Hubungan Emotional Bonding lbu-Remaja dengan Kenakalan Remaja di Sekolah Menengah Umum Jakarta Pusat.

RINGKASAN
I MADE SARWATA. Hubungan Emotional Bonding lbu-Rernaja dengan Kenakalan
Rernaja di Sekolah Menengah Urnurn Jakarta Pusat. (Dibawah birnbingan DWI
tiASTUTl dan EMMY S. KARSIN).

Secara urnurn penelitian ini bertujuan untuk rnengetahui sejauh rnana
hubungan pengalarnan rnasa kecil rernaja, emotional bonding, dan kornunikasi ibu
dan rernaja dengan kenakalan rernaja. Tujuan khususnya adalah untuk rnengeiahui
hubungan : (1) pengalarnan masa kecil contoh dengan emotional bonding yang
rneliputi kasih sayang dan kedekatan hubungan ibu dan rernaja; (2) emotional
bonding dengan kornunikasi ibu dan rernaja; (3) emotional bonding dengan
kenakalan rernaja dan (4) kornunikasi dengan kenakalan rernaja.
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah Jakarta Pusat yaitu di Sekolah
Menengah Urnurn (SMU) Muharnrnadiyah 2, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Tarnan Siswa dan SMK PGRl 7 pada bulan Oktober 1998 sarnpai bulan Nopernber
1998. Contoh yang diarnbil dari tiga sekolah tersebut sebanyak 542 orang,
sedangkan jurnlah contoh yang datanya diolah sebanyak 536 orang.
Data yang dikumpulkan berupa data primer yang rneliputi karakteristik
keluarga (urnur, jenis kelarnin dan pendidikan formal orangtua), pengalaman masa
kecil contoh, kasih sayang, kedekatan hubungan dan kornunikasi ibu dan rernaja
serta kenakalan rernaja yang diperoleh rnelalui pengisian kuesioner. Sedangkan

data sekunder yang diarnbil rneliputi keadaan urnurn sekolah dan siswa. Analisis
data dilakukan secara deskriptif dan statistik dengan rnenggunakan program SPSS.
Untuk rnengetahui reliabilitas antar pertanyaan dalam kuesioner yang
digunakan sebagai alat ukur dilakukan uji Alpha Cronbach. Untuk mengetahui
tingkat dan kualitas pengalarnan masa kecil, emotional bonding, kornunikasi serta
kenakalan contoh digunakan skor rata-rata. Sedangkan untuk mengetahui hubungan
antar variabel yaitu hubungan pengalarnan rnasa kecil dengan emotional bonding,
hubungan emotional bonding dengan kornunikasi ibu dan rernaja, hubungan
kornunikasi dengan kenakalan rernaja serta hubungan emotional bonding dengan
kenakalan rernaja digunakan Koefisien Korelasi Rank Spearman.
Hasil penelitian rnenunjukkan bahwa contoh rnernpunyai selang urnur antara
16 sarnpai 22 tahun. Persentase terbesar pada urnur 17 tahun (45'4%) dan
persentase terkecil pada urnur 21 dan 22 tahun (0,2%). Berdasarkan jenis kelarnin
persentase sebaran terbanyak adalah contoh dengan jenis kelarnin wanita (68,0%).
Tingkat pendidikan orangtua cukup baik yaitu tingkat pendidikan ayah rnayoritas
(354%) tarnat SMP dan tidak tarnat SMA sedangkan ibu (53,4%) tidak tarnat SD.
Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa sebagian besar contoh mempunyai
ikatan kasih sayang yang kuat (53,4%), kedekatan hubungan yang dekat (57,6%),
kornunikasi yang baik dengan ibunya (55,6%), pengalarnan masa kecil yang baik
(58,2%) serta cenderung rnerniliki tingkat kenakalan yang rendah (653%).

Kenakalan yang rnenjurus kepada tindakan krirninal' yang paling banyak
dilakukan adalah terlibat perkelahian dengan sesama ternan, antar kelas atau antar
sekolah yaitu sebesar 73.5 persen dan rnerusak barang orang lain dengan sengaja
yaitu sebesar 31,8 persen. Sedangkan jenis kenakalan yang rnenjurus kepada
tindakan krirninal yang paling jarang dilakukan oleh contoh adalah turut dalarn

pelacuran aiau rnelacurkan diri baik dengan tujuan kesulitan ekonorni atau tujuan
lain yaitu sebesar 5,4 persen dan jenis kenakalan rnengancarn aiau menyerang
dengan rnenggunakan senjata untuk rnendapatkan uang atau sesuatu yaitu sebesar
7,2 persen
Pengalarnan rnasa kecil contoh rnernpunyai hubungan positif yang nyaia
dengan emotional bonding pada tarai satu persen (p=0.000). Hal ini rnenunjuk~an
bahwa sernakin baik kehidupan rernaja dirnasa kecil rnaka emotional bonding
dengan ibunya sernakin baik pula. Dernikian pula emotional bonding rnerniliki
hubungan positif yang nyata dengan kornunikasi pada taraf satu persen (p=0.000).
Hal ini rnenunjukkan bahwa sernakin baik emofional bonding rnaka kornunikasi ibu
dengan rernaja rnenjadi sernakin baik pula. Hasil penelitian ini juga rnernperlihatkan
bahwa emotional bonding serta kornunikasi rnerniliki hubungan negatif yang nyata
dengan kenakalan rernaja pada taraf satu persen (p=0.000). Hal ini rnenunjukkan
bahwa sernakin kuat emofional bonding serta sernakin baik kornunikasi ibu dengan

rernaja rnaka rernaja sernakin tidak nakal.
Untuk rnenghindari adanya bias gender dalarn penentuan kenakalan rernaja
rnaka perlu diperhatikan jurnlah contoh berdasarkan jenis kelarnin. Selanjutnya
untuk rnenghindari bias dalarn penentuan kualitas emotional bonding, pengalarnan
rnasa kecil, kornunikasi dan kenakalan rernaja rnaka sebaiknya dalarn penelitian
serupa ibu dapat dijadikan contoh tarnbahan untuk rnengecek inforrnasi yang
diberikan contoh utarna (rernaja). Perlu juga rnengikutsertakan ternan sekolah atau
peer-group sebagai contoh tarnbahan untuk rnengecek informasi tentang kenakalan
rernaja tersebut.

HUBUNGAN EMOTIONAL BONDING IBU-REMAJA
DENGAN KENAKALAN REMAJA
(Di Sekolah Menengah Urnum Jakarta Pusat)

Sebagai salah satu syarat untuk mernperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
lnstitut Pertanian Bogor

Oleh
I Made Sarwata

A 31.1954

JURUSAN GlZl MASYARAKAT DAN SUMBERDAYA KELUARGA
FAKULTAS PERTANlAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000