Evaluasi pemilihan dan penggunaan obat selesma tanpa resep di kalangan orang tua murid kelompok bermain dan taman kanak-kanak di Kecamatan Umbulharjo - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

EVALUASI PEMILIHAN DAN PENGGUNAAN OBAT SELESMA TANPA

RESEP DI KALANGAN ORANG TUA MURID KELOMPOK BERMAIN

DAN TAMAN KANAK-KANAK DI KECAMATAN UMBULHARJO

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Farmasi Oleh :

  Faila Sufa Sasono Putri NIM : 988114140

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2006

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

  life without a friend is death without a witness r i dhar r abbi f i i r i dhal waal i di was uk ht hur r abbi f i i s uk ht hi l waal i di

  (HR Tirmidzi dan Hakim)

  Kupersembahkan untuk:

  Allah SWT dan Nabi Muhammad saw Ibu-Bapakku,

  ungkapan rasa hormat dan baktiku

  Suami dan anak-anakku,

  ungkapan rasa cintaku

  Saudara-saudaraku dan Almamaterku

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PRAKATA

  Assalamu’alaikum Wr.Wb Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT serta sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW karena telah dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Evaluasi Pemilihan dan Penggunaan Obat Selesma Tanpa Resep Di Kalangan Orang Tua Murid Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Umbulharjo. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan Strata Satu (S1) Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:

  1. Bapak Drs. A. Yuswanto, S.U., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan skripsi ini.

  2. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing sekaligus penguji yang telah memberikan bimbingan, saran dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

  3. Ibu Aris Widayati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan kritik dalam penyusunan skripsi ini.

  4. Ibu Phebe Hendra, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan kritik dalam penyusunan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Farmasi USD atas ilmu yang telah diberikan.

  6. Walikota Yogyakarta dan Ketua Bappeda DIY atas ijin yang diberikan untuk melakukan penelitian di Kecamatan Umbulharjo.

  7. Dinas P dan P kota Yogyakarta atas kesempatan yang diberikan untuk melakukan penelitian di Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Umbulharjo.

  8. Kepala Sekolah dan Guru Kelompok Bermain dan Taman Kanak- Kanak di lima Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Umbulharjo atas bantuannya dalam penelitian.

  9. Orang tua murid Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Umbulharjo atas partisipasinya dalam pengisian kuisioner.

  10. Bapak Djoko Sasono Putranto dan Ibu Tri Irianti tercinta selaku orang tua penulis, terima kasih atas segala limpahan kasih sayang, doa dan kesabaran.

  11. Bapak H.M Syadhali, BA dan Ibu Sugiarti tercinta selaku bapak dan ibu mertua penulis atas doa dan kasih sayangnya.

  12. My husband tercinta Nur Machmud yang selalu menemani hari-hariku dalam suka dan duka. Terima kasih atas pengertian dan kesabaranmu.

  13. Buah hatiku tercinta Arya dan Iqbal yang selalu menghiasi hari-hariku dengan tawa ceria, tangis dan kemanjaan.

  14. Saudara-saudaraku tersayang Erik, Zia, Mas Feri dan Mbak Dewi atas kasih sayang dan motivasinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  15. Teman-teman seperjuangan Mbak Rita, Mbak Cicil, Mbak Kiki, Ira, Sari, Rini, Kiky dan Dedi atas motivasi dan bantuannya.

  16. Muly dan Hans atas abstraksnya.

  17. Teman-teman Farmasi angkatan ’98, ’00 dan ’02.

  18. Budhe Rin dan Pakdhe Edi atas bantuan moril dan materiil.

  19. Woro dan Panjul atas pinjaman komputernya.

  20. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini banyak kekurangannya namun penulis berharap skripsi ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan. Wassalamu’alaikum Wr.Wb

  Yogyakarta, Agustus 2006 Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

INTISARI

  Orang tua adalah orang yang paling berperan dalam pengambilan keputusan pengobatan selesma pada anak. Tersedianya berbagai macam produk obat selesma tanpa resep untuk anak mendorong orang tua untuk melakukan swamedikasi untuk mengobati selesma anak dengan menggunakan obat selesma tanpa resep untuk anak.

  Metodologi penelitian ini adalah non eksperimental dengan rancangan penelitian survei epidemiologik deskriptif dan pengambilan sampel secara quota sampling. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemilihan dan penggunaan obat selesma tanpa resep untuk anak yang rasional. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah orang tua murid di lima Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanak di Kecamatan Umbulharjo. Analisis hasil menggunakan analisis deskriptif.

  Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden mengetahui bahwa swamedikasi dilakukan untuk mengobati penyakit ringan termasuk selesma dengan menggunakan obat selesma tanpa resep atau obat tradisional (80,23%). Sebagian besar responden mengerti bahwa selesma merupakan gejala penyakit yang dapat sembuh dengan menggunakan obat selesma tanpa resep atau obat tradisional (54,80%). Jenis terapi yang dilakukan responden untuk mengobati selesma anak adalah swamedikasi menggunakan obat tanpa resep (68,63%). Merek obat yang paling banyak digunakan adalah Anakonidin ® (25,56%) dalam bentuk sediaan cair (97,74%). Apotek merupakan tempat yang paling banyak dipilih responden untuk mendapatkan produk obat selesma tanpa resep untuk anak (73,68%). Sebagian besar responden menyatakan bahwa sumber informasi tentang obat selesma tanpa resep untuk anak adalah dari iklan di televisi (44,36%). Berdasarkan data responden yang mematuhi informasi yang tertera pada kemasan obat (76,69%), dapat disimpulkan bahwa pemilihan dan penggunaan obat selesma tanpa resep yang dilakukan responden sudah rasional. Kata kunci : selesma, swamedikasi, obat tanpa resep, pemilihan dan penggunaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRACT

  Parents are decision-makers in treating common cold among paediatric patients.The availability of the various nonprescription drug promotes the self medication of common cold.

  The study of paediatric nonprescription drug of common cold has been done using the non experimental survey. The aim is to evaluate the rational selection and use of the drug. The data were collected with questionaire from the subjects sampled using quota sampling method among parents in 5 playgroups and kindergartens in Kecamatan Umbulharjo. Data were analyzed descriptively.

  Results of the study showed that most respondents (80.23%) knew that self medication is done to cure a non serious diseases including common cold using nonprescription drug and Indonesian traditional medicine. Most respondents (54.80%) knew that common cold is a disease symptom which can be cured using nonprescription drug or Indonesian traditional medicine. Therapy used by the parents to cure paediatric’s common cold is a self medication using nonprescription drug (68.63%). The mostly used drug was Anakonidin ® (25.56%) in the liquid dosage form (97.74%). Pharmacy is the most favorable place to get the nonprescription drug (73.68%). Most respondents obtained drug information from the television advertisement (44.36%). Based on the respondents data of obeying drug information on the drug packaging (76.69%), it can be concluded the selection and use of the nonprescription drug of common cold by the respondents have been rationale.

  Keywords: common cold, self medication, nonprescription, selection and use

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI DAFTAR ISI

  Hal HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………….. ii HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………… iii HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………………………. iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ………………………………………. v PRAKATA …………………………………………………………………….. vi

  INTISARI ……………………………………………………………………... ix

  

ABSTRACT ……………………………………………………………………. x

  DAFTAR ISI …………………………………………………………………... xi DAFTAR TABEL ……………………………………………………………... xv DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………...... xvii DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………... xviii

  BAB I. PENGANTAR ………………………………………………………… 1 A. Latar Belakang Penelitian …………………………………………. 1

  1. Permasalahan …………………………………………………… 3

  2. Keaslian Penelitian………………………………………………. 4

  3. Manfaat Penelitian………………………………………………. 4

  B. Tujuan Penelitian……………………………………………………. 5

  1. Tujuan Umum…………………………………………………… 5

  2. Tujuan Khusus…………………………………………………. 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA…………………………………………. 6 A. Perilaku Sehat dan Sakit…………………………………………… 6 B. Swamedikasi ………………………………………………………. 7 C. Obat Tanpa Resep …………………………………………………. 9 D. Selesma ……………………………………………………………. 11

  1. Definisi ………………………………………………………….. 11

  2. Penyebab ………………………………………………………... 12

  3. Patofisiologi …………………………………………………….. 13

  E. Penatalaksanaan Terapi …………………………………………… 14

  1. Tujuan Terapi …………………………………………………… 14

  2. Sasaran Terapi …………………………………………………... 14

  3. Strategi Terapi …………………………………………………... 14

  F. Pengobatan Rasional ………………………………………………... 17

  G. Pelayanan Informasi Obat ………………………………………….. 20

  H. Keterangan Empiris ………………………………………………… 22

  BAB III. METODOLOGI PENELITIAN …………………………………….. 23 A. Jenis dan Rancangan Penelitian …………………………………… 23 B. Definisi Operasional ………………………………………………. 23 C. Tempat Penelitian …………………………………………………. 24 D. Subjek Penelitian ………………………………………………….. 25 E. Instrumen Penelitian ………………………………………………. 26 F. Tata Cara Penelitian ……………………………………………….. 27

  1. Penyusunan Kuesioner ………………………………………….. 27

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Penyebaran dan Pengisian Kuesioner …………………………... 28

  G. Analisis Hasil ………………………………………………………. 29 H.Kesulitan Dalam Penelitian …………………………………………. 29

  BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………... 31 A. Karakteristik Responden …………………………………………… 31

  1. Usia Responden ………………………………………………… 31

  2. Status Responden Dalam Keluarga ……………………………... 32

  3. Tingkat Pendidikan Responden ………………………………… 33

  4. Jenis Pekerjaan Responden ……………………………………... 33

  5. Jumlah Penghasilan Responden ………………………………… 34

  B. Karakteristik Anak Responden ……………………………………... 35

  1.Usia Anak Responden …………………………………………… 35

  2.Frekuensi Anak Terserang Selesma Dalam Satu Bulan…………. 35

  3.Lama Anak Terserang Selesma …………………………………. 37

  C. Pengetahuan Responden Tentang Swamedikasi dan Selesma ……... 37

  1.Pengetahuan Responden Tentang Swamedikasi ………………… 38

  2.Obat yang Biasa Digunakan Dalam Swamedikasi ……………… 39

  3.Pengertian Selesma Menurut Responden ……………………….. 40

  4.Pemicu Anak Terserang Selesma ……………………………….. 41 5.Gejala Selesma Pada Anak ……………………………………...

  42 D.Jenis Terapi Selesma Pada Anak …………………………………...

  43 E.Sumber Informasi Tentang Obat Selesma ………………………….. 46

  F. Pemilihan Obat Selesma Tanpa Resep Untuk Anak ……………….. 48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  G.Kerasionalan Pemilihan dan Penggunaan Obat Selesma …………... 56 H.Rangkuman Pembahasan………………………………………….

  63 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………... 67

  A. Kesimpulan……………………………………………………….. 67

  B. Saran………………………………………………………………. 68 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 69 LAMPIRAN………………………………………………………………….. 71 BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………........... 85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

DAFTAR TABEL

  Tabel I. Enam Tanda Peringatan yang Harus Dicantumkan Sesuai Dengan Penggunaannya ………………………………………..

  11 Tabel II. Usia Orang Tua Murid KB dan TK di Kecamatan Umbulharjo …………………………………………………….

  31 Tabel

  III. Tingkat Pendidikan Orang Tua Murid KB dan TK di Kecamatan Umbulharjo ………………………………………..

  33 Tabel IV. Jenis Pekerjaan Orang Tua Murid KB dan TK di Kecamatan Umbulharjo …………………………………………………….

  34 Tabel

  V. Jumlah Penghasilan Orang Tua Murid KB dan TK di Kecamatan Umbulharjo ………………………………………..

  34 Tabel VI. Usia Anak-anak KB dan TK di Kecamatan Umbulharjo ………

  35 Tabel VII. Frekuensi Anak Terserang Selesma Dalam Satu Bulan ……….

  36 Tabel VIII. Lama Anak Terserang Selesma ………………………………..

  37 Tabel IX. Pengetahuan Responden Tentang Swamedikasi ……………….

  38 Tabel X. Pengertian Selesma Menurut Responden ………………………

  40 Tabel XI. Pemicu Anak Terserang Selesma ……………………………

  41 Tabel XII. Gejala Selesma pada Anak ……………………………………..

  42 Tabel

  XIII. Jenis Obat atau Ramuan Tradisional yang Digunakan Responden Untuk Mengobati Selesma Anak ………………….

  46 Tabel XIV. Sumber Informasi Tentang Obat Selesma Tanpa Resep yang Digunakan Responden …………………………………………

  47 Tabel XV. Merek Obat Selesma Tanpa Resep yang Sering Digunakan Responden ……………………………………………………...

  48 Tabel XVI. Pengelompokan Produk Obat Selesma Tanpa Resep Berdasarkan Komposisi dan Indikasi Zat Aktif ………………..

  50 Tabel XVII. Alasan Responden Memilih Obat Selesma Tanpa Resep Merek Tertentu ………………………………………………………...

  52 Tabel XVIII. Alasan Responden Memilih Bentuk Sediaan Cair ……………..

  53 Tabel XIX. Alat Penakar Untuk Obat dengan Bentuk Sediaan Cair ……….

  54 Tabel XX. Alasan Responden Membeli Obat Selesma Tanpa Resep di Apotek ………………………………………………………….

  55 Tabel

  XXI. Pengalaman Responden Membaca Informasi Obat pada Kemasan ………………………………………………………..

  57 Tabel

  XXII. Pengalaman Pesponden Memahami Informasi Obat yang Terdapat pada Kemasan ………………………………………..

  58 Tabel

  XXIII. Pengalaman Responden Mematuhi Informasi Obat yang Terdapat pada Kemasan ………………………………………..

  59 Tabel XXIV. Frekuensi Pemberian Obat Sampai Sembuh …………………...

  60 Tabel XXV. Tindakan Responden Bila Selesma Tidak Sembuh …………….

  61 Tabel XXVI. Tindakan Responden Terhadap Obat yang Masih Sisa ………...

  62 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Organ Saluran Pernafasan …………………………………………. 13 Gambar 2. Status Orang Tua Murid KB dan TK di Kecamatan Umbulharjo..... 32 Gambar 3. Obat yang Biasa Digunakan Dalam Swamedikasi ………………… 39 Gambar 4. Jenis Terapi Selesma pada Anak …………………………………... 43 Gambar 5. Jenis Obat yang Digunakan Dalam Pengobatan Selesma Anak …... 45 Gambar 6. Bentuk Sediaan Obat Selesma Tanpa Resep yang Digunakan

  Responden …………………………………………………………. 53 Gambar 7. Tempat Responden Membeli Produk Obat Selesma Tanpa Resep… 55 Gambar

  8. Pengalaman Responden Membeli Obat Utuh Dengan Kemasannya………………………………………………………... 56

  Gambar 9. Keadaan Anak Responden Setelah Menggunakan Obat Selesma…. 60

  DAFTAR LAMPIRAN Kuesioner ………………………………………………………………...

  71 Hasil Wawancara ………………………………………………………...

  77 Rekapitulasi Jawaban Responden ………………………………………..

  78 Surat Ijin Penelitian dari BAPPEDA DIY ……………………………….

  83 Surat Ijin Penelitian dari Dinas P dan P Kota Yogyakarta ………………

  84 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Selesma merupakan salah satu penyakit ringan yang sering muncul di

  saat pergantian musim dari kemarau ke musim hujan. Penyakit ini sering menyerang balita dan anak-anak, terutama anak usia prasekolah karena pada usia tersebut daya tahan tubuh relatif masih lemah. Gejala yang sering muncul adalah keluarnya lendir hidung, hidung tersumbat dan bersin. Pergantian musim dan seringnya mereka berinteraksi dengan anak lain di sekolah terlebih dengan anak yang terserang selesma menyebabkan kemungkinan terserang penyakit tersebut lebih besar, apalagi selesma disebabkan oleh virus yang mudah sekali menular. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan di Kelompok Bermain dan Taman Kanak- kanak yang ada di Kecamatan Umbulharjo. Alasan lain yang mendorong peneliti melakukan penelitian di Kecamatan Umbulharjo karena jumlah Kelompok Bermain dan Taman Kanak-kanaknya paling banyak dibandingkan kecamatan lain di kota Yogyakarta berdasarkan data dari Dinas P dan P tahun 2004 sehingga diharapkan dapat mewakili populasi anak yang ada di Kecamatan Umbulharjo.

  Kondisi sakit pada anak ini menuntut upaya dan sikap bijaksana dari orang tua untuk mencari pengobatan yang terbaik agar penyakit tidak bertambah parah dan anak cepat sembuh. Sebenarnya selesma merupakan suatu gejala penyakit yang dapat sembuh sendiri tanpa diobati (self limiting), namun bila sampai mengganggu aktivitas anak maka harus dilakukan upaya untuk mengurangi gejala yang timbul. Upaya yang dilakukan dapat berupa swamedikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  menggunakan terapi nir obat, obat atau ramuan tradisional, obat tanpa resep maupun dengan berobat ke tenaga kesehatan.

  Salah satu upaya yang dilakukan orang tua adalah dengan swamedikasi menggunakan obat tanpa resep yang dapat diperoleh di apotek, toko obat, supermarket maupun warung tanpa resep dokter. Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengatasi gangguan kesehatan yang ringan seperti selesma. Harga obat dengan resep dokter dan biaya pelayanan kesehatan yang makin mahal serta peredaran produk obat tanpa resep yang makin pesat mendorong orang tua untuk melakukan swamedikasi. Dalam swamedikasi orang tua mendiagnosis sendiri penyakit yang diderita anaknya dan menentukan sendiri pengobatan yang dilakukan tanpa bantuan dari tenaga kesehatan. Swamedikasi menggunakan obat tanpa resep harus dilakukan dengan tepat dan rasional, agar tidak terjadi pemborosan biaya pengobatan dan terhindar dari dampak negatif yang disebabkan karena penggunasalahan obat. Dalam pemilihan obat untuk swamedikasi orang tua harus mengetahui penyebab penyakit anaknya. Hal ini berkaitan dengan pemilihan obat yang tepat, karena pemilihan dan penggunaan obat yang sesuai dan tepat akan memberikan manfaat yang diharapkan serta dapat memperkecil timbulnya efek yang tidak diinginkan.

  Banyaknya produk obat tanpa resep yang beredar sekarang ini terutama yang dikhususkan untuk balita dan anak-anak, semakin mendorong orang tua untuk melakukan swamedikasi dalam mengatasi penyakit yang diderita anaknya dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya. Salah satu obat tanpa resep yang banyak beredar di pasaran adalah obat untuk selesma yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  didesain dan diatur pemakaiannya untuk balita dan anak-anak. Orang tua harus teliti dan selektif dalam memilih obat, yaitu dengan memilih obat yang sesuai dengan gejala penyakit dan disertai informasi yang lengkap dan memadai. Pemilihan obat jangan dilakukan hanya karena bentuk, rasa dan kemasan obat yang menarik saja, agar pengobatan yang dilakukan rasional dan tidak ada penggunasalahan obat.

  Hal ini menarik untuk diteliti, karena pemilihan dan penggunaan obat selesma tanpa resep yang dilakukan oleh orang tua untuk mengobati selesma anak sangat menentukan keberhasilan pengobatan yang rasional.

1. Permasalahan

  Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dari penelitian ini sebagai berikut : a. seperti apakah pengetahuan responden tentang swamedikasi dan selesma pada anak? b. apakah jenis terapi yang dilakukan responden untuk mengobati selesma anak dan alasan apakah yang mendasari responden memilih jenis terapi tersebut? c. bagaimana pemilihan obat selesma tanpa resep untuk anak, meliputi: merek obat, komposisi zat aktif obat, bentuk sediaan dan tempat memperoleh obat selesma tanpa resep tersebut?

  d. dari manakah responden mendapatkan informasi tentang obat selesma tanpa resep? e. apakah pemilihan dan penggunaan obat selesma tanpa resep untuk anak sudah rasional?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. Keaslian Penelitian

  Penelitian mengenai pengobatan sendiri dengan obat selesma tanpa resep sudah pernah dilakukan oleh Kusumaningrum (2000) yang menguraikan tentang pertimbangan mahasiswa Universitas Sanata Dharma dalam pemilihan obat selesma dan Papilaya (2003) serta Sulistyowati (2004) yang menguraikan tentang penilaian iklan obat selesma di TV di kalangan pengunjung apotek. Perbedaan dengan penelitian ini adalah subjek penelitian, lokasi penelitian dan penelitian ini lebih menguraikan tentang pemilihan dan penggunaan obat selesma tanpa resep untuk anak yang dilakukan oleh orang tua.

  3. Manfaat Penelitian

  a. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan deskripsi yang jelas tentang pemilihan dan penggunaan obat selesma tanpa resep untuk anak oleh orang tua di

  Kecamatan Umbulharjo.

  b. Manfaat praktis Data yang diperoleh dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi apoteker dalam pelayanan informasi obat dan membantu menentukan pemilihan dan penggunaan obat selesma tanpa resep untuk anak secara rasional, serta bagi dokter dalam pemberian informasi tentang obat agar tidak terjadi polifarmasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pemilihan dan penggunaan obat selesma tanpa resep untuk anak yang dilakukan oleh orang tua di Kecamatan Umbulharjo.

2. Tujuan Khusus

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: a. pengetahuan orang tua tentang swamedikasi dan selesma pada anak.

  b. jenis terapi yang dilakukan orang tua untuk mengobati selesma anak dan alasan yang mendasari pemilihan jenis terapi tersebut.

  c. pemilihan obat selesma tanpa resep, meliputi: merek obat, komposisi zat aktif obat, bentuk sediaan dan tempat memperoleh obat selesma tanpa resep.

  d. sumber informasi tentang obat selesma tanpa resep.

  e. mengetahui kerasionalan pemilihan dan penggunaan obat selesma tanpa resep untuk anak yang dilakukan orang tua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Perilaku Sehat dan Sakit Masyarakat awam mengartikan sehat sebagai keadaan tubuh yang enak,

  nyaman, gembira dan dapat melakukan kegiatan sehari-hari, sedangkan sakit diartikan sebagai keadaan tubuh yang mengalami gangguan yang menimbulkan perasaan tidak enak, tidak nyaman dan sebagainya. Konsep sehat-sakit ini berlaku sama bagi anak-anak maupun orang dewasa, hanya gejalanya yang berbeda (Notoadmodjo, 2003).

  Pengertian penyakit (disease) adalah suatu bentuk reaksi biologis terhadap suatu organisme, benda asing atau luka. Hal ini merupakan suatu fenomena yang objektif yang ditandai oleh perubahan fungsi-fungsi tubuh sebagai organisme biologis, sedangkan sakit (illness) adalah penilaian seseorang terhadap penyakit sehubungan dengan pengalaman yang langsung dialaminya. Hal ini merupakan fenomena subjektif yang ditandai dengan perasaan tidak enak (Notoadmodjo, 2003).

  Perilaku sehat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh orang yang merasa sehat untuk mencegah penyakit atau mendeteksi penyakit sebelum keluarnya gejala. Perilaku sakit adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh orang yang merasa sakit untuk menjelaskan keadaan kesehatannya dan mendapatkan pengobatan yang sesuai (Supardi,1999).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Lima konsep yang berguna untuk analisis perilaku sakit adalah: 1. shopping atau proses mencari beberapa sumber yang berbeda dari medical care untuk satu persoalan atau yang lain.

  2. fragmentation atau proses pengobatan oleh beberapa fasilitas kesehatan pada lokasi yang sama.

  3. procrastination atau proses penundaan pencarian pengobatan gejala yang dirasakan.

  4. self medication atau mengobati sendiri dengan menggunakan berbagai ramuan atau obat-obatan yang dinilai tepat baginya.

  5. discontinuity atau proses penghentian pengobatan (Notoadmodjo, 2003).

B. Swamedikasi

  Dari Riset Rumah Tangga yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan RI, didapat data kuantitatif tentang perilaku masyarakat terhadap timbulnya gejala penyakit antara lain: dibiarkan 5%, diobati dengan cara sendiri 5%, diobati dengan jamu 9%, memakai obat bebas 63% dan pergi ke dokter atau puskesmas 18%. Dari data tersebut ternyata prosentase penderita sakit yang melakukan swamedikasi menggunakan obat bebas adalah paling besar. Kenyataan tersebut dapat dijadikan salah satu dasar kebijakan dalam membina kesehatan masyarakat pada umumnya (Sartono,1993b).

  Swamedikasi merupakan suatu tindakan pengobatan sendiri yang biasa dilakukan untuk mengatasi masalah atau gangguan kesehatan yang ringan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  misalnya selesma, demam, sakit kepala, diare, sembelit, maag, gatal-gatal, infeksi jamur kulit dan lain-lain (Anonim,2001).

  Swamedikasi biasanya dilakukan untuk mengobati penyakit yang sudah biasa dialami dengan menggunakan terapi nir obat, obat atau ramuan tradisional, obat modern atau cara lain tanpa petunjuk dokter atau tenaga kesehatan lainnya. Tujuan swamedikasi antara lain untuk peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit ringan dan pengobatan rutin penyakit kronis setelah perawatan dokter.

  Peranan swamedikasi adalah untuk penanggulangan secara cepat dan efektif keluhan yang tidak memerlukan konsultasi medis, mengurangi beban pelayanan kesehatan pada keterbatasan sumber daya dan tenaga serta meningkatkan keterjangkauan pelayanan kesehatan untuk masyarakat yang jauh dari puskesmas (Supardi,1997).

  Swamedikasi menggunakan obat tanpa resep pada umumnya didasarkan atas pengalaman masa lalu maupun informasi dari keluarga atau lingkungan sekitar. Selain itu, saat ini semakin banyak obat-obat tanpa resep yang dipromosikan melalui iklan di media cetak, elektronik maupun billboard yang disertai dengan informasi dan bujukan yang kadang menarik konsumen bahkan menyesatkan. Konsumen harus benar-benar selektif dalam memilih obat sesuai dengan kondisi tubuh dan penyakitnya.

  Swamedikasi menggunakan obat tanpa resep harus memperhatikan: 1. pencantuman nomor registrasi dari Badan POM sebagai izin beredar 2. kondisi obat dan kemasan apakah dalam keadaan baik atau rusak 3. tanggal kadaluarsa obat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  4. membaca dan mengikuti keterangan atau informasi yang tercantum pada kemasan atau brosur yang terdapat dalam kemasan obat yang berisi tentang indikasi, kontraindikasi, efek samping, dosis, aturan pemakaian, cara penyimpanan, perhatian, peringatan dan informasi tentang interaksi obat dengan obat atau obat dengan makanan (Widodo, 2004).

C. Obat Tanpa Resep

  Penggolongan obat berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 917/MENKES/PER/X/1993 (pasal 1 ayat 3) tentang Wajib Daftar Obat Jadi, obat digolongkan menjadi enam yaitu obat bebas, obat bebas terbatas, obat wajib apotek, obat keras, psikotropika dan narkotika (Anonim, 1996). Berikut hanya dijelaskan tentang obat bebas dan obat bebas terbatas yang termasuk dalam Obat Tanpa Resep.

  Obat Tanpa Resep (OTR) dapat diartikan sebagai obat modern yang dapat dibeli tanpa resep dokter atau obat yang telah ditegaskan akan aman dan manjur bagi penggunanya apabila digunakan mengikuti petunjuk penggunaan dan peringatan yang terdapat dalam kemasan obat. Dari pengertian tersebut berarti pemakai dapat bebas mendiagnosis penyakit dan memilih obat sendiri, serta pemakaian dan cara mendapatkan obat tidak diawasi oleh dokter atau apoteker.

  Obat yang dapat diserahkan tanpa resep berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 919/MENKES/PER/X/1993 (pasal 2) harus memenuhi kriteria: 1. tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak di bawah umur 2 tahun dan orang tua di atas 65 tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  2. pengobatan sendiri dengan menggunakan obat yang dimaksud tidak mampu memberikan resiko pada kelanjutan penyakit.

  3. penggunaannya tidak memerlukan cara dan atau alat khusus yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan.

  4. penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia.

  5. obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri (Anonim, 1996).

  Obat Tanpa Resep dapat dibedakan menjadi dua, yaitu obat bebas dan obat bebas terbatas. Obat bebas adalah obat yang dalam penggunaannya tidak membahayakan dan dapat dipergunakan tanpa pengawasan dokter. Berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI No. 2380/A/SK/1983, pada bagian wadah atau kemasan harus diberi tanda khusus berupa lingkaran hijau dengan garis tepi hitam. Obat bebas terbatas adalah golongan obat yang dalam penggunaannya cukup aman, tetapi bila digunakan berlebihan dapat mengakibatkan efek samping yang kurang menyenangkan. Penggunaannya tidak memerlukan pengawasan dokter namun terbatas sesuai dengan aturan yang tertera dalam kemasan. Obat bebas terbatas harus mencantumkan tanda khusus berupa lingkaran berwarna biru dengan garis tepi hitam. Pada kemasan obat bebas terbatas juga harus mencantumkan tanda peringatan yang ditulis dengan warna putih di dalam kotak yang berwarna hitam (Anonim, 1996).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Tabel I. Enam tanda peringatan yang harus dicantumkan sesuai

dengan penggunaannya

  P. no. 1 Awas! Obat Keras. Bacalah aturan pemakaiannya di dalam Contoh: Paramex

  P. no. 2 Awas! Obat Keras. Hanya untuk kumur, jangan ditelan.

  Contoh:Listerine Mouthwash

  P. no. 3 Awas! Obat Keras. Hanya untuk bagian luar tubuh.

  Contoh: Betadine Antiseptik

  P. no. 4 Awas! Obat Keras. Hanya untuk dibakar.

  Contoh: Rokok Anti Asma P. no. 5 Awas! Obat Keras. Tidak boleh ditelan.

  Contoh: Dulcolax P. no. 6 Awas! Obat Keras. Obat wasir jangan ditelan.

  Contoh: Anusol

D. Selesma

1. Definisi

  Selesma atau common cold merupakan gabungan dari berbagai gejala yang mengganggu saluran pernafasan bagian atas, terutama selaput lendir hidung (Tietze, 2004). Selesma sering disebut juga dengan pilek karena adanya lendir hidung yang keluar, rhinitis akut karena terjadi dengan cepat, rhinitis virus karena disebabkan oleh virus (Donatus, 1997).

  Selesma kadang diartikan sama dengan influenza atau rhinitis alergi, padahal ketiganya berbeda. Perbedaannya terletak pada penyebab dan intensitas gejala. Penyebab influenza hampir mirip dengan selesma yaitu virus, namun pada selesma penyebabnya adalah virus selesma sedangkan pada influenza penyebabnya adalah virus influenza. Gejala yang timbul pun juga hampir sama yaitu adanya sumbatan dan cairan nasal, namun pada influenza intensitasnya lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  berat dan kadang disertai gatal pada hidung, nyeri otot dan sendi, batuk dan demam, sedangkan rhinitis alergi disebabkan karena adanya reaksi alergi dari antibodi pada mukosa hidung terhadap antigen yang terhisap. Penyebab rhinitis alergi ini antara lain debu, tungau, benang sari atau alergi terhadap udara dingin.

  Jika penyebab alergi dijauhi maka rhinitis alergi juga akan sembuh sendiri. Gejalanya antara lain sumbatan dan cairan nasal, gatal hidung dan bersin-bersin (Donatus, 1997).

2. Penyebab

  Selesma disebabkan oleh salah satu jenis virus penyebab selesma, terutama Rhinovirus. Virus lain yang menyebabkan gejala seperti pada selesma antara lain Coronavirus, Adenovirus, Parainfluenza virus, RSV (Respiratory Syncytial Virus), Echovirus dan Cocksackievirus (Tietze, 2004).

  Gejala yang timbul setelah suatu periode inkubasi singkat antara 1-3 hari biasanya berupa pilek karena adanya cairan nasal, bersin, sakit tenggorokan dan juga sakit kepala. Penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinya (self-limiting) tanpa diobati apabila tidak ada komplikasi dan seringkali tidak disertai demam (Tjay & Raharja, 2002).

  Kejadian selesma diawali karena infeksi virus yang menyebabkan terjadinya radang dan iritasi nasal yang ditandai dengan bersin kemudian keluar cairan nasal yang dapat menyebabkan sumbatan nasal yang disertai sakit kepala karena iritasi yang meluas. Jika gejala tersebut tidak segera diatasi, dapat menyebabkan sakit tenggorokan, batuk kering yang dapat berubah menjadi batuk basah (Tietze, 2004).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Patofisiologi

  Proses infeksi virus selesma meliputi tiga tahap, yang pertama virus masuk sel semang (host) pada hidung dan mengeluarkan asam nukleat, kemudian terjadi duplikasi genom dan sintesis protein virus dengan menggunakan fasilitas sel semang, dilanjutkan dengan penyusunan partikel virus baru, kemudian dilepaskan dan akan menginfeksi sel semang yang lain, selanjutnya terjadilah peradangan (Tietze, 2004).

  Beberapa kondisi yang dapat memicu timbulnya selesma antara lain daya tahan tubuh yang lemah atau menurun, pergantian musim biasanya musim dingin, usia balita dan anak-anak lebih mudah terserang selesma dan pada wanita lebih mudah terserang selesma berkaitan dengan siklus menstruasi.

  Gambar 1. Organ Saluran Pernafasan

  

E. Penatalaksanaan Terapi

GG

Gambar 1. Organ Saluran Pernafasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Penatalaksanaan Terapi

  1. Tujuan Terapi