Arvin Pratama Apendi, 2012 Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan
Lead Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Panjat tebing merupakan salah satu cabang olahraga yang saat ini mulai digemari oleh masyarakat Indonesia khususnya para pemuda dan orang yang
berjiwa muda. Hal ini terlihat dari bertambah banyaknya perkumpulan olahraga panjat tebing baik di kota mupun didaerah, yang tergabung dalam
suatu perkumpulan Federasi Panjat Tebing Indonesia yang biasa disingkat dengan FPTI, komunitas pencinta alam, klub panjat tebing, dan lain-lain.
Sejalan dengan perkembangan olahraga di indonesia salah satunya adalah olahraga panjat. Olahraga panjat terbagi menjadi dua macam yakni
panjat tebing yang dilaksanakan di tebing yang sesungguhnya dan panjat dinding yang di laksanakan di dinding buatan. Sebagai mana di ketahui
olahraga panjat dinding termasuk jenis kategori olahraga populer di kalangan remaja pada akhir-akhir ini, hal ini terbukti dengan seringnya di laksanakan
kejuaraan-kejuaraan panjat dinding dari sekala daerah, nasional, bahkan sampai tingkat nasional. Olahraga panjat dinding tersebut telah di gemari dan
di jadikan olahraga tantangan bagi para generasi muda, di samping itu olahraga yang penuh tantangan dan harus di lakukan dengan keberanian dan
keterampilan ini merupakan salah satu olahraga kompetitif prestasi sehingga pembinaannya harus dilakukan dengan sebaik-baiknya agar tujuan akhir
mencapai prestasi maksimal dapat terwujud.
Arvin Pratama Apendi, 2012 Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan
Lead Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
Sejarah panjat tebing dunia yaitu pada tahun 1492 sekelompok orang Perancis dibawah pimpinan Anthoine De Ville mencoba memanjat tebing
Mont Aiguille 2097m dikawasan Vercors Massif . Pada tahun 1976 Harry Sulistiarto mulai memanjat tebing Citatah yang kemudian dijadikan patok
pertama kali panjat tebing modern di Indonesia. Dinding panjat pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun
1988 oleh 4 atlet pemanjat Perancis yang diundang atas kerjasama kantor MENPORA dengan KEDUBES Perancis di Jakarta, dan sekaligus
memberikan kursus singkat. Menjelang akhir acara, terbentuk federasi panjat gunung dan tebing Indonesia FPTGI yang selanjutnya lebih dikenal dengan
nama Federasi Panjat Tebing Indonesia FPTI. Pada abad ke 20 kegiatan panjat dinding bukan hanya merupakan
olahraga kompetitif, melainkan olahraga petualangan, pendidikan, rekreasi dan rehabilitasi.Pengertian panjat menurut kamus besar bahasa Indonesia
adalah menaiki pohon dsb dengan kaki dan tangan. Menurut DEPDIKBUD 1997:6 menjelaskan bahwa panjat tebing adalah:
aktivitas yang menumbuhkan kemampuan fisik untuk dapat memanjat lebih tinggi, kemampuan tekhnik untuk menempatkan kaki
dan tangan pada permukaan dinding, kemampuan untuk mengatur strategi dan menentukan jalur dan kemampuan berfikir untuk
mengambil keputusan yang cepat, guna mencapai tempat yang lebih tinggi.
Olahraga panjat tebing merupakan olahraga yang memiliki tingkat kesulitan tinggi dan penuh dengan tantangan sehingga pada saat memanjat
orang tersebut harus memiliki fisik yang kuat, pematangan teknik untuk dapat menempatkan posisi tubuh lebih tepat agar tidak jatuh, kemampuan strategi
Arvin Pratama Apendi, 2012 Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan
Lead Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
agar tidak salah mengambil poin yang mengakibatkan kesulitan memanjat lebih tinggi dan berfikir untuk mengambil keputusan cepat guna lebih
memperkecil waktu tempuh. Pada olahraga panjat tebing, terutama pada pada olahraga tebing buatan
dinding dipertandingkan tiga nomer pertandingan yaitu kategori rintisan kesulitandifficult, kategori kecepatan speed dan jalur pendek atau sering
disebut dengan boulder. Setiap nomer yag dipertandingkan dalam olahraga panjat tebing buatan memiliki tingkat kesulitan berbeda. Pada kategori
rintisan, pemanjatan harus pandai membaca jalur pemanjatan untuk dapat mencapai puncak tertinggi tebing buatan.Pada kategori kecepatan speed
pemanjatan dilakukan secara top roop tali sudah dikaitkan di top agar pemanjat sudah berada dalam posisi aman jadi apabila pemanjat terjatuh, tali
pengaman yang sudah dikaitkan di top sebagai pengaman utamanya. Untuk katgori rintisan dan speed pemanjat diatur atau dijaga oleh belayer rekan
pemanjat yang berada dibawah yang mengatur turunya pemanjat. Pada kategori jalur pendek atau boulder, pemanjat harus pandai membaca jalur dan
harus memiliki keberanian untuk melompat, atlet tidak menggunakan pengaman tubuh, pengaman hanya diberikan dengan cara menyimpan matras
dibawah tebing papan untuk pengamanan bila atlet terjatuh. Dalam penelitian ini penulis hanya akan meneliti kategori rintisan.
Dalam olahraga panjat tebing kategori rintisan, yang dinilai adalah puncak tertinggi pemanjatan. Pemanjat yang paling tinggi memanjat adalah
pemenangnya. Untuk mencapai pemanjatan paling tinggi, pemanjat harus
Arvin Pratama Apendi, 2012 Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan
Lead Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
memiliki lengan yang kuat, flexsibilitas panggul dan pemanjat juga harus pandai membaca jalur pemanjatan atau disebut orientasi medan yang
dilaksanakan sebelum pemanjatan dimulai. Pemanjatan harus pandai membaca jalur pemanjatan untuk dapat
mencapai puncak tertinggi tebing buatan dan pemanjat diatur oleh belayer. FPTI 2006:7 menyatakan sebagai berikut:
Kompetisi rintisan atau lead merupakan kompetisi dimana pemanjatan dilakukan dengan cara merintis leading, atlet diamankan
di belay dari bawah, setiap cincin kait dikaitkan dilakukan secara berurutan sesuai peraturan, dan ketinggian yang dicapai atau dalam hal
terdapat pemanjatan menyamping traverse atau lelangit roof, jarak terpanjang sepanjang sumbu pemanjatan menentukan posisi atlet pada
satu babak kompetisi.
Dari kutipan diatas di tarik kesimpulan bahwa rintisan lead merupakan kompetisi dimana pemanjat melakukan pemanjatan di dinding dan
di-belay oleh teman satu team, setiap pemanjat memasang pengaman secara berurutan sesuai peraturan dan ketinggian yang di capai. Seorang pemanjat
untuk mencapai garis finish tersebut tidak mudah di perlukan keterampilan dan kondisi fisik yang baik, dikarenakan dalam cabang olahraga panjat
dinding khususnya kategori rintisan sangat sulit karena dalam pertandingan ini pemanjat harus memiliki kondisi fisik yang ekstra atau lebih pemanjat pun
harus pandai memilih pegangan dan pijakan untuk bisa melangkah ke atas hingga menyelesaikan pertandingan dengan sempurna, untuk itu seorang
pemanjat memerlukan kekuatan otot lengan dan flexsibilitas panggul yang baik maka kedua komponen di atas mesti di latih sehingga bisa mendukung
atlet untuk mencapai hasil yang maksimal. Adapun pengertian kekuatan
Arvin Pratama Apendi, 2012 Kontribusi Kekuatan Otot Dan Flexibilitas Panggul Terhadap Hasil Panjat Dinding Kategori Rintisan
Lead Pada Cabang Olahraga Panjat Dinding Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
menurut Satriya dkk 2007:61 menjelaskan “kekuatan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna membangkitkan tegangan terhadap
suatu tahanan”. Fleksibilitas menurut Satriya dkk 2007:72 adalah
“kemampuan gerak dalam ruang gerak sendi yang seluas-luasnya. Ruang gerak sendi pada setiap
tubuh tergantung pada struktur sendi, elastisitas otot, dan ligamen ”.
Fleksibilitas tubuh diperlukan atlet untuk bergerak bebas karena dalam kategori rintisan ini banyak jalur-jalur yang memerlukan fleksibilitas panggul
supaya dalam pergerakan menuju atas finish pergerakannya bisa luwes dan tidak kaku sehingga akan memaksimalkan hasil panjat untuk mencapai finish.
kekuatan lengan dan fleksibilitas panggul merupakan salah satu faktor penunjang yang berpengaruh terhadap gerakan pemanjat untuk mencapai titik
terakhir keatas. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui sejauh mana kontribusi dari kekuatan otot lengan dan fleksibilitas panggul terhadap hasil
panjat dinding kategori rintisan pada cabang olahraga panjat.
B. Identifikasi dan Perumusan Masalah