S PLB 1000870 Chapter3

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah suatu tempat/lokasi dimana penelitian akan dilakukan,
di tempat inilah data-data untuk kepentingan penelitian akan diperoleh. Adapun
Penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Negeri bagian Tunanetra
(SLBN A) Citeureup yang beralamat di Jalan Sukarasa no. 40 Citeureup Kota Cimahi
Utara.

B. Metode Penelitian
Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan.
Metode merupakan cara yang teratur untuk mencapai suatu maksud yang diiginkan.
Penelitian adalah suatu proses penyelidikan yang dilakukan secara sistematis,
ditujukan

pada

penyediaan informasi

untuk


menyelesaikan

masalah-masalah.

Menurut Silalahi (2010, hlm. 12-13) yang dimaksud dengan metode penelitian
adalah: “Cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisasi untuk menyelidiki suatu
masalah tertentu dengan maksud mendapatkan informasi untuk digunakan sebagai
solusi atas masalah tersebut”. Metode penelitian dapat diartikan sebagai cara/langkah
yang akan ditempuh oleh peneliti untuk menjawab permasalahan penelitian untuk
menentukan bagaimana data penelitian dikumpulkan.
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Alasan peneliti menggunakan metode
ini karena data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angkaangka.

Penelitian

ini bermaksud

untuk


memahami,

mengungkap,

menjelaskan

berbagai gambaran atas fenomena fenomena yang ada di lapangan kemudian

Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dirangkum

menjadi

kesimpulan


deskriptif

berdasarkan

data

penelitian

yang

dikumpulkan oleh peneliti. Selain itu, analisis data yang dilakukan berupa deskripsi
atas gejala-gejala yang diamati datanya dinyatakan dalam keadaan kewajaran atau
sebagimana adanya (natural setting) dengan tidak dirubah dalam bentuk simbol atau
bilangan. Dengan demikian, laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk
memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut bisa diperoleh melalui
wawancara, observasi/pengamatan, maupun dokumentasi.

C. Subjek Penelitian
Penentuan subjek penelitian diharapkan mampu menyaring sebanyak mungkin
informasi dari berbagai macam sumber. Menurut (Moleong, 1997, hlm. 165) penentu

subjek penelitian dalam penelitian kualitatif, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Sampel tidak dapat ditentukan atau ditarik terlebih dahulu;
2. Pemilihan sampel secara berurutan, teknik “snowball Sampling” dengan cara
responden diminta menunjuk orang lain yang dapat memberikan informasi dan
responden berikutnya diminta pula menunjuk lagi dan begitu seterusnya, sehingga
semakin lama sampling akan semakin banyak;
3. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel. Pada mulanya setiap sampel dapat sama
kegunaannya pada saat informasi. Semakin banyak diperoleh dan semakin
mengembangkan hipotesis kerja, sampel dipilih atas dasar fokus penelitian;
4. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan, jika tidak ada lagi informasi
yang dapat dijaring, maka penarikan sampel dihentikan.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa tunanetra kelas X (sepuluh) dan kelas
VIII (delapan) serta guru yang mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A
Citeureup Kota Cimahi.

D. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian

Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika

Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Satu-satunya instrumen terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu
sendiri. Selain peneliti sebagai instrumen utama, digunakan alat bantu kamera dan
catatan lapangan. Kamera digunakan untuk mengambil gambar dan merekam segala
sesuatu yang terjadi di lapangan. Catatan lapangan digunakan untuk mencatat segala
bentuk informasi yang bersangkutan dengan penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Daniel (2003, hlm. 132) “pengumpulan data adalah prosedur yang
sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan”. Adapun teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
a. Observasi/Pengamatan
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis
dan disengaja melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala yang diamati.
Menurut Purwanto (dalam Basrowi, 2008, hlm. 94) „observasi ialah metode atau caracara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah
laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung‟.
Observasi digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan di
lapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang permasalahan

yang diteliti. Observasi dilakukan dengan tujuan untuk memberikan lebih banyak
informasi, serta dapat digunakan untuk membandingkan data yang berasal dari
keterangan responden dengan keadaan dilapangan, sehingga data yang terkumpul
lebih akurat. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati bagaimana kegiatan belajar
mengajar matematika pada siswa tunanetra yang berlangsung. Observasi/pengamatan
dilakukan terhadap siswa di Sekolah Menengah yaitu siswa kelas X (sepuluh) dan
siswa kelas VIII (delapan) di SLBN A Citeureup Kota Cimahi.
b. Wawancara

Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawacara adalah percakapan antara dua orang atau lebih dengan maksud
tertentu.

Percakapan

itu


dilakukan

oleh

dua

pihak,

yaitu

pihak

yang

mewawancara/mengajukan pertanyaan (interviewer) dan pihak yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu (interviewee). Dalam penelitian ini wawancara ditujukan
kepada siswa tunanetra kelas X (sepuluh) dan kelas VIII (delapan) serta guru
matematika di SLBN A Citeureup Kota Cimahi.


c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable berupa
catatan, transkrip, buku-buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda
dan sebagainya. Dokumentasi ini digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh
dari hasil wawancara dan observasi. Sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman.
Adapun dalam penelitian ini, peneliti mencari dokumen-dokumen yang berkaitan
dengan tujuan penelitian baik dokumen dari siswa, guru, maupun sekolah.

Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Pada Siswa Tunanetra di SLBN A
Citeureup Kota Cimahi

No

1.

Aspek Yang
Diteliti


Alat
Indikator

Pengumpul
Data

Perencanaan

Perencanaan

Wawancara

pembelajaran

pembelajaran:

Dokumentasi

Sumber
Data

Guru

Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No Item

1 s.d 6

matematika

a. Asesmen

pada

siswa

b. Analisis


tunanetra

di

Standar

SLBN

A

Kompetensi

Citeureup

(SK)

Cimahi

Kompetensi

dan

Dasar (KD)
c. Kriteria
Ketuntasan
Minimal
(KKM)
d. Silabus
e. RPP
2.

Pembelajaran

f.

matematika
pada

Pengelolaan
kelas

siswa

g. Pemilihan

tunanetra

di

penggunaan

SLBN

A

metode

Citeureup
Cimahi

dan

Observasi

Guru

Wawancara

Siswa

Dokumentasi

pembelajaran
h. Pemilihan

dan

penggunaan
media/

alat

peraga
i.

Penanganan
individual
siswa

Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7 s.d 20

tunanetra
j.

Evaluasi
pembelajaran

3.

Hambatan
yang

k. Sarana

dihadapi

dan

Prasarana
l.

pembelajaran

m. Lingkungan

matematika

n. Hambatan

siswa

tunanetra

di

SLBN

A

Guru

21 s.d 24

Guru

25 s.d 28

Observasi

dalam

pada

Wawancara

Siswa

Dokumentasi

lainnya

Citeureup
Cimahi
4.

Upaya

yang

o. Upaya

dilakukan guru

dalam

dalam

mengatasi

mengatasi

hambatan

hambatan

sarana

pembelajaran

prasarana

matematika
pada

p. Upaya

siswa

guru

Observasi
Dokumentasi

dan

guru

dalam

tunanetra

di

mengatasi

SLBN

A

hambatan pada

Citeureup
Cimahi

Wawancara

siswa
q. Upaya

guru

dalam

Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengatasi
hambatan
lingkungan
r. Upaya

guru

dalam
mengatasi
hambatan
lainnya
5.

Harapan siswa
tunanetra

s. Harapan siswa

Wawancara

Siswa

tunanetra

29 s. d
35

terhadap
kegiatan
belajar
mengajar
matematika

di

SLBN

A

Citeureup
Cimahi

E. Pengujian Keabsahan Data
Pengujian keabsahan data sangat diperlukan untuk menilai kesahihan data-data
yang diperoleh melalui proses pengumpulan data. Moleong (2010, hlm. 324)
menjelaskan bahwa
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan
teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada empat
kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan
(transferability),
kebergantungan
(dependability),
dan
kepastian

Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(confirmability). Masing-masing
pemeriksaan sendiri-sendiri.

kriteria

tersebut

menggunakan

teknik

Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau sebagai
pembanding terhadap data itu. Untuk menguji kredibilitas data, maka penelitian ini
akan menggunakan triangulasi sumber. Menurut Patton (dalam Moleong, 2010, hlm.
330): „triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda‟.
Hal ini menurut Moleong (2010, hlm. 331) dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
dikatakannya secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian dengan apa
yang dikatakannya sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan
pandangan orang.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh melalui observasi/pengamatan,
wawancara, dan dokumentasi direduksi, yaitu dengan menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan diorganisasi. Kemudian dilakukan
crosscheck

atau cek silang di antara ketiga data tersebut. Setiap sumber data dicek

silang dengan dua sumber data lainnya. Dengan demikian validitas data yang ada
dapat

dipertanggungjawabkan,

karena

data

akhir

yang

didapat

adalah hasil

perbandingan dari berbagai sumber data yang ada.

Data hasil wawancara

Data hasil observasi

Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data hasil dokumentasi

Bagan 3.1 Triangulasi teknik pengumpulan data

Bagan di atas merupakan alur teknik triangulasi yang digunakan oleh peneliti,
data hasil observasi dibandingkan dengan dicek silang dari data hasil dokumentasi
dan data hasil wawancara

dari berbagai sumber. Data hasil wawancara juga

dibandingkan dengan dicek silang dari data hasil dokumentasi dan observasi.
Demikian pula data hasil dokumentasi dicek silang dengan data hasil wawancara dan
observasi. Langkah terakhir adalah mengambil dan memutuskan kesimpulan secara
keseluruhan.

F. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari wawancara, angket, observasi/pengamatan, dan dokumentasi dengan
cara mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan
uraian dasar sehingga mudah untuk dipahami. Analisis data dalam penelitian ini
dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai
di lapangan. Hal ini sejalan dengan pendapat Nasution (dalam Sugiyono, 2008, hlm.
245) „Analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum
terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian‟.
Secara lebih rinci analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Reduksi data (data reduction)

Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan, penyederhanaan,
abstraksi, dan pentransformasian data mentah yang terjadi dalam catatan-catatan
lapangan tertulis. “Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam,
memilih, memokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu cara dimana
kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan” (Emzir, 2011, hlm. 130).
Menurut Silalahi (2010, hlm. 339): “reduksi data merupakan suatu bentuk analisis
yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasi data sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat
ditarik dan diverifikasi”. Pada tahap ini peneliti memilih hal-hal pokok dari data yang
diperoleh di lapangan,

merangkum,

memfokuskan pada hal-hal yang penting,

kemudian dicari tema dan polanya. Penulis memilah-milah data yang penting yang
berkaitan dengan fokus penelitian dan membuat kerangka penyajiannya.
2. Penyajian data (display data)
Setelah melakukan reduksi data, tahap selanjutnya yaitu penyajian data.
Penyajian

data

merupakan

sekumpulan

informasi

tersusun

yang

memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Melalui data
yang disajikan, peneliti akan melihat dan memahami apa yang sedang terjadi dan apa
yang harus dilakukan, menganalisis ataukah mengambil tindakan atas pemahaman
yang didapat dari penyajian data yang diperoleh. Pada tahap ini peneliti menyusun
kembali data berdasarkan klasifikasi, masing-masing topik kemudian dipisahkan,
topik yang sama disimpan dalam satu tempat untuk diberi tanda. Hal ini dilakukan
agar memudahkan dalam penggunaan data supaya tidak terjadi kekeliruan.

3. Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion drawing/verification)
Langkah ke tiga dari aktivitas analisis adalah kesimpulan dan verifikasi. Ketika
kegiatan pengumpulan data dilakukan, peneliti mulai mencari arti benda-benda,

Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, dan alur sebab akibat. Mula-mula
kesimpulan belum jelas, tetapi kemudian kian meningkat menjadi lebih terperinci.
Kesimpulan

diverifikasi

selama

penelitian

berlangsung.

Verifikasi itu

mungkin

sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pemikiran peneliti ataupun suatu
tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan. Makna-makna yang mucul dari data
harus diuji kebenarannya, kekukuhannya, dan kecocokannya yakni yang merupakan
validitasnya.

Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu