BAB Aspek PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
BAB
Aspek PEMBIAYAAN
PEMBANGUNAN BIDANG
CIPTA KARYA
P
9
Book
Sale
embahasan aspek pembiayaan dalam RPI2-JM pada dasarnya bertujuan untuk
Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam melaksanakan
pembangunan bidang Cipta Karya,
Mengidentifikasi alternatif sumber pembiyaan antara lain dari masyarakat dan sektor swasta
untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya, dan Merumuskan rencana tindak
peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya.
9.1.
ARAHAN KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BIDANG CIPTA KARYA
Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam peraturan
dan perundangan terkait, antara lain:
1.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah daerah
diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan
pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan,
keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama.
2.
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Daerah: untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah
didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan,
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-1
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan
digunakan untuk mendanai pengeluaran
Pembiayaan Penerimaan daerah ini akan
daerah
yang dituangkan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.
3.
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan: Dana Perimbangan
terdiri
dari
Dana
Alokasi
Umum,
Dana
Bagi
Hasil,
dan
Dana Alokasi Khusus.
Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian
Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan
Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan
berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.
4.
Peraturan
Pemerintah
No.
38
Tahun
2007
tentang
Pembagian
Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah,
terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan
pemerintahan
daerah
untuk
kabupaten/kota
merupakan
urusan
yang
berskala
kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraan
urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal
dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan
yang merupakan urusan bersama diserahkan
kepada daerah disertai dengan sumber
pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang
didesentralisasikan.
5.
Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah: Sumber pinjaman
daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan
Non-Bank,
serta
Masyarakat.
Pemerintah
Daerah
tidak dapat melakukan pinjaman
langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam
melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:
a. total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan APBD
tahun sebelumnya;
b. memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan
pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5;
c. persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;
d. tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari
pemerintah;
e. pinjaman
jangka
menengah
dan
jangka
panjang
wajib
mendapatkan
persetujuan DPRD.
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-2
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
6.
Peraturan
Presiden
No.
67
Tahun
2005
Tentang
Kerjasama
Pemerintah dengan
Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010 & Perpres
56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam
penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur
dengan badan usaha adalah
permukiman
infrastruktur
air
yang
minum,
dapat
dikerjasamakan
infrastruktur
air
limbah
permukiman dan prasarana persampahan.
7.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri 21/2011):
Struktur APBD terdiri dari:
a.
Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan
Pendapatan Lain yang Sah.
b.
Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.
c.
Pembiayaan
Daerah
meliputi:
Pembiayaan
Penerimaan
dan
Pembiayaan
Pengeluaran.
8.
Peraturan
Menteri
PU
No.
15
Tahun
2010
Tentang
Petunjuk
Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur: Kementerian PU menyalurkan DAK
untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria
teknis DAK bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut:
a.
Bidang Infrastruktur Air Minum
DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air
minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di
perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Adapun kriteria teknis
alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan
memenuhi
sasaran/
target
Millenium
Development
Goals
(MDGs)
yang
mempertimbangkan:
b.
-
Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah;
-
Tingkat kerawanan air minum.
Bidang Infrastruktur Sanitasi
DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah,
persampahan,
berpenghasilan
dan
drainase)
rendah
di
yang
layak
perkotaan
skala
yang
kawasan
kepada
diselenggarakan
masyarakat
melalui
proses
pemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untuk program peningkatan
derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi sasaran/target MDGs yang dengan kriteria
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-3
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
teknis:
9.
-
kerawanan sanitasi;
-
cakupan pelayanan sanitasi.
Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Kementerian
Pekerjaan
Umum
yang
Merupakan
Kewenanangan
Pemerintah
dan
Dilaksanakan Sendiri: Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN,
Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat,
Satker
Unit
Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana program dan usulan
kegiatan yang diselenggarakan Satuan Kerja
infrastruktur
ke-PU-an
yang
harus mengacu pada
RPIJM bidang
telah disepakati. Gubernur sebagai wakil Pemerintah
mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan kementerian yang dilaksanakan di daerah
dalam rangka keterpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintas sektor.
Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber dana
kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPI2JM meliputi:
1.
Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja di
tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi k husus bidang Air Minum
dan Sanitasi.
2.
Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana
lainnya
yang
dibelanjakan
pemerintah
provinsi
untuk
pembangunan
infrastruktur
permukiman dengan skala provinsi/regional.
3.
Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB)
dan
dana
lainnya
yang
dibelanjakan
pemerintah
kabupaten
ntuk pembangunan
infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota.
4.
Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta
(KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).
5.
Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.
6.
Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.
9.2
PROFIL APBD KABUPATEN TANA TIDUNG
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-4
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
berpedoman pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor
58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri
(Permendagri) Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua permendagri 13 tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Arah kebijakan keuangan daerah Kabupaten Tana Tidung meliputi arah pengelolaan pendapatan
daerah, arah pengelolaan belanja daerah dan kebijakan umum anggaran. Adapun penjelasan
lebih lanjut adalah sebagai berikut:
1. Arah Pengelolaan pendapatan Daerah
Pendapatan daerah dalam struktur APBD masih merupakan elemen yang cukup penting
peranannya baik untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan maupun pemberian
pelayanan kepada publik. Apabila dikaitkan dengan pembiayaan, maka pendapatan daerah
masih merupakan alternatif pilihan utama dalam mendukung program dan kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik di Kabupaten Tana Tidung. Arah
pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten Tana Tidung tahun 2010-2014 yaitu mobilitas
sumber-sumber PAD, dana perimbangan dan penerimaan daerah lainnya. Dalam
pengelolaan anggaran pendapatan daerah akan diperhatikan upaya untuk peningkatan
pendapatan pajak dan retribusi daerah tanpa harus menambah beban bagi masyarakat dan
menimbulkan keengganan berinvestasi.
Melalui pola kebijakan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan keuangan daerah,
Kabupaten Tana Tidung secara bertahap akan mampu keluar dari berbagai persoalan yang
selama ini dihadapi seperti tingkat pengangguran yang tinggi dan jumlah penduduk miskin
yang cukup besar.
2. Arah Pengelolaan Belanja Daerah
Belanja daerah diarahkan pada peningkatan proposi belanja yang memihak kepentingan
publik, disamping tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan pemerintahan. Dalam
penggunaannya, belanja daerah harus tetap mengedepankan efisiensi, efektifitas dan
penghematan sesuai dengan prioritas, yang diharapkan dapat memberikan dukungan
program-program strategis daerah.
3. Arah Pengelolaan Pembiayaan
Pembiayaan yang terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan
daerah dimaksudkan untuk menutup defisit ataupun memanfaatkan surplus anggaran.Untuk
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-5
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
periode 2010-2014 pemerintah Kabupaten Tana Tidung mengambil kebijakan anggaran
defisit mengingat masih banyaknya kebutuhan untuk pemenuhan kebutuhan Barang-barang
publik.Meskipun investasi ini tidak langsung menghasilkan pendapatan, namun diharapkan
dapat meningkatkan pendapatan dan kualitas hidup masyarakat.
4. Kebijakan Umum Anggaran
a. Pendapatan Daerah Kabupaten Tana Tidung
Formulasi kebijakan dalam mendukung pengelolaan anggaran pendapatan daerah akan
lebih difokuskan pada upaya untuk mobilisasi pendapatan asli daerah. Kebijakan
pendapatan daerah diperkirakan mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar 12% per
tahun.
Pertumbuhan komponen pajak daerah retribusi daerah dan hasil perusahaan daerah
akan menjadi faktor yang penting dalam mendorong pertumbuhan PAD nanti.
Sedangkan untuk dana perimbangan komponen bagi Hasil Pajak dari bagi Hasil Bukan
Pajak serta Bantuan Propinsi adalah dua unsur yang penting dalam mendorong
pertumbuhan Dana Perimbangan yang akan diperoleh nantinya.
Ditinjau dari komposisi Pendapatan Daerah trend kenaikan peranan PAD dan trend
penurunan dari peranan Dana Perimbangan sampai dengan 2014 diperkirakan akan
terus berlangsung meskipun dalam kaitan tersebut dominasi peranan dana perimbangan
dalam membentuk total perolehan Pendapatan Daerah akan tetap diatas peranan PAD.
Terdapat beberapa hal yang cukup penting terkait dengan prospek keuangan daerah
kedepan antara lain adalah :
Perkembangan public saving untuk Kabupaten Tana Tidung pada tahun 2013 sangat
fluktuatif dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun anggaran 2013 untuk
pendapatan asli daerah tercatat sebesar 34 Milyar lebih besar dari pada tahun 2010
yaitu sebesar Rp. 24 Milyar. Untuk dana perimbangan di tahun 2013 sebesar 867
milyar, meningkat dari tahun 2009 sebesar 774 Milyar.
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tana Tidung, yang terdiri dari pajak daerah,
retribusi daerah, penerimaan dinas-dinas, bagian laba BUMD, dan penerimaan lainlain, selama kurun waktu tahun 2010-2014 diperkirakan tetap mengalami
peningkatan. Sumber-sumber penerimaan pajak daerah di Kabupaten Tana Tidung
meliputi pajak hotel dan restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-6
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
jalan umum, pajak pengambilan dan pengolehan bahan galian golongan C serta
pajak pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan.
Upaya ekstensifikasi pajak tidak cukup hanya mengandalkan kondisi sarana dan
prasaran kota saat ini. Untuk itu, kedepan prioritas pembangunan kota harus benarbenar fokus pada sektor-sektor yang mampu menarik investasi guna mendorong
pertumbuhan ekonomi kota dalam upaya untuk meningkatkan daya beli masyarakat
dilakukan dengan tanpa mengesampingkan konsistensi dalam menekan ketimbangan
pendapatan masyarakat sebagai bentuk upaya untuk menekan angka kemiskinan,
serta tetap memperhatikan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan masyarakat
Kabupaten Tana Tidung.
b. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tana Tidung
Secara teoritis, pendapatan daerah akan dipengaruhi oleh kondisi perekonomian
daerah. Dengan kata lain, bahwa perkembangan ekonomi harus berkorelasi positif
dengan pendapatan daerah.
Pertumbuhan nilai PDRB atas Dasar Harga Berlaku dan Harga konstan tahun 2011-2012,
masing-masing tumbuh sebesar 6 %. Kondisi ini menunjukkan bahwa di Kabupaten
Tana Tidung terjadi peningkatan pendapatan masyarakat, sehingga daya beli
masyarakat juga mengalami peningkatan.
Selama lima tahun terakhir ini, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tana Tidung
selalu mengalami pertumbuhan positif meskipun terjadi fluktuasi di setiap tahunnya.
Pada periode tahun 2009, kondisi perekonomian sangat baik dengan capaian
pertumbuhan 9,17 persen. Sedangkan dua tahun berikutnya meskipun pertumbuhannya
positif namun mempunyai kecenderungan yang menurun hingga mencapai 4,26 persen
pada tahun 2010. Di tahun 2011 situasi perekonomian Kabupaten Tana Tidung kembali
mengalami peningkatan dengan ditandai oleh laju pertumbuhan ekonomi 5,20 persen.
Hingga kini di tahun 2012 perekonomian di Kabupaten Tana Tidung kokoh dengan
pertumbuhan ekonomi sebesar 5,16 persen.
Nilai PDRB perkapita Tana Tidung setiap tahunnya mengalami fluktuasi seiring dengan
perkembangan nilai PDRB yang tercipta. Di tahun 2011 dan 2012, PDRB perkapita
mengalami peningkatan hingga mencapai level 24,41 juta rupiah dan 25,66 juta rupiah
seiring dengan peningkatan komoditas unggulan seperti sub sektor pertambangan
batubara di Kabupaten Tana Tidung.
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-7
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
Perkembangan perekonomian Kabupaten Tana Tidung tidak terlepas dari kontribusi
sektor – sektor ekonomi yang mendukungnya. Dari hasil penghitungan PDRB
kabupaten Tana Tidung diperoleh nilai tambah yang tercipta akibat kegiatan ekonomi
sebesar 438,36 milyar rupiah pada tahun 2012, lebih tinggi dibanding tahun lalu
(399,31 milyar rupiah). Secara riil ekonomi Kabupaten Tana Tidung tumbuh 5,91
persen.
Tabel 9.1 Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir (dalam Ribu Rupiah)
N
o
Uraian
2010
2011
2012
2013
2014*
871.399.48
7
1.058.534.670
1.182.963.511
1.042.988.237
508.675.625
24.465.675
86.635.381
28.752.880
34.702.544
25.693.960
-
69.164
98.558
202.350
747.597
-
188.217
132.022
175.625
129.181
305.838
2.866.669
4.371.433
5.728.155
7.788.184
24.159.837
83.511.331
24.150.867
28.596.414
17.028.998
774.727.16
0
864.312.818
997.442.171
867.673.922
439.343.297
60.453.795
43.634.898
37.000.736
44.123.255
10.685.087
490.680.982
668.686.527
815.261.352
682.583.625
292.381.266
219.755.383
149.340.893
143.330.124
133.386.322
136.276.944
3.837.000
2.650.500
1.849.959
7.580.720
-
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH
YANG SAH
72.206.652
107.586.471
156.768.460
140.611.771
43.638.368
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya
24.877.122
51.095.885
51.684.535
68.578.992
32.011.005
7.736.000
9.427.593
2.622.341
3.000.779
9.706.613
39.593.530
28.245.293
102.461.584
69.032.000
-
-
18.817.700
-
-
1.920.750
PENDAPATAN
A
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan
Lain-lain PAD yang Sah
B
DANA PERIMBANGAN
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
C
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah Lainnya
Pendapatan Lainnya
Rata-rata
Pertumbu
han (%)
6%
12%
71%
-3%
163%
6%
4%
-10%
12%
-15%
25%
25%
40%
-27%
20%
-68%
Gambaran mengenai perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Tana Tidung selama
kurun waktu tahun (2010-2014) terlihat pada tabel 6.1 diatas. Analisis terhadap
perkembangan pendapatan daerah ini dapat dijelaskan antara lain:
1. Realisasi pendapatan daerah terjadi kenaikan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar
6%. Kenaikan ini dipengaruhi oleh adanya kenaikan semua unsur-unsur pendapatan
daerah, yaitu: PAD, Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah.
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-8
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
2. Realisasi pendapatan asli daerah (PAD) cenderung naik dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 12%. Beberapa unsur PAD menunjukan trend meningkat (pajak daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah, lain-lain PAD yang sah), kecuali unsur hasil retribusi
daerah yang cenderung menurun dengan rata-rata penurunan sebesar -8%. Kenaikan
sebagian besar unsur PAD menggambarkan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi PAD
yang telah dilakukan, khususnya pajak daerah yang merupakan unsur yang dominan
memberikan kontribusi terhadap PAD. Hal ini juga dapat merupakan indikasi
tumbuhnya ekonomi daerah, karena meningkatnya pajak daerah berarti telah terjadi
peningkatan pendapatan dunia usaha di daerah.
3. Realisasi penerimaan dana perimbangan meningkat dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 4%. Kenaikan ini karena pengaruh unsur dana bagi hasil pajak/dan bukan pajak
dan DAK yang cenderung meningkat. Sedangkan unsur lainnya, yaitu DAU terjadi
penurunan rata-rata sebesar -15%. Kenaikan dana bagi hasil pajak/dan bukan pajak
menggambarkan meningkatnya pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat dan
meningkatnya pendapatan dari ekplorasi/eksploitasi SDA yang dibagihasilkan kepada
daerah. Disisi lain, menurunnya DAU disebabkan oleh adanya pelaksanaan formula
DAU secara murni oleh Pemerintah Pusat, sehingga mendapatkan DAU yang semakin
kecil karena secara menyeluruh mempunyai kapasitas fiskal yang cenderung lebih besar
dari kebutuhan fiskalnya.
Tabel 9.2 Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir (dalam Juta Rupiah)
URAIAN
BELANJA TIDAK
LANGSUNG
2010
2011
2012
2013
Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
2014*
184.433
207.416
213.627
237.699
83.419
109.200
132.488
155.408
156.727
63.386
13%
4.000
14.139
19.183
36.634
11.540
108%
Belanja Bantuan Sosial
21.797
12.243
5.051
4.558
-
-40%
Belanja Bantuan Keuangan
Kepada Provinsi / Kabupaten /
kota dan Pemerintahan Desa
47.373
46.913
33.599
39.779
2.492
-6%
2.061
1.631
383
-
6.000
42%
473.452
567.269
825.248
892.185
128.714
23%
26.399
23.412
23.659
34.233
1.786
9%
152.945
162.969
174.589
224.498
50.174
14%
Belanja Pegawai
Belanja Hibah
Belanja Tidak Terduga
BELANJA LANGSUNG
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
BELANJA
9%
294.107
380.887
626.999
633.454
76.753
29%
657.885
774.686
1.038.876
1.129.885
212.133
20%
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-9
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
Analisis terhadap pertumbuhan realisasi belanja selama tahun anggaran 2010 -2014 dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1)
Rata-rata pertumbuhan realisasi total belanja daerah selama 5 tahun yaitu sebesar 20%.
Peningkatan belanja daerah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan daerah.
2)
Realisasi Belanja tidak langsung cenderung meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 9 %. Hal ini disebabkan meningkatnya unsur belanja pegawai, belanja
hibah walaupun belanja bantuan sosial
dan belanja bantuan keuangan mengalami
penurunan. Dengan pertumbuhan ini, sangat wajar terjadi karena perkembangan
pemerintah Kabupaten Tana Tidung sebagai daerah otonomi baru yang masih banyak
mengalami perkembangan dalam belanja aparatur dan bantuan keuangan ke desa.
3)
Persentase realisasi belanja langsung cenderung meningkat karena kenaikan unsur belanja
barang dan jasa, belanja pegawai, dan belanja modal.
4)
Terjadinya kenaikan porsi realisasi belanja langsung menggambarkan bahwa semakin
besarnya porsi penggunaan anggaran pembangunan untuk kepentingan pelayanan kepada
masyarakat.
Tabel 9.3 Perkembangan Pembiayaan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
URAIAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
DAERAH
2010
2011
2012
2013
Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
2014*
239.541.639
432.955.235
687.901.510
803.729.902
-
49%
239.541.639
432.955.235
687.901.510
803.729.902
-
49%
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
DAERAH
20.100.000
-
30.000.000
2.285.400
20.000.000
-51%
Penyertaan Modal (Investasi)
Pemerintah Daerah
20.100.000
-
30.000.000
-
20.000.000
-100%
*
53%
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Tahun Anggaran Sebelumnya
2.285.400
Pembayaran Pokok Utang
PEMBIAYAAN NETTO
219.441.639
432.955.235
657.901.510
801.444.502
Analisis terhadap pertumbuhan pembiayaan daerah selama tahun anggaran 2010 -2014
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Rata-rata pertumbuhan pembiayaan daerah selama 5 tahun yaitu sebesar 53%, hal ini
dipengaruhi oleh unsur penerimaan pembiayaan yang cenderung naik dan tinggi,
sedangkan unsur pengeluaran yang cenderung menurun.
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-10
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
2. Pertumbuhan penerimaan pembiayaan daerah cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Hal ini disebabkan unsur sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya dengan ratarata pertumbuhan tiap tahun naik sebesar 49 %. Tentu angka ini cukup sangat besar
mengingat
berarti
kemampuan
penyerapan
anggaran
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan sangat kecil.
3. Anggaran pengeluaran pembiayaan dalam penyertaan modal tiap tahunnya mengalami
fluktuatif seiring dengan kemampuan daerah.
9.3
PROFIL INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
9.3.1. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBN dalam 4
tahun Terakhir
Pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda dan Ditjen
Cipta Karya dalam melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulan kepada
daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen
Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT)
sesuai dengan peraturan yang berlaku (PermenPU No. 14 Tahun 2011).
Data dana yang dialokasikan di Kabupaten Tana Tidung perlu dianalisis untuk melihat
trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di daerah tersebut.
Tabel 9.4. Pendanaan Bidang Cipta Karya 2011-2015 Kab. Tana Tidung
APBN
Tahun
Kegiatan
RM
PHLN
BANKIM
PBL
2011
PLP
AM
TOTAL
BANKIM
PBL
2012
PLP
AM
TOTAL
BANKIM
PBL
2013
PLP
AM
TOTAL
2014
BANKIM
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-11
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
PBL
PLP
AM
TOTAL
BANKIM
PBL
2015
PLP
AM
TOTAL
Sumber : Profil Cipta Karya Kab. Tana Tidung 2014
Selama lima tahun terakhir, Kabupaten Tana Tidung belum pernah mendapatkan bantuan
dana APBN dalam bidang cipta karya khususnya di sector air minum, PLP, permukiman
dan PBL, di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah,
untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan
melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang
dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang
merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.
Prioritas nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah pembangunan air minum
dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem
penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh
perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan
DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah,
persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan
rendah di perkotaan dan perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman
nelayan.Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi
(air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat
berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan
masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria
Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu dilihat alokasi dalam 5
tahun terakhir sehingga bisa dianalisis perkembangannya.
Tabel 9.5.
Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kab. Tana Tidung 5 Tahun Terakhir
(Dalam ribuan rupiah)
Jenis DAK
2011
2012
2013
2014
2015
DAK Air Minum
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-12
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
DAK Sanitasi
Jumlah
9.3.2. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBD dalam
5 Tahun Terakhir
Proporsi belanja
pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 5
tahun terakhir disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 9.6
Perkembangan Alokasi APBD Kab. Tana Tidung untuk Pembangunan
Bidang Cipta Karya dalam 5 Tahun Terakhir
Dalam ribuan rupiah
Tahun 2011
Sektor
Alokasi
%
APBD
Tahun 2012
Alokasi
%
APBD
Tahun 2013
Alokasi
%
APBD
Tahun 2014
Alokasi
Tahun 2015
%
APBD
Alokasi
%
APBD
APBD I
AM
PLP
Bangkim
PBL
Total Belanja
APBD I Bid, CK
Total Belanja
APBD I
Pengembangan
Air Minum
Pengembangan
PPLP
Pengembangan
Permukiman
Penataan
Bangunan
dan Lingkungan
Total Belanja
APBD Bidang
Cipta Karya
Total Belanja
APBD
9.3.3. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Perusahaan
Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
Proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja Perusda dalam 5
tahun terakhir disajikan dalam tabel dibawah ini.
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-13
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
Dalam ribuan rupiah
Tahun 2011
Sektor
Alokasi
%
Tahun 2012
Tahun 2013
%
Alokasi
Alokasi
Tahun 2014
%
Alokasi
Tahun 2015
%
Alokasi
%
AM
PLP
Bangkim
PBL
Total Belanja
Pengembangan
Air Minum
Pengembangan
PPLP
Pengembangan
Permukiman
Penataan
Bangunan
dan Lingkungan
Total Belanja
Bidang Cipta
Karya
9.3.4. Perkembangan Investasi Pembangunan
Swasta dalam 5 Tahun Terakhir
Cipta
Karya
Bersumber
dari
Proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja Swasta dalam
5 tahun terakhir disajikan dalam tabel dibawah ini.
Dalam ribuan rupiah
Tahun 2011
Sektor
Alokasi
%
Tahun 2012
Alokasi
%
APBD
Tahun 2013
Alokasi
Tahun 2014
%
Alokasi
Tahun 2015
%
Alokasi
%
AM
PLP
Bangkim
PBL
Total Belanja
Pengembangan
Air Minum
Pengembangan
PPLP
Pengembangan
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-14
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
Permukiman
Penataan
Bangunan
dan Lingkungan
Total Belanja
Bidang Cipta
Karya
Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk mengalokasikan Dana Daerah untuk
Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping kegiatan APBN di Kab. Tana Tidung.
DDUB ini menunjukan besaran komitmen pemerintah daerah dalam melakukan
pembangunan bidang Cipta Karya. Oleh sebab itu, perkembangan besaran DDUB dalam
5 tahun terakhir untuk melihat komitmen pemerintah daerah.
Perkembangan DDUB dapat dijabarkan dalam tabel berikut.
Tabel 9.7.Perkembangan DDUB dalam 4 Tahun Terakhir
Sekt
or
2011
Alokasi
APBN
2012
DD
UB
Alokasi
APBN
2013
DD
UB
Alokasi
APBN
2014
DD
UB
Alokasi
APBN
2015
DD
UB
Alokasi
APBN
DD
UB
Pengembangan Air Minum
Pengembangan PPLP
Pengembangan Permukiman
Penataan Bangunan &
Lingkungan
Total
9.4
PROYEKSI DAN RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta
Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu RPI2-JM) maka dibutuhkan analisis
proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan daerah, dan rencana kerjasama
pemerintah dan swasta. Namun berhubung di Kabupaten Tana Tidung belum ada kerjasama
pemerintah-swasta dan memiliki perusahaan daerah yang tidak sehat, maka analisis proyeksi
yang dilakukan hanyalah terhadap perkembangan APBD.
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-15
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
9.4.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan
Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan
regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakanasumsi atas dasar
trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja makadiperkirakan alokasi APBD
terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama
dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.
Adapun langkah-langkah proyeksi APBD ke depan adalah sebagai berikut sebagaiberikut:
1. Menentukan presentase pertumbuhan per pos pendapatan Setiap pos pendapatan
dihitung rata-rata pertumbuhannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: Y0 = Nilai tahun ini
Y-1 = Nilai 1 tahun sebelumnya
Y-2 = Nilai 2 tahun sebelumnya
Dalam menentukan presentase pertumbuhan dihitung setiap pos pendapatan yang terdiri
dari PAD, Dana Perimbangan (DAU, DAK, DBH), dan Lain-lain pendapatan yang sah.
2. Menghitung proyeksi sumber pendapatan dalam 5 tahun ke depan Setelah diketahui
tingkat pertumbuhan pos pendapatan maka dapat dihitung nilai proyeksi pada 5 tahun
ke depan dengan menggunakan rumus proyeksi geometris sebagai berikut:
Keterangan: Yn = Nilai pada tahun n r = % pertumbuhan
Y0 = Nilai pada tahun ini n = tahun ke n (1-5)
3. Menjumlahkan Pendapatan dalam APBD tiap tahun dan menghitung kapasitas daerah
dalam pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya.
Setelah didapatkan nilai untuk setiap pos pendapatan, dapat dihitung total pendapatan.
Apabila diasumsikan bahwa total pendapatan sama dengan total belanja dan diasumsikan
pula bahwa proporsi belanja bidang Cipta Karya terhadap APBD sama dengan eksisting
(Tabel 7.6) maka dapat diketahui proyeksi kapasitas daerah dalam mengalokasikan
anggaran untuk bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan.
Adapun hasil dari proses perhitungan tersebut, disajikan dalam tabel 9.9.
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-16
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
Tabel 9.8 Proyeksi Pendapatan APBD dalam 5 Tahun ke Depan
No
Uraian
2015
2016
2017
2018
2019
1.174.357.710
1.246.122.965
1.322.273.811
1.403.078.251
1.488.820.668
43.707.104
49.050.946
55.048.152
61.778.605
69.331.956
592.006
1.012.600
1.732.006
2.962.518
5.067.252
163.875
158.299
152.912
147.708
142.682
39.616.869
104.186.835
273.996.830
720.573.411
1.895.007.474
31.962.090
33.790.683
35.723.893
37.767.703
39.928.443
935.047.490
970.671.393
1.007.652.514
1.046.042.559
1.085.895.207
35.843.348
32.305.694
29.117.199
26.243.400
23.653.239
848.733.311
946.409.168
1.055.325.980
1.176.777.405
1.312.205.978
Dana Alokasi Umum
95.941.095
81.367.572
69.007.778
58.525.445
49.635.387
Dana Alokasi Khusus
11.881.869
14.875.512
18.623.405
23.315.581
29.189.953
218.300.650
272.001.753
338.913.117
422.284.415
526.164.724
133.921.138
187.144.966
261.521.360
365.456.915
510.699.228
1.606.156
1.175.072
859.689
628.953
460.145
99.630.376
119.691.257
143.791.457
172.744.305
207.526.899
-
-
-
-
-
PENDAPATAN
A
PENDAPATAN ASLI
DAERAH
Pendapatan Pajak
Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah
yang dipisahkan
Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah yang Sah
B
DANA
PERIMBANGAN
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Bukan
Pajak
C
Proyeksi (Rp)
LAIN-LAIN
PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH
Dana Bagi Hasil Pajak
dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah
Lainnya
Dana Penyesuaian
dan Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan
dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah
Lainnya
Pendapatan Lainnya
Sumber : Analisis data, 2014
9.4.2 Rencana Pembiayaan Daerah
Rencana pendanaan dijabarkan dari ketersediaan dana masing-masing daerah. Ketersediaan dana
dihitung dari besarnya public saving yang dihitung sebelumnya. Besarnya public saving yang telah
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-17
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
dihitung adalah proyeksi jumlah dana yang tersedia untuk untuk semua proyek pemerintah
daerah kabupaten dan kota. Dari perhitung tersebut dilakukan perhitungan untuk proyek-proyek
Pekerjaan Umum dan secara khusus untuk proyek-proyek Keciptakaryaan. Data proporsi
program ciptakarya umumnya tidak tersedia untuk kabupaten/ kota sehingga dalam perhitungan
dilakukan perhitungan melalui proporsi belanja program ciptakarya di pemerintah provinsi.
Ini bermakna jumlah-jumlah dana tersebut diproyeksikan dapat digunakan untuk pembelanjaan
untuk pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, pembelanjaan untuk
rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada dan pembelanjaan untuk pembangunan
prasarana baru.
Untuk menghitung dana yang tersedia untuk kegiatan Cipta Karya mata tabel tersebut harus
disesuaikan dengan tren belanja Cipta Karya. Dengan asumsi Belanja kegiatan keciptakaryaan
sebesar .......% dari belanja pekerjaan Umum, maka tabel berikut dapat digunakan sebagai acuan
dalam memprediksi pendanaannya.
Untuk menentukan besarnya dana yang digunakan untuk program-program kegiatan daerah baik
yang didanai sendiri atau didanai oleh pemerintahan atau pemerintah provinsi harus disesuaikan
dengan kesepatakan daerah sendiri dan kesesuaian dengan Peraturan Pemerintah nomor 38
tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
Dengan kondisi tersebut terlihat bahwa beban pembiayaan program Cipta Karya dengan realisasi
belanja langsung yang paling besar terkonsentrasi pada pembiayaan program pada tahun 2008
yang mencapai ......% sedangkan beban pembiayaan program Cipta Karya dengan realisasi
belanja langsung yang paling rendah atau berkurang yakni terlihat pada 3 tahun terakhir
khususnya pada tahun proyeksi 2014 yakni sebesar ......%. Untuk lebih jelasnya pembiayaan
program Cipta Karya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 9.9.
Proyeksi Pendanaan Program-program Kegiatan Bidang Cipta Karya (Rp. Juta)
Pemerintah
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Kabupaten Tana
Tidung
Sumber : Analisis data, 2014 (n/a)
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-18
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
9.4.3 Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya 5 Tahun ke depan
Rencana pendanaan kerjasama dengan pihak swasta dalam pembangunan pada Bidang Cipta
Karya untuk saat ini belum ada.
9.5
ANALISIS TINGKAT KETERSEDIAAN DANA DAN STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI
PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana
yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang meliputi sumber
pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia usaha dan masyarakat.
Kemudian, dirumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya dengan
mendorong pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.
9.5.1
Analisis Kemampuan Keuangan Daerah
Formulasi kebijakan dalam mendukung pengelolaan anggaran pendapatan daerah akan lebih
difokuskan pada upaya untuk mobilisasi pendapatan asli daerah. Kebijakan pendapatan daerah
diperkirakan mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar 6,25%.
Pertumbuhan komponen pajak daerah retribusi daerah dan hasil perusahaan daerah akan
menjadi faktor yang penting dalam mendorong pertumbuhan PAD nanti. Sedangkan untuk dana
perimbangan komponen bagi Hasil Pajak dari bagi Hasil Bukan Pajak serta Bantuan Propinsi
adalah dua unsur yang penting dalam mendorong pertumbuhan Dana Perimbangan yang akan
diperoleh nantinya.
Ditinjau dari komposisi Pendapatan Daerah trend kenaikan peranan PAD dan trend penurunan
dari peranan Dana Perimbangan sampai dengan 2014 diperkirakan akan terus berlangsung
meskipun dalam kaitan tersebut dominasi peranan dana perimbangan dalam membentuk total
perolehan Pendapatan Daerah akan tetap diatas peranan PAD.
Terdapat beberapa hal yang cukup penting terkait dengan prospek keuangan daerah kedepan
antara lain adalah :
1. Perkembangan penerimaan yang berasal dari dana perimbangan diperkirakan akan terus
meningkat. Sumber utama dana perimbangan berasal dari bagi hasil pajak dan bukan pajak
sumberdaya alam. Besarnya bagi hasil pajak dan bukan pajak sumberdaya dalam
memberikan kontribusi sebesar 23,24 % terhadap penerimaan dana perimbangan dan
76,78% terhadap penerimaan daerah.
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-19
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
2. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tana Tidung, yang terdiri dari pajak daerah, retribusi
daerah, penerimaan dinas-dinas, bagian laba BUMD, dan penerimaan lain-lain, selama
kurun waktu tahun 2007-2011 diperkirakan tetap mengalami peningkatan. Peningkatan
penerimaan ini terutama dipengaruhi oleh peningkatan pajak daerah yang merupakan 20%
dari total penerimaan PAD. Sumber-sumber penerimaan pajak daerah di Kabupaten Tana
Tidung meliputi pajak hotel dan restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak pengambilan
dan pengolehan bahan galian golongan C serta pajak pemanfaatan air bawah tanah dan air
permukaan. Dari beberapa sumber tersebut, memberikan kontribusi terhadap penerimaan
pajak daerah yaitu 20% tahun 2013.
3. Upaya ekstensifikasi pajak tidak cukup hanya mengandalkan kondisi sarana dan prasaran
kota saat ini. Untuk itu, kedepan prioritas pembangunan kota harus benar-benar fokus
pada sektor-sektor yang mampu menarik investasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi
kota dalam upaya untuk meningkatkan daya beli masyarakat yang dalam ini tentunya harus
dilakukan dengan tanpa mengesampingkan konsistensi dalam menekan ketimbangan
pendapatan masyarakat sebagai bentuk upaya untuk menekan angka kemiskina, serta tetap
memperhatikan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan masyarakat Kabupaten Tana
Tidung.
Secara teoritis, pendapatan daerah akan sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian daerah
atau dengan kata lain, bahwa perkembangan ekonomi harus berkorelasi positif dengan
pendapatan daerah.
Perkembangan kondisi perekonomian dapat ditunjukan dengan pertumbuhan ekonomi yang
diukur melalui PDRB. Khusus untuk Kabupaten Tana Tidung struktur PDRB didominasi oleh
pertanian yaitu
42,71 %.. Dengan demikian angka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tana
Tidung sangat ditentukan oleh hasil pertanian.
Tabel 9.10
Proyeksi Pendanaan Program Pekerjaaan Umum (Rp. Juta)
Uraian
Belanja
2011
2012
2013
2014
2015
Belanja Langsung PU
Belanja Langsung CK
Sumber : PU dan Perhubungan Kab. Tana Tidung
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-20
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
9.5.2 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya
Dalam rangka percepatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi
kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPI2-JM, maka
Pemerintah Daerah menyusun strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan
infrastruktur permukiman.
Satgas
RPI2-JM
D a erah merumuskan strategi peningkatan investasi
pembangunan
infrastruktur bidang Cipta Karya, sebagai berikut :
1. Strategi peningkatan DDUB oleh kabupaten/kota dan provinsi;
2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi pengunaan anggaran;
3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah;
4. Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan
bidang Cipta Karya;
5. Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabiltasi infrastruktur permukiman
yang sudah ada;
6. Strategi pengembangan infrastruktur skala regional.
APBD merupakan sumber pendanaan utama dalam pembangunan dan pengembangan
infrastruktur di Kabupaten Tana Tidung. Secara umum APBD merupakan penerimaan daerah
dalam pelaksanaan desentralisasi yang terdiri dari Pendapatan Daerah, Belanja, dan Pembiayaan.
Berdasarkan kondisi dan kecenderungan pengalokasian anggaran, maka diperlukan strategi dalam
Pengoptimalan penggunaan APBD dengan menetapkan kebutuhan program pembangunan dan
pengembangan infrasrtuktur Kabupaten Tana Tidung dengan mengintegrasikan langkah-langkah
pembangunan infrastruktur di Kabupaten Tana Tidung yang ditetapkan berdasarkan target-target
pembangunan infrastruktur
sebagaimana telah ditetapkan didalam RPJMD, RPJMN, SPM,
maupun MDGs.
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-21
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
BAB
Aspek PEMBIAYAAN
PEMBANGUNAN BIDANG
CIPTA KARYA
P
9
Book
Sale
embahasan aspek pembiayaan dalam RPI2-JM pada dasarnya bertujuan untuk
Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam melaksanakan
pembangunan bidang Cipta Karya,
Mengidentifikasi alternatif sumber pembiyaan antara lain dari masyarakat dan sektor swasta
untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya, dan Merumuskan rencana tindak
peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya.
9.1.
ARAHAN KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BIDANG CIPTA KARYA
Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam peraturan
dan perundangan terkait, antara lain:
1.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah daerah
diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan
pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan,
keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama.
2.
Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Daerah: untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah
didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan,
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-1
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan
digunakan untuk mendanai pengeluaran
Pembiayaan Penerimaan daerah ini akan
daerah
yang dituangkan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.
3.
Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan: Dana Perimbangan
terdiri
dari
Dana
Alokasi
Umum,
Dana
Bagi
Hasil,
dan
Dana Alokasi Khusus.
Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian
Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan
Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan
berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.
4.
Peraturan
Pemerintah
No.
38
Tahun
2007
tentang
Pembagian
Urusan
Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah,
terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan
pemerintahan
daerah
untuk
kabupaten/kota
merupakan
urusan
yang
berskala
kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraan
urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal
dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan
yang merupakan urusan bersama diserahkan
kepada daerah disertai dengan sumber
pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang
didesentralisasikan.
5.
Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah: Sumber pinjaman
daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan
Non-Bank,
serta
Masyarakat.
Pemerintah
Daerah
tidak dapat melakukan pinjaman
langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam
melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:
a. total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan APBD
tahun sebelumnya;
b. memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan
pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5;
c. persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;
d. tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari
pemerintah;
e. pinjaman
jangka
menengah
dan
jangka
panjang
wajib
mendapatkan
persetujuan DPRD.
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-2
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
6.
Peraturan
Presiden
No.
67
Tahun
2005
Tentang
Kerjasama
Pemerintah dengan
Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010 & Perpres
56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam
penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur
dengan badan usaha adalah
permukiman
infrastruktur
air
yang
minum,
dapat
dikerjasamakan
infrastruktur
air
limbah
permukiman dan prasarana persampahan.
7.
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri 21/2011):
Struktur APBD terdiri dari:
a.
Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan
Pendapatan Lain yang Sah.
b.
Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.
c.
Pembiayaan
Daerah
meliputi:
Pembiayaan
Penerimaan
dan
Pembiayaan
Pengeluaran.
8.
Peraturan
Menteri
PU
No.
15
Tahun
2010
Tentang
Petunjuk
Teknis
Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur: Kementerian PU menyalurkan DAK
untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria
teknis DAK bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut:
a.
Bidang Infrastruktur Air Minum
DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air
minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di
perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Adapun kriteria teknis
alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan
memenuhi
sasaran/
target
Millenium
Development
Goals
(MDGs)
yang
mempertimbangkan:
b.
-
Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah;
-
Tingkat kerawanan air minum.
Bidang Infrastruktur Sanitasi
DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah,
persampahan,
berpenghasilan
dan
drainase)
rendah
di
yang
layak
perkotaan
skala
yang
kawasan
kepada
diselenggarakan
masyarakat
melalui
proses
pemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untuk program peningkatan
derajat kesehatan masyarakat dan memenuhi sasaran/target MDGs yang dengan kriteria
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-3
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
teknis:
9.
-
kerawanan sanitasi;
-
cakupan pelayanan sanitasi.
Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Kementerian
Pekerjaan
Umum
yang
Merupakan
Kewenanangan
Pemerintah
dan
Dilaksanakan Sendiri: Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN,
Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat,
Satker
Unit
Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana program dan usulan
kegiatan yang diselenggarakan Satuan Kerja
infrastruktur
ke-PU-an
yang
harus mengacu pada
RPIJM bidang
telah disepakati. Gubernur sebagai wakil Pemerintah
mengkoordinasikan penyelenggaraan urusan kementerian yang dilaksanakan di daerah
dalam rangka keterpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintas sektor.
Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber dana
kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPI2JM meliputi:
1.
Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja di
tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi k husus bidang Air Minum
dan Sanitasi.
2.
Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana
lainnya
yang
dibelanjakan
pemerintah
provinsi
untuk
pembangunan
infrastruktur
permukiman dengan skala provinsi/regional.
3.
Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB)
dan
dana
lainnya
yang
dibelanjakan
pemerintah
kabupaten
ntuk pembangunan
infrastruktur permukiman dengan skala kabupaten/kota.
4.
Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta
(KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).
5.
Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.
6.
Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.
9.2
PROFIL APBD KABUPATEN TANA TIDUNG
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-4
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
berpedoman pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor
58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri
(Permendagri) Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua permendagri 13 tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Arah kebijakan keuangan daerah Kabupaten Tana Tidung meliputi arah pengelolaan pendapatan
daerah, arah pengelolaan belanja daerah dan kebijakan umum anggaran. Adapun penjelasan
lebih lanjut adalah sebagai berikut:
1. Arah Pengelolaan pendapatan Daerah
Pendapatan daerah dalam struktur APBD masih merupakan elemen yang cukup penting
peranannya baik untuk mendukung penyelenggaraan pemerintahan maupun pemberian
pelayanan kepada publik. Apabila dikaitkan dengan pembiayaan, maka pendapatan daerah
masih merupakan alternatif pilihan utama dalam mendukung program dan kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik di Kabupaten Tana Tidung. Arah
pengelolaan pendapatan daerah Kabupaten Tana Tidung tahun 2010-2014 yaitu mobilitas
sumber-sumber PAD, dana perimbangan dan penerimaan daerah lainnya. Dalam
pengelolaan anggaran pendapatan daerah akan diperhatikan upaya untuk peningkatan
pendapatan pajak dan retribusi daerah tanpa harus menambah beban bagi masyarakat dan
menimbulkan keengganan berinvestasi.
Melalui pola kebijakan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan keuangan daerah,
Kabupaten Tana Tidung secara bertahap akan mampu keluar dari berbagai persoalan yang
selama ini dihadapi seperti tingkat pengangguran yang tinggi dan jumlah penduduk miskin
yang cukup besar.
2. Arah Pengelolaan Belanja Daerah
Belanja daerah diarahkan pada peningkatan proposi belanja yang memihak kepentingan
publik, disamping tetap menjaga eksistensi penyelenggaraan pemerintahan. Dalam
penggunaannya, belanja daerah harus tetap mengedepankan efisiensi, efektifitas dan
penghematan sesuai dengan prioritas, yang diharapkan dapat memberikan dukungan
program-program strategis daerah.
3. Arah Pengelolaan Pembiayaan
Pembiayaan yang terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan
daerah dimaksudkan untuk menutup defisit ataupun memanfaatkan surplus anggaran.Untuk
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-5
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
periode 2010-2014 pemerintah Kabupaten Tana Tidung mengambil kebijakan anggaran
defisit mengingat masih banyaknya kebutuhan untuk pemenuhan kebutuhan Barang-barang
publik.Meskipun investasi ini tidak langsung menghasilkan pendapatan, namun diharapkan
dapat meningkatkan pendapatan dan kualitas hidup masyarakat.
4. Kebijakan Umum Anggaran
a. Pendapatan Daerah Kabupaten Tana Tidung
Formulasi kebijakan dalam mendukung pengelolaan anggaran pendapatan daerah akan
lebih difokuskan pada upaya untuk mobilisasi pendapatan asli daerah. Kebijakan
pendapatan daerah diperkirakan mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar 12% per
tahun.
Pertumbuhan komponen pajak daerah retribusi daerah dan hasil perusahaan daerah
akan menjadi faktor yang penting dalam mendorong pertumbuhan PAD nanti.
Sedangkan untuk dana perimbangan komponen bagi Hasil Pajak dari bagi Hasil Bukan
Pajak serta Bantuan Propinsi adalah dua unsur yang penting dalam mendorong
pertumbuhan Dana Perimbangan yang akan diperoleh nantinya.
Ditinjau dari komposisi Pendapatan Daerah trend kenaikan peranan PAD dan trend
penurunan dari peranan Dana Perimbangan sampai dengan 2014 diperkirakan akan
terus berlangsung meskipun dalam kaitan tersebut dominasi peranan dana perimbangan
dalam membentuk total perolehan Pendapatan Daerah akan tetap diatas peranan PAD.
Terdapat beberapa hal yang cukup penting terkait dengan prospek keuangan daerah
kedepan antara lain adalah :
Perkembangan public saving untuk Kabupaten Tana Tidung pada tahun 2013 sangat
fluktuatif dari tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun anggaran 2013 untuk
pendapatan asli daerah tercatat sebesar 34 Milyar lebih besar dari pada tahun 2010
yaitu sebesar Rp. 24 Milyar. Untuk dana perimbangan di tahun 2013 sebesar 867
milyar, meningkat dari tahun 2009 sebesar 774 Milyar.
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tana Tidung, yang terdiri dari pajak daerah,
retribusi daerah, penerimaan dinas-dinas, bagian laba BUMD, dan penerimaan lainlain, selama kurun waktu tahun 2010-2014 diperkirakan tetap mengalami
peningkatan. Sumber-sumber penerimaan pajak daerah di Kabupaten Tana Tidung
meliputi pajak hotel dan restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-6
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
jalan umum, pajak pengambilan dan pengolehan bahan galian golongan C serta
pajak pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan.
Upaya ekstensifikasi pajak tidak cukup hanya mengandalkan kondisi sarana dan
prasaran kota saat ini. Untuk itu, kedepan prioritas pembangunan kota harus benarbenar fokus pada sektor-sektor yang mampu menarik investasi guna mendorong
pertumbuhan ekonomi kota dalam upaya untuk meningkatkan daya beli masyarakat
dilakukan dengan tanpa mengesampingkan konsistensi dalam menekan ketimbangan
pendapatan masyarakat sebagai bentuk upaya untuk menekan angka kemiskinan,
serta tetap memperhatikan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan masyarakat
Kabupaten Tana Tidung.
b. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tana Tidung
Secara teoritis, pendapatan daerah akan dipengaruhi oleh kondisi perekonomian
daerah. Dengan kata lain, bahwa perkembangan ekonomi harus berkorelasi positif
dengan pendapatan daerah.
Pertumbuhan nilai PDRB atas Dasar Harga Berlaku dan Harga konstan tahun 2011-2012,
masing-masing tumbuh sebesar 6 %. Kondisi ini menunjukkan bahwa di Kabupaten
Tana Tidung terjadi peningkatan pendapatan masyarakat, sehingga daya beli
masyarakat juga mengalami peningkatan.
Selama lima tahun terakhir ini, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tana Tidung
selalu mengalami pertumbuhan positif meskipun terjadi fluktuasi di setiap tahunnya.
Pada periode tahun 2009, kondisi perekonomian sangat baik dengan capaian
pertumbuhan 9,17 persen. Sedangkan dua tahun berikutnya meskipun pertumbuhannya
positif namun mempunyai kecenderungan yang menurun hingga mencapai 4,26 persen
pada tahun 2010. Di tahun 2011 situasi perekonomian Kabupaten Tana Tidung kembali
mengalami peningkatan dengan ditandai oleh laju pertumbuhan ekonomi 5,20 persen.
Hingga kini di tahun 2012 perekonomian di Kabupaten Tana Tidung kokoh dengan
pertumbuhan ekonomi sebesar 5,16 persen.
Nilai PDRB perkapita Tana Tidung setiap tahunnya mengalami fluktuasi seiring dengan
perkembangan nilai PDRB yang tercipta. Di tahun 2011 dan 2012, PDRB perkapita
mengalami peningkatan hingga mencapai level 24,41 juta rupiah dan 25,66 juta rupiah
seiring dengan peningkatan komoditas unggulan seperti sub sektor pertambangan
batubara di Kabupaten Tana Tidung.
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-7
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
Perkembangan perekonomian Kabupaten Tana Tidung tidak terlepas dari kontribusi
sektor – sektor ekonomi yang mendukungnya. Dari hasil penghitungan PDRB
kabupaten Tana Tidung diperoleh nilai tambah yang tercipta akibat kegiatan ekonomi
sebesar 438,36 milyar rupiah pada tahun 2012, lebih tinggi dibanding tahun lalu
(399,31 milyar rupiah). Secara riil ekonomi Kabupaten Tana Tidung tumbuh 5,91
persen.
Tabel 9.1 Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir (dalam Ribu Rupiah)
N
o
Uraian
2010
2011
2012
2013
2014*
871.399.48
7
1.058.534.670
1.182.963.511
1.042.988.237
508.675.625
24.465.675
86.635.381
28.752.880
34.702.544
25.693.960
-
69.164
98.558
202.350
747.597
-
188.217
132.022
175.625
129.181
305.838
2.866.669
4.371.433
5.728.155
7.788.184
24.159.837
83.511.331
24.150.867
28.596.414
17.028.998
774.727.16
0
864.312.818
997.442.171
867.673.922
439.343.297
60.453.795
43.634.898
37.000.736
44.123.255
10.685.087
490.680.982
668.686.527
815.261.352
682.583.625
292.381.266
219.755.383
149.340.893
143.330.124
133.386.322
136.276.944
3.837.000
2.650.500
1.849.959
7.580.720
-
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH
YANG SAH
72.206.652
107.586.471
156.768.460
140.611.771
43.638.368
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya
24.877.122
51.095.885
51.684.535
68.578.992
32.011.005
7.736.000
9.427.593
2.622.341
3.000.779
9.706.613
39.593.530
28.245.293
102.461.584
69.032.000
-
-
18.817.700
-
-
1.920.750
PENDAPATAN
A
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan
Lain-lain PAD yang Sah
B
DANA PERIMBANGAN
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
C
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah Lainnya
Pendapatan Lainnya
Rata-rata
Pertumbu
han (%)
6%
12%
71%
-3%
163%
6%
4%
-10%
12%
-15%
25%
25%
40%
-27%
20%
-68%
Gambaran mengenai perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Tana Tidung selama
kurun waktu tahun (2010-2014) terlihat pada tabel 6.1 diatas. Analisis terhadap
perkembangan pendapatan daerah ini dapat dijelaskan antara lain:
1. Realisasi pendapatan daerah terjadi kenaikan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar
6%. Kenaikan ini dipengaruhi oleh adanya kenaikan semua unsur-unsur pendapatan
daerah, yaitu: PAD, Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah.
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-8
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
2. Realisasi pendapatan asli daerah (PAD) cenderung naik dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 12%. Beberapa unsur PAD menunjukan trend meningkat (pajak daerah, hasil
pengelolaan kekayaan daerah, lain-lain PAD yang sah), kecuali unsur hasil retribusi
daerah yang cenderung menurun dengan rata-rata penurunan sebesar -8%. Kenaikan
sebagian besar unsur PAD menggambarkan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi PAD
yang telah dilakukan, khususnya pajak daerah yang merupakan unsur yang dominan
memberikan kontribusi terhadap PAD. Hal ini juga dapat merupakan indikasi
tumbuhnya ekonomi daerah, karena meningkatnya pajak daerah berarti telah terjadi
peningkatan pendapatan dunia usaha di daerah.
3. Realisasi penerimaan dana perimbangan meningkat dengan rata-rata pertumbuhan
sebesar 4%. Kenaikan ini karena pengaruh unsur dana bagi hasil pajak/dan bukan pajak
dan DAK yang cenderung meningkat. Sedangkan unsur lainnya, yaitu DAU terjadi
penurunan rata-rata sebesar -15%. Kenaikan dana bagi hasil pajak/dan bukan pajak
menggambarkan meningkatnya pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat dan
meningkatnya pendapatan dari ekplorasi/eksploitasi SDA yang dibagihasilkan kepada
daerah. Disisi lain, menurunnya DAU disebabkan oleh adanya pelaksanaan formula
DAU secara murni oleh Pemerintah Pusat, sehingga mendapatkan DAU yang semakin
kecil karena secara menyeluruh mempunyai kapasitas fiskal yang cenderung lebih besar
dari kebutuhan fiskalnya.
Tabel 9.2 Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir (dalam Juta Rupiah)
URAIAN
BELANJA TIDAK
LANGSUNG
2010
2011
2012
2013
Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
2014*
184.433
207.416
213.627
237.699
83.419
109.200
132.488
155.408
156.727
63.386
13%
4.000
14.139
19.183
36.634
11.540
108%
Belanja Bantuan Sosial
21.797
12.243
5.051
4.558
-
-40%
Belanja Bantuan Keuangan
Kepada Provinsi / Kabupaten /
kota dan Pemerintahan Desa
47.373
46.913
33.599
39.779
2.492
-6%
2.061
1.631
383
-
6.000
42%
473.452
567.269
825.248
892.185
128.714
23%
26.399
23.412
23.659
34.233
1.786
9%
152.945
162.969
174.589
224.498
50.174
14%
Belanja Pegawai
Belanja Hibah
Belanja Tidak Terduga
BELANJA LANGSUNG
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan Jasa
Belanja Modal
BELANJA
9%
294.107
380.887
626.999
633.454
76.753
29%
657.885
774.686
1.038.876
1.129.885
212.133
20%
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-9
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
Analisis terhadap pertumbuhan realisasi belanja selama tahun anggaran 2010 -2014 dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1)
Rata-rata pertumbuhan realisasi total belanja daerah selama 5 tahun yaitu sebesar 20%.
Peningkatan belanja daerah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan daerah.
2)
Realisasi Belanja tidak langsung cenderung meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata
pertumbuhan sebesar 9 %. Hal ini disebabkan meningkatnya unsur belanja pegawai, belanja
hibah walaupun belanja bantuan sosial
dan belanja bantuan keuangan mengalami
penurunan. Dengan pertumbuhan ini, sangat wajar terjadi karena perkembangan
pemerintah Kabupaten Tana Tidung sebagai daerah otonomi baru yang masih banyak
mengalami perkembangan dalam belanja aparatur dan bantuan keuangan ke desa.
3)
Persentase realisasi belanja langsung cenderung meningkat karena kenaikan unsur belanja
barang dan jasa, belanja pegawai, dan belanja modal.
4)
Terjadinya kenaikan porsi realisasi belanja langsung menggambarkan bahwa semakin
besarnya porsi penggunaan anggaran pembangunan untuk kepentingan pelayanan kepada
masyarakat.
Tabel 9.3 Perkembangan Pembiayaan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
URAIAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
DAERAH
2010
2011
2012
2013
Rata-rata
Pertumbuhan
(%)
2014*
239.541.639
432.955.235
687.901.510
803.729.902
-
49%
239.541.639
432.955.235
687.901.510
803.729.902
-
49%
PENGELUARAN PEMBIAYAAN
DAERAH
20.100.000
-
30.000.000
2.285.400
20.000.000
-51%
Penyertaan Modal (Investasi)
Pemerintah Daerah
20.100.000
-
30.000.000
-
20.000.000
-100%
*
53%
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Tahun Anggaran Sebelumnya
2.285.400
Pembayaran Pokok Utang
PEMBIAYAAN NETTO
219.441.639
432.955.235
657.901.510
801.444.502
Analisis terhadap pertumbuhan pembiayaan daerah selama tahun anggaran 2010 -2014
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Rata-rata pertumbuhan pembiayaan daerah selama 5 tahun yaitu sebesar 53%, hal ini
dipengaruhi oleh unsur penerimaan pembiayaan yang cenderung naik dan tinggi,
sedangkan unsur pengeluaran yang cenderung menurun.
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-10
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
2. Pertumbuhan penerimaan pembiayaan daerah cenderung meningkat dari tahun ke tahun.
Hal ini disebabkan unsur sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya dengan ratarata pertumbuhan tiap tahun naik sebesar 49 %. Tentu angka ini cukup sangat besar
mengingat
berarti
kemampuan
penyerapan
anggaran
dalam
penyelenggaraan
pemerintahan sangat kecil.
3. Anggaran pengeluaran pembiayaan dalam penyertaan modal tiap tahunnya mengalami
fluktuatif seiring dengan kemampuan daerah.
9.3
PROFIL INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
9.3.1. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Dari APBN dalam 4
tahun Terakhir
Pembangunan infratruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda dan Ditjen
Cipta Karya dalam melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulan kepada
daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen
Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT)
sesuai dengan peraturan yang berlaku (PermenPU No. 14 Tahun 2011).
Data dana yang dialokasikan di Kabupaten Tana Tidung perlu dianalisis untuk melihat
trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di daerah tersebut.
Tabel 9.4. Pendanaan Bidang Cipta Karya 2011-2015 Kab. Tana Tidung
APBN
Tahun
Kegiatan
RM
PHLN
BANKIM
PBL
2011
PLP
AM
TOTAL
BANKIM
PBL
2012
PLP
AM
TOTAL
BANKIM
PBL
2013
PLP
AM
TOTAL
2014
BANKIM
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-11
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
PBL
PLP
AM
TOTAL
BANKIM
PBL
2015
PLP
AM
TOTAL
Sumber : Profil Cipta Karya Kab. Tana Tidung 2014
Selama lima tahun terakhir, Kabupaten Tana Tidung belum pernah mendapatkan bantuan
dana APBN dalam bidang cipta karya khususnya di sector air minum, PLP, permukiman
dan PBL, di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah,
untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan
melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang
dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang
merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.
Prioritas nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah pembangunan air minum
dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem
penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh
perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Sedangkan
DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi (air limbah,
persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan
rendah di perkotaan dan perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman
nelayan.Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan sanitasi
(air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada masyarakat
berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan
masyarakat. Besar DAK ditentukan oleh Kementerian Keuangan berdasarkan Kriteria
Umum, Kriteria Khusus dan Kriteria Teknis. Dana DAK ini perlu dilihat alokasi dalam 5
tahun terakhir sehingga bisa dianalisis perkembangannya.
Tabel 9.5.
Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kab. Tana Tidung 5 Tahun Terakhir
(Dalam ribuan rupiah)
Jenis DAK
2011
2012
2013
2014
2015
DAK Air Minum
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-12
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
DAK Sanitasi
Jumlah
9.3.2. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBD dalam
5 Tahun Terakhir
Proporsi belanja
pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja daerah dalam 5
tahun terakhir disajikan dalam tabel dibawah ini.
Tabel 9.6
Perkembangan Alokasi APBD Kab. Tana Tidung untuk Pembangunan
Bidang Cipta Karya dalam 5 Tahun Terakhir
Dalam ribuan rupiah
Tahun 2011
Sektor
Alokasi
%
APBD
Tahun 2012
Alokasi
%
APBD
Tahun 2013
Alokasi
%
APBD
Tahun 2014
Alokasi
Tahun 2015
%
APBD
Alokasi
%
APBD
APBD I
AM
PLP
Bangkim
PBL
Total Belanja
APBD I Bid, CK
Total Belanja
APBD I
Pengembangan
Air Minum
Pengembangan
PPLP
Pengembangan
Permukiman
Penataan
Bangunan
dan Lingkungan
Total Belanja
APBD Bidang
Cipta Karya
Total Belanja
APBD
9.3.3. Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber Perusahaan
Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
Proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja Perusda dalam 5
tahun terakhir disajikan dalam tabel dibawah ini.
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-13
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
Dalam ribuan rupiah
Tahun 2011
Sektor
Alokasi
%
Tahun 2012
Tahun 2013
%
Alokasi
Alokasi
Tahun 2014
%
Alokasi
Tahun 2015
%
Alokasi
%
AM
PLP
Bangkim
PBL
Total Belanja
Pengembangan
Air Minum
Pengembangan
PPLP
Pengembangan
Permukiman
Penataan
Bangunan
dan Lingkungan
Total Belanja
Bidang Cipta
Karya
9.3.4. Perkembangan Investasi Pembangunan
Swasta dalam 5 Tahun Terakhir
Cipta
Karya
Bersumber
dari
Proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total belanja Swasta dalam
5 tahun terakhir disajikan dalam tabel dibawah ini.
Dalam ribuan rupiah
Tahun 2011
Sektor
Alokasi
%
Tahun 2012
Alokasi
%
APBD
Tahun 2013
Alokasi
Tahun 2014
%
Alokasi
Tahun 2015
%
Alokasi
%
AM
PLP
Bangkim
PBL
Total Belanja
Pengembangan
Air Minum
Pengembangan
PPLP
Pengembangan
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-14
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
Permukiman
Penataan
Bangunan
dan Lingkungan
Total Belanja
Bidang Cipta
Karya
Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk mengalokasikan Dana Daerah untuk
Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping kegiatan APBN di Kab. Tana Tidung.
DDUB ini menunjukan besaran komitmen pemerintah daerah dalam melakukan
pembangunan bidang Cipta Karya. Oleh sebab itu, perkembangan besaran DDUB dalam
5 tahun terakhir untuk melihat komitmen pemerintah daerah.
Perkembangan DDUB dapat dijabarkan dalam tabel berikut.
Tabel 9.7.Perkembangan DDUB dalam 4 Tahun Terakhir
Sekt
or
2011
Alokasi
APBN
2012
DD
UB
Alokasi
APBN
2013
DD
UB
Alokasi
APBN
2014
DD
UB
Alokasi
APBN
2015
DD
UB
Alokasi
APBN
DD
UB
Pengembangan Air Minum
Pengembangan PPLP
Pengembangan Permukiman
Penataan Bangunan &
Lingkungan
Total
9.4
PROYEKSI DAN RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
Untuk melihat kemampuan keuangan daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta
Karya dalam lima tahun ke depan (sesuai jangka waktu RPI2-JM) maka dibutuhkan analisis
proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan daerah, dan rencana kerjasama
pemerintah dan swasta. Namun berhubung di Kabupaten Tana Tidung belum ada kerjasama
pemerintah-swasta dan memiliki perusahaan daerah yang tidak sehat, maka analisis proyeksi
yang dilakukan hanyalah terhadap perkembangan APBD.
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-15
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
9.4.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan
Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan
regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakanasumsi atas dasar
trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja makadiperkirakan alokasi APBD
terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya sama
dengan rata-rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.
Adapun langkah-langkah proyeksi APBD ke depan adalah sebagai berikut sebagaiberikut:
1. Menentukan presentase pertumbuhan per pos pendapatan Setiap pos pendapatan
dihitung rata-rata pertumbuhannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan: Y0 = Nilai tahun ini
Y-1 = Nilai 1 tahun sebelumnya
Y-2 = Nilai 2 tahun sebelumnya
Dalam menentukan presentase pertumbuhan dihitung setiap pos pendapatan yang terdiri
dari PAD, Dana Perimbangan (DAU, DAK, DBH), dan Lain-lain pendapatan yang sah.
2. Menghitung proyeksi sumber pendapatan dalam 5 tahun ke depan Setelah diketahui
tingkat pertumbuhan pos pendapatan maka dapat dihitung nilai proyeksi pada 5 tahun
ke depan dengan menggunakan rumus proyeksi geometris sebagai berikut:
Keterangan: Yn = Nilai pada tahun n r = % pertumbuhan
Y0 = Nilai pada tahun ini n = tahun ke n (1-5)
3. Menjumlahkan Pendapatan dalam APBD tiap tahun dan menghitung kapasitas daerah
dalam pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya.
Setelah didapatkan nilai untuk setiap pos pendapatan, dapat dihitung total pendapatan.
Apabila diasumsikan bahwa total pendapatan sama dengan total belanja dan diasumsikan
pula bahwa proporsi belanja bidang Cipta Karya terhadap APBD sama dengan eksisting
(Tabel 7.6) maka dapat diketahui proyeksi kapasitas daerah dalam mengalokasikan
anggaran untuk bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan.
Adapun hasil dari proses perhitungan tersebut, disajikan dalam tabel 9.9.
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-16
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
Tabel 9.8 Proyeksi Pendapatan APBD dalam 5 Tahun ke Depan
No
Uraian
2015
2016
2017
2018
2019
1.174.357.710
1.246.122.965
1.322.273.811
1.403.078.251
1.488.820.668
43.707.104
49.050.946
55.048.152
61.778.605
69.331.956
592.006
1.012.600
1.732.006
2.962.518
5.067.252
163.875
158.299
152.912
147.708
142.682
39.616.869
104.186.835
273.996.830
720.573.411
1.895.007.474
31.962.090
33.790.683
35.723.893
37.767.703
39.928.443
935.047.490
970.671.393
1.007.652.514
1.046.042.559
1.085.895.207
35.843.348
32.305.694
29.117.199
26.243.400
23.653.239
848.733.311
946.409.168
1.055.325.980
1.176.777.405
1.312.205.978
Dana Alokasi Umum
95.941.095
81.367.572
69.007.778
58.525.445
49.635.387
Dana Alokasi Khusus
11.881.869
14.875.512
18.623.405
23.315.581
29.189.953
218.300.650
272.001.753
338.913.117
422.284.415
526.164.724
133.921.138
187.144.966
261.521.360
365.456.915
510.699.228
1.606.156
1.175.072
859.689
628.953
460.145
99.630.376
119.691.257
143.791.457
172.744.305
207.526.899
-
-
-
-
-
PENDAPATAN
A
PENDAPATAN ASLI
DAERAH
Pendapatan Pajak
Daerah
Hasil Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah
yang dipisahkan
Lain-lain Pendapatan
Asli Daerah yang Sah
B
DANA
PERIMBANGAN
Bagi Hasil Pajak
Bagi Hasil Bukan
Pajak
C
Proyeksi (Rp)
LAIN-LAIN
PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH
Dana Bagi Hasil Pajak
dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah
Lainnya
Dana Penyesuaian
dan Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan
dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah
Lainnya
Pendapatan Lainnya
Sumber : Analisis data, 2014
9.4.2 Rencana Pembiayaan Daerah
Rencana pendanaan dijabarkan dari ketersediaan dana masing-masing daerah. Ketersediaan dana
dihitung dari besarnya public saving yang dihitung sebelumnya. Besarnya public saving yang telah
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-17
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
dihitung adalah proyeksi jumlah dana yang tersedia untuk untuk semua proyek pemerintah
daerah kabupaten dan kota. Dari perhitung tersebut dilakukan perhitungan untuk proyek-proyek
Pekerjaan Umum dan secara khusus untuk proyek-proyek Keciptakaryaan. Data proporsi
program ciptakarya umumnya tidak tersedia untuk kabupaten/ kota sehingga dalam perhitungan
dilakukan perhitungan melalui proporsi belanja program ciptakarya di pemerintah provinsi.
Ini bermakna jumlah-jumlah dana tersebut diproyeksikan dapat digunakan untuk pembelanjaan
untuk pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah terbangun, pembelanjaan untuk
rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada dan pembelanjaan untuk pembangunan
prasarana baru.
Untuk menghitung dana yang tersedia untuk kegiatan Cipta Karya mata tabel tersebut harus
disesuaikan dengan tren belanja Cipta Karya. Dengan asumsi Belanja kegiatan keciptakaryaan
sebesar .......% dari belanja pekerjaan Umum, maka tabel berikut dapat digunakan sebagai acuan
dalam memprediksi pendanaannya.
Untuk menentukan besarnya dana yang digunakan untuk program-program kegiatan daerah baik
yang didanai sendiri atau didanai oleh pemerintahan atau pemerintah provinsi harus disesuaikan
dengan kesepatakan daerah sendiri dan kesesuaian dengan Peraturan Pemerintah nomor 38
tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
Dengan kondisi tersebut terlihat bahwa beban pembiayaan program Cipta Karya dengan realisasi
belanja langsung yang paling besar terkonsentrasi pada pembiayaan program pada tahun 2008
yang mencapai ......% sedangkan beban pembiayaan program Cipta Karya dengan realisasi
belanja langsung yang paling rendah atau berkurang yakni terlihat pada 3 tahun terakhir
khususnya pada tahun proyeksi 2014 yakni sebesar ......%. Untuk lebih jelasnya pembiayaan
program Cipta Karya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 9.9.
Proyeksi Pendanaan Program-program Kegiatan Bidang Cipta Karya (Rp. Juta)
Pemerintah
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Kabupaten Tana
Tidung
Sumber : Analisis data, 2014 (n/a)
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-18
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
9.4.3 Rencana Kerjasama Pemerintah dan Swasta Bidang Cipta Karya 5 Tahun ke depan
Rencana pendanaan kerjasama dengan pihak swasta dalam pembangunan pada Bidang Cipta
Karya untuk saat ini belum ada.
9.5
ANALISIS TINGKAT KETERSEDIAAN DANA DAN STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI
PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana
yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang meliputi sumber
pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia usaha dan masyarakat.
Kemudian, dirumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya dengan
mendorong pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.
9.5.1
Analisis Kemampuan Keuangan Daerah
Formulasi kebijakan dalam mendukung pengelolaan anggaran pendapatan daerah akan lebih
difokuskan pada upaya untuk mobilisasi pendapatan asli daerah. Kebijakan pendapatan daerah
diperkirakan mengalami pertumbuhan rata-rata sekitar 6,25%.
Pertumbuhan komponen pajak daerah retribusi daerah dan hasil perusahaan daerah akan
menjadi faktor yang penting dalam mendorong pertumbuhan PAD nanti. Sedangkan untuk dana
perimbangan komponen bagi Hasil Pajak dari bagi Hasil Bukan Pajak serta Bantuan Propinsi
adalah dua unsur yang penting dalam mendorong pertumbuhan Dana Perimbangan yang akan
diperoleh nantinya.
Ditinjau dari komposisi Pendapatan Daerah trend kenaikan peranan PAD dan trend penurunan
dari peranan Dana Perimbangan sampai dengan 2014 diperkirakan akan terus berlangsung
meskipun dalam kaitan tersebut dominasi peranan dana perimbangan dalam membentuk total
perolehan Pendapatan Daerah akan tetap diatas peranan PAD.
Terdapat beberapa hal yang cukup penting terkait dengan prospek keuangan daerah kedepan
antara lain adalah :
1. Perkembangan penerimaan yang berasal dari dana perimbangan diperkirakan akan terus
meningkat. Sumber utama dana perimbangan berasal dari bagi hasil pajak dan bukan pajak
sumberdaya alam. Besarnya bagi hasil pajak dan bukan pajak sumberdaya dalam
memberikan kontribusi sebesar 23,24 % terhadap penerimaan dana perimbangan dan
76,78% terhadap penerimaan daerah.
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-19
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
2. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tana Tidung, yang terdiri dari pajak daerah, retribusi
daerah, penerimaan dinas-dinas, bagian laba BUMD, dan penerimaan lain-lain, selama
kurun waktu tahun 2007-2011 diperkirakan tetap mengalami peningkatan. Peningkatan
penerimaan ini terutama dipengaruhi oleh peningkatan pajak daerah yang merupakan 20%
dari total penerimaan PAD. Sumber-sumber penerimaan pajak daerah di Kabupaten Tana
Tidung meliputi pajak hotel dan restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak pengambilan
dan pengolehan bahan galian golongan C serta pajak pemanfaatan air bawah tanah dan air
permukaan. Dari beberapa sumber tersebut, memberikan kontribusi terhadap penerimaan
pajak daerah yaitu 20% tahun 2013.
3. Upaya ekstensifikasi pajak tidak cukup hanya mengandalkan kondisi sarana dan prasaran
kota saat ini. Untuk itu, kedepan prioritas pembangunan kota harus benar-benar fokus
pada sektor-sektor yang mampu menarik investasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi
kota dalam upaya untuk meningkatkan daya beli masyarakat yang dalam ini tentunya harus
dilakukan dengan tanpa mengesampingkan konsistensi dalam menekan ketimbangan
pendapatan masyarakat sebagai bentuk upaya untuk menekan angka kemiskina, serta tetap
memperhatikan keseimbangan dalam segala aspek kehidupan masyarakat Kabupaten Tana
Tidung.
Secara teoritis, pendapatan daerah akan sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian daerah
atau dengan kata lain, bahwa perkembangan ekonomi harus berkorelasi positif dengan
pendapatan daerah.
Perkembangan kondisi perekonomian dapat ditunjukan dengan pertumbuhan ekonomi yang
diukur melalui PDRB. Khusus untuk Kabupaten Tana Tidung struktur PDRB didominasi oleh
pertanian yaitu
42,71 %.. Dengan demikian angka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tana
Tidung sangat ditentukan oleh hasil pertanian.
Tabel 9.10
Proyeksi Pendanaan Program Pekerjaaan Umum (Rp. Juta)
Uraian
Belanja
2011
2012
2013
2014
2015
Belanja Langsung PU
Belanja Langsung CK
Sumber : PU dan Perhubungan Kab. Tana Tidung
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-20
Pemerintah Kabupaten Tana Tidung
Laporan Review RPI2-JM Kabupaten Tana Tidung Tahun 2015
9.5.2 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya
Dalam rangka percepatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi
kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPI2-JM, maka
Pemerintah Daerah menyusun strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan
infrastruktur permukiman.
Satgas
RPI2-JM
D a erah merumuskan strategi peningkatan investasi
pembangunan
infrastruktur bidang Cipta Karya, sebagai berikut :
1. Strategi peningkatan DDUB oleh kabupaten/kota dan provinsi;
2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi pengunaan anggaran;
3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah;
4. Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan
bidang Cipta Karya;
5. Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabiltasi infrastruktur permukiman
yang sudah ada;
6. Strategi pengembangan infrastruktur skala regional.
APBD merupakan sumber pendanaan utama dalam pembangunan dan pengembangan
infrastruktur di Kabupaten Tana Tidung. Secara umum APBD merupakan penerimaan daerah
dalam pelaksanaan desentralisasi yang terdiri dari Pendapatan Daerah, Belanja, dan Pembiayaan.
Berdasarkan kondisi dan kecenderungan pengalokasian anggaran, maka diperlukan strategi dalam
Pengoptimalan penggunaan APBD dengan menetapkan kebutuhan program pembangunan dan
pengembangan infrasrtuktur Kabupaten Tana Tidung dengan mengintegrasikan langkah-langkah
pembangunan infrastruktur di Kabupaten Tana Tidung yang ditetapkan berdasarkan target-target
pembangunan infrastruktur
sebagaimana telah ditetapkan didalam RPJMD, RPJMN, SPM,
maupun MDGs.
BAPPEDA DAN LINGKUNGAN HIDUP
IX-21