STUDI TENTANG PENYEBAB BANYAKNYA JUMLAH ANAK YANG DIMILIKI KELUARGA PUS BURUH PENDERES KARET DI DESA PANARAGAN JAYA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2012

(1)

ABSTRAK

STUDI TENTANG PENYEBAB BANYAKNYA JUMLAH ANAK YANG DIMILIKI KELUARGA PUS BURUH PENDERES KARET DI DESA

PANARAGAN JAYA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2012

Oleh

DATA NIDAR SARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang: Penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Tahun 2012. Titik tekan kajiannya pada usia kawin pertama wanita, lama status perkawinan, jumlah anak yang diinginkan, keikutsertaan KB, dan pandangan PUS terhadap nilai anak dalam keluarga.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitian ini sebanyak 56 PUS, semua menjadi responden (penelitian populasi). Pengambilan data dengan teknik observasi, wawancara berstruktur dan dokumentasi. Analisis data dengan tabel tunggal, sebagai dasar interpretasi dan deskripsi dalam pembuatan laporan penelitian ini.

Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa (1) Sebanyak 58,9% wanita PUS menikah usia muda (<16 tahun) rata-rata jumlah anaknya 4,1 lebih banyak dari PUS usia kawin tahun rata-rata 3,7. (2) Sebanyak 73,2% wanita PUS lama masa perkawinannya ( 19 tahun) rata-rata jumlah anaknya 4,1. (3) Sebanyak 94,6% wanita PUS ingin memiliki anak banyak yaitu 3 sampai 5 orang anak. (4) Sebanyak 75% wanita PUS tidak ikut KB dengan jumlah anak rata-rata 4,1 dan yang ikut KB memiliki rata-rata anak 3,6. (5) Sebanyak 64,3% PUS memiliki pandangan yang kuat terhadap nilai anak dalam keluarga.


(2)

STUDI TENTANG PENYEBAB BANYAKNYA JUMLAH ANAK YANG DIMILIKI KELUARGA PUS BURUH PENDERES KARET DI DESA

PANARAGAN JAYA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2012

(Skripsi)

Oleh

DATA NIDAR SARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(3)

Judul Skripsi : Studi Tentang Penyebab Banyaknya Jumlah Anak Yang Dimiliki Keluarga PUS Buruh Penderes Karet Di Desa Panaragan Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012

Nama Mahasiswa : Data Nidar Sari No. Pokok Mahasiswa : 0853034012 Jurusan : Pendidikan IPS Program Studi : Pendidikan Geografi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama, Pembimbing Pembantu,

Drs. Budiyono, M.S. Drs. Edy Haryono, M.Si.

NIP 19521022 198103 1 003 NIP 19571218 198503 1 002

2. Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Ketua Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Geografi

Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. Drs. Zulkarnain, M.Si. NIP 19560108 198503 1 002 NIP 19600111 198703 1 001


(4)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Budiyono, M.S. ...

Penguji Utama : Dra. Hj. Nani Suwarni, M.Si ...

Sakretaris : Drs. Edy Haryono, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.S. NIP : 19600315 1 198503 1 003


(5)

PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini:

1. Nama : Data Nidar Sari 2. NPM : 0853034012

3. Program Studi : Pendidikan Geografi 4. Jurusan /Fakultas : Pendidikan IPS/KIP

5. Alamat : Panaragan Jaya RT 4 RK 1 Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam suatu Perguruan Tinggi dan sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, 12 Desember 2012


(6)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap rasa syukur kupersembahkan karyaku ini kepada Bapak dan Ibu tersayang untuk perjuangannya yang dengan penuh kesabaran, membesarkan,

memberikan doa dan materi untuk keberhasilanku.

Almamater tercinta Universitas Lampung yang telah mendidik dan mendewasakanku.


(7)

SANWACANA

Alhamdulillahhirobbil’alamin, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan limpahan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Tentang Penyebab

Banyaknya Jumlah Anak Yang Dimiliki PUS Keluarga Buruh Penderes Karet di

Desa Panaragan Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012”

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Bapak Drs. Budiyono, M.S. selaku pembimbing utama, Bapak Drs. Edy Haryono, M.Si. selaku pembimbing pembantu, serta Ibu Dra. Hj. Nani Suwarni, M.Si. selaku penguji yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan, ilmu, saran serta kesabaran yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.

Tidak ada yang dapat penulis berikan selain do’a yang tulus ikhlas semoga ilmu dan amal yang diberikan kepada penulis selama proses bimbingan menjadi amal ibadah di sisi Allah SWT.


(8)

Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Hi. M. Thoha B. S. Jaya, M.S. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si. selaku Pembantu Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

6. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

8. Bapak Ngadino selaku Kepala Desa Panaragan Jaya yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian.

9. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Geografi 2008 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang senantiasa saling memberikan do’a, semangat motivasi, dukungan, dan bantuan selama kuliah sampai menyelesaikan skripsi.


(9)

Semoga Allah SWT selalu memberikan limpahan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada kita semua. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Bandar Lampung, 12 Desember 2012 Penulis,


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... I. PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C.Rumusan Masalah ... 7

D.Tujuan Penelitian ... 8

E. Kegunaan Penelitian ... 9

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 10

II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 11

1. Lingkup Penelitian Geografi ... 11

2. Pasangan Usia Subur... 12

3. Penyebab Banyaknya Jumlah Anak yang Dimiliki PUS ... 12

a. Usia Kawin Pertama Wanita PUS ... 12

b. Lama Status Perkawinan Dalam Keluarga PUS ... 13

c. Jumlah Anak yang Diinginkan Dalam Keluarga PUS ... 15

d. Keikutsertaan PUS Dalam Keluarga Berencana (KB) ... 16

e. Pandangan PUS Terhadap Nilai Anak ... 17

4. Penelitian yang Relevan ... 18

B. Kerangka Pikir ... 19

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 21

B. Populasi dan Sampel ... 21

1. Populsi... 21

2. Sampel... 22

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ... 22

xiii

xviii xvii


(11)

1. Variabel Penelitian ... 22

2. Definisi Operasional Variabel... 24

D.Teknik Pengumpulan Data ... 26

1. Observasi... 26

2. Wawancara Berstruktur ... 26

3. Dokumentasi ... 27

E. Teknik Analisis Data ... 27

HASIL DAN PEMBAHASAN A.Keadaan Geografis Daerah Penelitian ... 28

1. Letak Astronomis Daerah Penelitian ... 28

2. Luas dan Batas Administratif Daerah Penelitian ... 29

3. Keadaan Topografi Daerah Penelitian ... 32

4. Keadaan Iklim Daerah Penelitian ... 32

5. Keadaan Tanah... 35

6. Keadaan Sosial Ekonomi ... 36

B. Keadaan Penduduk ... 37

1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37

2. Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk ... 38

3. Komposisi Penduduk ... 40

a. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ... 40

b. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 42

c. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 44

d. Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama ... 45

C. Deskripsi dan Pembahasan Data Hasil Penelitian ... 46

1. Identitas Responden ... 46

a. Umur Responden ... 46

b. Tingkat Pendidikan Wanita PUS ... 47

c. Agama Responden ... 48

2. Pembahasan Penyebab Banyaknya Jumlah Anak yang Dimiliki 49

a. Usia Kawin Pertama Wanita PUS Buruh Penderes Karet ... 49

b. Lamanya Status Perkawinan Dalam Keluarga PUS ... 52

c. Jumlah Anak yang Diinginkan Keluarga PUS ... 53

d. Jumlah Anak yang Dimiliki Keluarga PUS ... 55

e. Ketidakikutsertaan PUS Dalam Melaksanakan KB ... 56

f. Pandangan PUS Terhadap Nilai Anak Dalam Keluarga ... 58

V.KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xiv IV.


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Persebaran PUS Keluarga Buruh Penderes Karet di Desa

Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten

Tulang Bawang Barat Tahun 2012 ... 4 2. Umur, Lama Masa Perkawinan, Usia Kawin Pertama, dan

Jumlah Anak yang Dimiliki Wanita PUS Buruh Penderes Karet

di Desa Panaragan Jaya Tahun 2012 ... 5 3. Penggunaan Lahan di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang

Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012 29 4. Data Curah Hujan Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang

Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun

2001-2010……….. ... 33 5. Klasifikasi Iklim Menurut Schmidth – Ferguson ... 35 6. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa

Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah

Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2012 ... 37 7. Persebaran Penduduk Per Dusun di Desa Panaragan Jaya

Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang

Bawang Barat Tahun 2012 ... 38 8. Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur di Desa

Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah

Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012 ... 41 9. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di

Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah

Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2011 ... 43 10.Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa

Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah

Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2011 ... 44


(13)

11.Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang

Bawang Barat Tahun 2011 ... 45 12.Jumlah Wanita PUS Berdasarkan Umur di Desa Panaragan

Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang

Bawang Barat Tahun 2012 ... 46 13.Jumlah Anak yang Dimiliki Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Wanita PUS Keluarga Buruh Penderes Karet di Desa

Panaragan Jaya Tahun 2012 ... 47 14.Jumlah Anak yang Dimiliki Berdasarkan Usia Kawin Pertama

Wanita PUS Buruh Penderes Karet di Desa Panaragan Jaya

Tahun 2012... 49 15.Jumlah Wanita PUS Buruh Penderes Karet yang Menikah

Pada Usia Kawin Pertama (<16 Tahun) di Desa Panaragan

Jaya Tahun 2012 ... 50 16.Jumlah Wanita PUS Buruh Penderes Karet yang Memiliki

Alasan Menikah di Bawah Usia Nikah (<16 Tahun) di Desa

Panaragan Jaya Tahun 2012 ... 51

17.Jumlah Anak yang Dimiliki Berdasarkan Lamanya Status Perkawinan Pada PUS Keluarga Buruh Penderes Karet di

Desa Panaragan Jaya Tahun 2012 ... 52 18.Jumlah Anak yang Diinginkan PUS Keluarga Buruh Penderes

Karet di Desa Panaragan jaya Kecamatan Tulang Bawang

Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012 ... 54

19.Jumlah Anak yang Dimiliki Keluarga PUS Buruh Penderes Karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang

Tengah Kabupaten Tulang Barat Tahun 2012 ... 56 20.Jumlah Anak yang Dimiliki Responden Berdasarkan

Keikutsertaan Wanita PUS Keluarga Buruh Penderes Karet di

Desa Panaragan Jaya Tahun 2012 ... 57 21.Jawaban Wanita PUS Mengenai Pandangan Nilai Anak

Dalam Keluarga Buruh Penderes Karet di Desa Panaragan

Jaya Tahun 2012 ... 58


(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 1. Bagan Kerangka Pikir ... 20 2. Peta Persebaran Responden di Desa Panaragan Jaya

Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang

Bawang Barat Tahun 2012 ... 23 3. Peta Administratif Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang

Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun

2012 ... 31 4. Diagram Batas Besar Nilai Q Dari Masing-masing Tipe Curah

Hujan Schmidth - Ferguson ... 34


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1. Data Mengenai Umur Responden, Tingkat Pendidikan

Responden, Usia Kawin Pertama Wanita PUS, Lamanya Status Perkawinan Responden, Jumlah Anak Yang Dimiliki PUS, Jumlah Anak Yang Diinginkan PUS Di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang

Bawang Barat Tahun 2012 ... 69

2. Rekapitulasi Pandangan PUS terhadap Nilai Anak Dalam Keluarga Pada Wanita PUS Buruh Penderes Karet Di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012 ... 72

3. Kuisioner Penelitian ... 75

4. Surat Penelitian Pendahuluan ... 79

5. Surat Izin Penelitian ... 80

6. Surat Keterangan Penelitian ... 81

7. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Masgar Lampung ... 82


(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan jumlah penduduk yang semakin meningkat dan persebaran penduduk yang tidak merata masih merupakan masalah yang cukup serius apabila tidak segera mendapatkan pemecahannya. Jumlah penduduk yang besar dapat menjadi modal, namun dapat pula menjadi beban dalam proses pembangunan. Jumlah penduduk yang semakin bertambah dari tahun ke tahun akan menimbulkan dampak terhadap kesejahteraan setiap keluarga.

Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237.556.363 jiwa, bila dilihat dari tahun 1990-2010 jumlah penduduk Indonesia terus mengalami peningkatan. Perkembangan jumlah penduduk Indonesia sejak tahun 1990-2010 yaitu, pada tahun 1990 penduduk Indonesia sebanyak 179,4 juta jiwa. Jumlah ini bertambah mencapai 205,1 juta jiwa pada tahun 2000, yang berarti mengalami laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,40 persen pertahun antara 1990-2000. Pada periode sepuluh tahun terakhir ini yaitu tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia sudah mencapai 237,6 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49 persen pertahun (BPS, 2010:8).

Bukan hanya jumlah penduduk di Indonesia saja yang terus bertambah, jumlah penduduk di Propinsi Lampung dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan.


(17)

Pada tahun 2005 penduduknya berjumlah 7.116.177 jiwa dan di tahun 2007 bertambah menjadi 7.289.767 jiwa, bahkan di tahun 2010 berjumlah 7.596.115 jiwa. Jumlah penduduk di Kabupaten Tulang Bawang Barat pada tahun 2010 yaitu 253.383 jiwa sedangkan jumlah di Kecamatan Tulang Bawang Tengah pada tahun 2010 yaitu 76.665 jiwa (BPS, 2010:23).

Berkaitan dengan masih bertambahnya jumlah penduduk tersebut, menurut Ninik Widiyanti (1987:145) jumlah penduduk yang demikian besarnya dengan tidak diimbangi oleh adanya kebutuhan hidup manusia, mengakibatkan setiap manusia yang sadar akan ternganga bila hal tersebut tidak mendapat perhatian, justru akan memusnahkan manusia itu sendiri.

Pernyataan tersebut di atas, adalah suatu gambaran yang menunjukkan ketimpangan jumlah penduduk yang terjadi akibat kelahiran yang terus menerus dan tidak diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan pangan. Hal ini selain diakibatkan dari adanya kelahiran yang terus menerus terjadi, juga diakibatkan oleh meningkatnya jumlah penduduk non-produktif, yang akan menambah besarnya jumlah beban tanggungan setiap kepala keluarga.

Atas dasar kondisi tersebut, pemerintah Indonesia berupaya menurunkan laju pertumbuhan penduduk melalui program Keluarga Berencana yang diprakarsai oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai lembaga pemerintah, dengan menekan angka kelahiran dalam setiap keluarga. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan setiap keluarga, BKKBN mengupayakan suatu program untuk mengatur jumlah anak yang ideal pada setiap keluarga khususnya keluarga yang masih dalam Pasangan Usia Subur (PUS)


(18)

untuk mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) (Hanafi Hartanto 2004:12). Artinya bahwa setiap keluarga agar memiliki dua anak, laki atau perempuan sama saja. Sebagaimana tujuan pokok dari program keluarga berencana ialah:

1. meningkatkan derajat kesehatan serta kesejahteraan ibu dan anak, keluarga dan bangsa pada umumnya; dan

2. meningkatkan taraf kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka kelahiran sedemikian rupa, sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan kita untuk menaikkan produksi (Ninik Widiyanti, 1987:156).

Sejak tahun 1970-an pemerintah memberlakukan program untuk mengatur jumlah anak yang ideal pada setiap keluarga yaitu berjumlah tiga orang anak yang berlaku sampai tahun 1994. Namun, untuk tahun berikutnya pemerintah memprogramkan anak, setiap PUS bukan tiga orang anak tetapi dua anak saja, yang diberlakukan setelah Tahun 1994 sampai dengan sekarang.

Gerakan keluarga berencana selain berfungsi menurunkan dan mengendalikan pertumbuhan penduduk, juga diharapkan sebagai upaya untuk menciptakan dan mewujudkan “Norma Keluarga Kecil” dua anak laki-laki dan perempuan sama saja, guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran setiap keluarga.

Dalam Undang-Undang No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, dijelaskan bahwa Keluarga Berencana adalah upaya dalam meningkatkan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga dan peningkatan kesejahteraan keluarga agar dapat mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (BKKBN, 2007:6).


(19)

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, melalui gerakan KB pemerintah telah berusaha untuk menurunkan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia namun belum berhasil, masih banyak hambatan dalam mewujudkan dua anak setiap keluarganya. Berdasarkan pra survei yang telah dilakukan diketahui bahwa Desa Panaragan Jaya terdiri dari tiga dusun dengan jumlah penduduk tahun 2011 sebanyak 5.395 jiwa. Terdiri dari jumlah penduduk laki-laki 2.601 jiwa, dan jumlah penduduk perempuan 2.794 jiwa dengan luas wilayah 884 hektar. Serta terdapat 1.133 kepala keluarga yang terdiri dari 587 kepala keluarga PUS (51,80%), dengan jumlah tanggungan empat sampai lima orang per KK (Monografi Desa Panaragan Jaya Tahun 2011).

Berdasarkan banyaknya jumlah PUS yaitu 587 pasangan usia subur, terdapat 119 PUS yang bermata pencaharian sebagai buruh penderes karet, dan terdapat 56 PUS keluarga buruh penderes karet yang memiliki anak lebih dari dua. Adapun persebarannya di tiga dusun, hal ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut:

Tabel 1. Persebaran PUS Keluarga Buruh Penderes Karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012

Berdasarkan Tabel 1 di atas, menunjukkan bahwa terdapat PUS keluarga buruh penderes karet yang memiliki jumlah anak lebih dari dua, yaitu sebanyak 56 PUS yang tersebar di tiga dusun, yaitu dusun I, II, dan III. Sebanyak 56 PUS tersebut

No Dusun Persebaran PUS Buruh Penderes Karet (PUS)

Persebaran PUS Buruh Penderes Karet

(anaknya >2) 1. 2. 3. I II III 44 39 36 24 13 19 Jumlah 119 56 Sumber: Hasil Pra Survei dan Perhitungan Tahun 2012


(20)

diantaranya adalah suami dan istri dari keluarga PUS buruh penderes karet yang bekerja pada buruh petani karet yakni pemilik perkebunan karet. Hal ini

merupakan gambaran dari tidak terwujudnya “Norma Keluarga Kecil” pada PUS

keluarga buruh penderes karet. Berdasarkan pra survei kepada 10 wanita PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya, jumlah rata-rata anak yang dimiliki PUS yaitu 4,1 orang anak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 2. Umur, Lama Masa Perkawinan, Usia Kawin Pertama, dan Jumlah Anak yang Dimiliki Wanita PUS Buruh Penderes Karet di Desa Panaragan Jaya Tahun 2012

Berdasarkan hasil wawancara saat melakukan pra survei pada tanggal 7 Februari 2012, rata-rata jumlah anak yang dimiliki PUS buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya masih tergolong banyak yaitu rata-rata 4,1 orang anak, dan ini merupakan PUS yang kemungkinan masih bisa melahirkan lagi. Banyaknya jumlah anak tersebut diduga selain masih banyaknya pendapat bahwa anak membawa rezekinya masing-masing dan setiap anak adalah karunia Tuhan yang harus diterima, juga oleh usia kawin pertama, lama status perkawinan, jumlah

No. Nama Wanita PUS

Umur

(Tahun) Pendidikan

Lama Masa Perkawinan (Tahun) Usia Kawin Pertama Jumlah Anak yang Dimiliki 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Mariyem Karyati Badriyah Suyanti Nasliyanti Dedeh Iriyani Sri Haryanti Liyamah Sutini Entin Rustini 36 35 39 36 35 38 45 39 38 39 SD SD SD SD SD SD SD SMP SD SMA 21 19 20 18 20 24 30 21 24 19 15 16 19 18 15 14 15 18 14 20 4 3 5 3 5 4 5 3 4 5

Jumlah 41

Rata-rata Jumlah Anak 4,1 Sumber: Wawancara wanita PUS buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya,


(21)

anak yang diinginkan, keikutsertaan PUS sebagai akseptor KB, dan pandangan PUS terhadap nilai anak.

Mengenai usia kawin pertama wanita PUS dan lama status perkawinan diduga juga merupakan penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet. Hal ini dimungkinkan karena PUS melaksanakan usia perkawinan muda (yaitu < 16 tahun), maka masa perkawinannya menjadi lebih lama sehingga masa reproduksi lebih panjang dan semakin besar kesempatan untuk mendapatkan anak banyak. Hal tersebut dimungkinkan merupakan penyebab PUS berkeinginan untuk memiliki anak lebih dari dua yang diduga dapat menghambat pelaksanaan program KB dalam mewujudkan NKKBS.

Keikutsertaan pasangan usia subur dalam ber-KB, juga dimungkinkan menjadi penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki keluarga PUS buruh penderes karet. Hal ini berkaitan dengan partisipasi wanita PUS dalam pemakaian alat kontrasepsi untuk melaksanakan program KB dengan mewujudkan norma keluarga kecil yang diprogramkan BKKBN.

Selain itu adanya pendapat Hutabarat (1976:56) bahwa mempunyai anak dihubungkan dengan anak sebagai pelanjut keturunan, anak sebagai pewaris harta, anak sebagai pewaris nama, anak sebagai ikatan perkawinan, anak sebagai jaminan hari tua, dan banyak anak banyak rezeki. Selain itu anak laki-laki lebih penting karena sebagai penerus generasi dan jika hanya memiliki anak perempuan saja maka harus diusahakan untuk memiliki anak laki-laki. Hal tersebut juga dimungkinkan merupakan penyebab PUS berkeinginan untuk memiliki anak lebih


(22)

dari dua, yang nantinya menjadi penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki keluarga PUS buruh penderes karet.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas penulis tertarik untuk mengadakan

penelitian yang berjudul “Studi Tentang Penyebab Banyaknya Jumlah Anak yang

Dimiliki Keluarga PUS Buruh Penderes Karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Tahun 2012”.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Usia kawin pertama wanita PUS keluarga buruh penderes karet 2. Lamanya status perkawinan PUS keluarga buruh penderes karet

3. Jumlah anak yang diinginkan pada PUS keluarga buruh penderes karet 4. Keikutsertaan PUS dalam program KB

5. Pandangan terhadap nilai anak PUS keluarga buruh penderes karet

C.Rumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti dan dirumuskan sebagai berikut:

1) Apakah usia kawin pertama wanita PUS usia muda menjadi penyebab banyaknya jumlah anak keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat?

2) Apakah lamanya status perkawinan menjadi penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki wanita PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat?


(23)

3) Apakah sejumlah anak yang diinginkan pada keluarga PUS menjadi penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki keluarga PUS buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat?

4) Apakah ketidakikutsertaan wanita PUS dalam Keluarga Berencana (KB) menjadi penyebab banyaknya jumlah anak setiap keluarga PUS buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat?

5) Apakah setiap keluarga PUS masih memiliki pandangan yang kuat terhadap nilai anak dalam keluarga menjadi penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat?

D.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

1) Untuk mendapatkan informasi mengenai usia kawin pertama wanita PUS dengan banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat.

2) Untuk mendapatkan informasi mengenai lamanya status perkawinan dengan banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat.


(24)

3) Untuk mendapatkan informasi mengenai sejumlah anak yang diinginkan wanita PUS dengan banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat.

4) Untuk mendapatkan informasi mengenai keikutsertaan wanita PUS dalam melaksanakan KB terhadap banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat.

5) Untuk mendapatkan informasi mengenai pandangan PUS terhadap nilai anak yang dimiliki PUS buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat.

E.Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penelitian ini adalah:

1) Sebagai salah satu syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Geografi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2) Sebagai aplikasi ilmu pengetahuan yang diperoleh selama di Perguruan Tinggi khususnya yang berhubungan dengan kajian geografi sosial.

3) Hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pembaca dalam melakukan penelitian tentang banyaknya jumlah anak pada PUS.

4) Menambah pengetahuan yang berkenaan dengan proses belajar, sebagai suplemen materi pembelajaran dalam Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya


(25)

Mata Pelajaran Geografi SMA Kelas XI IPS semester 2 Bab IV Pokok Bahasan Antroposfer Sub Pokok Bahasan Kebijakan Kependudukan di Indonesia.

F.Ruang Lingkup Penelitian

1) Ruang lingkup objek penelitian adalah penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat.

2) Ruang lingkup subjek penelitian adalah wanita Pasangan Usia Subur (PUS) keluarga buruh penderes karet yang beranak banyak di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat.

3) Ruang lingkup tempat penelitian adalah Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat.

4) Ruang lingkup waktu, yaitu Tahun 2012. 5) Ruang lingkup ilmu adalah Geografi Sosial

Geografi sosial adalah studi bentang alam muka bumi oleh adanya interaksi dan interelasi aktivitas dan tata laku manusia dengan lingkungan fisik biotis, dalam usaha mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya (Budiyono, 2003:17). Alasan geografi sosial sebagai ruang lingkup ilmu dalam penelitian ini, dikarenakan fenomena banyaknya jumlah anak yang dimiliki merupakan salah satu masalah sosial yang dikaji dalam geografi sosial yaitu mengenai kehidupan masyarakat, manusia di suatu tempat di muka bumi, yang merupakan salah satu unsur geografi sosial yang mempengaruhi kehidupan masyarakat serta lingkungannya.


(26)

I. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A.Tinjauan Pustaka

1. Lingkup Penelitian Geografi

Menurut (Bintarto (1977:9) geografi merupakan ilmu pengetahuan yang mencitrakan (to describe), menerangkan sifat bumi, serta menganalisa gejala-gejala alam dan penduduk, serta mempelajari corak khas mengenai kehidupan dan berusaha mencari fungsi dari unsur bumi dalam ruang dan waktu.

Geografi adalah ilmu yang mempelajari bumi dengan unsur-unsur fisisnya, dalam hubungan dan pengaruh timbal baliknya dengan kehidupan dan aktivitas manusia (Budiyono, 2003:3)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa geografi merupakan ilmu yang mempelajari fenomena alam yang ada di bumi dan aktivitas manusia, serta hubungan keduanya dalam konteks keruangan, kelingkungan dan kewilayahan.

Nursid Sumaatmadja (1988:56) mengemukakan bahwa geografi sosial adalah cabang Geografi Manusia yang bidang studinya aspek keruangan yang karakteristik dari penduduk, organisasi sosial, dan unsur kebudayaan dan kemasyarakatan.


(27)

Dalam penelitian ini termasuk dalam lingkup geografi sosial dikarenakan penelitian ini berkaitan dengan perilaku dan aktivitas manusia.

2. Pasangan Usia Subur

Pasangan usia subur yaitu pasangan yang istrinya berumur 15 sampai 49 tahun atau pasangan suami-istri berumur kurang dari 15 tahun dan sudah haid atau istri berumur lebih dari 50 tahun tetapi masih haid (datang bulan) (BKKBN, 1999:26).

Berdasarkan pendapat di atas, pasangan usia subur adalah pasangan suami istri yang telah berumah tangga dan masih dapat menjalankan fungsi reproduksi dan menghasilkan keturunan yang dibatasi pada usia istrinya 15 sampai 49 tahun, karena usia 15 tahun adalah usia yang dianjurkan untuk menikah dan usia lebih dari 49 tahun merupakan usia rata-rata wanita mengalami menopause.

3. Penyebab Banyaknya Jumlah Anak yang Dimiliki PUS

a. Usia Kawin Pertama Wanita PUS

Kelahiran tidak terlepas dari masa subur yang dimiliki seorang wanita. Hal ini berarti kesuburan seorang wanita merupakan kemampuan untuk bereproduksi sehingga akan berpengaruh pada kemampuan melahirkan. Banyak sedikitnya anak yang dilahirkan seorang wanita berhubungan erat dengan usia wanita tersebut pada saat melangsungkan perkawinan pertamanya.

Berdasarkan Undang-Undang Perkawinan Republik Indonesia No 1 Tahun 1974 Pasal 7 ayat (1), yaitu perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai


(28)

umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita telah mencapai umur 16 (enam belas) tahun (Hasbullah Bakry, 1981:3).

Atas hal tersebut, maka usia kawin pertama PUS buruh pnderes karet dapat ditentukan sebagai berikut:

1. Umur < 16 tahun tergolong perkawinan muda 2. Umur ≥16 tahun tergolong perkawinan dewasa

Sehubungan dengan hal tersebut di atas bahwa usia kawin sangat berkaitan erat dengan jumlah anak yang akan dilahirkan. Dikarenakan semakin rendah usia kawin maka semakin tinggi jumlah anak yang dimiliki. Wanita yang melangsungkan perkawinanya pada usia muda, akan mengalami proses reproduksi yang panjang sehingga jumlah anak yang dimiliki lebih banyak jika dibandingkan dengan wanita yang menikah pada usia dewasa. Sedangkan jika seorang menikah pada usia dewasa proses reproduksi yang terjadi relatif pendek sehingga jumlah anak yang dimiliki cenderung sedikit.

b. Lama Status Perkawinan Dalam Keluarga PUS

Perkawinan bagi manusia merupakan hal yang penting, karena dengan sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara sosial biologis, psikologis maupun secara sosial. Perkawinan menurut Undang-undang No.1 Tahun 1974 pasal 1, perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.


(29)

Dengan kata lain perkawinan itu adalah untuk membentuk keluarga yaitu mendapatkan keturunan, karena suatu keluarga tentunya terdiri dari suami istri dan anak-anaknya.

Sebuah peristiwa perkawinan merupakan jenjang awal dari hubungan suami istri dalam membentuk rumah tangga, yang akhirnya mempengaruhi masalah kependudukan, karena semakin muda usia seseorang dalam melangsungkan perkawinan maka status perkawinan yang dijalani akan semakin lama.

Seperti pendapat Valerie J. Hull dan Riningsih Saladi (1977) dalam Daldjoeni (1980:173) yang menyatakan bahwa usia waktu kawin mempengaruhi lamanya dalam status kawin, selanjutnya mempengaruhi dalam pertumbuhan kelahiran.

Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa semakin muda seorang wanita melangsungkan perkawinannya, maka status perkawinan yang dijalani semakin lama sehingga berpengaruh terhadap peluang untuk mendapatkan anak lebih banyak. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa lamanya masa perkawinan yang dilalui wanita PUS dapat berdampak terhadap jumlah anak yang dimiliki.

Atas hal tersebut bahwa lama masa perkawinan menyebabkan banyaknya jumlah anak yang akan dimiliki. Lamanya masa perkawinan dapat dilihat dari usia kawin pertama. Untuk mengetahui lama masa perkawinan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara usia responden sekarang dikurangi dengan usia kawin pertama, maka akan diperoleh lama masa perkawinan.

Lama status perkawinan merupakan jumlah waktu yang ditempuh pasangan usia subur dari tahun pertama kali menikah sampai saat penelitian (dengan lama masa


(30)

perkawinan lebih dari 10 tahun) yang dinyatakan dalam periode waktu lima tahunan yaitu sebagai berikut:

a. 10 sampai 14 tahun b. 15 sampai 19 tahun c. lebih dari 19 tahun

c. Jumlah Anak yang Diinginkan Dalam Keluarga PUS

Jumlah anak yang diinginkan adalah banyaknya anak yang diinginkan dalam suatu keluarga dalam masa perkawinan. Setiap penduduk memiliki nilai budaya yang berbeda-beda, khususnya nilai budaya yang berkaitan dengan kehadiran sejumlah anak dari ikatan perkawinannya. Perbedaan keinginan memiliki sejumlah anak dari hasil ikatan tali perkawinan tersebut merupakan latar belakang setiap penduduk yang perlu diketahui guna menetapkan dan mempertimbangkan suatu prioritas dalam merencanakan jumlah anak yang diinginkan. Menurut Novita Lestari (2011:21) menyatakan bahwa:

Banyak pasangan yang menginginkan hamil lagi dengan harapan mendapatkan jenis kelamin anak yang belum ada pada pasangan tersebut. Keinginan itu tentu saja tidak dapat dilepaskan dari nilai sosial budaya masyarakat yangmasih menempatkan anak pris atau anak wanita yang lebih istimewa, yang antara lain tampak pada hukum ada dibeberapa daerah dalam hal warisan yang hanya diberikan kepada anak prianya atau anak wanitanya.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat dikatakan bahwa pasangan yang menginginkan anak lagi dengan alasan nilai kehadiran anak sangat berarti. Keinginan dalam memiliki sejumlah anak pada wanita pasangan usia subur di Desa Panaragan Jaya adalah hasrat dalam diri pasangan usia subur dalama memiliki sejumlah anak dengan tidak memandang jenis kelamin laki-laki, mapun perempuan.


(31)

d. Keikutsertaan PUS dalam Keluarga Berencana (KB)

Ketidakikutsertaan Pasangan Usia Subur dalam Keluarga Berencana diduga menjadi penyebab dari banyaknya jumlah anak yang dilahirkan. Atas hal tersebut, pasangan usia subur diharapkan dapat melibatkan diri dalam pelaksanaan gerakan Keluarga Berencana, karena dengan keikutsertaan PUS dalam gerakan KB secara tidak langsung telah berpartisipasi dalam mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera.

Tujuan yang ingin dicapai dari gerakan keluarga berencana adalah meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dan berkualitas (BKKBN, 2003:24)

Undang-Undang Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Nomor 52 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 10 meyebutkan bahwa keluarga berkualitas adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah dan bercirikan sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Andarus Darahim, 2010:151).

Menurut Kartomo Wirosuhardjo (1986:162) yang dimaksud akseptor KB adalah pasangan usia subur dimana salah seorang dari padanya menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan kehamilan, baik melalui program maupun nonprogram.

Keikutsertaan PUS sebagai akseptor KB dalam penelitian ini dimaksudkan adalah ikut atau tidaknya PUS buruh penderes karet sebagai akseptor KB yang menggunakan salah satu jenis alat kontrasepsi.


(32)

e. Pandangan PUS Terhadap Nilai Anak

Anak adalah harapan atau cita-cita dari sebuah perkawinan. Kehadiran anak dalam keluarga sangatlah didambakan sebagai hasil dari sebuah perkawinan. Tidak dapat dipungkiri bahwa anak mempunyai nilai tertentu bagi orang tua. Anak yang diibaratkan sebagai titipan Tuhan bagi orang tua memiliki nilai tertentu. Yang dimaksud dengan pandangan nilai anak oleh orang tua adalah merupakan tanggapan dalam memahami adanya anak, yang berwujud suatu pendapat untuk memiliki diantara pilihan-pilihan yang berorientasi pada suatu hal yang pada dasarnya terbuka dalam situasi yang datangnya dari luar.

Pandangan orang tua mengenai nilai anak dan jumlah anak dalam keluarga dapat merupakan hambatan bagi keberhasilan program KB. Demikian pula masalah banyak sedikitnya anak ternyata mempunyai kaitan erat dengan aspek ekonomi, sosial, dan budaya pada setiap lapisan masyarakat PUS di Indonesia pada umumnya.

Hal tersebut seperti dikemukakan oleh Hutabarat (1976:71) bahwa tiap bangsa mempunyai value on children sendiri-sendiri, misalnya anak sebagai penerus sejarah, anak sebagai tanda keberhasilan perkawinan, anak akan membantu pekerjaan orang tua, anak sebagai jaminan hari tua, anak sebagai pewaris harta, banyak anak banyak rezeki, anak sebagai ikatan perkawinan, harus mempunyai anak laki-laki atau perempuan, anak sebagai kepuasan batin dan anak adalah karunia Tuhan yang tidak dapat ditolak.


(33)

Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa banyaknya jumlah anak yang dimiliki dalam keluarga PUS buruh penderes karet, berkaitan erat dengan pandangan PUS terhadap nilai anak dalam keluarga.

4. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang hampir sama dengan pokok permasalahan ini adalah:

1) Penelitian Karlina Putri pada tahun 2009 dengan judul Studi Tentang Tidak Terwujudnya Norma Keluarga Kecil Pada Wanita PUS Guru PNS di Kelurahan Way Dadi Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 100% wanita PUS PNS Guru kawin pada usia ≥ 20 tahun. Ada kecenderungan semakin lama status perkawinan PUS, semakin banyak pula anak yang dimiliki. Jumlah anak yang dimiliki PUS Guru PNS paling sedikit 3 anak dan paling banyak 6 anak. Sebanyak 48% responden atau 12 PUS memiliki jumlah anak sesuai dengan keinginan, dan 52% responden atau 13 PUS memiliki jumlah anak tidak sesuai dengan keinginannya. Sebanyak 80% responden merupakan akseptor KB dan 20% bukan akseptor KB rata-rata jumlah anaknya 4 orang. Seluruh responden setuju dengan pandangan anak sebagai ikatan perkawinan. Semua faktor tersebut diatas menjadi penyebab tidak terwujudnya Norma Keluarga Kecil pada PUS Guru PNS di Kelurahan Way Dadi Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung.

2) Penelitian Dewi Marya pada tahun 2007 dengan judul Faktor-Faktor Penyebab Banyaknya Jumlah Anak yang Dimiliki PUS Pada Etnis Banten di Kelurahan Kotakarang Bandar Lampung. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa rata-rata jumlah anak yang dimiliki PUS Etnis Banten yaitu 4 anak. Usia kawin


(34)

pertama PUS Etnis Banten sebanyak 98,2% melakukan perkawinan diatas umur 16 tahun, dan 1,8% melakukan perkawinan dibawah 16 tahun. Kelompok responden yang lama masa perkawinannya 10-14 tahun memiliki rata-rata jumlah anak lebih sedikit (3 anak) jika dibandingkan dengan lama masa perkawinannya 15-19 tahun yaitu (4 anak) sedangkan diatas 19 tahun mempunyai rata-rata 6 anak. Tingkat pengetahuan wanita PUS tentang KB terdapat 54,3% dinyatakan berpengetahuan sedang terhadap KB dan memiliki 4 anak, PUS yang pengetahuanya rendah memiliki rata-rata jumlah anak yaitu 6 anak, dan PUS yang pengetahunya tinggi terhadap KB memiliki rata-rata jumlah anak sebanyak 29,8%. 100% PUS Etnis Banten masih berpandangan bahwa anak sebagai ikatan perkawinan dan anak sebagai pewaris harta.

B. Kerangka Pikir

Gerakan keluarga berencana merupakan salah satu usaha pemerintah untuk setiap lapisan masyarakat tanpa terkecuali, dalam mengendalikan pertumbuhan penduduk yang sangat cepat dengan menekan angka kelahiran dalam setiap keluarga. Sehingga tercapainya Norma Keluarga Kecil dengan dua anak lebih baik, laki-laki maupun perempuan sama saja.

Dalam pelaksanaan gerakan keluarga berencana tersebut, sampai saat ini belum sepenuhnya mampu mewujudkan norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera, khususnya pada PUS keluarga buruh penderes karet yang masih memiliki anak lebih dari dua. Hal tersebut dimungkinkan masih adanya pandangan-pandangan yang berkaitan dengan pentingnya kelahiran anak bagi keluarga.


(35)

1. Usia kawin pertama wanita PUS 2. Lamanya status perkawinan wanita

PUS

3. Jumlah anak yang diinginkan 4. Keikutsertaan PUS dalam KB 5. Pandangan PUS terhadap nilai anak

Penyebab banyaknya jumlah anak pada PUS keluarga buruh penderes karet dimungkinkan oleh mudanya usia kawin pertama PUS, lamanya status masa perkawinan dalam keluarga PUS, jumlah anak yang diinginkan, keikutsertaan PUS dalam Keluarga Berencana (KB) serta pandangan PUS terhadap nilai anak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan kerangka pemikiran berikut:

Penyebab Banyaknya Jumlah Anak


(36)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Hadari Nawawi (1983:63), metode deskriptif adalah “prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”.

Berdasarkan pendapat tersebut, penelitian ini akan menggunakan metode deskriptif yang dimaksudkan untuk menggambarkan tentang usia kawin pertama, lama status perkawinan, jumlah anak yang diinginkan, keikutsertaan PUS dalam KB serta pandangan atau nilai anak PUS dalam keluarga buruh penderes karet.

B.Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:130). Berdasarkan pendapat tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah Pasangan Usia Subur keluarga buruh penderes karet yang memiliki anak banyak


(37)

yaitu berjumlah 56 wanita PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Untuk sekadar ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih” (Suharsimi Arikunto, 2006:134).

Berdasarkan pendapat tersebut, karena populasi penelitian ini sebanyak 56 PUS keluarga buruh penderes karet maka tidak diambil sampel dan populasi akan dijadikan responden dalam penelitian ini (penelitian populasi). Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.

C.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:118) menyebutkan variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian suatu penelitian.

Variabel atau objek yang dikaji dalam penelitian ini, adalah:

Usia kawin pertama PUS, lamanya status masa perkawinan, jumlah anak yang diinginkan, keikutsertaan PUS dalam KB dan pandangan PUS terhadap nilai anak.


(38)

(39)

2. Definisi Operasional Variabel

Masri Singarimbun (1987:46) menyebutkan definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana mengukur suatu variabel.

Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah:

(a). Usia kawin pertama wanita PUS

Usia kawin pertama wanita PUS buruh penderes karet adalah usia dimana wanita PUS tersebut melangsungkan perkawinan pertamanya yang dinyatakan dalam tahun yaitu:

1. Untuk wanita berumur <16 tahun tergolong perkawinan usia muda. 2. Untuk wanita berumur ≥16 tahun tergolong perkawinan dewasa.

(b). Lamanya status perkawinan dalam keluarga PUS

Lama status perkawinan yang telah dilalui dalam penelitian ini adalah jangka waktu yang ditempuh oleh wanita PUS keluarga buruh penderes karet sejak melangsungkan perkawinan pertama sampai pada saat penelitian ini dilaksanakan. Apabila terjadi perceraian maka selama menjanda tidak dihitung. Selanjutnya akan dihitung kembali setelah melakukan perkawinan yang berikutnya. Lama status perkawinan dinyatakan dalam periode lima tahunnya yaitu sebagai berikut:

1) 10 sampai 14 tahun 2) 15 sampai 19 tahun 3) Lebih dari 19 tahun


(40)

(c). Jumlah anak yang diinginkan

Keinginan memiliki sejumlah anak pada Pasangan Usia Subur keluarga buruh penderes karet, yang dimaksud adalah hasrat diri Pasangan Usia Subur untuk memiliki sejumlah anak dalam ikatan status perkawinanya, tanpa membedakan laki-laki dan perempuan. Keinginan memiliki sejumlah anak pada PUS dikelompokkan menjadi : < 3 tergolong ingin memiliki anak sedikit dan ≥ 3 tergolong memiliki anak banyak.

(d). Keikutsertaan PUS dalam KB

Keikutsertaan PUS dalam KB adalah keluarga PUS yang ikut dalam gerakan KB atas dasar jawaban responden. Apabila keluarga PUS ikut KB tetapi kemudian berhenti (tidak ikut) dimasukkan kedalam kelompok tidak ikut KB, sedangkan PUS yang tidak ikut KB kemudian ikut KB dimasukkan dalam kelompok ikut KB. Dalam hal ini digolongkan sebagai berikut:

1) Akseptor KB: wanita PUS yang ikut menjadi peserta KB

2) Non akseptor KB: wanita PUS yang tidak mengikuti program KB

(e). Pandangan terhadap nilai anak

Pandangan yang menjadi pedoman dalam keluarga PUS buruh penderes karet terhadap nilai anak dalam keluarga, yang dapat mempengaruhi banyaknya jumlah anak yang dimiliki. Pandangan PUS setiap keluarga buruh penderes karet tentang nilai anak dalam sebuah keluarga adalah sebagai berikut:

1) Anak sebagai penerus sejarah


(41)

3) Anak akan membantu pekerjaan orang tua 4) Anak sebagai jaminan hari tua

5) Anak sebagai pewaris harta 6) Banyak anak banyak rezeki 7) Anak sebagai ikatan perkawinan

8) Harus mempunyai anak laki-laki atau perempuan 9) Anak sebagai kepuasan batin

10) Anak adalah karunia Tuhan yang tidak dapat ditolak

D.Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara Berstruktur

Teknik ini digunakan untuk memperoleh data primer dari responden. Adapun data yang akan diambil berupa data primer tentang usia kawin pertama wanita PUS, lamanya status perkawinan, jumlah anak yang diinginkan PUS, keikutsertaan PUS dalam Keluarga Berencana (KB), serta pandangan PUS terhadap nilai anak dengan cara berhadapan langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada responden. Teknik wawancara berstruktur ini mengacu pada kuesioner yang akan diisi oleh penulis berdasarkan jawaban responden.

2. Dokumentasi

Teknik ini digunakan untuk mengetahui data sekunder di Desa Panaragan Jaya, yaitu data jumlah penduduk, jumlah kepala keluarga, jumlah wanita PUS, data


(42)

jumlah anak yang dilahirkan wanita PUS, serta data tingkat pendidikan wanita PUS.

E.Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif persentase. Artinya bahwa data yang diperoleh dari dalam laporan dimasukkan dalam bentuk tabel tunggal untuk dipersentasekan sebagai data interpretasi untuk memberi penjelasan terhadap data tabel yang disajikan dan selanjutnya disusun sebagai laporan dari hasil penelitian. Dalam analisis tersebut, digunakan rumus kuantitatif persentase yaitu sebagai berikut:

Keterangan:

% : persentase yang diperoleh

n : jumlah nilai yang diperoleh (jawaban responden) N : jumlah sampel

100: konstanta (Mohamad Ali.1985:184) x 100


(43)

V.KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan uraian deskripsi data primer yang telah dianalisis, dapat disimpulkan dari kelima penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki wanita PUS buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya yang menjadi penyebab paling utama sebagai berikut:

1. Keinginan PUS dalam memiliki sejumlah anak menjadi penyebab banyaknya anak keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya. Hal ini terbukti sebanyak 94,6% wanita PUS ingin memiliki anak banyak 3 sampai 5 anak.

2. Ketidakikutsertaan wanita PUS dalam pelaksanaan KB menjadi penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki Sebanyak 75% wanita PUS tidak mengikuti pelaksanaan KB memiliki anak rata-rata 4,1 anak dan 25% wanita PUS mengikuti KB memiliki anak rata-rata 3,6 anak.

3. Setiap keluarga PUS masih memiliki pandangan yang kuat terhadap nilai anak dalam keluarga PUS buruh penderes karet menjadi penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet di Desa


(44)

Panaragan Jaya. Terbukti sebanyak 64,3% wanita PUS setuju dengan sepuluh pandangan terhadap nilai anak.

4. Usia kawin pertama wanita PUS usia muda menjadi penyebab banyaknya jumlah anak keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya. Hal ini terbukti bahwa, sebanyak 58,9% wanita PUS buruh penderes karet melakukan perkawinan pada usia muda (< 16 tahun) rata-rata jumlah anak yang dimiliki yaitu 4,1 dan 46,4% wanita PUS melakukan pernikahannya pada usia perkawinan dewasa ( 16 tahun) memiliki jumlah anak rata-rata 3,7.

5. Lamanya status perkawinan pada PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya menjadi penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya. Hal ini terbukti ada wanita PUS buruh penderes karet yang lama usia perkawinannya >19 tahun sebanyak 73,2% wanita PUS, memiliki jumlah anak rata-rata 4,1 orang anak, antara 15-19 tahun dengan jumlah 28,6% wanita PUS rata-rata jumlah anaknya 3,7 dan usia perkawinan yang paling pendek antara 10-14 tahun dengan jumlah 3,6% wanita PUS rata-rata jumlah anaknya 3,5.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut, maka disarankan:

1. Bagi wanita PUS yang masih berkeinginan memiliki anak, diharapkan tidak menambah anak lagi.


(45)

2. Bagi wanita PUS yang tidak mengikuti Keluarga Berencana (KB) hendaknya mengikuti KB guna membatasi kelahiran.

3. Bagi PUS yang masih berpandangan pentingnya sejumlah anak dalam suatu keluarga, hendaknya mulai mengubah pola pikir untuk tidak dijadikan pedoman dalam memiliki sejumlah


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Ali Imron. 2012. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta

Andarus Darahim. 2010. Kedudukan dan Peran Pendidikan Kependudukan Dalam Mendukung Program KB Nasional. BKKBN. Jakarta

Anonimus. 2011. Monografi Desa Panaragan Jaya. Panaragan Jaya. Kabupaten Tulang Bawang Barat

---2009. Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera. Transmedia

Pustaka. Jakarta

---2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Aris Ananta. 1993. Ciri Demografi Kualitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi. Bina Aksara. Jakarta

Bintarto. R. 1977. Buku Penuntun Geografi Sosial. UP. Spring. Yogyakarta BKKBN. 2007. Manfaat KB dan Kesehatan Reproduksi. BKKBN. Jakarta

---2003. Kamus Istilah Kependudukan Keluarga Berencana Sejahtera. BKKBN. Jakarta

---1999. Petunjuk Pelaksanaan KB oleh Bidan Desa. BKKBN Provinsi Lampung

---1992. Informasi Gerakan KB Nasional, Sasaran Pembangunan Jangka Panjang I. Jakarta

Badan Pusat Statistik. 2003. Lampung Dalam Angka. BPS Provinsi Lampung. Lampung


(47)

---2010. Tulang Bawang Barat Dalam Angka. BPS Kabupaten Tulang Bawang. Lampung

Budiyono. 2003. Dasar-Dasar Geografi Sosial (Bahan Ajar). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung

Daldjoeni. 1980. Masalah Kependudukan Dalam Fakta dan Angka. Alumni Bandung

---1992. Geografi Baru Organisasi Keruangan Dalam Teori dan Praktek. Alumni. Bandung

David Lucas. 1982. Pengantar Kependudukan. Gadjah Mada Press. Bandung Dewi Marya. 2007. Faktor-Faktor Penyebab Banyaknya Jumlah Anak Yang

Dimiliki PUS Pada Etnis Banten Di Kelurahan Kotakarang Bandar Lampung (Skripsi). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung

Ginting Faturrahman. 2007. IPS Geografi Untuk SMP Kelas VIII. Erlangga. Jakarta

Hanafi Hartanto. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta

Hadari Nawawi. 1983. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta

Hasbullah Bakry. 1981. Undang-Undang dan Peraturan Perkawinan Di Indonesia. Djambatan. Jakarta

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/Prakonsepsi/4.risiko.kegagalan .kB diakses 17 November 2012 pkl 09.17 WIB

Hutabarat, Sans S. 1976. Pendidikan Kependudukan. Proyek Nasional Pendidikan Kependudukan Dep P&K dan BKKBN. Jakarta

---1985. Studi Kependudukan. Konsorsium Fakultas Ilmu Sosial dan BKKBN. Jakarta

Jamulya dan Suratman Joko Suprojo. 1993. Pengantar Geografi Tanah. UGM: Yogyakarta .

Karlina Putri. 2009. Studi Tentang Tidak Terwujudnya Norma Keluarga Kecil Pada Wanita PUS GURU PNS Di Kelurahan Way Dadi Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung Tahun 2009 (Skripsi). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung


(48)

Kartomo Wirosuhardjo. 1986. Kebijaksanaan Kependudukan dan Ketenagakerjaan. FEUI. Jakarta

Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Nurcahaya. Yogyakarta

Masri Singarimbun. 1987. Liku-Liku Penurunan Kelahiran. Aquarista Offset. Jakarta

Mohamad Ali. 1985. Penelitian Kependidikan, Prosedur dan Strategi. Aksara. Bandung

Ninik Widiyanti. 1987. Ledakan Penduduk Menjelang Tahun 2000. Bina Aksara. Jakarta

Novita Lestari. 2011. Tips Praktis Mengetahui Masa Subur. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta

Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan. Alumni. Bandung

Said Rusli. 1996. Pengantar Ilmu Kependudukan. LP3E. Jakarta

Subarjo. 2006. Meteorologi dan Klimatologi (Bahan Ajar). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT Rineka Cipta. Jakarta

Sumadi dan Bambang Sumitro. 1989. Geografi Regional Indonesia. FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung

Trisnaningsih. 2006. Demografi Teknik (Bahan Ajar). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung


(1)

V.KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan uraian deskripsi data primer yang telah dianalisis, dapat disimpulkan dari kelima penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki wanita PUS buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya yang menjadi penyebab paling utama sebagai berikut:

1. Keinginan PUS dalam memiliki sejumlah anak menjadi penyebab banyaknya anak keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya. Hal ini terbukti sebanyak 94,6% wanita PUS ingin memiliki anak banyak 3 sampai 5 anak.

2. Ketidakikutsertaan wanita PUS dalam pelaksanaan KB menjadi penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki Sebanyak 75% wanita PUS tidak mengikuti pelaksanaan KB memiliki anak rata-rata 4,1 anak dan 25% wanita PUS mengikuti KB memiliki anak rata-rata 3,6 anak.

3. Setiap keluarga PUS masih memiliki pandangan yang kuat terhadap nilai anak dalam keluarga PUS buruh penderes karet menjadi penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet di Desa


(2)

Panaragan Jaya. Terbukti sebanyak 64,3% wanita PUS setuju dengan sepuluh pandangan terhadap nilai anak.

4. Usia kawin pertama wanita PUS usia muda menjadi penyebab banyaknya jumlah anak keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya. Hal ini terbukti bahwa, sebanyak 58,9% wanita PUS buruh penderes karet melakukan perkawinan pada usia muda (< 16 tahun) rata-rata jumlah anak yang dimiliki yaitu 4,1 dan 46,4% wanita PUS melakukan pernikahannya pada usia perkawinan dewasa ( 16 tahun) memiliki jumlah anak rata-rata 3,7.

5. Lamanya status perkawinan pada PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya menjadi penyebab banyaknya jumlah anak yang dimiliki PUS keluarga buruh penderes karet di Desa Panaragan Jaya. Hal ini terbukti ada wanita PUS buruh penderes karet yang lama usia perkawinannya >19 tahun sebanyak 73,2% wanita PUS, memiliki jumlah anak rata-rata 4,1 orang anak, antara 15-19 tahun dengan jumlah 28,6% wanita PUS rata-rata jumlah anaknya 3,7 dan usia perkawinan yang paling pendek antara 10-14 tahun dengan jumlah 3,6% wanita PUS rata-rata jumlah anaknya 3,5.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut, maka disarankan:

1. Bagi wanita PUS yang masih berkeinginan memiliki anak, diharapkan tidak menambah anak lagi.


(3)

2. Bagi wanita PUS yang tidak mengikuti Keluarga Berencana (KB) hendaknya mengikuti KB guna membatasi kelahiran.

3. Bagi PUS yang masih berpandangan pentingnya sejumlah anak dalam suatu keluarga, hendaknya mulai mengubah pola pikir untuk tidak dijadikan pedoman dalam memiliki sejumlah


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Ali Imron. 2012. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta

Andarus Darahim. 2010. Kedudukan dan Peran Pendidikan Kependudukan Dalam Mendukung Program KB Nasional. BKKBN. Jakarta

Anonimus. 2011. Monografi Desa Panaragan Jaya. Panaragan Jaya. Kabupaten Tulang Bawang Barat

---2009. Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 Tentang Perkembangan

Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera. Transmedia

Pustaka. Jakarta

---2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Aris Ananta. 1993. Ciri Demografi Kualitas Penduduk dan Pembangunan Ekonomi. Bina Aksara. Jakarta

Bintarto. R. 1977. Buku Penuntun Geografi Sosial. UP. Spring. Yogyakarta BKKBN. 2007. Manfaat KB dan Kesehatan Reproduksi. BKKBN. Jakarta

---2003. Kamus Istilah Kependudukan Keluarga Berencana Sejahtera. BKKBN. Jakarta

---1999. Petunjuk Pelaksanaan KB oleh Bidan Desa. BKKBN Provinsi Lampung

---1992. Informasi Gerakan KB Nasional, Sasaran Pembangunan Jangka Panjang I. Jakarta

Badan Pusat Statistik. 2003. Lampung Dalam Angka. BPS Provinsi Lampung. Lampung


(5)

---2010. Tulang Bawang Barat Dalam Angka. BPS Kabupaten Tulang Bawang. Lampung

Budiyono. 2003. Dasar-Dasar Geografi Sosial (Bahan Ajar). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung

Daldjoeni. 1980. Masalah Kependudukan Dalam Fakta dan Angka. Alumni Bandung

---1992. Geografi Baru Organisasi Keruangan Dalam Teori dan Praktek. Alumni. Bandung

David Lucas. 1982. Pengantar Kependudukan. Gadjah Mada Press. Bandung Dewi Marya. 2007. Faktor-Faktor Penyebab Banyaknya Jumlah Anak Yang

Dimiliki PUS Pada Etnis Banten Di Kelurahan Kotakarang Bandar Lampung (Skripsi). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung

Ginting Faturrahman. 2007. IPS Geografi Untuk SMP Kelas VIII. Erlangga. Jakarta

Hanafi Hartanto. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta

Hadari Nawawi. 1983. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta

Hasbullah Bakry. 1981. Undang-Undang dan Peraturan Perkawinan Di Indonesia. Djambatan. Jakarta

http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Gizi+dan+Kesehatan/Prakonsepsi/4.risiko.kegagalan .kB diakses 17 November 2012 pkl 09.17 WIB

Hutabarat, Sans S. 1976. Pendidikan Kependudukan. Proyek Nasional Pendidikan Kependudukan Dep P&K dan BKKBN. Jakarta

---1985. Studi Kependudukan. Konsorsium Fakultas Ilmu Sosial dan BKKBN. Jakarta

Jamulya dan Suratman Joko Suprojo. 1993. Pengantar Geografi Tanah. UGM: Yogyakarta .

Karlina Putri. 2009. Studi Tentang Tidak Terwujudnya Norma Keluarga Kecil Pada Wanita PUS GURU PNS Di Kelurahan Way Dadi Kecamatan Sukarame Kota Bandar Lampung Tahun 2009 (Skripsi). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung


(6)

Kartomo Wirosuhardjo. 1986. Kebijaksanaan Kependudukan dan Ketenagakerjaan. FEUI. Jakarta

Mantra, Ida Bagoes. 2003. Demografi Umum. Nurcahaya. Yogyakarta

Masri Singarimbun. 1987. Liku-Liku Penurunan Kelahiran. Aquarista Offset. Jakarta

Mohamad Ali. 1985. Penelitian Kependidikan, Prosedur dan Strategi. Aksara. Bandung

Ninik Widiyanti. 1987. Ledakan Penduduk Menjelang Tahun 2000. Bina Aksara. Jakarta

Novita Lestari. 2011. Tips Praktis Mengetahui Masa Subur. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta

Nursid Sumaatmadja. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisis Keruangan. Alumni. Bandung

Said Rusli. 1996. Pengantar Ilmu Kependudukan. LP3E. Jakarta

Subarjo. 2006. Meteorologi dan Klimatologi (Bahan Ajar). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT Rineka Cipta. Jakarta

Sumadi dan Bambang Sumitro. 1989. Geografi Regional Indonesia. FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung

Trisnaningsih. 2006. Demografi Teknik (Bahan Ajar). FKIP Universitas Lampung. Bandar Lampung


Dokumen yang terkait

STUDI TENTANG PENYEBAB BANYAKNYA JUMLAH ANAK YANG DIMILIKI PUS SETIAP KELUARGA PRA SEJAHTERA KETURUNAN TRANSMIGRAN KOLONISASI DI DESA BAGELEN KECAMATAN GEDONG TATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN 2009

0 7 13

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL MISKIN TERHADAP PENINGKATAN JUMLAH ANAK PUTUS SEKOLAH TINGKAT SEKOLAH DASAR DI DESA BREBES DUSUN 7 KELURAHAN PANARAGAN KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2009/2010PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL MISKIN

0 6 13

STUDI TENTANG PENYEBAB BANYAKNYA JUMLAH ANAK YANG DIMILIKI PUS SETIAP KELUARGA PETANI MISKIN DI DESA BANGUNREJO KECAMATAN BANGUNREJO KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2011

2 11 43

KAJIAN PENYEBAB TRANSMIGRAN BERTAHAN TINGGAL DI DESA TIRTA KENCANA KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2012

1 14 55

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BANYAKNYA JUMLAH ANAK WANITA PUS NON AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA DI KELURAHAN KOTABUMI ILIR KECAMATAN KOTABUMI KABUPATEN LAMPUNG UTARA TAHUN 2014

0 11 53

DESKRIPSI PETANI SINGKONG DI DESA LAMBU KIBANG KECAMATAN KIBANG BUDI JAYA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2012

0 8 55

DESKRIPSI PETANI SINGKONG DI DESA LAMBU KIBANG KECAMATAN KIBANG BUDI JAYA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2012

0 8 54

PERUBAHAN STATUS DESA MENJADI KELURAHAN PANARAGAN JAYA KECAMATAN TULANG BAWANG TENGAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT

0 8 64

perda tulang bawang barat no 2 thn 2012 tentang rtrw kab tulang bawang barat

0 0 52

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT TB PARU PADA PENDERITA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANARAGAN JAYA KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2013

1 2 5