Peranan jalur tingkat suku bunga

Rahmi Eliyana

http://epserv.fe.unila.ac.id

ABSTRAK

PERANAN JALUR TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP
EFEKTIFITAS MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER DI
INDONESIA

Oleh

Rahmi Eliyana
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh jawaban mengenai peran jalur tingkat
suku bunga terhadap efektifitas mekanisme transmisi kebijakan moneter di
Indonesia. Permasalahan yang diangkat dalam penulisan ini adalah apakah jalur
tingkat suku bunga efektif dalam mencapai hasil akhir dari kebijakan moneter
yang telah ditetapkan, dan untuk mengetahui lamanya pengaruh variabel
kebijakan pada jalur tingkat suku bunga hingga mencapai sasaran akhir. Hipotesis
yang diajukan dalam penulisan ini adalah diduga bahwa, mekanisme transmisi
kebijakan moneter melalui jalur tingkat suku bunga lebih efektif dan dominant

mempengaruhi perekonomian. Hipotesis kedua adalah diduga mekanisme
transmisi kebijakan moneter melalui jalur tingkat suku bunga membutuhkan time
lag yang lebih pendek dibandingkan jalur transmisi lain dalam mempengaruhi
sasaran akhir.

Rahmi Eliyana

Penyusunan skripsi ini menggunakan model persamaan regresi linier berganda.
Dengan menggunakan bantuan program komputer SPSS for windows, angka R2
sebesar 0,717 menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang cukup kuat antara
variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu inflasi, sedangkan sisanya
28,3 persen dijelaskan faktor lain yang tidak dilibatkan dalam model.
Dengan pengujian secara keseluruhan (Uji F), yang berguna untuk melihat
pengaruh dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat, diperoleh nilai F
hitung = 15,529 lebih besar dari F tabel = 5,54. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel bebas memiliki pengaruh terhadap variabel terikat, yaitu inflasi . Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan variabel-variabel bebas untuk menjelaskan
variabel terikat dalam penelitian ini dinilai representatif dan cukup diterima.
Dari uji DW didapatkan DW statistik sebesar 2,396. Karena model yang
digunakan pada skripsi ini mengandung variabel time lag, maka uji DW yang

digunakan adalah uji h Durbin untuk menguji otokorelasi. Didapat hasil h = 5,57.
Karena 5,57 > 1,96 maka penelitian ini menolak hipotesis nol yang menyatakan
tidak ada autokorelasi.

Uji statistik t pada tingkat kepercayaan 95 persen (α = 0,05) dan df = 15,
menunjukkan bahwa suku bunga SBI berpengaruh nyata terhadap inflasi, karena
memiliki t hitung = | 5,279 | > t tabel = | 2,131 |. Tingkat investasi berpengaruh
negatif terhadap inflasi, karena memiliki t hitung = | -1,761| < t tabel = |-2.131 |.