T PKN 1402526 Chapter5

133

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI
Bab V membahas tentang simpulan dan saran. Mengacu pada hasil temuan
dan pembahasan penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, maka dapat
dirumuskan beberapa simpulan dan rekomendasi sesuai dengan hasil penelitian.
A. Simpulan
1. Simpulan Umum
Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bahasan sebelumnya,
maka dapat disimpulkan bahwa dalam kebudayaan suku Bonai terdapat sebuah
nilai-nilai budaya yang dianggap sebagai prinsip kehidupan berupa pedoman,
pegangan, peraturan yang harus ditaati oleh masyarakat suku Bonai yang mana
adat istiadat itu dijunjung tinggi oleh masyarakat adat sebagai sebuah siklus
kehidupan. Pada masyarakat Suku Bonai secara turun temurun memiliki warisan
nenek moyang yang harus dilaksanakan meliputi; kelahiran, sunat rosul,
pekerjaan, pendidikan, nikah kawin, sistem kepemimpinan masyarakat, dan
kematian.
Kebudayaan mengalami suatu pergeseran dimana adat istiadat tersebut
merupakan sebuah siklus kehidupan masyarakat suku Bonai yang meliputi;
kelahiran, sunat rosul, nikah kawin, dan ritual dewo (upacara pengobatan), dalam

tradisi kelahiran meliputi proses upacara melahirkan, sunat rosul yang
mengalami pergeseran dalam tatacara sunatan yang sudah bergeser dari
tahapan-tahapan sunat rosul, sedangkan dalam nikah kawin ( Barolek Godang )
yang mengalami pergeseran dalam prosesi adatnya yaitu dalam prosesi barolek
godang meliputi, upah-upah, tarian Cegak. dan didalam Ritual dewo . Dalam
pelestarian yang dilakukan oleh masyarakat suku Bonai kepada penerus atau
generasi muda dengan memberikan pengetahuan mengenai kebudayaan kepada
generasi muda, mengikuti perlombaan kebudayaan maupun festival dan
menjelaskan makna-makna yang terdapat pada setiap pelaksanaan upacara yang

Ryan Prayogi, 2016
PERGESERAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA SUKU BONAI SEBAGAI CIVIC CULTURE DI KECAMATAN
BONAI DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

133

134

telah mereka lakukan, melaksanakan setiap rangkaian tradisi suku Bonai meliputi,

kelahiran, sunat rosul, nikah kawin dan ritual dewo.
Pengembangan budaya sebagai kearifan lokal dalam masyarakat suku
Bonai dilakukan dengan dua cara yang pertama secara umum dan yang kedua
secara khusus. Secara umum harus ditanamkan kepada penerus atau generasi
muda dari sejak lahir sampai dewasa melalui pendidikan infomal (keluarga) dan
non formal (masyarakat) yang berjalan secara alamiah atau natural maupun
spontan. Secara khusus pengembangan nilai-nilai budaya suku bonai diajarkan
mulai Sekolah Dasar sampai pada Sekolah Menengah Atas. Tujuannya supaya
mereka lebih mencintai, mengetahui, dan melestarikan setiap rangkaian tradisi
budaya seperti; kelahiran, sunat rosul, nikah kawin, ritual dewo dan kematian,
sehingga mereka tidak lupa akan tradisi budaya yang telah diwariskan turun
temurun. Pengembangan nilai-nilai budaya pada suku Bonai memiliki tujuan yang
hampir sama dengan apa yang diamanatkan oleh Pasal 32 UUD 1945 tentang
kebudayaan nasional, yaitu: adanya jaminan kebebasan masyarakat oleh
pemerintah dalam memajukan, menghormati dan memelihara nilai-nilai budaya.
Adapun contoh tradisi budaya suku Bonai yang memiliki kemiripan budaya
daerah lain yang menjadi salah satu budaya nasional. Tradisi suku Bonai salah
satunya tradisi upah-upah yang memiliki kemiripan nilai-nilai didalamnya dengan
budaya Batak, Minang dan Jawa.
2. Simpulan Khusus

Merujuk pada sub masalah penelitian yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, maka dirumuskan kesimpulan sebagai berikut;
a. Nilai-nilai budaya suku Bonai yang dianggap menjadi prinsip kehidupan masyarakat
suku Bonai ditandai dengan kebudayaan suku Bonai meliputi: Kelahiran, Sunat
Rosul, Pekerjaan, Pendidikan, Nikah Kawin, Sistem Kepemimpinan Masyarakat dan
Kematian. Dalam kehidupan masyarakat suku Bonai tahapan kelahiran yang sudah
turun temurun dilaksanakan meliputi, upacara melahirkan, upacara turun mandi,
upacara tindik asah begitu juga upacara sunat rosul. Pekerjaan masyarakat suku
Bonai umumnya mencari ikan (Poikan), berladang, berkebun sawit, buruh pabrik,
aparatur desa, guru. Pendidikan masyarakat suku Bonai umumnya rendah
Ryan Prayogi, 2016
PERGESERAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA SUKU BONAI SEBAGAI CIVIC CULTURE DI KECAMATAN
BONAI DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

135

dikarenakan dahulu termasuk daerah terisolir, sekarang mereka sudah banyak yang
sekolah di SD, SMP, SMA bahkan ke perguruan tinggi. Tahapan Barolek godang
dalam nikah kawin meliputi muanta kato, muanta tando, pembuatan gelanggang, ijab

kobul, upah-upah, pencak silat, koba, dan tarian-tarian. Sistem kepemimpinan
masyarakat dalam pemilihan pucuk suku yaitu Datuk Bendaro dilaksanakan secara
musyawarah sesuai dengan aturan adat suku Bonai. Sedangkan kematian merupakan
akhir dari siklus kehidupan masyarakat suku Bonai meliputi prosesi tambak kubuo.
b. Pergeseran nilai-nilai yang terdapat dalam budaya masyarakat suku Bonai meliput
Kelahiran, Sunat Rosul, Nikah Kawin, Ritual Dewo (upacara pengobatan), dalam
tradisi kelahiran meliputi proses upacara kelahirkan yang tahapannya mengalami
pergeseran dengan adanya puskesmas, sehingga mereka sudah tidak memakai dukun
beranak sebagai membantu dalam prosesi kelahiran secara adat karena mereka
mengganggap masih menggunakan cara tradisional dan memakai mantera-mantera
serta perlengkapan yang susah didapatkan, sunat rosul sudah banyak yang tidak
melaksanakan upacara secara adat karena membutuhkan waktu dan tenaga serta biaya
yang banyak sehingga masyarakat umumnya melaksanakan sunat rosul dengan
membawa anaknya ke puskesmas. Sedangkan nikah kawin (Barolek Godang ) yang
mengalami pergeseran dalam pelaksanaan prosesi adatnya serta upah-upah dan
tarian-tarian, dan begitu juga upacara Ritual dewo sudah mengalami pergeseran
pergeseran yang ditandainya dengan berkembangnya pola fikir masyarakat dan
adanya puskesmas sehingga mereka tidak berobat ke dukun melainkan ke puskesmas.
Oleh karena itu pergeseran nilai-nilai budaya akibat dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya meliputi faktor ekonomi, faktor religius, dan faktor pendidikan.

Sehingga nilai-nilai didalamnya meliputi nilai gotong-royong, musyawarah,
kepercayaan,

solidaritas,

sikap

kebersamaan,

kekompakan,

persaudaraan,

mengalami mengalami perubahan yang sangat berpengaruh terhadap kebudayaan
suku Bonai.
c. Pelestarian yang dilakukan oleh masyarakat suku Bonai dengan mewarisi kebudayaan
suku Bonai kepada penerus atau generasi muda dengan memberikan pengetahuan dan
menjelaskan makna-makna yang terdapat pada setiap pelaksanaan upacara yang telah
mereka lakukan dan melaksanakan setiap prosesi upacara adat suku Bonai yang
meliputi, kelahiran, sunat rosul, nikah kawin dan ritual dewo. Oleh sebab itu,

pelestariannya setiap prosesi adat harus dilaksanakan karena didalam konteks civic
Ryan Prayogi, 2016
PERGESERAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA SUKU BONAI SEBAGAI CIVIC CULTURE DI KECAMATAN
BONAI DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

136

culture, kebudayaan suku Bonai terdapat nilai-nilai civic culture ditandai dengan

adanya sikap warga negara yang meliputi, nilai solidaritas, nilai musyawarah, nilai
kepercayaan, nilai gotong-royong, nilai tanggung jawab, nilai kebersamaan dan
nilai religius. Supaya tidak mengalami pergeseran nilai-nilai budaya karena

merupakan sebuah warisan dari nenek moyang kita sejak dahulu.

d. Pengembangan dilakukan Secara umum harus ditanamkan kepada penerus atau
generasi muda dari sejak lahir sampai dewasa melalui pendidikan infomal (keluarga)
dan non formal (masyarakat) juga berjalan dengan cara alamiah atau natural dan
spontan. Mengenalkan dan memberikan pengetahuan kebudayaan dan kearifan

lokalnya suku Bonai supaya dapat diwariskan oleh masyarakat suku Bonai pada
setiap pelaksanaan upacara adat secara turun temurun. Sedangkan secara khusus
pengembangan nilai-nilai budaya suku bonai mulai diajarkan ke sekolah dasar sampai
sekolah menengah atas supaya mereka lebih mencintai, mengetahui, dan melestarikan
setiap rangkaian tradisi meliputi, kelahiran, sunat rosul, nikah kawin, ritual dewo dan
kematian. Sehingga mereka tidak lupa akan tradisi turun temurun. Sedangkan dalam
proses pembelajaran suku Bonai terdapatnya sebuah proses pendidikan dengan cara
internalisasi, sosialisasi, dan enkulturasi. Sekarang ini generasi muda khususnya
anak-anak sekolah sedang mendalami seni pertunjukan yang ada dalam kebudayaan
suku Bonai yang diajarkan di sekolah seperti tarian cegak dan buwong kuayang dan
Poncak silek secara natural.

B. Implikasi
Pendidikan Kewarganegaraan memberikan kontribusi dalam cabang ilmu
yang mengkaji tentang civic culture memberikan pengetahuan mengenai budayabudaya lokal yang terdapat dalam negaranya. setiap warga negara yang ada di
dalam sebuah negara mempunyai sebuah budaya yang berbeda-beda, sehingga
diperlukan pendidikan untuk mempersatukan perbedaan-perbedaan budaya.
Pendidikan Kewarganegaraan mempunyai objek studi yaitu warga negara dalam
hubungannya dengan organisasi Sosial kemasyarakatan, ekonomi, agama,
kebudayaan,


dan

Negara

serta

mempunyai

peranan

penting

dalam

mempertahankan suatu kebudayaan yang terdapat di dalam warga negara
Indonesia.

Ryan Prayogi, 2016
PERGESERAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA SUKU BONAI SEBAGAI CIVIC CULTURE DI KECAMATAN

BONAI DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

137

Untuk menanggapi masalah-masalah pergeseran nilai-nilai budaya tersebut
dalam hal ini, civic culture dapat dikembangkan dalam kehidupan masyarakat
untuk meningkatkan rasa cinta tanah air. Dalam pengembangannya civic culture
bisa dilakukan dalam segala konteks baik dalam pendidikan formal, nonformal
dan informal. Keseluruhan ini demi mencapai sebuah indentitas warganegara.
Perlunya sebuah pendekatan pembelajaran atau pendidikan dalam ruang lingkup
kebudayaan dan nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam sebuah
komunitas budaya. Dalam proses pendidikan atau pembelajaran kebudayaan ada
tiga yang harus diperhatikan sebuah komunitas kebudayaan diantara internalisasi,
sosialisasi dan enkulturasi.
Oleh karena itu, supaya tidak terjadi lagi pergeseran nilai-nilai budaya
khususnya pada masyarakat suku Bonai diperlukan kesadaran

warga negara


dalam proses pelaksanaan pelestarian kebudayaan. Karena dalam Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) kita tidak hanya dituntut untuk mengetahui teori dan
dalil, tetapi yang paling penting kita mampu mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari. Disinilah Pendidikan kewarganegaraan (PKn) mempunyai peran
penting dalam penanaman nilai, karena koridornya value based, nilai tersebut
harus diajarkan dalam pendidikan formal seperti PKn kemasyarakatan (community
civics). Sedangkan objek studi civics dan Pendidikan Kewarganegaraan (civic
education)

adalah

warganegara

dalam

hubungannya

dengan

organisasi


kemasyarakatan, social, ekonomi, agama, dan negara.
C. Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan di atas, penelitian memberikan beberapa
rekomendasi kepada pemerintah, masyarakat dan penelitian selanjutnya untuk
memperhatikan sebagai berikut:
1. Pemerintah setempat untuk menjaga kebudayaan dan nilai-nilai kearifan lokal
yang terdapat dalam suku Bonai sebab kebudayaan yang terdapat dalam suku
Bonai merupakan kekayaan kebudayaan dan nilai-nilai kearifan lokal
Indonesia. Memberikan fasilitas yang layak dari segi pendidikan, kesehatan,

Ryan Prayogi, 2016
PERGESERAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA SUKU BONAI SEBAGAI CIVIC CULTURE DI KECAMATAN
BONAI DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

138

dan fasilitas umum. Sebab suku Bonai merupakan bagian dari warga negara
Indonesia.
2. Masyarakat suku Bonai untuk menjaga kebudayaan dan nilai-nilai kearifan
lokal. Sebab kebudayaan yang terdapat dalam suku Bonai memiliki nilai-nilai
kearifan yang perlu dijaga dan dilestarikan serta hendaknya sering
mengadakan sosialisasi, lomba budaya daerah khususnya tentang budaya suku
Bonai ini tetap lestari dan nilai-nilainya itu dapat mewujudkan sebagai warga
Negara yang baik khususnya orang Bonai.
3. Hendaknya kepada generasi muda perlu memberi perhatian dan apresiasi lebih
untuk menjaga, mematuhi, serta melestarikan budayanya terutama tentang
upacara-upacara adat istiadat agar dari generasi ke generasi berikutnya tidak
luntur oleh perkmbangan zaman.
4. Pencinta kebudayaan dan kearifan lokal dari berbagai bidang keilmuan agar
mengembangkan kembali nilai-nilai budaya dalam masyarakat suku Bonai.
Sebab peneliti belum menggali lebih dalam tentang nilai-nilai budaya karena
keterbatasan nara sumber dan waktu peneliti.
5. Para pakar akademisi, supaya tradisi-tradisi budaya khas suku Bonai ini dapat
dijadikan sebagai bahan untuk etnopedagogic. Serta diperkuliahan dapat
dikenalkan tentang budaya Banjar ini, dan di sekolah diajarkan mata pelajaran
muatan lokal tentang keanekaragaman budaya daerah yang akan menjadikan
kita cinta terhadap budaya nasional.
6. Peneliti selanjutnya untuk mengembangkan sebuah model pembelajaran
kebudayaan dan nilai-nilai kearifan lokal dalam konteks civic culture baik di
masyarakat maupun di sekolah melalui resarch & development.

Ryan Prayogi, 2016
PERGESERAN NILAI-NILAI BUDAYA PADA SUKU BONAI SEBAGAI CIVIC CULTURE DI KECAMATAN
BONAI DARUSSALAM KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu