S PLB 1000870 Chapter1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemahaman yang jelas tentang siapa anak tunanetra merupakan dasar yang
penting untuk dapat menyelenggarakan layanan pendidikan dan pengajaran yang
tepat bagi mereka. Tunanetra adalah kondisi seseorang yang mengalami hambatan
dalam indera penglihatannya. Tunanetra juga dapat diartikan sebagai: “individu yang
indera penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima
informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti halnya orang awas”. (Somantri, 2007,
hlm. 65). Akibat hilang atau berkurangnya fungsi indera penglihatan, mereka
berusaha
memaksimalkan
indera-indera
lain
seperti
perabaan,
pendengaran,
penciuman, dan lain sebagainya untuk membantu melakukan aktivitas sehari-hari
termasuk kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses
atau kegiatan seorang guru menyampaikan informasi kepada siswa agar mereka
belajar atau mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Menurut Suryosubroto
(2009, hlm. 16) “Kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan yang dilakukan guru
mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai evaluasi dan program tindak
lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.”
Setiap proses belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru
dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang
didesain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Siswa sebagai subyek
pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru.
Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini melahirkan interaksi edukatif guna
mencapai tujuan pembelajaran. Guru dan siswa saling mempengaruhi dan memberi
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masukan, sehingga kegiatan belajar mengajar harus merupakan aktivitas yang hidup,
sarat nilai, dan senantiasa memiliki tujuan.
Sebagian besar hasil belajar siswa ditentukan oleh peranan guru. Guru
mempunyai pengaruh yang besar bukan hanya pada prestasi pendidikan anak tetapi
juga pada sikap anak di sekolah dan terhadap kebiasaan belajar anak pada umumnya.
Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif
dan akan lebih mampu mengelola kegiatan belajar mengajar sehingga siswa mampu
menerima semua pelajaran yang telah disampaikan oleh guru terutama mata pelajaran
yang dianggap sulit seperti mata pelajaran matematika.
Pada saat ini, dari sekian banyak mata pelajaran yang ada, matematika dianggap
sebagai mata pelajaran yang paling sulit untuk dipelajari. Padahal matematika sebagai
salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan formal
memegang peranan penting, karena matematika merupakan sarana berpikir ilmiah
yang sangat mendukung untuk mengkaji Iptek. Realisasi pentingnya pelajaran
matematika diajarkan pada peserta didik, tercermin pada ditempatkannya matematika
sebagai salah satu ilmu dasar untuk semua jenis dan jenjang pendidikan baik di
sekolah umum maupun di sekolah luar biasa.
Mengingat pentingnya peranan matematika maka prestasi belajar matematika
setiap sekolah perlu mendapatkan perhatian yang serius baik dari pihak guru maupun
siswa. Guru dan siswa dituntut untuk menguasai pelajaran matematika karena sangat
berpengaruh
untuk
menunjang
keberhasilan
belajar
siswa
dalam
menempuh
pendidikan yang lebih tinggi. Tidak ada syarat khusus dalam matematika yang harus
dimiliki oleh siapapun yang ingin mendalaminya baik untuk sekolah umum maupun
sekolah luar biasa misalnya siswa tunanetra. Dengan keterbatasan yang dimilikinya
siswa tunanetra dituntut untuk mampu bersaing dengan siswa pada umumnya.
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keberhasilan siswa tunanetra tidak lepas dari peranan guru dalam menyampaikan
mata pelajaran matematika yang mudah dipahami oleh siswa tunanetra.
Akan tetapi, fakta di lapangan menunjukkan bahwa sebagian guru di Sekolah
Luar Biasa seringkali tidak mengetahui pembelajaran seperti apa yang diharapkan
oleh siswa terutama untuk mata pelajaran matematika yang dianggap paling sulit oleh
siswa. Siswa hanya menerima kondisi yang diciptakan oleh guru baik dengan kondisi
yang diinginkan maupun kondisi yang tidak diinginkan oleh siswa. Jika hal ini
dibiarkan, maka guru tidak akan mengetahui dimana letak kekurangannya akibatnya
kegiatan belajar mengajar menjadi kurang optimal.
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Kegiatan Belajar Mengajar Matematika pada Siswa Tunanetra di
SLBN A Citeureup Kota Cimahi”.
B. Fokus Masalah
Adapun yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika pada Siswa Tunanetra di SLBN A Citeureup
Kota Cimahi”. Selanjutnya fokus masalah tersebut dirinci ke dalam beberapa
pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di
SLBN A Citeureup kota Cimahi?
2. Bagaimanakah Kegiatan belajar mengajar matematika yang diharapkan oleh
siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi?
3. Bagaimanakah kesulitan yang dihadapi guru dalam kegiatan belajar mengajar
matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi?
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Bagaimanakah upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan dalam
kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A
Citeureup kota Cimahi?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai
kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup
kota Cimahi”.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1) Kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A
Citeureup kota Cimahi
2) Kegiatan belajar mengajar matematika yang diharapkan oleh siswa tunanetra di
SLBN A Citeureup kota Cimahi
3) Kesulitan yang dihadapi guru dalam kegiatan belajar mengajar matematika pada
siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi
4) Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan dalam kegiatan belajar
mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi
2. Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis.
a. Manfaat Teoritis
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan di sekolah luar
biasa.
Pengembangan
tersebut
berkaitan
dengan
kegiatan
belajar
mengajar
matematika yang dapat dinikmati oleh semua kalangan termasuk anak tunanetra.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1) Siswa: Bisa mendapatkan layanan pendidikan yang lebih optimal khususnya
untuk mata pelajaran matematika sesuai dengan kebutuhannya.
2) Guru: Memberikan informasi tentang pembelajaran matematika yang diharapkan
oleh siswa serta masukan agar kegiatan belajar mengajar bisa lebih optimal.
3) Lembaga pendidikan: memberikan informasi serta masukan untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemahaman yang jelas tentang siapa anak tunanetra merupakan dasar yang
penting untuk dapat menyelenggarakan layanan pendidikan dan pengajaran yang
tepat bagi mereka. Tunanetra adalah kondisi seseorang yang mengalami hambatan
dalam indera penglihatannya. Tunanetra juga dapat diartikan sebagai: “individu yang
indera penglihatannya (kedua-duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima
informasi dalam kegiatan sehari-hari seperti halnya orang awas”. (Somantri, 2007,
hlm. 65). Akibat hilang atau berkurangnya fungsi indera penglihatan, mereka
berusaha
memaksimalkan
indera-indera
lain
seperti
perabaan,
pendengaran,
penciuman, dan lain sebagainya untuk membantu melakukan aktivitas sehari-hari
termasuk kegiatan belajar mengajar. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses
atau kegiatan seorang guru menyampaikan informasi kepada siswa agar mereka
belajar atau mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Menurut Suryosubroto
(2009, hlm. 16) “Kegiatan belajar mengajar adalah kegiatan yang dilakukan guru
mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, sampai evaluasi dan program tindak
lanjut yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu.”
Setiap proses belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru
dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang
didesain secara sengaja, sistematis dan berkesinambungan. Siswa sebagai subyek
pembelajaran merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru.
Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini melahirkan interaksi edukatif guna
mencapai tujuan pembelajaran. Guru dan siswa saling mempengaruhi dan memberi
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masukan, sehingga kegiatan belajar mengajar harus merupakan aktivitas yang hidup,
sarat nilai, dan senantiasa memiliki tujuan.
Sebagian besar hasil belajar siswa ditentukan oleh peranan guru. Guru
mempunyai pengaruh yang besar bukan hanya pada prestasi pendidikan anak tetapi
juga pada sikap anak di sekolah dan terhadap kebiasaan belajar anak pada umumnya.
Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif
dan akan lebih mampu mengelola kegiatan belajar mengajar sehingga siswa mampu
menerima semua pelajaran yang telah disampaikan oleh guru terutama mata pelajaran
yang dianggap sulit seperti mata pelajaran matematika.
Pada saat ini, dari sekian banyak mata pelajaran yang ada, matematika dianggap
sebagai mata pelajaran yang paling sulit untuk dipelajari. Padahal matematika sebagai
salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan formal
memegang peranan penting, karena matematika merupakan sarana berpikir ilmiah
yang sangat mendukung untuk mengkaji Iptek. Realisasi pentingnya pelajaran
matematika diajarkan pada peserta didik, tercermin pada ditempatkannya matematika
sebagai salah satu ilmu dasar untuk semua jenis dan jenjang pendidikan baik di
sekolah umum maupun di sekolah luar biasa.
Mengingat pentingnya peranan matematika maka prestasi belajar matematika
setiap sekolah perlu mendapatkan perhatian yang serius baik dari pihak guru maupun
siswa. Guru dan siswa dituntut untuk menguasai pelajaran matematika karena sangat
berpengaruh
untuk
menunjang
keberhasilan
belajar
siswa
dalam
menempuh
pendidikan yang lebih tinggi. Tidak ada syarat khusus dalam matematika yang harus
dimiliki oleh siapapun yang ingin mendalaminya baik untuk sekolah umum maupun
sekolah luar biasa misalnya siswa tunanetra. Dengan keterbatasan yang dimilikinya
siswa tunanetra dituntut untuk mampu bersaing dengan siswa pada umumnya.
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keberhasilan siswa tunanetra tidak lepas dari peranan guru dalam menyampaikan
mata pelajaran matematika yang mudah dipahami oleh siswa tunanetra.
Akan tetapi, fakta di lapangan menunjukkan bahwa sebagian guru di Sekolah
Luar Biasa seringkali tidak mengetahui pembelajaran seperti apa yang diharapkan
oleh siswa terutama untuk mata pelajaran matematika yang dianggap paling sulit oleh
siswa. Siswa hanya menerima kondisi yang diciptakan oleh guru baik dengan kondisi
yang diinginkan maupun kondisi yang tidak diinginkan oleh siswa. Jika hal ini
dibiarkan, maka guru tidak akan mengetahui dimana letak kekurangannya akibatnya
kegiatan belajar mengajar menjadi kurang optimal.
Berdasarkan permasalahan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Kegiatan Belajar Mengajar Matematika pada Siswa Tunanetra di
SLBN A Citeureup Kota Cimahi”.
B. Fokus Masalah
Adapun yang menjadi fokus masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana
Kegiatan Belajar Mengajar Matematika pada Siswa Tunanetra di SLBN A Citeureup
Kota Cimahi”. Selanjutnya fokus masalah tersebut dirinci ke dalam beberapa
pertanyaan penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di
SLBN A Citeureup kota Cimahi?
2. Bagaimanakah Kegiatan belajar mengajar matematika yang diharapkan oleh
siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi?
3. Bagaimanakah kesulitan yang dihadapi guru dalam kegiatan belajar mengajar
matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi?
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Bagaimanakah upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan dalam
kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A
Citeureup kota Cimahi?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai
kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup
kota Cimahi”.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1) Kegiatan belajar mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A
Citeureup kota Cimahi
2) Kegiatan belajar mengajar matematika yang diharapkan oleh siswa tunanetra di
SLBN A Citeureup kota Cimahi
3) Kesulitan yang dihadapi guru dalam kegiatan belajar mengajar matematika pada
siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi
4) Upaya yang dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan dalam kegiatan belajar
mengajar matematika pada siswa tunanetra di SLBN A Citeureup kota Cimahi
2. Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis.
a. Manfaat Teoritis
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada
pengembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam dunia pendidikan di sekolah luar
biasa.
Pengembangan
tersebut
berkaitan
dengan
kegiatan
belajar
mengajar
matematika yang dapat dinikmati oleh semua kalangan termasuk anak tunanetra.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1) Siswa: Bisa mendapatkan layanan pendidikan yang lebih optimal khususnya
untuk mata pelajaran matematika sesuai dengan kebutuhannya.
2) Guru: Memberikan informasi tentang pembelajaran matematika yang diharapkan
oleh siswa serta masukan agar kegiatan belajar mengajar bisa lebih optimal.
3) Lembaga pendidikan: memberikan informasi serta masukan untuk meningkatkan
mutu pendidikan.
Yuli Yuliani, 2014
Kegiatan belajar mengajar matematika
Pada siswa tunanetra di slbn a citeureup kota cimahi
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu