BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan - DADAN KHADARSYAH BAB II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan 1. Pengertian perkembangan Perkembangan (development) adalah bertambahnya

  kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya.termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1995).

  Perkembangan dapat diartikan sebagai “perubahan yang progresif dan kontinu (berkesinambungan) dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati (the progressive and continuous change in the

  organism from birth to death ). Pengertian lain dari perkembangan

  adalah “perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah)” (Yusuf, 2001).

  9 Perkembangan pribadi manusia menurut psikologi berlangsung sejak terjadinya konsepsi sampai mati, yaitu sejak terjadinya sel bapak-ibu (konsepsi) sampai mati individu senantiasa mengalami perubahan-perubahan atau perkembangan (Fadliyanur, 2008).

  Perkembangan seseorang adalah hasil dari faktor bawaan dan lingkungan (nature vs nurture). Setiap individu adalah makhluk yang unik dan setiap tahap perkembangan memiliki karakteristik yang khas. Faktor bawaan mencakup ciri-ciri fisik, kecerdasan, bakat, temperamen (yang akan menentukan bagaimana seseorang bertindak, bereaksi, bersikap dari situasi satu ke situasi lain yang sifatnya relatif menetap) (Tedjasaputra, 2009).

  Perkembangan psikis yang terjadi menurut psikologi dibagi menjadi empat stadium, yaitu:

1. Fase oral, berlangsung dari sejak bayi lahir sampai usia 1-2 tahun.

  Mulut merupakan pusat kenikmatan bayi pada fase ini, karena itu bayi senang menyusu dan mengisap.

  2. Fase anal, terjadi setelah fase oral dan berlangsung mulai 2-4 tahun. Pada fase ini, daerah dubur dan sekitarnya menjadi pusat kenikmatan. Perasaan senang dan nikmat dirasakan ketika anak menahan berak atau kencingnya.

  3. Fase falix, berlangsung pada usia 4-6 tahun. Selama fase ini anak merasakan alat kelaminnya sebagai bagian yang menyenangkan, karena itu anak senang meraba alat kelaminnya.

  4. Fase terakhir adalah fase laten yang biasanya terjadi pada usia sekolah. Pada bagian awal fase ini, anak tidak lagi memusatkan perhatian pada kelaminnya. Bahkan anak seakan lupa bahwa kelamin merupakan bagian yang menyenangkan. Tetapi pada bagian akhir fase latin, yaitu pada masa menjelang remaja, perhatian terhadap kelamin mulai muncul kembali (Smith,L.h & Barker,E 2009). Menurut teori Piaget yang dirancang oleh Jean Piaget membagi perkembangan intelegensi anak menjadi 3 tahapan, yakni : 1) tahap sensorik motorik (0-2 th); 2) tahap pra operasional (2-7 th); 3) tahap operasional (7- keatas) (Anonim, 2009).

  Menurut teori Piaget dalam Wong membagi menjadi 3 bagian yaitu : fase pra oprasional (2-7 tahun), fase pra konseptual (2-4 tahun), fase gagasan intuitif (4-7 tahun).

2. Faktor-faktor perkembangan a.

  Faktor genetik Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui intruksi genetik yang terkandung didalam sel telur yang telah dibuahi, dapat di tentukan kulitas dan kuantitas pertumbuhannya (Soetjiningsih, 1995). b.

  Faktor lingkungan Faktor lingkungan sangat berperan untuk melakukan perubahan, dalam artian memaksimalkan potensi yang dimiliki anak, dan hal- hal yang kurang berkembang. Juga untuk meminimalkan hal-hal yang negatip pada diri anak (temperamen, gangguan perkembangan/hendaya yang diidap oleh anak). Peran lingkungan adalah mengoptimalkan dimensi perkembangan mencakup faktor biologis (fisik, motorik), kognitif (bahasa, berpikir, daya nalar, daya ingat, dll), psikososial (kemandirian, bagaimana anak bersikap, berperilaku, kesadaran akan diri, harga diri, percaya diri, dll). Sebagai contoh, anak akan belajar bagaimana mencintai orang lain kalau mereka dicintai oleh (terutama) orang tuanya (Wijaya, 2009). Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan. Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi bawaan, sedangkan yang kurang baik akan menghambatnya. Lingkungan ini merupakan lingkungan “bio-fisiko-psiko-sosial” yang mempengaruhi setiap hari, mulai dari konsepsi sampai akhir hayatnya.

  1. Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih didalam kandungan (faktor pranatal).

  2. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor postnatal).

  Lingkungan postnatal yang mempengaruhi tumbuh kembang anak secara umum dapat digolongkan menjadi 4, yaitu lingkungan biologis, faktor fisik, faktor psiko social, dan faktor keluarga dan adat istiadat. (Soetjiningsih, 1995).

3. Prinsip-prinsip Perkembangan a.

  Perkembangan merupakan proses yang tidak pernah berhenti.

  Manusia secara terus-menerus berkembang atau berubah yang dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar sepanjang hidupnya.

  b.

  Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi.

  Setiap aspek perkembangan individu, baik fisik, emosi, inteligensi maupun sosial, satu sama lainnya saling mempengaruhi.

  c.

  Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu.

  Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau arah tertentu. Setiap tahap perkembangan merupakan hasil perkembangan dari tahap sebelumnya yang merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya.

  d.

  Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan.

  Perkembangan fisik dan mental mencapai kematangannya terjadi pada waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat dan ada yang lambat).

  e.

  Setiap fase perkembangan mempunyai ciri khas.

  Prinsip ini dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut :

  1). Sampai usia 2 tahun, anak memusatkan untuk mengenal lingkungannya, menguasai gerak-gerik fisik dan belajar berbicara. 2). Pada usia 3-6 tahun, perkembangan dipusatkan untuk menjadi manusia sosial (belajar bergaul dengan orang lain).

  f.

  Setiap individu yang normal akan mengalami fase perkembangan.

  Prinsip ini berarti bahwa dalam jalan hidupnya yang normal dan berusia panjang individu akan mengalami fase-fase perkembangan: bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa dan masa tua.

4. Aspek Perkembangan

  Soetjiningsih (1995), usia 2-6 tahun merupakan periode penting dalam perkembangan anak. Karena pada masa ini perkembangan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial, emosional dan intelegensi berjalan dengan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar kepribadian juga dibentuk pada masa ini. Sehingga setiap kelainan/ penyimpangan sekecil apapun apabila tidak terdeteksi apalagi tidak ditangani dengan baik, akan mengurangi kualitas sumberdaya manusia kelak kemudian hari.

  Dalam perkembangan anak terdapat masa kritis, dimana diperlukan stimulasi yang berguna agar potensi berkembang, sehingga perlu mendapat perhatian. Perkembangan psiko-sosial sangat dipengaruhi lingkungan dan interaksi antara anak dengan orang tuanya/orang dewasa lainnya. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi sosial diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap perkembangannya, bahkan sejak bayi masih di dalam kandungan. Sedangkan lingkungan yang tidak mendukung akan menghambat perkembangan anak.

  Melalui DDST (Denver Developmental Screening Test) terdapat 4 parameter yang dipakai dalam menilai perkembangan, yaitu: 1.

  Personal social (kepribadian/tingkah laku sosial) Kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

  2. Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus) Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.

  3. Language (bahasa) Kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.

4. Gross Motor (perkembangan motorik kasar) Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.

  Berikut ini adalah perkembangan anak usia dini 3-4 tahun, yaitu :

1. Personal Sosial

  Usia Kemampuan

  anak usia 3 – 3,5 tahun 1) mengambil makanan dengan kemampuan 25 – 50 % 2) berpakaian tanpa bantuan dengan kemampuan 25 - 50 % 3) gosok gigi tanpa bantuan dengan kemampuan 50 – 75 % 4) bermain ular tangga atau kartu dengan kemampuan

  50 – 75 % 5) cuci dan mengeringkan tangan dengan kemampuan 6) 75 – 90 % 7) menyebutkan nama teman dengan kemampuan

  75 – 90 % 8) memakai t-shirt dengan kemampuan 75 – 90 % anak usia 3,6 – 4 tahun

  1) bermain ular tangga dengan kemampuan 50 – 75 % 2) gosok gigi tanpa bantuan dengan kemampuan 50 – 75 % 3) mengambil makan dengan kemampuan 50 – 75 % 4) berpakaian tanpa bantuan dengan kemampuan 75 – 90 %

2. Motorik Halus

  Usia Kemampuan

  anak usia 1). Menara dari 8 kubus 50-75 % 3 3,5 2). Meniru garis vertical 50-75% – tahun 3). Mencontoh 50-75%

  4). Menggoyangkan ibu jari 75-90% anak usia 1). Menggambar orang 3 bagian 25-50%

  • – 3,6 4 2). Mencontoh 50-75% tahun 3). Memilih garis yang lebih panjang 50-75%

  4). Mencontoh 75-90% 3.

  Bahasa

  Usia Kemampuan

  anak usia 1). Mengartikan 5 kata 25-50% 3 3,5 2). Menyebut 4 warna 25-50% – tahun 3). Mengetahui 3 kata sifat 50-75%

  4). Mengerti 4 kata depan 50-75% 5). Mengerti 2 kata sifat 50-75% 6). Mengetahui 2 kegiatan 75-90% 7). Mengetahui 1 warna 75-90% 8). Kegunaan 2 benda 75-90% 9). Menghitung 1 kubus 75-90%

  10). Kegunaan 3 benda 75-90% 11). Mengetahui 4 kegiatan 75-90% 12). Bicara semua dimengerti 75-90% anak usia 1). Kata berlawanan 2 25-50%

  3,6 4 – 2). Mengartikan 5 kata 50-75% tahun 3). Mengerti 2 kata sifat 75-90’’% 4). Mengetahui 1 warna 75-90% 5). Kegunaan 2 benda 75-90% 6). Menghitung 1 kubus 75-90% 7). Kegunaan 3 benda 75-90% 8). Mengetahui 4 kegiatan 75-90% 9). Bicara semua dimengerti 75-90% 10). Mengerti 4 kata depan 75-90% 11). Menyebut 4 warna 75-90% 12). Mengetahui 3 kata sifat 75-90% 4.

  Motorik Kasar

  Usia Kemampuan

  anak usia 1). Berdiri 1 kaki 3 detik 50-75%

  • – 3 3,5 2) melompat dengan 1 kaki50-75% tahun 3). Berdiri 1 kaki 1 detik 75-90%

  4). Loncat jauh 7590% anak usia 1). Berdiri 1 kaki 4 detik 25-50%

  • – 3,6 4 2). Berdiri 1 kaki 5 detik 25-50% tahun B.

  

Karakteristik Fase Perkembangan anak Prasekolah umur 3 – 4 tahun

  Anak usia Prasekolah merupakan fase perkembangan individu sekitar 3-4 tahun, ketika anak mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai pria atau wanita, dapat mengatur diri dalam buang air (toilet

  training ) dan mengenal beberapa hal yang dianggap berbahaya (mencelakakan dirinya).

  1. Perkembangan fisik Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan berikutnya. Proporsi tubuh dapat berubah secara dramatis, seperti pada usia tiga tahun, rata-rata tingginya sekitar 80-90 cm dan beratnya sekitar 10-13 kg, sedangkan pada usia empat sampai lima tahun, tingginya sudah mencapai sekitar 100-110 cm.

  2. Perkembangan intelektual Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada usia ini berada pada periode profesional, yaitu tahap di mana anak belum mampu menguasai operasi mental secara logis. Yang dimaksud dengan operasi di sini adalah kegiatan-kegiatan yang diselesaikan secara mental bukan fisik.

  Keterbatasan yang menandai atau yang menjadi karakteristik periode profesional ini adalah sebagai berikut : a.

  Egosentrisme, yaitu maksudnya bukan “Selfishness” (egois) atau arogan (sombong), namun merujuk kepada : 1)

  Diferensiasi diri, lingkungan orang lain yang tidak sempurna 2)

  Kecenderungan untuk mempersepsi, memahami dan menafsirkan.

  b.

  Kaku dalam berpikir (Rigidit of thought).

  Salah satu karakteristik berpikir profesional adalah kaku (Frozen).

  c.

  Semilogical reasoning.

  Anak-anak mencoba untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa alam yang misterius, yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari.

  3. Perkembangan Emosional Beberapa jenis emosi yang berkembang pada masa anak, di antaranya: takut, cemas, marah, cemburu, kegembiraan, kasih sayang, hobi dan ingin tahu (Curiosity).

  4. Perkembangan Bahasa Perkembangan bahasa anak usia prasekolah dapat di klasifikasikan dalam dua tahap, yaitu : a.

  Masa ketiga (2,0 – 2,6 tahun) yang bercirikan : 1)

  Anak sudah mulai bisa menyusun kalimat tunggal yang sempurna.

  2) Anak sudah mampu memahami tentang perbandingan

  c) Anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain.

  Anak dapat mengembangkan daya fantasi atau kreativitas.

  c.

  Anak dapat mengembangkan sikap percaya diri, tanggung jawab dan kooperatif (mau bekerja sama).

  Anak memperoleh perasaan senang, puas, bangga b.

  Secara psikologis, bermain mempunyai nilai-nilai yang sangat berharga bagi anak, di antaranya : a.

  d) Anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain atau teman sebayanya.

  b) Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan.

  3) Anak sudah menanyakan nama dan tempat

  a) Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan bermain.

  Tanda-tanda perkembangan sosial pada tahap ini adalah :

  Tingkat berpikir anak sudah lebih maju 5. Perkembangan Sosial

  Anak sudah dapat menggunakan kalimat majemuk beserta anak kalimatnya 2)

  Masa keempat (2,6 – 6,0 tahun) yang bercirikan : 1)

  b.

  4) Anak sudah banyak menggunakan kata-kata yang berawalan dan berakhiran.

6. Perkembangan Bermain

  d.

  Anak dapat mengenal aturan atau norma yang berlaku.

  7. Perkembangan Kepribadian Pada masa ini, berkembang kesadaran dan kemampuan untuk memenuhi tuntunan dan tanggung jawab.

  8. Perkembangan Moral Melalui pengalaman berinteraksi dengan orang lain, anak belajar memahami tentang kegiatan atau perilaku mana yang baik, boleh, diterima, disetujui atau buruk, tidak boleh, ditolak, tidak disetujui.

  9. Perkembangan kesadaran beragama Kesadaran beragama pada usia ini, ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut:

a) Sikap keagamaannya bersifat reseptif (menerima).

  b) Pandangan ketuhanannya bersifat anthropormorph (dipersonifikasi).

  c) Penghayatan secara rohaniah masih Super Ficial (belum mendalam).

  d) Hal ketuhanan dipahamkan secara Ideosyncritic (menurut khayalan pribadinya).

C. Hubungan Anak dengan Orang Tua selama dirumah

  Konsep model interaksi anak dan keluarga menurut Bernard dalam Aan Mariner (1994), membagi : a.

  Karakteristik keluarga Keluarga sebagai pelindung dimana kepekaan orangtua terhadap anak dalam memberikan arahan sehingga tercipta perasaan aman dan naman bagi anak, kepekaan orangtua terhadap pemberian arahan akan dapat mengurangi gangguan atau setres terhadap anak yang sedang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat usia anak.

  b.

  Karakteristik anak Anak dalam keluarga akan mencontoh dan meniru orangtua yang diperankan sehari-hari orangtua merupakan role model bagi anak apa yang dilihat dan didengar dari orangtua akan terekam oleh anak sepanjang siklus kehidupan selanjutnya, otangtua merupakan contoh pertama dan utama bagi anak-anaknya dalam beradaptasi atau sosialisasi dengan lingkungan luar sesuai dengan tahap perkembangan usia anak.

1. Kelompok usia 3 tahun, biasanya anak : a.

  Dapat menyesuaikan diri dan selalu mencoba untuk menyenangkan orang tua b.

  Merasa cemburu adiknya yang baru lahir atau teman usia mereka,, sehingga pada saat atau waktu memiliki adik baru, perlu waktu untuk membicarakan tentang kehadiran adik barunya c. Mulai diperkenalkan perbedaan peran dan fungsi fungsi dirumah seperti : ayah adalah seorang laki-laki yang berfungsi sebagai kepala keluarga, dan ibu adalah seorang perempuan yang berfungsi sebagai seseorang ibu yang melindungi keluarga/anaknya d. Mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan dapat ditinggal dalam waktu yang singkat

2. Kelompok usia 4 tahun, anak mulai memunculkan sikap : a.

  Pemberontak bila ada larangan dari orang tua b.

  Sudah mampu mengemukakan pendapat atau perasaannya pada orang lain dalam keluarga (ayah, ibu, kakak) c.

  Sudah muncul tanggung jawab bila dia ingin melakukan sesuatu d.

  Memiliki rasa cemburu pada kakak atau adiknya bila diperlakukan tidak adil, perlu pandekatan khusus untuk membicarakannya.

  e.

  Mulai melarikan diri dari rumah bila ada sesuatu yang tidak nyaman f.

  Mampu membedakan jenis kelamin orang tua dan teman sebayanya yang berlawana jenis

3. Kelompok Usia 5 tahun, diusia ini anak mulai :

  a.

  Mandiri berada diluar lingkungan rumah (sekolah) b. Membutuhkan perhatian khusus saat anak berada disekolah, karena anak lebih merasa nyaman dan aman dilingkungan rumah c.

  Mulai muncul pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan prinsip dan aturan yang diberlakukan orang tua dirumah dengan dilingkungan luar d. Mulai banyak melakukan kegiatan diluar rumah seperti : olah raga, membantu berbelanja dengan orang tua yang berjenis kelamin yang sama(antara orang tua dan anak, seperti anak wanita akan memilih ibunya dan sebaliknya anak laki-laki dengan ayahnya).

D. Proses Sosialisasi Anak Selama Dirumah 1.

  Kelompok usia 3 tahun, anak sudah mampu : a.

  Anak sudah mampu bersosialisasi dengan lingkungan b.

  Sudah mampu memakai pakaian dan sepatu secara lengkap degan bantuan dan arahan bimbingan orang tua dalam memakainya c.

  Sudah penuh perhatian dalam memenuhi kebutuhan dirinya(mandi, makan) d.

  Mampu menyiapkan makanan sederhana (sereal dingin dan susu) e. Dapat diminta bantuannya untuk mengeringkan dan menata meja dengan bimbingan dan yang tidak membahayakan bila terjadi kecelakaan f.

  Mulai muncul rasa takut terutama pada kegelapan dan keramaian (di pasar) g. Mengetahui jenis kelamin sendiri dan dengan yang lainnya h.

  Bermain dengan teman sebaya dengan peraturan dan berkelompok atau bercabang dan selalu taat pada aturan permainan yang dibuat i.

  Mampu bercerita dengan jelas 2. Kelompok usia 4 tahun a.

  Sudah sangat mandiri b. Cenderung tidak sabar dan egois c. Agesif baik secara fisik maupun lainnya d. Muncul kebanggaan diri dalam kebutuhan dan perhatian dalam keluarga e.

  Memiliki pendirian yang tidak labil atau goyah f. Mampu melakukan rutinitas rumah sebagai aksi yang dramatis dapat menjamu tamu g.

  Mampu bercerita tanpa kekurangan h. Masih memiliki sedikit rasa takut i. Dalam bermain dengan teman sebaya lebih banyak bergabung dengan kelompok j.

  Muncul imajinasi yang fantastis dan suka menciumi yang diidolakan k.

  Muncul eksplorasi seksual l.

  Mampu melakukan role model dan role play (bermain dalam peran, seperti menjadi dokter, perawat, dll)

3. Kelompok usia 5 tahun a.

  Dibandingkan dengan usia 4 tahun, sudah mulai berkurang sifat menentang b.

  Mulai mandiri dan dapat dipercaya c. Mampu memulai pembicaraan dengan lawan bicaranya d. Pada dunia luar masih merasakan ketakutan yang tidak terlalu besar terhadap aktifitas dunia luar e.

  Mampu diberikan arahan dan aturan yang jelas dalam kehidupan sehari-hari f.

  Memiliki tata kerma yang lebih baik g.

  Kepedulian pada diri sendiri adalah sepenuhnya, tapi masih memerlukan pengawasan keluarganya untuk kesehatan gigi h.

  Belum dapat bekerja sama dengan baik dengan teman sekelompoknya atau sepermainan i.

  Bermain dengan kelompok mengikuti aturan-aturan E.

   Posisi anak dalam keluarga

  Menurut, Alfred Adler seorang psikologi mengungkapkan bahwa urutan kelahiran dalam keluarga mempunyai peranan penting dalam perkembangan anak selanjutnya. Posisi urutan kelahiran dapat mempengaruhi seorang anak dalam pencarian identitas dan perhatian orang lain (Erlina, 2008).

  Urutan kelahiran anak dalam keluarga berdampak juga pada kepribadian, perilaku dan cara belajar.

  Di dalam keluarga mempengaruhi intelegensi, penyesuaian diri, kemandirian, kreativitas dan perkembangan kepribadian seorang anak serta mempengaruhi perkembangan kepribadian, pola tingkah laku seseorang, sehingga dalam hal ini diperkirakan juga bahwa urutan kelahiran seseorang dalam keluarga ikut mempengaruhi kecerdasan emosional

F. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep

  Berdasarkan latar belakang, tujuan penelitian, dan tinjauan teori, dapat dikembangkan suatu kerangka teori dan kerangka konsep dalam penelitian ini yang menjelaskan apakah ada perbedaan kemampuan antara perkembangan anak usia 3-4 tahun di lihat dari posisi anak dalam keluarga di TK dan PAUD.

  Kerangka Teori

  • Berat badan
  • Tinggi badan
  • Kepala - Gigi Pertumbuhan anak Perkembangan Anak 1.

  Gambar 1. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak Faktor tumbuh kembang anak

  Faktor genetik Faktor lingkungan

  Pranatal postnatal Lingkungan biologis

  Faktor fisik Faktor psikososial Faktor keluarga dan adat istiadat

  Pertumbuhan dan perkembangan anak

  Prilaku sosial 2. Gerakan motorik halus

  3. Bahasa 4.

  Gerakan motorik kasar

  

Kerangka konsep

Keterangan :

  • Berat badan
  • Tinggi badan
  • Kepala - Gigi Pertumbuhan anak Perkembangan Anak 1.

  : Diteliti : Tidak Gambar 2. Peran adaptasi keluarga, Nursing

  Theoritis, konsep model Bernnard Pertumbuhan dan perkembangan anak

  Personal social 2. Gerakan motorik halus

  3. Bahasa 4.

  Gerakan motorik kasar Fungsi Keluarga dan Adat Istiadat

  4. Jenis Kelamin Dalam Keluarga, Stabilitas Rumah Tangga, Kepribadian Ayah/Ibu, Adat-Istiadat, Norma 1. Pekerjaan/pendapatan keluarga, Pendidikan

  Ayah/Ibu 3. jumlah saudara

  Kedudukan Anak Dalam Keluarga

  Karakteristis Orangtua Karakteristis Anak

  Independen Dependen

  Hipotesis Penelitian

  Berdasarkan kerangka konsep dan pengertian tersebut diatas, penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut : Ada perbedaan antara perkembangan anak usia 3-4 tahun di llihat dari kedudukan posisi anak di 5 PAUD Kecamatan Sumbang Purwokerto tahun 2011.