are in Indonesian language.
PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN lanjutan
Pada Tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 dan
Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2013 dan 2012
Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS continued
As of September 30, 2013 and December 31, 2012 and
For The Nine Months Period Ended September 30, 2013 and 2012
Expressed in Millions of Rupiah, Unless Otherwise Stated
19
j. Biaya Pinjaman
j. Borrowing Costs
Penerapan PSAK No. 26 Revisi 2011 tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap
pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.
The adoption of SFAS No. 26 Revised 2011 has no significant impact on the financial
reporting and disclosures in the consolidated financial statements.
Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan, konstruksi, atau
pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut.
Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada saat terjadi. Biaya pinjaman terdiri dari
biaya bunga dan biaya pendanaan lain yang ditanggung Kelompok Usaha sehubungan
dengan peminjaman dana. Borrowing costs that are directly attributable to
the acquisition, construction or production of a qualifying asset are capitalized as part of the
cost of the related asset. Otherwise, borrowing costs are recognized as expenses when
incurred. Borrowing costs consist of interest and other financing charges that the Group incurs in
connection with the borrowing of funds.
Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai pada saat aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan
aset agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya dan pengeluaran untuk aset
kualifikasian dan biaya pinjamannya telah terjadi. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat
selesainya secara substansi seluruh aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset
kualifikasian agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya.
Capitalization of borrowing costs commences when the activities to prepare the qualifying
asset for its intended use are in progress and the expenditures for the qualifying asset and the
borrowing costs have been incurred. Capitalization of borrowing costs ceases when
substantially all of the activities necessary to prepare the qualifying assets have been
completed and the assets are ready for their intended use.
k. Aset Tetap
k. Property, Plant and Equipment
Mulai tanggal 1 Januari 2012, Kelompok Usaha menerapkan PSAK No.16 Revisi 2011, “Aset
Tetap” dan ISAK No. 25, “Hak atas Tanah”. Starting January 1, 2012, the Group adopted
SFAS No.16 Revised 2011, “Fixed Assets” and IFAS No. 25, “Land Rights”.
Penerapan PSAK No. 16 Revisi 2011 tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap
pelaporan keuangan dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian.
The adoption of SFAS No. 16 Revised 2011 has no significant impact on the financial
reporting and disclosures in the consolidated financial statements.
ISAK No. 25 menetapkan bahwa biaya pengurusan legal hak atas tanah dalam bentuk
Hak Guna Usaha “HGU”, Hak Guna Bangunan “HGB” dan Hak Pakai “HP” ketika tanah
diperoleh pertama kali diakui sebagai bagian dari biaya perolehan tanah pada akun “Aset Tetap”
dan tidak diamortisasi. Sementara biaya pengurusan atas perpanjangan atau pembaruan
legal hak atas tanah dalam bentuk HGU, HGB dan HP diakui sebagai bagian dari akun “Aset
Tidak Lancar Lainnya - Beban Ditangguhkan - Neto” pada laporan posisi keuangan
konsolidasian dan diamortisasi sepanjang mana yang lebih pendek antara umur hukum hak dan
umur ekonomis tanah. Sesuai dengan ketentuan transisi ISAK No. 25 tersebut, biaya pengurusan
IFAS No. 25 prescribes that the legal cost of land rights in the form of Business Usage Rights
“Hak Guna Usaha” or “HGU”, Building Usage Right Hak Guna Bangunan or “HGB” and
Usage Rights “Hak Pakai” or “HP” when the land was acquired initially are recognized as part
of the cost of the land under the “Property, plant and equipment” account and not amortized. The
extension or the legal renewal costs of land rights in the form of HGU, HGB and HP are
recognized as part of the “Other Non-current Assets - Deferred Charges - Net” account in the
consolidated statements of financial position and are amortized over the shorter of the legal life of
the right and the economic life of the land. In accordance with the transitional provision of
are in Indonesian language.
PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN lanjutan
Pada Tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 dan
Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2013 dan 2012
Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS continued
As of September 30, 2013 and December 31, 2012 and
For The Nine Months Period Ended September 30, 2013 and 2012
Expressed in Millions of Rupiah, Unless Otherwise Stated
20 legal pertama kali hak atas tanah dalam bentuk
HGU, HGB dan HP yang diakui sebagai bagian dari akun “Beban Tangguhan” pada laporan
posisi keuangan konsolidasian sebelum tanggal 1 Januari 2012 direklasifikasi ke akun “Aset
Tetap - Tanah” dan amortisasinya dihentikan pada tanggal 1 Januari 2012.
IFAS No. 25, the initial legal costs in the form of HGU, HGB and HP which were recognized as
part of the “Deferred Charges” account in the consolidated statements of financial position
prior to January 1, 2012 were reclassified to the “Property, Plant and Equipment - Land” account
and ceased to be amortized on January 1, 2012.
Efektif 2012, sesuai dengan penerapan ISAK No. 25, beban tangguhan atas biaya perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan “BPHTB” yang disajikan dalam “Aset Tidak Lancar Lainnya”
telah direklasifikasi ke akun “Aset Tetap - Tanah” Catatan 9j.
Effective 2012, in line with the application of IFAS No. 25, deferred charges in the form of
Acquisition Costs of Rights to Land and Building “BPHTB” in “Other Non-current Assets” were
reclassified to the “Property, Plant and Equipment - Land” account Note 9j.
Kepemilikan Langsung Direct Ownership
Seluruh aset tetap awalnya diakui sebesar biaya perolehan, yang terdiri atas harga perolehan dan
biaya-biaya tambahan yang dapat diatribusikan langsung untuk membawa aset ke lokasi dan
kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan maksud
manajemen. All property, plant and equipment are initially
recognized at cost, which comprises purchase price and any costs directly attributable to
bringing the asset to the location and condition necessary for it to be capable of operating in the
manner intended by management.
Setelah pengakuan awal, aset tetap dinyatakan pada biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Subsequent to initial recognition, property, plant
and equipment are carried at cost less any subsequent accumulated depreciation and
impairment losses. Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut
siap untuk digunakan sesuai maksud penggunaannya dan dihitung dengan
menggunakan metode garis lurus dengan memperhitungkan taksiran nilai residu sebesar
persentase tertentu dari nilai tercatat, kecuali untuk prasarana tanah yang tidak diperhitungkan
nilai residunya, berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset yang bersangkutan
sebagai berikut: Depreciation of an asset starts when it is
available for use and is computed using the straight-line method, after taking into account the
salvage values at a certain percentage of carrying values, except for land improvements
which have no salvage value, over the estimated useful lives of the assets as follows:
TahunYears
Prasarana tanah 5
Land improvements Bangunan 20
Buildings Mesin dan peralatan
12 Machinery and equipment
Transportation equipment, office Peralatan transportasi, peralatan kantor
equipment, wells and waterlines and instalasi air dan peralatan laboratorium
4-5 laboratory equipment
Peralatan peternakan 2-5
Poultry equipment Nilai tercatat aset tetap ditelaah atas penurunan
jika terjadi peristiwa atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat
mungkin tidak dapat seluruhnya terealisasi. The carrying amounts of property, plant and
equipment are reviewed for impairment when events or changes in circumstances indicate that
the carrying values may not be fully recoverable.
are in Indonesian language.
PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK DAN ENTITAS ANAK
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN lanjutan
Pada Tanggal 30 September 2013 dan 31 Desember 2012 dan
Sembilan Bulan yang Berakhir pada Tanggal-tanggal 30 September 2013 dan 2012
Disajikan dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
PT CHAROEN POKPHAND INDONESIA TBK AND SUBSIDIARIES
NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS continued
As of September 30, 2013 and December 31, 2012 and
For The Nine Months Period Ended September 30, 2013 and 2012
Expressed in Millions of Rupiah, Unless Otherwise Stated
21 Jumlah tercatat komponen dari suatu aset tetap
dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa
depan yang diharapkan dari penggunaan. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian
pengakuan aset dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah
tercatat dari aset dimasukkan sebagai laba rugi pada tahun aset tersebut dihentikan
pengakuannya. The carrying amount of property, plant and
equipment is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected
from their use. Any gain or loss arising from derecognition of an asset calculated as the
difference between the net disposal proceeds and the carrying amount of the asset is
recognized as profit or loss for the year in which the asset is derecognized.
Pada setiap akhir tahun buku, nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di-review, dan
jika sesuai dengan keadaan, disesuaikan secara prospektif.
Residual value, useful life and method of depreciation are reviewed, and adjusted
prospectively, if appropriate, at the end of each accounting period.
Tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Land are stated at cost and not depreciated. Aset dalam penyelesaian
Construction in progress Aset tetap dalam penyelesaian dicatat sebesar
biaya perolehan, yang mencakup kapitalisasi beban pinjaman dan biaya-biaya lainnya yang
terjadi sehubungan dengan pendanaan aset tetap dalam penyelesaian tersebut. Akumulasi
biaya perolehan akan direklasifikasi ke akun “Aset Tetap” yang bersangkutan pada saat aset
tetap tersebut telah selesai dikerjakan dan siap untuk digunakan. Aset tetap dalam penyelesaian
tidak disusutkan karena belum tersedia untuk digunakan.
Construction in progress is stated at cost, including capitalized borrowing costs and other
charges incurred in connection with the financing of asset under constructions mentioned. The
accumulated costs will be reclassified to the appropriate “Property, plant and equipment”
account when the construction is completed and ready for use. Assets under construction are not
depreciated as these are not yet available for use.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada operasi pada saat terjadinya. Beban
pemugaran dan penambahan dalam jumlah besar dikapitalisasi kepada jumlah tercatat aset
tetap terkait memenuhi kriteria pengukuran. Repair and maintenance is charged to profit or
loss when incurred. The cost of major renovation and restoration is included in the carrying
amount of the related property, plant and equipment if recognition criteria are satisfied.
l. Sewa l. Leases