Kata Kunci : Ekonomi, BMT, Permodalan, Pembinaan, Peningkatan Kualitas PENDAHULUAN - PERAN BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT) DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT - Repository Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

  

PERAN BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT) DALAM UPAYA

PENINGKATAN KUALITAS HIDUP MASYARAKAT

Rizka Elisa Rahmawati – Renny Oktafia

  Perbankan Syariah Fakultas Agama Islam

  Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

  Abstrak

Kehadiran Baitul Maal Wattamwil (BMT) sangat diperlukan dalam lingkungan

masyarakat. Terlebih masyarakat yang masih mengandalkan pekerjaan dari orang lain.

  

Adanya Baitul Maal Wattamwil diharapkan dapat membina dan membimbing

masyarakat untuk bisa mengolah potensi yang ada pada diri sendiri dan lingkungan

sekitar sehingga bisa menimbulkan manfaat positif bagi orang banyak. Baitul Maal

Wattamwil juga bisa membimbing masyarakat yang masih minim kemampuan untuk

bisa menjadi lebih kreatif sehingga bisa menciptakan peluang-peluang bisnis. Selain

itu, Baitul Maal Wattamwil juga bisa memberikan bantuan dana sebagai modal awal

bagi masyarakat yang ingin mengembangkan bisnisnya sehingga memudahkan

masyarakat untuk bisa dengan mudah berkembang. Dengan begitu pertumbuhan

ekonomi Indonesia akan terdorong dengan banyaknya pengusaha-pengusaha kecil yang

berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi dan membantu untuk membuka

lapangan pekerjaan yang menjadikan rendahnya tingkat pengangguran di Indonesia.

  Kata Kunci : Ekonomi, BMT, Permodalan, Pembinaan, Peningkatan Kualitas PENDAHULUAN

  Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini masih belum mengalami peningkatan yang cukup berarti. Banyaknya tingkat pengangguran juga memperparah keadaan ekonomi Indonesia. Tingkat kesejahteraan Indonesia jika dibandingkan dengan Negara-negara tetanga masih sangat kurang dan diperlukannya peningkatan. Ibu kota bisa memberikan tampilan yang positif. Tingginya tingkat kriminalisasi karena pengangguran dan jauhnya perbedaan antara si kaya dan si miskin.

  Saat ini masyarakat masih belum banyak yang terbuka pikiran dan harapanya untuk melakukan wirausaha. Padahal dengan berwirausaha akan banyak membantu dalam segi peningkatan kualitas perekonomian indoneisa. Dengan banyaknya masyarakat yang memilih untuk membuka usaha sendiri membuka banyaknya lapangan pekerjaan dan mampu mengoptimalkan sember daya – sumber daya yang ada. Indonesia sebenarnya memiliki banyak sumber daya alam dan manusia yang berkualitas tapi masyarakatnya sendiri masih belum bisa mengolah dan mengasah setiap sumber daya yang ada dan membuat banyaknya peluang-peluang bisnis yang terbuang sia-sia.

  Tidak sedikit lulusan-lulusan sarjana yang menggantungkan hidup dan masa depannya kepada perusahaan-perusahaan untuk menjadi karyawan. Terlebih tidak semua perusahaan-perusahaan besar di Indonesia adalah murni milik penduduk Indonesia. Kaum muda harusnya bisa menjadi agent of change yang memberikan ide- ide dan gagasan-gagasan baru untuk membuat suatu usaha yang bisa memberikan manfaat kepada orang banyak.

  Rendahnya minat masyarakat untuk berwirausaha diakibatkan oleh beberapa factor penting diantaranya yaitu banyak masyarakat yang pengangguran karena minimnya kemampuan dan keahlian yang dimiliki sehingga sulit dalam mencari pekerjaan atau memulai suatu usaha. Selain itu masih kurangnya modal yang dimiliki sehingga menghambat realisasi usaha. Banyak masyarakat yang mengharap bisa mendapatkan suntikan dana dari pihak bank, tapi sayangnya opersional bank syariah sangat sedikit yang dapat dijangkau orang pengusaha baru atau pengusaha kecil. Bank hanya mau memberikan dana kepada mereka yang sudah jelas bisnisnya.

  Bagi pengusaha kecil yang benar-benar membutuhkan dana dan keadaan bank yang sulit untuk memberikan bantuan dana kepada pengusaha kecil membuat pengusaha kecil banyak yang beralih untuk meminjam dana kepada rentenir yang mengakibatkan bukan malah berkembang tapi malah berdampak negative. Ini bisa menjadi suatu boomerang bagi para pelaku usaha tersebut.

  Munculnya Baitul Maal Wattamwil (BMW) di tengah-tengah masyarakat memberikan angin segar bagi para pelaku bisnis baru dan menengah. Baitul Maal menjangkau para pelaku usaha mikro kecil menengah atau UMKM. Syarat yang diberikan Baitul Maal Wattamwil tidak seketat perbankan syariah sehingga bisa membantu pengusaha baru dan pelaku usaha kecil menengah.

  Adanya prinsip-prinsip yang di usung oleh Baitul Maal Wattamwil membuat masyarakat tidak hanya mendapatkan pelatihan keterampilan dan tambahan modal dana tapi juga mendapatkan pengajaran-pengajaran spiritual yang bisa mengimbangi kegiatan dunia dan akhirat.

  PEMBAHASAN

  Pengertian dari Baitul Maal Wattamwil (BMT) terbagi menjadi dua istilah yaitu

  

baitul maal dan baitut tamwil. Istilah baitul maal lebih merujuk kepada usaha-usaha

  pengumpulan dan penyaluran dana yang bersifat non-profit. Contohnya seperti zakat, infaq, shadaqoh, dan wakaf. Sedangkan istilah baitut tamwil merupakan usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang bersifat komersial. Usaha-usaha tersebut merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dari Baitul Maal Wattamwil (BMT) sebagai lembaga-lembaga pendukung kegiatan perekonomian masyarakat kecil yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip syariah. (Octavia, 2014)

  System operasional dan produk-produk yang dikembangkan oleh Baitul Maal Wattamwil (BMT) bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits Nabi Muhammad SAW. Baitul Maal Wattamwil (BMT) memiliki usaha pokok yang memberikan pendanaan dan pelatihan jasa-jasa lainnya yang dalam praktekknya tetap disesuaikan dengan prinsip- prinsip syariah. (Murdiana, 2016)

  Dalam kegiatan operasionalnya, Baitul Maal Wattamwil berpedoman pada prinsip ekonomi islam seperti : (Octavia, 2014) a. Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang bertugas untuk mengemban amanat yang telah diberikan Allah seperti memakmurkan kehidupan di bumi dan diberikan kekuasaan untuk menjadi khalifah di bumi yang wajib melaksanakan setiap perintah dan menjauhi larangan Allah.

  b. Penciptaan bumi, langit, beserta segala isinya diperuntukkan untuk mensejahterakan kehidupan di bumi dan diolah demi kepentingan- kepentingan di jalan Allah. Allah adalah pemilik sah atas setiap c. Manusia harus bekerja keras untuk memenuhi setiap kebutuhan hidupnya.

  Dalam bekerja manusia harus tetap memegang aturan-aturan Allah agar selalu mendapatkan keberkahan dalam hidup.

  d. Hak kepemilikan manusia terdapat hak-hak orang lain didalamnya. Jadi demi tetap menjaga nilai islami dalam harta harus disalurkan untuk kepentingan sosial.

  e. Harta harus berputar disetiap lapisan masyarakat. Yang kaya tidak boleh menjadi semakin kaya tanpa memperdulikan kehidupan orang yang membutuhkan. Harta yang menumpuk di kaum orang kaya harus disalurkan kepada orang lain yang membutuhkan. Bisa dilakukan dengan cara zakat, infaq, maupun shadaqoh.

  f. Penggunaan harta harus dilakukan untuk kepentingan yang positif dan harus tetap pada ukuran yang normal serta memiliki manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.

  g. Proyek kerjasama harus dilakukan atas dasar saling tolong menolong dalam setiap usaha pemenuhan kebutuhan hidup manusia.

  Dalam Baitul Maal Wattamwil, pengembangan produk terbagi menjadi tiga jenis yaitu penghimpunan dana, penyaluran dana, dan jasa. Operasional penghimpunan dana dalam Baitul Maal Wattamwil menggunakan beberapa prinsip-prinsip syariah diantaranya yaitu : (Octavia, 2014) a. Prinsip wadi’ah yaitu pemberian amanah yang dilakukan untuk menjaga sebuah barang seseorang dengan menggunakan cara tertentu. Wadi’ah terbagi menjadi dua jenis yaitu wadi’ah yad amanah yang dalam pelasanaanya pihak yang dititipi barang tidak boleh menggunakan barang titipan lalu yad dhomanah yang dalam pelaksanaannya pihak yang dititipi barang boleh menggunakan atau memnfaatkan barang titipan asalkan tetap bertanggung jawab dengan keamanan barang titipan.

  b. Prinsip Mudharabah yaitu pendanaan modal kepada orang lain yang melakukan usaha sehingga terjadi prinsip kerja sama dengan bagi hasil. Ada beberapa jenis mudharabah yaitu mudharabah mutlaqah yang bisa berupa tabungan atau deposito, lalu mudharabah muqayadah yang merupakan sebuah kerjasama khusus dimana pemilik modal bisa menetapkan syarat- syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh pihak pengguna dana.

  Produk pendanaan yang dilakukan Baitul Maal Wattamwil dilakukan dalam tiga jenis yaitu pada : a. Prinsip jual beli atau tijarah yang terbagi atas :

  1. Pendanaan murabahah yang merupakan sebuah bentuk jual beli dimanapenjual memberikan informasi mengenai harga-harga yang dikeluarkan untuk pembelian barang beserta keuntungan yang diperoleh.

  2. Salam yaitu sebuah bentuk jual beli dimana pengiriman barang terjadi beberapa hari setelah proses jual beli dan pembayaran. Dalam proses jual beli di awal pembeli hanya diberikan penjelasan mengenai spesifikasi barang dan harga yang harus dibayarkan.

  3. Istishna yaitu sebuah bentuk jual beli dimana proses pembuatan barang harus melakukan proses pemesanan yang kemudian akan diproduksi oleh pihak penjual.

  b. Prinsip sewa atau ijarah. Sebenarnya prinsip jual beli dan sewa memiliki maksud yang hampir sama. Yang menjadikannya berbeda yaitu obyek transaksi. Pada jualbeli yang menjadi obyek transaksi adalah barang sedangkan dalam ijarah yang menjadi obyeknya adalah jasa.

  c. Prinsip bagi hasil yang terbagi atas :

  1. Musyarakah merupakan akad kerjasama yang terjadi antara dua ihak dimana masing-masing pihak sama-sama memiliki andil dalam hal pendanaan yang kemudian hasil yang akan diperoleh dibagi berdasarkan kesepakatan dan besarnya jumlah modal yang diberikan serta resiko ditanggung bersama. utang piutang (al-hiwalah), gadai (rahn), akad tolong menolong (al-

  qard), dan perwakilan (wakalah)

  Permasalahan-permasalahan yang banyak dihadapi oleh pengusaha mikro kecil menengah ada beberapa macam, seperti : (Octavia, 2014) a. Kesulitan dalam hal permodalan. Dalam proses pengembangan usaha secara otomatis akan dibutuhkan banyak biaya, sedangkan harapan mereka yang pengalaman dalam berbisnis sehingga tidak sedikit para pelaku usaha yang terjerat dalam praktik riba yang terjadi karena peminjaman dana dari para lintah darat atau rentenir.

  b. Kesulitan dalam hal kurangnya keterampilan dan kemampuan yang dimiliki.

  Keterampilan menjadi hal yang sangat penting dalam berwirausaha karena dalam menciptakan ide-ide dan kreasi baru dibutuhkan tingkat keterampilan yang tinggi dan kemampuan yang mumpuni. Ada pelaku usaha yang memiliki modal yang cukup tapi minus dalam hal keterampilan sehingga dalam mengelola usahanya mengalami beberapa hambatan.

  c. Kesulitan dalam hal pendidikan. Banyak msayarakat yang menganggur karena kurangnya pendidikan yang dimiliki. Menjadi seorang wirausaha memang tidak harus memiliki gelar sarjana. Yang terpenting adalah paham tentang ilmu mengenai pelaksanaan usaha yang akan dijalani. Tapi banyak pengusaha kecil yang menjalankan usaha tanpa menggunakan ilmu karena minimnya tingkat pendidikan. Mereka hanya bermodalkan nekat dan sedikit pengetahuan dan pengalaman yang diketahui. Hal ini akan membuat usaha yang dijalani tidak bisa bejalan dan berkembang dengan optimal.

  d. Kendala dalam hal administrasi. Pengusaha kecil banyak yang memiliki pengaturan administrasi yang kurang baik. Banyak dari mereka hanya mengandalkan ingatan tanpa memiliki data yang akurat sehingg pengembangan usaha akan lebih lambat karena minimnya data untuk mengoreksi kekurangan-kekurangan yang telah dilakukan. Selain itu pengelolaan keuangan juga seringkali tercampur aduk dengan keuangan pribadi sehingga tidak ada data pasti tentang perkembangan usaha.

  e. Kendala dalam hal manajemen. Banyak masyarakat yang baru memulai usaha mengandalkan tenaga keluarga untuk menjalankan usaha. Kekuasaan dan tugas-tugas seringkali tercampur baur dalam masalah keluarga dan usaha. Hal ini mengakibatkan rusaknya tatanan usaha yang harusnya bisa berkembang dengan lebih baik malah membawa ke arah yang negative.

  f. Kendala dalam hal kedisiplinan. Dengan adanya pendanaan yang akan diberikan oleh pihak Baitul Maal

  Wattamwil (BMT) bisa membantu pelaku usaha mikro kecil menengah untuk lebih terbatasnya modal untuk usaha agar bisa berani memulai membuka usaha yang kemudian bisa merambah membuka lapangan pekerjaan bagi yang lain. Selain itu, pendanaan yang diberikan juga bisa menjauhkan masyarakatdari praktekriba yang biasa dilakukan saat masyaraat meminjam uang untuk modal usaha kepada lintah darat atau rentenir.

  Pelatihan keterampilan yang diberikan oleh Baitul Maal Wattamwil (BMT) juga bisa mengurangi tingkat pengangguran kerena masyarakat yang masih minim keterampilan dan kemampuan bisa dibantu untuk lebih berkreasi dengan sumber daya alam yang ada.

  Dengan banyaknya bermunculan pengusaha kecil baru dapat memberikan dampak yang sangat berarti bagi Indonesia diantaranya yaitu : (Lubis, 2015) a. Bisa mengurangi tingkat pengangguran karena banyak menyerap tenaga kerja baru.

  b. Dapat mengembangkan potensi pelaku usaha asli Indonesia.

  c. Tumbuhnya tingkat pertumbuhan industry di Indonesia.

  d. Meningkatkan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

  e. Mengurangi tingkat kemiskinan karena berkurangnya pengangguran.

  f. Meningkatnya kualitas masyarakat karena pelatihan kreatif.

  KESIMPULAN

  Baitul Maal Wattamwil (BMT) merupakan salah satu lembaga keuangan syariah yang banyak bergerak dalam pengumpulan dan penyaluran dana serta pelatihan jasa bagi para pelaku usaha mikro kecil menengah. Keberadaan Baitul Mall Wattamwil (BMT) berpegang pada prinsip saling tolong-menolong dalam kebaikan dan menjauhkan dari kemunkaran.

  Adanya Baitul Maal Wattamwil (BMT) dalam linkungan masyarakat membawaangin segar karena bisa membantu dalam proses pendanaan bagi para pelaku usaha mikro yang kekurangan modal dan mendorong pengusaha baru untuk berani membuka usaha dengan bantuan modal dari Baitul Maal Wattamwil (BMT).

  Selain itu masyarakat yang tidak memiliki banyak kemampuan dan keahlian juga bisa dibantu dengan cara pelatihan yang diberikan oleh pihak Baitul Maal Wattamwil (BMT). Hal ini akan mendorong berkurangnya tingkat pengangguran di Indonesia dan memperbaiki tingkat ekonomi di Indonesia.

  Baitul Maal Wattamwil (BMT) tudak hanya membantu masyarakat untuk memperbaiki kualitas hidup mereka di dunia tapi juga di akhirat karena juga senantiasa memberikan pemahaman-pemahaman agama islam yang selalu menyeru kepada kebaikan dan meninggalkan keburukan.

  

Lubis, R. H. (2015). Peranan Baitul Mal Wat Tamwil Terhadap Perekonomian

Sumatera Utara. Al-Masharif , 116-117. Murdiana, E. (2016). Menggagas Payung Hukum Baitul Maal Wattamwil (BMT) Sebagai Koperasi Syariah Dalam Bingkai Ius Constituendium. Jurnal Penelitian , 279.

  Octavia, R. (2014). Peranan Baitul Maal Wattamwil (BMT) Terhadap Upaya Perbaikan Moral Masyarakat di Kawasan Dolly Surabaya. An-Nisbah , 125. Octavia, R. (2014). Peranan Baitul Maal Wattamwil (BMT) Terhadap Upaya Perbaikan Moral Masyarakat di Kawasan Dolly Surabaya. An-Nisbah , 126- 127. Octavia, R. (2014). Peranan Baitul Maal Wattamwil (BMT) Terhadap Upaya Perbaikan Moral Masyarakat di Kawasan Dolly Surabaya. An-Nisbah , 127- 128.

  

Octavia, R. (2014). Peranan Baitul Maal Wattamwil (BMT) Terhadap Upaya

Perbaikan Moral Masyarakat di Kawasan Dolly Surabaya. An-Nisbah , 130-

131.

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENETAPAN BESARNYA NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT)

0 8 18

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENETAPAN BESARNYA NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT) (Studi pada Baitul Maal Wattamwil (BMT) di Kabupaten Situbondo)

3 46 80

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENETAPAN BESARNYA NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT) (Studi pada Baitul Maal Wattamwil (BMT) di Kabupaten Situbondo)

3 13 18

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN DALAM PENETAPAN BESARNYA NISBAH BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH PADA BAITUL MAAL WATTAMWIL (BMT) (Studi pada Baitul Maal Wattamwil (BMT) di Kabupaten Situbondo)

0 4 18

POLA PENGAWASAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) YANG BERBADAN HUKUM KOPERASI

0 0 10

PERAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA (Studi Kasus: Pembiayaan Produktif BMT Pahlawan, Tulungagung) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 18

MEKANISME PENGAWASAN DEWAN PENGAWAS SYARIAH (DPS) PADA BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) TUMANG - Test Repository

0 0 91

Kata Kunci : picture and picture, Hasil belajar PENDAHULUAN - MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE SISWA KELAS II SD - Repository Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

0 0 8

RIBA DALAM PANDANGAN ISLAM - Repository Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

0 0 9

Kata Kunci: Ekonomi Islam, Negara Indonesia, Bank Syariah PENDAHULUAN - UPAYA YANG DILAKUKAN DALAM MEWUJUDKAN EKONOMI ISLAM DI INDONESIA - Repository Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

0 0 7