S PPB 1103489 Chapter3

(1)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan dan berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan apa yang ingin diketahui

Sukmadinata (2006, hlm.53) mengemukakan bahwa penelitian kuantitatif didasari oleh filsafat positivisme yang menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif. Adapun maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini dilakukan denga menggunakan angka-angka pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol.

Penelitian menekankan pada penggalian informasi atau data mengenai self efficacy, motivasi berprestasi, dan prestasi belajar peserta didik. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui gambaran umum self efficacy dan motivasi berprestasi melalui pengembangan instrumen (angket) dengan mengacu pada definisi operasional variabel.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yaitu penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada. (Suharsimi ,2010, hlm. 4).

Teknik analisis data yang dipergunakan untuk mengetahui hubungan korelatif dalam penelitian ini yaitu teknik analisis jalur (path analysis).Menurut ahli Sewall (dalam Sitepu, 1994, hlm. 2) tujuan analisis menggunakan analisis jalur adalah untuk menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel, sebagai variabel penyebab (eksogenus variable) terhadap variabel lainnya yang merupakan variabel akibat (endogenus Variabel). Analisis ini digunakan untuk menentukan besarnya pengaruh variabel eksogenusSelf efficacy

dan Motivasi Berprestasi(X1dan X2) terhadap variabel endogenusprestasi belajar


(2)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar adalah sebagai berikut.

Gambar 3.1 Desain PenelitianSelf efficacy(X1), Motivasi berprestasi

(X1)Terhadap Prestasi Belajar (Y)

3.2. Populasi dan Sample Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 6 Bandung, penentuan lokasi berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti selama melaksanakan observasi mata kuliah dan PPL BK. Dalam studi pendahuluan ditemukan adanya beberapa peserta didik yang memiliki permasalahan dalam belajarnya yang terkait dengan self efficacy serta motivasi berprestasi.

Kegiatan pengumpulan data merupakan langkah penting untuk mengetahui karakteristik dari populasi yang merupakan elemen-elemen dalam objek penelitian. Data yang dikumpulkan digunakan untuk mengambil keputusan dalam menguji hipotesis. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI tahun ajaran 2014/2015 di SMA Negeri 6 Bandung. Dalam hal ini Sugiyono (2011, hlm.80) menyebutkan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Maka berdasarkan pengertian diatas, populasi penelitian ini adalah:

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Peserta didik Kelas XI SMA Negeri 6 Bandun Tahun Ajaran 2014/2015

No. Kelas Populasi Sample Keterangan

1. XI MIA 1 35 24 2 tidak hadir, 11 dispensasi

2. XI MIA 2 35 30 5 dispensasi

3. XI MIA 3 36 25 11 dispensasi

4. XI MIA 4 36 33 3 dispensasi

Self efficacy (X1)

Prestasi Belajar (Y) Motivasi Berprestasi (X2)


(3)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. XI MIA 5 34 17 17 dispensasi

6. XI MIA 6 32 27 5 dispensasi

7. XI MIA 7 30 21 9 dispensasi

8. XI IPS 1 30 22 8 dispensasi

9. XI IIS 2 31 23 8 dispensasi

10. XI IIS 3 30 21 9 dispensasi

Total 365 243

Pada penyebaran instrumen akan diadakannya persiapan ulang tahun sma negeri 6 bandung sehingga beberapa siswa ada yang mengikuti pelatihan untuk persiapan acara dan ada juga beberapa siswa yang mengikuti latihan karna sebagai atlet dan juga ada siswa yang tidak hadir.

3.3. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan skala self efficacy dan skala motivasi berprestasi yang terdiri atas beberapa pernyataan yang disesuaikan dengan aspek dan indikatorSelf efficacydan Motivasi berprestasi.

Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian adalah dengan kuesioner (angket), yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011, hlm. 142). Untuk mengungkap data mengenai gambaran siswa yang memiliki keterampilan belajar rendah.

Jenis angket yang digunakan adalah angket tertutup dan langsung, yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih, dan responden menjawab pernyataan-pernyataan tentang dirinya. (Arikunto, 2010, hlm. 195).

3.3.1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian 1. Instrumen Self efficacy

Dalam penelitian ini instrumen self efficacy diadaptasi dari instrumen self efficacy yang dikembangkan oleh(Purwanti,2015, hlm. 56) yang sudah diuji kelayakan dan keterbacaannya. Pengambilan keputusan menggunakan instrumen


(4)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikembangakn oleh peneliti. Instrumen ini sesuai dengan grand teori yang digunakan oleh peneliti yaitu mengacu pada dimensi self efficacyyang dikembangkan oleh ahlinya yaitu albert Bandura. Berikut kisi-kisi instrumen yang dikembangkan.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Self efficacy

Dimensi Indikator No.Item

Magnitude atau Level Berpandangan optimis dalam mengerjakan tugas sekolah 1,2,3

Melihat tugas sekolah yang sulit sebagai tantangan 4,5,6 Mampu mengatasi kesulitan dalam menyelesaikan tugas sekolah 7,8,9

Strength Komitmen dalam menyelesaikan tugas sekolah 10,11,12 Memiliki ketekunan untuk menyelesaikan tugas sekolah 13,14,15 Mampu mengerjakan tugas sekolah dalam berbagai situasi dan kondisi

16,17,18

Percaya dan yakin pada kemampuan yang dimiliki

19,20,21

Generality Yakin memiliki kemampuan dalam berbagai tugas sekolah

22,23,24

Menjadikan

pengalaman sebagai pembelajaran

25,26,27

Menyikapi situasi yang berbeda dengan baik dan berpikir positif

28,29,30

2. Instrumen Motivasi Berprestasi

Instrumen motivasi berprestasi menggunakan alat ukur motif berprestasi yang dikembangakan oleh Akhmad dan Budiman (2005, hlm. 5) yang dimiliki


(5)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

oleh laboratorium psikologi pendidikan dan bimbingan. Landasan dalam penggunaan instrumen ini yaitu bahwa konstruk, isi dan konten mengacu pada aspek motivasi berprestasi yang dikembangkan oleh McClelland yang oleh peneliti sebagai grand teori dalam penelitian ini. Berikut kisi-kisi instrumen motivasi berprestasi

Tabel 3.3

Kisi-kisi pengembangan Alat Ukur Motivasi Berprestasi

No. Sub Kategori Butir Soal

1. Adanya suatu hasi yang ingi dicapai (AI) Pernyataan A: a.Kebutuhan memperoleh Hasil (N)

b.Kebutuhan untuk melakukan kegiatan dalam memperoleh hasil (I)

c.Intensitas kecemasan terhadap pencapaian tujuan yang ingin dicapai (Ga+)

d.Intensitas kecemasan terhada kemungkinan kegagalan sesuatu tujuan (Ga-)

e.Kebutuhan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang datang dari diri sendiri untuk mencapai tujuan (Bp)

f.Kebutuhan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang datang dari luar diri sendiri untuk mencapai tujuan (Bw) g. Intesitas kepuasaan subjek terhadap

hasil yang dicapai (G+)

h.Intensitas kekecewaan terhadap kegagalan (G-)

i.Dorongan yan membantu mengarahkan kegiatan (Nup)

j.Intensitas keinginan untuk mencapai hasil dengan sebaik-baiknya (Ach.T)

1,6,11,16,21,26,31,36,41,46 2,7,12,17,22,27,32,37,42,47 3,8,13,18,23,28,33,38,43,48

4,9,14,19,24,29,34,39,44,49

5,10,15,20,25,30,35,40,45, 50

56,61,66,71,81,86,91, 96

52,62,67,72,77,87,92,97 53,58,68,73,78,83,93,98 54,59,64,74,79,84,89,99 55,60,65,70,80,85,90,95 2. Tidak ada sesuatu yang ingin dicapai (UI) Pernyataan B:

26 s.d. 50 & 76 s.d. 100 3. Keraguan apa yang ingin dicapai (TI) Pernyataan B:

01 s.d. 25 & 51 s.d. 75 Setiap pasangan pernyataan terdiri atas pernyataan yang mengandung unsur achievement motive atau berorientasi pada pencapaian hasil dengan pernyataan yang tidak berorientasi pada pencapaian hasil.


(6)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Instrumen Prestasi Belajar

Instrumen prestasi belajar diambil dari nilai rapot semester 1 peserta didik kelas XI di SMA Negeri 6 Bandung tahun ajaran 2014/2015. Nilai ini diambil dari nilai rata-rata semua mata pelajaran yang terdiri dari aspek pengetahuan dan keterampilan.

3.3.2 Proses Pengembangan Instrumen penelitian 1). Uji Validitas

(1) Uji Validitas Rasional Instrumen Self efficacy

Uji validitas rasional dilakukan perimbangan kembali oleh dosen ahli bahsa Indonesia agar mengetahui keterbacaan dan pernyataan setiap item sesuai dengan kaidah ejaan yang baik dan benar. Pada penimbangan ini beberapa pernyataan yang direvisi yaitu butir item no 7,9,20,23 yang sudah disesuaikan dengan bahasa yang baik dan benar. Lebih detail, revisi ini dapat dilihat pada lampiran 3.

2). Uji Validitas Butir Item

Data mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam suatu penelitian, karena menggambarkan variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai pembentuk hipotesis. Oleh karena itu, diperlukan pengujian data untuk mendapatkan mutu yang baik. Untuk menguji layak atau tidaknya instrumen penelitian (kuesioner) yang disebarkan kepada responden dilakukan dua tahap pengujian yakni uji validitas dan reliabilitas. Keberhasilan mutu hasil penelitian dipengaruhi oleh data yang valid dan reliabel. Oleh karena itu dibutuhkan instrumen penelitian yang

valid dan reliabel.Data valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Menurut Sugiyono (2013,hlm.361) menyatakan bahwa validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Penguji validitas instrumen dilakukan untuk menguji bahwa terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Selanjutnya, Malhotra (2009,hlm.316) mengemukakan “Validitas dapat didefinisikan sebagai sejauh


(7)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mana perbedaan benar dalam apa yang sedang diukur bukan kesalahan sistematis

atau acak”.

Data yang digunakan untuk mengukur validitas item merupakan data hasil penyebaran instrumen. Dengan kata lain penyebaran instrumen dilaksananakan sekaligus untuk menguji validitas item (built-in). Uji validitas yang dilakukan bertujuan untuk menguji sejauh mana item angket yang valid dan mana yang tidak. Hal ini dilakukan dengan mencari korelasi setiap item pertanyaan dengan skor total pertanyaan untuk hasil jawaban responden yang mempunyai skala pengukuran interval. Adapun rumus yang dapat digunakan adalah rumus Korelasi

Product momment yang dikemukakan oleh Spearman ebagai berikut:

� = (Sugiyono, 2013,hlm.248)

Keterangan :

r = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item Y = Skor Total

= Jumlah skor dalam distribusi X = Jumlah skor dalam distribusi Y 2 = Jumlah kuadrat dalam distribusi X 2 = Jumlah kuadrat dalam distribusi Y n = Banyak responden

Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi sebagai berikut:

1. Item pertanyaan penelitian dikatakan valid jika �ℎ� �� lebih besar dari

� �� atau �ℎ� ��>� ��

2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika �ℎ� �� lebih kecil atau sama dengan � �� atau �ℎ� �� ≤ � ��

Uji validitas pada penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu software komputer program SPSS (Statistical Product for Service Solutions) 16.0 for windows.Besarnya koefisiensi korelasi diinterpretasikan dengan menggunakan Tabel 3.2 di bawah ini


(8)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Interpretasi Besarnya Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

Antara 0,700 sampai dengan 1,000 Sangat Tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,500 Tinggi

Antara 0,500 sampai dengan 0,400 Agak Tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,300 Sedang

Antara 0,300 sampai dengan 0,200 Agak Tidak Tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,100 Tidak Tinggi

Antara 0,100 sampai dengan 0,000 Sangat Tidak Tinggi

Sumber: Suharsimi Arikunto (2010,hlm.245)

(1) Uji Validitas Butir item Instrumen Self efficacy

Hasil pengujian validitas dari 30 item instrumen self efficacy menyatakan bahwa semua item valid, Hal ini dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 3.5 Validitas item self efficacy

Butir Item Baru Lama Validitas

Item 1 0,719** 0,666** Valid

Item 2 0,692** 0,625** Valid

Item 3 0,705** 0,720** Valid

Item 4 0,805** 0,708** Valid

Item 5 0,733** 0,614** Valid

Item 6 0,800** 0,664** Valid

Item 7 0,694** 0,696** Valid

Item 8 0,716** 0,744** Valid

Item 9 0,594** 0,712** Valid

Item 10 0,782** 0,680** Valid

Item 11 0,767** 0,686** Valid

Item 12 0,764** 0,636** Valid

Item 13 0,792** 0,733** Valid

Item 14 0,737** 0,712** Valid

Item 15 0,750** 0,656** Valid

Item 16 0,729** 0,631** Valid

Item 17 0,802** 0,718** Valid

Item 18 0,820** 0,685** Valid

Item 19 0,691** 0,652** Valid

Item 20 0,647** 0,715** Valid

Item 21 0,595** 0,678** Valid

Item 22 0,770** 0,772** Valid

Item 23 0,721** 0,667** Valid

Item 24 0,623** 0,695** Valid

Item 25 0.805** 0,613** Valid

Item 26 0.740** 0,610** Valid


(9)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Item 28 0,756** 0,644** Valid

Item 29 0,783** 0,682** Valid

Item 30 0,660** 0,545** Valid

(2) Uji Validitas Butir item Instrumen Motivasi Berprestasi

Instrumen motivasi berprestasi tidak dilakukan uji validitas karena sudah teruji kelayakannya. Hal ini diperkuat oleh rekomendasi beberapa dosen ahli dan pengembang instrumen. Hasil uji validitas yang sudah dilakukan oleh laboratorium psikologi pendidikan dan bimbingan hasilnya terlampir.

3). Uji Reliabilitas

Instrument yang reliable adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Dengan menggunakan instrument yang valid dan reliable dalam pengumpulan data, maka diharapkan hasil penelitian akan menjadi valid dan reliable (Sugiyono, 2013, hlm. 172-173).

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan alat pengumpulan data yang digunakan. Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dipercaya dan reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Menurut Sugiyono (2013,hlm.183), “Reliabilitas adalah pengukuran yang berkali-kali menghasilkan data yang sama atau konsisten”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010,hlm.178) Reliabilitas adalah menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu.

Reliabilitas menunjukan tingkat keterandalan sesuatu. Sedangkan menurut Sugiyono (2013,hlm.172) “instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapakali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama”. Jika suatu Instrumen dapat dipercaya maka data yang dihasilkan

oleh Instrumen tersebut dapat dipercaya juga. Perhitungan reliabilitas dalam pada penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.


(10)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan:

r11 = Reliabilitas instrumen

K = Banyaknya butir pertanyaan atau butir soal

σt2 = Varian total

∑ σb2 = Jumlah varian butir soal

Keterangan:

N = Jumlah sampel

N = Jumlah responden

X = Nilai skor yang dipilih

σ2

= Nilai varians

Hasil uji reliabilitas ditentukan oleh ketentuan sebagai berikut:

Semakin tinggi koefisien realibilitas mendekati 1,00 maka semakin tinggi reliabilitannya dan semakin rendah koefisien realibilitas mendekati o maka semakin rendah reliabilitannnya. Berikut skor kategorisasi reliabilitas

Tabel 3.6skor kategorisasi Reliabilias 0,00-0,19 derajat keterandalan sangat rendah 0,20-0,39 derajat keterandalan rendah

0,40-0,59 derajat keterandalan cukup 0,60-0,79 derajat keterandalan tinggi

0,80-1,00 derajat keterandalan sangat tinggi

(Arikunto,2010,hlm.276) Berikut hasil pengujian reliabilitas kedua instrumen denganbantuan program SPSS 16.0 for windows.

(1) Uji Reliabilitas Instrumen Self efficacy

Hasil pengujian reliabilitas instrumen self efficacy dari seluruh item yang berjumlah 30 dan sudah valid, menunjukan koefisien reliabilitas sebesar 0,929.

(Husein Umar, 2008,hlm.170)


(11)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Artinya tingkat korelasi dan keterandalan instrumen self efficacy berada pada kategori sangat tinggi, yang menunjukan bahwa instrumen ini dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.

Tabel 3.7 Tingkat Reliabilitas instrumen Self efficacy

Cronbach's Alpha N of Items

.929 30

(2) Uji Reliabilitas Motivasi Berprestasi

Hasil pengujian reliabilitas instrumen motivasi berprestasi menunjukan koefisien reliabilitas sebesar 0,879. Artinya tingkat korelasi dan keterandalan instrumen self efficacy berada pada kategori sangat tinggi, yang menunjukan bahwa instrumen ini dapat dipercaya sebagai alat pengumpul data.

Tabel 3.8 Tingkat reliabilitas instrumen Motivasi berprestasi

Cronbach's Alpha N of Items

.879 10

3.4. Prosedur Penelitian 3.4.1. Tahapan Penelitian

Dalam melakukan penelitian menurut Arikunto (2010, hlm.13) terdapat beberapa langkah yang ditempuh, yaitu sebagai berikut:

1. Memilih masalah penelitian

2. Melakukan studi literatur dengan mengkaji sumber-sumber yang relevan dengan permasalahan seperti buku, jurnal, artikel dst.

3. Merumuskan masalah penelitian 4. Merumuskan anggapan dasar 5. Merumuskan hipotesis

6. Memilih pendekatan penelitian 7. Menentukan variabel

8. Menentukan sumber data

9. Menentukan dan menyusun instrumen 10.Pengumpulan data


(12)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

12.Menarik kesimpulan

Mengacu pada tahap penelitian berdasarkan penjelasan diatas, tahap penelitian ini terdiri atas tiga tahapan yaitu, tahapan persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan. Adapun pemamparannya sebagai berikut:

a. Pengajuan proposal penelitian kepada dosen mata kuliah metodologi penelitian b. Pelaksanaan seminar proposal

c. Pengajuan dosen pembimbing skripsi kepada fakultas dan ketuadeparteman psikologi pendidikan dan bimbingan.

d. Mengadaptasi instrumen penelitian dari penelitian yang sudah ada

e. Penyebaran instrumen untuk memperoleh data self efficacy, motivasi berprestasi dan melakukan studi dokumentasi atas prestasi belajar peserta didik dari nilai rapot semester 1 kelas XI.

f. Melakukan pengolahan data untuk memperoleh hasil dari yujuan pertanyaan penelitian

g. Mendeskripsikan dan menganalisis data yang telah ydiolah, kemudian menarik kesimpulan dalam pelaksanaan penelitian

h. Penyususnan laporan akhir berdasarkan hasil yang telah diperoleh.

3.4.2. Perumusan Definisi Operasional Variabel 1. Self efficacy

Mengacu pada instrumen penelitian yang dikembangkan oleh Purwanti (20015,hlm.66), makaSelf efficacy dalam penelitian ini adalah keyakinan yang dimiliki peserta didik akan kemampuan yang dimilikinya untuk mengorganisasikan serangkaian tindakan untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam meraih prestasi belajar, yang bervariasi pada beberapa dimensi seperti

Magnitude, strenght dan generality. (Purwanti, 2015, hlm.66). Bandura (2002,hlm. 3) menjelaskan self efficacymerupakan persepsi individu akan keyakinan kemampuannya untuk melakukan tindakan yang diharapkan. Individu dengan self efficacy tinggi akan memilih melakukan usaha lebih besar dan lebih pantang menyerah. Self efficacy mempunyai peran penting pada pengaturan


(13)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

motivasi seseorang. Seseorang percaya akan kemampuannya memiliki motivasi tinggi dan berusaha untuk sukses.

Dimensi magnitude berhubungan dengan tingkat atau derajat kesulitan tugas yang dapat dihadapi peserta didik sebagai hasil persepsi tentang kompentensi dirinya. dimensi ini dijabarkan menjadi ebebrapa indikator seperti berpandangan optimis dalam mengerjakan tugas sekolah, melihat tugas yang sulit sebagai tantangan, dan memiliki keyakinan mampu mengatasi kesulitan dalam menyelesaikan tugas sekolah. Dimensi strenght berhubungan dengan tingkat kekuatan keyakinan untuk tetap bertahan dalam menghadapi kesulitan dan hambatan dalam menyelesaikan tugas sekolah melalui kompetensi diri peserta didik yang dipersepsinya dalam mencapai tujuannya. Dijabarkan dalam indikator sebagai berikut memiliki komitmen dalam menyelesaikan tugas sekolah, memiliki ketekunan untuk menyelesaikan tugas sekolah, mampu mengerjakan tugas sekolah mampu mengerjakan tugas sekolah dalam berbagai situasi dan kondisi, dan percaya dan yakin pada kemampuan yang dimiliki. Dimensi generality

berhubungan dengan luas bidang tingkat pencapaian keberhasilan yang dicapai oleh peserta didik dalam mengatasi atau menyelesaikan tugasna berdasarkan pengalaman sebelumnya. Dijabarkan dalam beberapa indikator yaitu memiliki kemampuan dalam berbagai jenis tugas sekolah, menjadikan pengalaman sebagai pembelajaran, dan menyikapi situasi yang berbeda dengan baik dan berpikir positif (Purwanti, 2015, hlm.66)

2. Motivasi Berprestasi

Teori yang digunakan sebagai acuan pengembangan alat ukur mengacu pada teori motivasi berprestasi yang dikembangkan oleh McClelland yaitu teori

achievement motive. Menurut McClelland (dalam Akhmad dan Budiman, 2005,hlm.2) menyatakan bahwa teori motif berprestasi merupakan teori pembangkit afeksi yang menjadi dasar timbulnya motif adalah perubahan afeksi. Intensitas motif dapat dilihat melalui fantasi dan imajinasi dalam respon-respon verbal. Motivasi berprestasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah skor dalam aspek fantasi terhadap suatu hasil yang ingin dicapai oleh peserta didik atau


(14)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasil yang ingin dicapai yakni unrelated imagery (UI). (Akhmad dan Budiman, 2005. Hlm.4)

Menurut McClelland (dalam Akhmad dan Budiman, hlm. 4-5) Intesitas motivasi berprestasi diukur dari 10 indikator yaitu kebutuhan memperoleh hasil, kebutuhan untuk melakukan kegiatan dalam memperoleh hasil, intensitas terhadap pencapaian tujuan, intensitas kecemasan terhadap kemungkinan gagalnya mencapai tujuan, kebutuhan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang datang dari dalam diri sendiri dalam mencapai tujuan, kebutuhan untuk mengatasi hambatan-hambatan yang datang dari luar, intensitas kepuasaan subjek terhadap hasil yang dicapai, intensitas kekecewaan terhadap kegagalan, dorongan yang membantu mengarahkan kegiatan da intensitas keinginan untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya.

3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh peserta didik selama mengikuti kegiatan belajar mengajar, menurut Suryabrata (1993) menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar evaluasi dari suatu proses yang biasanya dinyatakan dalam bentuk kuantitatif (angka) yang khusus dipersiapkan untuk proses evaluasi, misalnya rapor. Prestasi belajar dalam peneitian ini diperoleh dari rata-rata hasil nilai rapor semester 1 pada kelas XI peserta didik SMA Negeri 6 Bandung Tahun ajaran 2014/2015. Rata-rata nilai prestasi belajar diambil dari penjumlahan rata-rata nilai aspek pengetahuan dan keterampilan peserta didik.

3.5. Analisis Data

Proses analisis data dalam penelitian ini menempuh prosedur sebagai berikut:

1. Verifikasi data penelitian dengan tujuan untuk memilahkan antara data yang memadai dengan yang tidak memadai untuk diolah.

2. Menentukan skor setiap responden sesuai dengan ketentuan seperti telah diungkapkan dalam uraian model instrumen pengungkap data. Skoring


(15)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan secara berpasangan sehingga setiap responden memiliki skor untuk setiap variabel.

3. Melakukan analisis data untuk menguji hipotesis. Data yang diperoleh selanjutnya dianalis secara kuantitatif dengan menggunakan statistika deskriptif berupa rata-rata hitung, median, modus, simpangan baku, Sementara itu statistik inferensial digunakan untuk uji korelasi, regresi, dan analisis jalur. Keseluruhan proses perhitungannya dilakukan dengan menggunakan paket program SPSS for Windows. Proses dan hasil pengujian hipotesis penelitian ini beserta print out program SPSS, secara rinci dijelasikan sebagai berikut:

3.5.1. Verifikasi Data

verifikasi data merupakan tahap persiapan dalam pengolahan data, adapun langkah verifikasi ini adalah:

1. mengecek jumlah kelengkapan data seperti instrumen dari semua variabel, hal ini dilakukan untuk mengetahu jika ada data yang tidak lengkap atau rusak. 2. Melakukan rekap data yang diperoleh dari patisipan dan memberikan skor

sesuai dengan aturan setiap instrumen.

3.5.2. Penyekoran Instrumen

1. Penyekoran Instrumen Self efficacy

Dalam penyekoran instrumen self efficacy mengacu pada standar pengukuran yang dikembangkan oleh Bandura. Bandura (2006) menyatakan bahwa dalam metodologi standar untuk mengukur self-efficacy, individu disajikan dengan item yang menggambarkan berbagai tingkat tuntutan tugas, dan mereka menilai kekuatan keyakinan mereka dalam kemampuan untuk melaksanakan kegiatan yang diperlukan. Skala kekuatan self efficacy pada skala 100 poin, mulai dari interval 10 unit dari 0 ( cannot do), 50 (moderatly certain can do), dan 100 (highly certain can do).

Format respons standar diberikan di bawah ini (Bandura, 2006):

Gambar 3.2 Kriteria Penyekoran Self efficacy 0

Cannot do at all

Moderately certain can do

Highly certain can do 40

20 30 10

0


(16)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dengan demikian skala self efficacy dengan format respon 0-100 adalah prediktor kuat kinerja dari satu dengan skala 5-interval scale (Pajares, Hartley, & Valiante, 2001). Skala self efficacy merupakan sakal yang unipolar, mulai dari 0 sampai kekuatan maksimal yang menggambarkan tingkat keyakinan diri dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.

2. Penyekoran Instrumen Motivasi Berprestasi

Penyekoran instrumen motivasi berprestasi mengikuti aturan penyekoran yang dilakukan oleh LPPB FIP UPI, yaitu sebagai berikut:

a. Menghitung atau menjumlahkan baris item nomor 1,6,11,16,21,26,31,36,41,46 dan baris berikutnya yang memilih atau melingkari jawaban a. Hasil penjumlahan pada setiap baris disimpan pada kolom A1 sesuai dengan baris masing-masing

b. Menghitung item nomer soal 26,31,36,41,46 dan baris berikutnya yang melingkari pilihan b. Hasil penjumlahan disimpan pada kolom UI sesuai dengan baris masing-masing.

c. Setelah langkah a dan b dilakukan hasil penjumlahan AI dikurangi penjumlahan UI sesuai dengan baris masing-masing dan ditempatkan pada kolom S

d. Menhitung baris item 51,56,61,66,71,76,81,86,91,96, dan baris berikunya yang memilih pilihan a. Tarik garis pada nomer 51,57,63,69 dan 75, dan yang terkenan garis tidak dihitung karena termasuka dalam garis konsistensi

e. Menghitung item nomer 76,81,86,91,96 dan baris berikutnya yang memilih pilihan b. Tarik garis pada nomer 76,82,88,94 dan 100, dan nomer berikut tidak dihitung karena sebagai garis konsistensi. Hasil penjumlahan disimpan pada klolom UI sesuai baris masing-masing

f. Setelah langkah d dan e dilakukan, selanjutnya adalah penjumlahan dengan cara mengurangi jumlah pada kolom AI dikurangi UI dan diletakan pada kolom s

g. Langkah terakhir adalah menghitung konsistensi. Garis yang telah ditarik pada nomer tertentu disamakan jika pilihan jawaban sama maka setiap kolom


(17)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

konsistensi di beri tanda cheklism begitupun seterunya. Lalu dijumlahkan dan diletakan pada kolom kons.

3.5.3. Pengolahan Data

Pengolahan data dengan menggunakan statistika deskriptif berupa rata-rata hitung, median, modus, simpangan baku, Sementara itu statistik inferensial digunakan untuk uji korelasi, regresi, dan analisis jalur (path analysis). Keseluruhan proses perhitungannya dilakukan dengan menggunakan paket program SPSS for Windows.

1. Profil Self efficacy, Motivasi Berprestasi dan Prestasi Belajar

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghasilkan profil dari self efficacy, motivasi berprestasi dan prestasi belajar pada peserta didik kelas XI SMA Negeri 6 Bandung tahun ajaran 2014/2015.

Dalam memperoleh gambaran mengenai self efficacy peserta didik, dibagi menjadi tiga kategori yaitu tidak yakin, agak yakin dan sangat yakin dengan ketentuan sebagai berikut.

Tabel 3.9

Pengkategorian Self efficacy

Skala Skor Kategori

0,00 – 39.99 Tidak Yakin

40,00 – 60,99 Agak Yakin

70,00 - 100 Yakin

a. kuartil 1 dengan nilai 0,00 sampai dengan 39.99 menunjukan tingkat keyakinan pada kategori tingkat tidak yakin.

b. Kuartil 2 dengan nilai 40,00 sampai dengan 60,99 menunjukan tingkat keyakinan pada kategori agak yakin

c. Kuartil 3 dengan nilai 70,00 sampai dengan 100 menunjukan tingkat keyakinan pada kategori sangat yakin.

Sedangkan untuk kategori motivasi berprestasi dibagi menjadi tiga kategori, yaitu rendah, sedang dan tinggi. Berikut pengkategorian motivasi berprestasi.

Tabel 3.10


(18)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(-45) – (-1) Rendah

0 - 44 Sedang

45 - 90 Tinggi

Prestasi belajar peserta didik dibagi menjadi lima kategori berdasarkan kategori yang sudah ada disatndar nilai rapor. Sebagai berikut:

a. Kategori E dengan nilai antara 50 sampai dengan 59 menunjukan tingkat prestasi belajar pada tingkat sangat kurang baik

b. Kategori D dengan nilai antara 60 sampai dengan 69 menunjukan tingkat prestasi belajar pada tingkat kurang baik

c. Kategori C dengan nilai antara 70 sampai dengan 79 menunjukan tingkat prestasi belajar pada tingkat cukup baik

d. Kategori B dengan nilai antara 80 sampai dengan 89 menunjukan tingkat prestasi belajar pada tingkat baik

e. Kategori A dengan nilai antara 90 sampai dengan 100 menunjukan tingkat prestasi belajar pada tingkat sangat baik.

2. Analisis Korelasi

Teknik korelasi Person P roduct Moment ini merupakan alat uji statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif. Fungsi dari teknik korelasi ini untuk mencari arah dan kekuatan hubungan antara variabel (x) dan variabel (y) pada data yang berbentuk interval atau rasio. Nilai korelasi ini disimbolkan dengan r (rho). Nilai r ini berada diantara -1 ≤ r ≤ 1. Jika nilai r = 0, berarti tidak ada korelasi atau hubungan antara variabel (x) dan Variabel (y), jika nilai r = +1, berarti terdapat hubungan yang positif antara variabel (x) dan variabel (y) dan jika nilai r = -1, berarti terdapat hubungan yang negatif antara variabel (x) dan variabel (y). Dengan kata lain, tanda “+” dan “-“ menunjukan arah hubungan di antara variabel yang sedang dioperasionalkan. Selanjutnya untuk mengetahui koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y maka digunakan klasifikasi koefisien korelasi yang disajikan pada Tabel 3.8 berikut ini :

Tabel 3.11

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


(19)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Self efficacy (X1)

Motivasi Berprestasi (X2)

Prestasi Belajar (Y)

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat kuat

3. Analisis menggunakan Path Analysis ( Analisis Jalur)

Teknik analisis data menggunakan teknik uji regresi dan path analysis

(analisis jalur) yaitu dengan menghitung pengaruh langsung dan tidak langsung dari setiap variabel penelitian. teknik path analisis dikembangkan dari teknik analisis yang korelasi P erson Product Moment dan uji regresi. Menurut kerlinger (Sitepu, 1994, hlm.21) analisi jalur memiliki tujuan untuk mengitung pengaruh langsung dan tidak langsung dari setiap variabel penelitian.

a. Menguji pengaruh langsung maupun tidak langsung dari setiap variabel

1. Pengaruh (X1) terhadap Y

Pengaruh langsung = YX1. YX1

Pengaruh tidak langsung melalui (X1.2) = YX1 . rX1.X2 . YX2

Pengaruh total (X1) terhadap Y = ……….

2. Pengaruh (X2) terhadap Y

Pengaruh langsung = YX2 .YX2

Pengaruh tidak langsung melalui (X2.1) = YX2 . rX2X1 . YX1

Pengaruh total (X2) terhadap Y = ……….

4. Pengujian Hipotesis

a. Hipotesis 1,2 dan 3 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut. “Antara

self efficacy dan motivasi berprestasi dan prestasi belajar terdapat hubungan yang

positif signifikan”.

Secara skematis, model hubungan korelasional yang dinyatakan dalam hipotesis tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut.


(20)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Hipotesis dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Self efficacyberkorelasi positif signifikan dengan prestasi belajar”.

Dalam hipotesis ini, self efficacy diperlakukan sebagai variabel bebas (X), sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai variabel terikat (Y). Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:

H0:  = 0

H1: > 0

Kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika: harga p-value untuk koefisien korelasi (r) yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam

penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.

Hasil pengujian menghasilkan harga r = 0,189 dengan harga p-value

sebesar 0,002. Ternyata, harga p-value untuk koefisien korelasi tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya, self efficacy berkorelasi positif

signifikan dengan prestasi belajar. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini diterima.

2. Hipotesis dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Motivasi berprestasi berkorelasi positif signifikan dengan prestasi belajar”.

Dalam hipotesis ini, motivasi berprestasi diperlakukan sebagai variabel bebas (X), sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai variabel terikat (Y). Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:

H0:  = 0

H1: > 0

Kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika: harga p-value untuk koefisien korelasi (r) yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.

Hasil pengujian menghasilkan harga r = 0,033 dengan harga p-value

sebesar 0,305. Ternyata, harga p-value untuk koefisien korelasi tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya, self efficacy berkorelasi positif tidak


(21)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

signifikan dengan prestasi belajar. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini ditolak.

3. Hipotesis dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Self efficacy

berkorelasi positif signifikan dengan motivasi berprestasi”.

Dalam hipotesis ini, self efficacy diperlakukan sebagai variabel bebas (X), sedangkan motivasi berprestasi diperlakukan sebagai variabel bebas (X). Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:

H0:  = 0

H1: > 0

Kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika: harga p-value untuk koefisien

korelasi (r) yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam

penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.

Hasil pengujian menghasilkan harga r = 0,422 dengan harga p-value

sebesar 0,000. Ternyata, harga p-value untuk koefisien korelasi tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya, self efficacy berkorelasi positif

signifikan dengan motivasi berprestasi. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini diterima.

Hasil korelasi hipotesis 1,2 dan 3 jika digambarkan adalah sebagai berikut,

Gambar 3.3 Hasil korelasi self efficacy, Motivasi berprestasi dan prestasi belajar

b. Hipotesis 4,5 dan 6 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut.

“ Self efficacy dan motivasi berprestasi berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar”.

Secara skematis, model struktur hubungan kausal yang dinyatakan dalam hipotesis tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut.

Self efficacy (X1)

Motivasi Berprestasi (X2)

Prestasi Belajar (Y) 0.422

0.033 0.189

Self efficacy (X1)

Prestasi Belajar (Y) Motivasi Berprestasi (X2)


(22)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Hipotesis nomor 4 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Self efficacy berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar.”

Dalam hipotesis ini, self efficacydiperlakukan sebagai exogenous variable, sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai endogenous variable. Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:

H0: P = 0

H1: P > 0

Kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika: harga p-value untuk koefisien jalur (P) yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.

Hasil pengujian menunjukkan harga P = 0,213 dengan harga p-value

sebesar 0,003. Ternyata, harga p-value untuk koefisien jalur tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya, self efficacy berpengaruh positif signifikan

terhadap prestasi belajar. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini diterima.

5. Hipotesis nomor 5 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Motivasi berprestasi berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar.”

Dalam hipotesis ini, motivasi berprestasi diperlakukan sebagai exogenous variable, sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai endogenous va riable. Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:

H0: P = 0

H1: P > 0

Kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika: harga p-value untuk koefisien jalur (P) yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.

Hasil pengujian menunjukkan P = -0,057dengan harga p-value sebesar 0,416. Ternyata, harga p-value untuk koefisien jalur tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga H0 diterima. Artinya, motivasi berprestasitidak berpengaruh signifikan


(23)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terhadap prestasi belajar. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini ditolak.

6. Hipotesis nomor 6 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Self efficacy dan motivasi berprestasi berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar.”

Dalam hipotesis ini, self efficacy dan motivasi berprestasi diperlakukan sebagai exogenous variable, sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai

endogenous variable. Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:

H0: P = 0

H1: P > 0

Kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika: harga p-value untuk koefisien jalur (P) yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.

Hasil pengujian menunjukkan harga P = 0,038 dengan harga p-value

sebesar 0,000. Ternyata, harga p-value untuk koefisien jalur tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya, self efficacy dan motivasi berprestasi

berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini diterima.

Secara keseluruhan, hasil pengujian hipotesis 3,4,5 ini dapat digambarkan dalam bagan berikut ini.

Gambar 3.4 Hasil perhitungan regresi self efficacy, motivasi berpresatsi dan prestasi belajar.

Dari keseluruhan hasil pengujian hipotesis nomor 4,5,6 dapat dirumuskan beberapa temuan. Pertama, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini tidak

Self efficacy (X1)

Motivasi Berprestasi (X2)

Prestasi Belajar (Y) r = 0,422

P = 0,213

r = 0,033 P = -0,057


(24)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

efficacyke prestasi belajar secara statistik signifikan, sedangkan dari motivasi berprestasike prestasi belajar secara statistik tidak signifikan.

Selanjutnya untuk perhitungan pengaruh langsung dan tidak langsung menggunakan analisis jalur adalah sebagai berikut:

(a) self efficacyberpengaruh secara langsung terhadap prestasi belaja sebesar 0,213x0,213=0,045369; pengaruh tidak langsung (melalui korelasi dengan motivasi berprestasi) sebesar 0,213x0,422x(-0,057)=0,0051235; dan pengaruhself efficacy ke prestasi belajarsecara total adalah 0,045369+0,0051235=0,00504925;

(b) motivasi berprestasiberpengaruh seca ra langsung terhadap prestasi belajarsebesar (-0,057) x (-0,057)=0,003249; dan pengaruh tidak langsung

(melalui korelasi dengan self efficacy) sebesar (-0,057) x0,422x0,213= - 0,0051235; pengaruh motivasi berprestasike prestasi belajarseca ra total

adalah 0,003249+(-0,0051235)= - 0,0018745

Pengaruh gabungan self efficacy dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar adalah sebesar 0,00504925+(-0,0018745)=0,04. Angka ini tiada lain adalah besarnya R2 atau determinasi koefisien korelasi multipel self efficacy

dan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar. Artinya self efficacy dan motivasi berprestasi memiliki pengaruh hanya sekitar 4% dalam memengaruhi prestasi belajar peserta didik.


(1)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Self efficacy (X1)

Motivasi Berprestasi (X2)

Prestasi Belajar (Y)

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat kuat

3. Analisis menggunakan Path Analysis ( Analisis Jalur)

Teknik analisis data menggunakan teknik uji regresi dan path analysis

(analisis jalur) yaitu dengan menghitung pengaruh langsung dan tidak langsung dari setiap variabel penelitian. teknik path analisis dikembangkan dari teknik analisis yang korelasi P erson Product Moment dan uji regresi. Menurut kerlinger (Sitepu, 1994, hlm.21) analisi jalur memiliki tujuan untuk mengitung pengaruh langsung dan tidak langsung dari setiap variabel penelitian.

a. Menguji pengaruh langsung maupun tidak langsung dari setiap variabel 1. Pengaruh (X1) terhadap Y

Pengaruh langsung = YX1. YX1

Pengaruh tidak langsung melalui (X1.2) = YX1 . rX1.X2 . YX2

Pengaruh total (X1) terhadap Y = ……….

2. Pengaruh (X2) terhadap Y

Pengaruh langsung = YX2 .YX2

Pengaruh tidak langsung melalui (X2.1) = YX2 . rX2X1 . YX1

Pengaruh total (X2) terhadap Y = ……….

4. Pengujian Hipotesis

a. Hipotesis 1,2 dan 3 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut. “Antara

self efficacy dan motivasi berprestasi dan prestasi belajar terdapat hubungan yang positif signifikan”.

Secara skematis, model hubungan korelasional yang dinyatakan dalam hipotesis tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut.


(2)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Hipotesis dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Self efficacyberkorelasi positif signifikan dengan prestasi belajar”.

Dalam hipotesis ini, self efficacy diperlakukan sebagai variabel bebas (X), sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai variabel terikat (Y). Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:

H0:  = 0

H1: > 0

Kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika: harga p-value untuk koefisien

korelasi (r) yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.

Hasil pengujian menghasilkan harga r = 0,189 dengan harga p-value

sebesar 0,002. Ternyata, harga p-value untuk koefisien korelasi tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya, self efficacy berkorelasi positif

signifikan dengan prestasi belajar. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini diterima.

2. Hipotesis dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Motivasi berprestasi berkorelasi positif signifikan dengan prestasi belajar”.

Dalam hipotesis ini, motivasi berprestasi diperlakukan sebagai variabel bebas (X), sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai variabel terikat (Y). Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:

H0:  = 0

H1: > 0

Kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika: harga p-value untuk koefisien

korelasi (r) yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.

Hasil pengujian menghasilkan harga r = 0,033 dengan harga p-value

sebesar 0,305. Ternyata, harga p-value untuk koefisien korelasi tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya, self efficacy berkorelasi positif tidak


(3)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Hipotesis dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Self efficacy

berkorelasi positif signifikan dengan motivasi berprestasi”.

Dalam hipotesis ini, self efficacy diperlakukan sebagai variabel bebas (X), sedangkan motivasi berprestasi diperlakukan sebagai variabel bebas (X). Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:

H0:  = 0

H1: > 0

Kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika: harga p-value untuk koefisien

korelasi (r) yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.

Hasil pengujian menghasilkan harga r = 0,422 dengan harga p-value

sebesar 0,000. Ternyata, harga p-value untuk koefisien korelasi tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya, self efficacy berkorelasi positif

signifikan dengan motivasi berprestasi. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini diterima.

Hasil korelasi hipotesis 1,2 dan 3 jika digambarkan adalah sebagai berikut,

Gambar 3.3 Hasil korelasi self efficacy, Motivasi berprestasi dan prestasi belajar

b. Hipotesis 4,5 dan 6 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut.

“ Self efficacy dan motivasi berprestasi berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar”.

Secara skematis, model struktur hubungan kausal yang dinyatakan dalam hipotesis tersebut, dapat digambarkan sebagai berikut.

Self efficacy (X1)

Motivasi Berprestasi (X2)

Prestasi Belajar (Y) 0.422

0.033 0.189

Self efficacy (X1)

Prestasi Belajar (Y) Motivasi Berprestasi (X2)


(4)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Hipotesis nomor 4 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Self efficacy berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar.”

Dalam hipotesis ini, self efficacydiperlakukan sebagai exogenous variable, sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai endogenous variable. Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:

H0: P = 0

H1: P > 0

Kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika: harga p-value untuk koefisien jalur (P)

yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.

Hasil pengujian menunjukkan harga P = 0,213 dengan harga p-value

sebesar 0,003. Ternyata, harga p-value untuk koefisien jalur tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya, self efficacy berpengaruh positif signifikan

terhadap prestasi belajar. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini diterima.

5. Hipotesis nomor 5 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Motivasi berprestasi berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar.”

Dalam hipotesis ini, motivasi berprestasi diperlakukan sebagai exogenous variable, sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai endogenous va riable. Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:

H0: P = 0

H1: P > 0

Kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika: harga p-value untuk koefisien jalur (P)

yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.

Hasil pengujian menunjukkan P = -0,057dengan harga p-value sebesar 0,416. Ternyata, harga p-value untuk koefisien jalur tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga H0 diterima. Artinya, motivasi berprestasitidak berpengaruh signifikan


(5)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Hipotesis nomor 6 dalam penelitian ini, dirumuskan sebagai berikut: “Self efficacy dan motivasi berprestasi berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar.”

Dalam hipotesis ini, self efficacy dan motivasi berprestasi diperlakukan sebagai exogenous variable, sedangkan prestasi belajar diperlakukan sebagai

endogenous variable. Untuk keperluan pengujian, hipotesis penelitian tersebut selanjutnya dijabarkan ke dalam hipotesis statistik sebagai berikut:

H0: P = 0

H1: P > 0

Kriteria pengujiannya, H0 ditolak jika: harga p-value untuk koefisien jalur (P)

yang diperoleh berdasarkan data empiris, lebih kecil dari α. Dalam penelitian ini, harga α ditetapkan sebesar 0,05.

Hasil pengujian menunjukkan harga P = 0,038 dengan harga p-value

sebesar 0,000. Ternyata, harga p-value untuk koefisien jalur tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak. Artinya, self efficacy dan motivasi berprestasi

berpengaruh positif signifikan terhadap prestasi belajar. Dengan demikian, hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini diterima.

Secara keseluruhan, hasil pengujian hipotesis 3,4,5 ini dapat digambarkan dalam bagan berikut ini.

Gambar 3.4 Hasil perhitungan regresi self efficacy, motivasi berpresatsi dan prestasi belajar.

Dari keseluruhan hasil pengujian hipotesis nomor 4,5,6 dapat dirumuskan beberapa temuan. Pertama, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini tidak

Self efficacy (X1)

Motivasi Berprestasi (X2)

Prestasi Belajar (Y) r = 0,422

P = 0,213

r = 0,033 P = -0,057


(6)

Novita Iin Yustari, 2015

PENGARUH SELF EFFICACY DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR (STUDI TERHADAP PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 6 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seutuhnya dapat diterima karena berdasarkan pengujian, koefisien jalur dari self efficacyke prestasi belajar secara statistik signifikan, sedangkan dari motivasi berprestasike prestasi belajar secara statistik tidak signifikan.

Selanjutnya untuk perhitungan pengaruh langsung dan tidak langsung menggunakan analisis jalur adalah sebagai berikut:

(a) self efficacyberpengaruh secara langsung terhadap prestasi belaja sebesar 0,213x0,213=0,045369; pengaruh tidak langsung (melalui korelasi dengan motivasi berprestasi) sebesar 0,213x0,422x(-0,057)=0,0051235; dan pengaruhself efficacy ke prestasi belajarsecara total adalah 0,045369+0,0051235=0,00504925;

(b) motivasi berprestasiberpengaruh seca ra langsung terhadap prestasi belajarsebesar (-0,057) x (-0,057)=0,003249; dan pengaruh tidak langsung

(melalui korelasi dengan self efficacy) sebesar (-0,057) x0,422x0,213= - 0,0051235; pengaruh motivasi berprestasike prestasi belajarseca ra total

adalah 0,003249+(-0,0051235)= - 0,0018745

Pengaruh gabungan self efficacy dan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar adalah sebesar 0,00504925+(-0,0018745)=0,04. Angka ini tiada lain adalah besarnya R2 atau determinasi koefisien korelasi multipel self efficacy

dan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar. Artinya self efficacy dan motivasi berprestasi memiliki pengaruh hanya sekitar 4% dalam memengaruhi prestasi belajar peserta didik.