KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB V KERANGKA STRATEGI PEMBIAYAAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya

5.1 Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan

  peraturan dan perundangan terkait, antara lain: peraturan dan perundangan terkait, antara lain: Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah daerah

  

1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah : Pemerintah daerah

diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pem mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat erintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah setempat sesuai dengan peraturan perundangundangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan, pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yait u politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama. keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional, serta agama.

  Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara

  

2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Daerah: untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, Pemerintah Pusat dan Daerah : untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah didukung sumber ah didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan. Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan. Dana Perimbangan, Pendapatan Lain yang Sah, serta Penerimaan Pembiayaan.

  Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan d dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan an Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.

  3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan: Dana Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Perimbangan terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus Kementerian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran yang ditentukan Pemerintah atas dasar prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan DAK dilakukan berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis. kriteria teknis.

  

4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota: Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, : Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, : Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017 RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

  pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala pemerintahan daerah untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraan kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraan kabupaten/kota meliputi 26 urusan, termasuk bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan urusan pemerintahan yang b ersifat wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib minimal dilaksanakan secara bertahap dan ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan yang merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah disertai dengan pemerintahan yang merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah disertai dengan pemerintahan yang merupakan urusan bersama diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana d an prasarana, serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan. urusan yang didesentralisasikan.

  

5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah: Sumber

pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan pinjaman daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, serta Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. pinjaman langsung kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan: Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan: Dalam melakukan pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:

  a. total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebi total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan APBD h dari 75% penerimaan APBD tahun sebelumnya b. memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5 pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5 c. persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman

  d. tidak mempunyai tunggakan atas tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari pengembalian pinjaman yang bersumber dari pemerintah e. pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan persetujuan pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan persetujuan pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan persetujuan DPRD

  

6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang KerjasamaPemerintah dengan Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang KerjasamaPemerintah dengan Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang KerjasamaPemerintah dengan

Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010 perubahan Perpres 13/2010 & Perpres 56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha

  : Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha : Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat dalam penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur air minum, infras dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur air minum, infrastruktur air dikerjasamakan dengan badan usaha adalah infrastruktur air minum, infras limbah permukiman dan prasarana persampahan. limbah permukiman dan prasarana persampahan.

  Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan

  

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan

Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri 21/2011): Struktur APBD terdiri dari: : Struktur APBD terdiri dari:

a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan rah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan rah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Pendapatan Lain yang Sah. Pendapatan Lain yang Sah.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.

  :Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN,Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker TetapPusat, Satker Unit is Pusat, dan Satuan NonVertikal Tertentu. Rencana program dan usulan kegiatan yangdiselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu pada RPI2 an yang telah disepakati. Gubernursebagai wakil Pemerintah

  :Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN,Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker TetapPusat, Satker Unit is Pusat, dan Satuan NonVertikal Tertentu. Rencana program dan usulan kegiatan yangdiselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu pada RPI2-JMbidang an yang telah disepakati. Gubernursebagai wakil Pemerintah

  DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di nelayan. Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/target Millenium Development Goals (MDGs) yang DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanansanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layakskala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah diperkotaan yang diselenggara-kan melalui aan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untukprogram peningkatan derajat kesehatan masyarakat danmemenuhi sasaran/target MDGs yang elaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yangMerupakan Kewenanangan Pemerintah dan

  PU No. 15 Tahun 2010 Tentang PetunjukTeknis Penggunaan : Kementerian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria

  Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.

  PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.

  RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017 b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.

  

8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang PetunjukTeknis Penggunaan

Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah se a. Bidang Infrastruktur Air Minum DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/target Millenium Development Goals (MDGs) yang mempertimbangkan:  Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah  Tingkat kerawanan air minum

  Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah Tingkat kerawanan air minum Bidang Infrastruktur Sanitasi DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanansanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layakskala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah diperkotaan yang diselenggara aan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untukprogram peningkatan derajat kesehatan masyarakat danmemenuhi sasaran/target MDGs yang

  Bidang Infrastruktur Air Minum DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman nelayan. Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/target Millenium Development Goals (MDGs) yang

  PU No. 15 Tahun 2010 Tentang PetunjukTeknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur: Kementerian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK bidang Cipta Karya adalah sebagai berikut:

  Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.

  RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.

  9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang PedomanP Kementerian Pekerjaan Umum yangMerupakan Kewenanangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri:Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN,Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker TetapPusat, Satker Unit Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan NonVertikal Tertentu. Rencana program dan usulan kegiatan yangdiselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu pada RPI2 infrastruktur ke-PU-an yang telah disepakati. Gubernursebagai wakil Pemerintah

  b. Bidang Infrastruktur Sanitasi DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanansanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layakskala kawasan kepada masyarakat berpenghasilan rendah diperkotaan yang diselenggara prosespemberdayaan masyarakat. DAK Sanitasi diutamakan untukprogram peningkatan derajat kesehatan masyarakat danmemenuhi sasaran/target MDGs yang dengan kriteria teknis:  Kerawanan sanitasi  Cakupan pelayanan sanitasi

  Kerawanan sanitasi Cakupan pelayanan sanitasi Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang PedomanPelaksanaan Kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum yangMerupakan Kewenanangan Pemerintah dan

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

  mengkoordinasikan penyelenggaraa mengkoordinasikan penyelenggaraanurusan kementerian yang dilaksanakan di daerah nurusan kementerian yang dilaksanakan di daerah dalam rangkaketerpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintassektor. dalam rangkaketerpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintassektor. dalam rangkaketerpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintassektor.

  Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkanbahwa lingkup Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkanbahwa lingkup Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkanbahwa lingkup

sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karyayang di sumber dana kegiatan pembangunan bidang Cipta Karyayang dibahas dalam RPI2 bahas dalam RPI2-JM bidang

Cipta Karya meliputi:

  

1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karyakepada Satuan Kerja di , meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karyakepada Satuan Kerja di , meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karyakepada Satuan Kerja di

tingkat provinsi (dana sektoral di daerah)serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum tingkat provinsi (dana sektoral di daerah)serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum tingkat provinsi (dana sektoral di daerah)serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.

  

2. Dana APBD Provinsi, melip , meliputi dana daerah untuk urusan bersama(DDUB) dan dana uti dana daerah untuk urusan bersama(DDUB) dan dana

lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsiuntuk pembangunan infrastruktur lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsiuntuk pembangunan infrastruktur lainnya yang dibelanjakan pemerintah provinsiuntuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan skalaprovinsi/regional. permukiman dengan skalaprovinsi/regional.

  

3. Dana APBD Kabupaten/Kota APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusanbersama (DDUB) dan , meliputi dana daerah untuk urusanbersama (DDUB) dan

dana lainnya yang dibelanjakan pemerintahkabupaten untuk pembangunan infrastruktur innya yang dibelanjakan pemerintahkabupaten untuk pembangunan infrastruktur innya yang dibelanjakan pemerintahkabupaten untuk pembangunan infrastruktur permukiman denganskala kabupaten/kota. permukiman denganskala kabupaten/kota.

  

4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasamapemerintah dan swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasamapemerintah dan swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasamapemerintah dan swasta

(KPS), maupun skema Corporate SocialResponsibility Corporate SocialResponsibility (CSR).

  5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat. melalui program pemberdayaan masyarakat.

  6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luarnegeri. , meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luarnegeri. , meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luarnegeri.

  Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan,pengoperasian dan dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan,pengoperasian dan dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan,pengoperasian dan

pemeliharaan prasarana yang telah terbangun,serta rehabilitasi dan peningkatan prasarana pemeliharaan prasarana yang telah terbangun,serta rehab ilitasi dan peningkatan prasarana

yang telah ada.Olehkarena itu, dana yang telah ada.Olehkarena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan

secaraterpadu sehingga optimal dan memberi manfaat yang sebesar secaraterpadu sehingga optimal dan memberi manfaat yang sebesar-besarnyabagi peningkatan besarnyabagi peningkatan

pelayanan bidang Cipta Karya. pelayanan bidang Cipta Karya.

  Profil APBD Kabupaten Lumajang Profil APBD Kabupaten Lumajang

5.2 Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten/Kota selama 3

  Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten/Kota selama 3 Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten/Kota selama 3-5 tahun terakhir

dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun terakhir. dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun terakhir. dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun terakhir.

Komponen yang dianalisa berdasarkan format Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah Komponen yang dianalisa berdasarkan format Permendagri No. 13 Ta Komponen yang dianalisa berdasarkan format Permendagri No. 13 Ta sebagai berikut:

a. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung

  

b. Pendapatan Daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan

Pendapatan Lain yang Sah Pendapatan Lain yang Sah

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerima meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran an dan Pembiayaan Pengeluaran

Tabel 5.1 Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Lumajang tahun 2008 Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Lumajang tahun 2008 Perkembangan Pendapatan Daerah Kabupaten Lumajang tahun 2008-2012

   PENDAPATAN 2008 2009 2010 2011 2012

PAD 54.974.535.912,05 65.341.361.835,39 77.540.295.110,76 84.336.944.496,24 84.336.944.496,24 101.249.327.870,62

  Pendapatan Pajak 9.700.909.629 13.481.736.899 16.731.655.724 15.625.963.240 15.625.963.240 18.632.360.574

  Daerah Pendapatan

  33.422.060.139 39.990.828.535 18.155.994.885 19.705.159.253 19.705.159.253 22.536.337.879 Retribusi Daerah Pendapatan Hasil Pengelolaan

  2.155.812.637 2.648.581.373 3.238.783.189 4.194.390.137 4.194.390.137 3.726.243.863 Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli 9.695.753.507 9.220.215.029 39.413.861.313 44.811.431.867 44.811.431.867 56.354.385.555 Daerah Yang Sah

  DANA

  632.047.464.995,00 646.457.541.776,00 671.389.191.303,00 710.230.674.177,00 710.230.674.177,00 851.611.896.796,00

  PERIMBANGAN

  Dana Bagi hasil 38.327.388.995,00 41.352.411.776,00 52.465.258.303,00 55.535.800.177,00 55.535.800.177,00 66.464.357.796,00 DAU 537.879.076.000,00 534.208.130.000,00 557.172.733.000,00 605.781.974.000,00 605.781.974.000,00 736.273.179.000,00 DAK 55.841.000.000,00 70.897.000.000,00 61.751.200.000,00 48.912.900.000,00 48.912.900.000,00 48.874.360.000,00

  LAIN-LAIN

PENDAPATAN 32.953.700.207,53 57.392.722.644,00 122.890.726.135,00 223.180.421.233,00 223.180.421.233,00 192.426.209.498,00

YANG SAH

  Dana Darurat 0,00 3.291.492.000,00 0,00 0,00 0,00 Dana Bagi Hasil Pajak Dari Propinsi dan 27.460.276.289,00 34.870.493.706,00 44.959.951.003,00 50.926.396.794,00 50.926.396.794,00 48.564.772.508,00 Pemerintah Daerah Lainnya Dana Penyesuaian Dan Otonomi 5.256.803.398,00 15.777.091.000,00 67.297.968.000,00 156.268.606.720,00 156.268.606.720,00 129.048.307.000,00 Khusus Bantuan Keuangan Dari Propinsi Atau

  203.197.556,00 3.443.025.000,00 10.627.260.000,00 15.967.957.000,00 15.967.957.000,00 14.709.870.000,00 Pemerintah Daerah Lainnya Pendapatan

  33.422.964,53 10.620.938,00 5.547.132,00 17.460.719,00 17.460.719,00 103.259.990,00 Lainnya

TOTAL 719.975.701.114,58 769.191.626.255,39 871.820.212.548,76 1.017.748.039.906,24 1.017.748.039.906,24 1.145.287.434.164,62 PENDAPATAN

  Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan daerah yang Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan daerah yang Berdasarkan tabel di atas, menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan daerah yang

cukup signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008, pendapatan daerah Kabupaten cukup signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008, pendapatan daerah Kabupaten cukup signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2008, pendapatan daerah Kabupaten

Lumajang mencapai 719 Milyar Rupiah dan meningkat kurang lebih 59 % menjadi 1, 145 Lumajang mencapai 719 Milyar Rupiah dan meningkat kurang lebih 59 % menjadi 1, 145 Lumajang mencapai 719 Milyar Rupiah dan meningkat kurang lebih 59 % menjadi 1, 145

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017 RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021

  PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017

Trilyun pada tahun 2012. terutama pada sektor Pendapatan Asli Derah yang mengalami

kenaikan mencapai 2 kali lipat pada tahun 2012 dibandingkan Pendapatan Asli Daerah pada

tahun 2008.

  564.690.116.994,00 643.254.494.425,00 49.030.550,00 27.318.725,00

  93.389.596.069,56 4.871.750.925,00 88.517.845.144,56 82.872.466.383,75 1.387.750.924,00 81.484.715.459,75 81.267.907.339,14 1.348.250.925,00 79.919.656.414,14

  106.210.460.089,35 2.661.250.924,00 103.549.209.165,35 127.330.125.084,79 26.242.751.000,00 101.087.374.084,79

  491.070.554.966,59 36.511.754.698,00 454.558.800.268,59 Penjelasan lebih lanjut mengenai realisasi sumber pembiayaan adalah sebagai berikut: Penerimaan Daerah

  Dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2008-2012 sumber Penerimaan Daerah hanya diperoleh dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) total lalu sebesar Rp.

  Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Masyarakat sebesar Rp. Pencairan Dana Cadangan sebesar Rp. 2.000.000.000,00

  PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG da tahun 2012. terutama pada sektor Pendapatan Asli Derah yang mengalami

kenaikan mencapai 2 kali lipat pada tahun 2012 dibandingkan Pendapatan Asli Daerah pada

  

Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Lumajang tahun 2008-2012

2011 2012 685.699.939.122,80 762.252.649.414,80

  0,00 0,00 48.516.886.670,00 41.209.242.600,00 16.147.179.436,00 11.807.512.160,00 56.011.887.972,80 65.411.673.472,80

Tabel 5.3 Perkembangan Pembiayaan Daerah Kabupaten Lumajang tahun 2008

  284.837.500,00 542.408.032,00

  995.031.166.986,80 1.100.628.855.039,27

  36.078.136.899,00 36.315.107.879,00 160.675.515.391,00 165.744.930.222,00 112.577.575.574,00 136.316.167.523,47

  995.031.166.986,80 1.100.628.855.039,27

Perkembangan Pembiayaan Daerah Kabupaten Lumajang tahun 2008-2012

  Pembiayaan Netto

  88.517.845.144,56 81.484.715.459,75 79.919.656.414,14

  103.549.209.165,35 101.087.374.084,79

  454.558.800.268,59 Penjelasan lebih lanjut mengenai realisasi sumber pembiayaan adalah sebagai berikut: 2012 sumber Penerimaan Daerah hanya diperoleh dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) total lalu sebesar Rp.

  Penerimaan Pembiayaan Daerah Pengeluaran Pembiayaan Daerah Pembiayaan Netto

  727.011.267.375,39 769.697.459.876,00 846.558.522.873,55 995.031.166.986,80

  Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Lumajang tahun 2008 BELANJA 2008 BELANJA TIDAK LANGSUNG 467.286.987.633,39

  483.623.964.966,59 b. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Masyarakat sebesar Rp.

  Belanja Pegawai 351.555.403.415,85 Belanja Bunga 114.643.210,00 Belanja Subsidi 10.496.289.000,00 Belanja Hibah 17.882.890.929,23 Belanja Bantuan Sosial 11.133.993.079,31 Bantuan Keuangan 74.396.620.000,00 Belanja Tidak Terduga 1.707.148.000,00

  BELANJA LANGSUNG 259.724.279.742,00

  Belanja Pegawai 22.863.343.088,00 Belanja Barang & Jasa 92.666.725.850,00 Belanja Modal 144.194.210.804,00

  TOTAL BELANJA 727.011.267.375,39 Perkembangan Pembiayaan Daerah Kabupaten Lumajang tahun 2008 Tahun Penerimaan Pembiayaan Daerah

  2008 93.389.596.069,56 2009 82.872.466.383,75 2010 81.267.907.339,14 2011 106.210.460.089,35 2012 127.330.125.084,79

  TOTAL 491.070.554.966,59 Penjelasan lebih lanjut mengenai realisasi sumber pembiayaan adalah sebagai berikut:

  1. Sumber Penerimaan Daerah

  a. Dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2008 hanya diperoleh dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) total lalu sebesar Rp.

  c. Pencairan Dana Cadangan sebesar Rp. 2.000.000.000,00 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

  144.194.210.804,00 85.380.769.905,00 75.963.695.789,00 112.577.575.574,00

  RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 da tahun 2012. terutama pada sektor Pendapatan Asli Derah yang mengalami

kenaikan mencapai 2 kali lipat pada tahun 2012 dibandingkan Pendapatan Asli Daerah pada

Tabel 5.2 Perkembangan Belanja Daerah Kabupaten Lumajang tahun 2008

  2009 2010 2011 467.286.987.633,39 564.893.181.807,00 639.071.281.088,55 685.699.939.122,80

  351.555.403.415,85 428.018.925.682,00 521.233.379.737,15 564.690.116.994,00 114.643.210,00 92.573.500,00 70.802.025,00 49.030.550,00

  10.496.289.000,00 11.618.561.000,00 0,00 17.882.890.929,23 44.567.243.000,00 32.895.287.986,00 48.516.886.670,00 11.133.993.079,31 31.311.963.125,00 27.057.914.660,00 16.147.179.436,00 74.396.620.000,00 48.975.955.000,00 55.855.871.650,00 56.011.887.972,80

  1.707.148.000,00 307.960.500,00 1.958.025.030,40 284.837.500,00

  259.724.279.742,00 769.697.459.876,00 846.558.522.873,55 995.031.166.986,80

  22.863.343.088,00 24.880.382.286,00 23.855.634.529,00 36.078.136.899,00 92.666.725.850,00 94.543.125.878,00 107.667.911.467,00 160.675.515.391,00

  Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Masyarakat sebesar Rp. 5.446.590.000,00

  PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017

  111.228.000 120.650.000

Tabel 5.4 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dana APBN

  Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011

  2.183.422.500 1.888.000.000 855.600.000 934.800.000

  Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBD Perkembangan investasi pembangunan Cipta Karya Kabupaten

bersumber dari Dana APBD Kabupaten juga tidak berbeda jauh yaitu fluktuatif dalam kurun

waktu 5 tahun, meningkat pada tahun 2009 kemudian kembali rendah pada tahun beriktunya,

namun dalam tiga tahun kemudian, nilai investasi meningat secara stabil.

Tabel 5.5 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dana APBD

  Tahun 2008 Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 209.900.000 1.565.020.150

  PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG Untuk sasaran pengeluaran yang terjadi pada pembiayaan, pada perhitungan APBD tahun Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah (Investasi Non Permanen) sebesar

  Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBN Perkembangan investasi pembangunan Cipta Karya Kabupaten Lumajang yang

bersumber dari Dana APBN mengalami fluktuatif dalam kurun waktu 5 tahun, dari tahun

  Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi 5 tahun terakhir yang mbangunan Cipta Karya Bersumber dari APBN

  Perkembangan investasi pembangunan Cipta Karya Kabupaten Lumajang yang

bersumber dari Dana APBN mengalami fluktuatif dalam kurun waktu 5 tahun, dari tahun

ta karya dari dana APBN mengalami penurunan,

  

Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dana APBN

Tahun 2011 Tahun 2012

  934.800.000 1.432.957.273

  Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBD Perkembangan investasi pembangunan Cipta Karya Kabupaten Lumajang yang

bersumber dari Dana APBD Kabupaten juga tidak berbeda jauh yaitu fluktuatif dalam kurun

waktu 5 tahun, meningkat pada tahun 2009 kemudian kembali rendah pada tahun beriktunya,

  

Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dana APBD

  

2008 hingga tahun 2010, investasi bidang cipta karya dari dana APBN mengalami penurunan,

namun meningkat pada tahun 2012 sebagaimana tabel berikut.

  Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah (Investasi Non Permanen) sebesar Rp. 12.308.000.000,00 Pembayaran Pokok Hutang Rp. 4.203.754.698,00 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi

pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3-5 tahun terakhir yang

bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan masyarakat/swasta.

  2. Sumber Pengeluaran Daerah Untuk sasaran pengeluaran yang terjadi pada pembiayaan, pada perhitungan APBD tahun anggaran 2008-2012, Adapun realisasi pengeluaran tersebut terdiri:

  1 Pembangunan Jaringan Air bersih (Dana DAK)

  a. Penyertaan Dana Cadangan sebesar Rp. 20.000.000.000,00

  b. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah (Investasi Non Permanen) sebesar Rp. 12.308.000.000,00 c. Pembayaran Pokok Hutang Rp. 4.203.754.698,00

  5.3 Profil Investasi Pembangunan Bidang Cipta Karya Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3 bersumber dari APBN, APBD, perusahaan daerah dan masyarakat/swasta.

  5.3.1 Perkembangan Investasi Pe dalam 5 Tahun Perkembangan investasi pembangunan Cipta Karya Kabupaten Lumajang yang

bersumber dari Dana APBN mengalami fluktuatif dalam kurun waktu 5 tahun, dari tahun

  2008 hingga tahun 2010, investasi bidang cip namun meningkat pada tahun 2012 sebagaimana tabel berikut.

  

Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dana APBN

No Uraian Kegiatan Tahun 2008

  2.183.422.500

  Sumber Pengeluaran Daerah Untuk sasaran pengeluaran yang terjadi pada pembiayaan, pada perhitungan APBD tahun 2012, Adapun realisasi pengeluaran tersebut terdiri: Penyertaan Dana Cadangan sebesar Rp. 20.000.000.000,00

  

5.3.2 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari APBD

dalam 5 Tahun Perkembangan investasi pembangunan Cipta Karya Kabupaten

bersumber dari Dana APBD Kabupaten juga tidak berbeda jauh yaitu fluktuatif dalam kurun

waktu 5 tahun, meningkat pada tahun 2009 kemudian kembali rendah pada tahun beriktunya,

namun dalam tiga tahun kemudian, nilai investasi meningat secara s

  

Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dana APBD

  No Uraian Kegiatan Tahun 2008

  1 Pembangunan Jaringan Air bersih

  209.900.000

  PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021

  Tahun 2011 Tahun 2012 120.650.000 181.297.926

  PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5 tahun Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5 tahun

  

5.3.3 Perkembangan Investasi Perusahaan Daerah Bidang Cipta Karya dalam 5 tahun

Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk

menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial ( social oriented) sekaligus untuk

menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah

(profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan

bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah.Kinerja bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, pe rsampahan dan air limbah.Kinerja

keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan

perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara

berkelanjutan.Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam berkelanjutan.Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam

mengembangkan infrastruktur Cipta Karya. mengembangkan infrastruktur Cipta Karya.

  Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari Swasta Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari Swasta

  5.3.4 Perkembangan Investasi Pembangunan Cipta Karya Bersumber dari Swasta Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah, Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah, Sehubungan dengan terbatasnya kemampuan pendanaan yang dimiliki pemerintah,

maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif maka dunia usaha perlu dilibatkan secara aktif dalam pembangunan infrastruktur Cipta Karya dalam pembangunan infrastruktur Cipta Karya

melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) untuk kegiatan yang berpotensi

costrecovery atau Corporate Social Responsibility Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan (CSR) untuk kegiatan non-cost recovery.

  

Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang

Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta Permen Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta Permen Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta Permen

PPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan PPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan PPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan

Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Seda ngkan landasan hukum untuk pelaksanaan

CSR tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 CSR tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25 CSR tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan UU No. 25

tahun 2007 tentang Penanaman Modal. tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

  Proyeksi dan Rencana Investasi Bidang Cipta Karya Proyeksi dan Rencana Investasi Bidang Cipta Karya

5.4 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan

5.4.1 Proyeksi APBD 5 tahun ke depan

  Proyeksi APBD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan BD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan BD dalam lima tahun ke depan dilakukan dengan melakukan perhitungan

regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima tahun terakhir menggunakan asumsi atas

dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi . Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi . Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka diperkirakan alokasi

APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan dengan asumsi proporsinya

sama dengan rata-rata proporsi tahun rata proporsi tahun-tahun sebelumnya.

RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017-2021 RPIJM KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2017

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

Tabel 5.6 Proyeksi APBD Kabupaten Lumajang 5 Tahun ke Depan Proyeksi APBD Kabupaten Lumajang 5 Tahun ke Depan

  NO JENIS PENDAPATAN % 2010 2011 2012 2013 2014

1 PENDAPATAN DAERAH

  1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH

  1.1.1 Pajak Daerah 21.34 13,013,724,267.16 13,664,410,480.52 14,347,631,004.54 15,065,012,554.77 15,065,012,554.77 15,818,263,182.51

  1.1.2 Retribusi Daerah 62.00 37,809,320,738.70 39,699,786,775.64 41,684,776,114.42 43,769,014,920.14 43,769,014,920.14 45,957,465,666.14 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang

  1.1.3 1.90 1,158,672,732.32 1,216,606,368.93 1,277,436,687.38 1,341,308,521.75 1,408,373,947.83 Dipisahkan

  1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 14.76 9,001,057,646.83 9,451,110,529.17 9,923,666,055.63 10,419,849,358.41 10,419,849,358.41 10,940,841,826.33

  Jumlah (1) 100 60,982,775,385.00 64,031,914,154.25 67,233,509,861.96 70,595,185,355.06 70,595,185,355.06 74,124,944,622.81

  1.2 DANA PERIMBANGAN

  1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak 4.58 30,858,014,227.44 32,400,914,938.82 34,020,960,685.76 35,722,008,720.04 35,722,008,720.04 37,508,109,156.05

  1.2.2 Dana Alokasi Umum 89.33 601,866,028,588.98 631,959,330,018.42 663,557,296,519.35 696,735,161,345.31 696,735,161,345.31 731,571,919,412.58

  1.2.3 Dana Alokasi Khusus 6.09 41,031,726,341.73 43,083,312,658.82 45,237,478,291.76 47,499,352,206.35 47,499,352,206.35 49,874,319,816.66

  Jumlah (2) 100 673,755,769,158.15 707,443,557,616.06 742,815,735,496.86 779,956,522,271.70 779,956,522,271.70 818,954,348,385.29 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH

  1.3 YANG SAH

  1.3.1 Hibah

  0.00

  0.00

  0.00

  0.00

  1.3.2 Dana Darurat 1.14 359,100,000.00 377,055,000.00 395,907,750.00 415,703,137.50 436,488,294.38 Dana Bagi Hasil Pajak Dari Propinsi Dan

  1.3.3 72.21 22,746,150,000.00 23,883,457,500.00 25,077,630,375.00 26,331,511,893.75 26,331,511,893.75 27,648,087,488.44 Pemda Lainnya

  1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonoi Khusus 26.65 8,394,750,000.00 8,814,487,500.00 9,255,211,875.00 9,717,972,468.75 10,203,871,092.19 Bantuan Keuangan Dari Propinsi Dan Pemda

  1.3.5

  0.00

  0.00

  0.00

  0.00 Lainnya

  Jumlah (3) 100 31,500,000,000.00 33,075,000,000.00 34,728,750,000.00 36,465,187,500.00 36,465,187,500.00 38,288,446,875.00 Jumlah Pendapatan (1)+(2)+(3) 100 766,238,544,543.15 804,550,471,770.31 844,777,995,358.82 887,016,895,126.76 887,016,895,126.76 931,367,739,883.10