makalah masuknya islam ke indonesia

MAKALAH MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA

KELOMPOK 6 :
ANGGOTA :
CINDY YOLANDHITA (05)
DESI FATMALA SARI (07)
ERIKA ANGGITA S (09)
JAHRAN PRATIWI (14)
RESTY JAYANTY (23)

SMPN 2 GARUT
IX-C

Daftar pusaka
Puji syukur kami panjatkan kehadirat tuhan yang maha Esa
karena atas karunia-Nya makalah yang mempelajari tentang
sejarah masuknya islam ke indonesia . makalah ini disusun
untuk memberi sedikit informasi kepada teman-teman .
Makalh ini berisi tentang sejarah bagaimana islam masuk ke
indonesia , orang-orang penting yang membawa islam bisa
masuk indonesia , serta sumber-sumber sejarah masuknya

islam ke indonesia .
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan , karena itu kami menunggu saran dan
kritik yang positif demi perbaikan makalah ini . akhirnya kami
ucapkan banyak terima kasih kepada guru dan teman-teman
yang membaca makalah kami . semoga makal ini bermanfaat
bagi teman-teman yang membacanya .

A.MASUKNYA ISLAM KE INDONESIA
Sekitar abad ke-7 dan ke-8 Indonesia sudah ada pedagang-pedagang dari India (Gujarat),
Arab dan Persia. Mereka berdagang di Indonesia dengan memperdagangkan rempah-rempah
dan emas. Pada waktu itu Selat Malaka merupakan tempat yang paling ramai di Nusantara,
maka dari itu Selat Malaka berperan sebagai pintu gerbang ke lautan Nusantara.
Sambil menunggu angin musim yang baik, para pedagang asing tersebut melakukan interaksi
dengan penduduk setempat, selain menjalin hubungan dagang, para pedagang asing
membawa ajaran Islam beserta kebudayaannya sehingga semakin lama ajaran dan
kebudayaan Islam berpengaruh terhadap penduduk setempat.
Pada awalnya pengaruh Islam hanya berkembang di daerah-daerah pantai, namun lambat laun
berkembang di wilayah pedalaman. Ada beberapa pendapat yang menyatakan tentang
masuknya Islam ke Indonesia. Pendapat tersebut antara lain :

Masuknya Islam ke Indonesia antara abad 7 dan 8, buktinya pada abad 7 dan 8 telah
terdapat perkampungan Islam di sekitar Malaka.
Islam masuk ke Indonesia pada abad 11, buktinya Nisan Fatimah binti Maimun di desa
Leran (Gresik) Jawa Timur yang berangka tahun 1082
Islam masuk ke Indonesia pada abad 13, buktinya :
Batu nisan Sultan Malik Al Saleh berangka tahun 1297
Catatan Marcopolo tahun 1292 yang menyatakan bahwa penduduk Perlak telah
memeluk agama Islam
Catatan Ibnu Batutah tahun 1345 -1346 yang menyatakan bahwa penguasa Samudra
Pasai menganut paham Syafi’i
Catatan Ma Huan yang menyatakan bahwa pada abad 15 sebagian besar masyarakat di
Pantai Utara Jawa Timur telah memeluk agama Islam
Summa Oriental karya dari Tome Pires yang memberitahukan tentang penyebaran Islam
meliputi Sumatera, Kalimantan, Jawa hingga kepulauan Maluku.

1. Proses dakwah islam melalui perdagangan
Masuknya islam sejalan dengan berkembang dan ramainya perdagangan
antara jazirah arab , teluk persia , india , selat malaka dan kepulauan
indonesia pada abad ke 7-15 masehi .
Para pedagang yang berasal dari berbagai negeri yang jauh dari indonesia

, misalnya arab , persia , irak , gujarat , dan baggal (anak benua india) ,
srilangka , dan negeri yang lainnya karena faktor musim yang
menentukan waktu pelayaran .
Melalui perdagangan inilah sangan menguntungkan bagi penyebar islam .
karena para raja dan kaum bangsawan ikut serta dalam perdagangan ini .
para pedagang muslim yang bermukim di pesisir jawa (pantura) yang
penduduknya masih kafir .

2. Melalui perkawinan
Banyak masyarakan yang berhubungan sosial dengan masyarakat lain
yang menyebabkan terjadinya perkawinan antara masyarakat yang
berbeda agama dan maka dari itu orang yang sebelum tidak mengenal
islam dengan terjadinya perkawinan tersebut orang yang tadinya tidak tau
islam sekarang mulai mengenal . dan perkawinan itu kemudian mereka
banyak memperoleh keturunan yang juga islam .

3. Penyebaran islam melalui pendidikan
Masuk dan berkembangnya islam di nusantara juga dilakukan melalui
jalur pendidikan . baik pesantren-pesantren maupun di pondok-pondok
yang diselenggarakan oleh para kiai , para ulama , dan sebagainya .

sehingga para santri yang telah mendapat ilmu agama kembali ke
kampung masing-masing untuk berdakwah ke tempat-tempat tertentu
mengajarkan islam .

4. Penyebaran islam melalui kesenian
Diantara kesenian yang paling terkenal adalah wayang . jalur ini
dilakukan oleh sunan kalijaga . beliau adalah tokoh yang paling mahir
dalam mementaskan wayang . para penonton dibimbing untuk
mengucapkan syahadat sebagai cerita wayang dipetik dari mahabrata dan
ramayan .

5. Proses penyebaran islam oleh wali songo
SUNAN GUNUNG JATI

Dalam usia yang begitu muda Syarif Hidayatullah ditinggal mati oleh ayahnya. Ia ditunjuk
untuk menggantikan kedudukannya sebagai Raja Mesir tapi anak yang masih berusia dua
puluh tahun itu tidak mau. Dia dan ibunya bermaksud pulang ke tanah jawa berdakwah di
Jawa Barat. Kedudukan ayahnya itu kemudian diberikan kepada adiknya yaitu Syarif
Nurullah.
Sewaktu berada di negeri Mesir Syarif Hidayatullah berguru kepada beberapa ulam besar

didaratan timur tengah. Dalam usia muda itu ilmunya sudah sangat banyak, maka ketika
pulang ke tanah leluhurnya yaitu Jawa ia tidak merasa kesulitan melakukan dakwah.
SUNAN KUDUS
Menurut salah satu sumber, Sunan Kudus adalah putera Raden Usman haji yang bergelar
Sunan Ngudung dari Jipang Panolan. Ada yang mengatakan letak Jipang Panolan ini
disebelah utara kota Blora. Di dalam babad tanah jawa, disebutkan bahwa Sunan Ngudung
pernah memimpin pasukan Majapahit. Sunan ngudung selaku senopati Demak berhadapan
dengan Raden Husain atau Adipati Terung dari Majapahit. Dalam pertempuran yang sengit
dan saling mengeluarkan aji kesaktian itu Sunan Ngudung gugur sebagai pahlawan sahid.
Kedudukannya sebagai senopati Demak kemudian digantikan oleh sunan Kudus yang
puteranya sendiri yang bernama asli Ja’far Sodiq.

Pasukan Demak hampir saja menderita kekalahan, namun berkat siasat Sunan Kalijaga, dan
bantuan pusaka Raden Patah yang dibawa dari Palembang kedudukan Demak dan Majapahit
akhinya berimbang.
Selanjutnya melalui jalan diplomasi yang dilakukan Patih Wanasalam dan Sunan Kalijaga,
peperangan itu dapat dihentikan. Adipati Terung yang memimpin laskar Majapahit diajak
damai dan bergabung dengan Raden Patah yang ternyata adalah kakaknya sendiri. Kini
keadaan berbalik. Adipati Terung dan pengikutnya bergabung dengan tentara Demak dan
menggempur tentara Majapahit hingga ke belahan timur. Pada akhirnya perang itu

dimenangkan oleh pasukan Demak.
SYEKH MAULANA MALIK IBRAHIM
Jauh sebelum Maulana Malik Ibrahim datang ke Pulau Jawa. Sebenarnya sudah ada
masyarakat Islam di daerah-daerah pantai utara. Termasuk di desa Leran. Hal itu bisa
dibuktikan dengan adanya makam seorang wanita bernama Fatimah Binti Maimun yang
meninggal pada tahun 475 Hijriyah atau pada tahun 1082 M.
Jadi sebelum jaman Wali Songo, Islam sudah ada di pulau Jawa, yaitu daerah Jepara dan
Leren. Tetapi Islam pada masa itu masih belum berkembang secara besar-besaran.

Maulana Malik Ibrahim yang lebih dikenal penduduk setempat
sebagai Kakek Bantal itu diperkirakan datang ke Gresik pada tahun 1404 M. Beliau
berdakwah di Gresik hingga akhir wafatnya yaitu pada tahun 1419 M.
Pada masa itu kerajaan yang berkuasa di Jawa Timur adalah Majapahit. Raja dan rakyatnya
kebanyakan masih beragama Hindu atau Budha. Sebagian rakyat Gresik sudah ada yang
beragam Islam, tetapi masih banyak yang beragama Hindu atau bahkan tidak beragama sama
sekali.
Dalam Dakwah kakek bantal menggunakan cara yang bijaksana dan strategi yang tepat
berdasarkan ajaran Al-Qur’an yaitu :
“Hendaklah engkau ajak kejalan TuhanMu dengan hikmah (kebijaksanaan) dan dengan
petunjuk-petunjuk yang baik serta ajaklah mereka berdialog (bertukar pikiran) dengan cara

yang sebaik-baiknya (QS. An Nahl ; 125)”

SUNAN AMPEL

Tahukah anda dengan daerah Bukhara? Bukhara terletak di Samarqand. Sejak dahulu daerah
Samarqand dikenal sebagai daerah Islam yang melahirkan ulama-ulama besar seperti Imam
Bukhari yang mashur sebagai pewaris hadist shahih.
Disamarqand ini ada seorang ulama besar bernama Syekh Jamalluddin Jumadil Kubra,
seorang Ahlussunnah bermazhab syafi’I, beliau mempunyai seorang putera bernama Ibrahim,
dan karena berasal dari samarqand maka Ibrahim kemudian mendapatkan tambahan nama
Samarqandi. Orang jawa sukar menyebutkan Samarqandi maka mereka hanya menyebutnya
sebagai Syekh Ibrahim Asmarakandi.
Syekh Ibrahim Asmarakandi ini diperintah oleh ayahnya yaitu Syekh Jamalluddin Jumadil
Kubra untuk berdakwah ke negara-negara Asia. Perintah inilah yang dilaksanakan dan
kemudian beliau diambil menantu oleh Raja Cempa, dijodohkan dengan puteri Raja Cempa
yang bernama Dewi Candrawulan.
Negeri Cempa ini menurut sebagian ahli sejarah terletak di Muangthai. Dari perkawinan
dengan Dewi Candrawulan maka Syekh Ibrahim Asmarakandi mendapat dua orang putera
yaitu Sayyid Ali Rahmatullah dan Sayyid Ali Murtadho. Sedangkan adik Dewi Candrawulan
yang bernama Dewi Dwarawati diperisteri oleh Prabu Brawijaya Majapahit. Dengan

demikian keduanya adalah keponakan Ratu Majapahit dan tergolong putera bangsawan atau
pangeran kerajaan. Para pangeran atau bangsawan kerajaan pada waktu itu mendapat gelar
Rahadian yang artinya Tuanku, dalam proses selanjutnya sebutan ini cukup dipersingkat
dengan Raden.
Raja Majapahit sangat senang mendapat isteri dari negeri Cempa yang wajahnya dan
kepribadiannya sangat memikat hati. Sehingga isteri-osteri yang lainnya diceraikan, banyak
yang diberikan kepada para adipatinya yang tersebar di seluruh Nusantara. Salah satu contoh
adalah isteri yang bernama Dewi Kian, seorang puteri Cina yang diberikan kepada Adipati
Ario Damar di Palembang.
Ketika Dewi Kian diceraikan dan diberikan kepada Ario Damar saat itu sedang hamil tiga
bulan. Ario Damar menggauli puteri Cina itu sampai si jabang bayi terlahir kedunia. Bayi
yang lahir dari Dewi Kian itulah yang nantunya bernama Raden Hasan atau lebih dikenal
dengan nama “ Raden Patah “, salah satu seorang daru murid Sunan Ampel yang menjadi
Raja di Demak Bintoro.

Kerajaan Majapahit sesudah ditinggal Mahapatih Gajah Mada dan Prabu Hayam Wuruk
mengalami kemunduran Drastis. Kerajaan terpecah belah karena terjadinya perang saudara.
Dan para adipati banyak yang tidak loyal dengan keturunan Prabu Hayam Wuruk yaitu Prabu
Brawijaya Kertabumi.
Pajak dan upeti kerajaan tidak ada yang sampai ke istana Majapahit. Lebih sering dinikmati

oleh para adipati itu sendiri. Hal ini membuat sang Prabu bersedih hati. Lebih-lebih lagi
dengan adanya kebiasaan buruk kaum bangsawan dan para pangeran yang suka berpesta pra
dan main judi serta mabuk-mabukan. Prabu Brawijaya sadar betul bila kebiasaan semacam
ini diteruskan negara/kerjaan akan menjadi lemah dan jika kerajaan sudah kehilangan
kekuasaan betapa mudahnya bagi musuh untuk menghancurkan Majapahit Raya.
Ratu Dwarawati, yaitu isteri Prabu Brawijaya mengetahui kerisauan hati suaminya. Dengan
memberanikan diri dia mengajukan pendapat kepada suaminya. Saya mempunyai seorang
keponakan yang ahli mendidik dalam hal mengatasi kemerosotan budi pekerti, kata Ratu
Dwarawati.
Betulkah? Tanya sang Prabu . Ya, namanya Sayyid Ali Rahmatullah, putera dari kanda Dewi
Candrawulan di negeri Cempa. Bila kanda berkenan saya akan meminta Ramanda Prabu di
Cempa untuk mendatangkan Ali Rahmatullah ke Majapahit ini.
Tentu saja aku merasa senang bila Rama Prabu di Cempa Berkenan mengirimkan Sayyid Ali
Rahmatullah ini kata Prabu Brawijaya.

SUNAN GIRI
Di awal abad 14 M, kerajaan Blambangan diperintah oleh Prabu Mena Sembuyu, salah
seorang keturunan Prabu Hayam Wuruk dari kerajaan Majapahit. Raja dan rakyatnya
memeluk agam Hindu dan sebagian ada yang memeluk agama Budha.


Pada suatu hari Parbu Menak Sembuyu gelisah, demikian pula permaisurinya pasalnya puteri
mereka satu-satunya jatuh selama beberapa bulan. Sudah diusahakan mendatangkan tabib dan
dukun untuk mengobati tapi sang puteri belum sembuh juga.
Memang pada waktu itu kerajaan Blambangan sedang dilanda wabah penyakit. Banyak sudah
korban berjatuhan. Menurut gambaran babad tanah jawa esok sakit sorenya mati. Seluruh
penduduk sangat prihatin, berduka dan hampir semua kegiatan sehari-hari menjadi macet
total.
Atas saran permaisuri Prabu Menak Sembuyu mengadakan sayembara, siapa yang dapat
menyembuhkan puterinya akan diambil menantu dan siapa yang dapat mengusir wabah
penyakit di Blambangan akan diangkat sebagai Bupati atau Raja Muda. Sayembara disebar
hampir keseluruh pelosok negeri. Tapi sudah berbulan-bulan tidak juga ada yang dapat
memenangkan sayembara tersebut.
Permaisuri makin sedih hatinya, prabu Menak Sembuyu berusaha menghibur isterinya
dengan menugaskan Patih Baju Sengara untuk mencari pertapa sakti guna mengobati
penyakit puterinya.
Diiringi beberapa prajurit pilihan, Patih Baju Sengara berangkat melaksanakan tugasnya. Para
pertapa biasanya tinggal dipuncak lereng-lereng gunung, maka kesanalah tujuan Patih Bajul
Sengara.
Patih Bajul Sengara akhirnya bertemu dengan Resi Kandabaya yang mengetahui adanya
tokoh sakti dari negeri seberang. Orang yang dimaksud adalah Syekh Maulana Ishak yang

sedang berdakwah secara sembunyi-sembunyi dinegeri Blambangan.
Patih Bajul Sengara bertemu dengan Syekh Maulana Ishak yang sedang bertafakkur disebuah
goa. Syekh Maulana Ishak mau mengobati puteri Prabu Menak Sembuyu dengan syarat
Prabu mau masuk atau memeluk agama Islam. Syekh Maulana Ishak memang piawai
dibidang ilmu kedokteran, puteri Dewi Sekar Dadu sembuh sekali diobati.

SUNAN BONANG
Dari berbagai sumber disebutkan bahwa Sunan Bonang itu nama aslinya adalah Syekh
Maulana Makdum Ibrahim. Putera Sunan Ampel dan Dewi Condrowati yang sering disebut
Nyai Ageng Manila.

Ada yang mengatakan Dewi Condrowati itu adalah puteri Prabu Kertabumi. Dengan
demikian Raden Makdum adalah seorang Pangeran Majapahit karena ibunya adalah puteri
Raja Majapahit dan ayahnya menantu Raja Majapahit.
Sebagai seorang wali yang disegani dan dianggap Mufti atau pemimpin agama se tanah jawa,
tentu saja Sunan Ampel mempunyai ilmu yang sangat tinggi. Sejak kecil Raden Makdum
Ibrahim sudah diberi pelajaran agama Islam secara tekun dan disiplin.
Sudah bukan rahasia bahwa latihan atau riadha para wali itu lebih berat daripada orang
awam. Raden Makdum Ibrahim adalah calon wali yang besar, maka Sunan Ampel sejak dini
juga mempersiapkan sebaik mungkin.
Disebutkan dari berbagai literatur bahwa Raden Makdum Ibrahim dan Raden Paku sewaktu
masih remaja meneruskan pelajaran agama Islam ke tanah seberang yaitu negeri Pasai.
Keduanya menambah pengetahuan kepada Syekh Awwalul Islam atau ayah kandung dari
Sunan Giri, juga belajar kepada para ulama besar yang banyak menetap di Negeri Pasai.
Seperti ulama tasawuf yang berasal dari bagdad, Mesin, Arab dan Parsi atau Iran.
Sesudah belajar di negeri Pasai Raden Makdum Ibrahim dan Raden Paku pulang ke jawa.
Raden paku kembali ke Gresik, mendirikan pesantren di Giri sehingga terkenal sebagai
Sunan Giri.
Raden Makdum Ibrahim diperintahkan Sunan Ampel untuk berdakwah di daerah Lasem,
Rembang, Tuban dan daerah Sempadan Surabaya.

SUNAN KALIJAGA

Sunan Kalijaga itu aslinya bernama Raden Said. Putera Adipati Tuban yaitu Tumenggung
Wilakita.
Tumenggung Wilakita seringkali disebut Raden Sahur, walau dia termasuk keturunan
Ranggawale yang beragama Hindu tapi Raden Sahur sendiri sudah masuk agama Islam.
Sejak kecil Raden Said sudah diperkenalkan kepada agama Islam oleh guru agama Kadipaten
Tuban. Tetapi karena melihat keadaan sekitar atau lingkungan yang kontradiksi dengan
kehidupan rakyat jelata maka jiwa Raden Said berontak.
Gelora jiwa muda Raden Said seakan meledak-ledak manakala melihat praktek oknum
pejabat kadipaten Tuban disaat menarik pajak pada penduduk atau rakyat jelata.
SUNAN DRAJAD
Nama asli Sunan Drajad adalah Raden Qosim, beliau putera Sunan Ampel dengan Dewi
Condrowati dan merupakan adik dari Raden Makdum Ibrahim atau Sunan Bonang.

Raden Qosim yang sudah mewarisi ilmu dari ayahnya kemudian diperintah untuk berdakwah
di sebelah barat Gresik yaitu daerah kosong dari ulama besar antara Tuban dan Gresik.
Raden Qosim memulai perjalanannya dengan naik perahu dari Gresik sesudah singgah
ditempat Sunan Giri. Dalam perjalanan ke arah Barat itu perahu beliau tiba-tiba dihantam
oleh ombak yang besar sehingga menabrak karang dan hancur. Hampir saja Raden Qosim
kehilangan jiwanya. Tapi bila Tuhan belum menentukan ajal seseorang biar bagaimanapun
hebatnya kecelakaan pasti dia akan selamat, demikian pula halnya dengan Raden Qosim.

Secara kebetulan seekor ikan besar yaitu ikan talang datang kepada Raden Qosim dan beliau
pun menaiki punggung ikan tersebut hingga selamat ke tepi pantai.
SUNAN MURIA

Beliau adalah putera Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Nama
aslinya Raden Umar Said. Seperti ayahnya, dalam berdakwah beliau menggunakan cara
halus, ibarat mengambil ikan tidak sampai mengeruhkan airnya. Itulah cara yang ditempuh
untuk menyiarkan agama Islam di sekitar Gunung Muria.
Tempat tinggal beliau di gunung Muria yang salah satu puncaknya bernama Colo. Letaknya
disebelah utara kota Kudus. Sasaran dakwah beliau adalah para pedagang, nelayan, pelaut
dan rakyat jelata. Beliau lah satu-satu wali yang tetap mempertahankan kesenian gamelan dan
wayang sebagai alat dakwah untuk menyampaikan Islam. Dan beliau pula yang menciptakan
tembang Sinom dan Kinanti.

C. Kerajaan Islam yang berkembang di Indonesia
1.Kerajaan Samudra Pasai
Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam yang pertama kali berdiri di Indonesia.
Kerajaan Samudra Pasai yang terletak di Lhokseumawe berdiri pada abad ke-13. Raja
pertama Samudra Pasai adalah Sultan Malik Al Saleh yang memerintah hingga tahun 1297.
Sepeninggal Sultan Malik Al Saleh, Samudra Pasai diperintah oleh Sultan Malik Al Tahir.
Pada masa pemerintahannya Samudra Pasai berkembang menjadi daerah perdagangan dan
penyebaran Islam.
Banyak pedagang muslim Arab dan Gujarat yang tinggal di Samudra Pasai sehingga Samudra
Pasai berperan besar dalam penyebaran agama Islam di Indonesia
Perkembangan Kerajaan Samudra Pasai didorong beberapa faktor yaitu :
Letak Samudra Pasai strategis di tepi selat Malaka
Melemahnya kerajaan Sriwijaya yang menyebabkan Samudra Pasai berkesempatan untuk
berkembang
Samudra pasai selanjutnya diperintah oleh Sultan Ahmad. PADA masa ini terjalin dengan
kesultanan Dehli di India yang dibuktikan dengan kedatangan Ibnu Batutah di Samudra Pasai

tahun 1345 kerajaan Samudra Pasai akhirnya mengalami kemunduran sepeninggal Sultan
Ahmad. Hal ini disebabkan oleh terdesaknya perdagangan Samudra Pasai oleh Malaka

2.Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh berdiri pada awal abad ke-16 yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah
setelah berhasil melepaskan diri dari kerajaan Pedir. Beberapa faktor yang mendorong
berkembangnya kerajaan Aceh, antara lain :
Jatuhnya Malaka dalam kekuasaan Portugis tahun 1511
Letak kerajaan Aceh sangat strategis pada jalur perdagangan internasional
Kerajaan Aceh mempunyai pelabuhan dagang yang ramai dan menjadi pusat agama Islam.
Kerajaan Aceh akhirnya mengalami puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Iskandar Muda (1607-1636). Wilayah kekuasaan kerajaan Aceh bertambah luas hingga ke
Deli, Nias, Bintang, Johor, Pahang, Perah dan Kedah. Dalam upayanya memperluas wilayah
ternyata diikuti dengan upacara penyebaran agama Islam sehingga daerah-daerah yang
dikuasai Kerajaan Aceh akhirnya menganut Islam
Corak pemerintahan kerajaan Aceh memiliki ciri khusus yang didasarkan pemerintahan sipil
dan agama. Hukum adat dijalankan berlandaskan Islam yang disebut Adat Maukta Alam.
Setelah Sultan Iskandar Muda meninggal Aceh mengalami kemunduran karena :
Tidak ada raja-raja yang mampu mengendalikan daerah Aceh yang demikian luas
Timbulnya pertikaian antara golongan bangsawan (teuku) dan golongan ulama (teungku)
Timbulnya pertikaian golongan ulama yang beraliran Syiah dan Sunnah Wal Jamaah
Banyak daerah yang melepaskan diri seperti Johong, Pahang, Perlak, Minangkabau dan
Syiak
Mundurnya perdagangan karena selat Malaka dikuasai Belanda (1641)

3. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak didirikan oleh Raden Patah pada akhir abad 15, setelah berhasil melepaskan
diri dari pengaruh kerajaan Majapahit. Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama
yang berdiri di Pulau Jawa.
Pada masa pemerintahan Raden Patah, Demak mengalami perkembangan pesat. Faktor-faktor
pendorong kemajuan kerajaan Demak adalah :
Runtuhnya kerajaan Majapahit
Letak Demak strategis di daerah pantai sehingga hubungan dengan dunia luar menjadi
terbuka.
Pelabuhan Bergota di Semarang merupakan pelabuhan ekspor impor yang sangat penting
bagi Demak
Demak memiliki sungai sebagai penghubung daerah pedalaman
Kerajaan Demak dengan bantuan wali sanga berkembang menjadi pusat penyebaran agama
Islam di Jawa pada masa inilah Masjid Agung Demak dibangun. Ketika Malaka. Dikuasai
Portugis, Demak merasa dirugikan sehingga pasukan Demak yang dipimpin Pati Unus
dikirim untuk menyerang Portugis di Malaka tahun 1513, tetapi mengalami kegagalan. Pati
Unus kemudian terkenal dengan sebutan Pangeran Sabrang Lor.

4.Kerajaan Pajang
Kerajaan pajang didirikan oleh Joko Tingkir yang telah menjadi raja bergelar Sultan
Hadiwijaya. Pada masa pemerintahannya, kerajaan mengalami kemajuan. Pengganti Sultan
Hadiwijaya adalah putraya bernama pangeran Benowo. Pada masa pemerintahannya, terjadi
pemberontakan Arya Pangiri (Putra Sultan Prawoto). Akan tetapi pemberontakan tersebut
dapat ditumpas oleh Sutawijaya (Putra Ki Ageng Pemanahan). Pangeran Benowo selanjutnya
menyerahkan pemerintahan Pajang kepada Sutawijaya. Sutawijaya kemudian memindahkan
pemerintahan Pajang ke Mataram.

5.Kerajaan Mataram Islam
Kerajaan Mataram Islam berdiri tahun 1586 dengan raja yang pertama Sutawijaya yang
bergelar Panembahans Senopati (1586-1601). Pengganti Penembahan Senopati adalah Mas
Jolang (1601 – 1613). Dalam usahanya mempersatukan kerajaan-kerajaan Islam di Pantai
untuk memperkuat kedudukan politik dan ekonomi Mataram. Mas Jolang gugur dalam
pertempuran di Krapyak sehingga dikenal dengan nama Panembahan Seda Krapyak.
Kerajaan Mataram kemudian diperintah Sultan Agung pada masa inilah Mataram mencapai
puncak kejayaan. Wilayah Mataram bertambah luas meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur dan
sebagian Jawa Barat kemajuan yang dicapai Sultan Agung meliputi :
1) Bidang Politik
Sultan Agung berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa dan menyerang VOC di
Batavia. Serangan Mataram terhadap VOC dilakukan tahun 1628 dan 1929 tetapi gagal
mengusir VOC. Penyebab kegagalan antara lain :
a. Jaraknya terlalu jauh yang mengurangi ketahanan prajurit Mataram
b. Kekurangan persediaan makanan
c. Pasukan Mataram kalah dalam persenjataan dan pengalaman perang.
2) Bidang Ekonomi
Kerajaan Mataram mampu meningkatkan produksi beras dengan memanfaatkan beberapa
sungai di Jawa sebagai irigasi
3) Bidang Sosial Budaya
Munculnya kebudayaan kejawen yang merupakan kebudayaan asli Jawa dengan
kebudayaan Islam
Sultan Agung berhasil menyusun Tarikh Jawa
Ilmu pengetahuan dan seni berkembang pesat, sultan Agung mengarang kita sastra
Gending Nitisruti dan Astabrata.
Sepeninggal Sultan Agung tahun 1645, kerajaan mataram mengalami kemunduran sebab
penggantinya cenderung bekerjasama dengan VOC.

6.Kerajaan Cirebon
Kerajaan Cirebon didirikan Fatahillahs setelah menyerahkan Banten kepada putranya. Pada
masa pemerintahan Fatahillah (Sunan Gunung Jati) perkembangan agama Islam di Cirebon
mengalami kemajuan pesat. Pengganti Fatahillah setelah wafat adalah penembahan Ratu,

tetapi kerajaan Cirebon mengalami kemunduran. Pada tahun 1681 kerajaan Cirebon pecah
menjadi dua, yaitu Kasepuhan dan Kanoman.

7.Kerajaan Makasar
Kerajaan Makasar yang berdiri pada abad 18 pada mulanya terdiri dari dua kerajaan yaitu
kerajaan Gowa dan Tallo (Gowa Tallo) yang beribu kota di Sombaopu. Raja Gowa Daeng
Maurabia menjadi raja Gowa Tallo bergelar Sultan Alaudin dan Raja Tallo Karaeng Matoaya
menjadi patih bergelar Sultan Abdullah.
Kerajaan Gowa Tallo (Makasar) akhirnya dapat berkembang menjadi pusat perdagangan
yang didorong beberapa faktor, antara lain :
Letaknya strategis yang menghubungkan pelayaran Malaka-Jawa-Maluku
Letaknya di muara sungai yang memudahkan lalu lintas perdagangan antar daerah
pedalaman
Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis yang mendorong para pedagang mencari pelabuhan
yang memperjual belikan rempah-rempah
Kemahiran penduduk Makasar dalam bidang pelayaran dan pembuatan kapal.

8.Kerajaan Ternate
Kerajaant Ternate berdiri pada abad ke-13 yang beribu kota di Sampalu. Agama Islam mulai
disebarkan di Ternate pada abad ke-14. pada abad ke-15 Kerajaan Ternate dapat berkembang
pesat oleh kekayaan rempah-rempah terutama cengkih yang dimiliki Ternate dan adanya
kemajuan pelayaran serta perdagangan di Ternate.
Ramainya perdagangan rempah-rempah di Maluku mendorong terbentuknya persekutuan
dagang yaitu :
Uli Lima (Persekutuan Lima) yang dipimpin Kerajaan Ternate
Uli Syiwa (Persekutuan Sembilan) yang dipimpin kerajaan Tidore
Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Baabullah. Pada
saat itu wilayah kerajaan Ternate sampai ke daerah Filipina bagian selatan bersamaan pula
dengan penyebaran agama Islam. Oleh karena kebesaransnya, Sultan Baabullah mencapa
sebutan “Yang dipertuan” di 72 pulau.

9.Kerajaan Tidore
Kerajaan Tidore berdiri pada abad ke-13 hampir bersamaan dengan kerajaan Ternate.
Kerajaan Tidore juga kaya rempah-rempah sehinga banyak dikunjungi para pedagang. Pada
awalnya Ternate dan Tidore bersaing memperebutkan kekuasaan perdagangaan di Maluku.
Lebih-lebih dengan datangnya Portugis dan Spanyol di Maluku. Akan tetapi kedua kerajaan
tersebut akhirya bersatu melawan kekuasaan Portugis di Maluku.
Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku. Pada
masa pemerintahannya berhasil memperluas daerahnya sampai ke Halmahera, Seram dan Kai
sambil melakukan penyebaran agama Islam.

Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa masuknya islam ke
indonesia ini dengan berbagai cara berdagang , perkawinan ,
pendidikan , kesenian dan masih banyak lagi . banyak juga orangorang yang menyebarkan islam ke indonesia termasuk wali songo .
begitu pula dengan kerajaan-kerajaan yang ada di indonesia . jadi kita
sebagai umat muslim harus berlomba-lomba menyampaikan ajaran
islam dengan baik .