S PKR 1104845 Chapter3
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE DAN DESAIN PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini membahas tentang pengaruh kompensasi terhadap kinerja guru.Dimana kompensasi sebagai variabel bebas (independen), dan kinerja guru menjadi variabel terikat (devenden).
Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah guru SMK Bina Wisata Lembang.Dari objek ini penulis dapat menganalisis mengenai pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Guru.
3.2 Metode/Jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2007:2) metode penelitian adalah “Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Ada empat kata kunci yang terdapat dalam pemaparan tersebut yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Ilmiah berarti penelitian harus berdasarkan ciri keilmuan yang rasional, empirik, dan sistematis. Rasional beararti kegiatan penelitian itu delaksanakan dengan cara yang masuk akal, sehingga bisa dipahami oleh pikiran manusia. Empiris yaitu cara yang dilakukan dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang lain pula dapat mengetahui cara apa yang digunakan.
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif dan metode yang digunakan penulis adalah metode penelitian survey. Menurut Sambas dan Uep (2011: 2), metode penelitian survey adalah:
“Penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah individu atau unit analisis, sehingga ditemukan fakta atau keterangan secara faktual mengenai gejala suatu kelompok atau perilaku individu, dan hasilnya dapat digunakan
(2)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebagai bahan pembuatan rencana atau pengambilan keputusan.Penelitian survei ini merupakan studi yang bersifat kuantitatif dan umumnya survei menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul datanya”.
Dengan menggunakan metode penelitian survei, penulis dapat memperoleh informasi dan gambaran antara dua variabel yaitu variabel kompensasi sebagai variabel bebas dan variabel kinerja sebagai variabel terikat.Penelitian ini merupakan studi yang bersifat kuantitatif dan umumnya survei menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul datanya.Apakah terdapat pengaruh kompensasi terhadap kinerja dan seberapa besar pengaruhnya.
3.3 Desain Penelitian
3.2.1 Operasional Variabel
Operasional Variabel ini sangat dibutuhkan karena untuk mengukur dimensi dan indikator-indikator dari setiap variabel penelitian. Dan proses ini juga dapat menentukan skala pengukuran dari masing-masing variabel sehingga pengujian hipotesis dengan menggunakan alat bantu statistik dapat dilakukan dengan benar.
Pengertian operasional variabel menurut Sugiyono (2010:58) adalah : “Segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.” Sedangkan menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas Ali (2011:93) “Operasional variabel menjadi rujukan dalam menyusun instrumen penelitian.”
3.2.1.1 Variabel Kompensasi
Menurut Simamora (2004:442), menyatakan bahwa“Kompensasi adalah
(3)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
para karyawan sebagai bagian dari hubungan kepegawaian.” Berikut adalah
operasional variabel kompensasi (Variabel X) secara lebih rinci :
Table 1.1
Operasional Variabel Kompensasi
Variabel Indikator Ukuran Skala No
Item
Kompensasi (Variabel X)
Kompensasi adalah semua bentuk imbalan finansial dan nonfinansial serta tunjangan yang diterima oleh para karyawan sebagai bagian dari hubungan kepegawaian.
Memadai Tingkat kesesuaian pemberian kompensasi
memadai sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional) Kab. Bandung Barat.
Ordinal 1
Tingkat kesesuaian pemberian kompensasi memadai sesuai dengan peraturan yayasan.
Ordinal 2
Adil Tingkat keadilan pemberian kompensasi
sesuai dengan beban kerja.
Ordinal 3
Tingkat keadilan pemberian kompensasi sesuai dengan masa kerja
Ordinal 4
Seimbang Tingkat kesesuaian pemberian kompensasi
berimbang dengan kebutuhan
Ordinal 5
Tingkat kesesuaian pemberian kompensasi berimbang dengan kelayakan hidup
Ordinal 6
Efektif dari segi biaya
Tingkat kemampuan sekolah membayarkan kompensasi guru.
Ordinal 7
Tingkat kemampuan sekolah dalam memenuhi kebutuhan guru.
Ordinal 8
Aman Tingkat keamanan pemenuhan kebutuhan
yang diterima guru dari pembayaran kompensasi.
Ordinal 9
Tingkat keamanan pemenuhan kelayakan hidup guru dari pembayaran kompensasi.
(4)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Memberikan insentif
Tingkat pemberian insentif dapat memotivasi guru untuk bekerja efektif
Ordinal 11
Tingkat pemberian insentif dapat memotivasi guru untuk bekerja produktif
Ordinal 12
Dapat
diterima oleh pegawai
Tingkat penerimaan guru terhadap
kompensasi yang dibayarkan berdasarkan jumlah jam mengajar
Ordinal 13
3.2.1.2 Variabel Kinerja Guru
Menurut Hamzah B. Uno (2013:93) menyatakan bahwa “Kinerja pendidik merupakan gambaran hasil kerja yang dilakukan pendidik terkait dengan tugas yang diembannya dan merupakan tanggung jawabnya.” Kinerja pendidik merupakan hasil kerja yang dihasilkan oleh pendidik, baik secara kualitas maupun kuantitas pencapain hasil kerja pegawai tersebut dalam menjalankan tugasnya dengan bertanggung jawab untuk membantu lembaga/organisasi dalam mencapai dan mewujudkan tujuannya.
Yang dimaksud dengan kinerja dalam penelitian ini adalah kinerja pendidik yaitu jumlah skor persepsi pendidik tentang kinerja mengajarnya, yang akan diukur dari kinerja pendidik dalam hal ini menyangkut aspek-aspek kualitas kerja, ketepatan kerja, inisiatif dalam kerja, kemampuan kerja dan komunikasi. Overasional variabel kinerja guru (variabel Y) secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Table 3.2
Operasional Variabel Kinerja
Variabel Indikator Ukuran Skala No
Item Kinerja
(Variabel Y)
Kinerja pendidik merupakan
Kualitas kerja guru
Merencanakan program pengajaran dengan tepat.
Ordinal 1
melaksanakan tugas mengajarnya dengan penuh tanggung jawab.
Ordinal 2
(5)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
gambaran hasil kerja yang dilakukan pendidik
terkait dengan tugas yang diembannya dan
merupakan tanggung jawabnya. Hamzah B. Uno
(2013:93)
siswa.
melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Ordinal 4
Ketepatan kerja
Menerapkan hal-hal yang baru dalam pembelajaran.
Ordinal 5
Memberikan materi ajar sesuai dengan karakteristik yag dimiliki peserta didik.
Ordinal 6
Menyelesaikan program pengajaran sesuai kalender akademik.
Ordinal 7
Inisiatif dalam kerja
Menggunakan media dalam pembelajaran. Ordinal 8
Menggunakan berbagai administrasi sekolah dengan baik.
Ordinal 9
Menciptakan hal-hal baru yang lebih efektif dalam menata administrasi sekolah.
Ordinal 10
Kemampuan kerja
Mampu dalam memimpin kelas. Ordinal 11
Mampu mengelola KBM. Ordinal 12
Mampu melakukan penilaian hasil belajar peserta didik.
Ordinal 13
Komunikasi Melaksanakan layanan bimbingan belajar. Ordinal 14
3.2.2 Sumber Data
Penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah data primer dan sumber data sekunder. Penjelasan rincinya sebagai berikut:
Sumber data merupakan sumber perolehan data yang dapat dipercaya, relevan dan vailid yang dapat digunakan untuk penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:107) menyatakan bahwa “Sumber data penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Berdasarkan metode penelitian yang digunakan maka data yang diperlukan dalam penelilian ini adalah data primer dan skunder.
1. Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh dari hasil penelitian secara langsung kepada subjek menggunakan teknik penelitian langsung kelapangan, melalui penyebaran angket kepada subjek penelitian yaitu guru SMK Bina Wisata Lembang.
(6)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Sumber data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak langsung dengan objek penelitian, yaitu studi dokumentasi dari data, dokumen-dokumen dari kantor yang memiliki keterkaitan dengan penelitian dan dari internet. Yang termasuk dalam data sekunder dalam penelitian ini adalah data guru, data kehadiran guru.
3.2.3 Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:117) menjelaskan bahwa :
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Menurut Uep Tatang dontani dan Sambas Ali Muhidin (2011:131) menyatakan bahwa “Populasi adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau unit analisis yang memiliki ciri/karakteristik tertentu yang dijadikan sebagai objek penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian (pengamatan).”
Pada penelitian ini, penulis menggunakan penelitian sensus atau menggunakan seluruh populasi sebagai subjek penelitian.Penggunaan populasi atau sensus ini dikarenakan jumlah populasi hanya 31 orang.
Suharsimi Arikunto (1996:107) juga mengemukakan bahwa: “Untuk sekedar
ancer-ancer, maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya adalah merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau dengan 20% - 25%”.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah para pendidik di SMK Bina Wisata Lembang yang berjumlah 31 Guru Tidak Tetap.Jadi, penelitian ini
(7)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merupakan penelitian populasi dikarenakan subjeknya berjumlah 31 orang atau kurang dari 100, maka dalam penelitian ini penulis mengambil seluruh dari populasi.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang terdapat dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder.Agar penulis mendapatkan data yang dapat dipertanggungajawabkan, maka diperlukan cara-cara yang tepat untuk memperoleh data yang tepat.
Menurut Uep Tatang Sontani dan Sambas AliMuhidin(2011: 99), menyatakan bahwa “teknik pengumpulan data adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”. Dengan teknik pengumpulan data yang tepat maka akan mempermudah penelitian dan akan memberikan gambaran yang akurat terhadap peneliti tersebut. Untuk keperluan pengumpulan data yang diperlukan dalam membahas permasalahan penelitian ini, penulis menggunakan teknik serta alat yang dapat digunakan sebagai pengumpul data yang tepat.
3.2.4.1.Observasi
Observasi, yaitu upaya untuk memperoleh data dengan melakukan pengamatan langsung dilapangan, dalam penelitian di SMK Bina Wisata Lembang. Dari hasil observasi yang dilakukan selama 2 bulan (Januari-Febuari 2015), penulis mengetahui bahwa masih banyak guru yang bersikap kurang disiplin dalam bekerja, dan terdapat beberapa guru yang mangkir dalam pekerjaannya, dan beberapa tugas yang tidak tepat waktu yang ditentukan juga fenomena lain yang menunjukkan kurang optimalnya kinerja guru di SMK Bina Wisata Lembang.
3.2.4.2.Wawancara
Wawancara, sebagai teknik komunikasi langsung tanpa perantara dengan guru di SMK Bina Wisata Lembang. Sebelumnya peneliti menyiapkan daftar
(8)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pertanyaan kemudian wawancara dilakukan dengan cara terbuka. Hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Sekolah SMK Bina Wisata Lembang, beberapa guru dan siswa dan hasil wawancara diketahui bahwa kinerja guru dirasa belum optimal, dan tidak terdapat peningkatan yang signifikan.
3.2.4.3.Teknik Kuesioner
Angket, merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menyebarkan seperangkat daftar pertanyaan tertulis kepada responden yaitu guru SMK Bina Wisata Lembang. Dalam kuesioner ini penulis mengemukakan beberapa pernyataan yang mencerminkan pengukuran indikator dari variabel X (Kompensasi) dan variabel Y (Kinerja Guru). Kemudian memilih alternatif jawaban yang telah disediakan pada masing-masing alternatif jawaban yang dianggap paling tepat.
Langkah-langkah penyusunan angket adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabnya.
2) Jenis instrumen yang digunakan dalam angket merupakan instrument yang bersifat tertutup, yaitu seperangkap daftar pertanyaan tertulis dan disertai dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga responden hanya memilih jawaban yang tersedia.
3) Menetapkan kriteria pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada penelitian ini setiap pendapat responden atas pertanyaan diberi nilai dengan skala interval.
3.2.5 Pengujian Instrumen Penelitian
Dalam pengumpulan data, maka dilakukan pengujian terhadap alat ukur (instrumen) yang akan digunakan. Pengujian instrumen ini meliputi uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas ini diperlukan sebagai upaya memaksimalkan kualitas alat ukur sehingga dengan menggunakan instrumen yang
(9)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
valid dan reliabel diharapkan hasil dari penelitian pun akan menjadi valid dan reliabel.
3.2.5.1.Uji Validitas
Dalam suatu penelitian, untuk mengetahui kevalidan suatu instrumen maka dilakukan uji validitas.Sambas Ali Muhidin (2010: 25) mengemukakan bahwa “Suatu instrumen penelitian dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur.”Maka uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang dipakai benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.Adapun langkah kerja mengukur validitas instrumen penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010: 26) sebagai berikut:
1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya, kepada responden
yang bukan responden sesungguhnya.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen.
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya
lembaran data yang terkumpul. termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor item yang
diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan/pengolahan data selanjutnya.
Table 3.3
Contoh Format Tabel Perhitungan Uji Validitas No
responden
No item instrument Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1, dst Jumlah
5. Memberikan/menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang
sudah diisi pada tabel pembantu.
6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir/item angket dari skor-skor yang diperoleh.
Table 3.4
(10)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. responden X Y XY X2 Y2
1, dst
Jumlah (∑) =∑X =∑Y =∑XY =∑X2 =∑Y2 7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n
-k-1= n-2, dimana n merupakan jumlah responden yang dilibatkan dalam uji validitas, yaitu 20 orang. Sehingga diperoleh db = 20 – 2 = 18, dan
5%.
8. Membuat kesimpulan, yaitu dengan cara membandingkan nilai r hitungdan nilai
r tabel.dengan kriteria sebagai berikut:
Jika r hitung≥r tabel , maka instrumen dinyatakan valid. Jika r hitung<r tabel , maka instrumen dinyatakan tidak valid.
Untuk menguji validitas tiap butir angket, maka skor-skor yang ada pada butir yang dimaksud (X) dikorelasikan dengan skor total (Y). Sedangkan untuk mengetahui indeks korelasi alat pengumpul data maka menggunakanformula tertentu, yaitu koefisien korelasi product momentyang dikemukakan oleh Karl Pearson sebagai berikut:
2 2
2 2
Y Y
N X X
N
Y X XY
N r
Keterangan:
= Korelasi antara variabel X dan Y
X = Skor yang diperoleh dari subjek dalam setiap item
Y = Skor total item instrumen
∑ X = Jumlah skor X
∑ Y = Jumlah skor Y
∑ = Jumlah Kuadrat pada masing-masing skor X
∑ = Jumlah Kuadrat pada masing-masing skor Y
(11)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.5.2.Uji Reliabilitas
Setelah melakukan uji validitas instrumen, maka dilakukan pengujian alat pengumpulan data yang kedua yaitu uji reliabilitas instrumen.Sambas dan Uep (2011: 123) mengemukakan bahwa “Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat.”Maka tujuan dari dilakukannya uji reliabilitas ini adalah untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa (α) dari Cronbach (Sambas Ali Muhidin, 2010: 31) sebagai berikut:
=
Dimana:
= Keterangan:
= Reliabilitas instrumen/koefisien korelasi/korelasi alpha
k = Banyaknya bulir pernyataan atau banyaknya soal
= Jumlah varians bulir = Varians total
N = Jumlah responden
Langkah kerja yang dapat dilakukan dalam menguji reliabilitas instrument penelitian menurut Sambas Ali Muhidin (2010: 31) adalah sebagai berikut:
1. Menyebarkan instrument yang akan diuji reliabilitasnya, kepada responden yang bukan responden sesungguhnya.
2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrument.
11 r
22 1 1 t b k k 2
n n x x
2 2
2 i 2 t (12)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran
data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket.
4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya.
5. Memberikan/ menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu.
6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total. 7. Menghitung nilai koefisien alfa.
8. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – 2. 9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai
tabel r.
Kriterianya jika nilai r hitung≥ nilai r tabel, maka instrument dinyatakan vailid.Jika nilai r hitung < nilai r tabel maka instrument dinyatakan tidak valid.
3.2.6 Pengujian Persyaratan Analisis Data
Dalam penganalisisan data, sebelum melakukan pengujian hipotesis maka dilakukan uji persyaratan regresi diantaranya yaitu uji normalitas, homogenitas, dan linieritas.
3.2.6.1.Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting karena diketahui berkaitan dengan ketepatan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan uji normalitas dengan Liliefors Test. Kelebihan Liliefors test adalah penggunaan/ perhitungannya yang sederhana, serta cukup kuat (power full) sekalipun dengan ukuran sampel kecil (Harun Al Rasyid dalam Sambas Ali Muhidin, 2010: 93). Proses pengujian Liliefors test dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
(13)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data.
b. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis).
c. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatifnya.
d. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik
(observasi).
e. Hitung nilai z untuk mengetahui theoretical proportion pada tabel z. f. Menghitung theoretical proportion.
g. Bandingkanlahempirical proportion dengan theoretical proportion, kemudian carilah selisih terbesar titik observasinya.
h. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji, tolak H0 jika D> D(n, )
Dalam perhitungan uji liliefors dapat menggunakan tabel distribusi untuk membantu menguji normalitas dengan memasukan data pada kolom-kolom yang tersedia sebagai berikut.
Table 3.5
Tabel Distribusi Pembantu untuk Pengujian Normalitas
X f fk Sn(Xi) Z Fo (Xi) Sn(Xi) - Fo(Xi) [Sn(Xi-1) - Fo(Xi)]
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Sumber : Sambas Ali Muhidin (2010: 94) Keterangan:
Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar
Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul
Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fki = fi + fkisebelumnya Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, Sn(Xi) = fki : n
Kolom5 : Nilai z. Formula,
S X X
(14)
-Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dimana :
n Xi
X dan
1 )
( 2
2
n n Xi Xi
S
Kolom 6 :Theoritical Proportion (tabel z): ProporsiKumulatif Luas Kurva
Normal Baku
Kolom 7 :SelisihEmpirical Proportion dengan Theoritical Proportiondengan
cara mencari selisih kolom (4) dan kolom (6)
Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif. Tanda selisih mana yang paling besar nilainya.Nilai tersebut adalah D hitung. Selanjutnya menghitung Dtabel pada a = 0,05 dengan cara
n 886 , 0 Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria:
Dhitung ≤ Dtabel, maka data berdistribusi normal.
Dhitung > Dtabel, maka data tidak berdistribusi normal.
3.2.6.2.Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas adalah pengujian pengujian mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas merupakan uji perbedaan antara dua kelompoknya, yaitu dengan melihat perbedaan varians kelompoknya.
Pengujian homogenitas data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Uji Burlett. Dimana kriteria yang digunakan adalah apabila nilai hitung > nilai tabel , maka H0 menyatakan varians skornya homogen ditolak, namun dalam hal lainnya diterima.
Nilai hitung diperoleh dengan rumus (Sambas Ali Muhidin, 2010: 96):
Dimana:
(15)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dbi = n – 1 = Derajat kebebasan tiap kelompok B = Nilai Barlett = (Log S2gab) (∑dbi)
S2gab = Varians gabungan =
db S db
S gab i
2
2 .
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian homogenitas varians ini (Sambas, 2010: 97) adalah:
1. Menentukan kelompok-kelompok data dan menghitung varians untuk
tiap kelompok tersebut.
2. Membuat tabel pembantu untuk memudahkan proses penghitungan,
dengan model tabel sebagai berikut:
Tabel 3.6
Model Tabel Uji Barlett
Sampel db = n - 1 Si2 LogSi2 db.Log Si2 db. Si2
1
2
3
...
...
...
∑
3. Menghitung varians gabungan.
4. Menghitung log dari varians gabungan.
5. Menghitung nilai barlett. 6. Menghitung nilai .
7. Menentukan nilai dan titik kritis.
8. Membuat kesimpulan.
Nilai2hitung ≤nilai2tabel, variasi data dinyatakan homogen Nilai2hitung >nilai2tabel, variasi data dinyatakan tidak homogen
(16)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.6.3.Uji Linieritas
Uji persyaratan regresi yang terakhir adalah uji linieritas.Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Menurut Sambas Ali Muhidin (2010: 99), langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi adalah:
1. Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y. 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a)) dengan rumus:
JK reg(a)= ∑
3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JK reg b a) dengan rumus:
[∑ ∑ ∑ ]
4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus: JKres= ΣY2– JKReg(ba)– JK Reg(a)
5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan rumus:
RJKreg(a)= JKReg(a)
6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan rumus:
RJK reg (b a) = JKReg (b a)
7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus: RJKres=
8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus:
∑ {∑ ∑ }
Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya. 9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:
JKTC = JKRes – JKE
10. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus:
RJKTC = JKTC
k– 2
11. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus: RJKE = JKE
(17)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12. Mencari nilai uji F dengan rumus: F= RJKTC
RJKE
13. Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.
14. Mencari nilai F tabel pada taraf signifikansi 95% atau α = 5 % menggunakan rumus: F tabel = F(1-)(db TC, db E) dimana db TC = k - 2 dan db E = n - k
15. Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.
Jika Fhitung≤Ftabel maka data dinyatakan berpola linier Jika Fhitung>Ftabel maka data dinyatakan tidak berpola linier
3.2.7 Teknik Analisis Data
3.2.7.1.Teknik Analisis Deskriptif
Teknik analisis deskriptif merupakan bagian dari teknis analisis data.Menurut Sambas dan Uep (2011: 163), menyatakan bahwa:
Analisis statistika deskriptif adalah analisis data penelitian secara deskriptif yang dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.
Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah yang telah diuraikan di latar belakang.Untuk menjawab rumusan masalah nomor 1 dan 2 maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai tinggi rendahnya tingkat kompensasi dan untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat kinerja guru di SMK Bina Wisata Lembang.
Dari kedua variabel penelitian tersebut, untuk mendeskripsikan setiap variabel digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada skor angket yang diperoleh dari jawaban responden.Data yang diperoleh melalui pengumpulan angket tersebut
(18)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemudian diolah, makan diperoleh rincian skor dan kedudukan responden berdasarkan urutan angket yang didapat untuk masing-masing variabel.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisis deskriptif ini menurut Sugiyono (2002: 81), yaitu:
a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus: SK = ST x JB x JR.
b. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor item, untuk mencari jumlah skor dari hasil angket dengan rumus:
∑xi= x1 x2 x3 ...+xn.
c. Membuat daerah kontinum. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
Menentukan kontinum tertinggi dan terendah
Sangat Tinggi : K = ST X JB X JR
Sangat Rendah : K = SR x JB x JR
Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkatan dengan rumus:
R =
Menentukan daerah kontinum sangat tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan cara menambahkan selisih (R) dari mulai kontinum sangat rendah ke kontinum sangat tinggi
Hasil perhitungan dari langkah-langkah di atas, maka dapat
disimpulkan dalam rekapitulasi skor kriterium.
3.2.7.2.Teknik Analisis Inferensial
Teknik analisis data yang kedua adalah teknis analisis inferensial.Analisis inferensial dilakukan untuk menjawab pertanyaan rumusan masalah no. 3 yang telah dikemukakan di latar belakang, yaitu untuk mengetahui “Adakah pengaruh
kompensasi terhadap kinerja guru tidak tetap di SMK Bina Wisata Lembang”.Teknik
analisis data pada penelitian ini adalah regresi sederhana.
Adapun langkah-langkah yang penulis gunakan dalam analisis regresi menurut M. Nazir (dalam Sambas Ali Muhidin, 2010: 104) yaitu:
(19)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Menguji berapa besar variasi variabel dependen dapat diterangkan oleh variabel independen.
3. Menguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak. 4. Melihat apakah tanda dan magnitud dari estimasi parameter cocok
dengan teori.
Penulis menggunakan model regresi sederhana Ŷ = a + bX
Keterangan: Ŷ = variabel tak bebas (terikat)
X = variabel bebas
a = penduga bagi intersap (α)
b = penduga bagi koefisien regresi (β)
α dan β adalah parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga menggunakan statistika sampel.
Mengingat data variabel penelitian ini diukur dalam bentuk skala ordinal, sementara pengolahan data dengan penerapan statistik parametrik mensyaratkan data sekurang-kurangnya harus diukur dalam skala interval, maka semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasikan menjadi skala interval.
Pola pengubahan di atas digunakan untuk setiap item dari seluruh item instrumen, secara teknis operasional pengubahan data dari ordinal ke interval menggunakan Metode Succesive Interval (MSI).Metode Succesive Interval (MSI) dapat dioperasikan dengan salah satu program tambahan pada Microsoft Excel, yaitu Program Succesive Interval. Langkah kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel. 2. Klik “Analize” pada Menu Bar.
(20)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Klik “Succesive Interval” pada menu Analize, hingga muncul kotak dialog “Method Of Succesive Interval”.
4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data range pada kotak dialog InputI, dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.
5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√ )Input Label in first now. 6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 da Max Value isikan/pilih 5.
7. Masih pada Option, check list (√ )Display Summary.
8. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan di sel mana. Lalu klik “OK”.
Setelah data ditransformasikan dari skala ordinal ke skala interval, hipotesis dapat langsung diuji dengan menggunakan uji persyaratan regresi yang meliputi uji normalitas, linieritas dan homogenitas, setelah itu dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui signifikansinya.
3.2.8 Pengujian Hipotetis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang harus diuji kebenarannya.Untuk memperoleh gambaran mengenai ada tidaknya pengaruh antara variabel X (Kompensasi) terhadap variabel Y (kinerja) perlu dilakukan pengujian hipotesis.
Adapun langkah-langkah uji keberartian regresi (Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006: 245-255)adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan Hipotesis ke dalam Model Statistik
H0 : = 0 artinya tidak terdapat pengaruh positif dari Kompensasi Terhadap Kinerja Guru di SMK Bina Wisata Lembang.
(21)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H1 :≠ 0 artinya terdapat pengaruh positif dari Kompensasi Terhadap Kinerja Guru SMK Bina Wisata Lembang.
2. Menentukan Uji Statistika Yang Sesuai
Uji statistika yang digunakan adalah uji F. Menurut Ating dan Sambas (2006: 245), langkah-langkah uji signifikansi dapat dilakukan dengan menggunakan uji F sebagai berikut:
a. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[a]) dengan rumus:
n Y JK g a
2 Re
b. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[b│a]) dengan rumus:
JKReg[b│a] =
n Y X XY
b. .
c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKRes) dengan rumus:
) ( Re ) | ( Re 2
Res Yi JK gba JK ga
JK
d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKReg[a]) dengan rumus: RJKReg[a] = JKReg[a]
e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b│a (RJKReg[b│a]) dengan rumus: RJKReg[b│a] = JKReg[b│a]
f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKRes) dengan rumus: RJKRes =
2
Re
n JK s
g. Menguji F dengan rumus:
Fhitung =
Res Reg(b/a)
RJK RJK
h. Menghitung nilai kritis () dengan derajat kebebasan untuk dbreg = 1 dan dbres = n – 2
i. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai Ftabel = F (1-α) (dbreg (b│a), db res)
j. Membuat kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut:
H0 ditolak dan H1 diterima, apabila Fhitung > Ftabel dinyatakan signifikan (diterima).
(1)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.6.3.Uji Linieritas
Uji persyaratan regresi yang terakhir adalah uji linieritas.Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas bersifat linier. Menurut Sambas Ali Muhidin (2010: 99), langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengujian linieritas regresi adalah:
1. Menyusun tabel kelompok data variabel x dan variabel y. 2. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JK reg(a)) dengan rumus:
JK reg(a)= ∑
3. Menghitung jumlah kuadrat regresi b a (JK reg b a) dengan rumus:
[∑ ∑ ∑ ]
4. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus: JKres= ΣY2– JKReg(ba)– JK Reg(a)
5. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKreg(a)) dengan
rumus:
RJKreg(a)= JKReg(a)
6. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b/a (RJKreg(a)) dengan
rumus:
RJK reg (b a) = JKReg (b a)
7. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKres) dengan rumus: RJKres=
8. Menghitung jumlah kuadrat error (JKE) dengan rumus: ∑ {∑ ∑ }
Untuk menghitung JKE urutkan data x mulai dari data yang paling
kecil sampai data yang paling besar berikut disertai pasangannya. 9. Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC) dengan rumus:
JKTC = JKRes – JKE
10. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan
rumus:
RJKTC = JKTC k– 2
11. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat error (RJKE) dengan rumus:
RJKE = JKE n – k
(2)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12. Mencari nilai uji F dengan rumus:
F= RJKTC RJKE
13. Menentukan kriteria pengukuran: Jika nilai uji F < nilai tabel F, maka distribusi berpola linier.
14. Mencari nilai F tabel pada taraf signifikansi 95% atau α = 5 %
menggunakan rumus: F tabel = F(1-)(db TC, db E) dimana db TC = k - 2 dan
db E = n - k
15. Membandingkan nilai uji F dengan nilai tabel F kemudian membuat kesimpulan.
Jika Fhitung≤Ftabel maka data dinyatakan berpola linier
Jika Fhitung>Ftabel maka data dinyatakan tidak berpola linier
3.2.7 Teknik Analisis Data 3.2.7.1.Teknik Analisis Deskriptif
Teknik analisis deskriptif merupakan bagian dari teknis analisis data.Menurut Sambas dan Uep (2011: 163), menyatakan bahwa:
Analisis statistika deskriptif adalah analisis data penelitian secara deskriptif yang dilakukan melalui statistika deskriptif, yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat generalisasi hasil penelitian.
Analisis data ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah yang telah diuraikan di latar belakang.Untuk menjawab rumusan masalah nomor 1 dan 2 maka teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif yaitu untuk mengetahui gambaran mengenai tinggi rendahnya tingkat kompensasi dan untuk mengetahui gambaran mengenai tingkat kinerja guru di SMK Bina Wisata Lembang.
Dari kedua variabel penelitian tersebut, untuk mendeskripsikan setiap variabel digunakan kriteria tertentu yang mengacu pada skor angket yang diperoleh dari jawaban responden.Data yang diperoleh melalui pengumpulan angket tersebut
(3)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemudian diolah, makan diperoleh rincian skor dan kedudukan responden berdasarkan urutan angket yang didapat untuk masing-masing variabel.
Adapun langkah-langkah dalam melakukan analisis deskriptif ini menurut Sugiyono (2002: 81), yaitu:
a. Menentukan jumlah skor kriterium (SK) dengan menggunakan rumus: SK = ST x JB x JR.
b. Membandingkan jumlah skor hasil angket dengan jumlah skor item, untuk mencari jumlah skor dari hasil angket dengan rumus:
∑xi= x1 x2 x3 ...+xn.
c. Membuat daerah kontinum. Langkah-langkahnya sebagai berikut: Menentukan kontinum tertinggi dan terendah
Sangat Tinggi : K = ST X JB X JR
Sangat Rendah : K = SR x JB x JR
Menentukan selisih skor kontinum dari setiap tingkatan dengan rumus:
R =
Menentukan daerah kontinum sangat tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah dengan cara menambahkan selisih (R) dari mulai kontinum sangat rendah ke kontinum sangat tinggi
Hasil perhitungan dari langkah-langkah di atas, maka dapat disimpulkan dalam rekapitulasi skor kriterium.
3.2.7.2.Teknik Analisis Inferensial
Teknik analisis data yang kedua adalah teknis analisis inferensial.Analisis inferensial dilakukan untuk menjawab pertanyaan rumusan masalah no. 3 yang telah
dikemukakan di latar belakang, yaitu untuk mengetahui “Adakah pengaruh
kompensasi terhadap kinerja guru tidak tetap di SMK Bina Wisata Lembang”.Teknik analisis data pada penelitian ini adalah regresi sederhana.
Adapun langkah-langkah yang penulis gunakan dalam analisis regresi menurut M. Nazir (dalam Sambas Ali Muhidin, 2010: 104) yaitu:
(4)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Menguji berapa besar variasi variabel dependen dapat diterangkan oleh variabel independen.
3. Menguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak. 4. Melihat apakah tanda dan magnitud dari estimasi parameter cocok
dengan teori.
Penulis menggunakan model regresi sederhana Ŷ = a + bX
Keterangan: Ŷ = variabel tak bebas (terikat) X = variabel bebas
a = penduga bagi intersap (α)
b = penduga bagi koefisien regresi (β)
α dan β adalah parameter yang nilainya tidak diketahui sehingga diduga menggunakan statistika sampel.
Mengingat data variabel penelitian ini diukur dalam bentuk skala ordinal, sementara pengolahan data dengan penerapan statistik parametrik mensyaratkan data sekurang-kurangnya harus diukur dalam skala interval, maka semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu akan ditransformasikan menjadi skala interval.
Pola pengubahan di atas digunakan untuk setiap item dari seluruh item instrumen, secara teknis operasional pengubahan data dari ordinal ke interval menggunakan Metode Succesive Interval (MSI).Metode Succesive Interval (MSI) dapat dioperasikan dengan salah satu program tambahan pada Microsoft Excel, yaitu
Program Succesive Interval. Langkah kerja yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Input skor yang diperoleh pada lembar kerja (worksheet) Excel. 2. Klik “Analize” pada Menu Bar.
(5)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Klik “Succesive Interval” pada menu Analize, hingga muncul kotak dialog
“Method Of Succesive Interval”.
4. Klik “Drop Down” untuk mengisi Data range pada kotak dialog InputI, dengan cara memblok skor yang akan diubah skalanya.
5. Pada kotak dialog tersebut, kemudian check list (√ )Input Label in first now.
6. Pada Option Min Value isikan/pilih 1 da Max Value isikan/pilih 5. 7. Masih pada Option, check list (√ )Display Summary.
8. Selanjutnya pada Output, tentukan Cell Output, hasilnya akan ditempatkan di sel
mana. Lalu klik “OK”.
Setelah data ditransformasikan dari skala ordinal ke skala interval, hipotesis dapat langsung diuji dengan menggunakan uji persyaratan regresi yang meliputi uji normalitas, linieritas dan homogenitas, setelah itu dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui signifikansinya.
3.2.8 Pengujian Hipotetis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang harus diuji kebenarannya.Untuk memperoleh gambaran mengenai ada tidaknya pengaruh antara variabel X (Kompensasi) terhadap variabel Y (kinerja) perlu dilakukan pengujian hipotesis.
Adapun langkah-langkah uji keberartian regresi (Ating Somantri dan Sambas Ali Muhidin, 2006: 245-255)adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan Hipotesis ke dalam Model Statistik
H0 : = 0 artinya tidak terdapat pengaruh positif dari Kompensasi
(6)
Indra Irawan , 2015
PENGARUH KOMPETENSASI TERHADAP KINERJA GURU TIDAK TETAP DI SMK WISATA LEMBANG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
H1 :≠ 0 artinya terdapat pengaruh positif dari Kompensasi Terhadap
Kinerja Guru SMK Bina Wisata Lembang. 2. Menentukan Uji Statistika Yang Sesuai
Uji statistika yang digunakan adalah uji F. Menurut Ating dan Sambas (2006: 245), langkah-langkah uji signifikansi dapat dilakukan dengan menggunakan uji F sebagai berikut:
a. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[a]) dengan rumus:
n Y JK g a
2 Re
b. Menghitung jumlah kuadrat regresi (JKReg[b│a]) dengan rumus:
JKReg[b│a] =
n Y X XY
b. .
c. Menghitung jumlah kuadrat residu (JKRes) dengan rumus: ) ( Re ) | ( Re 2
Res Yi JK gba JK ga
JK
d. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi a (RJKReg[a]) dengan rumus:
RJKReg[a] = JKReg[a]
e. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat regresi b│a (RJKReg[b│a]) dengan rumus: RJKReg[b│a] = JKReg[b│a]
f. Menghitung rata-rata jumlah kuadrat residu (RJKRes) dengan rumus:
RJKRes =
2 Re
n JK s
g. Menguji F dengan rumus: Fhitung =
Res Reg(b/a)
RJK RJK
h. Menghitung nilai kritis () dengan derajat kebebasan untuk dbreg = 1 dan
dbres = n – 2
i. Membandingkan nilai uji F terhadap nilai Ftabel = F (1-α) (dbreg (b│a), db res)
j. Membuat kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut:
H0 ditolak dan H1 diterima, apabila Fhitung > Ftabel dinyatakan signifikan
(diterima).