Program Komputer Respon Hasil Tanaman terhadap Jumlah Kandungan Lengas Tanah pada Lahan Non-Irigasi

PROGRAM KOMPUTER RESPON HASIL lANAMAN
lERHAD4P JUMLAH KANDUNGAN LEN GAS lANAH
PADA tAHAN NON-IRIGASI

Oleh

MUHAMMAD HASAN

F240550

fセkultas@

1995

TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

Muhammad Hasan. F240550. Program Komputer Respon Hasil Tanaman Terhadap lumlah Kandungan Lengas Tanah Pada Lahan Non-Irigasi.
Dibawah
bimbingan Dr. H. Moeljamo Djojomartono, MSA dan Ir. Dedi Kusnadi Kalsim,

M.Eng, Dip. HE.

RINGKASAN
Tanaman membutuhkan kandungan lengas tanah dalam jumlah yang optimal didaerah perakaran selarna masa pertumbuhan.

Pada lahan-Iahan non irigasi (tadah

hujan) , dimana curah hujan merupakan satu-satunya sumber lengas tanah, selama
musirn penghujan jumlah kandungan lengas tanah dapat melebihi dari jumlah yang
dibutuhkan tanaman, dan pada musim kemarau jumlah kandungan lengas tanah
dapat sangat terbatas.

Sementara itu, dari beberapa hasil penelitian, dikctahui

bahwa kelebihan dan kekurang air dapat mengganggu pertumbuhan dan menu runkan hasil.

Pengaruh jumlah kandungan lengas tanah terhadap pertumbuhan dan

hasil tanaman telah dirumuskan oleh FAO pada tahun 1991 di Rome, melalui suatu
pembuatan program komputer yang dikenal dengan program CROPWAT versi 2.1.

Dalam analisis sistem neraea air harian, CROPWAT menggunakan data eurah hujan
bulanan yang dikonversi ke dalarn eurah hujan harian, yaitu dengan eara membagi
eurah hujan bulanan ke dalam enam eurah hujan harian dengan jumlah hujan yang
sarna besar. Meskipun konversi ini menjarnin pemerataan penyediaan lengas tanah
bagi tanaman, narnun pada kenyataannya fluktuasi eurah hujan harian sangat besar
dan tidak dapat memiliki pola eurah hujan seperti yang diasumsikan oleh fAO.
Selain itu pula, dalam anal isis sistem neraea air yang sarna, CROPWAT tidak
memperhitungkan pengaruh kelebihan air terhadap tingkat respon hasil tanaman,
dimana sesungguhnya pertumbuhan dan hasil tanaman akan terganggu apabila
tanarnan mengalami kelebihan air dalam masa pertumbuhannya.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maIm makalah khusus ini bertujllan :
I) menYllslln suatu program kompllter yang menyatakan respon hasil tanaman terhadap jumlah kandungan lengas tanah,

yang merupakan modiflkasi program

CROPWAT 2.1, sekaligus menerapkannya untuk menduga tingkat respon hasil
tanaman jagung, 2) menguji tingkat akurasi penggunaan metode konversi data emah
hujan menllrut FAO yang mengubah data eurah hujan bulanan ke dalam distribllsi
emah hujan harian dalam sistem neraea air, dalam hubungannya dengan pergantian

musim an tara musim kemarau dan mllsim hujan yang terjadi di Indonesia (daerah
tropis), melalui perbandingan dengan program

yang disusun yang menggunakan

data emah hujan harian, 3) mengadakan perbandingan terhadap sistem neraea air
yang memperhitungkan kelebihan air di atas batas kapasitas lapang dari program
yang dibllat, dengan sistem neraea air yang tidak memperhitungkan kelebihan air
dari program CROPWAT, sekaligus melihat keterkaitannya dengan adanya pergantian musim antara musim kemarall dan musim hujan yang terjadi di Indonesia yang
beriklim tropis.
Hasil pembuatan program untuk studi kasus di Daerah Ciledug pada tanaman
jagung, serta perbandingan dengan program CROPWAT, menunjukkan bahwa :
1)

Melalui perbandingan antara program yang disusun (program RESTAN) yang
menggunakan data emah hujan harian dalam analisis sistem neraea air, dengan
program CROPWAT yang menggunakan distribusi hujan harian menu rut
metode

eセoL@


dapat diketahui bahwa pada bulan tan am Oktober terjadi pcrbe-

daan nilai kum(Ya/Ym) yang paling nyata. Pada program RESTAN, nilai
kum(Ya/Ym) yang dihasilkan sebesar 52.66%, sementara program CROPWAT

memberikan nilai kum(Ya/Ym) 100%.

Selisih nilai kum(Ya/Ym) yang clIkup

besar dari kedua program terutama dipengaruhi oleh pola distribusi emah hlljan
harian dari program RESTAN. yang tidak dapat selalu menjamin penyediaan
lengas tanah dalam jumlah yang optimal bagi tanaman.

Selain itu juga disebabkan adanya pergantian musim kemarau ke musim hujan
yang masih berlangsung hingga awal November, yang sekaligus mempengaruhi
fluktuasi kandungan lengas tanah pada awal bulan perhitungan (bulan Oktoher).
2)

Melalui perbandingan antara program RESTAN yang memperhitungkan kelebihan air dalam analisis sistem neraea air, dengan. program CROPWAT yang

tidak memperhitungkan kelebihan air, dapat diketahui bahwa pada bulan-bulan
tanam yang mengalami kelebihan air dan sama sekali tidak mengalami kekurang an air dalam masa pertumbuhan, nilai kum(Ya/Ym) program RESTAN
selalu lebih kecil daripada nilai kum(Ya/Ym) program CROPWAT. Selain itu,
pada bulan tanam Oktober terjadi perbedaan nilai kum(Ya/Ym) yang paling
nyata. Pada program RESTAN, nilai kum(Ya/Ym) yang dihasilkan sebesar
71.19%,

sementara program CROPWAT memberikan nilai kum(Ya/Ym)

100%. Selisih nilai kum(Ya/Ym) kedua program tidak disebabkan oleh faktor
kelehihan air, namun pad a program RESTAN. lebih disebabkan oleh adanya
pergantian musim kemarau ke musim hujan, yang pengaruhnya terhadap fluktuasi kandungan lengas tanah masih berlangsung hingga awal Nopember.
Penentuan tingkat respon hasil tanaman walaupun dapat menggunakan distribusi
eurah hujan menurut metode FAO dalam analisis sistem neraea air, sebaiknya
berhati-hati, terutama karena pada bulan-bulan tanam yang mengalami pergantian
musim kemarau ke musim hujan (eurah hujan rendah, dibawah 400 mm/bulan
tanam), nilai kum(Ya/Ym) akan lebih besar dari nilai kum(Ya/Ym) jika menggunakan data eurah hujan harianyang sebenarnya. Hal ini disebabkan pola eurah hujan
yang dibentuk menurut metode FAO eenderung lebih menjamin penyediaan lengas
tanah tetap dalam jumlah optimal. Selain itu, pengaruh kelebihan air di atas kapasitas lapang dalam anal isis sistem neraca air tetap perlu diperhitungkan.


Meskipun

nilai kum(Ya/Ym) yang diperoleh cenderung lebih keci!. namun lebih menggambarkan respon hasil tanaman terhadap jumlah kandungan lengas tanah.

PROGRAM KOMPUTER RESPON HASIL TANAMAN
TERHADAP JUMLAH KANDUNGAN LENGAS TANAH
PADA LAHAN NON-IRIGASI

Oleh

MUHAMMAD HASAN

F240550

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pacta Jurusan MEKANISASI PERTANIAN
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor


1995
JURUSAN MEKANISASI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PETANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

PROGRAM KOMPUTER RESPON HASIL TANAMAN
TERHADAP JUMLAH KANDUNGAN LENGAS TANAH
PADA LAHAN NON-IRIGASI

SKRIPSI

Sebagai salab satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan MEKANISASI PERTANIAN
Fakultas Teknologi Pertanian

Institut Pertanian Bogor

Oleh
Muhammad Hasan

F240550

Dilabirkan pada tanggal I Nopember 1967
di Ternate, Maluku Utara

Tanggal lulus : 28 Agustus 1995

Ka1sim, M.Eng, Dip.HE
Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,


Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadlirat Allah SWT yang telah melimpakan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini.

Skripsi ini disusun berdasarkan hasiI studi masalah khusus yang telah

dilakukan penulis sejak bulan Nopember 1994 sampai Agustus 1995.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada
Bapak Dr.H. Moeljarno Djojomartono, MSA sebagai dosen pembimbing pertama,
dan Bapak Ir. Dedi Kusnadi Kalsim, M.Eng, Dip.HE sebagai dosen pembimbing
kedua yang telah begitu banyak meluangkan waktu dan memberikan perhatiannya
dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas akademik dan penyusunan
skripsi ini.
PenuIis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada Kang Ardi,
Indra, Mushoffa, Imong, Ali dan rekan-rekan "Berkah Komputer" yang lain yang
secara lang sung maupun tidak, telah membantu penulis menyelesaikan penyusunan
skripsi ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya untuk
orang tua penulis: Aba dan Oma, saudara-saudara penulis: Amet, Ai dan Ima yang
telah memberikan do'a, dorongan moril dan materiil, selama penulis menyelesaikan
studi di IPB.

Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih terdapat banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan koreksi dan saran yang bersifat
membangun.

Mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlu-

kannya.
Bogor, September 1995

Penulis

DAFfAR lSI
Halaman
DAFTAR lSI

I.

II.

DAFTAR GAMBAR .............................................................


IV

DAFTAR TABEL ................................................................

VI

PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG

I

B.

TUJUAN .....................................................................

3

TINJAUAN PUSTAKA
A. KETERSEDIAAN LEN GAS TANAH

B.

4

I. Batasan Ketersediaan Lengas Tanah .................................

4

2. Curah Hujan dan Ketersediaannya Bagi Tanaman ................

5

3. Evapotranspirasi Tanaman ............................................

7

RESPON HASIL TANAMAN TERHADAP JUMLAH KANDUNGAN LEN GAS TANAH ............................................

II

セ・ァ。イオィ@
Jumlah Kandungan Lengas Tanah Bagi ProduktIvItas Tanarnan .........................................................

II

Respon Hasil dan Kumulatif Respon Hasil Tanarnan

12

I.
2.

III. METODOLOGI

A. PENYUSUNAN PROGRAM .............................................

13

I.

Pengolahan Data Lokasi dan Data Iklim ............................

13

2.

Pemasukan dan Pengolahan Data Tanaman ..... ...................

13

3. Pemasukan dan Pengolahan Data Tanah
(i)

15

Halaman

B.
IV.

V.

4. Pemasukan dan Pengolahan Data Curah Hujan

15

5. Perumusan Sistem Neraca Air .......................................

15

PENENTUAN TINGKAT RESPON HASIL TANAMAN

16

LANDASAN KERJA PROGRAM
1. Pembuatan File Data Baru ............................................

20

2. Pembuatan File Data yang Tersedia Dalam Disk ................

24

3. Pengolahan dan Perhitungan File Baru ....... ......................

25

4. Pengolahan File Data Program .......................................

27

5. Hasil Pembuatan File Data Program ................................

31

6. Menu Akhir Program ..................................................

33

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PERBANDINGAN TINGKAT RESPON HASIL TANAMAN
JAGUNG ANTARA PROGRAM RESTAN DAN PROGRAM
CROPWAT BERDASARKAN DISTRIBUSI CURAH HUJAN ...
B.

VI.

PERBANDINGAN TINGKAT RESPON HASIL TANAMAN
JAGUNG ANTARA PROGRAM RESTAN DAN PROGRAM
CROPWAT BERDASARKAR FAKTOR KELEBIHAN AIR

36

41

KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN ..............................................................

46

B.

SARAN ........................................................................

47

DAFTAR PUS TAKA ....................................................................

48

LAMPIRAN ...............................................................................

49

(ii)

DAFfAR GAMBAR

Halaman
Gambar I.
Gambar 2.
Gambar 3.

Gambar 4.

Distribusi curab hujan harian dari data curab hujan bulanan menurut FAO ................................................................

6

Hubungan antara nilai ETa, ETp, dan batas-batas kandungan
lengas tanab di perakaran tanaman ....................................

9

Kedalaman tanaman Jlada tabap pertumbuhan awal (dA), tabap
pertumbuhan vegetatIf (dB), tabap pembungaan (dC) dan tabap
pematangan biji (dB) menurut CROPWAT .........................

14

Nilai kc pada tabap pertumbuhan awal (kcA), tabap pertumbuhan vegetatif (keB), tabap pembungaan (kcC) dan tabap pematangan biji (keD) menurut CROPWAT .......... .................... 14

Gambar 5. GrafIk ilustrasi hubungan antara nilai ETp, ETa, SM dan bataskandungan lengas tanab (dimodifIkasi dari CROPWAT) .........

16

Gambar 6. Judul program

19

...........................................................

Gambar 7.

Menu pilihan utama program RESTAN

19

Gambar 8.

Bentuk drive setting program RESTAN

19

Gambar 9.

Bentuk pemasukan jenis data ETo program RESTAN ............

21

Gambar 10. Bentuk pemasukan jenis data tanaman program RESTAN .......

2.1

Gambar II. Menu pilihan jenis/tekstur tanab program RESTAN ..............

21

Gambar 12. Pilihan perolehan data batas-batas kandungan lengas tanab ......

22

Gambar 13.

p・ュ。Nウセョ@
data batas-batas kandungan lengas tanah dari hasil
penehtIan .................................................................. 22

Gambar 14. Menu pilihan input periode eurab hujan program RESTAN

23

Gambar 15. Bentuk pemasukan data eurab hujan harian program
RESTAN ..................................................................

23

Gambar 16. Bentuk pemasukan data curah hujan bulanan program
RESTAN ..................................................................

23

(iii)

PROGRAM KOMPUTER RESPON HASIL lANAMAN
lERHAD4P JUMLAH KANDUNGAN LEN GAS lANAH
PADA tAHAN NON-IRIGASI

Oleh

MUHAMMAD HASAN

F240550

fセkultas@

1995

TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

Muhammad Hasan. F240550. Program Komputer Respon Hasil Tanaman Terhadap lumlah Kandungan Lengas Tanah Pada Lahan Non-Irigasi.
Dibawah
bimbingan Dr. H. Moeljamo Djojomartono, MSA dan Ir. Dedi Kusnadi Kalsim,
M.Eng, Dip. HE.

RINGKASAN
Tanaman membutuhkan kandungan lengas tanah dalam jumlah yang optimal didaerah perakaran selarna masa pertumbuhan.

Pada lahan-Iahan non irigasi (tadah

hujan) , dimana curah hujan merupakan satu-satunya sumber lengas tanah, selama
musirn penghujan jumlah kandungan lengas tanah dapat melebihi dari jumlah yang
dibutuhkan tanaman, dan pada musim kemarau jumlah kandungan lengas tanah
dapat sangat terbatas.

Sementara itu, dari beberapa hasil penelitian, dikctahui

bahwa kelebihan dan kekurang air dapat mengganggu pertumbuhan dan menu runkan hasil.

Pengaruh jumlah kandungan lengas tanah terhadap pertumbuhan dan

hasil tanaman telah dirumuskan oleh FAO pada tahun 1991 di Rome, melalui suatu
pembuatan program komputer yang dikenal dengan program CROPWAT versi 2.1.
Dalam analisis sistem neraea air harian, CROPWAT menggunakan data eurah hujan
bulanan yang dikonversi ke dalarn eurah hujan harian, yaitu dengan eara membagi
eurah hujan bulanan ke dalam enam eurah hujan harian dengan jumlah hujan yang
sarna besar. Meskipun konversi ini menjarnin pemerataan penyediaan lengas tanah
bagi tanaman, narnun pada kenyataannya fluktuasi eurah hujan harian sangat besar
dan tidak dapat memiliki pola eurah hujan seperti yang diasumsikan oleh fAO.
Selain itu pula, dalam anal isis sistem neraea air yang sarna, CROPWAT tidak
memperhitungkan pengaruh kelebihan air terhadap tingkat respon hasil tanaman,
dimana sesungguhnya pertumbuhan dan hasil tanaman akan terganggu apabila
tanarnan mengalami kelebihan air dalam masa pertumbuhannya.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maIm makalah khusus ini bertujllan :
I) menYllslln suatu program kompllter yang menyatakan respon hasil tanaman terhadap jumlah kandungan lengas tanah,

yang merupakan modiflkasi program

CROPWAT 2.1, sekaligus menerapkannya untuk menduga tingkat respon hasil
tanaman jagung, 2) menguji tingkat akurasi penggunaan metode konversi data emah
hujan menllrut FAO yang mengubah data eurah hujan bulanan ke dalam distribllsi
emah hujan harian dalam sistem neraea air, dalam hubungannya dengan pergantian
musim an tara musim kemarau dan mllsim hujan yang terjadi di Indonesia (daerah
tropis), melalui perbandingan dengan program

yang disusun yang menggunakan

data emah hujan harian, 3) mengadakan perbandingan terhadap sistem neraea air
yang memperhitungkan kelebihan air di atas batas kapasitas lapang dari program
yang dibllat, dengan sistem neraea air yang tidak memperhitungkan kelebihan air
dari program CROPWAT, sekaligus melihat keterkaitannya dengan adanya pergantian musim antara musim kemarall dan musim hujan yang terjadi di Indonesia yang
beriklim tropis.
Hasil pembuatan program untuk studi kasus di Daerah Ciledug pada tanaman
jagung, serta perbandingan dengan program CROPWAT, menunjukkan bahwa :
1)

Melalui perbandingan antara program yang disusun (program RESTAN) yang
menggunakan data emah hujan harian dalam analisis sistem neraea air, dengan
program CROPWAT yang menggunakan distribusi hujan harian menu rut
metode

eセoL@

dapat diketahui bahwa pada bulan tan am Oktober terjadi pcrbe-

daan nilai kum(Ya/Ym) yang paling nyata. Pada program RESTAN, nilai
kum(Ya/Ym) yang dihasilkan sebesar 52.66%, sementara program CROPWAT

memberikan nilai kum(Ya/Ym) 100%.

Selisih nilai kum(Ya/Ym) yang clIkup

besar dari kedua program terutama dipengaruhi oleh pola distribusi emah hlljan
harian dari program RESTAN. yang tidak dapat selalu menjamin penyediaan
lengas tanah dalam jumlah yang optimal bagi tanaman.

Selain itu juga disebabkan adanya pergantian musim kemarau ke musim hujan
yang masih berlangsung hingga awal November, yang sekaligus mempengaruhi
fluktuasi kandungan lengas tanah pada awal bulan perhitungan (bulan Oktoher).
2)

Melalui perbandingan antara program RESTAN yang memperhitungkan kelebihan air dalam analisis sistem neraea air, dengan. program CROPWAT yang
tidak memperhitungkan kelebihan air, dapat diketahui bahwa pada bulan-bulan
tanam yang mengalami kelebihan air dan sama sekali tidak mengalami kekurang an air dalam masa pertumbuhan, nilai kum(Ya/Ym) program RESTAN
selalu lebih kecil daripada nilai kum(Ya/Ym) program CROPWAT. Selain itu,
pada bulan tanam Oktober terjadi perbedaan nilai kum(Ya/Ym) yang paling
nyata. Pada program RESTAN, nilai kum(Ya/Ym) yang dihasilkan sebesar
71.19%,

sementara program CROPWAT memberikan nilai kum(Ya/Ym)

100%. Selisih nilai kum(Ya/Ym) kedua program tidak disebabkan oleh faktor
kelehihan air, namun pad a program RESTAN. lebih disebabkan oleh adanya
pergantian musim kemarau ke musim hujan, yang pengaruhnya terhadap fluktuasi kandungan lengas tanah masih berlangsung hingga awal Nopember.
Penentuan tingkat respon hasil tanaman walaupun dapat menggunakan distribusi
eurah hujan menurut metode FAO dalam analisis sistem neraea air, sebaiknya
berhati-hati, terutama karena pada bulan-bulan tanam yang mengalami pergantian
musim kemarau ke musim hujan (eurah hujan rendah, dibawah 400 mm/bulan
tanam), nilai kum(Ya/Ym) akan lebih besar dari nilai kum(Ya/Ym) jika menggunakan data eurah hujan harianyang sebenarnya. Hal ini disebabkan pola eurah hujan
yang dibentuk menurut metode FAO eenderung lebih menjamin penyediaan lengas
tanah tetap dalam jumlah optimal. Selain itu, pengaruh kelebihan air di atas kapasitas lapang dalam anal isis sistem neraca air tetap perlu diperhitungkan.

Meskipun

nilai kum(Ya/Ym) yang diperoleh cenderung lebih keci!. namun lebih menggambarkan respon hasil tanaman terhadap jumlah kandungan lengas tanah.

PROGRAM KOMPUTER RESPON HASIL TANAMAN
TERHADAP JUMLAH KANDUNGAN LENGAS TANAH
PADA LAHAN NON-IRIGASI

Oleh

MUHAMMAD HASAN

F240550

SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pacta Jurusan MEKANISASI PERTANIAN
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

1995
JURUSAN MEKANISASI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PETANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

PROGRAM KOMPUTER RESPON HASIL TANAMAN
TERHADAP JUMLAH KANDUNGAN LENGAS TANAH
PADA LAHAN NON-IRIGASI

SKRIPSI

Sebagai salab satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan MEKANISASI PERTANIAN
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh
Muhammad Hasan

F240550

Dilabirkan pada tanggal I Nopember 1967
di Ternate, Maluku Utara

Tanggal lulus : 28 Agustus 1995

Ka1sim, M.Eng, Dip.HE
Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,

Penulis memanjatkan puji dan syukur ke hadlirat Allah SWT yang telah melimpakan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini.

Skripsi ini disusun berdasarkan hasiI studi masalah khusus yang telah

dilakukan penulis sejak bulan Nopember 1994 sampai Agustus 1995.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada
Bapak Dr.H. Moeljarno Djojomartono, MSA sebagai dosen pembimbing pertama,
dan Bapak Ir. Dedi Kusnadi Kalsim, M.Eng, Dip.HE sebagai dosen pembimbing
kedua yang telah begitu banyak meluangkan waktu dan memberikan perhatiannya
dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas akademik dan penyusunan
skripsi ini.
PenuIis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus kepada Kang Ardi,
Indra, Mushoffa, Imong, Ali dan rekan-rekan "Berkah Komputer" yang lain yang
secara lang sung maupun tidak, telah membantu penulis menyelesaikan penyusunan
skripsi ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya untuk
orang tua penulis: Aba dan Oma, saudara-saudara penulis: Amet, Ai dan Ima yang
telah memberikan do'a, dorongan moril dan materiil, selama penulis menyelesaikan
studi di IPB.
Penulis menyadari bahwa dalam tulisan ini masih terdapat banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan koreksi dan saran yang bersifat
membangun.

Mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlu-

kannya.
Bogor, September 1995

Penulis

DAFfAR lSI
Halaman
DAFTAR lSI

I.

II.

DAFTAR GAMBAR .............................................................

IV

DAFTAR TABEL ................................................................

VI

PENDAHULUAN
A.

LATAR BELAKANG

I

B.

TUJUAN .....................................................................

3

TINJAUAN PUSTAKA
A. KETERSEDIAAN LEN GAS TANAH

B.

4

I. Batasan Ketersediaan Lengas Tanah .................................

4

2. Curah Hujan dan Ketersediaannya Bagi Tanaman ................

5

3. Evapotranspirasi Tanaman ............................................

7

RESPON HASIL TANAMAN TERHADAP JUMLAH KANDUNGAN LEN GAS TANAH ............................................

II

セ・ァ。イオィ@
Jumlah Kandungan Lengas Tanah Bagi ProduktIvItas Tanarnan .........................................................

II

Respon Hasil dan Kumulatif Respon Hasil Tanarnan

12

I.
2.

III. METODOLOGI

A. PENYUSUNAN PROGRAM .............................................

13

I.

Pengolahan Data Lokasi dan Data Iklim ............................

13

2.

Pemasukan dan Pengolahan Data Tanaman ..... ...................

13

3. Pemasukan dan Pengolahan Data Tanah
(i)

15

Halaman

B.
IV.

V.

4. Pemasukan dan Pengolahan Data Curah Hujan

15

5. Perumusan Sistem Neraca Air .......................................

15

PENENTUAN TINGKAT RESPON HASIL TANAMAN

16

LANDASAN KERJA PROGRAM
1. Pembuatan File Data Baru ............................................

20

2. Pembuatan File Data yang Tersedia Dalam Disk ................

24

3. Pengolahan dan Perhitungan File Baru ....... ......................

25

4. Pengolahan File Data Program .......................................

27

5. Hasil Pembuatan File Data Program ................................

31

6. Menu Akhir Program ..................................................

33

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PERBANDINGAN TINGKAT RESPON HASIL TANAMAN
JAGUNG ANTARA PROGRAM RESTAN DAN PROGRAM
CROPWAT BERDASARKAN DISTRIBUSI CURAH HUJAN ...
B.

VI.

PERBANDINGAN TINGKAT RESPON HASIL TANAMAN
JAGUNG ANTARA PROGRAM RESTAN DAN PROGRAM
CROPWAT BERDASARKAR FAKTOR KELEBIHAN AIR

36

41

KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN ..............................................................

46

B.

SARAN ........................................................................

47

DAFTAR PUS TAKA ....................................................................

48

LAMPIRAN ...............................................................................

49

(ii)

DAFfAR GAMBAR

Halaman
Gambar I.
Gambar 2.
Gambar 3.

Gambar 4.

Distribusi curab hujan harian dari data curab hujan bulanan menurut FAO ................................................................

6

Hubungan antara nilai ETa, ETp, dan batas-batas kandungan
lengas tanab di perakaran tanaman ....................................

9

Kedalaman tanaman Jlada tabap pertumbuhan awal (dA), tabap
pertumbuhan vegetatIf (dB), tabap pembungaan (dC) dan tabap
pematangan biji (dB) menurut CROPWAT .........................

14

Nilai kc pada tabap pertumbuhan awal (kcA), tabap pertumbuhan vegetatif (keB), tabap pembungaan (kcC) dan tabap pematangan biji (keD) menurut CROPWAT .......... .................... 14

Gambar 5. GrafIk ilustrasi hubungan antara nilai ETp, ETa, SM dan bataskandungan lengas tanab (dimodifIkasi dari CROPWAT) .........

16

Gambar 6. Judul program

19

...........................................................

Gambar 7.

Menu pilihan utama program RESTAN

19

Gambar 8.

Bentuk drive setting program RESTAN

19

Gambar 9.

Bentuk pemasukan jenis data ETo program RESTAN ............

21

Gambar 10. Bentuk pemasukan jenis data tanaman program RESTAN .......

2.1

Gambar II. Menu pilihan jenis/tekstur tanab program RESTAN ..............

21

Gambar 12. Pilihan perolehan data batas-batas kandungan lengas tanab ......

22

Gambar 13.

p・ュ。Nウセョ@
data batas-batas kandungan lengas tanah dari hasil
penehtIan .................................................................. 22

Gambar 14. Menu pilihan input periode eurab hujan program RESTAN

23

Gambar 15. Bentuk pemasukan data eurab hujan harian program
RESTAN ..................................................................

23

Gambar 16. Bentuk pemasukan data curah hujan bulanan program
RESTAN ..................................................................

23

(iii)

Halaman
Gambar 17. Menu pilihan sub-program ETo . ..... ...... ..... ....... ....... .......

25

Gambar 18. Bentuk pemasukan jenis data lokasi sub-program ETo ...........

26

Gambar 19. Bentuk pemasukan jenis data iklim sub-program ETo ............

26

Gambar 20. Menu pilihan satuan kecepatan angin sub-program ETo .........

27

Gambar 21. Menu pilihan satuan lama penyinaran surya sub-program ETo ..

27

Gambar 22. Hasil pembuatan file data ETo program RESTAN ................

31

Gambar 23. Hasil pembuatan file data tanaman program RESTAN ............ 31
Gambar 24. Hasil pembuatan file data tanah program RESTAN ................ 31
Gambar 25. Hasil pembuatan file data curah hujan program RESTAN

32

Gambar 26. Hasil pembuatan file data ETo dan curah hujan program
CROPWAT ................................................................ 32
Gambar 27. Hasil pembuatan file data tanaman program CROPWAT ........

32

Gambar 28. Hasil pembuatan file data tanah program CROPWAT .. .... ......

33

Gambar 29. Menu pilihan akhir program RESTAN ..............................

33

Gambar 30. Input masukan untuk bulan tanam yang akan diproses

34

Gambar 31. Hasil penentuan nilai kumulatif respon hasil tanaman
jagung untuk bulan tanam Januari ..................................... 35
Gambar 32. Bentuk pertanyaan untuk menentukan melanjutkan program .....

(iv)

35

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I.

Tabel 2.

Hubungan anatara curah hujan dan produktivitas tanaman jagung
menurut varitas (Studi Kendala Produksi Jagung, Balittan Bogor,
1985/1986) ............. ............. ..... ... ..... ........ ...... ......... .....

5

Bentuk tabulasi nilai kumulatif respon hasil tanaman dan parameter-parameter pembentuknya, serta frekuensi kejadian kelebihan
dan kekurangan air tiap-tiap tahap pertumbuhan tanaman masingmasing bulan tanam ........................................................

17

Tabel 3.

Perbandingan nilai kum(Ya/Ym) jagung dari hasil program RESTAN
yang menggunakan data curah hujan harian dalam analisis sistem
neraca air dan program CROPWAT yang menggunakan distribusi
curah hujan menurut FAO ................................................ 38

Tabel 4.

Perbandingan nilai kum(Ya/Ym) jagung dari hasil program RESTAN
yang memperhitungkan kelebihan air dalam analisis sistem neraca
air dan program CROPWAT yang tidak memperhitungkan kelebihan air menurut FAO ........ .................. ...... ....................... 43

(v)

I. PENDAHULUAN

A.

LATAR BELAKANG
Lengas tanah dalam jumlah yang optimal di daerah perakaran sangat diperlukan oleh jenis tanaman selama masa pertumbuhan.
mgasl

Pada lahan-lahan non-

(tadah hujan) , dimana curah hujan merupakan satu-satunya sumber

lengas tanah, selama musim penghuj an , jumlah kandungan lengas tanah dapat
melebihi dari jumlah yang dibutuhkan tanaman, dan pada musim kemarau
jumlah kandungan lengas tanah dapat sangat terbatas.

Sementara itu selama

pertumbuhan, di daerah perakaran harus tersedia lengas tanah dalam jumlah
yang optimal untuk kebutuhan air tanaman dalam melakukan proses evapotranspirasi.
Menurut Doorenboss dan Kassam (1979), bila lengas tanah tidak cukup
tersedia bagi tanaman, maka evapotransirasi
bawah evapotranspirasi potensial (ETp).

aktual (ETa) akan berada di-

Dalam kondisi ini kekurangan air

(water stress) akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil tanaman.

Begitu

pula, apabila kandungan lengas tanah telah mencapai batas optimal ketersediaan
lengas tanah (kapasitas lapang), maka penambahan air akan mengakibatkan
pengurangan volume udara bagi tanaman untuk melakukan evapotranspirasi.
Selanjutnya dengan kondisi ini, maka ETa akan berada di bawah ETp, sehingga
pertumbuhan tanaman terganggu dan hasil tanaman akan menurun (Keuler dan
1. Wolf, 1986.)
Hubungan antara pengaruh jumlah kandungan lengas tanah terhadap hasil
tanaman telah dikembangkan oleh FAO pada tahun 1991 melalui suatu program
simulasi, yang dikenal dengan nama program CROPWAT versi 2.1.

\,

\

...

2

Dalam hubungannya dengan distribusi curah hujan pada anal isis sistem neraca
air, CROPWAT

menggunakan suatu metode konversi untuk mengubah data

curah hujan bulanan ke dalam distribusi eurah hujan harian. Metode konversi
ini membagi satu bulan eurah hujan menjadi enam hari hujan dalam jumlah
yang sama besar, sehingga metode ini lebih menjamin keteraturan pola distribusi curah hujan.
Pada kenyataannya, eurah hujan harian dalam satu bulan umumnya sangat
berfluktuasi, dan tidak dapat terdistribusi secara teratur seperti yang diasumsikan oleh FAO. Selain itu, dalam anal isis sistem neraca air, CROPWAT tidak
memperhitungkan pengaruh kelebihan air terhadap tingkat respon hasil tanaman, sementara itu, baik kekurangan air maupun kelebihan air sesungguhnya
dapat menghambat pertumbuhan dan menurunkan hasil tanaman.
Sehubungan dengan hal tersebut, makalah khusus ini berusaha membuat
suatu program respon hasil tanaman terhadap jumlah kandungan lengas tanah
yang seeara prinsip sesuai dengan program CROPWAT versi 2.1.

Meskipun

demikian, untuk dapat dibandingkan dengan CROPWAT, maka pada analisis
sistem neraca air, selain dapat menggunakan distribusi eurah hujan menurut
metode FAO dan pengaruh kelebihan air yang tidak diperhitungkan, dalam
program

yang dibuat juga ditambah dengan fasilitas penggunaan data eurah

hujan harian dan yang memperhitungkan pengaruh kelebihan air.
Dari perbandingan antara program yang dibuat dengan program CROPWAT terhadap tingkat respon hasil tanaman pada studi kasus yang sama, diharapkan dapat muncul perbedaan yang eukup mendasar, sehingga dapat
memperlihatkan bahwa program yang dibuat lebih menggambarkan kondisi
nyata di lapang dan lebih coeok untuk diterapkan di daerah beriklim tropis
(Indonesia), terutama daerah dirnana jumlah dan distribusi curah hujan antara
musirn penghujan dan musirn kemarau memiliki perbedaan yang nyata.

3
Dengan memperhitungkan kelebihan air untuk program yang dibuat, diharapkan akan memperlihatkan perbedaan tingkat respon hasil tanaman yang dapat
membuktikan bahwa kelebihan air di daerah perakaran tanaman akan menurunkan tingkat respon hasil tanaman sehingga pada penelitian selanjutnya, pengaruh kelebihan air dalam analisis sistem neraca air tetap harus diperhitungkan.

B.

TUJUAN
Dari uraian di atas, maka makalah khusus ini bertujuan sebagai berikut :
1.

Menyusun suatu program komputer respon hasil tanaman terhadap jurnlah
kandungan lengas tanah yang merupakan modifIkasi dari program
CROPWAT versi 2.1, sekaligus menerapkannya untuk menduga tingkat
respon hasil tanaman jagung.

2.

Menguji tingkat akurasi penggunaan metode konversi data curah hujan
menurut FAO yang mengubah data curah hujan bulanan ke dalam distribusi curah hujan harian dalam sistem neraca air, dalam hubungannya dengan
pergantian musim antara musim kemarau dan musim hujan yang terjadi di
Indonesia (daerah tropis), melalui perbandingan dengan program yang
disusun yang menggunakan data curah hujan harian.

3.

Mengadakan perbandingan terhadap sistem neraca air yang memperhitungkan kelebihan air di atas batas kapasitas lapang dari program yang dibuatdengan sistem neraca air yang tidak memperhitungkan kelebihan air yang
digunakan dalam program CROPWAT, sekaligus melihat keterkaitannya
dengan adanya pergantian musim antara musim kemarau dan musim hujan
yang terjadi di Indonesia yang beriklim tropis.

II. TIN.JAlJAN PlJSTAKA

A.

KANDUNGANLENGASTANAH
1.

Batasan Kandungan Lengas Tanah
Sumber utama tersedianya lengas tanah untuk tanaman adalah air di
dalam tanah yang kemudian dihisap oleh akar. Tersedianya lengas tanah
tersebut selain diperoleh melalui sistem irigasi, juga diperoleh dari curah hujan,
yaitu bagian dari curah hujan yang masuk ke dalam tanah dan tidak hilang
sebagai limpasan (Anonim, 1992 dalam Atmadja, A.S., 1987).
Lengas tanah yang tersedia bagi tanaman berkurang dengan menurunnya
kandungan lengas tanah, dan tanaman akan menderita kekurangan air. Lengas
tanah tersedia biasanya berkisar antara kapasitas lapang (PF 2.54) dan titik
layu pennanen (pF 4.2).
Kapasitas lapang adalah jumlah kandungan lengas tanah maksimum
yang ditahan dalam tanah terhadap tarik gravitasi setelah air yang berlebihan
dibuang melalui drainase. Keadaan ini biasanya terjadi bebe- rapa waktu,
lebih kurang 24 jam setelah tanah dibasahi oleh air hujan atau irigasi.
Titik layu pennanen adalah status kandungan lengas tanah dimana
akar-akar tanaman mulai tidak mampu menyerap air dalam tanah, sehingga
tanaman menjadi layu. Keadaan ini terjadi setelah tanaman selama lebih
huang satu minggu pada tanah berpasir dan empat minggu pada tanah berliat
tidak mendapatkan air hujan ataupun irigasi (Anonim, 1992 dalam Atmadja,
A.S., 1987).
Menurut Flinn (1971) dalam Susilowati (1993), besar kandungan lengas
tanah dapat diduga secara matematis melalui persamaan neraca air di daerah
perakaran.

5

Besar kandungan lengas tanah ini berubah sesuai dengan perubahan dari
parameter-parameter yang terlibat dalam sistem neraca air, seperti curah hujan,
jumlah air irigasi, evapotranspirasi tanaman, perkolasi, limpasan permukaan
dan kenaikan kapiler. Persamaan sistem neraca air tersebut adalah :
SMt = SM-1+ Pt + It- ETct - DRt + Ct

(I)

dimana, - SMt : kandungan lengas tanah pada periode t (mrn)
- SMt-1 : kandungan lengas tanah pada periode t-l (mm)
- Pt
: curah hujan pada periode t (mrn)
- It
: jwnlah air irigasi pada periode t (nm1)
- ETct : evapotranspirasi tanaman pada periode t (mm)
- DRt
limpasan dan perkolasi pada periode t (mrn)
- Ct
gerakan kapiler pada periode t (mrn)
2. Curah Hujan Dan Ketersediaannya Bagi Tanaman
Curah hujan dengan segala sifat-sifatnya merupakan komponen hidrologi yang penting, karena merupakan salah satu swn ber air langsung keareal pertanian di samping irigasi. Sifat-sifat utama curah hujan di antara-nya
frekuensi, intensitas dan distribusi curah hujan yang memiliki nilai berbeda
tergantung dari tempat dan waktu.
Di daerah tropis seperti Indonesia, sistem pemberian air pada areal
pertanian pada dasarnya terbagi menjadi sistem pemberian air dengan irigasi
dan sistem tadah hujan. Melalui irigasi, kebutuhan air untuk areal pertanian

dipenuhi dan ditentukan dari sumber air irigasi yang tersedia pada
tempat-tempat penampw1gan air. Pada sistem tadah hujan kebutuhan air untuk
areal pertanian sepenuhnya diperoleh melalui curah hujan yang jatuh pada
daerah tersebut.
Menurut Oldeman dan Suardi (1977), pada penelitian mengenal
tanaman jagung, dalam sistem

pertanian tadah hujan, selama masa

6

pertumbuhan, tanaman jagung membutuhkan distribusi hujan yang merata
pada tahap pembungaan dan tahap pematangan biji. Pada tahap ini kebutuhan
air meningkat dengan cepat dengan meningkatnya perkembangan daun selama
pertumbuhan vegetatif. Distribusi hujan yang tidak teratur di daerah tropis
akan menyebabkan penurunan hasil hingga 15%.
Pada tahun 1986, Team Studi Kendala Produksi Jagung dari Balittan,
Bogor, telah melakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh distribusi
curah hujan terhadap produktivitas tanaman jagung. Dari hasil pengujian
menunjukkan bahwa produktivitas tanaman jagung tertinggi diberikan oleh
penanaman pada daerah yang mempunyai distribusi curah hujan antara 300 600 mm, dan produktivitas terendah terdapat pada daerah yang kekurangan air
«=100 mm) dan pada daerah yang mempunyai distribusi hujan sangat tinggi
(>900 mm).

Tabel I.

I

I

Hubungan antara curah hujan dan produktivitas jagung menurut
varitas (1984 - 1985)
Produktivitas menurutjumlah curah ィオェ。ョセI@

II
Varietas

I

\セ@
100 mm
(rata-rata
36mm)

Hibrida

4.34

Arjun3

4.39

Lokal

0.88

101-300 mm

301-600 mm

(rata-rata

セi@

I

4.32

8.65
5.53

I. 91

I

4.31

(rata-rata

(rata-rata

704mm)

452mm)

I

^セYPュ@

601-900 mm

(rata-rata

101 mm)

(tonlha)

I
I

5.79
2.81
1.99

1647 mm)

I

セ@

4.1

I

2.69

*) Jumlah curah hujan selama 3 - 3.5 bulan pada periode pertmnbuhan

tanaman, dihitung dari data penangkar curah hujan terdekat
Sumber: Studi Kendala Produksi Jagung, Balittan Bogor, 1985/1986

7

Dalam sistem neraea air, eurah hujan merupakan parameter yang dapat
meningkatkan kandungan lengas tanah. Fluktuasi kandungan lengas tanah
seeara harian dapat digambarkan seeara lebih tepat dengan menggunakan
distribusi hujan harian. Pada kenyataannya, tidak semua daerah memiliki data
pengukuran eurah hujan harian, sebagian daerah hanya memiliki data
pengukuran eurah hqjan dalam periode bulanan. Untuk mengatasi kendala ini,
FAO Guidline for Crop Water Requirement (FAO, 1977) dalam CROPWA T
: Manual and Guidlines, pada salah satu penelitiannya memperkenalkan suatu

metode untuk mengkonversi data eurah hujan bulanan ke dalam eurah hujan
peri ode harian.
Metode konversi yang berlaku pada kondisi lahan non-mgas) m)
membagi eurah hujan setiap bulan dalam 6 hari eurah hujan, denganjumlah
eurah hujan yang sama besar. Besar eurah hujan yang terbagi 6 hari hujan
terletak pada hari-hari yang sama setiap bulannya, yaitu hari ke-3, 7, 13, 17,
23, dan hari ke 27, seperti yang diperlihatkan pada Gambar I.

3
,

!

I

13

7
I

Gambar l.

I

!

I

I

I

I

I

I

!

27

23

17
I

I

!

I

I

I

I

I

I

I

!

I

!

I

I

Distribusi Curah Hujan Harian dari Data Curah Hujan
Gulanan mcnurut FAO

3. Eval'oh'ansl'il-asi Tanaman

Evapotranspirasi tanaman didefinisikan sebagai banyaknya air yang
hilang selama pertumbuhan tanaman oleh evaporasi dari pennukaan tanah dan
transpirasi dari tanaman. Jllmlah air yang hilang dari proses evapotranspirasi
dipengaruhi oleh beberapa fah.'ior iklim, seperti Suhll lldara, kelembaban lldara
dan keeepatan angin (Doorenbos dan Pruitt, 1977).

8
a.

Evapotranspirasi Potensial
Evapotranspirasi potensial adalah besarnya

evapotranspirasi

maksirnum yang dapat terjadi dengan kondisi air tersedia eukup untuk
pertumbuhan tanaman. Menurut Doorenbos dan Pruitt (1977), evapotranspirasi potensial dapat diduga melalui pendekatan terhadap faktorfaktor iklirn dan karakteristik tanaman.

Pendugaan ini dituliskan

dengan persamaan :
ETp = ETo

* ke

(2)

dirnana, - ETp : evapotranspirasi potensial (mrn/hari)
- ETo : evapotranspirasi tanaman aeuan (mrn/hari)
- ke : koefisien tanaman
Koefisien tanaman (ke) merupakan karakteristik tanaman yang
mempengaruhi besar evapotranspirasi tanaman. Nilai ke bervariasi,
tergantung dari jenis dan tahap pertumbuhan tanaman.

Nilai ke

masing-masing tahap pertumbuhan dari beberapa jenis tanaman menurut Doorenbos dan Pruitt (1977) diperlihatkan pada Lampiran 5.
Evapotranspirasi tanaman aeuan (reference crop evapotranspiration) atau ETo, didefmisikan sebagai laju evapotranspirasi dari tanaman
rurnput hijau (green crop) dengan tinggi seragam antara 8-15 em,
tumbuh seeara aktif menutup tanah dengan sempurna pada kondisi tidak
kekurangan air.

Menurut Doorenbos dan Pruitt (1977), besar evapo-

transpirasi tanaman aeuan dapat diduga melalui suatu metode yang
disebut sebagai Metode Radiasi, yaitu :
ETo = e

* W * Rs * Ra

(3)

9

dimana, - ETo : evapotranspirasi tanaman acuan (mm/hari)
-c
: faktor penyesuaian berdasarkan kelembaban relatif
minimum, lama penyinaran surya dan kecepatan
angin (digambarkan seperti pada Lampiran 3).
- W : faktor pembobot berdasarkan suhu udara dan latitude,
terlampir pada Lampiran 2.
- Rs : radiasi gelombang pendek
= (O.25+0.50*n/N)*Ra
-n
: lama penyinaran surya aktual Gam/hari).
- N : lama jam penyinaran surya maksimum, tergantung dari
bulan dan lintang (Lampiran 2).
- Ra : radiasi extra-terestrial, tergantung dari bulan dan
lintang (Lampiran 1).

b. Evapotranspirasi Aktual (ETa)
Evapotranspirasi aktual adalah evapotranspirasi yang sebenarnya
terjadi pada tanaman dengan kondisi dimana tanaman tersebut turnbuh.
Pada kondisi di bawah kapasitas lapang, nilai ETa tergantung pada sisa
lengas tanah yang tersedia dan nilai ETp. Kandungan lengas tanah didaerah perakaran harus dipertahankan pada suatu nilai fraksi ketersediaan lengas tanah.

Evapotranspirasi aktual (ETa)

akan lebih kecil

dari evapotranspirasi potensial (ETp) apabila pengosongan lengas tanah
karena evapotranspirasi melewati nilai ini. Apabila lengas tanah cukup
tersedia bagi tanaman, maka ETa akan sama dengan ETp.
Jika terjadi kondisi kandungan lengas tanah berada di atas kapasitas lapang, maka kekurangan udara dalam pori tanah akibat terisi oleh
air akan menyebabkan penurunan jurnlah ETa hingga pad a batas
dimana tanaman tidak dapat lagi melakukan proses evapotranspirasi.
Batas kritis proses evapotranspirasi ini dinyatakan dengan suatu nilai %
volume udara yang tersisa dalam pori tanah.

Keuler dan

.I. Wolf

(1986) menyatakan bahwa besar volume udara yang tersisa dalam pori
ini adalah sebesar 5 %.

10

Hubwlgan antara ETa, ETp dan batas-batas kandungan lengas tanah
dapat dilukiskan seperti pada Gambar 2.
Batas
I.... ndungan lengas tanah (%)
SAT
et。セo@

RSM r---

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

-

--

ETa