ANALISIS FUNGSI PRODUKSI CES (CONSTANT ELASTICITY OF Analisis Fungsi Produksi Ces (Constant Elasticity Of Substitution) Industri Kerajinan Genteng Di Desa Karanggeneng Kabupaten Boyolali.

(1)

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI CES (CONSTANT ELASTICITY OF SUBSTITUTION) INDUSTRI KERAJINAN GENTENG DI DESA

KARANGGENENG KABUPATEN BOYOLALI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh : ITA ROSDIANA

B 300 130 052

PRODI SETUDI ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017


(2)

i

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI CES (CONSTANT ELASTICITY OF SUBSTITUTION) INDUSTRI KERAJINAN GENTENG DI DESA

KARANGGENENG KABUPATEN BOYOLALI

PUBLIKASI ILMIAH

Oleh:

ITA ROSDIANA B 300 130 052

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

Dosen Pembimbing

Dr. Agung Riyardi, M.Si NIK. 632


(3)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI CES (CONSTANT ELASTICITY OF SUBSTITUTION) INDUSTRI KERAJIANAN GENTENG DI DESA

KARANGGENENG KABUPATEN BOYOLALI

OLEH: ITA ROSDIANA

B 300 130 052

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada Hari Sabtu, 1 April 2017 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Dr. Agung Riyardi, M.Si ( )

(Ketua dewa Penguji)

2. Dr. Didit Purnomo, SE., M.Si ( )

(Anggota I Dewa Penguji)

3. Eni Setyowati, SE., M.Si ( )

( Anggota II Dewa Penguji)

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta


(4)

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka akan saya pertanggungjwabkan sepenuhnya.

Penulis

Surakarta. 1 April 2017

ITA ROSDIANA B 300 130 052


(5)

1

ANALISIS FUNGSI PRODUKSI CES (CONSTANT ELASTICITY OF SUBSTITUTION) INDUSTRI KERAJINAN GENTENG DI DESA

KARANGGENENG KABUPATEN BOYOLALI ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh jumlah tenaga kerja laki-laki dan jumlah tenaga kerja perempuan terhadap jumlah produksi yang dihasilkan, dan menganalisis bagaimana elastisitas produksinya pada industri kerajinan genteng di Desa Karanggeneng Kabupaten Boyolali. Data yang digunakan dalam penelitian ini data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dengan wawancara dan data sekunder diperoleh dari kantor kelurahan dan BPS Boyolali. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan model fungsi produksi CES (Constant Elasticityof Subtitusion). Hasil analisis regresi menunjukan bahwa tenaga kerja laki-laki dan tenaga kerja perempuan berpengaruh secara bersama-sama terhadap jumlah produksi dapat dilihat dari nilai signifikan F sebesar 0,0000. Terdapat pengaruh positif dan signifikan pada tenaga kerja laki-laki terhadap jumlah produksi genteng yang dihasilkan. Terdapat pengaruh negatif dan signifikan pada tenaga kerja perempuan terhadap jumlah produksi genteng di Desa Karanggeneng. Nilai elastisitas subtitusinya sebesar 0,188<1 (inelastis) menunjukkan proses substitusi tenaga kerja laki-laki dan tenaga kerja perempuan relatif sulit untuk dilakukan.

Kata Kunci : Tenaga Kerja Laki-laki, Tenaga Kerja Perempuan, Fungsi Produksi CES, Elastisitas Substitusi.

ABSTRACT

This study aimed to analyze the influence of the male labor force and total employment of women to the amount produced, and analyze how the elasticity of the tile production in the handicraft industry in the village Karanggeneng Boyolali. The data used in this research is primary data and secondary data. The primary data obtained directly through interviews and secondary data obtained from the district office and BPS Boyolali. The analytical method used is multiple regression analysis using a model of the production function CES (Constant Elasticityof Substitution). Regression analysis showed that the labor of men and women workers jointly affect the amount of production can be seen from the significant F value of 0.0000. There is a positive and significant effect on male labor to total tile production produced. There is a negative and significant impact on women's employment to total tile production in the village Karanggeneng. Subtitusinya elasticity value of 0.188 <1 (inelastic), meaning that employers tile craft is difficult to do because the workforce reduction will affect the amount of the resulting tile production.

Keywords: Labor Male, Labor Women, CES Production Function, Elasticity of Substitution.


(6)

2 1. PENDAHULUAN

Pembangunan merupakan suatu upaya untuk mencapai pertumbuhan kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu Negara untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan taraf hidup masyarakat, Arsyad (2003). Pembangunan dapat dikatakan berhasil apabila mampu meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakatnya. Pengaruh kondisi jumlah penduduk yang mempunyai kualitas yang memadai akan mendorong pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya penduduk yang mempunyai kualitas rendah akan menjadi beban dalam pembangunan. Salah satu kondisi ekonomi yang mampu meningkatkan kesejahteran hidup masyarakat dengan adanya aktivitas industri di suatu daerah.

Industri kecil di perdesaan dikenal sebagai tambahan sumber pendapatan keluarga dan juga sebagai penunjang kegiatan pertanian yang merupakan mata pencaharian pokok sebagian besar masyarakat perdesaan. Industri perdesaan mempunyai arti penting dalam usaha mengurangi tingkat kemiskinan di perdesaan atau dengan kata lain diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat perdesaan (Mubyarto, 1986).

Pembangunan industri merupakan bagian dari usaha jangka panjang untuk merombak setruktur ekonomi yang berat sebelah pada produksi bahan mentah dan hasil-hasil pertanian kearah stuktur yang lebih seimbang dan serasi. Pembangunan industri juga diarahkan untuk lebih meningkatkan peranan industri kecil dan kerajinan rakyat antara lain penyempurnaan, pengaturan, pembinaan, dan pengembangan usaha serta peningkatan produktifitas dan perbaikan mutu produksi. Dengan berkembangnya industri kecil akan meningkatkan pula


(7)

3

pendapatan pengusaha pengkrajin industri kecil dan tenaga kerjanya, serta kemampuannya untuk memasarkan dan mengekspor hasil- hasil produksinya.

Keberadaan industri kecil diharapkan dapat memperluas kesempatan kerja serta meningkatkan terbentuknya lapangan kerja yang akan memberikan dampak peningkatan pendapatan masyarakat. Salah satu industri yang mampu menyerap tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan adalah industri kecil khususnya industri kecil genteng.

Tenaga kerja merupakan faktor yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam industri kecil khususnya pada industri kerajinan genteng di Desa Karanggeneng Kabupaten Boyolali. Banyaknya pengusaha industri kerajinan genteng ini tidak membatasi tenaga kerjanya apakah mereka laki- laki atau perempuan karena industri ini mempunyai dampak positif dan membantu perekonomian dan menambah pendapatan bagi masyarakat sekitar sebagai tenaga kerja penghasil genteng. Tenaga kerja di industri genteng ini terdapat tenaga kerja laki- laki dan tenaga kerja perempuan yang masing- masing mempunyai tugas berbeda- beda.

Berdasarkan uraian diatas, setudi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tenaga kerja laki-laki dan tenaga kerja perempuan terhadap jumlah produksi genteng serta bagaimana elastisitas substitusinya pada industri genteng di Desa Karanggeneng Kabupaten Boyolali.

2. METODE PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data


(8)

4

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara langsung kepada pengusaha/pemilik industri kerajinan genteng di Desa Karanggeneng Kabupaten Boyolali. Data sekunder diperoleh dari dokumen atau arsip dari kantor Kelurahan Desa Karanggeneng Kabupaten Boyolali dan BPS Boyolali.

2.2. Metode Analisis Data

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah fungsi produksi CES (Constant Elasticity of Substitution) dengan menggunakan model replika dari jurnal Kmenta (1967) yang berjudul “On Estimation of The CES Production

Function”

LogQ = LogA + μδ(LogKi) + μ(1-δ)Log(Li) –½ ρμδ(1-δ)[Log(Ki)- Log(Li)]2 + ui

Dari model persaman di atas penulis dapat membuat modifikasi persamaan model yang sesuai dengan variabel penelitian sebagai berikut :

Keterangan :

Q = output (jumlah produksi) L1 = input tenaga kerja Laki-laki L2 = input tenaga kerja Perempuan

A = β0 = konstanta

μδ = β1 = koefisien regresi (elastisitas) tenaga kerja perempuan

μ(1-δ) = β2 = koefisien regresi (elastisitas) tenaga kerja laki-laki

–½ ρμδ(1-δ) = β3 = koefisien regresi (elastisitas) substitusi faktor

u = error term


(9)

5

log = logaritma

A. Untuk mengetahui apakah tenaga kerja laki-laki dan tenaga kerja perempuan berpengaruh terhadap faktor produksi maka harus dilakukan dengan meregres model fungsi CES dengan bantuan program e-views 7 menggunakan uji statistik dan uji asumsi klasik :

1. Uji Statistik

Untuk mengetahui apakah signifikan atau tidaknya suatu hasil nilai maka masing-masing koefisien regres pada tingkat keyakinan (level of signifikan) atau α = 10% dilakukan melalui uji t.

Hipotesis statistik :

H0 : βi1 = 0, variabel bebas yang diestimasi secara parsial tidak berpengaruh signifikan tehadap variabel terikat.

H1 : βi1 ≠ 0, variabel yang diestimasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Jadi apabila variabel t hitung > t tabel dengan α = 10% maka H0 ditolak artinya variabel bebas yang telah diestimasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

a. Uji F

Pengujian secara serentak melalui uji F (F-test) pada tingkat keyakinan (level of Signifikance) 95% atau α = 10%.

Hipotesis statistik:

H0 : βi1 = βi2 = 0, variabel bebas yang diestimasi secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel terikat secara signifikan.


(10)

6

H1 : βi1 ≠ βi2 ≠ 0, variabel bebas yang diestimasi secara bersama-sama

mempengaruhi variabel terikat secara signifikan.

Bila Fhitung > Ftabel dengan α = 10% maka H0 ditolak artinyavariabel bebas yang diestimasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

b. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Pengukuran goodnes of fit (R2) atau besaran koefisien determinasi, yaitu untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model variabel bebas (independent variabele) mempunyai pengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikat (dependent variabele). Nilai koefisien dari determinasi R2 terletak antara 0 dan 1. Semakin tinggi nilai R2 maka model yang digunakan semakin baik.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak berlaku (Imam Ghozali,2005). Dalam penelitian ini menggunakan uji histrogram. Dengan membandingkan nilai Probability dan nilai Jarque Bera dengan α yang kita gunakan (0,1). Jika nilai Probability ini < α, maka H0 : distribusi ut normal ditolak, yang


(11)

7

berarti distribusi ut tidak normal. Jika nilai Probability ini > α, maka H0 : distribusi ut normal diterima, berarti distribusi ut normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF). Jika nilai VIF kurang dari 10 maka dalam data terdapat multikolinieritas (Gujarati, 2004).

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada autokorelasi, untuk menguji apakah dalam model regresi terkena otokorelasi atau tidak digunakan uji Breusch Godfrey Serial Correlation LM Test yaitu dengan melihat hasil dari Prob.Chi-Square dengan

membandingkan dengan tingkat kesalahan (α = 10%), dengan kriteria

berkut :

- Apabila nilai Probability > α = 10% bererti tidak ada autokorelasi - Apabila nilai Probability < α = 10 % berarti terdapat autokorelasi d. Uji Heterokedastisitas

Untuk menguji ada tidaknya heterokedastisitas maka digunakan uji White yaitu dengan membandingkan nilai Probability dari nilai Obs* R-square

dengan α = 0,1. Jika nilai Probability ≤ α, maka H0 ditolak yang berarti


(12)

8

α, maka H0 diterima yang berarti tidak terdapat masalah heterokedastisitas

dalam model.

B. Untuk mengetahui elastisitas substitusin (σ) maka dapat dihitung dengan

rumus (Beattie dan Taylor, 1994) : σ=

=

Kriteria hipotesisnya adalah :

1) Jika σ > 1 akan menyebabkan perubahan yang lebih besar pada L1 dan

L2 maka subsitusi akan bersifat elastis dan mudah dilakukan.

2) Jika σ < 1 akan menyebabkan perubahan yang lebih kecil pada L1 dan

L2, maka subsitusi L1 dan L2 akan bersifat inelastis dan sulit dilakukan.

3) Jika σ = 1 maka subtitusi L1 dan L2 akan bersifat unitary elasticity

dan relatif sulit atau relatif mudah dilakukan. 3. HASIL DA PEMBAHASAN

Untuk membuktikan pengaruh tenaga kerja laki-laki dan tenaga kerja perempuan terhadap jumlah produksi genteng maka harus dilakukan estimasi model dengan hasil persamaan regresi sebagai berikut :

LNQ = 4.164 - 1.697 LNL2 + 6.340 LNL1 - 1.631(LNL1L2)2 1. Pengaruh Tenaga Kerja Laki-laki Terhadap Jumlah Produksi Genteng

Variabel tenaga kerja laki-laki (L1) dalam persamaan regresi model CES sebesar 6,340. Angka tersebut menggambarkan elastisitas produksi tenaga kerja laki-laki (L1), dapat di artikan apabila tenaga kerja laki-laki mengalami


(13)

9

peningkatan sebesar 1% maka akan meningkatkan jumlah produksi sebesar 6,340%.

2. Pengaruh Tenaga Kerja Perempuan Terhadap Jumlah Produksi Genteng Variabel tenaga kerja perempuan (L2) sebesar -1,697. Angka tersebut menggambarkan elastisitas produksi tenaga kerja perempuan (L2), diartikan apabila variabel tenaga kerja perempuan (L2) mengalami peningkat 1% maka akan menurunkan jumlah produksi sebesar 1,697%.

3. Elastisitas Substitusi Antar Tenaga Kerja Laki-laki dan Tenaga Kerja Perempuan

Nilai σ sebesar 0,188 < 1, menunjukan bahwa terjadi subtitusi perubahan

input tenaga kerja laki-laki (L1) dan tenaga kerja perempuan (L2) sebesar 1% akan berdampak pada perubahan input sebesar 0,188 persen. Hal ini dapat diartikan bahwa adanya tenaga kerja laki-laki dalam industri genteng ini sangat berperan pentig dalam menghasilkan jumlah yang dihasilkan apabila digantikan dengan tenaga keja perempuan akan berdampak pada produksi yang relatif rendah.

Nilai σ yang kurang dari 1 menunjukan bahwa proses substitusi L1 dan L2 relatif sulit untuk dilakukan. Hal ini juga berarti bahwa seorang pengusaha industri kerajinan genteng relatif sulit untuk mengurangi jumlah tenaga kerja laki-laki dan mensubsitusikan tenaga kerja perempuan, karena bagaimanapun juga tenaga kerja perempuan juga memiliki peran dalam manghasilkan produksi.


(14)

10 4. PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Terdapat pengaruh positif dan signifikan pada tenaga kerja laki-laki terhadap jumlah produksi genteng di Desa Karanggeneg. Besar nilai koefisien regresi variabel tenaga kerja laki-laki sebesar 6,340, artinya apabila variabel tenaga kerja laki-laki mengalami peningkatan sebesar 1 persen maka akan menaikan jumlah produksi genteng sebesar 6,340 persen.

Terdapat pengaruh negatif dan signifikan pada tenaga kerja perempuan terhadap jumlah produksi genteng di Desa Karanggeneng . Besar nilai koefisien regresi variabel tenaga kerja perempuan sebesar 1,697, artinya apabila variabel tenaga kerja perempuan mengalami peningkatan sebesar 1 persen maka akan menurunkan jumlah produksi genteng sebesar 1,697.

Nilai σ sebesar 0,188 < 1 (inelastis) menunjukan proses subtitusi tenaga kerja laki-laki dan tenaga kerja perempuan relatif sulit untuk dilakukan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengusaha industri kecil genteng sulit untuk melakukan pengurangan jumlah tenaga kerjanya karna akan berpengaruh tehadap jumlah produksi genteng yang akan dihasilkanya.

4.2. Saran

1. Bagi Pemerintah

Peningkatan kegiatan penyuluhan efektif melalui dinas terkait guna meningkatkan kualitas produk, memberi perlindungan bagi pengrajin dengan mengontrol harga jual genteng dan menyedikan modal bagi pengrajin genteng.


(15)

11 2. Bagi Pengrajin

Diperlukan peningkatan kualitas barang dagang dan kuantitas harga barang agar ramai pembeli dan memberi kenyamanan pembeli. Adanya peningkatan kesejahteraan bagi pekerja. Usaha demikian akan mendorong masyarakat, terutama masyarakat sekitar lokasi industri kecil genteng untuk bekerja di industri tersebut. Selain itu, akan memberikan peran yang lebih besar lagi bagi industri kecil dalam memberikan peran terhadap penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, I.G., Pasay, N.A., dan Sugiharso. (2008). Teori Ekonomi Mikro: Suatu Analisis Produksi Terapan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Arrow, K.J., H.B. Chenery, B.S. Minhas dan R.M. Sollow, (1961). “Capital-Labor Substitution and Economic Efficiency”, The Review of Economics and Statistics, Vol. XLIII, Agustus 1961. Halaman 225-250.

Azhari, Arsyad. (2003). Industri Kecil Sebuah Tinjauan dan Perbandinga. Jakarta: LP3ES.

Badriah, Lilis Siti. Kadarwati, Nunik dan Widayaningsih, Neni. (2008).

“Elastisitas Modal dan Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Produksi Pada

Industri Kecil (Studi Kasus Pada Industri Batik Banyumas)”. Jurnal

Ekonomi Regional, Vol.3 No 2.

Bruce R, Beattie dan C, Robert Taylor. (1994). Ekonomi Produksi. Yogyakarta: Gadjah Mada Unuversity Press.

Fathorrozi, J. S. (2003). Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat.

Ghozali, I. (2005). A/plikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Universitas Diponegoro.

Gujarati, D. (2004). Basic Economics . Singapore: McGraw-Hill Inc.

Kmenta, J. (1967). "On Estimation of The CES Production Function". Journal. International Economic Review, Vol 8 No.2.

Mubyarto. (1986). Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: LP3ES.

Romdhoni, A.H., Wahyuddin, M., dan Riyardi,A., (2015). “Analisis Fungsi Produksi Frontier Constant Elasticity Sibstitutions Industri Makanan

Hingga Pakaian Jadi di Provinsi Jawa Tengah”. Universitas Research


(1)

6

H1 : βi1 ≠ βi2 ≠ 0, variabel bebas yang diestimasi secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikat secara signifikan.

Bila Fhitung > Ftabel dengan α = 10% maka H0 ditolak artinyavariabel bebas yang diestimasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

b. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Pengukuran goodnes of fit (R2) atau besaran koefisien determinasi, yaitu untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan model variabel bebas (independent variabele) mempunyai pengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikat (dependent variabele). Nilai koefisien dari determinasi R2 terletak antara 0 dan 1. Semakin tinggi nilai R2 maka model yang digunakan semakin baik.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Apabila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak berlaku (Imam Ghozali,2005). Dalam penelitian ini menggunakan uji histrogram. Dengan membandingkan nilai Probability dan nilai Jarque Bera dengan α yang kita gunakan (0,1). Jika nilai Probability ini < α, maka H0 : distribusi ut normal ditolak, yang


(2)

7

berarti distribusi ut tidak normal. Jika nilai Probability ini > α, maka H0 : distribusi ut normal diterima, berarti distribusi ut normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas dengan menggunakan Variance Inflation Factors (VIF). Jika nilai VIF kurang dari 10 maka dalam data terdapat multikolinieritas (Gujarati, 2004).

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada autokorelasi, untuk menguji apakah dalam model regresi terkena otokorelasi atau tidak digunakan uji Breusch Godfrey Serial Correlation

LM Test yaitu dengan melihat hasil dari Prob.Chi-Square dengan

membandingkan dengan tingkat kesalahan (α = 10%), dengan kriteria berkut :

- Apabila nilai Probability> α = 10% bererti tidak ada autokorelasi

- Apabila nilai Probability< α = 10 % berarti terdapat autokorelasi

d. Uji Heterokedastisitas

Untuk menguji ada tidaknya heterokedastisitas maka digunakan uji White yaitu dengan membandingkan nilai Probability dari nilai Obs* R-square

dengan α = 0,1. Jika nilai Probability ≤ α, maka H0 ditolak yang berarti terdapat masalah heterokedastisitas dalam model. Jika nilai Probability >


(3)

8

α, maka H0 diterima yang berarti tidak terdapat masalah heterokedastisitas dalam model.

B. Untuk mengetahui elastisitas substitusin (σ) maka dapat dihitung dengan rumus (Beattie dan Taylor, 1994) :

σ=

=

Kriteria hipotesisnya adalah :

1) Jika σ > 1 akan menyebabkan perubahan yang lebih besar pada L1 dan L2 maka subsitusi akan bersifat elastis dan mudah dilakukan.

2) Jika σ < 1 akan menyebabkan perubahan yang lebih kecil pada L1 dan L2, maka subsitusi L1 dan L2 akan bersifat inelastis dan sulit dilakukan.

3) Jika σ = 1 maka subtitusi L1 dan L2 akan bersifat unitary elasticity

dan relatif sulit atau relatif mudah dilakukan.

3. HASIL DA PEMBAHASAN

Untuk membuktikan pengaruh tenaga kerja laki-laki dan tenaga kerja perempuan terhadap jumlah produksi genteng maka harus dilakukan estimasi model dengan hasil persamaan regresi sebagai berikut :

LNQ

=

4.164 - 1.697 LNL2 + 6.340 LNL1 - 1.631(LNL1L2)2 1. Pengaruh Tenaga Kerja Laki-laki Terhadap Jumlah Produksi Genteng

Variabel tenaga kerja laki-laki (L1) dalam persamaan regresi model CES sebesar 6,340. Angka tersebut menggambarkan elastisitas produksi tenaga kerja laki-laki (L1), dapat di artikan apabila tenaga kerja laki-laki mengalami


(4)

9

peningkatan sebesar 1% maka akan meningkatkan jumlah produksi sebesar 6,340%.

2. Pengaruh Tenaga Kerja Perempuan Terhadap Jumlah Produksi Genteng Variabel tenaga kerja perempuan (L2) sebesar -1,697. Angka tersebut menggambarkan elastisitas produksi tenaga kerja perempuan (L2), diartikan apabila variabel tenaga kerja perempuan (L2) mengalami peningkat 1% maka akan menurunkan jumlah produksi sebesar 1,697%.

3. Elastisitas Substitusi Antar Tenaga Kerja Laki-laki dan Tenaga Kerja Perempuan

Nilai σ sebesar 0,188 < 1, menunjukan bahwa terjadi subtitusi perubahan input tenaga kerja laki-laki (L1) dan tenaga kerja perempuan (L2) sebesar 1% akan berdampak pada perubahan input sebesar 0,188 persen. Hal ini dapat diartikan bahwa adanya tenaga kerja laki-laki dalam industri genteng ini sangat berperan pentig dalam menghasilkan jumlah yang dihasilkan apabila digantikan dengan tenaga keja perempuan akan berdampak pada produksi yang relatif rendah.

Nilai σ yang kurang dari 1 menunjukan bahwa proses substitusi L1 dan L2 relatif sulit untuk dilakukan. Hal ini juga berarti bahwa seorang pengusaha industri kerajinan genteng relatif sulit untuk mengurangi jumlah tenaga kerja laki-laki dan mensubsitusikan tenaga kerja perempuan, karena bagaimanapun juga tenaga kerja perempuan juga memiliki peran dalam manghasilkan produksi.


(5)

10

4. PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Terdapat pengaruh positif dan signifikan pada tenaga kerja laki-laki terhadap jumlah produksi genteng di Desa Karanggeneg. Besar nilai koefisien regresi variabel tenaga kerja laki-laki sebesar 6,340, artinya apabila variabel tenaga kerja laki-laki mengalami peningkatan sebesar 1 persen maka akan menaikan jumlah produksi genteng sebesar 6,340 persen.

Terdapat pengaruh negatif dan signifikan pada tenaga kerja perempuan terhadap jumlah produksi genteng di Desa Karanggeneng . Besar nilai koefisien regresi variabel tenaga kerja perempuan sebesar 1,697, artinya apabila variabel tenaga kerja perempuan mengalami peningkatan sebesar 1 persen maka akan menurunkan jumlah produksi genteng sebesar 1,697.

Nilai σ sebesar 0,188 < 1 (inelastis) menunjukan proses subtitusi tenaga kerja laki-laki dan tenaga kerja perempuan relatif sulit untuk dilakukan. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengusaha industri kecil genteng sulit untuk melakukan pengurangan jumlah tenaga kerjanya karna akan berpengaruh tehadap jumlah produksi genteng yang akan dihasilkanya.

4.2. Saran

1. Bagi Pemerintah

Peningkatan kegiatan penyuluhan efektif melalui dinas terkait guna meningkatkan kualitas produk, memberi perlindungan bagi pengrajin dengan mengontrol harga jual genteng dan menyedikan modal bagi pengrajin genteng.


(6)

11 2. Bagi Pengrajin

Diperlukan peningkatan kualitas barang dagang dan kuantitas harga barang agar ramai pembeli dan memberi kenyamanan pembeli. Adanya peningkatan kesejahteraan bagi pekerja. Usaha demikian akan mendorong masyarakat, terutama masyarakat sekitar lokasi industri kecil genteng untuk bekerja di industri tersebut. Selain itu, akan memberikan peran yang lebih besar lagi bagi industri kecil dalam memberikan peran terhadap penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pendapatan.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, I.G., Pasay, N.A., dan Sugiharso. (2008). Teori Ekonomi Mikro: Suatu

Analisis Produksi Terapan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Arrow, K.J., H.B. Chenery, B.S. Minhas dan R.M. Sollow, (1961). “Capital-Labor Substitution and Economic Efficiency”, The Review of Economics and Statistics, Vol. XLIII, Agustus 1961. Halaman 225-250.

Azhari, Arsyad. (2003). Industri Kecil Sebuah Tinjauan dan Perbandinga.

Jakarta: LP3ES.

Badriah, Lilis Siti. Kadarwati, Nunik dan Widayaningsih, Neni. (2008).

“Elastisitas Modal dan Tenaga Kerja Terhadap Tingkat Produksi Pada Industri Kecil (Studi Kasus Pada Industri Batik Banyumas)”. Jurnal Ekonomi Regional, Vol.3 No 2.

Bruce R, Beattie dan C, Robert Taylor. (1994). Ekonomi Produksi. Yogyakarta: Gadjah Mada Unuversity Press.

Fathorrozi, J. S. (2003). Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Salemba Empat.

Ghozali, I. (2005). A/plikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Universitas Diponegoro.

Gujarati, D. (2004). Basic Economics . Singapore: McGraw-Hill Inc.

Kmenta, J. (1967). "On Estimation of The CES Production Function". Journal. International Economic Review, Vol 8 No.2.

Mubyarto. (1986). Pengantar Ekonomi Pertanian. Yogyakarta: LP3ES.

Romdhoni, A.H., Wahyuddin, M., dan Riyardi,A., (2015). “Analisis Fungsi Produksi Frontier Constant Elasticity Sibstitutions Industri Makanan Hingga Pakaian Jadi di Provinsi Jawa Tengah”. Universitas Research Colloquium, 1-15.