Pengaruh Biaya Produksi Dan Perputaran Total Aktiva Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Sektor Lumber Yang Terdaftar Di BEI

(1)

Oleh :


(2)

Latar Belakang

Selain dampak krisis global, kenaikan harga minyak dipasaran internasional

memaksa berbagai sektor ekonomi menaikan ongkos produksinya (Kemenprin

Dedi Mulyadi, 2009). PT Barito Pasific Timber Tbk, PT Sumalindo Lestari Jaya

Tbk dan PT Tirta Mahakam Plywood tbk merupakan perusahaan sektor lumber

yang memiliki situasi keuangan yang relatif stabil namun jika dilihat dari jumlah

biaya produksi terhadap laba kenaikannya memiliki perbedaan yang tinggi.

Berikut ini merupakan data mengenai jumlah biaya dan laba bersih. Data

tersebut merupakan data tahunan yang mempunyai masalah dan diambil dari

tahun 2001-2010.


(3)

Keterangan

PT Barito Pacific Timber

PT Mahakam Plywood

PT Sumalindo Lestari Jaya

Biaya Produksi

2002 1,695,947,115,701 2004 350,929,341,955 2004 712,162,157,951

2003 1,474,851,912,901 2005 344,638,987,993 2005 786,757,116,540

2004 1,030,973,271,703

2010 382.566.789.440

2006 611,834,687,189

2006 427,586,000,000 2010 545,254,822,733

Laba

Bersih

2002 244,469,286,214 2004 163,427,093,094 2004 10,066,524,594

2003 229,581,267,174 2005 12,846,828,865 2005

10,109,787,846 2004 -143,276,256,890 2010 4.549.597.019 2006 7,191,000,000

2006 7,191,000,000 2010 -9,904,418,141

TABEL


(4)

Usman (2008) dalam jurnalnya menyatakan bahwa:

laba bersih dihasilkan apabila total pendapatan lebih

besar dari total beban, sedangkan rugi bersih terjadi apabila total

pendapatan lebih kecil dari pada total beban.

Sedangkan menurut Sofyan safri (2008:309) menyatakan bahwa:

Rasio perputaran total aktiva (

total assets turnover ratio

)

menunjukan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan

dengan kata lain kemampuan semua aktiva menciptakan

penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik


(5)

1.

Pada saat biaya produksi mengalami kenaikan maka laba bersih yang dihasilkan

mengalami penurunan, tetapi kenyataannya tidak sesuai yaitu naiknya biaya

produksi disertai dengan naiknya laba bersih, maka dari kondisi ini

diprediksikan bahwa perputaran total aktiva mengalami kenaikan hal ini

disebabkan karena perusahaan dapat melakukan perputaran dengan cara

mengganti atau memperbaiki aktiva atas laba yang diperoleh lebih besar.

2.

Pada saat biaya produksi mengalami penurunan maka laba yang dihasilkan

mengalami kenaikan, tetapi kenyataanya tidak sesuai yaitu turunnya biaya

produksi disertai dengan turunnya laba bersih, maka dari kondisi ini

diprediksikan perputaran total aktiva ikut mengalami penurunan karena

perusahaan kurang dapat melakukan perputaran total aktiva dengan cara

menciptakan penjualan maka laba yang diperoleh lebih kecil.


(6)

X1

Biaya Produksi

X2

Perputaran Total Aktiva

Y

Laba Besih

Nakman2

008

Iskandar

2008


(7)

X1

Y

Menurut Nakman Harap (2008) dalam jurnalnya menyatakan

bahwa:

Efisiensi biaya bahan baku, efisiensi biaya tenaga kerja langsung

dan biaya overhead pabrik berpengaruh terhadap laba bersih

.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan teori menurut Mulyadi

(2005:11) dalam bukunya berjudul

Akuntansi Biaya

menyatakan bahwa

biaya produksi berpengaruh terhadap laba usaha adalah sebagai berikut:

Biaya produksi merupakan suatu sumber ekonomi yang

dikorbankan untuk menghasilkan keluaran, nilai keluaran diharapkan

lebih besar daripada masukan yang dikorbankan untuk menghasilkan

keluaran tersebut sehingga kegiatan organisasi dapat menghasilkan laba

atau sisa hasil usaha.

Hubungan Biaya Produksi

Terhadap Laba Bersih


(8)

X2

Y

Menurut Iskandar (2008) dalam jurnalnya menyatakan

bahwa:

Hasil penelitian menunjukan bahwa

quick ratio

,

inventory

turnover

,

assets turnover

, dan

returns on assets

secara parsial

mempunyai pengaruh positif dan signifikan

mempengaruhi EBIT

.

Hasil penelitian tersebut sejalan dengan teori menurut

Agus Sartono (2008):

Rasio perputaran total aktiva (

assets turover

) merupakan

rasio

keuangan

yang

menunjukan

bagaimana

efektivitas

perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan

penjualan dan mendapatkan laba

.

Hubungan perputaran total


(9)

Biaya

Produksi

Perputaran

Total

Aktiva

Laba

Bersih


(10)

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

X1

Biaya Produksi

“Biaya produksi biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.”

William K.Carter (2009:40)

Biaya Produksi = bahan baku langsung+tenaga kerja langsung+overhead pabrik

Rasio

X2

Perputaran Aktiva (Asset Turnover)

“Rasio perputaran total aktiva (total assets turnover ratio)menunjukan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba”. Agus Sartono (2001:132)

ATR= Penjualan Total aset

Rasio

Y Laba bersih

“Pengahasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.Pengahasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupunkeuntungan (gains). Pendapatantimbul dalam pelaksanaan aktivitasperusahaan sedangkan keuntungan(laba) penghasilan yang mungkin timbul atau tidak dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan biasa. Laba(profit) merupakan selisih bersih antara pendapatan dengan pengeluaran”. Ikatan Akuntan Indonesia(2008: 13)

Laba Besih = Pendapatan-Biaya


(11)

Populasi :

Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah laporan keuangan

perusahaan disektor Lumber atau

Wood Product

yaitu laporan laba rugi dan laporan

posisi keuangan PT Barito Pasific Timber Tbk, PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk dan

PT Tirta Mahakam Plywood Tbk tahun 2001-2010.

Sampel :

Dalam penelitian ini peneliti mengambil jumlah sampel sama dengan

jumlah populasi atau disebut dengan sensus Laporan keuangan tahunan berupa

Laporan Laba rugi dan Neraca perusahaan disektor Lumber atau

Wood Product

yaitu

: PT Barito Pasific Timber Tbk, PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk dan PT Tirta

Mahakam Plywood Tbk dari mulai 2001 sampai dengan tahun 2010.

Sampel ini diambil berdasarkan pertimbangan bahwa data selama 10 tahun

cukup relevan untuk mewakili pembahasan tentang pengaruh biaya produksi dan

Perputaran Total Aset (

Asset Turnover

) terhadap laba bersih.


(12)

Analisis deskriptif

Pembahasan Hasil

Secara rata-rata biaya produksi pada perusahaan sektor

lumber yang terdaftar di bursa efek indonesia. Kenaikan

biaya produksi sebagian besar dipengaruhi oleh biaya

bahan baku yang meningkat selain itu faktor meningkatnya

permintaan barang yang mengakibatkan peningkatan

volume produksi yang berdampak pada peningkatan jumlah


(13)

Analisis Verifikatif

Pembahasan Hasil

Secara parsial biaya produksi memberikan

kontribusi/pengaruh terhadap laba bersih pada

perusahaan sektor lumber yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia. Dan hasil pengujian menunjukkan

bahwa biaya produksi secara parsial berpengaruh

signifikan dan memiliki hubungan yang negatif

terhadap laba bersih.


(14)

Analisis Verifikatif

Pembahasan Hasil

Secara parsial perputaran total aktiva secara

parsial memberikan kontribusi/pengaruh terhadap

laba bersih pada perusahaan sektor lumber yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dan hasil

pengujian menunjukkan bahwa perputaran total

aktiva secara parsial berpengaruh signifikan dan

memiliki hubungan yang positif terhadap laba

bersih.


(15)

Secara bersama-sama (simultan) biaya produksi dan

perputaran total aktiva memberikan kontribusi/pengaruh

terhadap laba bersih pada perusahaan sektor lumber yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan hasil pengujian

menunjukkan bahwa biaya produksi dan perputaran total

aktiva secara bersama-sama berpengaruh signifikan

terhadap laba bersih

Analisis Verifikatif


(16)


(17)

(18)

PENGARUH BIAYA PRODUKSI DAN PERPUTARAN TOTAL

AKTIVA TERHADAP LABA BERSIH PADA PERUSAHAAN

SEKTOR LUMBER YANG TERDAFTAR DI BEI

THE INFLUENCE OF PRODUCTION COST AND

ASSET TURNOVER TO NET INCOME AT THE WOOD

PRODUCT SECTOR COMPANIES LISTED IN IDX

EVI DEWI JUWITASARI 211O8163

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Skipsi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(19)

(20)

ii

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor lumber yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk (1) mengetahui bagaimana biaya produksi, perputaran total aktiva, dan perolehan laba bersih. (2) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh biaya produksi dan perputaran total aktiva terhadap laba bersih secara parsial dan simultan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling dengan menggunakan metode sensus. Unit analisis dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan yaitu tahun 2001-2010. Sedangkan analisa data dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan program SPSS 18.0 for Windows.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa masing-masing variabel yaitu variabel biaya produksi berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan yang negatif terhadap laba bersih. Dan variabel perputaran total aktiva berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan yang positif terhadap laba bersih. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel biaya produksi dan perputaran total aktiva secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersih.


(21)

i

ABSTRACT

The research was conducted at the companies wood product sector listed on the Indonesia Stock Exchange. The purpose of this research is to (1) knowing how the condition of the amount of production costs, the assets turnover, profitability of net income at the companies wood product sector listed in IDX. (2) to find out how much influence of production costs and assets turnover partially and simultaneously to net income at the companies wood product sector listed in IDX.

The method that being used in this research is descriptive method verifikatif with quantitative approach. Sampling method in the research is using nonprobability sampling with sensus sampling approach. The unit of analysis in this research is the annual report of 2001-2010. While the analysis of data using multiple linear regression. Testing the hypothesis in this research using a SPSS 18.0 for Windows.

Based on the results of research showed that variable of production costs significantly influence and have a negative on net income. And assets turnover significantly influence and have a positive on net income. The results showed variable of production costs and assets turnover together significantly influence and have a positive on net income.


(22)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa yang selalu melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Pengaruh Biaya Produksi Dan Perputaran Total Aktiva (Aset Turnover) Terhadap Laba bersih Pada Perusahaan Sektor Lumber Yang Terdaftar Di BEI” sebagai salah satu syarat skripsi guna memperoleh gelar sarjana ekonomi program studi akuntansi Universitas Komputer Indonesia.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya bimbingan, bantuan, dukungan dan nasehat dari Ibu Dr. Surtikanti, SE., M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan membantu penulis dalam penyusunan penelitian ini sampai dengan selesai. Dan dalam kesempatan ini penulis mengucapkan Terima Kasih kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si, selaku Dekan dan dosen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia sekaligus sebagai penguji 2 yang telah menguji dan memberikan masukan terhadap penelitian ini.


(23)

iv

4. Lilis Puspitawati, SE., M.Si., selaku penguji 1 yang telah menguji dan memberikan masukan terhadap penelitian ini.

5. Dr. Ony Widilestariningtyas, SE., M.Si., selaku dosen wali yang selalu memberi motivasi dan dukungannya.

6. Orang Tua tercinta yang telah memberikan segala do’a, kasih sayang, perhatian, dukungan dan bantuan baik moril maupun materil selama penyusunan penelitian ini sampai dengan selesai.

7. Adik-adik tercinta, Tony Iskandar dan Intan Aryanti atas segala do’a, dukungan dan motivasinya kepada penulis.

8. Keponakan tercinta, Gilang Arya Iskandar yang telah menghibur dan memberikan semangat kepada penulis.

9. Kekasih hati tercinta, Saeful Ramadhan yang telah memberikan segala do’a, kasih sayang, perhatian, dukungan dan semangat hidup bagi penulis.

10.Sahabat-sahabatku (Saeful, Asep, Dewyta, Renat, dan Gita) yang selalu memberikan semangat, dukungan dan bantuan dalam penyusunan penelitian ini sampai dengan selesai.

11.Kepada teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Yang telah memberikan bantuan dan dukungan sehingga penyusunan penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

Penulis sadar akan keterbatasan ilmu dan kemampuan penulis sehingga penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga


(24)

v

dengan terwujudnya penelitian ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.

Akhir kata semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya kepada seluruh pihak yang telah membantu penyusunan penelitian ini.

Bandung, Juli 2012 Penulis

Evi Dewi Juwitasari 21108163


(25)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN MOTTO

ABSTRACT ……….i

ABSTRAK .. ………..ii

KATA PENGANTAR .... ………..iii

DAFTAR ISI .. ………...vi

DAFTAR TABEL ………ix

DAFTAR GAMBAR ... ……….x

DAFTAR LAMPIRAN ... ……….xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah. ... 8 1.2.1 Identifikasi Masalah ... 8 1.2.2 Rumusan Masalah ... 9 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9 1.3.1 Maksud Penelitian ... 9 1.3.2 Tujuan Penelitian ... 10 1.4 Kegunaan Penelitian ... 10 1.4.1 Kegunaan Praktis ... 10 1.4.2 Kegunaan Akademis ... 10 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 11 1.5.1 Lokasi Penelitian ... 11 1.4.2 Waktu Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 13

2.1.1 Biaya Produksi ... 13 2.1.1.1 Unsur-Unsur Biaya Produksi ... 14 2.1.1.2 Komponen Biaya Produksi ... 15 2.1.1.3 Macam-Macam Biaya Produksi ... 16 2.1.2 Perputaran Total Aktiva ... 19


(26)

vii

2.1.2.1 Konsep Perputaran Total Aktiva ... 20 2.1.2.2 Faktor-faktor Perputaran Total Aktiva ... 21 2.1.3 Laba Bersih ... 23 2.1.3.1 Pengertian Laba Bersih ... 23 2.1.3.2 Kegunaan Laba ... 25 2.1.3.3 Jenis-Jenis Laba ... 25 2.1.3.4 Format Laba ... 26 2.1.4 Hasil Penelitian Terdahulu ... 28 2.2 Kerangka Pemikiran ... 31 2.2.1 Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih... 31 2.2.2 Pengarug Perputaran Total Aktiva Terhadap Laba Bersih ... 32 2.3 Hipotesis ... 35

BAB III OBJEK DANMETODELOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian . ... 36 3.2 Metode Penelitian... 36 3.2.1 Desain Penelitian ... 38 3.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 40 3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 43 3.2.3.1 Sumber Data ... 43 3.2.3.2 Teknik Penentuan Data ... 44 3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 47 3.2.4.1 Uji Normalitas ... 48 3.2.4.2 Uji Multikolinearitas ... 49 3.2.4.3 Uji Heterokedastisitas ... 50 3.2.4.4 Uji Autokolerasi ... 51 3.2.5 Rancangan Analisis dan Uji Hipotesis ... 53 3.2.5.1 Rancangan Analisis ... 53 3.2.5.2 Pengujian Hipotesis ... 57

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Bursa Efek Indonesia ... 65 4.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia ... 65 4.1.2 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ... 67 4.1.3 (Job Desription) Bursa Efek Indonesia ... 68 4.1.4 Aktivitas Bursa Efek Indonesia ... 78 4.2 Analisis Deskriptif ... 79 4.2.1 Analisis Deskriptif Data Biaya Produksi ... 80 4.2.2 Analisis Deskriptif Data Perputaran Total Aktiva ... 83


(27)

viii

4.2.3 Analisis Deskriptif Data LabaLaba ... 87 4.3 Analisis Verifikatif ... 91 4.3.1 Keterkaitan Antar Variabel ... 91 4.3.2 Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih ... 93 4.3.2.1 Analisis Kolerasi Parsial ... 93 4.3.2.2 Pengujian Koefisien Determinasi Secara Parsial ... 94 4.3.2.3 Hipotesis ... 95 4.3.3 Pengaruh Perputaran Total Aktiva Terhadap Laba Bersih... 97 4.3.3.1 Analisis Kolerasi Parsial ... 97 4.3.3.2 Pengujian Koefisien Determinasi Secara Parsial ... 98 4.3.3.3 Hipotesis ... 99 4.3.4 Pengaruh Biaya ProduksiPerputaran Total Aktiva Terhadap

Laba Bersih ... 101 4.3.4.1 Koefisien Kolerasi Berganda ... 101 4.3.4.2 Koefisien Determinasi Berganda ... 102 4.3.4.3 Hipotesis ... 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 107 5.2 Saran ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 111 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 114 LAMPIRAN ... 115


(28)

13

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Biaya Produksi

Produksi adalah suatu proses pengolahan bahan baku menjadi produk selesai. Dalam banyak industri, biaya bahan baku merupakan kegiatan penting dari seluruh biaya produksi.

Sebagian ahli ekonomi kemudian mengatakan bahwa biaya produksi adalah: “Keseluruhan biaya yang dikorbankan untuk menghasilkan produk hingga produk itu sampai dipasar, atau sampai ke tangan konsumen. Dengan demikian biaya angkut, biaya penyimpanan di gudang, dan biaya iklan yang menunjang proses produksi hingga produk itu sampai ketangan konsumen, dapat dikategorikan biaya produksi.”

Sedangkan menurut Sukirno (2002:205) menyatakan bahwa biaya produksi adalah:

“Sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut.”

William K.Carter (2009:40) mengemukakan bahwa :

“Biaya produksi biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.”

Berdasarkan uraian di atas, maka biaya produksi adalah keseluruhan biaya yang secara langsung dikorbankan (dikeluarkan) perusahaan untuk memperoleh


(29)

14

faktor-faktor produksi seperti modal dalam bentuk bahan baku, dan tenaga kerja dalam bentuk tenaga kerja langsung yang akan digunakan untuk menciptakan bahan jadi.

2.1.1.1. Unsur-unsur Biaya Produksi

Menurut William K. Carter (2009:40) yang dapat mempengaruhi kenaikan dan penuruanan biaya produksi terdiri dari : jumlah biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari penjelasan dibawah ini:

1. Biaya Bahan Baku

Bahan baku merupakan keseluruhan bahan yang mendukung atas produk jadi yang akan diproduksi.

Menurut Munandar (2001:25) Pengertian biaya bahan baku adalah:

“Biaya yang dikeluarkan (direct material), merupakan biaya yang terdiri dari semua bahan yang dikerjakan dalam proses produksi, untuk diubah menjadi barang lain yang nantinya akan dijual”

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Menurut Mulyadi (2005:343) dalam buku “Akuntansi Biaya” pengertian biaya tenga kerja langsung adalah:

“Merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk. Biaya tenaga kerja langsung adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia.”


(30)

15

3. Biaya Overhead Pabrik

Menurut Munandar (2001:26) mengemukakan bahwa biaya overhead pabrik adalah :

”Semua biaya yang terdapat serta terjadi dalam lingkungan pabrik, tetapi tidak secara langsung berhubungan dengan kegiatan produksi, yaitu proses mengubah bahan mentah menjadi bahan yang siap jual.”

Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa objek pengeluarannya biaya produksi terbagi atas biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Kategori yang tergolong kedalam biaya overhead pabrik meliputi berbagai item yeng yang luas, Banyak input yang selain bahan langsung dan tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk membuat suatu produk, misalnya bahan langsung yang merupakan bagian yang tidak signifikan dari produk jadi yang umumnya dimasukan dalam kategori overhead.

2.1.1.2. Komponen Biaya Produksi

Menurut Mulyadi (2005:331), biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:

1. Bahan baku atau bahan dasar, termasuk bahan setengah jadi 2. Bahan-bahan pembantu atau bahan penolong

3. Upah tenaga kerja, dari tenaga kerja kuli hingga top manajer 4. Penyusutan peralatan produksi

5. Bunga modal


(31)

16

7. Biaya penunjang, seperti biaya transportasi atau angkutan.

8. Admisnitrasi, biaya listrik dan telepon, pemeliharaan peralatan produksi. 9. Pemeliharaan lingkungan perusahaan, biaya penelitian (laboratorium), 10.Biaya keamanan, dan asuransi

11.Biaya pemasaran, seperti biaya penelitian dan analisis pasar produk, biaya 12.Angkutan dan pengiriman, dan biaya reklame atau iklan

13.Pajak perusahaan.

Dari komponen biaya produksi diatas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur produksi meliputi bahan baku, bahan-bahan pembantu atau penolong, upah tenaga kerja, penyusutan peralatan produksi, biaya administrasi dan umum, dan pajak perusahaan.

2.1.2.3. Macam-macam Biaya produksi

Menurut Haryanto (2002:22), biaya produksi secara lebih luas dalam suatu perusahaan dapat dibedakan menjadi :

1. Biaya Tetap (Fixed Cost) 2. Biaya Variabel (Variabel Cost) 3. Biaya Total (Total Cost) 4. Biaya Rata-rata (Average Cost) 5. Biaya Marginal (Marginal Cost)

Dari biaya-biaya diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Biaya Tetap (Fixed Cost)


(32)

17

Biaya tetap merupakan biaya yang dalam kurun waktu tertentu jumlahnya tetap dan tidak berubah. Biaya ini tidak tergantung dari banyak sedikitnya barang atau output yang dihasilkan. Misalnya biaya gaji pegawai tetap, manajer, sewa tanah, penyusutan mesin, bunga pinjaman bank. Biaya tetap ini dibedakan menjadi dua macam yaitu :

A. Biaya tetap total (total fixed cost), merupakan jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam jumlah tetap dalam jangka waktu tertentu.

B. Biaya tetap rata-rata (average fixed cost), merupakan biaya tetap yang dibebankan pada setiap satuan output yang dihasilkan.

2) Biaya Variabel (Variabel Cost)

Biaya variabel merupakan pengeluaran yang jumlahnya tidak tetap atau berubah-ubah sesuai dengan jumlah output yang dihasilkan. Dalam hal ini, semakin banyak jumlah produk yang dihasilkan, semakin besar pula biaya variabelnya. Misalnya biaya bahan baku, bahan pembantu, bahan bakar, dan upah tenaga kerja langsung. Biaya variabel ini dibedakan menjadi dua macam yaitu:

A. Biaya variabel total (total variabel cost), merupakan seluruh biaya yang harus dikeluarkan selama masa produksi output dalam jumlah tertentu. B. Biaya variabel rata-rata (average variabel cost), merupakan biaya variabel

yang dikeluarkan untuk setiap unit output. 3) Biaya Total (Total Cost)


(33)

18

Biaya total merupakan jumlah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi semua output, baik barang maupun jasa. Biaya ini dapat dihitung dengan menjumlahkan biaya tetap total dengan biaya variabel total. 4) Biaya Rata-rata (Average Cost)

Biaya rata-rata merupakan biaya total yang dikeluarkan untuk setiap unit output.

5) Biaya Marginal (Marginal Cost)

Biaya marginal merupakan kenaikan dari biaya total yang diakibatkan oleh diproduksinya tambahan satu unit output. Mengaitkan biaya dengan tahapan proses produksi menghasilkan penggolongan biaya produksi dan non produksi, berdasarkan Modul Akuntansi Manajemen dan Manajemen Keuangan USAP review yang diterbitkan oleh Akuntansi Indonesia (IAI) menyatakan bahwa biaya produksi yaitu biaya yang digunakan untuk memproduksi suatu barang atau menyediakan jasa terjadi dari material, tenaga kerja, dan biaya produksi tidak langsung. Biaya yang berkaitan dengan produk dibagi menjadi dua bagian yaitu:

A. Biaya produksi langsung

Yaitu biaya yang merupakan komponen utama dari dari pembuatan atau menyelesaikan suatu produk atau biaya yang membentuk bagian integral dari produk sehingga dapat dengan mudah diidentifikasikan dalam perhitungan biaya produksi, contohnya biaya produksi langsung adalah material langsung dan biaya tenaga kerja langsung.


(34)

19

B.Biaya produksi tidak langsung (Overhead)

Yaitu biaya-biaya produksi lainnya (selain material langsung dan tenaga kerja langsung) yang digunakan untuk menyelesaikan suatu produk tetapi pemakainnya sedikit (tidak material) atau biaya yang tidak dapat dengan mudah diidenifikasikan secara langsung pada produk yang dihasilkan, contoh biaya produksi tidak langsung adalah biaya depresiasi gedung peralatan dan lain-lain.

Berdasarkan beberapa uraian di atas,maka dapat disimpulkan bahwa biaya adalah sesuatu yang diukur dalam satuan uang yang dapat digunakan untuk memperoleh barang atau jasa yang bermanfaat dan digunakan untuk mencapai tujuan.

2.1.2. Perputaran Total Aktiva

Menurut Munawir (2002:30) pengertian aktiva adalah:

“Sarana atau sumber daya ekonomik yang dimiliki oleh suatu kesatuan usaha atau perusahaan yang hargan perolehannya atau nilai wajarnya harus diukur secara objektif”.

Sedangkan Menurut Thompson learning yang diterjemahkan oleh skoussen dkk (2001:131) aktiva adalah:

“Kemungkinan keuntungan ekonomi di masa depan yang diperoleh atau dikontrol oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian dimasa lalu”.


(35)

20

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (2004:16.2 ) adalah:

“Aktiva adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun“.

2.1.2.1.Konsep Perputaran Total aktiva

Menurut Sartono Agus (2001:132) dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Keuangan: Teori dan Akuntansi”, Rasio perputaran total aktiva (total assets turnover ratio) adalah sebagai berikut:

“Rasio perputaran total aktiva (total assets turnover

ratio)menunjukan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Tingkat perputaran ini juga ditentukan pleh perputaran elemen aktiva itu sendiri”.

Sedangkan menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006:126) dalam bukunya yang berjudul “Dasar-dasar Manajemen Keuangan”, menyatakan bahwa:

“Rasio ini mengukur seberapa banyak penjualan bisa diciptakan dari setiap rupiah aktiva yang dimiliki”.

Menurut Syafri Sofyan (2008:309) dalam bukunya yang berjudul “Analisis Kritis Laporan Keuangan”, mengemukakan bahwa:

“Rasio perputaran total aktiva (assets turover) menunjukan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik”.

Rasio perputaran total aktiva (total assets turnover ratio), dapat diukur dengan rumus sebagai berikut :


(36)

21

Sumber : Safri Sofyan (2008:309)

2.1.2.2. Faktor-Faktor Perputaran Total Aktiva

A. Aktiva

Bedasarkan pengertian dapat disimpulkan bahwa aktiva adalah sarana yang dimiliki oleh perusahaan yang harus dikelola dengan baik agar mendapat keuntungan dimasa depan. Aktiva dimasukkan dalam neraca dengan saldo normal

debit. Aktiva biasanya dikelompokkan menjadi beberapa kategori, seperti:

1. Aktiva lancar

Aktiva lancar (current asset) dalam akuntansi adalah jenis aktiva yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu tahun. Contoh aktiva lancar antara lain adalah kas, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, dan beban dibayar di muka. Pada suatu neraca, aktiva biasanya dikelompokkan menjadi aktiva lancar dan aktiva tidak lancar. Perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar disebut sebagai rasio lancar. Nilai ini sering digunakan sebagai tolok ukur likuiditas suatu perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya. 2. Investasi jangka panjang

3. Aktiva tetap

Aktiva tetap dalam akuntansi adalah aktiva berwujud yang memiliki

umur lebih dari satu tahun dan tidak mudah diubah menjadi kas. Jenis aktiva

ATR= Penjualan Total aset


(37)

22

tidak lancar ini biasanya dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak

dimaksudkan untuk dijual kembali. Contoh aktiva tetap antara lain adalah

properti, bangunan, pabrik, alat-alat produksi, mesin, kendaraan bermotor,

furnitur, perlengkapan kantor, komputer, dan lain-lain. Aktiva tetap biasanya

memperoleh keringanan dalam perlakuan pajak. Kecuali tanah atau lahan,

aktiva tetap merupakan subyek dari depresiasi atau penyusutan.

4. Aktiva tidak berwujud

Aktiva tidak berwujud (intangible asset) adalah jenis aktiva yang tidak

memiliki wujud fisik. Jenis utama aktiva tidak berwujud adalah hak cipta,

paten, merek dagang, rahasia dagang, dan goodwill. Aset jenis ini mempunyai

umur lebih dari satu tahun (aktiva tidak lancar) dan dapat diamortisasi selama

periode pemanfaatannya, yang biasanya tidak lebih dari 40 tahun.

5. Aktiva pajak tangguhan

6. Aktiva lain

B. Penjualan

Penjualan merupakan salah satu fungsi pemasaran yang sangat penting bagi perusahaan dalam mencapai sebuah tujuan perusahaan yaitu memperoleh laba untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Beberapa para ahli menegemukakan tentang definisi penjualan antara lain.

Menurut M. Narafin (2006:60), Bahwa:

“Penjualan adalah proses menjual, padahal yang dimaksud penjualan dalam laporan laba-rugi adalah hasil menjual atau hasil penjualan (seles) atau jualan”.


(38)

23

Adapun menurut Warren Reeve fess yang diterjemahkan oleh Aria Faramita dan kawan-kawan, (2006:300), Bahwa: 13

“Penjualan adalah jumlah yang dibebankan kepada pelanggan untuk barang dagang yang dijual, baik secara tunai maupun kredit”.

Sedangkan menurut Kusnadi (2009:300),Bahwa:

“Penjualan (sales) adalah sejumlah uang yang dibebankan kepada pembeli atas barang atau jasa yang dijual”.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penjualan adalah suatu proses pembuatan dan cara untuk mempengaruhi pribadi agar terjadi pembelian (penyerahan) barang atau jasa yang ditawarkan berdasarkan harga yang telah disepakati oleh kedua belah pihak yang terkait baik dibayar secara tunai maupun kredit.

2.1.3. Laba Bersih

2.1.3.1. Pengertian Laba Bersih

Penghasilan bersih (laba) seringkali digunakan sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain seperti imbalan investasi atau penghasilan per saham. Adapun unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih (laba) adalah penghasilan dan beban.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2008: 13) mendefinisikan penghasilan dan beban sebagai berikut:

1. Pengahasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak


(39)

24

berasal dari kontribusi penanam modal. Pengahasilan (income) meliputi baik pendapatan (revenue) maupun keuntungan (gains). Pendapatan timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan sedangkan keuntungan (laba) penghasilan yang mungkin timbul atau tidak dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan biasa. Laba (profit) merupakan selisih bersih antara pendapatan dengan pengeluaran. 2. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode

akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.

Sedangkan menurut Baridwan Zaki dalam bukunya “Intermediate Accounting” (2000:3) mengemukakan bahwa:

Gains (laba)adalah kenaikan modal yang berasal dari transaksi sampingan transaksi atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi yang mempengaruhi badan usaha selama satu periode.”

Secara umum laba diperoleh setelah pendapatan dikurangi biaya, seperti yang dikemukakan oleh Soemarso (2005:230),

“Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan kegiatan usaha”.

Menurut Carter William K. (2008:129) dalam bukunya yang berjudul “Akuntansi Biaya”, menyatakan bahwa:

“Tingkat laba yang diperoleh perusahaan dapat ditentukan oleh volume produksi yang dihasilkan, semakin banyak volume produksi yang


(40)

25

dicapai maka semakin tinggi pula biaya produksi. Semakin banyak volume produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula laba yang diperoleh”. Apabila pendapatan melebihi biaya yang dikeluarkan berarti perusahaan mendapatkan laba dan sebaliknya jika biaya melebihi pendapatan berarti perusahaan menderita rugi. Oleh karena itu, laba adalah hasil pengurangan antara pendapatan dengan biaya, maka manajemen perusahaan harus dapat menentukan jumlah pendapatan yang akan dihasilkan dan jumlah biaya yang akan terjadi dalam periode yang bersangkutan.

2.1.3.2. Kegunaan Laba

Di dalam “Standar Akuntansi Keuangan” (2004) PSAK No. 25

disebutkan sebagai berikut:

“Laporan laba rugi merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari suatu perusahaan selama suatu periode tertentu. Informasi tentang kinerja perusahaan terutama tentang profitabilitas. Dibuttuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan dimasa yang akan datang. Informasi tersebut juga sering kali digunakan untuk memperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas di masa yang akan datang. Informasi tentang kemungkinan perubahan kinerja juga penting dalam hal ini”.

2.1.3.3. Jenis-Jenis Laba

Menurut Tuanakotta Theodorus M. (2002:113) dalam buku “ Teori

Akuntansi” mengemukakan Jenis-jenis laba dalam hubungannya dengan

perhitungan yaitu:

1. Laba Kotor (Gross Profit), yaitu selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok penjualan, disebut laba kotor karena jumlah ini masih harus dikurangi dengan biaya-biaya usaha.


(41)

26

2. Laba dari operasi , yaitu adalah selisih antara laba kotor dengan total beban operasi. Atau dengan kata lain selisih antara penjualan dengan seluruh biaya atau beban operasi dan bukan laba semata-mata yang berasal dari kegiatan utama perusahaan.

3. Laba bersih adalah angka terakhir dalam perhitungan lab rugi dimana untuk mencari laba operasi ditambah pendapatan lain-lain dikurangi dengan beban lain-lain.

2.1.3.4. Format Laba

Dalam laporan keuangan laba usaha dilaporkan dalam laporan laba rugi (Income statement).

Menurut Kieso Donald E. (2002: 150) pengertian dari laporan laba rugi (Income statement) merupakan:

“Laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu“.

Laba usaha berasal dari transaksi pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian. Transaksi- transaksi ini diikhtisarkan dalam laporan laba- rugi. Metode pengukuran laba ini dikenal sebagai pendekatan transaksi (transaction approach) karena berfokus pada aktivitas yang berhubungan dengan laba yang telah terjadi selama periode akuntansi.

Menurut Baridwan Zaki (2004:33) format laporan laba rugi terdiri dari dua, yaitu: 1. Laporan laba rugi bertahap (Multiple Step)


(42)

27

Format laporan laba rugi dibuat sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Uraian format laporan laba rugi yaitu:

1. Laporan Laba Rugi Bertahap (Multiple Step)

Dalam laporan laba rugi multiple step dilakukan beberapa pengelompokan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya yang disusun dalam urutan-urutan tertentu sehingga bisa dihitung penghasilan-penghasilan seperti laba bruto, penghasilan-penghasilan usaha bersih, penghasilan-penghasilan bersih sebelum pajak, penghasilan bersih sesudah pajak, penghasilan bersseih dan elemen-elemen luar biasa. Laporan laba rugi bertahap digunakan untuk memisahkan transaksi operasi dan transaksi non operasi.

2. Laporan Laba Rugi Single Step

Dalam laporan laba rugi single step tidak dilakukan pengelompokan pendapatan dan biaya ke dalam kelompok-kelompok usaha dan diluar usaha tetapi hanya dipisahkan antara pendapatan-pendapatan dan laba-laba, biaya-biaya dan kerugian-kerugian. Format laporan laba rugi menampilkan berbagai komponen laba yang digunakan untuk menghitung rasio yang akan dipakai dalam menilai kenerja perusahaan. Adapun rumus laba bersih sebagai berikut:

Sumber : Zaki Baridwan (2004:37)

Pendapatan Penjualan (Sales Revenue) Rp. xx Harga Pokok Penjualan (Cost of Goods sold) Rp. xx -

Laba Kotor (Gross Profit) Rp. xx

Biaya Usaha (Operating Expense) Rp. xx -


(43)

28

2.1.4. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu ini akan dijadikan bahan acuan atau pembanding dalam penelitian ini agar dapat membandingakan keorijinalitasan penelitian. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Jurnal Hasil

1. Nakman

Harahap dan Dwi Kumala Vera (ISSN 2008)

Pengaruh Efisiensi Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih (Studi

Kasus Pt

Perkebunan

Nusantara III (Persero) Medan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel efisiensi biaya tenaga kerja langsung dan efisiensi biaya overhead pabrik memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap laba bersih

2. Usman

Kusumah dan Amalia Susanti (ISSN 2009)

Analisis Pengaruh biaya produksi dan penjualan Air bersih

terhadap laba Bersih

Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh biaya produksi dan penjualan terhadap laba pada PDAM Tirtanadi, maka dapat di ambil kesimpulan:

(Studi Kasus PT PDAM Tirtanadi)

1. Variabel biaya sumber produksi air bersih berpengaruh negative dansignifikan terhadap laba. 2. Variabel biaya pengolahan


(44)

29

air bersih berpengaruh negative dan signifikan terhadap laba.

3. Variabel penjualan air bersih berpengaruh pisitif dan signifikan terhadap laba. 3. Iskandar Rusli

(ISSN 2009)

Pengaruh Aset dan Manajemen

Inventory terhadap Manajemen Laba

Hasil penelitian menunjukan bahwa quick ratio, inventory turnover, assets turnover, dan returns on assets secara parsial mempunyai pengaruh positif dan signifikan mempengaruhi EBIT

4. Widaryati (ISSN 2006)

Hubungan CPV

(Cost Volume

Profit) dan

anggaran dalam

perencanaan usaha

Jadi terlihat bahwa antara perencanaan, analisis CVP dan anggaran mempunyai hubungan yang erat

5. Mohsen Dastgir and Ali Saeedi Velashani (ISSN 2008)

Comprehensive Income and Net Income as Measures of Firm

Collectively, our results provide some evidence, although not strong, that comprehensive income adjustments improve ability of income for reflecting firm performance

6. Ilhan Meric Jesse H. Harper ,

Benjamin H. Eichhorn, Charles W.

The Financial Characteristics of U.S. and

E.U. Electronic and Electrical

Equipment

The Multiple Regression Analysis results

indicate that, both in the U.S. and in the EU, net profit margin has greater influence on


(45)

30 McCall and Gulser Meric (ISSN 2008) Manufacturing Firms and the Determinants of Asset and Equity Returns

total assets turnover, and return on assets has greater influence on equity returns compared with financial leverage. Total assets turnover is more effective in boosting asset returns in EU firms than in U.S. firms, and financial leverage is more effective in boosting equity returns in EU firms than in U.S. firms.

7. Muhammad Bashir Khan, Imran Sharif Chaudhry and Muhammad Hanif Akhtar (ISSN 2011) Cost-Benefit Analysis of Cotton Production and Processing by Stakeholders: The case of Mutlan and Bahawalpur

Regions

It has been identified that spinners and ginners have an incentive in

the shape of profit to raise their production.

8. Yasin S. Fazeli and Habib A. Rasouli (ISSN 2011) Real Earnings Management and the Value Relevance of Earnings

We find evidence that suspect firmyears

engage in real earnings management, have unusually low cash flow from operations and high


(46)

31

2.2. Kerangka Pemikiran

2.2.1. Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Laba bersih

Dengan banyaknya perusahaan yang berdiri, baik perusahaan besar, perusahaan menengah, maupun perusahaan kecil menimbulkan persaingan yang dihadapi perusahaan semakin ketat. Oleh karena itu setiap pengusaha berlomba-lomba untuk menjadikan produknya lebih unggul dari produk yang dihasilkan oleh pesaing, baik dalam hal mutu, harga maupun bagian pasar yang dikuasai. Manajer harus melakukan berbagai macam usaha untuk meminimumkan biaya yang dibutuhkan agar dapat menghasilkan dan mencapai manfaat untuk saat ini dan masa yang akan datang. Mengurangi biaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan berarti perusahaan akan menjadi lebih efisien.

Menurut Mulyadi (2005:11) dalam bukunya berjudul “Akuntansi Biaya” menyatakan bahwa biaya produksi berpengaruh terhadap laba usaha adalah sebagai berikut:

“Biaya produksi merupakan suatu sumber ekonomi yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran, nilai keluaran diharapkan lebih besar daripada masukan yang dikorbankan untuk menghasilkan keluaran tersebut sehingga kegiatan organisasi dapat menghasilkan laba atau sisa hasil usaha.”

Menurut Carter William (2008:129) dalam bukunya “Akuntansi Biaya” menyatakan bahwa:

“Tingkat laba yang diperoleh perusahaan dapat ditentukan oleh volume produksi yang dihasilkan, semakin banyak volume produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula biaya produksi. Semakin banyak volume produksi yang dicapai maka semakin tinggi pula laba yang diperoleh” Menurut Nakman Harap (2008) dalam jurnalnya menyatakan bahwa:


(47)

32

“Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel biaya produksi yang terdiri dari efisiensi biaya bahan baku, efisiensi biaya tenaga kerja langsung dan efisiensi biaya overhead pabrik berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba bersih”.

Menurut Khan, Chaudhry dan Akhtar (ISSN 2011) dalam jurnalnya menyatakan bahwa:

It has been identified that spinners and ginners have an incentive in the shape of profit to raise their production”.

Dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa biaya tenaga kerja diidentifikasikan insentif dengan besarnya volume produksi sehingga dapat memaksimalkan keuntungan.

2.2.2. Pengaruh Rasio Perputaran Aktiva Terhadap Laba Bersih

Analisis rasio keuangan merupakan instrument analisis prestasi perusahaan yang menjelaskan berbagai hubungan dan indikator keuangan, yang ditujukan untuk menunjukkan perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan trend pola perubahan tersebut, untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan. Makna dan kegunaan rasio keuangan dalam praktek bisnis pada kenyataannya bersifat subjektif tergantung kepada untuk apa suatu analisis dilakukan dan dalam konteks apa analisis tersebut diaplikasikan (Helfert,1991).


(48)

33

Menurut Sartono Agus (2008:120) dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Keuangan Teori dan Akuntansi”, menyatakan bahwa:

“Rasio perputaran total aktiva (assets turover) merupakan rasio keuangan yang menunjukan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba”.

Menurut Syafri Sofyan (2008:309) dalam bukunya yang berjudul “Analisis Kritis

Laporan Keuangan”, mengemukakan bahwa:

“Rasio perputaran total aktiva (assets turover) menunjukan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik”.

Menurut Iskandar (2008) dalam jurnalnya menyatakan bahwa:

“Hasil penelitian menunjukan bahwa quick ratio, inventory turnover, assets turnover, dan returns on assets secara parsial mempunyai pengaruh positif dan signifikan mempengaruhi EBIT”.

Berdasarkan uraian keterkaitan antar variabel diatas tampak jelas bahwa biaya produksi dan rasio perputaran total aktiva (assets turover) berpengaruh terhadap tinggi rendahnya laba pada perusahaan.

Adapun berdasarkan uraian tersebut penulis menuangkan kerangka pemikirannya dalam bentuk bagan kerangka pemikiran sebagai berikut :


(49)

34

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Pemikiran Perusahaan

HIPOTESIS

Biaya Produksi dan Perputaran Total Aktiva Berpengaruh terhadap Laba Bersih

Laporan Keuangan

Neraca Laporan Laba Rugi

Analisis Laporan Keuangan

Perputaran Total Aktiva Biaya Produksi


(50)

35

2.3.

Hipotesis

Kata hipotesis berasal dari kata hipo yang artinya lemah dan tesis berarti pernyataan. Dengan demikian hipotesis berarti pernyataan yang lemah, di sebut sebut demikian karna masih berupa dugaan yang belum teruji kebenarannya. Menurut Sugiyono (2009:64),

“ Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusam masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan”.

Berdasarkan penjelasan di atas dan berdasarkan kerangka pemikiran yang ada, maka peneliti mencoba merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :

“Biaya produksi dan perputaran total aktiva secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap laba bersih pada Perusahaan Sektor Lumber atau Wood Product”.

Oleh karena itu penulis merumuskan bahwa variabel yang ada saling berkaitan dan penulis berhipotesis yaitu berpengaruh signifikan antara biaya produksi dan perputaran total aktiva terhadap laba bersih baik secara parsial maupun simultan.


(51)

36

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian terlebih dahulu perlu ditentukan objek penelitian. Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sumber topik untuk penelitian.

Menurut pendapat Husein Umar (2007) menjelaskan objek penelitian adalah sebagai berikut :

“Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang

menjadi objek penelitian, juga dimana dan kapan penelitian dilakukan, bisa juga dilakukan hal-hal lain jika perlu”.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian digunakan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan tertentu tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Objek penelitian dalam penyusunan penelitian ini adalah Biaya produksi, Perputaran Total Aktiva, dan Laba bersih pada perusahaan disektor Lumber atau Wood Product.

3.2. Metode Penelitian

Metode penelitian menurut Umi Narimawati (2008:127) mengemukakan bahwa:


(52)

37

“Metode penelitian merupakan cara penelitian yang digunakan

untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu”.

Sedangkan menurut Sugiyono (2010:2), yaitu:

“Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu

rasional, empiris dan sistematis.”

Metode penelitian yang penulis lakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif dan verifikatif.

Menurut Sugiyono (2008:13) metode Deskriptif adalah :

“Metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis

suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan

yang lebih luas”.

Metode deskriptif digunakan penulis untuk menggambarkan hasil penelitian dalam menjawab perumusan masalah mengenai gambaran masing-masing variabel yang diteliti.

Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008:45) adalah :

“Penelitian verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila

dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa


(53)

38

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan perhitungan statistik. Penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel X (Biaya Produksi dan Perputaran Total Aktiva) terhadap variabel Y (Laba Bersih) yang diteliti. Sehingga metode penelitian yang digunakan adalah metode verifikatif, metode verifikatif berarti menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima atau ditolak. Dengan menggunakan metode verifikatif akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai objek yang diteliti.

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki, yaitu pengaruh biaya produksi dan perputaran total aktiva terhadap laba bersih perusahaan. Oleh karena itu, data yang digunakan adalah data kuantitatif.

3.2.1. Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian perlu adanya desain penelitian, agar penelitian yang dilakukan lebih teratur dan sistematis. Dengan membuat desain penelitian, penyusunan sebuah karya tulis pun akan dapat terselesaikan dengan cepat dan baik.

Menurut Husein Umar (2003:123) dalam bukunya “Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis” adalah sebagai berikut :

“Desain penelitian adalah semua proses yang dilakukan dalam


(54)

39

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa desain penelitian merupakan sebuah proses dalam melakukan perencanaan dan pelaksanaan penelitian sehingga penulis dapat melakukan penelitian secara baik dan sistematis. Oleh karena itu, membuat desain penelitian sangat penting agar pembuatan sebuah karya ilmiah dapat terselesaikan secara cepat dan baik. Desain penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : a) Bagaimana biaya produksi perusahaan

b) Bagaimana perputaran total aktiva perusahaan

c) Seberapa besar pengaruh biaya produksi terhadap laba bersih perusahaan d) Seberapa besar pengaruh perputaran total aktiva terhadap laba bersih

perusahaan

2. Menetapkan masalah-masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini, biaya produksi (Variabel X1) dan perputaran total aktiva (Variabel X2) yang

menjadi variabel bebas dan laba bersih (Y) yang menjadi variable terikat. 3. Memilih serta memberi definisi terhadap setiap pengukuran variabel. 4. Memilih prosedur dan teknik yang digunakan.

5. Menyusun alat serta teknik pengumpulan data.

6. Pelaporan hasil penelitian termasuk proses penelitian dan interprestasikan data.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat digambarkan desain penelitian ini, yaitu sebagai berikut :


(55)

40

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Tujuan Penelitian

Desain Penelitian Jenis

Penelitian

Metode yang digunakan

Unit Analisis

Time Horizon T-1 Descriptive Descriptive Survey Tahun Time Series T-2 Descriptive Descriptive Survey Tahun Time Series T-3 Verifikatif Explanatory Survey Tahun Time Series Sumber : Umi Narimawati dkk 2010

Dari tabel diatas kemudian peneliti menguraikan sebagai berikut :

1. Tujuan penelitian pertama adalah untuk menganalisis biaya produksi dan perputaran total aktiva terhadap laba bersih dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul, melalaui unit analisis yaitu perusahaan.

2. Tujuan penelitian kedua adalah untuk biaya produksi dan perputaran total aktiva terhadap laba bersih secara parsial dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul, melalui unit analisis yaitu perusahaan.

3. Tujuan penelitian ketiga adalah untuk menganalisis biaya produksi dan perputaran total aktiva terhadap laba bersih secara simultan dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul, melalui unit analisis yaitu perusahaan.

3.2.2. Operasionalisasi Variabel

Umi Narimawati (2007 : 61) mengemukakan operasionalisasi variabel sebagai berikut:


(56)

41

“Operasionalisasi variabel merupakan proses penguraian variabel penelitian kedalam subvariabel, dimensi, indikator subvariabel, dan

pengukuran.”

Sedangkan variabel sendiri menurut Sugiyono (2011 : 38), menjelaskan bahwa :

“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”.

Operasional variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel yang terkait suatu penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar sesuai dengan judul

penelitian yang diambil yaitu “Pengaruh Biaya Produksi dan Perputaran Total Aktiva (Asset Turnover) terhadap Laba Bersih perusahaan disektor Lumber atau Wood Product yang terdaftar di BEI.

Berdasarkan judul usulan penelitian yang telah dikemukakan diatas maka variabel-variabel yang terkait dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen (X)

Variabel independen adalah suatu variabel bebas dimana keberadaannya tidak dipengaruhi oleh variabel-variabel lain bahkan variabel ini merupakan faktor penyebab yang akan mempengaruhi variabel lainnya. Menurut Sugiyono (2009:39) menyatakan variabel independent (bebas) adalah:


(57)

42

“Variabel independent (bebas) merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent

(terikat).”

Variabel independen (X1) dalam penelitian ini adalah Biaya Produksi dan variabel independen (X2) dalam penelitian adalah Perputaran Total Aset. 2. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen adalah variabel tidak bebas yang artinya variabel tersebut merupakan sesuatu yang dipengaruhi atau yang dihasilkan oleh variabel independen.

Menurut Sugiyono (2009:39) Variabel dependent (terikat) adalah:

“Variabel dependent (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.”

Maka dalam penelitian ini variabel dependen atau variabel tidak bebas (Y) adalah Laba Bersih.

Untuk mempermudah mendapatkan data yang diperlukan bagi penelitian masalah yang diteliti, perlu adanya operasional variabel. Operasionalisasi variabel yaitu memecah variabel-variabel yang terkandung dalam masalah tersebut diatas menjadi bagian-bagian yang paling kecu, sehingga dapat diketahui klasifikasi ukurannya.

Berikut ini adalah tabel operasionalisasi variabel dari penelitian yang penulis lakukan.


(58)

43

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

X1 Biaya Produksi

“Biaya produksi

biasanya didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead

pabrik”. William K.Carter (2009:40)

Biaya Produksi =

bahan baku

langsung+tenaga kerja langsung+overhead pabrik Rasio X2 Perputaran Aktiva (Asset Turnover)

“Rasio perputaran total aktiva (total assets turnover ratio) menunjukan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan

mendapatkan laba”. Agus Sartono (2001:132)

ATR= Penjualan Total aset

Rasio

Y Laba bersih

“Laba bersih merupakan nilai akhir yang diperoleh setelah laba operasional

ditambah dengan

pendapatan lain- lain dan dikurangi dengan biaya lain-lain. Jika nilai akhirnya negatif disebut rugi bersih. Ikatan Akuntan Indonesia(2009: 6)

Laba Besih = Penjualan-Harga Pokok Penjualan-Beban administrasi dan umum

Mulyadi (2000:104)

Rasio

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1. Sumber Data

Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian mengenai “Pengaruh Biaya Produksi dan Perputaran Total Aktiva Terhadap Laba Bersih Pada Perusahaan Sector Lumber Yang Terdaftar di BEI” adalah sumber data sekunder,


(59)

44

di mana data diperoleh secara tidak langsung, artinya data-data tersebut berupa data yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain.

Menurut Sugiyono (2009:139) definisi data sekunder merupakan:

“Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh dengan

cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literature, buku-buku serta dokumen perusahaan.”

Data sekunder biasanya didapat dari penelitian sekunder yang menggunakan bahan yang bukan dari sumber pertama sebagai sarana untuk memperoleh data atau informasi untuk menjawab masalah yang kita teliti. Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalu media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Jadi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan data sekunder sebagai basis pengumpulan data, dimana data yang digunakan dalam penelitian ini tidak didapat secara langsung dari sumber terkait, tetapi berasal dari sumber terpercaya yang telah mendapat kompetensi yaitu laporan keuangan perusahaan disektor Lumber atau Wood Product 2001-2010 yang didapat dari Bursa Efek Indonesia yaitu: PT Barito Pasific Timber Tbk, PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk dan PT Tirta Mahakam Plywood Tbk.

3.2.3.2. Teknik Penentuan Data

Dalam sebuah penelitian untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan diperlukan teknik-teknik dalam pengumpulan data. Untuk menunjang hasil


(60)

45

penelitian, maka penulis melakukan pengelompokan data yang diperlukan ke dalam dua golongan, yaitu:

1. Populasi Penelitian

Pada umumnya dalam sebuah penelitian para peneliti membutuhkan apa yang disebut populasi.

Menurut Andi Supangat (2007:3) populasi adalah :

“Populasi adalah sekumpulan objek yang akan dijadikan sebagai

bahan penelitian dengan ciri mempunyai karakteristik yang sama.”

Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa populasi adalah seluruh individu atau sekumpulan objek yang dijadikan bahan penelitian dan mempunyai karakteristik sama dan akan digunakan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan disektor Lumber atau Wood Product yaitu laporan laba rugi dan neraca PT Barito Pasific Timber Tbk, PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk dan PT Tirta Mahakam Plywood Tbk tahun 2001-2010 yaitu selama 10 tahun dari 3 perusahaan tersebut.

2. Sampel Penelitian

Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara (hipotesis), maka peneliti melakukan pengumpulan data pada objek tertentu, karena objek dalam populasi terlalu luas, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

Menurut Sugiyono (2010:62) dalam bukunya “Statistika Untuk Penelitian”


(61)

46

“Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”

Teknik pengambilan sampel ini ditentukan dengan menggunakan sampel nonprobabilitas. Penentuan jumlah sample yang akan diolah dari jumlah populasi, maka harus dilakukan dengan teknik pengambilan sampling yang tepat. Untuk menentukan sampling teknik yang digunakan sesuai dengan judul penulis yaitu non probability sampling.

Menurut Sugiyono (2009:84) pengertian non probability sampling yaitu :

Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.”

Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah sampling jenuh atau sensus. Pengertian dari sampling jenuh atau sensus menurut Sugiyono (2008:122), adalah:

“Sampling jenuh atau sensus adalah teknik penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.”

Berdasarkan dari pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa sampling jenuh atau sensus teknik penentuan sampel dengan menggunakan semua anggota populasi. Dalam penelitian ini karena jumlah populasinya sedikit (terbatas) sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan sampel, sehingga peneliti mengambil jumlah sampel sama dengan jumlah populasi atau disebut dengan sensus Laporan keuangan tahunan berupa Laporan Laba rugi dan Neraca


(62)

47

perusahaan disektor Lumber atau Wood Product yaitu : PT Barito Pasific Timber Tbk, PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk dan PT Tirta Mahakam Plywood Tbk dari mulai 2001-2010. Sampel ini diambil berdasarkan pertimbangan bahwa data selama 30 tahun cukup relevan untuk mewakili pembahasan tentang pengaruh biaya produksi dan Perputaran Total Aset (Asset Turnover) terhadap laba bersih.

3.2.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam menentukan data ada beberapa teknik yang dapat digunakan, karena datanya adalah sekunder maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian ini dilakukan dengan cara mendatangi langsung ke lapangan untuk memperoleh data-data yang berkaitan dengan masalah yang dibahas, penelitian ini dilakukan melalui :

a. Observasi (Pengamatan Langsung), yaitu melakukan pengamatan secara langsung dilokasi untuk memperoleh data yang diperlukan.

b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab langsung kepada pihak-pihak yang terkait dengan masalah yang diteliti.

c. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara mencatat data yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dari dokumen-dokumen yang dimiliki perusahaan.


(63)

48

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini dengan menggunakan penelitian kepustakaan (Library Research). Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat kuantitatif. Data sekunder tersebut berupa laporan keuangan yang diambil dari www.idx.co.id. Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha guna memperoleh data yang bersifat teori sebagai pembanding dengan data penelitian yang diperoleh. Data tersebut diperoleh dari buku-buku literatur, dan juga diperoleh dari peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan ini ditunjukan untuk mendapatkan landasan teori dimana hasil tersebut akan digunakan sebagai dasar perbandingan dengan apa yang diperoleh di lapangan. Selain itu peneliti menggunakan media internet sebagai media untuk menambah informasi dan menambah data-data yang diperlukan tentang penelitian ini.

3.2.4.1.Uji Normalitas

Asumsi normalitas merupakan persyaratan yang sangat penting pada pengujian kebermaknaan (signifikansi) koefisien regressi, apabila model regressi tidak berdistribusi normal maka kesimpulan dari uji F dan uji t masih meragukan, karena statistik uji F dan uji t pada analisis regressi diturunkan dari distribusi normal. Pada penelitian ini digunakan uji satu sampel Kolmogorov-Smirnov untuk menguji normalitas model regressi.


(64)

49

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

30 -1148.450460 1256.791073 .105 .067 -.105 .577 .893 N Mean

Std. Dev iat ion Normal Parametersa,b

Absolute Positiv e Negativ e Most Extrem e

Dif f erences

Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated f rom data. b.

Tabel 3.3

Hasil Pengujian Asumsi Normalitas

Pada tabel 3.3 dapat dilihat nilai signifikansi (asymp.sig.) yang diperoleh dari uji Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,893. Karena nilai probabilitas pada uji Kolmogorov-Smirnov masih lebih besar dari tingkat kekeliruan 5% (0.05), maka disimpulkan bahwa model regressi berdistribusi normal.

3.2.4.2.Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas berarti adanya hubungan yang kuat di antara beberapa atau semua variabel bebas pada model regresi. Jika terdapat Multikolinieritas maka koefisien regresi menjadi tidak tentu, tingkat kesalahannya menjadi sangat besar dan biasanya ditandai dengan nilai koefisien determinasi yang sangat besar, tetapi pada pengujian parsial koefisien regresi, tidak ada ataupun kalau ada sangat sedikit sekali koefisien regresi yang signifikan.

Pada penelitian ini digunakan nilai variance inflation factors (VIF) sebagai indikator ada tidaknya multikolinieritas diantara variabel bebas.


(65)

50

Tabel 3.4

Hasil Pengujian Asumsi Multikolinieritas

Coeffi ci entsa,b

.138 7.240

.138 7.240

X1 X2 Model 1

Tolerance VI F

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Y a.

Weighted Least Squares Regression -Weighted by VarY

b.

Melalui nilai VIF yang diperoleh seperti pada tabel 3.4 diatas menunjukkan tidak ada korelasi yang cukup kuat antara sesama variabel bebas, dimana nilai VIF dari kedua variabel bebas masih lebih kecil dari 10 dan dapat disimpulkan tidak terdapat multikolinieritas diantara kedua variabel bebas.

3.2.4.3.Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas merupakan indikasi varian antar residual tidak homogen yang mengakibatkan nilai taksiran yang diperoleh tidak lagi efisien. Untuk menguji apakah varian dari residual homogen digunakan uji rank Spearman, yaitu dengan mengkorelasikan variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual(error). Apabila ada koefisien korelasi yang signifikan pada tingkat kekeliruan 5%, mengindikasikan adanya heteroskedastisitas.

Pada tabel 3.5 berikut dapat dilihat nilai signifikansi masing-masing koefisien korelasi variabel bebas terhadap nilai absolut dari residual(error).


(66)

51

Tabel 3.5

Hasil Pengujian Asumsi Heteroskedastisitas

Correlations

.050 .795 30 .243 .196 30 Correlation Coef ficient

Sig. (2-tailed) N

Correlation Coef ficient Sig. (2-tailed)

N X1

X2 Spearman's rho

absolut_error

Berdasarkan nilai korelasi yang diperoleh seperti dapat dilihat pada tabel 3.5 diatas memberikan suatu indikasi bahwa residual (error) yang muncul dari persamaan regresi mempunyai varians yang sama (tidak terjadi heteroskedastisitas), hal ini terlihat dari nilai signifikansi masing-masing koefisien korelasi kedua variabel bebas dengan absolut error ( yaitu 0,795 dan 0,196) masih lebih besar dari 0,05.

3.2.4.4.Uji Autokorelasi

Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar observasi yang diukur berdasarkan deret waktu dalam model regresi atau dengan kata lain error dari observasi tahun berjalan dipengaruhi oleh error dari observasi tahun sebelumnya. Pada pengujian autokorelasi digunakan uji Durbin-Watson untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi pada model regressi dan berikut nilai Durbin-Watson yang diperoleh melalui hasil estimasi model regressi.


(67)

52

Tabel 3.6

Nilai Durbin-Watson Untuk Uji Autokorelasi

Model Summaryb,c

.687a .472 .432 633326.632 2.478

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Est imat e

Durbin-Wat son

Predictors: (Constant ), X2, X1 a.

Dependent Variable: Y b.

Weighted Least Squares Regression - Weight ed by VarY c.

Berdasarkan hasil pengolahan diperoleh nilai statistik Durbin-Watson (D-W) = 2,478, sementara dari tabel d pada tingkat kekeliruan 5% untuk jumlah variabel bebas = 2 dan jumlah pengamatan n = 30 diperoleh batas bawah nilai tabel (dL) = 1,284 dan batas atasnya (dU) = 1,567. Karena nilai Durbin-Watson

model regressi (2,478) berada diantara 4-dU (2,433) dan 4-dL (2,716), yaitu daerah

tidak ada keputusan maka belum dapat disimpulkan apakah terjadi autokorelasi pada model regressi.

4

Terdapat Autokorelasi Positif Terdapat Autokorelasi Negatif Tidak Terdapat Autokorelasi Tidak Ada Keputusan Tidak Ada Keputusan dL=1,284 dU=1,567 4-dU=2,433 4-dL=2,716

0

D-W =2,478

Gambar 3.1 Daerah Kriteria Pengujian Autokorelasi

Untuk memastikan ada tidaknya autokorelasi maka pengujian dilanjutkan menggunakan runs test (Gujarati,2003;465). Hasil pengujian menggunakan runs test dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini:


(68)

53

Tabel 3.7

Hasil Runs Test Untuk Memastikan Ada Tidaknya Autokorelasi

Runs Test

1461.22678b 29 1 30 3 .000 1.000

Test Valuea

Cases < Test Value Cases >= Test Value Total Cases

Number of Runs Z

Asy mp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Mode a.

There are multiple modes. The mode with t he largest data v alue is used. b.

Melalui hasil runs test pada tabel 3.7 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi uji Z (yaitu 1,00) masih lebih besar dari 0,05 yang mengindikasikan tidak terdapat autokkorelasi pada model regressi.

Karena ke-empat asumsi regressi sudah terpenuhi, maka dapat disimpulkan bahwa hasil estimasi model regressi sudah memenuhi syarat BLUE (best linear unbias estimation) sehingga dikatakan kesimpulan yang diperoleh dari model regressi sudah menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

3.2.5. Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis

3.2.5.1. Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting


(69)

54

dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Penulis melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Berikut ini adalah penjelasan mengenai metode analisis deskriptif dan verifikatif dengan pendekatan kuantitatif:

A. Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2011:147) menyatakan bahwa

“Metode Analisis Deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana pengaruh biaya produksi dan perputaran total aktiva terhadap laba bersih pada perusahaan sektor lumber yang terdaftar di BEI.

B. Analisis Verifikatif

Menurut Sugiyono(2011:31) analisis kuantitatif dijelaskan sebagai berikut:

“Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan

statistik.Statistik yang digunakan dapat berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Statistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang dilakukan secara random.Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan.”

Adapun langkah – langkah yang digunakan dalam analisis kuantitatif adalah sebagai berikut:


(1)

Gambar diatas menjelaskan skema pemikiran yang digunakan dalam pengujian secara keseluruhan, maksudnya, apabila kita akan menguji hubungan dan pengaruh suatu variabel yang ada, kita harus memperhatikan dan menganalisis semua variabel, baik hubungan antara variabel bebas yang ada dan juga hubungannya dengan variabel dependent. Cara menentukan hipotesis dalam pengujian secara keseluruhan adalah :

Hipotesis pada pengujian secara simultan ini adalah: H0 : β1 = β2 = 0

Ha : sekurang-kurangnya terdapat sebuah β ≠ 0

Rumus pengujian pada koefisien regresi secara keseluruhan (simultan) sebagaiman yang diungkapkan Gujarati (2003: 258) adalah sebagai berikut:

Untuk satu variabel bebas nilai R2sama dengan r2. Statistic uji di atas mengikuti distribusi F dengan derajat kebebasan V1 = k – 1 dan V2 = n – K, dengan K adalah banyaknya parameter.

Adapun kriteria uji hipotesisnya adalah:

F hitung ≥ F tabel, dengan α = 5 % maka tolak H0 artinya signifikan

F hitung ≤ F tabel, dengan α = 5 % maka terima H0 artinya tidak signifikan

H0 = β1 = β2 = 0; Biaya produksi tidak berpengaruh signifikan terhadap laba bersih


(2)

64

H1 = Sekurang –kurangnya ada sebuah β1 ≠ 0:

 Perputaran total aktiva (assets turnover) memiliki hubungan yang erat dengan biaya produksi tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap laba bersih, atau bisa juga,

 Perputaran total aktiva (assets turnover) tidak berhubungan dengan biaya produksi dan tidak berpengaruh signifikan terhadap laba bersih

3. Pengambilan Keputusan Hipotesis

Daerah yang diarsir merupakan daerah penolakan, dan berlaku sebaliknya. Jika thitung dan Fhitung jatuh di daerah penolakan (penerimaan), maka Ho ditolak

(diterima) dan Ha diterima (ditolak). Artinya koefisian regresi signifikan (tidak signifikan). Tingkat signifikannya yaitu 5 % (α = 0,05), artinya jika hipotesis nol ditolak (diterima) dengan taraf kepercayaan 95 %, maka kemungkinan bahwa hasil dari penarikan kesimpulan mempunyai kebenaran 95 % dan hal ini menunjukan adanya (tidak adanya pengaruh yang meyakinkan (signifikan) antara dua variabel tersebut.


(3)

111

Andi Supangat. (2007). Statistika. Bandung : Pustaka.

Amalia Suzanti. (2009). Analisis Pengaruh biaya produksi dan penjualan air bersih terhadap laba bersih. Tasik:Unsil.

Agus Sartono. (2001). Manajemen Keuangan Teori dan Akuntansi. (4th ed). Yogyakarta:BPFE Yogyakarta.

Carter, William K. (2006). Akuntansi Biaya. (13th ed). Jakarta:Salemba Empat.

---. (2009). Akuntansi Biaya. (14th ed). Jakarta : Salemba Empat.

Dastgir, Mohsen., & Velashani, Ali Saeedi. (2008). Comprehensive Income and Net Income as Measures of Firm

Harahap, Nakman., & Dwi Kumala. (2008). Pengaruh Efisiensi Biaya Produksi Terhadap Laba Bersih (Studi Kasus PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan). 20(1).

Haryanto. (2002). Analisa Laporan Keuangan, Yogyakarta: BPFE.

Helfert, E. A. (2001). Analisis Laporan Keuangan (terj.Herman Wibowo). (9th ed). Jakarta: Penerbit Erlangga

Umar Husein. (2007). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Suad Husnan., & Enny Pudjiastuti. (2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. (5th ed). Yogyakarta:UPP STIM YKPN.

H. Harper, Jesse., H. Eichhorn, Benjamin., W. McCall, Charles., &Meric, Gulser., (2008). The Financial Characteristics of U.S. and E.U. Electronic and Electrical Equipment Manufacturing Firms and the Determinants of Asset and Equity Returns.

Ikatan Akuntansi Indonesia. (2004). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.

Iskandar Rusli. (2009). Pengaruh Aset dan Manajemen Inventory terhadap Manajemen Laba. 16(3).


(4)

112

Kieso, Donald, E., Jerry J, Weygandt., & Terry D, Warfield. (2002). Akuntansi Intermediate. (10th ed). Jakarta:Erlangga.

Khan, Muhammad Bashir., Chaudhry, Imran Sharif., & Akhtar, Muhammad Hanif. (2011). Cost-Benefit Analysis of Cotton Production and Processing by Stakeholders: The case of Mutlan and Bahawalpur Regions.

Kumar Mangalam, S. Chandra., & S. C. Vetrivel. (2011). An Analysis on Factors Influencing Production and Profitability of Poultry Eggs in Tamilnadu – India. 3(25).

Munandar. (2000). Budget Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja. Yogyakarta : BPFE.

Munawir. (2002). Analisa Laporan Keuangan. (4th ed). Yogyakarta: Liberty.

Mulyadi. (2000). Akuntansi Biaya. (5th ed). Yogyakarta:Aditya Media.

---. (2001). Sistem Akuntansi. (3th ed). Jakarta: Salemba Empat.

Mataram, Jonathan Sarwono. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif, Yogyakarta:Andi Offset.

Sugiyono. (2009). Statistika Untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta.

---. (2010). Metodelogi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (4th ed). Bandung:Alfabeta.

Sofyan Syafri. (2008). Analisis Kritis Laporan Keuangan. (1st ed). Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Sukirno, Sadono. (2002). Akuntansi Biaya. Jakarta:Raja Grafindo

S. Fazeli, Yasin., & A. Rasouli, Habib. (2011). Real Earnings Management and the Value Relevance of Earnings.

Syamsudin, Lukman. (2011). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta:Raja Grafindo Persada.

Tjahjono, Achmad dan Husein F, Muhammad. (2001). Perpajakan. Edisi Pertama, Yogyakarta:UPP AMP YKPN.


(5)

Thomson, J. B. (1991). Predicting Bank Failure in 1980s. Economics Review (First Quarter).

Umi Narimawati. (2011). Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi: Genesis.

Widaryanti. (2006). Hubungan CVP (Cost Volume Profit) dan Anggaran Dalam Perencanaan Usaha. 1(2).

Zaki Baridwan. (2004). Intermediate Accounting. (8th ed). Yogyakarta:BPFE. Http://www.idx.co.id

http://www.google.com Http://okezone.com

Http://rahasiaakuntansi.blogspot.com/2010/03/definisi-aktiva-pasiva.html

Http://matakuliahekonomi.wordpress.com/2010/10/11/pengertian-aset-atau-aktiva/


(6)

114

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

CURRICULUM VITAE

IDENTITAS PRIBADI

Nama Lengkap : Evi Dewi Juwitasari

Tempat, Tanggal Lahir : Majalengka, 2 Februari 1990 Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia

Alamat Lengkap : Jl. Kadipaten-Jatiwangi Ds. Sinarjati Blok. Pajagan RT/RW

01/01 Kec. Dawuan Kab. Majalengka 45452

Email : reviemanieezz@yahoo.com

Jenis Kelamin : Perempuan

Golongan Darah : AB

Tinggi Badan : 160 cm Berat Badan : 45 kg Agama : Islam

Status Pernikahan : Belum Menikah Hobi : Menulis Puisi

PENDIDIKAN FORMAL

2008-2012 : Universitas Komputer Indonesia Jurusan Akuntansi

2004 – 2007 : SMKN 1 Kadipaten 2002 – 2004 : SMP Negeri 1 Dawuan 1995 – 2001 : SDN Sakurjaya

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Hormat Saya,


Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Total Aktiva dan Hutang terhadap Laba Bersih (Penelitian pada Perusahaan Manufaktur BUMN yang terdaftar di BEI)

0 7 1

Pengaruh Perputaran Total Aktiva dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Pengembalian Investasi pada Perusahaan Manufaktur Sektor Logam Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 11 1

Pengaruh Perputaran Total Aset dan laba Perlembar Saham Terhadap Pengembalian Saham pada Perusahaan Sektor Pertanian yang Terdaftar di BEI 2010-2014

0 3 42

Pengaruh Biaya Opersional Dan Perputaran Total Aktiva Terhadap Laba Bersih (Studi Kasus Pada Perusahaan Sub Konstruksi dan Bangunan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014)

13 130 92

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN, PERPUTARAN AKTIVA TETAP DAN PERPUTARAN TOTAL AKTIVA TERHADAP PROFITABLITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 21

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN, PERPUTARAN AKTIVA TETAP DAN PERPUTARAN TOTAL AKTIVA TERHADAP PROFITABLITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN, PERPUTARAN AKTIVA TETAP DAN PERPUTARAN TOTAL AKTIVA TERHADAP PROFITABLITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 8

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN, PERPUTARAN AKTIVA TETAP DAN PERPUTARAN TOTAL AKTIVA TERHADAP PROFITABLITAS PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 21

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN PERPUTARAN TOTAL AKTIVA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

0 1 15

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN PERPUTARAN TOTAL AKTIVA TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DAN KOMPONENNYA YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014 - POLSRI REPOSITORY

0 1 7