarang.
Atas kenyataan itu, maka hadis di atas harus dipahami secara kontekstual. Kandungan hadis tersebut bersifat lokal.
13
Melihat dari pemahaman M. Syuhudi Ismail w. 1997 M terhadap hadis tersebut, maka bisa dilihat bahwa beliau tidak memahami secara tekstual tetapi berdasarkan kontekstual, dan
sifat hadis itu adalah hanya untuk orang Arab bukan Indonesia. Sehingga berdasarkan hal ini dan demi hajat ilmiah untuk mengadakan pembuktian secara proporsional maka penulis
mengajukan penelitian ini dengan judul: Kritik Kontekstualisasi Pemahaman Hadis M. Syuhudi Ismail.
B. RUMUSAN MASALAH
Beranjak dari pemaparan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, perlu adanya perumusan masalah sehingga penelitian tampak lebih fokus dan holistik terhadap
masalah: Kritik Kontekstualisasi Pemahaman Hadis M. Syuhudi Ismaill.
1. Bagaimana metodologi pemahaman hadis M. Syuhudi Ismail? 2. Bagaimana kontekstualisasi hadis oleh M. Syuhudi Ismail dalam buku Hadis Nabi yang
Tekstual dan Kontekstual: Telaah Ma ’±ni al-¦ad³
£ tentang Ajaran Islam yang Universal, Temporal, dan Lokal ?
3. Apa kontribusi M. Syuhudi Ismail dalam pengembangan kajian hadis di Indonesia ?
C. BATASAN ISTILAH
Untuk menghindari terjadinya kesimpangsiuran istilah yang terdapat dalam judul Tesis ini, maka penulis perlu memberikan batasan istilah dalam judul sebagaimana berikut:
1. Kritik: berarti kecaman atau tanggapan, atau kupasan, kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat dan sebagainya.
14
Dalam hal ini kritikan yang ditujukan pada M. Syuhudi Ismail.
13
M. Syuhudi Ismail, Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual: Telaah Ma
’±ni al-¦ad³ £ tentang Ajaran
Islam yang Universal, Temporal, dan Lokal, Jakarta: Bulan Bintang. 1994, h. 68-69.
14
Departemen pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2012, h. 742.
2. Pemahaman: proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan.
15
Dalam hal ini tentunya penulis melakukan penelitian terhadap karya M. Syuhudi Ismail
3. Kontekstualisasi: memahami hadis Nabi berdasarkan konteksnya. Dengan adanya pembatasan istilah sebagaimana diuraikan di atas, diharapkan
penelitian ini terfokus pada apa yang menjadi topiknya saja dan tidak keluar dari pada maksud pembahasannya.
D. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan akan menjawab semua permasalahan teoritik sebagaimana dipaparkan dalam rumusan masalah sebelumnya. Hal-hal berikut inilah yang menjadi tujuan
penelitian: 1. Untuk mengetahui metodologi pemahaman hadis M. Syuhudi Ismail
2. Untuk mengetahui kontekstualisasi hadis oleh M. Syuhudi Ismail dalam Hadis Nabi yang Tekstual dan Kontekstual: Telaah Ma
’±ni al-¦ad³ £ tentang Ajaran Islam yang
Universal, Temporal, dan Lokal. 3. Untuk mengetahui kontribusi M. Syuhudi Ismail dalam kajian hadis di Indonesia
E. KEGUNAAN PENELITIAN