STUDI TENTANG PENYEBAB BANYAKNYA JUMLAH ANAK YANG DIMILIKI PUS SETIAP KELUARGA PETANI MISKIN DI DESA BANGUNREJO KECAMATAN BANGUNREJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2011

(1)

STUDI TENTANG PENYEBAB BANYAKNYA JUMLAH ANAK YANG DIMILIKI PUS SETIAP KELUARGA PETANI MISKIN

DI DESA BANGUNREJO KECAMATAN BANGUNREJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2011

(Skripsi)

Oleh RENI SAFITRI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(2)

Judul Skripsi : Studi Tentang Penyebab Banyaknya Jumlah Anak Yang Dimiliki PUS Setiap Keluarga Petani Miskin Di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011

Nama Mahasiswa : Reni Safitri No. Pokok Mahasiswa : 0743034035

Jurusan : Pendidikan IPS

Program Studi : Pendidikan Geografi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,

Drs. Budiyono, M.S. Drs. Zulkarnain, M.Si.

NIP 19521022 198103 1 003 NIP 19600111 198703 1 001

2. Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Ketua Program Studi

Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Geografi

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Zulkarnain, M.Si.


(3)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Budiyono, M. S. ...

Sekretaris : Drs. Zulkarnain, M.Si. ...

Penguji Utama : Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP : 19600315 198503 1 003


(4)

PERSEMBAHAN

Dengan ucapan syukur dengan kerendahan dan dengan keikhlasan

hati serta mengharapkan ridho Allah S.W.T,

Kupersembahkan karya kecilku ini kepada orang-orang yang aku

sayangi dan aku hormati :

AYAHANDA RIBUD BUDI

Dan

IBUNDA SUGIYEM

Yang telah tulus dan ikhlas memberiku kasih sayang,

membesarkanku dengan penuh kesabaran dan memberikan doanya

yang tiada batas untuk keberhasilanku dan maaf atas kekecewaan

dan kesalahan yang slalu reny berikan

Adik-adiku tersayang, Beti Sasmita, Erik Sugiarto yang selalu

membantu dan memberikan keceriaan dalam hidupku

Almamater tercinta Universitas Lampung yang telah mendidikku

dan mendewasakanku


(5)

SANWACANA

Allah Swt. Atas limpahan Rahmad, Karunia dan Hidayah-Nya sehingga penulis Studi Tentang Penyebab Banyaknya Jumlah Anak Yang Dimiliki PUS Setiap Keluarga Petani Miskin Di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011 Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Melalui kesempatan ini diucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Bapak Drs. Budiyono, M.S. selaku pembimbing utama dan Bapak Zulkarnain, M.Si. selaku pembimbing pembantu, serta Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku penguji, atas arahan-arahan ilmiah yang sangat bermanfaat.

Dalam kesempatan ini diucapkan terima kasih pula kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Dr. M. Thoha B. S. Jaya, M.S., selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terima kasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.


(6)

3. Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terima kasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.

4. Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H., selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung terima kasih atas izin dan pelayanan administrasi yang telah diberikan.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Lampung.

7. Bapak Drs. Rosana, M.Si. selaku dosen Pembimbing Akademik.

8. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang berharga kepada penulis.

9. Bapak Jumono selaku Lurah Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo dan Om Edy yang telah banyak membantu memberikan keterangan dan data-data. 10. Maz Eko Adhi Sucipto serta Bapak dan Ibu, terima kasih telah mendoakanku

selama ini.

11. Ndong-ndong yang senantiasa membantu, memotifasi dan mendoakanku selama ini.

12. Sahabat-sahabatku tercinta,GANDULLAZ (umeh, nitol dan boret) abhot, cwy, fitri, bibi, nia, dian, ruri, dewi, ratih, layli dan semua teman-teman geografi angkatan 2007 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.


(7)

13. Teman PPL seperjuanganku (ake, dila, widya, yanti, putri, ria, sufi, zely, hastian dan fahmi) aku apsti merindukan kalian semua.

14. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah memberi bantuan moril maupun materil dalam penyusunan skripsi ini.

Segala kritik serta saran yang konstruktif sangat diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat.

Bandar lampung, 21 Mei 2012 Penulis,


(8)

PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

1. Nama : Reni Safitri

2. NPM : 0743034035

3. Program Studi : Pendidikan Geografi 4. Jurusan Fakultas : Pendidikan IPS/KIP

5. Alamat : RT 002/RW 007 Desa Bangunrejo

Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam suatu Perguruan Tinggi dan sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 21 Mei 2012

Reni Safitri


(9)

abstrak

studi tentang penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS setiap keluarga petani miskin di desa bangunrejo kecamatan bangunrejo kabupaten lampung tengah tahun 2011

oleh reni safitri

penelitian ini bertujuan untuk mengkaji, tentang: penyebab banyaknya jumlah anak setiap keluarga petani miskin di desa bangunrejo kecamatan bangunrejo kabupaten lampung tengah. titik tekan kajiannya pada: usia kawin pertama PUS, lama status kawin, keikutsertaan dalam keluarga berencana, jumlah anak yang diinginkan dan nilai anak dalam keluarga.

penelitian ini menggunakan metode deskriptif. populasi penelitian ini sebanyak 365 PUS, diambil sampel sebanyak 15% (53 PUS), dengan teknik proporsional area random sampling. pengumpulan data dengan, teknik observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi. analisis data dengan teknik tabulasi persentase, sebagai dasar interpretasi dan deskripsi dalam pembuatan laporan penelitian ini.

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) semakin muda usia kawin (<16=56,6%) cenderung memiliki anak banyak. (2) semakin lama kawin ( 14= 3 dan 19 = 4) cenderung memiliki jumlah anak makin banyak. (3) sebanyak 66,04% tidak ikut KB, yang ikut KB memiliki rata-rata 3,96 dan yang tidak ikut KB cenderung memiliki anak banyak. (4) sebanyak 50, 94% ingin memiliki rata-rata 4 anak. (5) sebanyak 100% PUS setuju perkawinan harus menghasilkan anak, anak karunia Tuhan, anak ikatan perkawinan, pewaris harta orang tua dan terbuktilah nilai anak dalam keluarga masih sangat kuat di masyarakat tersebut.


(10)

abstract

study of the causes of the large number of children per family owned EFA poor farmers in rural districts bangunrejo bangunrejo Lampung district center in 2011

by Reni Safitri

This study aims to assess, on: the cause of the large number of children per family of poor farmers in rural districts bangunrejo bangunrejo Lampung district center. studies on pressure points: first marriage age of EFA, the old marital status, participation in family planning, the desired number of children and the children in the family.

This research using descriptive method. This study population as much as 365 PUS, a swab of 15% (53 EFA), with area proportional random sampling technique. Data collection, observation techniques, interviews, questionnaires, documentation. tabulation of data analysis techniques percentages, as the basis for interpretation and description in this

research report.

These results indicate that: (1) the younger age at marriage (<16 = 56.6%) tend to have more children. (2) the longer the marriage ( 14 and 19 = 3 = 4) tended to have more number of children. (3) as much as 66.04% did not participate KB, who joined KB had an average of 3.96 and that did not participate KB tend to have more children. (4) by 50, 94% wanted to have an average of 4 children. (5) as much as 100% PUS agree marriage should produce a child, the child the gift of God, the son of the marriage bond, heir to the wealth of parents and children in family values evident masi


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gambar Bagan Kerangka Pikir Faktor-Faktor Penyebab Banyaknya Jumlah Anak Yang Dimiliki PUS Setiap Keluarga Petani Miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011... 22 2. Peta Persebaran Sampel PUS di Desa Bangunrejo Kecamatan

Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011 ... 27 3. Diagram Batas Besar Nilai Q Dari Masing-Masing Tipe Curah

Hujan Scmidht-Ferguson ... 39 4. Peta Administratif Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo


(12)

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR GAMBAR ...

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Rumusan Penelitian ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 8

E. Kegunaan Penelitian ... 9

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 12

1. Geografi dan Keluarga Berencana ... 12

2. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Fertilitas ... 13

2.1 Usia Kawin Pertama ... 14

2.2 Lamanya Status Perkawinan ... 15

2.3 Keikutsertaan PUS Dalam Program KB ... 16

2.4 Keinginan Dalam Memiliki Sejumlah Anak ... 19

2.5 Nilai Anak Dalam Keluarga ... 20

B. Kerangka Pikir ... 21

C. Hipotesis ... 22

III. METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ... 24

B. Populasi dan Sampel ... 25

1. Polpulasi ... 25

2. Sampel ... 25

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 28

1. Variabel Penelitian ... 28

2. Definisi Operasional Variabel ... 28


(13)

3.1 Teknik Observasi ... 32

3.2 Teknik kuesioner ... 32

3.3 Teknik Dokumentasi ... 33

3.4 Teknik Wawancara ... 33

3.5 Teknik Analisis Data ... 34

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Geografis Daerah Penelitian ... 35

1. Letak Astronomis ... 35

2. Letak, Luas dan Batas Administratif Daerah Penelitian ... 35

3. Keadaan Topografi ... 37

4. Keadaan Iklim ... 37

B. Keadaan Penduduk ... 42

1. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin ... 42

2. Kepadatan Penduduk ... 44

3. Komposisi Penduduk ... 46

3.1 Penduduk Berdasarkan Umur ... 46

3.2 Tingkat Pendidikan Penduduk ... 48

3.3 Mata Pencaharian Penduduk ... 48

3.4 Keadaan Penduduk Berdasarkan Agama ... 49

4. Jumlah Pasangan Usia Subur di Desa Bangunrejo ... 50

5. Jumlah Anak Yang Dimiliki Oleh PUS Petani Miskin ... 50

C. Deskripsi Data Primer Hasil Penelitian ... 51

1. Identitas Responden ... 51

1.1 Umur Responden ... 51

1.2 Tingkat Pendidikan Wanita PUS ... 52

1.3 Agama Responden ... 53

2. Faktor Penyebab Banyaknya Jumlah Anak ... 53

2.1 Usia Kawin Pertama PUS Petani Miskin ... 53

2.2 Lama Status Perkawinan PUS Petani Miskin ... 54

2.3 Ketidakikutsertaan PUS Dalam Program KB ... 56

2.4 Jumlah Anak Yang Di Inginkan PUS Petani Miskin ... 56

2.5 Pandangan PUS Terhadap Nilai Anak ... 57

D. Pembahasan ... 60

1. Usia Kawin Pertama ... 60

2. Lamanya Status Perkawinan ... 61

3. Keikutsertaan PUS Dalam Program KB ... 62

4. Keinginan Dalam Memiliki Sejumlah Anak ... 63

5. Nilai Anak Dalam Keluarga ... 63


(14)

A. Kesimpulan ... 65 B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(15)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Mohamad. 1985. Penelitian kependidikan prosedur dan strategi. Angkasa. Bandung.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Badan Pusat Statistik. 2010. Penduduk Indonesia. BPS Propinsi Lampung. Lampung.

Bintarto. 1968.Buku Penuntun Geografi Sosial.Penerbit UP Spring. Yogyakarta BKKBN. 2003.Kamus Istilah Kependudukan Keluarga Berencana dan Keluarga

Sejahtera.BKKBN. Jakarta.

BKKBN. 2007. Manfaat KB dan Kesehatan Reproduksi. BKKBN. Jakarta

Budiyono. 2003. Dasar-Dasar Geografi Sosial (Bahan Ajar). Program Studi Pendidikan Geografi. Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. FKIP Universitas Lampung.

Budiyono. 2010. Faktor-Faktor Penyebab Tidak Terwujudnya Norma Keluarga Kecil Pada PUS Keluarga Miskin Keturunan Transmigran Kolonisasi Di Desa Bagelen Kecamatan Gedung Tataan Kabupaten Pesawaran Di Propinsi Lampung. Laporan Penelitian. Unila.

Hanafi, Hartanto. 2004. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.

Daldjoeni. 1980. Masalah Kependudukan Dalam Fakta dan Angka. Penerbit Alumni Bandung. Bandung.

http://www.bkkbn.go.id/materi KSPK pada KB nasional 2006. Diakses Tanggal 26 September 2011. Hari Senin Pukul 10.09 WIB.

http://www.puskel.com/3-manfaat-utama-program- keluarga-berencana/ Tanggal 26 September 2011. Pukul 10.21 WIB.


(16)

Hasanah, Rahmatul Tahtu Safitri. 2008. Faktor-Faktor Penyebab Tidak Terwujudnya Norma Keluarga Kecil Pada PUS Pembuat Ikan Asin Di Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur.Skripsi.Bandar Lampung. FKIP Unila.

Ida Bagus Mantra. 1985.Demografi Umum.Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Lans, S Hutabarat. 1976. Pendidikan Kependudukan. Proyek Nasional Pendidikan Kependudukan Dep. P&K dan BKKBN. Jakarta.

Monografi Desa Bangunrejo Tahun 2010.

Nursid, sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan. Alumni. Bandung.

Singarimbun, Marsi. 1995. Metode dan Proses Penelitian. Dalam Masri Singarimbun dan Sofian Effendi. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.

Sudami. 2005. Geografi Regional Indonesia (Diktat). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung.


(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Anak Yang Dimiliki PUS Setiap Keluarga Petani Miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011

... 4

2. Perseberan jumlah PUS Menurut Kelompok Umur Pada Masing-Masing Dusun di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011 ... 6

3. Jumlah Populasi Dan Sampel Penelitian Pasangan Usia Subur di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah 2011 ...

... 26

4. Penggunaan Lahan di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011 ... 36 5. Data Curah Hujan Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten

Lampung Tengah Tahun 2001-2010 ... 38 6. Klasifikasi Iklim Menurut Scmidth-Fergusen ... 39 7. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Bangunrejo

Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah 2011 ... 42 8. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Umur di Desa Bangunrejo Kecamatan

di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011 ... 46 9. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal di Desa

Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011 ... 48 10. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Bangunrejo

Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011 . 49 11. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Bangunrejo Kecamatan

Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011 ... 47 12. Distribusi Pasangan Usia Subur Penduduk di Desa Bangunrejo Kecamatan


(18)

13. Komposisi Tentang Jumlah Anak Yang Dimiliki Wanita PUS Setiap Keluarga Petani Miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011 ... 51 14. Responden Berdasarkan Umur di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo

Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011 ... 52 15. Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Wanita Pasangan Usia

Subur Setiap Keluarga Petani Miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011 ... 52 16. Responden Berdasarkan Usia Kawin Pertama Wanita PUS Setiap Keluarga

Petani Miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011 ... 54 17. Responden Berdasarkan Lama Usia Perkawinan Dan Jumlah Anak Yang

Dimiliki Setiap Keluarga Petani Miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011 ... 55 18. Jumlah Responden Menurut Keikutsertaan Dalam Program KB di Desa

Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011 ... 56 19. Komposisi Tentang Jumlah Anak Yang Diinginkan Oleh PUS Setiap Keluarga

Petani Miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011... 57 20. Responden Tentang Pandangan Nilai Anak Dalam Keluarga Petani Miskin Di

Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011 ... 58


(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Georgafi dan Keluarga Berencana

Dalam penelitian ini, penulis akan membahas mengenai penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS setiap keluarga petani miskin yaitu tentang usia kawin pertama, lamanya status perkawinan, keikutsertaan PUS dalam program KB, keinginan dalam memiliki sejumlah anak, serta nilai anak bagi PUS.

Bintarto (1968 : 17) mengemukakan, bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara penduduk dengan keadaan alam serta aktifitas dan usaha dalam menyesuaikan dan menguasai keadaan alam demi kemakmuran dan kesejahteraan hidupnya.

Geografi sosial adalah studi tentang bentang alam maka bumi oleh adanya interaksi dan interaksi aktivitas dan tata laku manusia dengan lingkungan fisis dan biotis, dalam usaha mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya (Budiyono, 2003 : 17).

Secara garis besar geografi dapat diklasifikasikan menjadi tiga cabang, yaitu: Geografi Fisis (Physical Geography), Geografi Manusia (Human Geography), dan Geografi Regional (Regional Geography) (Nursid Sumaatmadja, 1988:52). Geografi tidak hanya menggambarkan keadaan fisis bumi, tetapi juga kehidupan manusia yang berkaitan dengan aktifitasnya.


(20)

Dalam penelitian ini akan menekankan pada perilaku manusia dan pertumbuhannya, sehingga akan lebih menekankan pada Geografi Sosial yang merupakan dari Geografi Manusia.

Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia kawin, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera dengan memilikidua anak lebih baik (BKKBN, 1992 : 6).

2. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Fertilitas

Menurut Ida Bagus Martra (1985 : 167) bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap fertilitas adalah (1) unsur demografi, antara lain struktur umur, status perkawinan dan proporsi perkawinan, (2) unsur non demografi, antara lain keadaan ekonomi penduduk, tinggi rendahnya tingkat pendidikan, tingkat pendapatan keluarga, perbaikan status wanita, urbanisasi, penggunaan alat kontrasepsi, serta tingkat pengetahuan tentang KB.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap fertilitas selain dari unsur demografi yang meliputi struktur umur, status perkawinan dan proporsi perkawinan juga dari unsur non demografi yang meliputi keadaan ekonomi penduduk, tinggi rendahnya tingkat pendidikan, tingkat pendapatan keluarga, perbaikan status wanita, urbanisasi, penggunaan alat kontrasepsi, serta tingkat pengetahuan tentang keluarga berencana. Faktor-faktor tersebut sangat berpengaruh terhadap fertilitas karena akan memungkinkan bertambahnya jumlah anak dalam keluarga Pasangan Usia Subur (PUS).


(21)

2.1 Usia Kawin Pertama

Usia kawin pertama wanita PUS adalah usia dari wanita PUS tersebut pada waktu menikah dengan seorang laki-laki yang syah sebagai suaminya. Peristiwa kelahiran tidak terlepas dari mana subur yang dimiliki seorang wanita. Hal ini berarti bahwa kesuburan seorang wanita merupakan kemampuan-kemampuan untuk bereproduksi, sehingga akan berpengaruh pada kemampuan melahirkan. Wanita yang melangsungkan perkawinannya pada usia muda, maka reproduksinya juga dapat dipastikan lebih panjang, sehingga anak yang akan dilahirkan akan lebih banyak dari pada usia dewasa maka reproduksinya relatif pendek sehingga cenderung melahirkan anak relatif sedikit.

Daldjoeni (1980 : 176) mengemukakan :

ia dapat melahirkan 7,6 anak. Apabila usia kawin ditingkatkan ke usia 22 tahun, maka jarak menjadi 7,5 anak, yang tidak banyak berbeda dengan usia 17 tahun. Perbedaan jumlah anak baru nampak menyolok apabila usia kawin ditingkatkan

1980:176).

Berdasarkan Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 bahwa seseorang diperbolehkan menikah apabila seorang wanita tersebut berusia 16 tahun dan seorang pria telah mencapai umur 19 tahun.

Berdasarkan pendapat tersebut, maka usia kawin pertama dapat ditentukan sebagai berikut:


(22)

2. Umur 22 tahun tergolong perkawinan dewasa 3. Umur > 27 tahun tergolong perkawinan lanjut

2.2 Lamanya Status Perkawinan

Peristiwa perkawinan merupakan jenjang awal hubungan suami istri dalam membentuk rumah tangga yang akhirnya akan mempengaruhi masalah atkan diri dalam masalah kependudukan, disamping kematian dan migrasi, khususnya dalam segi kelahiran

Lamanya status perkawinan dalam suatu keluarga sebagai ikatan suami istri maka dapat mempengaruhi fertilitas yang berarti akan dipengaruhi banyaknya jumlah anak yang dimiliki.

Menurut Sans, Hutabarat (1982:56) bahwa :

tan seksual yang stabil pada masa reproduksi besar pengaruhnya terhadap fertilitas total. Tetapi pengaruh ikatan seksual (hidup bersama) yang sifatnya sementara pada umumnya kecil. Dalam kebanyakan masyarakat, hampir semua kelahiran terjadi dalam suatu

Berdasarkan pendapat di atas bahwa status perkawinan akan mempengaruhi jumlah anak yang dilahirkan. Lamanya status perkawinan adalah jumlah waktu yang ditempuh pasangan usia subur dari tahun pertama kali menikah sampai saat penelitian. Lamanya status perkawinan dapat dilihat dari usia kawin pertama.


(23)

Berdasarkan hasil penelitian Rahmatul Hasanah TS dalam skripsinya yang berjudul Faktor-faktor penyebab tidak terwujudnya norma keluarga kecil pada PUS pembuat ikan asin di Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur Tahun 2008, lama status perkawinan dikelompokkan sesuai dengan komposisi umur, yaitu :

a. Lama perkawinan 0 9 tahun tergolong perkawinan nuda

b. Lama perkawinan antara 10 19 tahun tergolong perkawinan sedang c. Lama perkawinan lebih dari 19 tahun tergolong perkawinan dewasa

2.3 Keikutsertaan PUS dalam program KB

Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, peningkatan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera dengan memiliki dua anak lebih baik (BKKBN, 2003 : 24). Keluarga Berkualitas adalah keluarga yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak ideal, bertanggung jawab, harmonis, dan berwawasan ke depan. Sesuai dengan Perpres Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009, arah kebijaksanaan pembangunan kependudukan dan keluarga kecil berkualitas dalam program keluarga berencana antara lain untuk mengendalikan tingkat kelahiran melalui upaya memaksimalkan akses dan kualitas pelayanan KB terutama bagi keluarga miskin dan rentan serta daerah terpencil, meningkatkan kualitas kesehatan reproduksi remaja dalam rangka menyiapkan kehidupan berkeluarga yang lebih baik, serta pendewasaan


(24)

usia perkawinan melalui upaya peningkatan pemahaman kesehatan reproduksi remaja (http://www.bkkbn.go.id/webs/index.php/rubrik/detail/380. Tanggal 26 September 2011 at 10.09 am.htm).

Pelaksanaan Program Keluarga Berencana Nasional dikelola oleh BKKBN yang bertujuan ganda, yaitu selain meningkatkan kesehatan ibu dan anak, dan memiliki dua anak lebih baik, sebagai dasar untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, dengan melakukan pengendalian kelahiran setiap keluarga pasangan usia subur. Sehubungan dengan hal tersebut, bahwa secara langsung program KB ditujukan sebagai upaya menurunkan tingkat kelahiran melalui KB, dengan menggunakan alat kontrasepsi secara berlanjut. Hal ini berarti mengajak para pasangan usia subur menjadi peserta KB aktif dan lestari sehingga memberikan dampak langsung terhadap penurunan tingkat kelahiran.

Tujuan program kependudukan bahwa KB diharapkan mampu untuk mewujudkan keluarga kecil yaitu dua anak lebih baik, agar setiap keluarga dapat hidup bahagia dan sejahtera, yang mampu menjadi sumberdaya manusia yang maju dan modern dengan mengendalikan kelahiran anak dalam setiap keluarga dalam menjamin terkendalinya peningkatan pertumbuhan penduduk di Indonesia.

KB mempunyai beberapa manfaat yaitu : a. Bagi Ibu

1. Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan 2. Mencegah setidaknya 1 dari 4 kematian ibu 3. Menjaga kesehatan ibu


(25)

b. Bagi Anak

1. Mengurangi risiko kematian bayi 2. Meningkatkan kesehatan bayi 3. Mencegah bayi kekurangan gizi 4. Tumbuh kembang bayi lebih terjamin

5. Kebutuhan ASI eksklusif selama 6 bulan relatif dapat terpenuhi 6. Mendapatkan kualitas kasih sayang yang lebih maksimal

c. Bagi Keluarga

1. Meningkatkan kesejahteraan keluarga 2. Harmonisasi keluarga lebih terjaga

Menurut Francis Place yang merupakan pelopor pertama didalam gerakan KB, mengemukakan bahwa pemakaian alat kontrasepsi adalah jawaban terhadap masalah pertambahan penduduk, alat-alat kontrasepsi ini tidak menurunkan martabat harga, tidak merusak kesehatan tetapi manjur untuk mencegah kehamilan (Masri Singarimbun 1969 : 11).

Di bawah ini adalah alat-alat kontrasepsi yang biasa dipakai oleh pasangan usia subur :

1. IUD atau spiral 2. Pil KB

3. Suntikan KB

4. Susuk KB atau implant


(26)

Keikutsertaan PUS dalam program KB dalam penelitian ini dimaksudkan adalah ikut atau tidaknya PUS dalam program KB yang menggunakan salah satu jenis alat kontrasepsi.

2.4 Keinginan Dalam Memiliki Sejumlah Anak

Setiap penduduk memiliki nilai budaya yang berbeda-beda, khususnya nilai budaya yang berkaitan dengan kehadiran sejumlah anak dari ikatan perkawinannya. Keinginan dalam memiliki sejumlah anak pada PUS setiap keluarga petani miskin adalah hasrat dalam diri Pasangan Usia Subur untuk memiliki sejumlah anak dengan tidak memandang jenis kelamin laki-laki maupun perempuan.

2.5 Nilai Anak Dalam Keluarga

Kehadiran anak dalam keluarga sangatlah didambakan, karena anak adalah harapan keluarga. Anak mempunyai banyak arti dan fungsi bagi keluarga. Anak sangat didambakan baik dalam keluarga orang desa maupun orang kota. Jumlah anak yang dimiliki PUS adalah banyaknya anak yang dilahirkan hidup oleh wanita PUS dari hasil perkawinan yang syah. Jumlah anak yang dimiliki setiap keluarga atau PUS berbeda-beda jumlahnya dan jumlah yang dimilki PUS dapat kita golongkan menjadi dua, yaitu keluarga kecil dan keluarga besar.


(27)

Nilai anak bagi orang tua dalam kehidupan sehari-hari dapat diketahui dari adanya kenyataan bahwa anak menjadi tempat orang tua mencurahkan kasih sayang. Anak sebagai tanda ikatan keberhasilan perkawinan, anak sering dijadikan pertimbangan oleh pasangan suami istri untuk membatalkan keinginan bercerai, kepada anak nilai-nilai dalam keluarga dapat disosialisasikan dan harta kekayaan keluarga diwariskan ( http:www.//library.usu.ac.id/pengaruh-nilai-dan-jumlah-anak-oada-keluarga-terhadap-NKKBS. Tanggal 26 September 2011 at 10.12 am.htm).

Menurut Budiyono (1994 : 3) dalam laporan penelitian tahun 2010, banyaknya jumlah anak biasanya dilandasi oleh masih kuatnya ikatan sosial budaya terkait dengan nilai anak bagi keluarga yang kini masih menjadi pedoman dan tradisi kehidupannya. Seperti masih adanya pandangan anak sebagai karunia Tuhan yang tidak bisa ditolak, jaminan hari tua, ikatan perkawinan, anak sebagai pelanjut keturunan, penerus sejarah keluarga, pewaris nama, kepuasan batin, anak sebagai tanda keberhasilan perkawinan, yang semua ini merupakan warisan nilai-nilai budaya leluhurnya yang kini tetap dipedomani dalam kehidupannya sehari-hari.

B. Kerangka Pikir

Gerakan keluarga berencana merupakan upaya untuk menciptakan keluarga kecil dan mengendalikan pertumbuhan penduduk yang sangat cepat serta guna menciptakan keluarga bahagia sejahtera yang menjadi program pemerintah untuk seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali sehingga terwujud norma keluarga kecil (NKK) dengan dua anak lebih baik.


(28)

Dalam pelaksanaan gerakan keluarga berencana, ternyata belum sepenuhnya mampu menciptakan keluarga kecil dan bahagia sejahtera khususnya pada setiap keluarga petani miskin. Hal ini dimungkinkan masih adanya pandangan-pandangan yang berkaitan dengan pentingnya kelahiran anak bagi keluarga. Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, menjadi daya tarik peneliti untuk

Jumlah Anak Yang Dimiliki PUS Setiap Keluarga Petani Miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar kerangka pikir seperti dibawah ini :

 Usia Kawin pertama PUS  Lamanya status perkawinan  Keikutsertaan PUS dalam

program KB

 Keinginan dalam memiliki sejumlah anak

 Nilai anak dalam keluarga PUS 

Banyaknya jumlah anak


(29)

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Faktor-Faktor Penyebab Banyaknya Jumlah Anak Yang Dimiliki PUS Setiap Keluarga Pertani Miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011.

Berdasarkan bagan diatas, dapat disimpulkan bahwa penyebab terjadinya banyaknya jumlah anak pada keluarga petani miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah adalah usia kawin pertama, lamanya status perkawinan, keikutsertaan PUS dalam program KB, keinginan dalam memiliki sejumlah anak, serta nilai anak dalam keluarga PUS.

C. Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 71), hipotesis merupakan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Dalam rencana penelitian ini, penulis mengajukan beberapa hipotesis yaitu sebagai berikut :

1. Usia kawin pertama yang menjadi penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS setiap keluarga petani miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011.

2. Lamanya status perkawinan yang menjadi penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS setiap keluarga petani miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011.


(30)

3. Keikutsertaan PUS dalam program KB yang menjadi penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS setiap keluarga petani miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011. 4. Sejumlah anak yang diinginkan pada PUS menjadi penyebab banyaknya

jumlah anak yang dimiliki PUS setiap keluarga petani miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011. 5. Nilai anak dalam keluarga yang menjadi penyebab banyaknya jumlah anak

yang dimiliki PUS setiap keluarga petani miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011.


(31)

III. METODE PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Metode adalah suatu cara yang utama mencapai suatu tujuan, misalnya menguji hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat tertentu. Sedangkan metodelogi penelitian adalah cara yang dipakai dalam pengumpulan data. Metode penelitian yang digunakan dalam rencana penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau fenomena serta untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan keadaan sesuatu. Menurut Mohamad Ali (1985:120), Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi pada masa sekarang, yang dilakukan dengan langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif dalam mendeskripsikan situasi.

Berdasarkan pendapat tersebut, penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif yang dimaksudkan untuk menggambarkan tentang usia kawin pertama PUS, lamanya status perkawinan pada PUS, keikutsertaan PUS dalam program KB, keinginan dalam memiliki sejumlah anak, nilai anak bagi PUS. Maka metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.


(32)

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 130) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Berdasarkan pengertian populasi diatas, maka dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah wanita pasangan usia subur (PUS) setiap keluarga petani miskin yang ada di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah yakni berjumlah 356 orang yang terbagi kedalam sembilan dusun.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006 : 131). Untuk menentukan besarnya sampel, maka pedoman yang digunakan adalah pendapat Suharsimi Arikunto sebagai berikut :

-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penilitian populasi. Tetapi, jika jumlah subyek besar, dapat diambil antara 10-15% atau

20-Berdasarkan dari pendapat diatas, maka pengambilan sampel dalam penelitian ini sebesar 15% dari populasi yaitu sebanyak 53 Pasangan Usia Subur keluarga petani miskin Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah.

Pengambilan sampel ini ditentukan secara proporsional area random sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan besarnya perbandingan jumlah populasi atau suatu kelompok yang diambil secara acak atau rambang. Sebagaimana yang -kelompok yang tersedia itu diambil dari sampel-sampel yang sebanding dengan


(33)

besarnya kelompok dan pengambilannya secara rambang, maka teknik ini disebut

Pengambilan sampel ini dilakukan dengan mengambil semua sampel yang terdiri dari dusun I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII dan IX dusun di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3. Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian Pasangan Pasangan Usia Subur

di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2011.

No Dusun Jumlah Populasi PUS Jumlah Sampel (15%)

1 Dusun I 25 4

2 Dusun II 39 6

3 Dusun III 40 6

4 Dusun IV 38 6

5 Dusun V 44 7

6 Dusun VI 38 5

7 Dusun VII 50 7

8 Dusun VIII 39 6

9 Dusun IX 43 6

Jumlah 356 53

Sumber : Monografi Desa Bangunrejo Tahun 2010

Langkah-langkah pengambilan sampel untuk menentukan responden dengan cara undian, yaitu menulis nomor calon responden pada kertas kecil-kecil kemudian digulung dan dimasukkan ke dalam kotak lalu dikocok sehingga nomor yang tertera itulah yang menjadi sampel dalam penelitian ini.


(34)

(35)

C.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:118) menyebutkan bahwa variabel penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel yang dikaji dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas atau independent variabel yaitu usia kawin pertama, lamanya status perkawinan, keikutsertaan PUS dalam program KB, keinginan dalam memiliki sejumlah anak, serta nilai anak dalam keluarga.

2. Variabel terikat atau dependent variabel yaitu banyaknya jumlah anak yang dimilik PUS setiap keluarga petani miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah.

2. Devinisi Operasional Variabel

Menurut Masri Singarimbun berpendapat bahwa :

penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur

Jadi definisi operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Usia kawin pertama pertama wanita PUS


(36)

6

Usia kawin pertama wanita PUS adalah usia dimana wanita PUS tersebut melangsungkan perkawinannya yang pertama kali yang dinyatakan dalam tahun yaitu:

1. Umur < 16 tahun tergolong perkawinan muda 2. Umur 22 tahun tergolong perkawinan dewasa 3. Umur > 27 tahun tergolong perkawinan lanjut

2. Lamanya status perkawinan dalam keluarga PUS

Lamanya status perkawinan adalah jangka waktu pada saat PUS petani miskin Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah dalam melangsungkan perkawinan pertama yang dinyatakan dalam tahun sampai dengan tahun penelitian. Apabila terjadi perceraian maka waktu selama menjanda tidak termasuk dalam hitungan lama perkawinan, dan dihitung lagi setalah melakukan perkawinan yang berikutnya. Semakin lama pasangan usia subur dalam keadaan status perkawinannya maka semakin banyak peluang antuk memiliki anak apabila pasangan usia subur tidak mengikuti program KB. Menurut BKKBN jumlah anak sedikit yaitu apabila jumlah anak yang dimiliki 1 2 apabila > 2 atau 2 keatas dinyatakan banyak.

Lama status perkawinan dikelompokkan sesuai dengan komposisi kelompok umur, yaitu:

 Lama perkawinan 0 9 tahun tergolong perkawinan muda

 Lama perkawinan antara 10 19 tahun tergolong perkawinan sedang 


(37)

7

3. Keikutsertaan PUS dalam program KB

Program KB ditujukan sebagai upaya menurunkan tingkat kelahiran melalui KB, dengan menggunakan alat kontrasepsi secara berlanjut. Pengetahuan tentang KB yang rendah mempunyai pengaruh terhadap jumlahnya anak yang dimiliki PUS setiap keluarga petani miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah.

Kriteria wanita PUS dalam KB yaitu sebagai berikut : a. Akti : Wanita PUS yang menjadi peserta KB

b. Tidak Aktif : Wanita PUS yang tidak mengikuti program KB Jenis-jenis alat kontrasepsi yang dipakai yaitu :

1. IUD atau spiral 2. Pil KB

3. Suntikan KB

4. Susuk KB atau implant

5. Tubektomi (sterilisasi pada wanita)

4. Keinginan dalam memiliki sejumlah anak

Keinginan memiliki sejumlah anak pada Pasangan Usia Subur keluarga petani miskin, yang dimaksud adalah hasrat diri Pasangan Usia Subur untuk memiliki sejumlah anak dalam ikatan status perkawinannya, tanpa membedakan laki-laki dan perempuan. Keinginan memiliki sejumlah anak pada PUS dikelompokkan


(38)

8

anak banyak.

5. Nilai anak dalam keluarga PUS

Nilai anak dalam keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pandangan PUS setiap keluarga petani miskin Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah tentang nilai anak dalam sebuah keluarga, yang dapat mempengaruhi banyaknya jumlah anak yang dimilki.

Pandangan PUS setiap keluarga petani miskin tentang nilai anak dalam sebuah keluarga yaitu:

1. Suatu perkawinan harus menghasilkan anak 2. Anak adalah karunia Tuhan

3. Anak sebagai penjamin hidup dihari tua 4. Anak akan membantu orang tua

5. Anak sebagai kepuasan batin

6. Anak sebagai penerus sejarah keluarga 7. Banyak anak banyak rezeki

8. Anak sebagai ikatan perkawinan 9. Anak sebagai pewaris harta orangtua

10. Harus mempunyai anak laki-laki atau perempuan


(39)

3.1Teknik Observasi

Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian (Moh Pabundu Tika, 2005 : 44). Penulis melakukan teknik ini untuk melihat secara langsung keadaan objek di lapangan atau wilayah, supaya mendapatkan gambaran keadaan wilayah populasi yang lebih obyektif. Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS satiap keluarga petani miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah.

3.2 Teknik Kuesioner

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 225), kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.

Dalam melaksanakan teknik ini dilakukan dengan mendatangi beberapa responden pada setiap lingkungan kemudian menyebarkan kuisionernya kepada seluruh responden dan dibantu oleh beberapa orang. Adapun data yang akan diambil berupa data primer tentang usia kawin pertama PUS, lamanya status perkawinan dalam keluarga PUS, keikutsertaan PUS dalam program KB, keinginan dalam memiliki sejumlah anak, serta nilai anak dalam keluarga PUS.


(40)

✝ ✞

Teknik dokumentasi yaitu teknik yang digunakan untuk mendapatkan data sekunder oleh peneliti yang berhubungan dengan data penelitian yang diperlukan. Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 231), teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data sekunder yang berupa data-data seperti data jumlah penduduk, data jumlah wanita pasangan usia subur (PUS), peta demografi, monografi desa serta data-data lain yang dianggap perlu dan mendukung penelitian.

3.4 Teknik Wawancara

Teknik wawancara adalah sebuah dialog antara peneliti dengan responden yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi secara langsung yang dilaksanakan dengan panduan kuisioner. Menurut Mohamad Ali (1985 : 83), teknik wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber data.

Dalam hal ini penulis menggunakan teknik wawancara langsung dengan para pesponden dalam rangka melengkapi data kuesioner yang belum lengkap.


(41)

✟✟

Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang mudah dipahami dan diinterpretasikan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang didasarkan pada tabulasi, yaitu dalam bentuk tebel frekuensi dan persentase. Berdasarkan pada tabel data yang telah ditabulasi tersebut dipersentasikan. Dalam analisa tabulasi frekuensi dan persentasi tersebut, digunakan rumus kuantitatif persentase yaitu sebagai berikut:

Rumus : % = x100

Keterangan :

% : Persentase yang diperoleh n : Jumlah nilai yang diperoleh N : Jumlah seluruh nilai


(42)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian deskripsi data primer yang telah dianalisis, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Usia kawin pertama pada wanita PUS setiap keluarga petani miskin melakukuan perkawinan terbanyak yaitu pada usia muda atau berumur < 16

23 jiwa atau 43,4%. Dengan demikian wanita PUS yang melangsungkan perkawinan pertama diusia muda cenderung memiliki anak lebih banyak dari pada menikah diusia dewasa.

2. Lamanya status perkawinan pada PUS setiap keluarga petani miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah sangat mempengaruhi terhadap banyaknya jumlah anak yang dimiliki, karena semakin lama status perkawinan wanita PUS, semakin panjang masa reproduksinya untuk melahirkan anak, maka semakin besar peluang untuk memiliki anak lebih dari dua. Wanita PUS yang usia perkawinannya antara 10 14, 15 19 dan > 19 tahun rata-rata cenderung memilliki 4 anak atau 7,55% pada lama usia perkawinan 10 14, 24,53% lama usia perkawinan antara 15 19 tahun dan 67,92% lama usia perkawinan > 19 tahun.


(43)

3. Sebagian besar (66,04%) PUS tidak mengikuti program KB, menjadi salah satu faktor penyebab banyaknya jumlah anak PUS keluarga petani miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah. 4. Keinginan untuk memiliki jumlah anak kurang dari dua, menjadi faktor

penyebab keluarga petani miskin punya anak banyak di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah.

5. Sebanyak 67% - 100% PUS masih memiliki pandangan kuat terhadap nilai anak dalam keluarga, sehingga menjadi faktor penyebab banyaknya jumlah anak setiap keluarga petani miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah.

B. Saran

Berdasarkan deskripsi data dan analisis data, maka disarankan :

1. Hendaknya orang tua mengawinkan anaknya sesuai Undang-Undang Perkawinan yaitu setelah anak wanitanya berumur 16 tahun atau lebih dari 16 tahun,

2. Hendaknya PUS wanita melakukan KB secara aktif agar tidak terjadi kehamilan yang sesuai dengan keinginan PUS,

3. Hendaknya keluarga PUS tidak memiliki pandangan terhadap jumlah anak tertentu dalam keluarganya, kecuali dua anak cukup baik laki-laki maupun perempuan sama saja,

4. Hendaknya mulai tidak dijadikan pedoman hidup dalam berkeluarga mengenai nilai anak yang selama ini di pedomani.


(1)

8

anak banyak.

5. Nilai anak dalam keluarga PUS

Nilai anak dalam keluarga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pandangan PUS setiap keluarga petani miskin Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah tentang nilai anak dalam sebuah keluarga, yang dapat mempengaruhi banyaknya jumlah anak yang dimilki.

Pandangan PUS setiap keluarga petani miskin tentang nilai anak dalam sebuah keluarga yaitu:

1. Suatu perkawinan harus menghasilkan anak 2. Anak adalah karunia Tuhan

3. Anak sebagai penjamin hidup dihari tua 4. Anak akan membantu orang tua

5. Anak sebagai kepuasan batin

6. Anak sebagai penerus sejarah keluarga 7. Banyak anak banyak rezeki

8. Anak sebagai ikatan perkawinan 9. Anak sebagai pewaris harta orangtua

10. Harus mempunyai anak laki-laki atau perempuan


(2)

3.1Teknik Observasi

Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian (Moh Pabundu Tika, 2005 : 44). Penulis melakukan teknik ini untuk melihat secara langsung keadaan objek di lapangan atau wilayah, supaya mendapatkan gambaran keadaan wilayah populasi yang lebih obyektif.

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS satiap keluarga petani miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah.

3.2 Teknik Kuesioner

Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 225), kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.

Dalam melaksanakan teknik ini dilakukan dengan mendatangi beberapa responden pada setiap lingkungan kemudian menyebarkan kuisionernya kepada seluruh responden dan dibantu oleh beberapa orang. Adapun data yang akan diambil berupa data primer tentang usia kawin pertama PUS, lamanya status perkawinan dalam keluarga PUS, keikutsertaan PUS dalam program KB, keinginan dalam memiliki sejumlah anak, serta nilai anak dalam keluarga PUS.


(3)

✝ ✞

Teknik dokumentasi yaitu teknik yang digunakan untuk mendapatkan data sekunder oleh peneliti yang berhubungan dengan data penelitian yang diperlukan. Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 231), teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data sekunder yang berupa data-data seperti data jumlah penduduk, data jumlah wanita pasangan usia subur (PUS), peta demografi, monografi desa serta data-data lain yang dianggap perlu dan mendukung penelitian.

3.4 Teknik Wawancara

Teknik wawancara adalah sebuah dialog antara peneliti dengan responden yang digunakan untuk memperoleh data atau informasi secara langsung yang dilaksanakan dengan panduan kuisioner. Menurut Mohamad Ali (1985 : 83), teknik wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber data.

Dalam hal ini penulis menggunakan teknik wawancara langsung dengan para pesponden dalam rangka melengkapi data kuesioner yang belum lengkap.


(4)

✟✟

Analisa data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang mudah dipahami dan diinterpretasikan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang didasarkan pada tabulasi, yaitu dalam bentuk tebel frekuensi dan persentase. Berdasarkan pada tabel data yang telah ditabulasi tersebut dipersentasikan. Dalam analisa tabulasi frekuensi dan persentasi tersebut, digunakan rumus kuantitatif persentase yaitu sebagai berikut:

Rumus : % = x100

Keterangan :

% : Persentase yang diperoleh n : Jumlah nilai yang diperoleh N : Jumlah seluruh nilai


(5)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian deskripsi data primer yang telah dianalisis, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Usia kawin pertama pada wanita PUS setiap keluarga petani miskin melakukuan perkawinan terbanyak yaitu pada usia muda atau berumur < 16

23 jiwa atau 43,4%. Dengan demikian wanita PUS yang melangsungkan perkawinan pertama diusia muda cenderung memiliki anak lebih banyak dari pada menikah diusia dewasa.

2. Lamanya status perkawinan pada PUS setiap keluarga petani miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah sangat mempengaruhi terhadap banyaknya jumlah anak yang dimiliki, karena semakin lama status perkawinan wanita PUS, semakin panjang masa reproduksinya untuk melahirkan anak, maka semakin besar peluang untuk memiliki anak lebih dari dua. Wanita PUS yang usia perkawinannya antara 10 14, 15 19 dan > 19 tahun rata-rata cenderung memilliki 4 anak atau 7,55% pada lama usia perkawinan 10 14, 24,53% lama usia perkawinan antara 15 19 tahun dan 67,92% lama usia perkawinan > 19 tahun.


(6)

3. Sebagian besar (66,04%) PUS tidak mengikuti program KB, menjadi salah satu faktor penyebab banyaknya jumlah anak PUS keluarga petani miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah. 4. Keinginan untuk memiliki jumlah anak kurang dari dua, menjadi faktor

penyebab keluarga petani miskin punya anak banyak di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah.

5. Sebanyak 67% - 100% PUS masih memiliki pandangan kuat terhadap nilai anak dalam keluarga, sehingga menjadi faktor penyebab banyaknya jumlah anak setiap keluarga petani miskin di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah.

B. Saran

Berdasarkan deskripsi data dan analisis data, maka disarankan :

1. Hendaknya orang tua mengawinkan anaknya sesuai Undang-Undang Perkawinan yaitu setelah anak wanitanya berumur 16 tahun atau lebih dari 16 tahun,

2. Hendaknya PUS wanita melakukan KB secara aktif agar tidak terjadi kehamilan yang sesuai dengan keinginan PUS,

3. Hendaknya keluarga PUS tidak memiliki pandangan terhadap jumlah anak tertentu dalam keluarganya, kecuali dua anak cukup baik laki-laki maupun perempuan sama saja,

4. Hendaknya mulai tidak dijadikan pedoman hidup dalam berkeluarga mengenai nilai anak yang selama ini di pedomani.


Dokumen yang terkait

STUDI TENTANG PENYEBAB BANYAKNYA JUMLAH ANAK YANG DIMILIKI PUS SETIAP KELUARGA PRA SEJAHTERA KETURUNAN TRANSMIGRAN KOLONISASI DI DESA BAGELEN KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2009

0 7 13

DESKRIPSI KELUARGA PETANI MISKIN DI DESA PUJO ASRI KECAMATAN TRIMURJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2011

0 8 48

STUDI TENTANG PENYEBAB BANYAKNYA JUMLAH ANAK YANG DIMILIKI KELUARGA PUS BURUH PENDERES KARET DI DESA PANARAGAN JAYA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2012

0 28 48

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BANYAKNYA JUMLAH ANAK WANITA PUS NON AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA DI KELURAHAN KOTABUMI ILIR KECAMATAN KOTABUMI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2014

0 11 53

KESETARAAN GENDER DALAM PEMBAGIAN HARTA WARIS PERSPEKTIF KYAI PESANTREN ROUDLOTUL JANNAH (Studi di Desa Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah)

0 0 114

BAB I PENDAHULUAN A. Penegasan Judul - TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PEMBAYARANHUTANGDENGAN BATU BATA (Studi pada Pengusaha Batu Bata di Kampung Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 4 12

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Hutang Piutang - TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PEMBAYARANHUTANGDENGAN BATU BATA (Studi pada Pengusaha Batu Bata di Kampung Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah) - Raden Intan Repository

0 0 22

BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Kampung Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah - TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PEMBAYARANHUTANGDENGAN BATU BATA (Studi pada Pengusaha Batu Bata di Kampung Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupat

0 0 24

BAB IV ANALISIS DATA A. Pelaksanaan Pembayaran Hutang dengan Batu Bata yang Terjadi di Kampung Bangunrejo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah - TINJAUAN HUKUM ISLAM TENTANG PEMBAYARANHUTANGDENGAN BATU BATA (Studi pada Pengusaha Batu Bata di Kamp

0 0 6

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi pada petani buah naga di Desa Sri Pendowo Kecamatan Bangunrejo Kabupaten Lampung Tengah) Skripsi - Raden Intan Repository

0 1 128