Rene Descartes SEKOLAH TINGGI THEOLOGIA

(1)

Rene Descartes

MATA KULIAH : Filsafat

DOSEN : Bpk. Ali Salim

LISA DIANING RAHAYU


(2)

16 April 2015 I. Pendahuluan

Filsafat terlebih dahulu dimulai oleh seorang tokoh yang telah menjadi seorang filsuf dari pada seorang ahli dari ilmu pengetahuan yakni seorang tokoh yang bernama Francis Bacon. Ia adalah seorang tokoh yang mencari kebenaran absolut dan jalan yang pasti benar untuk sampai ke tujuan itu. Pemikiranya mengukir sebuah sejarah dan memberikan dampak yang besar bagi pemikiran barat. Pada masanya pun lahir sebuah karya dari seorang bernama Rene Descrates yang mewakili perkembangan sepenuhnya filsafat rasionalisme abad ketujuh belas. Rene Descrates merupakan salah seorang tokoh yang menaruh perhatian yang besar dalam bidang ilmu dan pengetahuan, ia melepaskan diri dari skolastisisme zaman pertengahan dari platonisme yang kabur dan menjadi hambar yang terkemas dalam filsafat formal pada masanya ia mulai menggunakan bahasa filsafat dan membentuk dalam benaknya mengenai filsafat.1

Pemikiran filsafatinya berdasarkan keyakinan kristiani. Penelitiannya yang dimulai dari iman dan wahyu ilahi dipandang sebagai sumber filsafat.2

II. Isi

A. Biografi

Descartes lahir di La Haye Touraine 31 Maret 1596 . Pada tahun 1604 dia masuk Kolose Yesuit College Royal di La Flenche, Studi alam dan filsafat skolastik.Tahun 1613 studi hukum di Poitiers. 1615 ke Paris untuk studi matematika.1617 dinas sebagai militer di Bayern, Jerman. Kemudian tahun 1621 sambil dinas militer melancong ke Swiss, Polandia dan Italia. Lalu tahun 1625 tinggal di Paris untuk sementara. Tahun 1629 melakukan imigrasi dan menyepi di Belanda. Tahun 1637 Descartes menerbitkan buku de la Methode. 1641 terbit lagi Meditationes de prima philosophia, debat dengan Gasesendi, meninggal di Istockhoin.3

Descartes meninggal dengan meninggalkan banyak kenangan dan keteladanan serta kegigihannya dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang ilmu filsafat. Terkhusus filsafat yang berhubungan dengan Tuhan. Dia merupakan tokoh pemikir yang hebat, kuat dan handal dalam mempertahankan pendapatnya. Sehingga dia dibilang termasuk

1 Crane Briton, Pembentukan Pemikiran Modern ( Jakarta : Mutiara ) hal 136-137 2


(3)

salah satu tokoh dunia yang memiliki pemikiran-pemikiran yang radikal. Dan perjuangan hidupnya sebagai seorang militer dan petualang telah memberikan teladan yang baik.

Sebagai filsuf yang hebat dia suka menyepi. Pastilah menyepi ini memiliki tujuan yang luar biasa, yaitu agar pemahamannya mengenai siapa dirinya dihadapan Tuhan itu dapat dipahaminya dengan baik. Bahwa sebenarnya manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang diberi akal budi yang jernih, sehat dan bijaksana dalam mengelola dirinya sendiri. Descartes selain dikenal sebagai bapak filsafat modern, juga merupakan tokoh yang sangat radikal. Dia memiliki filsafat yang sangat tinggi dan tidak diragukan ilmunya. Descartes memang merupakan tokoh yang layak dihargai lantaran semangat hidupnya yang tinggi dan kegigihannya dalam menuntut ilmu serta kesanggupannya menjadi seorang militer. Dia memiliki ilmu filsafat yang sangat tinggi, bahasa filsafatnya cukup tinggi dengan mengutamakan pikiran yang sehat.

Kemunculan buku yang diterbitkan merupakan bukti bahwa dia bukan seorang biasa, artinya dia termasuk orang yang punya kegigihan dalam memperjuangan sesuatu yang dimiliki agar dikenal dan berguna bagi banyak orang. Karena buku yang dilahirkan akan menjadi sumbangsih yang besar bagi masyarakat dunia yang memerlukan. Dengan lahirnya buku hasil pemikirannya, maka walaupun dia telah tiada, namun kekuatan dan pemikirannya masih tetap ada dan dipakai banyak orang. Dan ilmu yang dia miliki merupakan ilmu yang jarang miliki orang. Karena tidak semua orang paham dan tahu apa filsafat itu. Namun Descartes termasuk salah satu orang yang mendapat karunia Tuhan, sehingga dia bisa dan mamu memandang siapa manusia itu dihadapan Tuhan. Tuhan bisa dikenal baik oleh Descartes melalui pengetahuan filsafatnya. Begitu juga dia dapat mengenal dirinya dengan baik karena ilmu filsafat yang dimiliki.

Biografi singkat mengenai Descartes ini tentu akan sangat membantu banyak orang untuk mengenal siapa Descartes dan apa pula profesinya, pengalamannya dan pelayanannya di masyarakat. Dan ternyata dia termasuk seorang pejuang pembela negara. Dengan kemiliterannya dia mengabdikan diri untuk bangsa dan negara.


(4)

Tokoh besar dalam dunia ilmu filsafat ini juga berhasil melahirkan sebuah metode yang disebut dengan kesangsian dan “ Cogito Ergo Sum” Tokoh Descartes juga terkenal sebagai pendasaran metodis baru dalam filsafat. Dalam hal ini menyangsikan adalah berpikir, maka dia berkata bahwa ,” kepastian akan eksistensiku dicapai dengan berpikir. Berpikir tentang wahyu, tentang Tuhan, tentang siapa aku adalah eksistensi “. Dan ketika dia berpikir dia menyatakan , Je pense donc Je suis atau Cogito Ergo ( Aku berpikir maka aku ada ).

Dia menggumuli dengan sungguh-sungguh apa arti filsafat itu, maka menurut Descartes filsafat adalah suatu pemikiran kebijaksanaan yang melahirkan pandangan-pandangan baru mengenai ekssistensi manusia. Dan eksistensi itu harus dipertahankan . Maka menurut dia filsafat itu menjadi sangat penting bagi hidup manusia. Supaya manusia dapat mengenal Tuhan dengan baik dan benar, mengenal dirinya dan tahu dimana posisi manusia itu dihadapan Tuhan. Sehingga manusia tidak menjadi sombong dan merasa hebat. Terlebih agar manusia menjadi takluk dihadapan Tuhan.

Cogito yang dikemukakan oleh Descartes itu merupakan kebenaran dan kepastian yang tak tergoyahkan karena aku mengertinya secara jelas dan terpilah-pilah ( daire et distincte).. Descartes mengerti dan paham betul bahwa Cogito itu merupakan bentuk kebenaran dan kepastian yang tak tergoyahkan. Hal itu telah dipahami dengan jelas, dan rinci.

Sejumlah ilmu pengetahuan, terutama yang behubungan dengan dunia filsafat, telah Descartes tinggalkan dan semua itu menjadi bunga rampai yang terindah dan berguna bagi banyak orang.

B. Pokok Pikiran

Descartes adalah seorang filsuf terkenal yang mendapat gelar Bpk Filsafat modern , dia juga dikenal sebagai pendasaran metodis baru dalam filsafat. Dia merupakan tokoh sentral dalam ilmu filsafat.


(5)

Bapak filsafat ini dilahirkan di La Haye Touraine 31 Maret 1596. Sebagai tokoh dalam dunia filsafat, Descartes memiliki banyak pengetahuan dan pikiran-pikiran yang berkaitan dengan filsafat.

Berbicara soal filsafat, kadang membuat seseorang menjadi bingung dan pusing. Karena memahami bahasa filsafat , memang tidak semudah kalau kita mempelejari bidang ilmu lain. Memahami bahasa fulsafat memang sangat memerlukan pengetahuan yang mendalam , dan memerlukan kehati-hatian dalam mengambil keputusan. Agar keputusan yang diambil tidak salah atau menyimpang jauh dari makna yang sebenarnya.

Bahasa filsafat memang tampaknya seperti simbol-simbol atau lambang-lambang . Maka untuk membaca dan memahaminya bahasa filsafat memerlukan ketenangan hati, pikiran dan ketajaman berpikir yang ekstra.

Karena demikian sulitnya memahami bahasa filsafat, maka dalam hal ini saya akan membicarakan empat ( 4 ) hal yang ditugaskan dosen kepada saya yang berkaitan dengan filsafat Descartes, sesuai dengan kemampuan saya. Adapun empat hal tersebut ialah :

1. Ide bawaan dan substansi

2. Hubungan jiwa dan badan

3. Etika

4. Dan problem pengaruh filsafat Descartes

Untuk itu saya akan belajar menguaraikan hal-hal tersebut dengan bahasa saya, dan akan saya Mulai dengan pembahasan pertama tentang ide bawaan dan substansi.


(6)

Pertama harus kita tahu ada ide, bawaan dan substansi. Bahwa ide dalah pikiran, rencana dan gagasan. Sedangkan bawaan adalah bingkisan, oleh-oleh atau buah tangan. Sedangkan substansi sebagai: hakikat, inti, yang sebenar-benarnya.

Dikaitkan dengan filsafat Descartes,manusia lahir sudah memilikio ide bawaan dan substansi. Yaitu setiap manusia memiliki gagasa, pikiran dan rencana, juga memiliki sesuatu yang telah dibawa sejak lahir, entah itu pemikiran yang kreatif untuk menciptakan sesuatu atau usaha. Disamping itu, setiap manusia yang dilahirkan di dunia ini sudah memiliki hakikat hidup. Potensi apa yang benar-benar ada dalam dirinya.

Berkaitan dengan apa yang dikemukakan oleh Descartes mengenai ide bawaan dan substansi, memang seperti itu adanya, artinya, setiap manusia memiliki ide bawaan dan substansi. Dan dengan kesamgsian metodis Descartes telah menemukan cogioto, yaitu subjektivitas pikiran atau kesadaran. Sehingga Descartes menyebut pikiran sebagai idea bawaan yang sudah melekat sejak manusia dilahirkan di dunia ini. Dalam hal ini Descartes menyebutnya dengan : res cogitons “.

Menurut Descartes, aku berpikir karena aku ada. Sehingga pikiran adalah sesuatu yang substansi, yang hakiki atau yang ada. Dan substansi ini disebut jiwa yang berdiri sendiri. Mengenai keluasan atau kejasmanias Descartes mengatakan: mustahil Allah yang maha besar itu menipu kita tentang adanya kejasmanian. Karena yang disebut materi itu juga merupakan substansi. Maka Allah sendiri adalah sesuatu yang substansi, artinya Allah itu benar-benar ada.

Kita tahu bahwa kita memiliki idea Allah. Karena Allah itu ada, dan ini disebut argumen ntologis. Dalam hal ini Descartes termasuk seorang filsuf yang telah membuktikan bahwa Allah itu ada dan sejalam dengan Onselmus dan Thomas. Mereka mengakui bahwa adalah itu substansi dan benar-benar ada. Dan kesimpulannya Descartes yang mengandaikan bahwa adanya Allah menjadi ukuran segala pengetahuan termasuk menjamin aku yang menyangsikan dapat mencapai kebenaran.


(7)

2. Jiwa dan badan

Selanjutnta saya akan membahas apa hubungan antara jiwa dan badan. Descartes mengatakan bahwa aku, aku ( manusia ) itu terdiri dari dua substansi, dua hakikat. Hakikat yang pertama adalah jiwa dan yang kedua adalah materi atau badan. Apakah dua substansi ini ada hubungannya ?

Menurut pandangan antropologis, dinyatakan bahwa antara jiwa dan badan adalah dua realitas atau dua kenyataan yang terpisah. Pandangan yang mengatakan bahwa jiwa dan badan adalah dua realitas ini dalam filsafat sudah ada dan dipercayai sejak zaman Plato. Dan untuk menjelaskan pandangan ini Descartes menunjuk pada kelenhjar kecil di otak manusia untuk menjembatani agar bisa dipahami. Kelenjar ini namanya glandula pinealis. Kelenjar ini menghasilkan manusia bisa berjingkrak-jingkrak atau berjalan lunglai sementara jiwanya gembira atau sedih.

3. Etika

Apa etika itu? Secara umum etika adalah kesusilaan atau hal-hal yang berkaitan dengan sopan Santun. Namun dalam hal ini yang akan dibahas bukan etika yang berkaitan dengan kesusilaan atau sopan santun. Tapi lebih cenderung membahas mengenai substansi-substansi yang berkaitan dengan soal etika dan filsafat.

Mengenai etika ini, Descartes menekankan pada pentingnya mengendalikan hasrat-hasrat dalam badan kita, sehingga jiwa semakin menguasai tingkah laku kita. . Hasrat-hasrat ini itu berkaitan dengan hawa nafsu dan keinginan-keinginan yang kuat. Apabila manusia dapat mengendalikan diri atau menguasai hasrat-hasrat yang bergelora, maka manusia akan menjadi makhluk yang memiliki kebebasan spiritual. Hasrat atau nafsu yang dimiliki seseorang dimengertri sebagai keadaan pasif dari jiwa. Dan menurut Descartes ada enam ( 6 ) nafsu pokok yaitu:


(8)

a). Cinta b) Kevencian c) Kekaguman d) Gairah e) Kegembiraan f) dan Kesedihan

Itulah pandangan dualistis yang terdapat dalam ajaran etis, yang dikemukakan oleh Descartes yang dapat kita jadikan pedoman dalam kita memahami apa yang disebut etika. Karena menurut ajaran pandangan ini etika berhubungan dengan hasrat-hasrat yang ada dalam badan kita dan kita hsrus bisa menguasai hasrat atau mengelola hasrat itu dengan baik, sehingga kita tetap memiliki etika yang baik. Dan kita telah bicara banyak mengenai apa yang diajarkan oleh Bapak Filsafat kita yaitu, Descartes.

4. Problem pengaruh filsafat Descartes.

Selanjutnya kita akan membahas mengenai problema yang dapat muncul dari apa yang diajarkan oleh Descartes kepada kita. Apakah ada problema yang bisa muncul ditengah-tengah kita memahami dan menerima apa yang dikemukakan oleh Descartes? Kita harus menyimak dengan baik, agar kita mengetahui warisan problema apa yang bisa muncul dari apa yang dikemukakan oleh Descartes. Karena membahas hal ini memang tidak muudah. Maka saya perlu banyak belajar

memahami apa yang diajarkan. Karena memahami bahasa filsafat memang sangat sulit. Dab vbahkan banyak orang tidak bisa memahami bahasa filsafat. Bahkan kalau sering ada orang yang berbicara dengan bahasa-bahasa filsafat, oorang tersebut ( maaf ) sering dikatakan orangh gila. Karena

bahanyanya yang sulit dimengerti dan ditangkap oleh orang lain yang amenjadi lawan bicara atau yang mendengarkannya.


(9)

Ternyata filsafat Descartes juga mewariskan sebuah problema yang mendasar. Dengan cogito, dia mengandaikan bahwa pikiran atau kesadaran melukiskan kenyataan diluar keadaan itu dan dengan cara menyadari kesadaran kita sendiri ( refleksi diri ) kita mengenali kenyataan diluar kita. Refleki diri itu menurut ajaran ini sangat penting, kita perlu melihat apa yang terjadi dalam diri sendiri maupun yang terjadi diluar sana. Dan refleksi seperti ini dapat dilakukan dengan mengacu pada teori representasionisme.

Namun yang sering jadi persoalan adalah antara lukisan dan kenyataan. Karena lukisan belum tentu dapat menampilkan kenyataan atau sering berbeda dengan kenyataan. Bahwa ada jurang yang masih menganga antara pikiran dan kenyataan . Dan dari antara dua tepian jurang itu Descartes menginjak pada suatu tepi: pikiran dan dengan kecenderungan ini , dia mengawali sebuah aliran bebas filsafat yang disebut rasionalisme. Aliran ini beranggapan bawa pengetahuan diperoleh hanya dari rasio atau kesadaran kita, dan bukan dari kenyataan material di luarnya.

Belajar dari lukisan yang belum tentu menampilkan kenyataan yang sesuai. Akhirnya Descartes mengawali sebuah aliran bebas yang disebut aliran rasionalisme. Dan pada aliran ini kita memperoleh gambaran yang jelas, bahwa pengetahuan bisa diperoleh hanya dari rasio atau kesadaran kita. Bukan dari materi diluarnya.

- Ide-ide bawaan dan Substansi - Hubungan jiwa dan Badan - Etika

- Problem dan Pengaruh Filsafat Descrates

III. Kesimpulan

Kesimpulan dari semua yang teruari di atas bila dikaitkan dengan iman Kristen, tentunya memang ada kaitannya dan kita akan bisa belajar banyak hal dari pandangan-pandangan yang disampaikan oleh para filsuf yang namanya terungkap dalam uraian singkat ini. Kita bisa menarik kesimpulan dari apa yang dikemukakan oleh Descartes bahwa :


(10)

1. Aku berpikir karena aku ada, karena aku mengerti secara jelas dan terpilah-pilah.

2. Allah merupakan idea bawaan.

3. Kita memiliki idea pikiran, Allah pikiran juga.

4. Pikiran adalah suatu substansi, yaitu suatu kenyataan yang berdiri sendiri dan disebutnya jiwa.

5. Tentang keluasan atau kejasmanian Allah tidakmungkin menipu kita.

6. Karena Allah adalam substansi, maka aku ada.

7. Kita memiliki idea Allah, maka Allah itu ada.

8. Descartes adalah termasuk filsuf yang membuktikan bahwa Allah itu ada

9. Descartes yang mengandaikan bahwa adanya Allah telah mencapai kebenaran bahwa Allah ada.

Dari apa yang terpapar diatas dapat kita ketahui bahwa bila dihubungkan dengan iman Kristen, Memang sangat ada hubungannya.Karena didalamnya juga mengajarkan soal etika, bahwa orang Kristen yang mempercayai adanya Allah juga harus dapat hidup sesuai dengan firman Tuhan, yaitu mengendalikan hasrat-hasrat yang tiudak baik. Karena manusia termasuk makhluk yang memiliki spiritual untuk menjumpai Allah dalam setiap waktu.

Dan yang terakhir kita ( orang Kristen ) percaya bahwa Allah itu benar-benar ada dan dapat kita hubungi setiap saat. Kehadiran Allah bisa dirasakan oleh setiap orang Kristen. Untuk itu filsafat ini juga mengajarkan kepada setiap orang Kristen agar tidak meragukan keberadaan Allah atau substansi Allah.

Karena Allah yang kita sembah adalah Allah yang melalui Roh Kudus telah menolong kita. Sehingga ketika kita berhadapan dengan persoslan-persoalan yang sulit dipahami seperti yang dikemukakan oleh para filsuf kita, ternyata kita dapat memehami dan menarima. Bahwa aku ada dan Allah itu ada.


(11)

Kiranya tulisan ini ada manfaatnya walaupun jauh dari sempurna. Karena di dunia ini tidak ada yang sempurna, yang sempurna hanya satu, yaitu Tuhan.


(1)

Pertama harus kita tahu ada ide, bawaan dan substansi. Bahwa ide dalah pikiran, rencana dan gagasan. Sedangkan bawaan adalah bingkisan, oleh-oleh atau buah tangan. Sedangkan substansi sebagai: hakikat, inti, yang sebenar-benarnya.

Dikaitkan dengan filsafat Descartes,manusia lahir sudah memilikio ide bawaan dan substansi. Yaitu setiap manusia memiliki gagasa, pikiran dan rencana, juga memiliki sesuatu yang telah dibawa sejak lahir, entah itu pemikiran yang kreatif untuk menciptakan sesuatu atau usaha. Disamping itu, setiap manusia yang dilahirkan di dunia ini sudah memiliki hakikat hidup. Potensi apa yang benar-benar ada dalam dirinya.

Berkaitan dengan apa yang dikemukakan oleh Descartes mengenai ide bawaan dan substansi, memang seperti itu adanya, artinya, setiap manusia memiliki ide bawaan dan substansi. Dan dengan kesamgsian metodis Descartes telah menemukan cogioto, yaitu subjektivitas pikiran atau kesadaran. Sehingga Descartes menyebut pikiran sebagai idea bawaan yang sudah melekat sejak manusia dilahirkan di dunia ini. Dalam hal ini Descartes menyebutnya dengan : res cogitons “.

Menurut Descartes, aku berpikir karena aku ada. Sehingga pikiran adalah sesuatu yang substansi, yang hakiki atau yang ada. Dan substansi ini disebut jiwa yang berdiri sendiri. Mengenai keluasan atau kejasmanias Descartes mengatakan: mustahil Allah yang maha besar itu menipu kita tentang adanya kejasmanian. Karena yang disebut materi itu juga merupakan substansi. Maka Allah sendiri adalah sesuatu yang substansi, artinya Allah itu benar-benar ada.

Kita tahu bahwa kita memiliki idea Allah. Karena Allah itu ada, dan ini disebut argumen ntologis. Dalam hal ini Descartes termasuk seorang filsuf yang telah membuktikan bahwa Allah itu ada dan sejalam dengan Onselmus dan Thomas. Mereka mengakui bahwa adalah itu substansi dan benar-benar ada. Dan kesimpulannya Descartes yang mengandaikan bahwa adanya Allah menjadi ukuran segala pengetahuan termasuk menjamin aku yang menyangsikan dapat mencapai kebenaran.


(2)

2. Jiwa dan badan

Selanjutnta saya akan membahas apa hubungan antara jiwa dan badan. Descartes mengatakan bahwa aku, aku ( manusia ) itu terdiri dari dua substansi, dua hakikat. Hakikat yang pertama adalah jiwa dan yang kedua adalah materi atau badan. Apakah dua substansi ini ada hubungannya ?

Menurut pandangan antropologis, dinyatakan bahwa antara jiwa dan badan adalah dua realitas atau dua kenyataan yang terpisah. Pandangan yang mengatakan bahwa jiwa dan badan adalah dua realitas ini dalam filsafat sudah ada dan dipercayai sejak zaman Plato. Dan untuk menjelaskan pandangan ini Descartes menunjuk pada kelenhjar kecil di otak manusia untuk menjembatani agar bisa dipahami. Kelenjar ini namanya glandula pinealis. Kelenjar ini menghasilkan manusia bisa berjingkrak-jingkrak atau berjalan lunglai sementara jiwanya gembira atau sedih.

3. Etika

Apa etika itu? Secara umum etika adalah kesusilaan atau hal-hal yang berkaitan dengan sopan Santun. Namun dalam hal ini yang akan dibahas bukan etika yang berkaitan dengan kesusilaan atau sopan santun. Tapi lebih cenderung membahas mengenai substansi-substansi yang berkaitan dengan soal etika dan filsafat.

Mengenai etika ini, Descartes menekankan pada pentingnya mengendalikan hasrat-hasrat dalam badan kita, sehingga jiwa semakin menguasai tingkah laku kita. . Hasrat-hasrat ini itu berkaitan dengan hawa nafsu dan keinginan-keinginan yang kuat. Apabila manusia dapat mengendalikan diri atau menguasai hasrat-hasrat yang bergelora, maka manusia akan menjadi makhluk yang memiliki kebebasan spiritual. Hasrat atau nafsu yang dimiliki seseorang dimengertri sebagai keadaan pasif dari jiwa. Dan menurut Descartes ada enam ( 6 ) nafsu pokok yaitu:


(3)

a). Cinta b) Kevencian c) Kekaguman d) Gairah e) Kegembiraan f) dan Kesedihan

Itulah pandangan dualistis yang terdapat dalam ajaran etis, yang dikemukakan oleh Descartes yang dapat kita jadikan pedoman dalam kita memahami apa yang disebut etika. Karena menurut ajaran pandangan ini etika berhubungan dengan hasrat-hasrat yang ada dalam badan kita dan kita hsrus bisa menguasai hasrat atau mengelola hasrat itu dengan baik, sehingga kita tetap memiliki etika yang baik. Dan kita telah bicara banyak mengenai apa yang diajarkan oleh Bapak Filsafat kita yaitu, Descartes.

4. Problem pengaruh filsafat Descartes.

Selanjutnya kita akan membahas mengenai problema yang dapat muncul dari apa yang diajarkan oleh Descartes kepada kita. Apakah ada problema yang bisa muncul ditengah-tengah kita memahami dan menerima apa yang dikemukakan oleh Descartes? Kita harus menyimak dengan baik, agar kita mengetahui warisan problema apa yang bisa muncul dari apa yang dikemukakan oleh Descartes. Karena membahas hal ini memang tidak muudah. Maka saya perlu banyak belajar

memahami apa yang diajarkan. Karena memahami bahasa filsafat memang sangat sulit. Dab vbahkan banyak orang tidak bisa memahami bahasa filsafat. Bahkan kalau sering ada orang yang berbicara dengan bahasa-bahasa filsafat, oorang tersebut ( maaf ) sering dikatakan orangh gila. Karena

bahanyanya yang sulit dimengerti dan ditangkap oleh orang lain yang amenjadi lawan bicara atau yang mendengarkannya.


(4)

Ternyata filsafat Descartes juga mewariskan sebuah problema yang mendasar. Dengan cogito, dia mengandaikan bahwa pikiran atau kesadaran melukiskan kenyataan diluar keadaan itu dan dengan cara menyadari kesadaran kita sendiri ( refleksi diri ) kita mengenali kenyataan diluar kita. Refleki diri itu menurut ajaran ini sangat penting, kita perlu melihat apa yang terjadi dalam diri sendiri maupun yang terjadi diluar sana. Dan refleksi seperti ini dapat dilakukan dengan mengacu pada teori representasionisme.

Namun yang sering jadi persoalan adalah antara lukisan dan kenyataan. Karena lukisan belum tentu dapat menampilkan kenyataan atau sering berbeda dengan kenyataan. Bahwa ada jurang yang masih menganga antara pikiran dan kenyataan . Dan dari antara dua tepian jurang itu Descartes menginjak pada suatu tepi: pikiran dan dengan kecenderungan ini , dia mengawali sebuah aliran bebas filsafat yang disebut rasionalisme. Aliran ini beranggapan bawa pengetahuan diperoleh hanya dari rasio atau kesadaran kita, dan bukan dari kenyataan material di luarnya.

Belajar dari lukisan yang belum tentu menampilkan kenyataan yang sesuai. Akhirnya Descartes mengawali sebuah aliran bebas yang disebut aliran rasionalisme. Dan pada aliran ini kita memperoleh gambaran yang jelas, bahwa pengetahuan bisa diperoleh hanya dari rasio atau kesadaran kita. Bukan dari materi diluarnya.

- Ide-ide bawaan dan Substansi - Hubungan jiwa dan Badan - Etika

- Problem dan Pengaruh Filsafat Descrates

III. Kesimpulan

Kesimpulan dari semua yang teruari di atas bila dikaitkan dengan iman Kristen, tentunya memang ada kaitannya dan kita akan bisa belajar banyak hal dari pandangan-pandangan yang disampaikan oleh para filsuf yang namanya terungkap dalam uraian singkat ini. Kita bisa menarik kesimpulan dari apa yang dikemukakan oleh Descartes bahwa :


(5)

1. Aku berpikir karena aku ada, karena aku mengerti secara jelas dan terpilah-pilah. 2. Allah merupakan idea bawaan.

3. Kita memiliki idea pikiran, Allah pikiran juga.

4. Pikiran adalah suatu substansi, yaitu suatu kenyataan yang berdiri sendiri dan disebutnya jiwa. 5. Tentang keluasan atau kejasmanian Allah tidakmungkin menipu kita.

6. Karena Allah adalam substansi, maka aku ada. 7. Kita memiliki idea Allah, maka Allah itu ada.

8. Descartes adalah termasuk filsuf yang membuktikan bahwa Allah itu ada

9. Descartes yang mengandaikan bahwa adanya Allah telah mencapai kebenaran bahwa Allah ada. Dari apa yang terpapar diatas dapat kita ketahui bahwa bila dihubungkan dengan iman Kristen, Memang sangat ada hubungannya.Karena didalamnya juga mengajarkan soal etika, bahwa orang Kristen yang mempercayai adanya Allah juga harus dapat hidup sesuai dengan firman Tuhan, yaitu mengendalikan hasrat-hasrat yang tiudak baik. Karena manusia termasuk makhluk yang memiliki spiritual untuk menjumpai Allah dalam setiap waktu.

Dan yang terakhir kita ( orang Kristen ) percaya bahwa Allah itu benar-benar ada dan dapat kita hubungi setiap saat. Kehadiran Allah bisa dirasakan oleh setiap orang Kristen. Untuk itu filsafat ini juga mengajarkan kepada setiap orang Kristen agar tidak meragukan keberadaan Allah atau substansi Allah.

Karena Allah yang kita sembah adalah Allah yang melalui Roh Kudus telah menolong kita. Sehingga ketika kita berhadapan dengan persoslan-persoalan yang sulit dipahami seperti yang dikemukakan oleh para filsuf kita, ternyata kita dapat memehami dan menarima. Bahwa aku ada dan Allah itu ada.


(6)

Kiranya tulisan ini ada manfaatnya walaupun jauh dari sempurna. Karena di dunia ini tidak ada yang sempurna, yang sempurna hanya satu, yaitu Tuhan.