Analisa Pengaruh Kebutuhan Kalori Berdasarkan Denyut Jantung Terhadap Produktivitas Kerja Operator (Study Kasus Kilang Padi Sumber Rizki di Kabupaten Nagan Raya) - Repository utu

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

  Nagan Raya merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Aceh yang

  o

  secara geografis terletak pada posisi 03.40 - 04.38 Lintang Utara dan 96.11 -

  o

  2

  96.48 Bujur Timur, dengan luas wilayah 3.363,74 Km (336,372 Hektar) atau 5,86 % dari luas Provinsi Aceh. Saat ini Kabupaten Nagan Raya terbagi menjadi sepuluh Kecamatan yaitu Beutong, Seunagan Timur, Seunagan, Suka Makmue, Kuala, Kuala Persisir, Tadu Raya, Darul Makmur, Tripa Makmur dan Beutong Banggala.

  Kabupaten Nagan Raya merupakan suatu daerah pertanian yang memiliki luas area persawahan pada tahun 2012 adalah 30.580 hektar dengan produksi 173.101 ton setara beras selama dua kali masa panen dan mengalami surplus beras sebesar 110.000 ton lebih sesudah dikurangi jumlah konsumsi yang ada di Nagan

1 Raya .

  Banyaknya sumber daya alam padi di Nagan Raya sehingga timbul industri kecil atau rumah tangga untuk mengolah padi menjadi beras atau disebut kilang padi. Pada saat ini kilang padi di Nagan Raya merupakan suatu industri yang sangat berperan di Nagan Raya dan terus meningkat dari tahun ketahun sehingga dengan adanya peningkatan usaha tersebut jumlah lapangan kerja di Nagan Raya semakin luas. Data Dinas Perindustrian Perdagangan dan Perkoperasian Nagan Raya pada tahun 2012 menunjukkan bahwa kilang padi yang ada di Nagan Raya mempunyai 194 kilang padi yang tersebar diseluruh wilayah kabupaten Nagan Raya dengan jumlah tenaga kerja 389 orang. Berkaitan dengan jumlah tenaga kerja yang ada di masing-masing kilang padi pada kabupaten Nagan Raya, maka untuk mencapai produktivitas secara maksimal 1 diperlukan menjaga kesehatan dan keselamatan kerja, salah satu faktor

  Dinas Pertanian dan Perternakan Nagan Raya, 2012 mepengaruhinya adalah pemenuhan kecukupan gizi pekerja pada saat mereka bekerja.

  Ditinjau dari sisi ergonomi, suatu pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawan itu sendiri. Lebih tepatnya energi yang dikeluarkan harus seimbang dengan energi yang dimiliki

  2

  (dikonsumsi) . Kebutuhan akan kalori sangat tergantung dari umur, jenis kelamin, atau jenis pekerjaan yang dilakukan, pada wanita dewasa kalori yang dibutuhkan berkisar antara 1.600 – 2.000 kilokalori sedangkan pria dewasa membutuhkan sekitar 2.500 – 3.000 kilokalori setiap hari. Secara umum pengaruh gizi terhadap manusia sangatlah kompleks, antara lain dapat berpengaruh terhadap perkembangan mental, perkembangan fisik, produktivitas dan kesanggupan kerja yang mana kesemua ini sangat berpengruh terhadap perbaikan dan peningkatan

  3 taraf hidup masyarakat .

  Gizi kerja adalah pemberian gizi yang diterapkan kepada pekerja dengan tujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan, efisiensi dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya. Sedangkan manfaat yang diharapkan dengan pemenuhan gizi kerja adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan ketahanan tubuh serta

  4 menyeimbangkan kebutuhan gizi dan kalori terhadap tuntutan tugas pekerja .

  Beberapa hasil penelitian sebelumnya membuktikan bahwa 63,8% pekerja mempunyai frekuensi makan 3 kali sehari, 30,77% pekerja mempunyai pola makan 2 kali sehari dan sisanya 4 kali sehari, pekerja yang pola makan 4 kali sehari cenderung memiliki produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan

  5

  pekerja yang makan dengan pola makan 3 dan 2 kali sehari . Pemenuhan kebutuhan kalori berpengaruh terhadap produktivitas kerja buruh angkut. Perbandingan persentase produktivitas kerja dari sebelum perbaikan 73,99%

  6 2 menjadi 74,81%, sehingga terjadi peningkatan sebesar 0,81%.

  

Sastrowinoto, Suyatno. 1985. Meningkatkan Produktivitas Dengan Ergonomi. PT. Pustaka Binaman

3 Pessindo. Jakarta. 4 Maas.T.Linda. 2011 Gizi dan Ketahanan fisik. 20 April 2011. FKM USU digital library. Medan. 5 Almatsier, Sunita. 2009.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Yosiwi. 1999. Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Produktivitas Kerja Penebang Tebu di

6 PTPN XI PG Pradjekan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur . IPB.

  

Dalist Agsari Tisna. 2006. Penentuan Kebutuhan Kalori Buruh Angkut Dengan Analisa Denyut

, Malang ITNM Jantung PR.Gedung Biru

  Sehingga dari hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian tersebut bahwa semakin baik status gizi maka semakin meningkat produktivitas kerja. Kelelahan yang dialami pekerja dapat mengakibatkan hal-hal yang negatif seperti, hilangnya konsentrasi pekerja dalam bekerja, pekerja cenderung merasa letih dan lemas, kecelakaan kerja dan akhirnya dapat menurunkan produktivitas kerjanya, maka dari sebab itu penulis inggin meneliti tentang pengaruh hubungan kalori dengan produktivitas kerja pada Kilang Padi Sumber Rizki di Nagan Raya. penelitian sudah pernah dilkukan terhadap suatu pekerjaan yang biasa, tidak terlalu ringan atau berat, produktivitas mulai menurun sudah 4 jam bekerja, keadaan ini terutama sejalan dengan menurunnya kadar gula di

  7 dalam darah .

  Berdasarkan rujukan masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kebutuhan kalori dan produktivitas kerja operator dengan judul Analisa Pengaruh Kebutuhan Kalori Berdasarkan Denyut Jantung Terhadap Produktivitas Kerja Operator (Study Kasus Kilang Padi Sumber Rizki di Kabupaten Nagan Raya).

1.2. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut :

  1. Apakah jumlah kebutuhan kalori yang di butuhkan Operator Kilang Padi Sumber Rizki sudah memenuhi asupan gizi makanan ?

  2. Berapakah nilai kalori yang terkandung pada makanan Operator Kilang Padi Sumber Rizki sesuai dengan standar yang di tetapkan oleh IGI ?

  3. Bagaimanakah tingkat produktivitas kerja operator pada Kilang Padi Sumber Rizki di Kabupaten Nagan Raya ?

7 Suma’mur. 1982.

  . PT. Gunung Agung. Jakarta.

  Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja

  1.3. Tujuan Penelitian

  Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut:

  1. Menentukan beban kerja sesuai dengan klasifikasi beban kerja (%CLV) operator Kilang padi Sumber Rizki Nagan Raya.

  2. Mengukur jumlah kalori yang dibutuhkan oleh operator kilang padi Sumber Rizki di Kabupaten Nagan Raya berdasarkan katagori beban kerja.

  3. Menentukan nilai perbaikan kalori operator kilang padi Sumber Rizki di Kabupaten Nagan Raya berdasarkan selisih jumlah kalori.

  4. Menentukan produktivitas operator berdasarkan jumlah kalori yang dibutuhkan ketika dibandingkan dengan kondisi sekarang.

  1.4. Manfaat Penelitian

  Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini diharapkan dapat meberikan dua manfaat, yaitu : a. Manfaat teoritis

  1. Penulis Menambah wawasan penulis sebagai bahan perbandingan antara teori yang telah dipelajari dengan praktek yang diterapkan berdasarkan pengaruh kalori terhadap produktivitas kerja di Kilang padi Sumber Rizki di Nagan Raya.

  2. Lingkungan Akademik Hasil penelitian ini diharapakan dapat berguna dalam menambah bahan bacaan bagi mahasiswa Universitas Teuku Umar Meulaboh, Khususnya mahasiswa Teknik Industri.

  b. Manfaat praktis

  1. Dapat mejadi bahan kajian bagi usaha kilang padi untuk memperbaikan jumlah produksi dan keuntungan dimasa yang akan datang.

  2. Salah satu hasil penelitian ini dapat menjadi landasan kebijakan pemerintah daerah terkait peningkatan produktivitas produksi padi di Nagan Raya.

  1.5. Batasan Masalah

  2. Aktivitas produksi yang dilakukan oleh operator berjalan secara normal.

  

Bab II: Landasan teori, memuat penjelasan tentang konsep dan dasar untuk

  tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi penelitian serta sistematika Penelitian tugas akhir.

  

Bab I: Pendahuluan, diuraikan latar belakang masalah, perumusan masalah,

  Sistematika Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. Adapun sistematika Penelitian adalah sebagai berikut :

  1.7. Sistematika Penelitian Laporan

  3. Kondisi operator yang diukur dianggap dalam keadaan sehat.

  1. Setiap orang memiliki kondisi yang berbeda-beda, sehingga kebutuhan akan kalori juga bisa bervariasi.

  Untuk membuat penelitian ini lebih tearah dan tidak melebar, maka ditentukan batasan masalah sebagai berikut :

  Adapun asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1.6. Asumsi

  4. Penentuan peningkatkan produktivitas berdasarkan tipe pekerjaan dengan kebutuhan kalori perharinya.

  3. Penentuan metode kebutuhan kalori ini menggunakan analisa denyut jantung, sebagai penentu berat atau ringannya suatu pekerjaan dan produktivitas kerja operator Kilang Padi Sumber Rizki Kabupaten Nagan Raya.

  2. Penentuan produktivitas kerja operator Kilang Padi Sumber Rizki Kabupaten Nagan Raya yang difokuskan pada faktor kebutuhan kalori.

  1. Pengamatan dilakukan berdasarkan aktivitas kegiatan produksi sesuai dengan jam kerja di Kilang Padi Sumber Rizki Kabupaten Nagan Raya.

  memecahkan masalah penelitian dan pedoman untuk pembahasan masalah, antara lain konsep ergonomi, beban kerja, perhitungan konsumsi kalori, perhitungan kalori yang dibutuhkan pekerja menggunakan metode pendekatan fisiologis.

  

Bab III: Metodologi penelitian, menguraikan metode-metode yang dipakai

  untuk mencapai tujuan penelitian yang meliputi: metode pengumpulan data, metode pengolahan data dan tahapan penelitian secara lengkap.

  Bab IV: Pengumpulan dan pengolahan data, memuat data penelitian meliputi:

  denyut jantung, asupan makanan, berat badan dan umur, sedangkan pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode fisiologis.

  

Bab V: Analisis pemecahan masalah, memuat analisa terhadap hasil

  pengolahan data dan pemecahan dilakukan terhadap masalah yang dikaji.

  

Bab VI: Kesimpulan dan saran, berisi kesimpulan yang dapat diambil dari hasil

  penelitian serta saran yang perlu bagi perusahaan secara ringkas dan padat.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Ergonomi

  Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai kemampuan dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja sehingga orang dapat hidup dan bekerja pada sistem tersebut dengan baik yaitu untuk mencapai tujuan yang di inginkan melalui

  8

  pekerjaan itu dengan efektif, efesien, aman dan nyaman . Sistem kerja sebagai sistem hubungan manusia-mesin yang dipertimbangkan sebagai sistem yang terpadu (integral sistem).

  Manusia merupakan salah satu komponen dalam sistem kerja dengan segala aspek sifat dan tingkah lakunya merupakan makhluk yang komplek. Untuk mempelajari manusia tidak cukup ditinjau dari satu segi ilmu saja. Maka oleh sebab itulah mengembangkan ilmu ergonomi memerlukan dukungan dari berbagai disiplin ilmu seperti : Psychology, Antrhopology, Biologi, Faal, dan lain-lain.

  Dari uraian singkat diatas maka dapat ditarik beberapa pokok-pokok persoalan dari disiplin ilmu ergonomi yaitu sebagai berikut: a. Fokus perhatian dari ergonomi adalah berkaitan dengan aspek-aspek didalam perancangan fasilitas dan lingkungan kerja.

  b. Adapun tujuan dari disiplin ergonomi ialah sebagai berikut:

  1. Memperbaiki kinerja kerja, konsistensi atau perubahan manusia seperti menambah kecepatan kerja, accuracy, keselamatan kerja, dan mengurangi energi kerja yang berlebihan serta mengurangi kelelahan.

  2. Mengurangi waktu perlatihan dan biaya.

  3. Memperbaiki pendayagunaan sumber daya manusia melalui 8 peningkatan keterampilan (skill) yang diperlukan.

  Wignjosoebroto.Pebruari 2003.Ergonomi, Studi Gerak & Waktu . Penerbit Guna widya. Edisi Pertama Cetakan Ketiga .

  4. Mengurangi waktu yang terbuang sia-sia dan meminimalkan kerusakan peralatan dan human errors.

  5. Memperbaiki kenyamanan manusia didalam bekerja. Dengan demikian jelas bahwa tujuan ergonomi adalah menimbulkan efektivitas fungsional dan kenikmatan-kenikmatan pemakaian dari peralatan, fasilitas maupun lingkungan kerja yang dirancang.

  c. Pendekatan khusus yang ada dalam ilmu ergonomi adalah aplikasi yang sistematis dari segala informasi yang relavan yang berkaitan dengan karakteristik dan prilaku manusia didalam perancangan peralatan, 9. fasilitas dan lingkungan kerja yang dipakai

2.2. Mengukur Aktivitas Kerja Manusia

  Pengukur aktivitas kerja manusia adalah mengukur berapa besarnya tenaga yang dibutuhkan oleh manusia untuk melaksanakan pekerjaannya. Tenaga yang

  10 dikeluarkan tersebut dihitung dalam satuan kilo kalori .

  Secara umum kriteria pengukuran aktivitas kerja manusia dibagi dalam dua kelas utama yaitu kriteria fisiologis dan kriteria operasional, yang masing- masing akan diuraikan sebagai berikut : a. Kriteria Fisiologis.

  Kriteria Fisiologis dari kegiatan kerja manusia biasanya ditentukan berdasarkan kecepatan denyut jantung dan pernafasan. Usaha untuk menentukan besarnya tenaga yang setepat-tepatnya berdasarkan kriteria ini agak sulit, karena perubahan fisik dari keadaan normal menjadi keadaan fisik yang aktif akan melibatkan beberapa fungsi fisiologis yang lain, seperti tekanan darah, peredaran udara dalam paru-paru, jumlah oksigen yang digunakan, jumlah karbon dioksida yang dihasilkan, temperatur badan, banyaknya keringat dan komposisi kimia dalam urine dan darah. Secara luas dapat dikatakan bahwa kecepatan denyut jantung dan kecepatan pernapasan dipengaruhi oleh tekanan fisiologis, tekanan 9 oleh lingkungan atau oleh tekanan akibat kerja keras, dimana ketiga tekanan

  Wignjosoebroto.Pebruari 2003.Ergonomi, Studi Gerak & Waktu . Penerbit Guna widya. Edisi Pertama 10 Cetakan Ketiga.

  Sutalaksana, dkk. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. ITB. Bandung. Penerbit Guna widya. tersebut sama pengaruhnya. Sehingga apabila kecepatan denyut jantung seorang meningkat, kita akan sulit menentukan, apakah meningkatnya ini disebabkan akibat kerja atau akibat temperatur ruangan yang terlampau panas atau akibat rasa takut. Dengan demikian pengukuran berdasarkan kriteria fisiologis ini bisa digunakan apabila faktor-faktor yang berpengaruh tersebut kecil, atau situasi kerjanya harus ada dalam keadaan normal.

  Volume oksigen yang dibutuhkan selama bekerja dipakai sebagai dasar menentukan jumlah kalori yang diperlukan selama kerja atas dasar persamaan: satu liter oksigen = 4,7-5,0 kilokal/menit. Volume oksigen yang digunakan tersebut dihitung dengan cara mengukur volume udara ekspirasi dan kemudian kadar oksigennya ditentukan dengan teknik sampling. Dengan mengetahui temperatur dan tekanan udaranya, maka volume oksigen yang diketahui.

  Pengukuran berdasarkan kecepatan denyut jantung lebih mudah dilakukan tetapi pengukuran cara ini kurang tepat dibandingkan dengan konsumsi oksigen karena lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor individu, seperti : emosi, kondisi fisik, kelamin, dan lain-lain.

  Sehubungan dengan pekerjaannya sendiri, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi besarnya pengeluaran tenaga selama bekerja, diantaranya : cara pelaksanaan kerjanya, kecepatan kerjanya, sikap pekerja, kondisi lingkungan.

  b. Kriteria Operasional.

  Kriteria operasional melibatkan teknik-teknik untuk mengukur atau menggambarkan hasil-hasil yang bisa dilakukan tubuh atau anggota-anggota tubuh pada saat melaksanakan gerakan-gerakannya. Secara umum hasil gerakan yang bisa dilakukan tubuh atau angggota tubuh dapat dibagi dalam berbagai bentuk yaitu rentangan gerakan, pengukuran aktivitas berdasarkan kekuatan, ketahanan, kecepatan dan ketelitian. Untuk mengukur aktivitas-aktivitas tersebut, bisa digunakan berbagai macam alat ukur seperti : alat pengukur tegangan dan dinamometer.

  Pengukuran fisik berdasarkan range dari gerakan digunakan untuk jenis pekerjaan yang berulang dengan tetap. Hasil gerakan tubuh dikatakan menurun atau meningkat jika range gerakan makin kecil atau makin besar. Maka dalam hal ini diperlukan teknik tertentu untuk mengambarkan atau mencatat informasi- informasi tentang gerakan-gerakan fisik yang terlibat dalam suatu aktivitas. Teknik yang biasa digunakan untuk mencakup teknik film, pemakaian chonophoto graphy dan teknik elektronik serta mekanik.

  Pengukuran aktivitas fisik berdasarkan kekuatan dan daya tahan pada hakikatnya tidak hanya di tentukan oleh kekuatan otot saja, tetapi juga dipengaruh oleh faktor-faktor subjektif lainnya, seperti: besarnya tenaga yang dikeluarkan, kecepatan kerja, cara dan sikap melaksanakan kerja, kebiasaan olah raga, jenis kelamin, umur, daya reaksi, stabilitas, letak posisi beban dan arah gerakan dari anggota tubuh.

  Besarnya penggunaan tenaga saat melakukan aktivitas tertentu akan berpengaruh pada kekuatan dan daya tahan tubuh untuk melaksanakan aktivitas tersebut. Makin besar tenaga yang dituntut oleh pekerjaan tersebut berarti kekuatan dan daya tahan tubuh untuk menangani pekerjaan tersebut akan makin rendah, dan sebaliknya.

2.3. Pengukuran Denyut Jantung

  Pengukuran denyut jantung adalah salah satu alat untuk mengetahui

  11

  beban kerja . Pengukuran denyut jantung dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain:

  1. Merasakan denyut jantung yang ada pada arteri pada pergelangan tangan.

  2. Mendengarkan denyut dengan Sterthoscope.

  3. Menggunakan ECG (electrocardiogram), yaitu mengukur siknal elektrik yang diukur dari otot jantung pada permukaan kulit dada. Apabila alat tersebut tidak ada maka dapat memakai stopwatch dengan metode 10

  12 denyut .

  Dengan menggunakan metode tersebut dapat dihitung denyut nadi kerja sebagai berikut:

  10 Denyut  

  Denyut Jantung denyut/men it 60 … … … … .......... (2.1)

    11 Waktu Perhitunga n

Tarwaka, Solichul H, Bakri A, dan Sudiajeng Lilik. 2004. Ergonomi Untuk Kesehatan dan Keselamatan

12 Kerja dan Produktivitas . UNIBA Press. Surakarta .

  Kilbon, A., 1992, Measurement and Assessment of Dynamic Work dalam Wilson, J.R. & Corlet, E.N.eds. Evaluation of Human Work: A Practical Ergonomics Methodology. Taylor & Francis Great Britain: 420-543

2.4. Penentuan Beban Kerja Berdasarkan Jumlah Kebutuhan Kalori

  Salah satu kebutuhan utama dalam pergerakan otot adalah kebutuhan akan oksigen yang dibawa oleh darah ke otot untuk pembakaran zat dalam

  13

  menghasilkan energi . Sehingga jumlah oksigen yang dipergunakan oleh tubuh merupakan salah satu indikator pembebanan selama bekerja. Dengan demikian setiap aktivitas pekerjaan memerlukan energi yang dihasilkan dari proses pembakaran.

  Berdasarkan hal tersebut maka kebutuhan kalori dapat digunakan sebagai indikator untuk menentukan berat ringannya beban kerja yang dilakukan oleh manusia, dibawah ini ada beberapa tingkat tipe pekerjaan dengan kebutuhan kalori

  14

  perharinya sebagai berikut :

  1. Beban kerja ringan sekali: 2400 Kilo kalori/hari

  2. Beban kerja ringan : 2700 Kilo kalori/hari

  3. Beban kerja sedang : 3000 Kilo kalori/hari

  4. Beban kerja berat : 3600 Kilo kalori/hari Berikut ini adalah sebagai contoh pengelompokan jenis pekerjaan untuk

  15

  menentukan kebutuhan akan kalori pada saat beraktifitas :

  1. Pekerjaan Ringan, seperti : menulis, mengetik, pegawai kantor, menjaga toko, guru, dokter, pengacara, arsitek, dll

  2. Pekerjaan Sedang, seperti : pekerja industri sedang, nelayan, pekerja perkebunan, petani, dll.

  3. Pekerjaan Berat, seperti : buruh tani, buruh angkut, pekerja tambang dan baja, penebang pohon, penarik becak, kuli, tukang kayu, atlit, dll.

  13 14 Suma’mur. 1982. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Gunung Agung. Jakarta. 15 Sutalaksana, dkk. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. ITB. Bandung. Penerbit Guna widya.

  

Darlis Tisna Agsari. 2006, Penentuan Kebutuhan Kalori Buruh Angkut dengan Analisa Denyut

Malang.

  Jantung pada Pr. Gedung Biru,

2.5. Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Denyut Nadi

  Penilian beban kerja berdasakan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maskimum karena beban kardiovaskuler

  16

  (cardiovasiculair) = %CVL) dapat dihitung dengan rumus :

  100 (Denyut nadi kerja Denyut nadi istirahat)   %CVL 

  .......... .......... .....( 2.2) Denyut nadi maksimum Denyut nadi istirahat 

  Di mana denyut nadi maksimum adalah (220-umur) untuk laki-laki dan (200-umur) untuk wanita. Dari perhitungan % CVL kemudian akan dibandingkan dengan klasifikasi yang telah ditetapkan sebagai berikut : < 30% = Tidak terjadi kelelahan 0-<60% = Diperlukan perbaikan 60-<80 = Kerja dalam waktu singkat 80-<100% = Diperlukan tindakan segera >100% = Tidak diperbolehkan beraktivitas

  Selain cara tersebut di atas cardiovasculair strain dapat diestimasi dengan menggunakan denyut nadi pemulihan (hearth rate recover) atau dikenal dengan metode ‘Brouha’. Keuntungan dari metode ini adalah sama sekali tidak mengganggu atau menghentikan aktivitas kegiatan selama bekerja. Denyut nadi pemulihan (P) dihitung pada akhir 30 detik pada menit pertama, ke dua, dan ke tiga. P

  1 , P 2 , P 3 adalah rata-rata dari ketiga nilai tersebut dan dihubungkan dengan

  total cardiac cost dengan ketentuan sebagai berikut: a. Jika P ≥ 10, atau P , P , P seluruhnya < 90, nadi pemulihan normal.

  1  P

  3

  1

  2

  3

  b. Jika rata-rata P

  1 tercatat ≤ 110, dan P 1 – P 3 ≥ 10, maka beban kerja tidak berlebihan.

  c. Jika P

  1 – P 3 < 10, dan jika P 3 > 90 perlu redesign pekerjaan.

  Laju pemulihan denyut nadi dipengaruhi oleh nilai absolut denyut nadi pada ketergantungan pekerjaan (the interruption of work), tingkat kebugaran (individual fitness), dan pemaparan panas lingkungan. Jika nadi pemulihan tidak 16 segera tercapai maka diperluakan redesign pekerjaan untuk mengurangi tekanan

  

Tarwaka, Solichul H, Bakri A, dan Sudiajeng Lilik. 2004. Ergonomi Untuk Kesehatan dan Keselamatan

. UNIBA Press. Surakarta.

  Kerja dan Produktivitas fisik. Redesign tersebut dapat berupa variabel tunggal maupun keseluruhan dari variabel bebas (tasks, organisasi kerja, dan lingkungan kerja) yang menyebabkan beban tugas tambahan.

  2.6. Penentuan Konsumsi Energi

  Dalam penentuan konsumsi energi biasanya digunakan suatu bentuk hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung yaitu sebuah persamaan

  17

  regresi kuadratis sebagai berikut : ……………..(2.3)

  Dimana: E = Energi (Kkal/menit) X = Kecepatan denyut jantung/nadi (denyut/menit).

  2.7. Poduktivitas

  Produktivitas adalah efesiensi, dalam arti rasio antara keluaran (output)

  18

  dan masukan (input) . Rasio keluaran dan masukan ini dapat juga untuk menghampiri usaha yang dilakukan oleh manusia, maka rasio tersebut umumnya berbentuk keluran yang dihasilkan dalam aktivitas kerja manusia. Sebagai ukuran efesiensi/Produktivitas kerja, maka rasio tersebut umumnya berbentuk keluaran yang dihasilkan dalam aktivitas kerja dibagi dalam jam kerja (man-hours) yang dikontribusikan sebagai sumber masukan dengan rupiah atau unit produksi lainnya sebagai dimensi tolak ukurnya.

  Untuk memperjelas definisi Produktivitas maka hal ini dapat diterangkan dalam sebuah model umum dari suatu sistem produksi sebagai berikut:

  PROSES TRANSFORMASI MACAM INPUT MACAM OUTPUT PELAKSANAAN KERJA  Labor : Personil

  DENGAN Tugas & wewenang Peralatan

MENGGUNAKAN SEMUA

  Penggunaan peralatan Modal : Bahan baku FAKTOR INPUT Produk akhir dan buangan

  Enersi (waste) Informasi- MAINTENANCE

   Panas, populasi, sumber produksi lainnya TERHADAP FASILITAS kebisingan, dll PRODUKSI Informasi

Gambar 2.1 Definisi Produktivitas dengan bantuan suatu model umum dari suatu

  17 sistem produksi (Wignjosoebroto, 2003). 18 Theresia L, Sudri N.M.2006. Penentuan Lamanya Waktu Istirahat Berdasarkan Beban Kerja. ITI

Wignjosoebroto.Pebruari 2003.Ergonomi, Studi Gerak & Waktu . Penerbit Guna widya. Edisi Pertama

  Cetakan Ketiga

Gambar 2.1 menerangkan bahwa Produktivitas kerja pada dasarnya bisa diukur atau di hitung besarnya, dalam arti dapat dinilai secara eksak dalam bentuk

  nyata dan kuantitatif. Untuk beberapa jenis masukan atau keluaran tentu agak sulit jika nilai/ukur besarnya karena sifatnya yang astrak. Dalam hal ini ukuran nilai masukan atau keluaran tersebut bisa dikonversikan kedalam bentuk nilai mata uang. Disamping ketiga sumber masukan seperti dalam gambar, sebenarnya masih ada pula sumber masukan lainnya yang tidak bisa atau sulit sekali di nilai dan di ukur besaranya, akan tetapi cukup penting dalam penentuan tingkatan Produktivitas kerja. Faktor ini dikenal sebagai masukan bayangan (invisible

  input) yang antara lain meliputi :

  1. Tingkat pengetahuan (degree of knowledge)

  2. Kemampuan teknis (technical skill)

  3. Metodologi kerja dan pengaturan organisasi (managerial skill)

  4. Motivasi kerja Berdasarkan hal-hal tersebut maka produktivitas secara umum dapat diformulasikan sebagai berikut :

  Keluaran Produktivitas =

  Masukan (Terlihat) + Masukan (Tak Terlihat)

  ...……(2.4) Dari formulasi ini orang dapat mengukur penambahan atau pengurangan

  Produktivitas dengan jalan mehitung rasio indeks keluaran dengan indeks masukan. Produktivitas akan bertambah bila ada penambahan secara proposional dari nilai keluaran per masukan. Adapun bila ada masukan dalam keadan konstan, sedangkan keluaran yang dihasilkan terus bertambah maka hal ini menunjukkan bahwa sumber-sumber produksi (masukan) telah berhasil dilaksanakan, dioperasikan, dimanfaatkan, dan dikelola secara efektif dan efisien.

2.7.1. Status Gizi dan Produktivitas Kerja

  Status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang atau sekelompok orang yang diakibatkan oleh konsumsi, penyerapan dan penggunaan zat gizi makanan. Status gizi seseorang dapat di ukur dan di nilai. Dengan menilai status gizi atau sekelompok orang maka dapat diketahui apakah seseorang atau

  19 sekelompok orang tersebut status gizinya baik atau tidak baik .

  Gizi yang cukup merupakan masukan yang penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan seseorang lebih rentan terhadap penyakit, kurang motivasi, bereaksi lamban dan apatis. Selanjutnya rendahnya status gizi dan kesehatan menyebabkan rendahnya

  20 produktivitas kerja .

  Seorang tenaga kerja dengan gizi yang baik akan memiliki kapasitas dan

  21 ketahanan tubuh yang lebih baik yang menunjang produktivitas kerja .

2.7.1. Metoda Pengukuran Produktivitas Kerja Manusia Umumnya keluaran dari suatu industri sulit di ukur secara kuantitaitf.

  Dalam pengukuran Produktivitas biasanya selalu dihubungkan dengan keluaran secara fisik, yaitu produk akhir yang dihasilkan. Dengan adanya berbagai macam ukuran dan tahapan proses yang berbeda akan mendatangkan kusulitan dalam menetapkan keluaran yang bisa dihasilkan dalam suatu proses produksi. Hal ini akan menyebabkan kesulitan dalam pelaksanaan Produktivitas kerja manusia. Untuk mengukur Produktivitas kerja manusia, misalanya pengukuran

  22 Produktivitas kerja operator mesin, maka dapat diformulasi sebagai berikut :

  ……………….(2.5) Dari formulasi diatas, Produktivitas dari tenaga kerja ditunjukkan sebagai rasio dari jumlah keluaran yang dihasilkan per total tenaga kerja yang dipekerjakan. Masukan (input) disini bisa pula diukur dalam satuan jam-manusia, yaitu jam yang kerja yang dipakai untuk melakukan pekerjaan tersebut. Tenaga kerja yang dipekerjakan dapat terdiri dari tenaga kerja langsung ataupun tenaga kerja tidak langsung akan tetapi biasanya meliputi kedua-duanya. 19 Riadi H.2001, Metode penilian Status Gizi Secara Atropometri. Diklat Jurusan Gizi Masyarakat 20 dan Sumber Daya Keluarga . Fakultas Pertanian.IPB 21 Khomsan A, 2000, Teknik Pengukuran Pengetahuan Gizi.Bugor. IPB

Ravianto R. 1985. Produktivitas dan manusia Indonesia. Jakarta. Lembaga Sarana Informasi

22 Usaha dan Produktivitas

  Wignjosoebroto, Sritomo. 2000. Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu. Guna Widya. Hal 273

  Selanjutnya bisa dinyatakan bahwa seseorang telah bekerja dengan produktif kalau ia telah menunjukkan output kerja yang mencapai suatu ketentuan yang paling minimal. Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa disisini ada dua unsur yang bisa dimasukkan sebagai kriteria Produktivitas, yaitu:

  1. Besar/kecilnya keluaran yang dihasilkan.

  2. Waktu kerja yang dibutuhkan untuk menyelesikan pekerjaan itu.

  Waktu kerja adalah suatu ukuran umum dari nilai masukan yang harus diketahui guna melaksanakan penelitian mengenai Produktivitas kerja manusia. Suatu kenaikan Produktivitas dengan nilai masukan konstan atau lebih kecil akan menunjukkan bahwa pekerja telah melaksanakan tugasnya dengan cara yang lebih

  23 efesien .

2.7.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peningkatan Produktivitas

24 Menurut Wignjosoebroto , pada hakekatnya Produktivitas kerja akan di

  tentukan oleh dua faktor utama yaitu :

  1. Faktor Teknis Faktor teknis adalah suatu faktor yang dihubungkan dengan pemakaian dan penerapan fasilitas produksi secara lebih baik, penerapan metoda yang lebih efesien dan efektif dan penggunaan bahan baku yang lebih ekonomis.

  2. Faktor Manusia Faktor manusia adalah suatu faktor yang mempunyai pengaruh terhadap usaha-usaha yang dilakukan manusia didalam menyelesaikan pekerjaan yan menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Disini ada dua hal pokok yang menentukan yaitu kemampuan kerja (ability) dari pekerjaan tersebut dan motivasi kerja yang merupakan dorongan kearah kemajuan dan peningkatan prestasi kerja atas seseorang.

  23 Wignjosoebroto.Pebruari 2003.Ergonomi, Studi Gerak & Waktu . Penerbit Guna widya. Edisi Pertama 24 Cetakan Ketiga.

  

Wignjosoebroto.Pebruari 2003.Ergonomi, Studi Gerak & Waktu . Penerbit Guna widya. Edisi Pertama Cetakan Ketiga

2.8. Hubungan Denyut Jantung Dengan Produktivitas Kerja

  Produktivitas kerja dapat dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu beban kerja (fisik, mental, sosial), beban tambahan (fisik, kimia, biologi, fisiologis, mental psikologis) dan kapasitas kerja (jenis kelamin, pendidikan, ketrampilan, usia dan status gizi), sehingga untuk mendapatkan produktivitas kerja yang optimal, maka

  25 ketiga faktor tersebut harus selalu seimbang .

  Beban kerja adalah volume pekerjaan yang dibebankan kepada tenaga kerja baik berupa fisik maupun mental dan menjadi tanggung jawabnya. Dalam hal ini, harus ada keseimbangan antara beban kerja dengan kemampuan individu agar tidak terjadi hambatan ataupun kegagalan dalam pelaksanaan pekerjaan. Seorang tenaga kerja mempunyai kemampuan tersendiri dalam, hubungan dengan beban kerja, mungkin diantara pekerjaan ada yang cocok untuk beban fisik, mental atau sosial, namun sebagai persamaan yang umum, hanya mampu memikul sampai suatu berat tertentu. Bahkan ada beban dirasa optimal bagi seseorang. Inilah

  26 maksud penempatan yang tepat pada pekerjaan yang tepat .

  Pembebanan fisik yang dibenarkan adalah pembebanan yang melebihi 30- 40% dari kemampuan kerja maksimum tenaga kerja dalam waktu 8 jam sehari dengan memperhatikan peraturan jam kerja yang berlaku. Pembebanan yang lebih berat diperkenakan dalam waktu yang lebih singkat dan ditambah dengan istirahat

  27 yang sesuai dengan bertambah beratnya beban .

  Salah satu pendekatan untuk mengetahui berat ringannya beban kerja adalah dengan menghitung nadi kerja, konsumsi oksigen, kapasitas ventilasi paru dan suhu inti tubuh. Pada batas tertentu ventilasi paru, denyut jantung dan suhu tubuh mempunyai hubungan yang linier dengan konsumsi oksigen atau pekerjaan

  28 yang dilakukan .

  25 Anggraini R. 2010, Hubungan Terkanan Panas Terhadap Produktivitas Kerja Di unit Produksi 26 SNK Katolik ST.Mikael Srakarta Jawa Tengah.USM.

  Suma’mur. 1982. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Gunung Agung. Jakarta.

  27 28 Suma’mur. 1982. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Gunung Agung. Jakarta.

  Grandjean, E., Hünting, W., & Pidermann, M. (1983). VDT workstation design: Preferred settings and their effects . Human Factors.

2.9. Pengujian Data

  Pengujian data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang sudah diambil oleh peneliti layak/dapat digunakan sebagai bahan penelitian. Artinya data yang diambil benar-benar sudah merata atau tidak terdapat data yang ekstrim dan jumlah data tersebut sudah sesuai dengan kebutuhan. Dalam pengujian data ini terdapat dua pengujian yaitu yang pertama adalah Uji Kecukupan Data dan

  29 kedua Uji Keseragaman Data .

2.9.1. Uji kecukupan Data

  Uji kecukupan data ini bertujuan untuk menentukan jumlah sampel pengamatan yang harus diambil, atau dengan kata lain apakah data yang sudah diambil sudah memenuhi kebutukan penelitian. Pengujian kecukupan data ini sangat tergantung pada tingkat kepercayaan dan tingkat ketelitian yang ditetapkan peneliti. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : 2 2 2

   

40 N (  Xi )  (  Xi )

  …………………………………………. (2.6) N’ =  

  Xi   

   

  Dimana : N’= Jumlah minimum data N= Jumlah pengamatan yang dilakukan X= data pengamatan

  Data dikatakan cukup apabila N’< N, akan tetapi jika N’> N maka jumlah data pengamatan harus ditambah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95% dan tingkat ketelitian sebesar 5%. Artinya bahwa peneliti mengharapkan setidak-tidaknya 95% dari 100% data yang diambil akan memiliki tingkat penyimpangan tidak lebih dari 15% saja.

29 Sutalaksana, dkk. 2006. Teknik Perancangan Sistem Kerja. ITB. Bandung. Penerbit Guna widya.

2.9.2. Uji Keseragaman Data

  Uji keseragaman data ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu data terdapat data yang ekstrim atau tidak, dengan cara menentukan batas atas dan batas bawah dari data tersebut.

  Dalam hal ini tingkat kepercayaan sangatlah berpengaruh. Adapun rumus yang digunakan dalam menentukan batas atas dan batas bawah dari suatu data adalah sebagai berikut :

  _ -

BKA = x + k. SD x ……………………………………………………… (2.7)

  _ -

BKB = x - k. SD ………………………………………………………… (2.8)

x

  Keterangan:

  • x = Hasil rata-rata pengukuran data SD = Standart deviasi dari hasil pengukuran (simpangan baku) k = Harga indeks kepercayaan Nilai K untuk 99%=3, untuk 95%=2, untuk 68%=1) Di mana :

  ……………………………………………….. (2.9) …..………………………………… (2.10)

  Keterangan: X = Nilai rata-rata pengamatan

  = Jumlah pengamatan yang dilakukan = Nilai data dikurangi nilai rata-rata

  Dipangkat dua bagi jumlah data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Penelitian

  Dalam mengumpulkan informasi dan data-data yang diperlukan, maka peneliti melakukan serangkaian kegiatan dalam penelitian ini, untuk memperjelas maka dapat dilihat flowchart (langkah/tahapan) penyelesaian Penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini :

Gambar 3.1. Kerangka Penelitian

  3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

  Tempat penelitian dilaksanakan pada Kilang Padi Sumber Rizki yang terletak di Nagan Raya. Adapun waktu pelaksanaan penelitian dan penyusunan tugas akhir dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013, time line penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini:

Tabel 3.1. Time Line Penelitian

  BULAN AKTIVITAS Pertama Kedua Ketiga Keempat Kelima Keenam Ketujuh

  Studi Pustaka Penyusunan

  • Proposal Pengumpulan

  data dan Penyusunan

  Laporan

  (Sumber : Data Sekunder, 2013)

  3.3. Tahapan Penelitian

  Dalam penelitian ini terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan oleh peneliti, tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :

  a. Identifikasi dan Perumusan Masalah

  Dari data hasil survey dan wawancara dari pihak perusahaan, peneliti menentukan permasalahan pada perusahaan tersebut yang berhubungan dengan penelitian.Berdasarkan pada permasalahan yang timbul dari pengolahan data, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan yang ada.

  b. Menentukan Tujuan Penelitian

  Berdasarkan perumusan masalah yang telah dibuat, dapat ditentukan beberapa tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini bersifat sementara, karena ada kemungkinan tujuan penelitian ini tidak dapat dicapai atau timbul tujuan yang baru.

c. Pengumpulan Data

  Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung di lapangan, melakukan wawancara, dan mempelajari dokumentasi perusahaan. Data-data dalam penelitian dikumpulkan dengan cara: 1. Melakukan pengamatan langsung di lantai produksi.

  2. Melakukan wawancara kepada pihak perusahaan yang berkaitan dengan informasi yang diperlukan.

  3. Mengulas buku-buku laporan administrasi serta catatan-catatan pihak perusahaan yang berhubungan dengan data yang diperlukan.

  Data yang dibutuhkan dalam laporan tugas akhir ini terdiri atas data primer dan data sekunder, yaitu :

  1. Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan perhitungan secara langsung selama melakukan penelitian yaitu data-data waktu

30 Data primer ini terdiri dari :

  proses, a. Data kandungan kalori makanan operator.

  Data kandungan kalori makanan operator diperoleh dari hasil pengamatan terhadap makanan yang di konsumsi oleh masing-masing operator setiap harinya sesuai dengan standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Gizi Indonesia pada tahun 2004.

  b. Data denyut nadi Operator.

  Pengambilan atau pengukuran denyut nadi Operator dengan menggunakan instrument stetoscop yang diletakkan pada pergelangan tangan Operator untuk menghitung denyut nadi masing-masing Operator.Sedangkan stopwatch digunakan untuk menghitung waktu setiap berdenyut 10 kali. Pengukuran ini dilakukan selama jam kerja berlangsung dengan interval 1 jam.

  c. Data berat badan operator.

  Data berat badan operator diperoleh dari hasil penimbangan berat badan masing-masing Operator. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini 30 adalah: Nazir. 1998. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta.

  1. Stopwatch dan stetoscop untuk mengukur denyut nadi Operator saat istirahat dan ketika bekerja di lapangan yang akan dianalisis dan dievaluasi serta mencatat data yang dibutuhkan dengan menggunakan alat tulis.

  2. Timbangan berat badan.

  3. Timbangan berat untuk mengukur berat masing-masing menu makanan para Operator.

  2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pimpinan atau karyawan untuk mendapatkan informasi dan data yang berhubungan dengan penelitian

  31

  . Pengumpulan data sekunder berupa pencatatan historis perusahaan, proses produksi, umur, jam kerja Operator dan jam istirahat yang diterapkan oleh perusahaan.

d. Pengolahan Data

  Langkah-langkah dalam pengolahan data adalah sebagai berikut : Menghitung denyut nadi Operator

  1. Hasil dari data waktu 10 denyut nadi Operator kemudian dimasukkan kedalam metode 10 denyut dimana dengan metode ini dapat dihitung denyut nadi kerja dengan menggunakan persamaan 2.1

  32 .

  2. Menghitung uji kecukupan data.

  Uji kecukupan data digunakan untuk untuk menguji apakah data yang diperoleh sudah cukup atau tidak. Apabila data tidak cukup, maka diperlukan penambahan data lagi. Penelitian ini menggunakan tingkat ketelitian 5% dan tingkat keyakinan 95%, untuk menghitung uji kecukupan data digunakan persamaan 2.6.

  3. Menghitung uji keseragaman data.

  Uji keseragaman data digunakan untuk pengendalian proses bagian data yang ditolak atau tidak seragam karena tidak memenuhi spesifikasi. Apabila dalam satu pengukuran terdapat satu jenis atau lebih data tidak seragam maka data tersebut akan langsung ditolak dan dilakukan revisi data tidak seragam 31 Nazir. 1998. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta. 32 Kilbon, A., 1992, Measurement and Assessment of Dynamic Work dalam Wilson, J.R. & Corlet, E.N.eds.

  

Evaluation of Human Work: A Practical Ergonomics Methodology . Taylor & Francis Great Britain: 420-543 dengan cara membuang data yang berada diluar batas kontrol tersebut dan melakukan perhitungan kembali, dengan menggunakan persamaan 2.7., 2.8., 2.9. dan 2.10.

  4. Menghitung beban kerja berdasarkan denyut nadi Menentukan klasifikasi beban kerja bedasarkan peningkatan denyut nadi kerja yang dibandingkan dengan denyut nadi maksimum karena beban kardiovaskuler (cardiovasculair load = % CVL) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.2.

  5. Menghitung jumlah kalori yang terkandung dalam makanan Energi yang masuk dari makanan akan digunakan oleh tubuh untuk memenuhi kebutuhan energi pada saat bekerja. Data di dapat langsung dari

  Operator dengan mengisi tabel menu makanan Operator selama 6 (enam) hari kerja atau sesuai dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian.

  6. Menentukan konsumsi kalori yang dibutuhkan Operator Energi yang di konsumsi Operator dapat dihitung dari data denyut nadi Operator dengan dengan menggunakan persamaan 2.3.

  7. Pengukuran Produktivitas Produktivitas merupakan suatu pengukuran dimana produksi produktivitas merupakan rasio atau pembandingan antara output yang dihasilkan dengan input