DAMPAK DIBERLAKUKANNYA SURAT EDARAN BUPATI KLATEN TENTANG PENGGUNAAN PAKAIAN DINAS LURIK ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) TERHADAP PERKEMBANGAN INDUSTRI TENUN LURIK ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI KABUPATEN KLATEN SKRIPSI

  

DAMPAK DIBERLAKUKANNYA SURAT EDARAN BUPATI

KLATEN TENTANG PENGGUNAAN PAKAIAN DINAS

LURIK ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) TERHADAP

PERKEMBANGAN INDUSTRI TENUN LURIK ALAT TENUN

  

BUKAN MESIN (ATBM) DI KABUPATEN KLATEN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh :

Brigitta Maharani

  

NIM : 071324012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAMPAK DIBERLAKUKANNYA SURAT EDARAN BUPATI

KLATEN TENTANG PENGGUNAAN PAKAIAN DINAS

LURIK ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) TERHADAP

PERKEMBANGAN INDUSTRI TENUN LURIK ALAT TENUN

  

BUKAN MESIN (ATBM) DI KABUPATEN KLATEN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh :

Brigitta Maharani

  

NIM : 071324012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Kupersembahkan skripsi ini untuk : Bapak ibuku tercinta Conelius Doddy S.

  Bernadhita Lolita S. Gabriel Victor B. P.

  Diriku sendiri PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Di setiap langkah perjuanganmu, kamu tidak akan sendiri...

  

Selalu ada bantuan di sekitarmu..

Karena Yesus akan selalu memberikan kemudahan

dan akan memberikan penghargaan bagimu

karena kerja keras dan karena ketidakputusasaan....

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

DAMPAK DIBERLAKUKANNYA SURAT EDARAN BUPATI KLATEN

TENTANG PENGGUNAAN PAKAIAN DINAS LURIK ALAT TENUN

BUKAN MESIN (ATBM) TERHADAP PERKEMBANGAN INDUSTRI

KAIN LURIK ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI KABUPATEN

  

KLATEN

  Brigitta Maharani Universitas Sanata Dharma

  Yogyakarta 2011

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang ditimbulkan setelah diberlakukannya Surat Edaran Bupati Klaten terhadap perkembangan industri kain tenun lurik bukan mesin di Kabupaten Klaten terhadap penyerapan tenaga kerja, jumlah penjualan produk kain tenun lurik, dan perolehan laba.

  Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Dengan teknik sampling jenuh, dan diperoleh10 pengusaha kain tenun lurik yang ada di Kabupaten Klaten yang tersebar di 3 sentra industri lurik yaitu di Kecamatan Pedan, Cawas, dan Bayat. Untuk menguji dua mean yang berbeda dengan subjek yang sama, maka teknik yang digunakan untuk menguji data yaitu dengan uji paired sample t test.

  Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan yang signifikan setelah diberlakukannya Surat Edaran Bupati Klaten tentang kewajiban penggunaan pakaian dinas lurik Alat Tenun Bukan Mesin bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) terhadap penyerapan tenaga kerja, dimana setelah diberlakukannya Surat Edaran Bupati Klaten rata-rata tenaga kerja mengalami peningkatan dari 7 orang tenaga kerja menjadi 17 orang tenaga kerja; (2) ada perbedaan yang signifikan setelah diberlakukannya Surat Edaran Bupati Klaten tentang kewajiban penggunaan pakaian dinas lurik Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) terhadap jumlah penjualan produk kain tenun lurik, dimana setelah diberlakukannya Surat Edaran Bupati Klaten rata-rata jumlah penjualan produk mengalami peningkatan dari 263 potong menjadi 881 potong tiap bulan; (3) ada perbedaan yang signifikan setelah diberlakukannya Surat Edaran Bupati Klaten tentang kewajiban penggunaan pakaian dinas lurik Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) terhadap terhadap perolehan laba, dimana setelah diberlakukannya Surat Edaran Bupati Klaten rata-rata perolehan laba mengalami peningkatan dari Rp1.043.100,00 menjadi Rp4.665.000,00 tiap bulan. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada perkembangan industri kain lurik Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) di Kabupaten Klaten setelah diberlakukannya Surat Edaran Bupati Klaten. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

THE IMPACT OF PERFORMING THE CIRCULATION OF

KLATEN REGENT ABOUT PUTING ON LURIK WOVEN PRODUCT AS

OFFICIAL UNIFORM TOWARDS THE DEVELOPMENT OF THE

LURIK WOVEN PRODUCT INDUSTRY IN KLATEN REGENCY

  Brigitta Maharani Sanata Dharma University

  Yogyakarta 2011

  The purpose of this study is to find out the differences which happen after performing the circulation issued by Klaten Regent towards the development of lurik woven product in Klaten Regency in absorbing employees, the amount of lurik product seles, and profit achievement. This study is a case study. Through a saturated sampling technique, this study got 10 lurik enterpreneurs in Klaten Regency that scatter in 3 lurik industry centrals. They are in Pedan, Cawas, and Bayat subdistricts. To examine two different means with the same subject, the technique to examine data is using paired sample t test. The result of testing hypothesis indicates that: (1) there is significant difference after performing the circulation of Klaten Regent about the obligation of lurik woven product as official uniform for civil servants towards the absorbent of the employees. After performing circulation of Klaten Regent the employment increase from 7 employees to 17 employees; (2) ) there is significant difference after performing the circulation of Klaten Regent about the obligation of lurik woven product as official uniform for civil servants towards the lurik product sales, after performing circulation of Klaten Regent increase from 263 pieces to 881 pieces each month; (3) there is significant difference after performing circulation of Klaten Regent about the obligation of lurik woven product as official uniform for civil servants towards the profit achievement, the profit achievement increases from Rp1.043.100,00 to Rp4.665.000,00 each month. From this result, can be concluded that there is significant development of lurik woven product industry after performing circulation of Klaten Regent.

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

  Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala kemurahan, berkat, dan penyertaan-Nya, sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada program studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  Skripsi ini dapat diselesaikan karena bantuan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini, dari hati yang paling dalam penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada : a. Tuhan Yesus Kristus yang selalu ada dan menguatkan penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

  b. Bapak Dr. Ir. P. Wiryono P.,S.J., selaku rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

  c. Bapak Yohanes Harsoyo,S.Pd.,M.Si. Selaku Dosen Pembimbing I yang meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan semangat.

  d. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing II yang dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  e. Bapak dan Ibu serta adik-adiku, atas doa, semangat, serta menjadi tempat untuk berbagi suka duka selama penulis menyusun skripsi ini.

  f. Pak dhe, Johanes Budi Hartono. Atas arahan yang sangat berarti kepada penulis tentang gambaran penelitian yang akan dilakukan.

  g. Kekasihku, Gabriel Victor Bramantyo Putro yang menjadi motivasi penulis dan selalu setia memberikan support dan bantuan yang berarti.

  h. Keluarga besar Prodi Pendidikan Ekonomi angkatan 2007 atas suka duka bersamadan support yang berarti. I love you all guys! i. Teman-teman Lektor Gereja Maria Assumpta, teman-teman relawan

  Paroki Wedi, teman-teman Radio Komunitas SKP Klaten, teman-teman Mudika st. Beatrix,dll. j. Mas Koko, mbak Monik, wulan, mas tutur atas bantuan dan dukungan yang sangat berarti. k. Bapak-bapak dan Ibu-ibu pengusaha tenun lurik di Klaten, atas kesabaran, keramahan, kerjasama, dan bantuannya. Matur nuwun sanget. l. Semua pihak dan teman-teman yang tak tersebut yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini kurang sempurna. Akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini tetap bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

  Yogyakarta, 25 Maret 2011 Brigitta Maharani

  

DAFTAR ISI

  7 BAB II. LANDASAN TEORI ...........................................................

  B. Industri Kecil dan Menengah dalam Perekonomian Indonesia.....................................................

  3. Struktur Industri di Indonesia..................................... 10

  9

  1. Pengertian Industri....................................................... 9 2. Indikator Perkembangan Industri................................

  9

  9 A. Perkembangan Industri di Indonesia..................................

  7 E. Manfaat Penelitian .............................................................

  HALAMAN JUDUL.............................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................... ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................. iv HALAMAN MOTTO............................................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................. vi LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

  6 D. Tujuan Penelitian ...............................................................

  6 C. Batasan Masalah.................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ..............................................................

  BAB I. PENDAHULUAN..................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .....................................................

  KATA PENGANTAR............................................................................ x DAFTAR ISI........................................................................................... xi DAFTAR TABEL................................................................................... xii DAFTAR GRAFIK................................................................................ xiii DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xiv

  ABSTRACT .............................................................................................. ix

  ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS................................ vii ABSTRAK............................................................................................... viii

  11 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Peran Industri Kecil dan Menengah dalam Perekonomian Indonesia..............................................

  14

  3. Kendala-kendala yang dihadapi Industri Kecil dan Menengah.............................................................

  17 C. Perkembangan Industri Kecil dan Menengah Berbasis Budaya Lokal......................................................

  21 D. Peran Pemerintah dalam MengembangkanIndustri Kecil danMenengah...........................................................

  22 E. Hipotesis............................................................................

  25 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN..........................................

  26 A. Jenis Penelitian.....................................................................

  26 B. Objek dan Lokasi Penelitian............................................. 26 C. Data yang Diperlukan..........................................................

  26 D. Metode Pengumpulan Data.................................................

  27 E. Populasi dan Sampel Penelitian...........................................

  28 F. Metode Analisis Data..........................................................

  29 BAB IV. GAMBARAN UMUMINDUSTRI TENUN LURIK ATBM DI KLATEN............................................................

  32 A. Sejarah Perkembangan Tenun Lurik ATBM di Klaten......

  32 B. Proses Produksi Tenun Lurik ATBM di Klaten.................

  33 1. Bahan Baku dan Cara Memperoleh Bahan Baku........

  33 2. Peralatan yang digunakan............................................

  34 3. Proses Pembuatan........................................................

  35 C. Sumber Daya Manusia........................................................

  36 1. Tenaga Kerja.................................................................

  36 2. Jam Kerja......................................................................

  37

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI D. Pemasaran Hasil Produksi..................................................

  39 1. Jangkauan Pemasaran..................................................

  39 2. Jalur Pemasaran.............................................................

  a. Show Room.............................................................

  40 b. Pameran ..................................................................

  40 c. Pedagang.................................................................

  41 d. Media Iklan.............................................................

  41 3. Harga Produk................................................................

  BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN...........................

  44 A. Deskripsi Pengusaha, Tenaga Kerja, Permintaan Produk, dan Laba............................................................................

  44 1. Deskripsi Pengusaha....................................................

  44 2. Tenaga Kerja................................................................

  46 3. Jumlah Penjualan Produk.............................................

  47 4. Laba .............................................................................

  49 B. Analisis Data.......................................................................

  50 C. Pembahasan ........................................................................

  59 BAB VI. PENUTUP..............................................................................

  71 A. Kesimpulan.........................................................................

  71 B. Saran...................................................................................

  72 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................

  74 LAMPIRAN...........................................................................................

  75

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

  Tabel IV.1 Daftar Harga Produk Tenun Lurik

  43 Tabel V.1 Data Pengusaha Tenun Lurik

  46 Tabel V.2 Tabel Perbandingan Jumlah Tenaga Kerja Sebelum dan

  47 Sesudah Adanya Surat Edaran Bupati Klaten Tabel V.3 Tabel Perbandingan Rata-rata Jumlah Penjualan Produk

  48 Tenun Lurik Tiap Bulan Sebelum dan Sesudah Adanya Surat Edaran Bupati Klaten

  Tabel V.4 Tabel Perbandingan Rata-rata Perolehan Laba Tiap

  50 Bulan Sebelum dan Sesudah Adanya Surat Edaran Bupati Klaten

  Tabel V.5 Deskriptif Tenaga Kerja Seluruh Sampel

  51 Tabel V.6 Hasil Uji t Tenaga Kerja

  51 Tabel V.7 Deskriptif Jumlah Penjualan Produk Tenun Lurik Tiap

  54 Bulan Tabel V.8 Hasil Uji t Jumlah Penjualan Produk

  54 Tabel V.9 Deskriptif Perolehan Laba Tiap Bulan

  57 Tabel V.10 Hasil Uji t Perolehan Laba

  57 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GRAFIK

  Grafik V.1 Rata-rata Jumlah Tenaga Kerja

  60 Grafik V.2 Rata-rata Jumlah Penjualan Produk Tenun Lurik Tiap

  64 Bulan Grafik V.3 Rata-rata Perolehan Laba Tiap Bulan

  67

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Kisi-kisi Wawancara........................................................

  75 Lampiran 2. Surat Ijin Penelitian..........................................................

  76 Lampiran 3. Data Industri....................................................................

  87 Lampiran 4. Hasil Analisis Data dengan Program SPSS.....................

  98 Lampiran 5. Gambar Motif Kain Lurik................................................ 102 Lampiran 6. Gambar Industri Kain Lurik............................................ 103 Lampiran 7. Surat Keterangan............................................................. 104 Lampiran 8. Surat Edaran Bupati Klaten............................................ 115

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Permasalahan-permasalahan yang biasa dihadapi oleh negara sedang

  berkembang adalah berkembangnya ketidakmerataan pendapatan, kemiskinan, gap atau jurang perbedaan yang semakin lebar antara negara maju dengan negara sedang berkembang. Jumlah penduduk yang terus bertambah serta distribusi pendapatan yang kurang merata adalah masalah negara yang harus dipecahkan dan membutuhkan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat.

  Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya ketidakmerataan distribusi pendapatan di negara sedang berkembang, adalah sebagai berikut: menurunnya pendapatan per kapita, inflasi, ketidakmerataan pembangunan antar daerah, investasi yang sangat banyak dalam proyek-proyek yang padat modal (capital intensive), sehingga persentase pendapatan modal dari harta tambahan lebih besar dibandingkan dengan persentase pendapatan yang berasal dari kerja. Hal ini mengakibatkan pengangguran bertambah, rendahnya mobilitas sosial, pelaksanaan kebijaksanaan industri substitusi impor yang mengakibatkan kenaikan harga-harga barang hasil industri untuk melindungi usaha-usaha golongan kapitalis, memburuknya nilai tukar (term of trade) negara sedang berkembang dalam perdagangan dengan negara-negara maju, sebagai akibat ketidakelastisan permintaan negara-negara maju terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  barang-barang ekspor negara sedang berkembang, hancurnya industri-industri kerajinan rakyat, seperti pertukangan, industri rumah tangga dan lain-lain.

  Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan di atas masyarakat tidak boleh hanya menunggu atau mengandalkan bantuan dari pemerintah saja melainkan melakukan suatu untuk menciptakan iklim usaha yang baik untuk menopang perekonomian serta kemandirian masyarakat. Sesuai fakta, perekonomian Indonesia didominasi oleh Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Dimana UMKM dapat memberikan kontribusi dan mampu diandalkan sebagai motor penggerak perekonomian.

  Membangun bangsa Indonesia secara strategis melalui kemajuan UMKM akan semakin memperkuat lapisan kelompok menengah. Apabila kelompok menengah semakin kuat, maka juga akan memperbesar kekuatan ekonomi di daerah-daerah yang hanya dapat dicapai melalui pertumbuhan UMKM.

  Melihat kenyataan tersebut, penguatan ekonomi berbasis UMKM semakin penting karena akan dapat mendampingi pemerintah daerah dan nasional dalam mewujudkan cita-cita mengejar pertumbuhan ekonomi, memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional.

  Tetapi masih terdapat banyak kendala yang harus dihadapi di dalam mekanisme pasar. Di negara dunia ketiga seperti Indonesia terdapat sejumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pasar dalam rangka mengembangkan diri seperti yang dilakukan oleh negara- negara yang saat ini tergolong sebagai industri maju. Mungkin alasan yang paling penting adalah bahwa pasar-pasar dikebanyakan negara-negara berkembang diliputi oleh ketidaksempurnaan. Salah satu dari ketidaksempurnaan itu adalah kurangnya informasi dan besarnya ketidakpastian yang dihadapi oleh para produsen dan konsumen. Oleh karena itu, dibanyak negara-negara berkembang produsen sering kali merasa tidak pasti mengenai ukuran pasar setempat, mengenai keberadaan produsen lainnya, dan ketersediaan input. Konsumen juga acapkali tidak merasa yakin terhadap kualitas serta ketersediaan produk-produk yang mereka butuhkan (Todaro, 2006, hal 2).

  Untuk menguatkan pernyataan tersebut, salah satu contohnya adalah Kabupaten Klaten sebagai sentra industri kain lurik. Industri kain lurik alat tenun bukan mesin (ATBM) di Kabupaten Klaten pernah berjaya pada tahun 1950an. Dahulu industri tersebut cukup terkenal dan diwariskan turun temurun. Pada suatu masyarakat tradisional selain memiliki fungsi guna, pakaian seringkali memiliki fungsi lain seperti fungsi status simbol, maupun ritual keagamaan, pada motif-motif tertentu terdapat kandungan nilai, harapan, dan sebagainya. Dari simbol yang terdapat pada motif kain lurik ini ditemukan harapan, ungkapan, pelajaran positif yang dapat diambil dan dijadikan pelajaran bagi generasi berikutnya dalam menentukan langkah menuju kehidupan yang lebih baik. Itulah mengapa kain lurik banyak diminati pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  cukup banyak di Kabupaten Klaten. Tetapi di era yang semakin maju dan modern ini, budaya yang seharusnya terus dipertahankan semakin kehilangan maknanya. Ini bisa dibuktikan bahwa kain lurik pada jaman sekarang ini sudah banyak kehilangan peminat dengan semakin menurunnya permintaan akan kain lurik.

  Permintaan akan suatu barang tertentu bersumber pada kebutuhan konsumen. Orang mau membeli barang dan jasa serta bersedia membayar harganya karena barang atau jasa tersebut berguna untuknya, yaitu dapat memenuhi salah satu kebutuhannya. Tetapi selain kebutuhan konsumen masih banyak faktor lain yang ikut mempengaruhi apa dan berapa yang mau dibeli oleh masyarakat, antara lain tingkat pendapatan konsumen, harga barang- barang lain, selera, mode, pengaruh lingkungan fisik dan lingkungan sosial (Gilarso, 1993, hal 11).

  Karena pereseran budaya, mode, dan selera konsumen, saat ini tidak banyak masyarakat yang menaruh minat pada lurik terutama untuk dikenakan sebagai busana sehari-hari. Hal ini tampak pada surutnya jumlah pesanan di beberapa industri kain lurik yang ada di Kabupaten Klaten bahkan banyak industri yang sudah gulung tikar. Bermacam ragam corak lurik antara lain: corak klenting kuning, sodo sakler, lasem, tuluh watu, lompong keli, kinanti, kembang telo, kembang mindi, melati secontong, ketan ireng, ketan salak, dom ndlesep, loropat, kembang bayam, jaran dawuk, kijing miring, kunang sakebon, dan sebagainya yang sudah banyak terlupakan dan pengrajin sudah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI bahkan ada pengrajin yang hanya membuat motif jika ada pesanan saja.

  Banyak perajin di perusahaan tenun tradisional yang sudah berusia lanjut, tetapi tidak ada regenerasi perajin untuk meneruskan keahliannya tersebut.

  Untuk terus berusaha mempertahankan nilai kebudayaan dan menonjolkan ciri khas yang dimiliki disuatu daerah tertentu serta membina dan membantu mengembangkan industri-industri kecil yang mulai melemah, maka peran pemerintah sangat dibutuhkan.

  Surat Edaran (SE) Bupati Nomor 065/77/06 Tanggal 29 Januari 2010 tentang Penggunaan Pakaian Dinas di Kabupaten Klaten, dimana pegawai negeri sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Klaten mulai awal Februari 2010 diwajibkan mengenakan pakaian lurik Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) sebagai pakaian dinas selama dua kali dalam sepekan, yakni pada hari Rabu dan Kamis. Dengan diberlakukannya surat edaran tersebut diharapkan menambah kecintaan masyarakat khususnya PNS terhadap lurik Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang notabene merupakan karya asli warga Klaten. Hal itu merupakan wujud komitmen Pemerintah Kabupaten Klaten dalam mengembangkan industri lurik yang merupakan salah satu upaya serta peran pemerintah untuk tetap membantu industri-industri kecil yang sudah mulai kehilangan pasar serta untuk mengangkat budaya daerah setempat.

  Berangkat dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Surat Edaran Bupati Klaten dapat berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja, jumlah penjualan produk kain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  meneliti mengenai “ Dampak Diberlakukannya Surat Edaran Bupati Klaten Tentang Penggunaan Pakaian dinas kain lurik Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) Terhadap Perkembangan Industri kain lurik alat tenun bukan mesin (ATBM) d i Kabupaten Klaten ”

  B. RUMUSAN MASALAH

  Berdasarkan latar belakang permasalahan, maka untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini perlu disederhanakan dalam sebuah bentuk rumusan masalah untuk memperjelas masalah yang ada, yaitu :

  1. Apakah ada perbedaan yang signifikan penyerapan tenaga kerja sebelum dan sesudah diberlakukannya Surat Edaran Bupati Klaten?

  2. Apakah ada perbedaan yang signifikan jumlah penjualan produk sebelum dan sesudah diberlakukannya Surat Edaran Bupati Klaten?

  3. Apakah ada perbedaan yang signifikan perolehan laba sebelum dan sesudah diberlakukannya Surat Edaran Bupati Klaten?

  C. BATASAN MASALAH

  Agar dalam pembahasan lebih fokus pada masalah yang ada maka diperlukan adanya batasan masalah sebagai berikut :

  1. Penelitiaan ini dilakukan pada sentra industri kain lurik alat tenun bukan mesin (ATBM) di Kabupaten Klaten.

  2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari bulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  3. Dalam mengetahui seberapa besar dampak diberlakukannnya Surat Edaran Bupati Klaten, dampak yang dimaksudkan disini adalah berkembangnya industri kain lurik yang dilihat dari jumlah tenaga kerja, jumlah penjualan produk kain lurik, dan perolehan laba.

  D. TUJUAN PENELITIAN

  Penelitian ini bertujuan untuk :

  1. Menganalisa perbedaan antara sebelum dan sesudah diberlakukannya Surat Edaran Bupati Klaten terhadap perkembangan industri kain lurik alat tenun bukan mesin (ATBM) di Kabupaten Klaten terhadap penyerapan tenaga kerja, jumlah penjualan produk kain lurik, dan perolehan laba.

  2. Memberikan masukan tentang kebijakan yang lebih tepat dalam mengembangkan industri kain lurik alat tenun bukan mesin (ATBM) di Kabupaten Klaten.

  E. MANFAAT PENELITIAN

  1. Manfaat Praktis Apabila penelitian ini terbukti dan hasilnya memiliki dampak positif terhadap perkembangan industri kain lurik alat tenun bukan mesin (ATBM) yang ada di Kabupaten Klaten, maka penelitian ini digunakan sebagai acuan pemerintah Kabupaten Klaten untuk terus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Klaten dan membantu agar industri-industri bisa berkembang dan semakin maju.

  2. Manfaat Teoritis a. Bagi penulis untuk menambah pengalaman.

  b. Bagi pembaca dapat mengetahui manfaat penelitian dan diharapkan dapat dijadikan referensi bagi pihak yang membutuhkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI A. Perkembangan Industri di Indonesia

  1. Pengertian Industri

  Menurut Todaro (1997), Suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan itulah yang disebut dengan industri.

  Dumairy (1996) juga mengatakan bahwa, industri dapat pula merujuk ke suatu sektor ekonomi yang di dalamnya terdapat kegiatan produktif yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi.

  2. Indikator Perkembangan Industri

  Menurut Shanmugam dan Bhaduri (2002) yang dikutip dalam situs

  jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/4207306313.pdf mengatakan bahwa,

  perkembangan industri kecil sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor yang bersumber dari usaha itu sendiri maupun yang berasal dari luar.

  Faktor dari dalam antara lain : kemampuan manajerial, kemampuan pemilik atau pengelola, kemampuan untuk mengakses pasar, dan besar kecilnya modal yang dimiliki. Sedangkan faktor yang berasal dari luar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pemerintah ataupun swasta, kondisi perekonomian yang dicerminkan dari permintaan pasar domestik maupun dunia, dan kemajuan teknologi dalam produksi. Salah satu indikator perkembangan industri kecil adalah dengan melihat pertumbuhan usaha. Pertumbuhan usaha sendiri dapat dilihat dari pertumbuhan produksi, pertumbuhan penjualan, pertumbuhan pendapatan, pertumbuhan laba.

3. Struktur Industri di Indonesia

  Masalah yang terjadi di Indonesia adalah struktur industri Indonesia masih dangkal (shallow) dan belum seimbang (unbalanced).

  Berbagai strudi dengan memanfaatkan tabel input-output menunjukkan bahwa kaitan ekonomis antara industri skala besar, menengah dan kecil masih amat minim.

  Dalam laporan Bank Dunia, yang berjudul Industrial Policy-

  Shifting into High Gear, yang dikutip dalam bukunya Mudrajad

  Kuncoro (2006), menemukan beberapa permasalahan struktural pada industri Indonesia. Pertama, tingginya tingkat konsentrasi dalam perekonomian dan banyaknya monopoli, baik yang terselubung maupun terang-terangan, pada pasar yang diproteksi. Kedua, dominasi kelompok bisnis pemburu rente (rent-seeking) ternyata belum memanfaatkan keunggulan mereka dalam skala produksi dan kekuatan finansial untuk bersaing di pasar global. Ketiga, lemahnya hubungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  yang bersifat spesialis yang mempu menghubungkan klien bisnisnya yang bejumlah besar secara efisien. Keempat, struktur industri Indonesia terbukti masih dangkal, dengan minimnya sektor industri menengah. Kelima, masih kakunya BUMN sebagai pemasok input maupun sebagai pendorong kemajuan teknologi. Keenam, investor asing masih cenderung pada orientasi pasar domestik (inward

  oriented ), dan sasaran usahanya sebagian besar masih pada pasar yang diproteksi.

B. Industri Mikro, Kecil dan Menengah dalam Perekonomian Indonesia 1.

   Pengertian Industri Mikro, Kecil dan Menengah

  a. Usaha Mikro 1) Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008

  Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

  b. Usaha Kecil 1) Menurut Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008

  Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

  2) Menurut kategori Badan Pusat Statistik (BPS) Usaha kecil identik dengan industri kecil dan industri rumah tangga (IKRT). BPS mengklasifikasikan industri berdasarkan jumlah pekerjanya, yaitu: (1) industri rumah tangga dengan pekerja 1-4 orang; (2) industri kecil dengan pekerja 5-19 orang; (3) industri menengah dengan pekerja 20-99 orang; (4) industri besar dengan pekerja 100 orang atau lebih. Adapun ciri-ciri usaha kecil antara lain:

  Jenis barang atau komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak gampang berubah.

  Lokasi atau tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-pindah.

  Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dipisahkan dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha.

  Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya termasuk NPWP.

  Sumberdaya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam berwirausaha.

  Sebagian sudah akses ke perbankan dalam hal keperluan modal.

  Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan baik seperti business planning.

  c. Usaha Menengah 1) Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008

  Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  dengan paling banyak Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah). Adapun ciri-ciri usaha menengah antara lain : Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi.

  Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan.

  Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan.

  Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll. Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan. Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik

  

rtian-dan-kreteria-ukm.html).

2. Peran Industri Kecil dan Menengah dalam Perekonomian Indonesia

  Dunia usaha di Indonesia mempunyai peranan dan kedudukan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  menengah memiliki peranan yang cukup besar dalam industri manufaktur dilihat dari sisi jumlah unit usaha dan daya serap tenaga kerja.

  Krisis moneter yang pernah melanda Indonesia pada awal juli 1997 yang lalu mengakibatkan terpuruknya kondisi ekonomi kita yang masih terasa dampaknya hingga saat ini. Krisis moneter menyebabkan meluasnya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) serta membubungnya harga kebutuhan pokok. Akibat lebih lanjutnya, sekian banyak orang negeri ini terserang rawan pangan dan kelaparan. Angka kemiskinan pada tahun 1997 tercatat sebesar 11,3% naik menjadi 24,2% pada tahun 1998 dan terus naik menjadi 60% pada tahun 1999. Jumlah buruh di PHK atau dirumahkan sebesar 2,4 juta pada tahun 1997 dan 2,6 juta pada tahun 1998.

  Kesempatan kerja menurun dari 9% atau 10% menjadi 6% atau 7%, jumlah pengangguran terbuka meningkat dari 9,8 juta menjadi 14,7 juta, dan 80% dari perusahaan go public tidak berproduksi (Unit Pendataan dan Analisis ISJ, 2000). Dari uraian data di atas dapat disimpulkan bahwa Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dirasa perlu dijadikan sebagai basis ekonomi mengingat trauma masa lalu di mana kegiatan ekonomi berskala besar ternyata keropos, dan terbukti begitu krisis ekonomi terjadi sebagian perusahaan tersebut gulung tikar (Yustika, 2007 ,hal 175).

  UMKM memperlihatkan betapa besar kontibusi terhadap penyerapan tenaga kerja, di mana tahun 1997 penyerapan tenaga kerja tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  0,60%. Dengan memakai data perbandingan tahun 1997 dan 2001, terlihat hanya usaha kecil yang mengalami pertumbuhan, sebaliknya usaha menengah dan besar mengalami pertumbuhan negatif. Menyimak data ini terdapat dua hal yang bisa disimpulkan. Pertama, sektor usaha kecil lebih mampu bertahan dalam menghadapi badai krisis ekonomi sehingga relatif tidak terpengaruh, bahkan tetap bisa tumbuh. Kedua, terdapat kemungkinan sektor usaha menengah atau besar yang tenggelam akibat banjir krisis ekonomi melakukan pergeseran kegiatan ekonomi ke usaha skala kecil (Yustika, 2007, hal 180). Ditegaskan pula dalam data dari Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, menunjukkan bahwa pada tahun 2005 tercatat jumlah UMKM adalah 44,69 unit atau 99,9% dari jumlah total unit usaha sehingga UMKM memiliki potensi yang besar dalam penyerapan tenaga kerja bila dibandingkan dengan investasi pada usah besar. Sektor UMKM menyerap 77,68 juta tenaga kerja atau 96,77% dari total angkatan kerja yang bekerja. Kontribusi UMKM dalam pembentukan PDB cukup signifikan yakni sebesar 54,22% dari total PDB. Pada tahun 2008 presentase jumlah UMKM sebesar 99,99% dan jumlah tenaga kerja yang terserap oleh sektor ini mencapai 97,15% dari total tenaga kerja. Demikian juga sumbangannya pada Produk Domestik Bruto (PDB) juga besar, yakni 58,35% dimana lebih dari separuh ekonomi kita didukung oleh produksi dari UMKM.

  Sehingga dari data diatas dapat disimpulkan bahwa UMKM masih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  selalu dipantau dan didukung perkembangannya karena terbukti telah mampu menopang perekonomian nasional secara keseluruhan. Demikian pula pada krisis finansial global 2008 justru UMKM lah yang memegang peranan penting sehingga Indonesia mampu bertahan menghadapi krisis .

3. Kendala-kendala yang Dihadapi Industri Kecil dan Menengah

  Sebagian besar perusahaan industri di Indonesia tergolong perusahaan kecil dan menengah. Usaha kecil memangumbuhan laba memiliki keuntungan tertentu yaitu mudah memulai dan dijalankan sendiri, tidak membutuhkan modal yang besar, dekat dengan kemampuan dan kebutuhan rakyat, memberikan lapangan pekerjaan bagi banyak orang. Akan tetapi, perusahaan kecil juga ada kelemahan-kelemahannya. Modal yang terbatas sehingga kurang dapat menerapkan teknik produksi modern. Di Indonesia, industri kecil dan menengah bisa dikatakan lemah. Lemah tidak hanya dalam hal modal, tetapi lebih-lebih lemah dalam hal manajemen (Gilarso, 1985, hal 133).

  Pada umumnya masalah-masalah yang biasa dihadapi oleh industri kecil antara lain meliputi : a. Faktor Internal.

  1) Kurangnya permodalan Permodalan merupakan faktor utama untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  kecil dikarenakan industri kecil merupakan industri perseorangan dan sifatnya tertutup yang mengandalakan modal dari pemilik yang jumlahnya sangat terbatas. Sedangkan modal pinjaman dari bank sangat sulit diperoleh kerena persyaratan adminitratif dari bank yang tidak bisa dipenuhi. 2) Sumber daya manusia yang terbatas.

  Sebagian besar industri kecil tumbuh secara tradisional dan turun temurun. Keterbatasan SDM industri kecil baik dari segi pendidikan formal maupun pengetahuan dan keterampilannya sangat berpengaruh terhadap manajemen pengelolaan usahanya, sehingga usaha tersebut sulit berkembang secara optimal.

  3) Lemahnya jaringan usaha Industri kecil pada umumnya merupakan unit usaha keluarga yang mempunyai jaringan yang terbatas karena produk yang dihasilkan jumlahnya terbatas dan kualitas produk yang kurang kompetitif.

  b. Faktor Eksternal 1) Iklim usaha yang belum sepenuhnya kondusif.

  Kebijakan pemerintah untuk mengembangkan industri kecil meskipun dari tahun ke tahun sudah disempurnakan namun belum dirasakan kondusif. Hal ini terlihat anatara lain masih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  terjadi persaingan yang kurang sehat anatara pengusaha- pengusaha kecil dan pengusaha-pengusaha besar.

  2) Terbatasnya sarana dan prasarana usaha.

  Kurangnya informasi yang berhubungan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan sarana dan prasarana yang mereka gunakan juga tidak cepat berkembang dan kurang mendukung kemajuan usahanya.

  3) Implikasi perdagangan bebas.

Dokumen yang terkait

SARUNG TENUN ATBM (ALAT TENUN BUKAN MESIN) DI DESA WANAREJAN UTARA KABUPATEN PEMALANG KAJIAN ASPEK MOTIF DAN PROSES PRODUKSI

2 18 71

GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

0 3 13

PENDAHULUAN GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

0 5 5

LANDASAN TEORI GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

1 6 8

KESIMPULAN DAN SARAN GAMBARAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PENENUN ALAT TENUN BUKAN MESIN (ATBM) DI DUSUN GAMPLONG IV, SUMBER RAHAYU, MOYUDAN, SLEMAN.

0 2 14

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM KAIN TENUN BUKAN MESIN ( ATBM ) MOTIF MEKEPUNG DI KABUPATEN JEMBRANA.

1 1 10

PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KLATEN DALAM PENGEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP KESEJAHTERAAN SOSIAL PENGRAJIN MENGGUNAKAN ALAT TENUN BUKAN MESIN (STUDI KASUS DI DESA MLESE KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN).

0 0 16

PERUBAHAN NILAI-NILAI TENUN LURIK DI KECAMATAN CAWAS, KABUPATEN KLATEN (studi kasus di desa Tlingsing dan Mlese).

1 4 2

KINERJA DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UMKM KABUPATEN KLATEN DALAM PEMBERDAYAAN UKM TENUN LURIK

0 0 147

ANALISIS PEMBERDAYAAN TENUN LURIK TRADISIONAL TERHADAP SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DESA TLINGSING KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN TAHUN 2017 - UNWIDHA Repository

0 0 37