DOKUMEN RPI2JM BIDANG PUCIPTA KARYA

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

BAB
ASPEK
PEMBIAYAAN

9.1

ARAHAN KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BIDANG CIPTA KARYA

Pembahasan mengenai aspek keuangan dalam penyusunan RPI2JM pada dasarnya
adalah dalam rangka membuat taksiran dana yang tersedia untuk memenuhi
kebutuhan pembelanjaan prasarana Kabupaten/Kota, yang meliputi :
1. Pembelanjaan untuk pengoperasian dan pemeliharaan prasarana yang telah
terbangun;
2. Pembelanjaan untuk rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada;
3. Pembelanjaan untuk pembangunan prasarana baru.
Pembahasan aspek ekonomi dalam penyusunan RPI2JM yang diperhatikan adalah
hasil total atau produktifitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang
dipakai dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan tanpa

melihat siapa yang menyediakan sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang
menerima hasil adanya kegiatan.
9.2

PROFIL APBD

A. Komponen Penerimaan Pendapatan
Komponen Penerimaan Pendapatan merupakan penerimaan hak pemerintah
daerah yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih. Penerimaan Pendapatan
terdiri atas : (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD); (2) Dana Perimbangan; dan (3)
Pendapatan lainnya yang Sah. Berikut akan dijelaskan satu persatu subkomponen
pendapatan di daerah pada umumnya.
Hal 9-1

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan daerah yang dipungut
berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangan. PAD

bersumber dari :
a. Pajak Daerah, antara lain: Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Kendaraan
di atas Air, Pajak Balik Nama, Pajak Bahan Bakar, Pajak Pengambilan
Air Tanah, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame,
Pajak Penerangan Jalan, Pajak Galian Golongan C, Pajak Parkir dan
Pajak lain-lain. Pajak-pajak Daerah ini diatur oleh UU No. 34/2000
tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Pemerintah No.
65/2001 tentang Pajak Daerah.
b. Retribusi Daerah, antara lain: Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi
Pelayanan Persampahan, Retribusi Biaya Cetak Kartu, Retribusi
Pemakaman, Retribusi Parkir di Tepi Jalan, Retribusi Pasar, Retribusi
Pengujian Kendaraan Bermotor, Retribusi Pemadam Kebakaran dan lainlain. Retribusi ini diatur olehh UU No 34/2000 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, dan Peraturan Pemerintah No. 66/2001 tentang
Retribusi Daerah.
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, antara lain hasil
deviden BUMD; dan
d. Lain-lain pendapatan yang sah, antara lain : hasil penjualan kekayaan
daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan
selisih nilai tukar, komisi, potongan, dan lain-lain yang sah.
2. Dana Perimbangan

Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari Pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentralisasi. Dana Perimbangan terdiri atas :
a. Dana Bagi Hasil terbagi atas Bagi hasil Pajak (BPH) dan Bagi Hasil
Bukan Pajak (BHBP) atau yang berasal dari hasil pngelolaan sumber daya
alam. BPH antara lain : Pajak Bumi Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) dan Pajak Penghasilan Badan
maupun

Pribadi;

sedangkan

BPHBP

antara

lain

:


kehutanan,
Hal 9-2

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

pertambangan

umum,

perikanan,

penambangan

minyak

bumi,

pertambangan gas bumi, dan pertambangan panas bumi.

b. Dana Alokasi Umum (DAU) dibagikan berdasarkan ”Celah Fiskal” yaitu
selisih anatara Kebutuhan Fiskal dan Kapasitas Fiskal ditambah Alokasi
Dasar.
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diberikan untuk kegiatan khusus,
misalnya : reboisasi, penambahan sarana pendididkan dan kesehatan, dan
bencana alam.

PROGRAM PEMBIAYAAN
Pembiayaan pembangunan dalam perencanaan dan manajemen pembangunan sering
dirasakan sebagai aspek yang paling krusial, artinya pembiayaan pembangunan
diletakkan sebagai faktor penentu dalam keberhasilan suatu perencanaan dan
manajemen pembangunan. Pembiayaan pembangunan memang merupakan tulang
punggung akan keberhasilan suatu rencana dan manajemen pembangunan.
Namun demikian, ditinjau dari sudut pandang perencanaan dan manajemen
pembangunan hal ini berlaku sebaliknya. Artinya tanpa suatu perencanaan dan
manajemen pembangunan yang baik akan sulit dihasilkan pembiayaan pembangunan
yang dibutuhkan atau dengan kata lain kalau terjadi kesulitan dalam hal pembiayaan
pembangunan maka perencanaan dan manajemen mempunyai andil besar terhadap
terjadinya masalah-masalah tersebut.
Terbatasnya kemampuan keuangan daerah untuk melayani peningkatan kebutuhan

masyarakat akan sarana dan prasarana perkotaan, baik kualitas maupun kuantitas
telah memaksa perumusan kebijaksanaan dan pembuatan kebijaksanaan dan
pembuatan keputusan untuk secara seksama mengatasi dan memecahkan
permasalahan. Selain itu, perkembangan perkotaan yang sangat pesat telah
menambah beban tanggung jawab pemerintah daerah dalam hal pengadaan,
pengoperasian, dan pemeliharaan sarana dan prasarana perkotaan di Kawasan
Koridor Jl Karangantu dan kawasan Keraton Kaibon. Berdasarkan program aktifitas

Hal 9-3

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

dan keterlibatan para pemangku kepentingan, maka secara umum dapat disusun
usulan program investasi yang lebih detail, seperti tersaji pada tabel 5.2 dibawah ini:

Hal 9-4

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019


ALOKASI PEMBIAYAAN INVESTASI
Alokasi pembiayaan dihitung melalui besaran program-program kegiatan yang akan dilaksanakan baik oleh Pemerintah maupun
Swasta/Masyarakat, berdasarkan konsep rencana yang disusun di dalam RTBL Banten Lama. Program kegiatan tersebut antara
lain sebagai berikut:
Tahun keNo

Kegiatan

1

Penyusunan RTBL

2

Forum Komunikasi utk Sosiaisasi

3

1


2

3

Jml
4

5

(Rp.000)

Sumber Dana
Pemerintah

500,000

500,000

500,000


100,000

100,000

100,000

300,000

300,000

300,000

100,000

100,000

100,000

Penyusunan Perda Bangunan dan

Lingkungan

4

Sosialisasi Dokumen RTBL

5

Pembinaan dan Pelatihan Masyarakat

Hal 9-5

Swasta/Masy.

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

6

Lingkungan

Peta Identifikasi & Dok. Potensi Investasi

8

Portfolio & Promosi Investasi

10

11

12

150,000

150,000

100,000

100,000

100,000

100,000

100,000

700,000

700,000

Pembinaan Penataan Permkmn dan

7

9

150,000

100,000

300,000

100,000

100,000

100,000

100,000

911,176

8,210,775

9,121,951

911,176 8,210,775

911,176

8,210,775

9,121,951

911,176 8,210,775

3,189,116

28,737,713

31,926,829

3,189,116 28,737,713

Studi AMDAL & Kelayakan 0,5% Total
Pemb. Fisik
Master Plan Kawasan 0,5% Total Pemb.
Fisik
Detail Eng. Development 1,75% Total
Pemb. Fisik
Relokasi Kawasan Pemukiman 10% Total
Pemb. Fisik

13

Peningkatan Infrastruktur Jalan 24,000 m2

14

Pembangunan Pedestrian 16,000 m2

4,555,880

4,555,880

9,600,000

1,920,000

Hal 9-6

9,111,760

9,111,760

9,600,000

9,600,000

1,920,000

1,920,000

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

15

Titik Lampu sepanjang jalan 144 unit

16

RTH Kawasan RTBL 300,000 m2

17

18

19

20

21

216,000

1,500,000

1,500,000

1,500,000

1,500,000

216,000

216,000

6,000,000

6,000,000

Bangunan Komersial (perdagangan &
Jasa) 328,431 m2

547,385,000 547,385,000 547,385,000 1,642,155,000

1,642,155,000

Bangunan Rumah Sakit Pemerintah
26,000 m2
Museum & Pusat Arkeologi 33.000 m2

19,500,000

9,750,000

29,700,000

19,800,000

11,937,500

11,937,500

9,750,000

39,000,000

39,000,000

49,500,000

49,500,000

47,750,000

47,750,000

28,249,200

28,249,200

Fasos (Mesjid, Sar. OR, Puskesmas, Sklh)
47,750 m2

11,937,500

Stasiun KA 23,541 m2

Total

28,249,200

11,937,500

1,400,000 28,398,968 690,222,843 595,028,380 570,672,500 1,885,722,691 198,408,428 1,687,314,263

Tabel 5.1 Program Pembiayaan

Hal 9-7

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

1.6.2. PENERIMAAN PEMERINTAH
Terdapat beberapa resources yang dapat dimanfaatkan bagi penerimaan negara sehubungan dengan program investasi kawasan
studi, sebagai efek multiplier dari investasi yang dilaksanakan seperti besarnya PDB kegiata Pariwisata dan Perdagangan/Jasa,
Tingkat Upah, Konsumsi, Lapangan Kerja, dsb. Namun dalam pembahasan RTBL ini dibuat asumsi bahwa penerimaan negara
akan dihitung cukup melalui tiga instrumen penerimaan, yaitu penerimaan melalui Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
relevansinya terhadap keberadaan lahan kawasan studi RTBL, penerimaan melalui Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
relevansinya terhadap rencana penataan bangunan dan lingkungan, serta Pajak Pendapatan Negara (PPN) relevansinya terhadap
besaran kegiatan-kegiatan yang akan terlaksana sebagai tindak lanjut kegiatan penyusunan RTBL di Banten Lama.

A. PENERIMAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN:
PBB = 0.5% x NJKP
NJKP = 20% x NJOP bersih
NJOP bersih = NJOP - [Rp12,000,000 x Kepemilikan Asset]
NJOP = [Tarif NJOP Tanah x Luas Tanah] + [Tarif NJOP Bangunan x Luas Bangunan]
Luas Tanah = Luas Area Studi
Luas Bangunan = Luas seluruh Bangunan & Infrastruktur Area Studi.
Asset

Tahun #1

Tahun #2

Tahun #3

Tahun #4

Hal 9-8

Tahun #5

Total

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

Tanah (m2)

700,000.00

700,000.00

700,000.00

700,000.00

700,000.00

Tarif NJOP (Rp)

300,000.00

300,000.00

300,000.00

300,000.00

300,000.00

10,000,000,000.00

10,000,000,000.00

10,000,000,000.00

10,000,000,000.00

-

798,866.00

798,866.00

798,866.00

798,866.00

500,000.00

500,000.00

500,000.00

500,000.00

500,000.00

99,433,000,000.00

99,433,000,000.00

99,433,000,000.00

99,433,000,000.00

NJOP Tanah (Rp)
Bangunan (m2)
Tarif NJOP (Rp)
NJOP Bangunan
(Rp)
Total NJOP (Rp)
Jml Bangunan
(unit)
NJOP Bersih (Rp)

NJKP (Rp)

>> PBB

10,000,000,000.00

-

210,000,000,000.00

2,206.00

183,528,000,000.00

36,705,600,000.00

183,528,000.00

609,433,000,000.00 609,433,000,000.00
2,206.00

609,433,000,000.00

2,206.00

2,206.00

582,961,000,000.00 582,961,000,000.00 582,961,000,000.00

116,592,200,000.00 116,592,200,000.00
582,961,000.00

582,961,000.00

116,592,200,000.00

582,961,000.00

Hal 9-9

609,433,000,000.00
2,206.00

582,961,000,000.00

116,592,200,000.00
582,961,000.00 2,515,372,000.00

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

Tabel 5.2 Penerimaan PBB

B. PENERIMAAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB):
Biaya Retibusi Izin (BRI) = LB x Std Harga Dasar Bangunan per m2 x KLB x PGB
Item
Luas Bangunan

Standar Harga/m2

KLB Rata-rata
PGB Rata-rata
>> IMB

Tahun #1

Tahun #2

-

340,144.00

1,500,000.00

1,800,000.00

1.10

1.10

1.50%

1.50%

Tahun #3

Tahun #4

458,722.00
2,000,000.00

Tahun #5

Total

-

-

2,200,000.00

2,400,000.00

1.10

1.10

1.50%

1.50%

1.10
1.50%
15,137,826,000.00

25,240,102,800.00

Hal 9-10

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

- 10,102,276,800.00

-

-

Tabel 5.3 Penerimaan IMB

C. TOTAL PENERIMAAN PEMERINTAH:

Item
>> PBB

>> IMB

>> PPn

Total

Tahun #1

Tahun #2

183,528,000.00

Tahun #3

582,961,000.00

- 10,102,276,800.00

140,000,000.00

2,839,896,800.00

323,528,000.00 13,525,134,600.00

582,961,000.00

Tahun #4

84,743,071,250.00

Total

582,961,000.00

582,961,000.00

2,515,372,000.00

-

-

25,240,102,800.00

15,137,826,000.00

69,022,284,250.00

Tahun #5

59,502,838,000.00

57,067,250,000.00 188,572,269,050.00

60,085,799,000.00

57,650,211,000.00 216,327,743,850.00

Tabel 5.4 Total Penerimaan

Hal 9-11

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

1.6.3. REKAPITULASI

Periode

PEMBIAYAAN

PENERIMAAN

SELISIH
BUDGET

Tahun #1

1,400,000,000.00

906,133,587.00

Tahun #2

28,398,968,000.00

19,715,583,798.35

Tahun #3

97,678,580,000.00

18,820,345,725.25

Tahun #4

47,643,380,000.00 1,090,153,039,287.00

12,442,419,000.00

Tahun #5

23,287,500,000.00 1,064,306,659,512.00

34,362,711,000.00

216,327,743,850.00

17,919,315,850.00

Total

198,408,428,000.00

(1,076,472,000.00)

(14,873,833,400.00)

(12,935,508,750.00)

Tabel 5.5 Rekapitulasi Surplus (Defisit) Investasi Pemerinta

Hal 9-12

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

9.3

PROFIL INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

9.3.1 PERKEMBANGAN INVESTASI PEMBANGUNAN CIPTA KARYA
BERSUMBER DARI APBN DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
Dana APBN Cipta Karya yang dialokasikan ke Pemerintah Kota Serang dalam 5
tahun terakhir (tahun 2008 sampai dengan tahun 2012) melalui Satuan Kerja Non
Vertikal (SNTV) sesuai Permen PU No. 14 tahun 2011 selalu meningkat. Total
alokasi dana APBN
1.000.000.000,-

Tahun

untuk bidang Cipta karya tahun 2009 sebesar Rp.
2011

meningkat

menjadi

Rp.

10.000.000.000,-.

Perkembangan alokasi Dana APBN Bidang Cipta Karya selama 5 tahun terakhir lihat
Tabel-9.4 berikut :

Tabel-9.4:
Alokasi APBN untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya di Kota Serang Tahun
2008-2012
Sektor

Alokasi
2008

2009

2010

2011

Pengembangan Air

8,000,000,

Minum

000

Pengembangan PLP

2012

1,000,000,

450,000,0

000

00

Pengembangan

2,000,000,

900,000,0

Permukiman

000

00

Penataan Bangunan
dan Lingkungan

2,000,000, 1,000,000,
000

000

Total

Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah,
untukmendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan

Hal 9-13

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

melaluipenganggaran Dana Alokasi Khusus. DAK merupakan dana APBN yang
dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang
merupakan urusandaerah sesuai prioritas nasional.
Prioritas nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah pembangunan
airminum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses
pelayanansistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di
kawasankumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman
nelayan.Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan
sanitasi (airlimbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala kawasan kepada
masyarakatberpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui
prosespemberdayaan masyarakat.
Perkembangan DAK untuk Air Minum dan Sanitasi Kota Serang selama 5 tahun
terakhir terlihat pada Tabel-9.5 berikut :
Tabel-9.5:
Perkembangan DAK Infrastruktur Cipta Karya di Kota Serang tahun 2008-2012
Jenis

200

DAK

8

2009

2010

2011

2012

2013

DAK Air

2.384.000.0 676.200.00

686.100.0

729.080.0

909.271.82

Minum

00

00

00

0

0

dan
pendampi
ng APBD
Kota
DAK

1.038.100.0 725.400.0

971.510.0

1.087.742.6

Sanitasi

00

00

90

00

dan
pendampi
ng APBD
Kota

Hal 9-14

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

9.3.2 PERKEMBANGAN INVESTASI PEMBANGUNAN CIPTA KARYA
BERSUMBER DARI APBD DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
Dana APBD yang dialokasikan ke Pemerintah Kota Serang dalam 5 tahun terakhir
(tahun 20.. sampai dengan tahun 20..) untuk pembangunan bidang Cipta Karya
mengalami peningkatan/penurunan. Total alokasi dana APBD untuk bidang Cipta
karya tahun 20 …. sebesar Rp. ……. Tahun 20.. meningkat/menurun menjadi Rp.
………… atau rata-rata meningkat/menurun sebesar …. %.
Dari Total alokasi dana APBD tertinggi pada sektor ……. rata-rata sebesar …. %
dari total dana APBD pembangunan bidang Cipta Karya dan yang terkecil adalah
sektor ……… atau rata-rata sebesar …. % dari total dana APBD pembangunan
bidang Cipta Karya. Perkembangan alokasi Dana APBD Bidang Cipta Karya selama
5 tahun terakhir lihat Tabel-9.6 berikut:

Tabel-9.6:
Perkembangan Alokasi APBD untuk Pembangunan Bidang Cipta Karya Tahun
2009-2013
Sektor
Pengembangan
Air Minum
Pengembangan
PLP
Pengembangan
Permukiman
Penataan
Bangunan dan
Lingkungan

2009

2010

633.400.000

126.120.000

785.279.000 153.071.000 597.349.180

1.492.402.0

1.350.081.0

4.876.390.0

9.601.087.8

00

00

00

10

6.551.500.0

3.205.000.0

8.559.500.0

6.576.400.0

12.370.306.

00

00

00

00

600

11.426.134.

3.652.887.0

4.387.500.0

8.107.500.0

25.240.165.

000

00

00

00

400

874.325.000

2011

2012

2013

Total Belanja
APBD

Hal 9-15

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

Selain dana APBD untuk pembangunan bidang Cipta Karya, Pemerintah Kota
Serang juga mengalokasikan Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) selama 5
tahun terakhir (2008 sampai dengan 2012 ), terlihat pada Tabel-9.7 berikut :

9.4

PROYEKSI DAN RENCANA INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG
CIPTA KARYA

9.4.1 PROYEKSI APBD 5 TAHUN KEDEPAN
Proyeksi APBD dalam lima tahun kedepan dilakukan dengan melakukan perhitungan
regresi terhadap kecenderungan APBD dalam lima (5) tahun terakhir menggunakan
asumsi dasar trend historis. Setelah diketahui pendapatan dan belanja maka
diperkirakan alokasi APBD terhadap bidang Cipta Karya dalam lima (5) tahun
kedepan dengan asumsi proporsinya sama dengan rata-rata proporsi tahun-tahun
sebelumnya.
Adapun langkah-langkah proyeksi APBD ke depan adalah sebagai berikut :
1. Menetukan prosentasi pertumbuhanan per pos pendapatan.
Setiap pos pendapatan dihitung rata-rata pertumbuhan dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:

Keterangan: Y0 =
Y-1 =

Nilai tahun ini
Nilai 1 tahun sebelumnya

Y-2 = Nilai 2tahun sebelumnya

Hal 9-16

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

Dalam menentukan presentase pertumbuhan dihitung setiappos pendapatan yang
terjadi dari PAD, Dana Perimbangan (DAU,DAK, DBH), dan lain-lain
pendapatan yang sah.
2. Menghitung proyeksi sumber pendapatan dalam lima (5) tahun kedepan.
Setelah diketahui tingkat pertumbuhan pos pendapatan maka dapat dihitung nilai
proyeksi pada lima (5) tahun kedepan dengan menggunakan rumus proyeksi
goematris sebagai berikut :

Keterangan:

Yn

= Nilai pada tahun n
r

=

% pertumbuhan

Y0 = Nilai pada tahun ini
n

=

tahun ke n (1-5)

3. Menjumlahkan Pendapatan dalam APBD tiap tahun dan menghitung kapasitas
daerah dalam pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya
Setelah didapatkan nilai untuk setiap pos pendapatan, dapat dihitung total
pendapatan. Apabila diasumsikan bahwa total pendapatan sama dengan total
belanja dan diasumsikan pula bahwa proporsi belanja bidang Cipta karya
terhadap APBD sama dengan eksisting (Tabel-9.6) maka diketahui proyeksi
kapasitas daerah dalam mengalokasikan anggaran untuk bidang Cipta karya
dalam lima (5) tahun kedepan.

Adapun hasil dari proses perhitungan tersebut dapat ditampilkan pada Tabel-9.9
berikut:
Tabel-9.9:
Proyeksi Pendpatan APBD Kota Serang dalam 5 Tahun Kedepan

Hal 9-17

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

Komponen
APBD

Realisasi

Proyeksi

Persentase

201

201

201

Pertumbuha

201

201

201

201

201

1

2

3

n

4

5

6

7

8

Pendapatan
Asli Daerah
Dana
Perimbanga
n
DAU
DBH
DAK
- DAK Air
Minum
- DAK
Sanitasi
Lain-Lain
Pendapatan
Yang Sah
Total APBD
Dari data proyeksi APBD tersebut dapat dinilai kapasitas keuangan daerah dengan
metode analisis Net Public Saving dan kemampuan pinjaman daerah (DSCR)
1. Net Public Saving
Net Public Saving atau Tabungan Pemerintan adalah sisa dari total penerimaan
daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang mengikat. Dengan
kata lain NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk pembangunan.
Besarnya NPS menjadi dasar dana yang dapat dialokasikan untuk bidang PU
Cipta Karya. Berdasarkan proyeksi APBD, dapat dihitung NPS dalam 5 tahun ke
depan untuk melihat kemampuan anggaran pemerintah berinvestasi dalam bidang
Cipta kayra.

Hal 9-18

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

Adapun rumus perhitungan NPS adalah sebagai berikut:

Net Public Saving = Total Penerimaan Daerah – Belanja Wajib
NPS = (PAD+DAU+DBH+DAK) – (Belanja mengikat + Kewajiban Daerah)
- Belanja Mengikat adalah belanja yang harus dipenuhi /tidak bisa dihindari oleh pegawai,
belanja barang, belanja bunga, belanja subsidi, belanja bagi hasil serta belanja lain yang
mengikat sesuai sesuai peraturan daerah yang berlaku .
- Kewajiban daerah antara lain pembayaran pokok pinjaman, pembayaran kegiatan
lanjutan serta kewajiban daerah lain sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku.

2. Analisis Kemampuan Pinjaman Daerah (Debt Service Coverage Ratio)
Pinjaman Daerah merupakan alternatif pendanaan APBD yang digunakan
untukmenutup defisit APBD, pengeluaran pembiayaan atau kekurangan arus kas.
Pinjaman Daerah dapat bersumber dari Pemerintah, Pemerintah Daerah lain,
lembaga keuanganbank, lembaga keuangan bukan bank, dan Masyarakat
(obligasi). Berdasarkan PP No.30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah,
Pemerintah Daerah wajib memenuhipersyaratan sebagai berikut:
a. Jumlah sisa Pinjaman Daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik
tidakmelebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya;
b. Memenuhi

ketentuan

rasio

kemampuan

keuangan

daerah

untuk

mengembalikanpinjaman yang ditetapkan oleh Pemerintah.
c. Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh calon pemberi pinjaman.
d. Dalam hal Pinjaman Daerah diajukan kepada Pemerintah, Pemerintah
Daerahjuga wajib memenuhi persyaratan tidak mempunyai tunggakan atas
pengembalian pinjaman yang bersumber dari Pemerintah.
Salah

satu

persyaratan

dalam

permohonan

pinjaman

adalah

rasio

kemampuankeuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman atau dikenal

Hal 9-19

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

dengan Debt ServiceCost Ratio (DSCR). Berdasarkan peraturan yang berlaku,
DSCR minimal adalah 2,5.DSCR ini menunjukan kemampuan pemerintah untuk
membayar pinjaman, sekaligusmemberikan gambaran kapasitas keuangan
pemerintah. Oleh karena itu, DSCR dalam5 tahun ke depan perlu dianalisis
dalam RPI2JM dengan rumus sebagai berikut:

PAD = Pendapatan Asli daerah
DAU = Dana Alokasi Umum

DBH = Dana Bagi Hasil
DBHDR = DBH Dana Reboisasi

Proyeksi Pendapatan dan Belanja
Seperti halnya yang dipergunakan dalam memproyeksi ekonomi kota/kabupaten,
maka dengan menggunakan pendekatan analisis pertumbuhan elastisitas
khususnya dalam menghitung proyeksi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan
Belanja Daerah, meletakkan beberapa asumsi sebagai berikut :
a. Pertumbuhan ekonomi Kota Serang diperkirakan akan sama dengan proyeksi
pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6 %.
b. Selama periode proyeksi, tingkat inflasi menurut BPS diperkirakan akan
mencapai 12 % untuk setiap tahunnya.
Pendapatan daerah Kota Serang sampai tahun 2012 nanti akan diperkirakan akan
mengalami kenaikan setiap tahunnya dan pertumbuhan tersebut lebih disebabkan
oleh adanya peningkatan pada komponen PAD dan Komponen Dana
Perimbangan.
Besaran PAD yang bersumber dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, dan Hasil
Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan masih ditentukan oleh kesepakatan antara Pemerintah Daerah Kota
Serang dan Pemerintah Kabupaten Serang.
Adapun Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota. Belanja Daerah
merupakan perkiraan beban pengeluaran daerah yang dialokasikan secara adil
dan merata agar relatif dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa
diskriminasi, khususnya dalam pemberian pelayanan umum. Belanja daerah
Hal 9-20

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

meliputi semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi
ekuitas dana lancar, yang merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun
anggaran yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah.
Proyeksi belanja daerah Kota Serang tahun 2009-2012 terdiri dari Belanja Tidak
Langsung dan Belanja Langsung. Untuk komponen belanja tidak langsung
diantaranya: Belanja Pegawai, Belanja Hibah, dan Belanja Bantuan Sosial.
Adapun komponen Belanja langsung antara lain :Belanja Pegawai, Belanja
Barang dan jasa dan Belanja Modal.
Tabel 6. 2
PROYEKSI BELANJA APBD KOTA SERANG PERIODE 2009-2012
(Dalam Juta Rupiah )

No

KOMPONEN

2009

2010

2011

2012

Belanja Tidak
1

Langsung
Belanja Pegawai

23,389

25,728

28,301

31,131

Belanja Hibah

12,432

13,675

15,043

16,547

Belanja Bantuan Sosial

3,435

3,779

4,157

4,573

Belanja Tidak Terduga

26

29

32

35

39,284

43,212

47,533

52,287

8,432,

9,275

10,203

11,223

24,382

26,820

29,502

32,453

7,102

7,812

8,593

9,453

Jumlah 2

39,917

43,909

48,300

53,130

JUMLAH BELANJA

79,201

87,121,

95,833

105,417

Jumlah 1
2

Belanja Langsung
Belanja Pegawai
Belanja Barang dan
Jasa
Belanja Modal

Sumber : Sumber : Dinas PPKAD Kota Serang,data diolah
Ditinjau dari komposisi Belanja Daerah, trend kenaikan Belanja Tidak Langsung
dan Belanja Langsung hampir berimbang dan akan terus meningkat sampai tahun
2012. Perubahan peningkatan belanja daerah sangat mungkin terjadi, dimana

Hal 9-21

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

akan bertambah jenis pos belanja baik pada belanja tidak langsung dan belanja
langsung. Belum lagi keberadaan Kota Serang yang baru berusia 1 tahun
dipastikan akan membutuhkan data yang sangat besar dalam pembelanjaannya.

B. Proyeksi PAD dan Dana Perimbangan
Proyeksi Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) 5 tahun ke depan ,
diharapkan didorong oleh adanya kenaikan kontribusi Pajak Daerah, Retribusi
Daerah dan Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang dipisahkan. Komponen PAD ini harus sudah mulai secara mandiri
dikelola oleh Pemerintah Kota Serang yang selama ini masih bergabung dengan
APBD Kabupaten Serang. Konsistensi kenaikan kontribusi yang besar dari Pajak
Daerah, Retribusi Daerah dan Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Hasil
Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan ini, menjadi dasar penguatan
kapasitas keuangan Kota Serang.
Proyeksi Dana Perimbangan, peranannya selama 5 tahun ke depan dalam
membentuk total Pendapatan Daerah akan mengalami kenaikan, dan peningkatan
tersebut akan didominasi Dana Alokasi Umum (DAU). Namun, ke depan
komponen dana perimbangan harus mulai difokuskan pada pos Bagi Hasil Pajak
dan Penerimaan dari Provinsi. Oleh karena itu Pemerintah Kota Serang harus
berupaya keras untuk dapat memperoleh dana sharing sesuai dengan kebutuhan
yang ada.

C. Proyeksi Public Saving
Tabungan Bersih Pemerintah/Masyarakat (Net Public Saving) adalah sisa dari
total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan belanja/pengeluaran yang
bersifat wajib/mengikat. Dengan kata lain, net public saving merupakan sejumlah
dana yang tersedia untuk investasi pembangunan. Besarnya NPS menjadi dasar
dana yang dapat dialokasikan untuk bidang PU/Cipta Karya.
Keterbatasan NPS yang disebabkan keterbatasan pendapatan daerah dalam APBD
Kota Serang, diharapkan dapat dipecahkan dengan menggali sumber-sumber
pendapatan dari internal dan eksternal. Demikian pula dalam alokasi belanja yang

Hal 9-22

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

lebih efektif dan efesien, sehingga akan mampu memiliki tabungan pemerintah
secara maksimal yang pada akhirnya dapat mendanai investasi pembangunan yang
direncanakan Pemerintah Kota Serang.

9.5

ANALISIS KETERPADUAN STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI
PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

9.5.1 ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH
Dalam melakukan analisis pendapatan atau ketersediaan dana, dapat diklasifikasikan
dalam dua kategori, yaitu sumber-sumber pendapatan dari daerah sendiri dan luar
daerah (eksternal). Sumber-sumber pendapatan dari daerah sendiri adalah sumbersumber pendapatan yang dikumpulkan secara langsung dari masyarakat daerah yang
bersangkutan, misalnya pajak dan retribusi yang langsung dipungut dan dimiliki
daerah yang bersangkutan.

Sumber-sumber pendapatan daerah dapat juga diperoleh dari hasil perusahaan milik
daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah lainnya yang dipisahkan dan lain-lain
pendapatan daerah yang di sahkan serta bagi hasil. Sedangkan sumber-sumber
pendapatan eksternal adalah sumber-sumber pendapatan yang berasal dari luar
daerah seperti level pemerintah di atasnya (pusat dan provinsi) dan pinjaman serta
lain-lain penerimaan yang sah.

Dalam melakukan analisis tingkat keerseiaan dana, harus diketahui besaran basis
pendapatan daerah (local revenue base). Ini merupakan jumlah pendapatan yang
dapat dikumpulkan oleh pemerintah daerah. Basis penerimaan ini biasanya disusun
berdasarkan undang-undang yang memberikan wewenang kepada pemerintah daerah
untuk menarik dan mengumpulkan jenis-jenis pajak dan retribusi.
Dalam hal ini, pemerintah daerah dapat meningkatkan pendapatan dengan
memperbaiki sistem dan prosedur (sisdur) pajak dan dengan menyesuaikan tarif
pajak sesuai dengan aturan resmi yang berlaku.

Hal 9-23

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

Jika pemerintah daerah dapat menggali pendapatan daerahnya secara efesien (100
%), maka pendapatan pokok daerah akan dapat terkumpul sebesar 100 %. Namun
demikian, dalam kenyataannya jumlah pajak dan retribusi yang terkumpul tidak
pernah 100 % karena beberapa alasan. Pertama, pemerintah daerah tidak mungkin
mengumpulkan semua jenis pendapatan sebagaimana yang ditetapkan dalam undangundang; Kedua walaupun menggunakan sistem dan prosedur yang terbaik sekalipun,
seringkali tetap terdapat beberapa sumber pendapatan yang hilang.
Berdasarkan perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Serang selama 1
tahun terakhir dapat dikatakan masih minim. Hal ini disebabkan pos APBD hanya
disumbang dari Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah.

6.4.1 Analisis Kemampuan Keuangan Daerah Kota Serang
Dalam melaksanakan seluruh program pembangunan yang dicanangkan oleh
Pemerintah Daerah Kota Serang, diperlukan dukungan dana dan kontribusi dari
semua pihak. Dana pembangunan tidak saja berasal dari pemerintah Pusat dan
Pemerintah Provinsi, namun juga bersumber dari swasta dan masyarakat.
Kemampuan keuangan daerah dapat bersumber antara lain dari sumber internal
pemerintah daerah sendiri (public saving). Adapun sumber eksternal dari luar
pemerintah daerah berasal dari pemerintah pusat,pemerintah provinsi,pinjaman,
partisipasi swasta, dan swadaya masyarakat. Sementara dana dari Pemerintah Pusat
berupa DAU dan DAK masih menjadi sumber eksternal bagi pemerintah daerah Kota
Serang sampai tahun 2008 belum menerima.
Sumber dana eksternal yang berasal dari swata dan masyarakat perlu terus
dikembangkan dan didorong untuk mendukung proses pembangunan Kota Serang
melalui kerjasama yang lebih luas dan meningkatkan partisipasi swasta dan
masyarakat untuk menarik investasi yang lebih besar.
Upaya yang bisa diakukan berupa deregulasi peraturan daerah untuk meningkatkan
minat berinvestasi di Kota Serang, kerjasama antara Pemerintah Daerah Kota Serang
dengan pihak swasta dengan perjanjian yang disepakati, kegiatan investasi diarahkan
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dimana investasi ditujukan pada
kegiatan-kegiatan yang dapat melibatkan masyarakat luas.

Hal 9-24

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

6.4.2 Aspek Keuangan Perusahaan Daerah Kota Serang
Perusahaan Daerah yang terkait dengan PU/Cipta Karya antara lain : Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM). Sehubungan keberadaan PDAM selama ini masih
dikelola oleh PDAM Kabupaten Serang, dan dalam negoisasi terkait aset, keuangan,
karyawan PDAM, sampai saat ini belum terbentuk PDAM untuk kota Serang.

9.5.2 STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA
PEMAHAMAN PROGRAM INVESTASI
Penyusunan

program

Investasi

pengembangan

kawasan

Koridor

Jl

Karangantu dan kawasan Keraton Kaibon merupakan rujukan bagi para
pemangku kepentingan untuk menghitung tolok ukur keberhasilan investasi,
sehingga tercapai kesinambungan pentahapan pelaksanaan pembangunan.
Selain itu, program ini menjadi alat mobilisasi dana investasi masing-masing
pemangku kepentingan dalam pengendalian pelaksanaan sesuai dengan
kapasitas dan perannya dalam suatu sistem wilayah yang disepakati bersama,
sehingga dapat tercapai kerja sama untuk mengurangi berbagai konflik
kepentingan dalam investasi/ pembiayaan. Serta, mengatur upaya percepatan
penyediaan dan peningkatan kualitas pelayanan prasarana/ prasarana dari
suatu lingkungan/ kawasan bersangkutan.

5.2

IDENTIFIKASI RENCANA PEMBANGUNAN
Dalam melaksanakan pembangunan terkait penataan kawasan Koridor Jl
Karangantu dan kawasan Keraton Kaibon tidak akan terlepas dari proses
identifikasi keterkaitan rencana yang sudah disusun berdasarkan analisa dan
telaah terhadap Rencana Tata Ruang yang telah dijelaskan pada Bab 4
terdahulu..

Hal 9-25

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

5.3

PEMANGKU KEPENTINGAN (STAKEHOLDER)
Seluruh pemangku kepentingan (stakeholder) serta karakteristik eksisting dan
rencana tata ruang yang terdapat di kawasan tersebut akan saling berinteraksi
terkait pengembangan kawasan Koridor Jl Karangantu dan kawasan Keraton
Kaibon.

Masing-masing stakeholder tersebut antara lain adalah sebagai

berikut:

2. Pemerintah.
Mengingat kawasan Koridor Jl Karangantu dan kawasan Keraton Kaibon
merupakan ruas jalan kota maka Pemerintah Kota Serang, memiliki peran
yang penting terkait dengan aspek legalitas (aturan, hukum dan
kebijakan), baik sebagai dasar dalam melakukan kebijakan penilaian,
maupun dalam hal pengakomodasiaan dan persetujuan suatu rencana
investasi

pembangunan

kawasan,

Instansi

Pemerintah

Provinsi

berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Serang berperan penting dalam
kesiapan infrastruktur serta penyediaan data dan informasi yang
diperlukan, terutama pada tahap persiapan kelayakan investasi yakni pada
pengumpulan data sekunder yang terkait dengan aspek fisik kawasan, tata
ruang, keanekaragaman hayati, sosial ekonomi dan budaya masyarakat di
kawasan tersebut.

3. Unit Pengelola (Lembaga Swasta atau Tim yang ditunjuk
Pemerintah).
Lembaga swasta atau tim yang ditujuk Pemerintah sebagai pihak yang
diberikan ijin legal pengelolaan suatu kawasan dapat dijadikan sebagai
sumber informasi utama sejak tahap pengumpulan data sekunder
(persiapan studi/ penilaian awal), terkait dengan investasi kawasan dan
kegiatannya, seperti profil kegiatan investasi, dokumen AMDAL

Hal 9-26

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

(Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) atau SEL (Studi Evaluasi
Lingkungan), laporan HPH (Hak Pengusahaan Hutan), Bina Desa dan
Lembaga

Pemberdayaan

berbasis

masyarakat

lainnya,

dokumen

monitoring dan laporan hasil penelitian atau evaluasi yang pernah
dilakukan oleh konsultan, peneliti akademisi, mahasiswa atau lembaga
lain. Tim ini juga banyak terlibat pada tahap pengumpulan data di
lapangan bersama dengan pemilik kegiatan investasi kawasan, seperti
pada tahap pengumpulan data terkait dengan kondisi fisik kawasan, flora,
fauna, sosial ekonomi dan budaya masyarakat. Anggota Tim dapat
bertindak sebagai bagian dari tim pendamping saat mengumpulkan data
yang terkait dengan kondisi fisik kawasan, flora dan fauna, serta berperan
sebagai fasilitator pada saat mengumpulkan data terkait dengan sosial
ekonomi dan budaya
masyarakat. Masukan dari berbagai pihak terhadap temuan-temuan yang
didapat di lapangan serta hasil analisis dan kesimpulan kemudian
dibuatkan laporan secara transparan kepada publik berupa peluangpeluang investasi di kawasan bersangkutan sedemikian rupa sehingga
memberikan kemudahan dan trust kepada seluruh pihak yang akan terlibat
baik langsung maupun tidak langsung terhadap pembangunan kawasan
tersebut.

4. Masyarakat Lokal.
Masyarakat lokal, adalah masyarakat sepanjang kawasan Koridor Jl
Karangantu dan kawasan Keraton Kaibon baik yang tinggal di dalam dan
disekitar kawasan yang akan dikembangkan maupun masyarakat lain
yang dilalui kedua koridor jalan tersebut, serta masyarakat di kawasan
yang mungkin terkena dampak dari kegiatan-kegiatan pengelolaan
pembangunan di kawasan tersebut. Masyarakat ini idealnya akan akan
terlibat secara aktif dalam berbagai aktifitas, terutama dalam penyediaan
data primer, pengecekan data lapangan, serta dalam mengakomodasi

Hal 9-27

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

setiap aspirasi yang timbul. Sebagian data dan informasi yang dibutuhkan
bagi pembangunan kawasan (flora, fauna, sosial ekonomi dan budaya) di
lapangan didapatkan dari wawancara dan diskusi kelompok dengan
masyarakat, terutama dengan tokoh-tokoh kunci yang meliputi aparat
pemerintah desa (kepala desa dan staf desa), tokoh agama (pendeta,
ulama, guru ngaji), tokoh adat (kepala adat, sekretaris lembaga adat,
pengurus adat lain), petugas kesehatan/ mantri desa, dukun bayi, dan
wakil masyarakat lainnya berdasarkan suku ataupun masyarakat secara
umum. Masyarakat di kawasan tersebut juga berperan penting dan dan
terlibat dalam hasil pengelolaan dan pembangunan yang telah dihasilkan,
baik sebagai resources/ faktor produksi maupun sebagai pengguna/ user/
pasar potensial dari hasil pembangunan itu sendiri.
Ada beberapa masyarakat yg memangku kepentingan di sekitar kawasan
tersebut, antara lain:
a. Masyarakat asli/ yang telah lama bermukim di kawasan tersebut.
Masyarakat ini cenderung berada dalam kondisi marginal, serta
umumnya bermata-pencaharian sebagai petani/ usaha sektor informal/
industri rumahan kecil di sekitar tempat-tinggalnya.
b. Masyarakat pendatang yang bermukim di kompleks-kompleks
perumahan yang mulai menjamur di kawasan ini. Masyarakat ini
umumnya bermata-pencaharian di luar kawasan baik sebagai
pengusaha, pegawai swasta maupun pegawai negeri.
c. Masyarakat pengguna kawasan, yaitu masyarakat yang berada di
kawasan ini hanya untuk bekerja/ berusaha memanfaatkan tempat
usaha/ kantor yang berlokasi di kawasan ini. Masyarakat ini umumnya
hanya tinggal di kawasan ini selama jam/ waktu-waktu kerja setelah
itu mereka kembali ke tempat tinggal di luar kawasan ini, meskipun
ada sebagian masyarakat ini yang tinggal dengan menyewa/ kost di
sekitar kawasan ini.

Hal 9-28

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

5. Investor : Lembaga Komersial atau Organisasi Non Profit.
Pada prinsipnya kehadiran/ keterlibatan Investor dalam pengembangan
kawasan Koridor Jl Karangantu dan kawasan Keraton Kaibon adalah
sebagai variable yang diharapkan akan mampu menjadi akselerator
percepatan pembangunan kawasan, dengan berbagai interaksi yang akan
mampu memberikan manfaat timbal-balik yang saling menguntungkan
terhadap seluruh pihak yang terlibat. Investor yang berupa Lembaga
Komersial lazimnya akan mengharapkan profit/ laba usaha serta prospek
pengembalian investasi yang menguntungkan atas kegiatan pembangunan
baik sarana maupun prasarana di kawasan tersebut. Investor yang berupa
Organisasi Non Profit tidak akan mengharapkan laba usaha meskipun
dalam aktifitasnya apa yang sudah diinvestasikannya akan mampu
menutupi operasionalisasi kegiatan, sampai kepada penerimaan manfaat
non materil, seperti terciptanya kondisi sosial budaya masyarakat pada
tingkatan tertentu, ataupun kondisi kemapanan intelektual dan spiritual
sesuai yang diharapkan organisasi yang bersangkutan.

6. LSM, Lembaga Penelitian, dan Organisasi Non Pemerintah Lainnya.
Keterlibatan LSM, Lembaga Penelitian dan/ atau Ornop sebaiknya
dipersilahkan untuk terlibat aktif selama pembangunan berlangsung baik
sebagai pengamat, pendamping maupun monitoring kegiatan. Mereka
juga dapat terlibat dalam persiapan studi (pengumpulan data sekunder)
yakni sebagai salah satu sumber data dan informasi yang terkait dengan
pengembangan kawasan, apabila diperlukan juga dapat ikut memfasilitasi
kegiatan-kegiatan di lapangan, hadir dan memberikan masukan-masukan
dalam presentasi dan diskusi-diskusi mengenai pembangunan kawasan,
serta memastikan bahwa proses kegiatan berjalan secara transparan.

5.4

PIHAK-PIHAK YANG BER INVESTASI

Hal 9-29

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

Berdasarkan identifikasi bagaimana skenario investasi dapat disusun, dengan
melihat kondisi yang terdapat di kawasan Koridor Jl Karangantu dan kawasan
Keraton Kaibon yang secara umum merupakan kawasan permukiman dan
perkantoran – dengan kondisi kepadatan penduduk yang masih rendah, maka
investasi yang mungkin dapat dikembangkan di wilayah ini setidaknya
terbagi dalam 3 (tiga) pihak, antara lain:

1. Investasi yang dilakukan oleh Pemerintah.
Sebagai pihak yang bertanggungjawab atas kemajuan daerahnya, maka
Pemerintah berperan dalam melaksanakan pembangunan di kawasan
Koridor Jl Karangantu dan kawasan Keraton Kaibon, terutama pada
bidang infrastruktur. Melihat kondisi yang terdapat di kawasan tersebut,
khususnya pada Koridor Jl Karangantu dan kawasan Keraton Kaibon
masih sangat membutuhkan kelengkapan sarana & prasarana yang harus
disediakan. Kesiapan Pemerintah ini akan sama penting dan artinya nya
dengan penyediaan etalase produk-produk investasi serta besarnya
peluang ketertarikan Investor untuk menanamkan investasinya di kawasan
ini. Dukungan infrastruktur yang memadai, baik yang utama maupun
penunjang akan sangat diperlukan agar pembangunan dapat dilakukan
secara berkelanjutan, disamping dampak pembangunan perumahan dan
permukiman terhadap kelestarian lingkungan serta keseimbangan daya
dukung lingkungannya yang senantiasa diperhitungkan melalui seluruh
perangkat yang dimiliki Pemerintah, baik Pemerintah Kota Serang,
Pemerintah Provinsi Banten maupun Pemerintah Pusat.

2. Investasi yang Dilakukan oleh Pihak Swasta.
Pihak swasta dalam hal ini terbagi dua jenis, yang pertama adalah
Investor berupa Badan Usaha yang berorientasi profit dan yang kedua
adalah Investor berupa Lembaga Usaha yang tidak berorientasi profit,
seperti lembaga sosial, yayasan pendidikan, keagamaan dan lain-lain.
Hal 9-30

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

Sebagai Investor yang berorientasi profit, maka identifikasi peluang
investasi pada kawasan Koridor Jl Karangantu dan kawasan Keraton
Kaibon merujuk kepada tata ruang yang ada akan lebih mengarah kepada
sektor properti baik untuk permukiman maupun perkantoran.

3. Investasi yang Melibatkan Peran Serta Masyarakat.
Jenis investasi ini akan membutuhkan kontribusi yang saling memberikan
manfaat antara pihak Swasta, Pemerintah dan Masyarakat lokal yang
berada di sepanjang kawasan Koridor Jl Karangantu dan kawasan Keraton
Kaibon. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka pemberdayaan dan
akselerasi pembangunan secara berimbang di kawasan tersebut, disertai
dengan pendirian Lembaga-lembaga Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat
Kawasan tersebut, diantaranya Lembaga Penyalur Kredit Ringan,
Lembaga Penanganan kerjasama Masyarakat-Pekerja-Pengusaha, dan
lembaga-lembaga

lain,

untuk

menindak-lanjuti

lembaga

kolektif

masyarakat yang terbentuk dalam konteks kesiapan peran masyarakat
memberdayakan dirinya dengan dukungan penuh Pemerintah daerah
setempat.

Hal 9-31

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

Gambar 5.1 Skema Keterkaitan Stakeholder dalam program Investasi

5.5 TAHAPAN SKENARIO PROGRAM INVESTASI
Secara umum tahapan skenario program investasi dapat digambarkan secara
skematik adalah seperti yang tersaji pada gambar 5.2 di samping.
Penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Sosialisasi RTBL, Legalisasi Perda, dan Pelaksanaan kegiatan Penataan
Lingkungan Permukiman berbasis Peran Masyarakat (community base
development) disertai pemberdayaan masyarakat yang berada di kawasan
tersebut. Kegiatan ini dibutuhkan untuk kesiapan masyarakat yang bermukim

Hal 9-32

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

di sekitar kawasan tersebut dalam menyongsong akselerasi pembangunan
sedemikian rupa sehingga akan tercipta sinergi yang bermanfaat

bagi

pertumbuhan kesejahteraan masyarakat yang bersangkutan.

2. Pemerintah mempersiapkan rencana pematangan kawasan, hal ini diperlukan
selain ditujukan bagi kelayakan proses yang realistis terhadap penerapan
investasi, juga yang terpenting adalah memberikan penawaran ‘aset siap
pakai’ kepada investor manapun yang ingin memberikan kontribusinya dalam
pembangunan kawasan ini. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah
Penyusunan Studi Kelayakan, AMDAL, serta rencana induk (Master Plan)
Infrastruktur kawasan berikut Detail Engineering Development (DED)
Infrastruktur bagian-bagian kawasan yang mengacu kepada arahan RTBL
Kawasan Koridor Jl Karangantu dan kawasan Keraton Kaibon, khususnya
pada area-area dan batas-batas lahan yang dijadikan sebagai kawasan
investasi.

3. Pembiayaan kelengkapan pembangunan infrastruktur kawasan berupa
pembangunan jaringan listrik, jaringan air bersih, drainase air kotor,
pembangunan fasilitas publik, taman kota, shelter dan sebagainya sampai
kepada kegiatan-kegiatan pematangan kawasan merujuk kepada Master Plan
dan DED kawasan Koridor Jl Karangantu dan kawasan Keraton Kaibon.

4. Pendirian Lembaga-lembaga Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kawasan
dan sekitarnya, diantaranya Lembaga Penyalur Kredit, Lembaga Kemitraan
Masyarakat-Pekerja-Pengusaha, dan lembaga-lembaga lain, untuk menindaklanjuti lembaga kolektif masyarakat yang terbentuk dalam konteks kesiapan
peran masyarakat memberdayakan dirinya.

Hal 9-33

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

5. Menunjuk Unit Pengelola Kawasan yang bekerja sama dengan Badan
Koordinasi Penanaman Modal Daerah sebagai lembaga teknis dengan mitra
profesionalnya yang mewakili Pemerintah Daerah, dalam menyiapkan
dokumen/ portfolio dari produk investasi, dalam hal ini adalah penawaran
Investasi Kawasan Koridor Jl Karangantu dan kawasan Keraton Kaibon
dengan segala dokumen-dokumen pendukungnya.

6. Pelaksanaan tugas utama Lembaga Teknis ini antara lain :
Pengelolaan kawasan diawali kepastian akan kesiapan peruntukan
lahan-lahan sampai dengan penentuan kapling dan batas-batas area
investasi.
Promosi kawasan, publikasi & jaringan pemasaran.
Penanganan kerja sama paket-paket investasi kawasan dengan calon
Investor, penanganan kelayakan investasi, profitability dan skema
pendanaan.
Pembentukan Kerja Sama Operasional (bila diperlukan) antara Lembaga
ini dengan Investor. Kontrak KSO ini berlangsung sampai pada jangka
waktu & kondisi yang disepakati bersama dalam kontrak antara lain
periode kembalinya modal (payback periods), besaran bagi hasil laba,
dsb. Pada saat kontrak berakhir, dilaksanakan serah terima properti dari
Investor ini kepada Pemerintah Daerah disertai klausul konsep kerja
sama lanjutan dengan pola yang disepakati bersama.
Penanganan pembinaan teknis masyarakat, profesi, serta pola pendanaan
kemitraan usaha dengan lembaga-lembaga usaha maupun perorangan di
masyarakat terkait dengan kawasan Koridor Jl Karangantu dan kawasan
Keraton Kaibon.

Hal 9-34

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

Gambar 5.2 Tahapan Skenario Program Investasi

Dalam implementasinya, skenario program investasi di kedua kawasan koridor
tersebut dapat dijelaskan melalui jenis-jenis program sebagai berikut:

A. Program Organisasi
Pada bagian program ini direncanakan kegiatan-kegiatan yang meliputi
sosialisasi dan pembinaan terhadap seluruh stakeholders, kegiatan pada program
ini meliputi hal seperti:
1) Sosialisasi RTBL dan Pembentukkan forum komunikasi sosialisasi
terhadap RTBL.
Hal 9-35

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

2) Membuat landasan hukum terhadap RTBL yang telah disusun.
3) Melakukan pembinaan terhadap pihak-pihak yang bersinggungan
terhadap rencana penataan di kedua kawasan koridor tersebut.
4) Membentuk kelembagaan
5) Melakukan pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan perencanaan

B. Program Dokumentasi dan Presentasi
Kegiatan yang termasuk dalam program ini mencakup hal-hal yang berkaitan
untuk melindungi kelestarian lingkungan dan investasi, kegiatan yang
diprogramkan seperti:
1) Pembuatan peta kawasan/ bangunan yang perlu dilindungi keberadaanya
2) Pembuatan Buku dokumentasi bangunan yang dilindungi
3) Pembuatan website
4) Pameran umum untuk meningkatkan investasi

C. Program Promosi
Program ini mengupayakan agar rencana yang disusun dapat dipahami dan
dimengerti oleh seluruh stakeholders bahwa dikawasan ini memiliki potensi
ekonomi yang cukup baik, terutama untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan, rencana kegiatannya meliputi:
1) Pembuatan buku dan peta investasi
2) Melakukan promosi program investasi Kawasan koridor tersebut.

Hal 9-36

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019

D. Program Aktivitas
Dengan adanya program aktivitas ini diharapkan pada kawasan penyusunan
RTBL ini berkembang dan bangkit menjadi pusat kegiatan masyarakat dalam
lingkup untuk kegiatan ekonomi ataupun melakukan kegiatan sosial & budaya,
olahraga dsb. Materi kegiatan pada program ini, seperti:
1) Mengembangkan pengetahuan & keterampilan budaya daerah.
2) Memperindah fungsionalitas kawasan dengan melakukan penataan pada
area bangunan pertokoan, kantor, serta area pedagang kaki lima.
3) Mengembangankan aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan program
ekonomi industri kecil & perniagaan masyarakat.
4) Melakukan kegiatan Festival Budaya & produk-produk yang dihasilkan
masyarakat
Dalam rangka pencapaian pembangunan bidang Cipta Karya di daerah, dan untuk
memenuhi kebutuhan pendanaan dalam melaksanakan usulan program yang ada
dalam RPI2JM, Pemerintah Daerah Kota Serang telah menyusun strategi untuk
meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Yang
meliputi beberapa aspek antara lain :
1. Strategi peningkatan DDUB, meliputi:


Pembahasan RAPBD menggunakan dokumen RPI2JM sebagai referensi



Peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi belanja daerah

2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi penggunaan anggaran,
meliputi:


Membuat urutan prioritas dalam penyusunan anggaran



Meningkatkan penerimaan melalui pajak-pajak daerah

3. Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi infrastruktur
permukiman yang sudah ada
Hal 9-37

DOKUMEN RPI2JM BIDANG PU/CIPTA KARYA
Kota Serang 2015-2019



Dilakukan identifikasi keperluan operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi
infrastruktur untuk membuat perkiraan pendanaan yang diperlukan



Peningkatan penerimaan pendapatan daerah

Sumber-sumber pembiayaan berasal dari berasal dari Pemerintah Kota Serang,
Pemerintah Pusat, Bantuan Luar Negeri dan masyarakat. Untuk sektor air minum,
limbah dan sampah biasanya komponen yang lebih dominan dalam membiayai
adalah pemerintah Kab