Sejarah Kebudayaan Manusia Cara Masyar

(1)

1. CARA MASYARAKAT MEWARISKAN MASA LALUNYA

Proses pewarisan kebudayaan pada masyarakat dilakukan melalui keluarga dan masyarakat atau orang lain disekitarnya.

a. Keluarga

Penggenalan dilakukan dari hal-hal sederhana yang mudah dipahami seperti:  Aspek-aspek material (benda buatan manusia yang dapat diraba dan dilihat)  hingga proses pengenalan yang lebih rumit yaitu kebudayaan non material

(kepercayaan, nilai, norma, dan bahasa).

Pewarisan tersebut dilakukan dengan cara sosialisasi adat istiadat/kebiasaan baik secara :

 Langsung (secara lisan diberitahukan mengenai tradisi dan adat istiadat yang berlaku)

 Tidak langsung (dengan memberi contoh dalam hal perilaku sehari-hari).  Selain disampaiakan secara lisan, juga dilakukan melalui cerita atau

dongeng (sebab dalam dongeng disisipkan pesan-pesan mengenai nilai-nilai atau sesuatu yang dipandang baik untuk dilakukan maupun mengenai sesuatu yang dipandang tidak boleh dilakukan.

b. Masyarakat

Masyarakat merupakan sekelompok orang yang memiliki kesamaan budaya, wilayah identitas, dan berinteraksi dalam suatu hubungan sosial yang tersetruktur. Masyarakat mewariskan masa lalunya melalui:

 Tradisi dan adat istiadat (nilai,norma yang mengatur perilaku dan hubungan antar individu dalam kelompok).


(2)

anggota masyarakat di daerah tersebut. Adat istiadat sebagai sarana mewariskan masa lalu terkadang yang disampaikan tidak sama persis dengan yang terjadi di masa lalu tetapi mengalami berbagai perubahan sesuai perkembangan zaman. Masa lalu sebagai dasar untuk terus dikembangkan dan diperbaharui.

 Nasihat dari para leluhur, dilestarikan dengan cara menjaga nasihat tersebut melalui ingatan kolektif anggota masyarakat dan kemudian disampaikan secara lisan turun temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya.  Peranan orang yang dituakan (pemimpin kelompok yang memiliki

kemampuan lebih dalam menaklukkan alam) dalam masyarakat. Contoh:

Adanya keyakinan bahwa roh-roh harus dijaga, disembah, dan diberikan apa yang disukainya dalam bentuk sesaji. Pemimpin kelompok menyampaikan secar lisan sebuah ajaran yang harus ditaati oleh anggota kelompoknya. Membuat suatu peringgatan kepada semua anggota kelompok masyarakat berupa lukisan serta perkakas sebagai alat bantu hidup serta bangunan tugu atau makam. Semuanya itu dapat diwariskan kepada generasi selanjutnya hanya dengan melihatnya.

Contoh:

Benda-benda (kapak lonjong) dan berbagai peninggalan manusia purba dapat menggambarkan keadaan zaman masyarakat penggunanya.

Kepercayaan terhadap roh-roh serta arwah nenek moyang dapat termasuk sejarah lisan sebab meninggalkan bukti sejarah berupa benda-benda dan bangunan yang mereka buat.


(3)

Seperti:

Menhir (tugu batu), merupakan tugu peringgatan bagi generasi yang akan datang behwa di tugu tersebut terdapat arwah nenek moyang yang harus disembah

2. JEJAK SEJARAH DALAM FOLKLORE

Folklore sering diidentikkan dengan tradisi dan kesenian yang berkembang pada zaman sejarah dan telah menyatu dalam kehidupan masyarakat. Di dalam masyarakat Indonesia, setiap daerah, kelompok, etnis, suku, bangsa, golongan agama masing-masing telah mengembangkan folklorenya sendiri-sendiri sehingga di Indonesia terdapat aneka ragam folklore. Folklore ialah kebudayaan manusia (kolektif) yang diwariskan secara turun-temurun, baik dalam bentuk lisan maupun gerak isyarat.

a. Ciri-ciri folklore

1 Folklore menjadi milik bersama dari kolektif tertentu. Hal ini disebabkan penciptanya yang pertama sudah tidak diketahui lagi sehingga setiap anggota kolektif yang bersangkutan merasa memilikinya.

2 Penyebaran dan pewarisannya dilakukan secara lisan, yakni dengan tutur kata atau gerak isyarat atau alat pembantu pengikat lainnya.

3 Folklore bersifat anonim, artinya penciptanya tidak diketahui.

4 Folklore hadir dalam versi-versi bahkan variasi-variasi yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh cara penyebarannya secara lisan sehingga mudah mengalami perubahan.

5 Folklore bersifat tradisional, yakni disebarkan dalam bentuk relatif tetap atau standar.


(4)

1. Foloklore lisan

Folklore lisan adalah folklore yang bentuknya murni secara lisan, yang terdiri dari:

a) Puisi rakyat, misalnya pantun. Contoh: wajik klethik gula Jawa (isih cilik sing prasaja)

b) Pertanyaan tradisional, seperti teka-teki. Contoh: Binatang apa yang perut, kaki, dan ekornya semua di kepala? jawabnya: kutu kepala. c) Bahasa rakyat, seperti logat (Jawa, Banyumasan, Sunda, Bugis dan

sebagainya), julukan (si pesek, si botak, si gendut), dan gelar

kebangsawanan (raden masa, teuku, dan sebagainya) dan sebagainya. d) Ungkapan tradisional, seperti peribahasa/pepatah. Contoh: seperti telur di

ujung tanduk (keadaan yang gawat), koyo monyet keno tulup (seperti kera kena sumpit yakni untuk menggambarkan orang yang bingung. e) Cerita prosa rakyat, misalnya mite, legenda, dan dongeng.

2. Folklore sebagian lisan

Adalah folklore yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan unsur bukan lisan, seperti: kepercayaan rakyat/takhayul, permainan rakyat, tarian rakyat, ada istiadat, pesta rakyat dan sebagainya.

3. Folklore bukan lisan (non verbal folklore)

Adalah folklore yang bentuknya bukan lisan walaupun cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Contoh: arsitektur rakyat (bentuk rumah Joglo, Limasan, Minangkabau, Toraja, dsb); kerajinan tangan, pakaian dan perhiasan dan sebagainya; di mana masing-masing daerah berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.


(5)

3. ILMU KEBUDAYAAN/HAKIKAT KEBUDAYAAN

Kebudayaan di bedakan dengan peradaban, meski pun pada beberapa literatur kadang kala menggunakan istilah kebudayaan untuk menunjukkan suatu peradaban. Para ahli pendidikan dan antropologi sepakat bahwa budaya adalah dasar terbentuknya

kepribadian manusia. Dari budaya terbentuk identitas seseorang, identitas suatu masyarakat dan identitas suatu bangsa. Dengan budaya itu pulalah seseorang akan memasuki budaya global dalam dunia terbuka dewasa.

A. Pengertian Kebudayaan

Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi dan akal.

1 Kebudayaan dapat pula berbentuk fisik seperti hasil seni, terbentuknya kelompok-kelompok keluarga.

2 Kebudayaan di peroleh dari lingkungan

3 Kebudayaan tidak terwujud dalam kehidupan manusia yang soliter atau terasing tetapi yang hidup dalam suatu masyarakat tertentu.

Setiap masyarakat pasti memiliki kebudayaan. Perbedaannya terletak pada

kebudayaan masyarakat yang satu lebih sempurna dari pada kebudayaan masyarakat lain, di dalam perkembangan nya untuk memenuhi segala sesuatu keperluan masyarakat nya

B. Wujud Kebudayaan

Wujud konkret dari kebudayaan adalah artifact adalah kebudayaan yang merupaka hasil karya yang bersifat fisik yang dapat di raba, misalnya bangunan megah ( candi borobudur, prambanan). Kebudayaan dalam arti sistem tingkah laku merupakan suatu pola tindakan yang dilakukan oleh manusia yang berpola. Tingkah laku sifat nya konkret, dapat diamati, dan divisualisasikan.


(6)

Sistem nilai budaya adalah tingkat tertinggi dan paling abstrak dari adat istiadat. Nilai budaya terdiri dari konsep-konsep mengenai segala sesuatu yang dinilai berharga dan penting oleh suatu warga masyarakat sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman orientasi pada kehidupan para warga masyarakat yang bersangkutan.

D. Adat Istiadat, Norma, Dan Hukum

Norma merupakan aturan untuk bertindak yang sifat nya khusus dan perumusan nya pada umum nya sangat rinci atau ruang lingkup nya sangat luas. Diantara berbagai norma yang ada dalam suatu masyarakat, ada yang dirasakan lebih besar pada lain nya. Pelanggaran suatu norma yang dianggap tidak begitu berat umumnya tidak akan membawa akibat yang panjang juga merupakan hukum , walaupun menurut sumber tidak berarti bahwa sama dengan hukum. Hal ini dikarenakan tidak semua memiliki sangsi hukum meski pun secara adat di anggap memiliki tingkat pelanggaran yang tinggi.

4. FAKTOR PENYEBABAB PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA 1. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor perubahan sosial yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri. Faktornya bermacam-macam yakni perubahan jumlah penduduk, penemuan-penemuan baru, konflik dalam masyarakat, dan pemberontakan atau revolusi.

a. Perubahan Jumlah Penduduk

Perubahan jumlah penduduk dapat disebabkan oleh berkurang atau bertambahnya jumlah penduduk. Pertambahan penduduk menyebabkan perubahan sosial. Seperti di pulau Jawa yang jumlah penduduknya semakin banyak. Hal ini menyebabkan berkembangnya sistem kepemilikan tanah sehingga tidak terjadi sengketa tanah antar penduduk.

Berkurangnya penduduk disebabkan oleh urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota. Sehingga di desa terjadi kekosongan karena tidak ada yang mengelola. Ini menyebabkan perubahan sosial terjadi di daerah pedesaan.


(7)

b. Penemuan-Penemuan Baru

Penemuan menambahkan atau mengembangkan suatu kebudayaan dalam

masyarakat. Penemuan unsur kebudayaan yang baru disebut discovery. Namun, tentu saja penemuan tersebut belum diterima sepenuhnya oleh masyarakat. Pengenalan,

pengembangan, dan pengetahuan terhadap unsur kebudayaan yang baru tersebut

diperlukan sehingga discovery menjadi invention. Invention adalah discovery yang telah diterima dan telah diterapkan oleh masyarakat.

Contohnya adalah penemuan mobil. Pada awal penemuannya, tentu saja belum bisa diterima oleh masyarakat sebagai pengganti kereta kuda. Walaupun mobil lebih mudah perawatannya. Namun pada saat itu harganya masih sangat mahal dan kecepatannya tidak secepat kereta kuda. Sehingga pengembangan pun terus dilakukan untuk menekan harga dan meningkatkan performa mobil.

c. Konflik Dalam Masyarakat

Konflik dalam masyarakat disebabkan oleh adanya perbedaan dalam masyarakat. Walaupun konflik bersifat disosiatif atau memecah belah hubungan dalam masyarakat. Konflik pasti akan diiringi oleh proses akomodasi yang justru dapat menguatkan ikatan sosial. Hal ini terlihat ketika kita membandingkan keadaan sebelum konflik dan setelah konflik.

d. Pemberontakan atau Revolusi

Revolusi terjadi karena keinginan kuat masyarakat untuk berubah. Sedangkan pemberontakan terjadi karena keinginan kuat masyarakat untuk berubah ditolak oleh pemimpin masyarakat tersebut. Revolusi menyebabkan terjadinya perubahan sosial secara besar-besaran. Contohnya adalah kejadian revolusi di Rusia pada tahun 1917 yang

menyebabkan perubahan Rusia yang dahulu merupakan kerajaan berubah menjadi diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin marxis.

2. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah penyebab perubahan sosial yang berasal dari luar masyarakat. Adapun faktor-faktornya adalah dari alam, peperangan, dan pengaruh dari masyarakat lain.


(8)

kehendak Tuhan. Faktor dari alam bisa berupa bencana alam atau perubahan iklim. Sehingga masyarakat harus beradaptasi dengan faktor alam tersebut atau harus meninggalkan tempat tinggalnya.

b. Peperangan

Peperangan tentu akan menyebabkan perubahan sosial dalam masyarakat. Terutama pada pihak yang kalah dalam peperangan. Itu dikarenakan oleh pihak yang kalah harus menerima ide-ide atau kebudayaan dari pihak yang menang. Sehingga terjadi perubahan secara besar-besaran dalam masyarakatnya.

c. Pengaruh dari Masyarakat Lain

Hubungan yang di lakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai

kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik salah satunya adalah pertukaran kebudayaan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur

kebudayaan asli dapat bergeser. Pertemuan tersebut disebabkan oleh terdapat komunikasi massa antara kedua belah pihak.

5. FAKTOR PENDORONG PERUBAHAN KEBUDAYAAN

1. Sikap menghargai hasil karya orang lain dan kehendak untuk maju.

2. Deviasi, yaitu toleransi terhadap perbuatan menyimpang asal bukan merupakan dalih/pelanggaran.

3. Kontak dengan kebudayaan lain. 4. Sistem pendidikan formal yang maju. 5. Sistem terbuka dalam lapisan masyarakat. 6. Penduduk yang heterogen.

7. Rasa ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu. 8. Orientasi ke masa depan.

9. Sikap optimis dalam hidup.


(9)

1. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan dan mempengaruhi integrasi kebudayaan.

2. Sikap tertutup dan berprasangka terhadap hal-hal baru. 3. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.

4. Perkembangan iptek yang terlambat. 5. Sikap fatalistik masyarakat.

6. Vested-interested adanya kepentingan-kepentingan individual yang tertanam kuat pada diri agen perubahan.

7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis. 8. Hambatan dari faktor adat atau kebiasaan. 9. Sikap pesimis dalam hidup.


(1)

b. Bentuk-bentuk folklore 1. Foloklore lisan

Folklore lisan adalah folklore yang bentuknya murni secara lisan, yang terdiri dari:

a) Puisi rakyat, misalnya pantun. Contoh: wajik klethik gula Jawa (isih cilik sing prasaja)

b) Pertanyaan tradisional, seperti teka-teki. Contoh: Binatang apa yang perut, kaki, dan ekornya semua di kepala? jawabnya: kutu kepala. c) Bahasa rakyat, seperti logat (Jawa, Banyumasan, Sunda, Bugis dan

sebagainya), julukan (si pesek, si botak, si gendut), dan gelar

kebangsawanan (raden masa, teuku, dan sebagainya) dan sebagainya. d) Ungkapan tradisional, seperti peribahasa/pepatah. Contoh: seperti telur di

ujung tanduk (keadaan yang gawat), koyo monyet keno tulup (seperti kera kena sumpit yakni untuk menggambarkan orang yang bingung. e) Cerita prosa rakyat, misalnya mite, legenda, dan dongeng.

2. Folklore sebagian lisan

Adalah folklore yang bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan unsur bukan lisan, seperti: kepercayaan rakyat/takhayul, permainan rakyat, tarian rakyat, ada istiadat, pesta rakyat dan sebagainya.

3. Folklore bukan lisan (non verbal folklore)

Adalah folklore yang bentuknya bukan lisan walaupun cara pembuatannya diajarkan secara lisan. Contoh: arsitektur rakyat (bentuk rumah Joglo, Limasan, Minangkabau, Toraja, dsb); kerajinan tangan, pakaian dan perhiasan dan sebagainya; di mana masing-masing daerah berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.


(2)

3. ILMU KEBUDAYAAN/HAKIKAT KEBUDAYAAN

Kebudayaan di bedakan dengan peradaban, meski pun pada beberapa literatur kadang kala menggunakan istilah kebudayaan untuk menunjukkan suatu peradaban. Para ahli pendidikan dan antropologi sepakat bahwa budaya adalah dasar terbentuknya

kepribadian manusia. Dari budaya terbentuk identitas seseorang, identitas suatu masyarakat dan identitas suatu bangsa. Dengan budaya itu pulalah seseorang akan memasuki budaya global dalam dunia terbuka dewasa.

A. Pengertian Kebudayaan

Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi dan akal.

1 Kebudayaan dapat pula berbentuk fisik seperti hasil seni, terbentuknya kelompok-kelompok keluarga.

2 Kebudayaan di peroleh dari lingkungan

3 Kebudayaan tidak terwujud dalam kehidupan manusia yang soliter atau terasing tetapi yang hidup dalam suatu masyarakat tertentu.

Setiap masyarakat pasti memiliki kebudayaan. Perbedaannya terletak pada

kebudayaan masyarakat yang satu lebih sempurna dari pada kebudayaan masyarakat lain, di dalam perkembangan nya untuk memenuhi segala sesuatu keperluan masyarakat nya

B. Wujud Kebudayaan

Wujud konkret dari kebudayaan adalah artifact adalah kebudayaan yang merupaka hasil karya yang bersifat fisik yang dapat di raba, misalnya bangunan megah ( candi borobudur, prambanan). Kebudayaan dalam arti sistem tingkah laku merupakan suatu pola tindakan yang dilakukan oleh manusia yang berpola. Tingkah laku sifat nya konkret, dapat diamati, dan divisualisasikan.


(3)

C. Sistem Nilai Budaya

Sistem nilai budaya adalah tingkat tertinggi dan paling abstrak dari adat istiadat. Nilai budaya terdiri dari konsep-konsep mengenai segala sesuatu yang dinilai berharga dan penting oleh suatu warga masyarakat sehingga dapat berfungsi sebagai suatu pedoman orientasi pada kehidupan para warga masyarakat yang bersangkutan.

D. Adat Istiadat, Norma, Dan Hukum

Norma merupakan aturan untuk bertindak yang sifat nya khusus dan perumusan nya pada umum nya sangat rinci atau ruang lingkup nya sangat luas. Diantara berbagai norma yang ada dalam suatu masyarakat, ada yang dirasakan lebih besar pada lain nya. Pelanggaran suatu norma yang dianggap tidak begitu berat umumnya tidak akan membawa akibat yang panjang juga merupakan hukum , walaupun menurut sumber tidak berarti bahwa sama dengan hukum. Hal ini dikarenakan tidak semua memiliki sangsi hukum meski pun secara adat di anggap memiliki tingkat pelanggaran yang tinggi.

4. FAKTOR PENYEBABAB PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA 1. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor perubahan sosial yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri. Faktornya bermacam-macam yakni perubahan jumlah penduduk, penemuan-penemuan baru, konflik dalam masyarakat, dan pemberontakan atau revolusi.

a. Perubahan Jumlah Penduduk

Perubahan jumlah penduduk dapat disebabkan oleh berkurang atau bertambahnya jumlah penduduk. Pertambahan penduduk menyebabkan perubahan sosial. Seperti di pulau Jawa yang jumlah penduduknya semakin banyak. Hal ini menyebabkan berkembangnya sistem kepemilikan tanah sehingga tidak terjadi sengketa tanah antar penduduk.

Berkurangnya penduduk disebabkan oleh urbanisasi atau perpindahan penduduk dari desa ke kota. Sehingga di desa terjadi kekosongan karena tidak ada yang mengelola. Ini menyebabkan perubahan sosial terjadi di daerah pedesaan.


(4)

b. Penemuan-Penemuan Baru

Penemuan menambahkan atau mengembangkan suatu kebudayaan dalam

masyarakat. Penemuan unsur kebudayaan yang baru disebut discovery. Namun, tentu saja penemuan tersebut belum diterima sepenuhnya oleh masyarakat. Pengenalan,

pengembangan, dan pengetahuan terhadap unsur kebudayaan yang baru tersebut

diperlukan sehingga discovery menjadi invention. Invention adalah discovery yang telah diterima dan telah diterapkan oleh masyarakat.

Contohnya adalah penemuan mobil. Pada awal penemuannya, tentu saja belum bisa diterima oleh masyarakat sebagai pengganti kereta kuda. Walaupun mobil lebih mudah perawatannya. Namun pada saat itu harganya masih sangat mahal dan kecepatannya tidak secepat kereta kuda. Sehingga pengembangan pun terus dilakukan untuk menekan harga dan meningkatkan performa mobil.

c. Konflik Dalam Masyarakat

Konflik dalam masyarakat disebabkan oleh adanya perbedaan dalam masyarakat. Walaupun konflik bersifat disosiatif atau memecah belah hubungan dalam masyarakat. Konflik pasti akan diiringi oleh proses akomodasi yang justru dapat menguatkan ikatan sosial. Hal ini terlihat ketika kita membandingkan keadaan sebelum konflik dan setelah konflik.

d. Pemberontakan atau Revolusi

Revolusi terjadi karena keinginan kuat masyarakat untuk berubah. Sedangkan pemberontakan terjadi karena keinginan kuat masyarakat untuk berubah ditolak oleh pemimpin masyarakat tersebut. Revolusi menyebabkan terjadinya perubahan sosial secara besar-besaran. Contohnya adalah kejadian revolusi di Rusia pada tahun 1917 yang

menyebabkan perubahan Rusia yang dahulu merupakan kerajaan berubah menjadi diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin marxis.

2. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah penyebab perubahan sosial yang berasal dari luar masyarakat. Adapun faktor-faktornya adalah dari alam, peperangan, dan pengaruh dari masyarakat lain.


(5)

Faktor dari alam adalah faktor yang tidak dapat dihindari karena itu merupakan kehendak Tuhan. Faktor dari alam bisa berupa bencana alam atau perubahan iklim. Sehingga masyarakat harus beradaptasi dengan faktor alam tersebut atau harus meninggalkan tempat tinggalnya.

b. Peperangan

Peperangan tentu akan menyebabkan perubahan sosial dalam masyarakat. Terutama pada pihak yang kalah dalam peperangan. Itu dikarenakan oleh pihak yang kalah harus menerima ide-ide atau kebudayaan dari pihak yang menang. Sehingga terjadi perubahan secara besar-besaran dalam masyarakatnya.

c. Pengaruh dari Masyarakat Lain

Hubungan yang di lakukan secara fisik antara dua masyarakat mempunyai

kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal balik salah satunya adalah pertukaran kebudayaan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur

kebudayaan asli dapat bergeser. Pertemuan tersebut disebabkan oleh terdapat komunikasi massa antara kedua belah pihak.

5. FAKTOR PENDORONG PERUBAHAN KEBUDAYAAN

1. Sikap menghargai hasil karya orang lain dan kehendak untuk maju.

2. Deviasi, yaitu toleransi terhadap perbuatan menyimpang asal bukan merupakan dalih/pelanggaran.

3. Kontak dengan kebudayaan lain. 4. Sistem pendidikan formal yang maju. 5. Sistem terbuka dalam lapisan masyarakat. 6. Penduduk yang heterogen.

7. Rasa ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu. 8. Orientasi ke masa depan.

9. Sikap optimis dalam hidup.


(6)

1. Rasa takut akan terjadinya kegoyahan dan mempengaruhi integrasi kebudayaan.

2. Sikap tertutup dan berprasangka terhadap hal-hal baru. 3. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.

4. Perkembangan iptek yang terlambat. 5. Sikap fatalistik masyarakat.

6. Vested-interested adanya kepentingan-kepentingan individual yang tertanam kuat pada diri agen perubahan.

7. Hambatan-hambatan yang bersifat ideologis. 8. Hambatan dari faktor adat atau kebiasaan. 9. Sikap pesimis dalam hidup.