Hubungan antara bullying verbal dengan kecerdasan emosional siswa Sekolah Dasar - USD Repository

HUBUNGAN GAN ANTARA BULLYING VERBAL D DENGAN KECERDASA SAN EMOSIONAL SISWA SEKOLAH SEKOLAH DASAR

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dia

  Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Prog rogram Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar r

  Disusun Oleh: Maria Windriyani

  NIM. 101134093 PROGRAM S M STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH D DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULT LTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKA KAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

  Karya ilmiah sederhana ini, penulis persembahkan kepada:

  • Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu melindungi dan membimbing dalam setiap langkah peneliti
  • Kedua orang tua penulis Bapak Petrus Suradi dan Ibu Anna Cristiana Boniyem, yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan baik materil maupun moril serta cinta kasihnya
  • Kakak-kakakku Mbak Susan, Mas Anto, Mas Hardi, adikku Clara dan ponakanku Metta yang senantiasan memberikan dukungan dan bantuannya serta doanya
  • Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 kelas C dan sahabat-sahabat terkasih (Naomi, Ike, Feti, Wiwik, Santa, Suci, Ditha, Amel, Deta, Ragil, Ima, Novi) yang selalu memberikan dukungannya.

  

MOTTO

  Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! - Roma 12:12 Iman akan Allah tidak memberikan solusi instan atas semua persoalan dan ketidak pastian hidup, tetapi melengkapi kita untuk mengatasinya.

  (Daniel louw) Hadiah terbaik untuk musuh adalah pengampunan (mat 18:22)

  Hadiah terbaik untuk semua orang adalah kasih (yoh 13:34-35) Hadiah terbaik untuk Yesus adalah hidup kita (rom 12:1)

  PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 25 Juli 2014

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Maria Windriyani Nomor Mahasiswa : 101134093

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: HUBUNGAN ANTARA BULLYING VERBAL DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA SEKOLAH DASAR Berserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa pelu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 25 Juli 2014

  

HUBUNGAN ANTARA BULLYING VERBAL

DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA SEKOLAH DASAR

Maria Windriyani

Universitas Sanata Dharma

  

2014

ABSTRAK

  Latar belakang penelitian ini adalah adanya tindakan bullying verbal di sekolah. Tindakan bullying verbal tersebut sering tidak disadari oleh guru maupun siswanya. Akibat tindakan bullying verbal berbagai macam dari depresi hingga bunuh diri. Akibat bullying verbal tersebut membuat peneliti ingin mencari tahu hubungan dari bullying verbal dengan kecerdasan emosional siswa. Tujuan dalam penelitian ini adalah mencari hubungan antara bullying verbal dengan kecerdasan emosional siswa SD. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan antara bullying verbal dengan kecerdasan emosional siswa SD.

  Penelitian ini merupakan penelitian korelasi. Populasi yang diambil adalah seluruh siswa kelas V SD Pangudi Luhur Yogyakarta dengan cara pengambilan target. Banyaknya populasi adalah 149 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik stratified sampling atau penarikan sempel berstrata. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 80 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan skala sikap dan wawancara.

  Hasil uji validitas item diperoleh 11 item bullying verbal dan 23 item kecerdasan emosional. Hasil reliabilitas skala sikap bullying verbal adalah 0,751 dan kecerdasan emosional sebesar 0,635. Hasil analisis data dengan menggunakan teknik korelasi product moment menunjukan bahwa ada hubungan antara bullying verbal dengan kecerdasan emosional siswa SD, dengan hasil koefisien korelasi - 0,321. Koefisien korelasi yang diperoleh tergolong rendah. Hasil tersebut menunjukan bahwa siswa yang mengalami bullying verbal tinggi akan memiliki kecerdasan emosional yang rendah. Siswa yang mengalami bullying verbal yang rendah, memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Kata kunci: bullying verbal, kecerdasan emosional

  

THE CORRELATION BETWEEN VERBAL BULLYING

AND THE EMOTIONAL QUOTIENT OF ELEMENTARY SCHOOL

STUDENTS

Maria Windriyani

Sanata Dharma University

  

2014

ABSTRACT

The background of this research was an act of verbal bullying at school.

The act of verbal bullying is often not realized by teachers and students. The

result of verbal bullying action are various e.g depresion and suicide. Looking at

the results of verbal bullying action, the researcher would like to find out the

correlation between verbal bullying and quotient of elementary school students.

The hypothesis of this reserch is that there is correlation between verbal bullying

and emotional quotient of elementary school students.

  This is a correlation research

Keywords: verbal bullying, emotional quotient. The population was the students

of class V Pangudi Luhur Yogyakarta elementary school by obtarning the targets.

The participants were 149 students. The technique of sampling was stratified

sampling technique or stratified sample withdrawal. A number of samples of this

research was 80 students. The research applied scale attitude and interview to

collect the data.

  The results of validity test obtained 11 items of verbal bullying and 23

items of emotional quotient. The reliability result of attitude scale of bullying

verbal was 0.635. The result of data analysis applying product moment

correlation between verbal bullying and emotional quotient of elementary school

students, with coeffient result was -0.321. The correlation coefficient obtained is

low. The results showed that students who experience bullying verbal frequently

will have low emotional quotient. Student who experience verbal bullying

infrequenty, will have high emotional quotient. Keywords: verbal bullying, emotional quotient

  Puji syukur kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang telah melimpahkan kasih serta roh kudusNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini bisa terselesaikan. Kasih dan bimbingan roh kudus yang boleh penulis terima sehingga skripsi yang berjudul Hubungan Antara Bullying Verbal dengan Kecerdasan Emosional Siswa SD.

  Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini secara langsung. Oleh sebab itu dengan ketulusan dan kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Rohandi, Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J. S.S., BST., M.A, selaku kepala program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

  3. Ibu Catur Rismiyati, S. Pd, M.A, Ed. D, selaku wakil kepala program Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

  4. Ibu Sylvia Carolina Maria YM, M.Si, selaku dosen pembimbing I.

  5. Ibu Laurensia Aptik Evanjeli, M.A, selaku dosen pembimbing II.

  6. Bruder Teguh selaku kepala koordinator SD Pangudi Luhur Yogyakarta dan Ibu C. Retno, selaku Kepala Sekolah II SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian.

  7. Bapak, ibu karyawan SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah berperan serta memberikan bantuan kepada peneliti sehingga penelitian dapat

  8. Ibu Th. Yunia S, S.Pd, M.Hum, selaku dosen pembimbing akademik.

  9. Bapak Petrus Suradi dan Ibu Anna Kristiana Boniyem yang telah memberikan doa, semangat dan kasih sayang kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

  10. Kakak dan adik, Mbak Susan, Mas Anto, Mas Hardi, Clara dan ponakanku Metta yang telah memberikan dukungan dan semangat bagi penulis.

  11. Sahabat-sahabat yang terkasih Naomi, Ike, Feti, Wiwik, Dhita, Suci, Santa, dan Amel, serta teman-teman seperjuangan di kos (Deta, Ragil, Uci, Wulan, mbak Dina, Novi, Pani, There) yang telah memberikan semangat dan keceriaan pada penulis.

  12. Teman-teman PPL SD Pangudi Luhur Yogyakarta dan teman-teman kelas C yang telah memberikan inspirasi dan semangat bagi penulis.

  13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, yang telah memberikan semangat, inspirasi, motivasi dan doa serta bantuan pada penulis selama menyusun skripsi. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam karya ilmiah ini masih banyak kesalahan. penulis berharap agar karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya mahasiswa Sanata Dharma yang melakukan penelitian.

  Yogyakarta, 25 Juli 2014

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv HALAMAN MOTTO ....................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............. vii ABSTRAK ............................................................................................... viii ABSTRACT ............................................................................................... ix KATA PENGANTAR ....................................................................................... x DAFTAR ISI ............................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvii

  BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................. 4 C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4 D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5

  1. Manfaat Teoritis .............................................................................. 5

  E. Definisi Operasional .............................................................................. 5

  BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 6 A. Kajian Teori ......................................................................................... 6

  1. Kecerdasan Emosional ..................................................................... 6

  a. Pengertian Emosi ....................................................................... 6

  b. Pengertian Kecerdasan Emosional ............................................. 7

  c. Unsur-Unsur Emosi.................................................................... 9

  2. Bulliying .......................................................................................... 12

  a. Pengertian Bullying ................................................................... 12

  b. Bentuk-Bentuk Bullying ............................................................ 15

  c. Pengertian Bullying Verbal ........................................................ 16

  d. Bentuk Prilaku Bullying Verbal ................................................. 17

  e. Akibat Bullying .......................................................................... 18

  B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................. 21

  C. Kerangka Berfikir ................................................................................. 25

  D. Hipotesis ............................................................................................... 28

  BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 29 A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 29 B. Populasi dan Sampel ............................................................................. 29 C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 32 D. Instrumen Penelitian .............................................................................. 32 E. Uji Validitas, Reliabilitas Instrumen dan Seleksi Item ......................... 37

  2. Reliabilitas ...................................................................................... 40

  3. Seleksi Item ..................................................................................... 42

  F. Teknik Analisis Data.............................................................................. 44

  1. Uji Asumsi Analisis Data ................................................................ 44

  2. Uji Hipotesis ................................................................................... 45

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 47 A. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................... 47 B. Deskripsi Subjek ................................................................................... 48 C. Deskripsi Data Penelitian ...................................................................... 49 D. Analisis Data ......................................................................................... 51

  1. Uji Normalitas ................................................................................. 51

  2. Uji Linieritas ................................................................................... 52

  3. Uji Hipotesis ................................................................................... 53

  E. Pembahasan ........................................................................................... 54

  BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN........................... 60 A. Kesimpulan ........................................................................................... 60 B. Keterbatasan .......................................................................................... 60 C. Saran ............................................................................................... 61 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 62 LAMPIRAN ............................................................................................... 65

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Penilaian skala sikap kecerdasan emosional ..................................... 34Tabel 3.2 Skala sikap kecerdasan emosional sebelum diuji coba ...................... 34Tabel 3.3 Penilaian skala sikap bullying verbal ................................................ 36Tabel 3.4 Kuisioner bullying verbal sebelum diuji coba ................................... 37Tabel 3.5 Hasil validitas bullying verbal .......................................................... 38Tabel 3.6 Hasil validitas kecerdasan emosional ............................................... 39Tabel 3.7 Kriteria Reliabilitas ........................................................................... 41Tabel 3.8 Hasil reliabilitas bullying verbal ....................................................... 41Tabel 3.9 Hasil reliabilitas kecerdasan emosional ............................................ 42Tabel 3.10 Skala sikap kecerdasan emosional setelah uji coba ........................ 43Tabel 3.11 Skala sikap bullying verbal setelah uji coba .................................... 44Tabel 3.12 Interpretasi koefisien korelasi product moment .............................. 46Tabel 4.1 Karakteristik subjek .......................................................................... 48Tabel 4.2 Hasil perhitungan data statistik deskriptif ......................................... 49Tabel 4.3 Hasil uji normalitas ........................................................................... 51Tabel 4.5 Hasil uji linieritas .............................................................................. 52Tabel 4.6 Hasil pengujian korelasi product moment ......................................... 54

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan penelitian yang relevan ...................................................... 24Gambar 2.2 Kerangka berfikir .......................................................................... 27Gambar 4.1 Grafik linieritas ............................................................................. 53

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 Surat penelitian ............................................................................ 67 Lampiran 2 Skala sikap uji coba ..................................................................... 71 Lampiran 3 Validitas dan reliabilitas uji coba ................................................ 81 Lampiran 4 skala sikap penelitian.................................................................... 99 Lampiran 5 Analisis deskriptif......................................................................... 110 Lampiran 6 Uji Normalitas .............................................................................. 112 Lampiran 7 Uji Linieritas ................................................................................ 114 Lampiran 8 Daftar pertannyaan wawancara ................................................... 116 Lampiran 9 Hasil wawancara .......................................................................... 119 Lampiran 10 Hasil Korelasi ............................................................................ 129

  pendidikan. Perhatian masyarakat tersebut tertuju pada munculnya kasus tindak kekerasan yang berakibat pada kematian dari salah satu siswa SD kelas V setelah dikeroyok oleh kakak kelasnya. RE tidak sengaja menyenggol makanan milik kakak kelasnya yang kemudian jatuh membuat dia dikeroyok (Belarminus, 2014 diunduh dari www.kompas.com).

  Kasus kekerasan yang terjadi merupakan beberapa jenis kasus kekerasan yang ada di sekolah. Kasus kekerasan siswa kelas V yaitu RE terlihat bahwa kekerasan yang terjadi merupakan kekerasan fisik. Kekerasan fisik yang mereka terima berakibat pada kematian.

  KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) pada tahun 2012 telah melakukan survei mengenai bullying di Jakarta. Hasil dari survei yang dilakukan oleh KPAI adalah aksi bullying diterima oleh 87,6 % siswa dari 1.026 responden di Jakarta. Aksi bullying 29,9 % dilakukan oleh guru, 42,1 % dilakukan oleh teman sekelas dan 28,0 % dilakukan oleh teman kelas lain (Prima, 2012 diunduh dari www.kompas.com ).

  Aksi bullying yang terjadi mulai mendapatkan perhatian dari masyarakat. Perhatian dari masyarakat dapat kita lihat dari tuntutan mereka agar pelaku tindak kekerasan dihukum dengan hukuman yang berat. Kekerasan yang terjadi di sekolah masih banyak lagi. Selain itu, KPAI juga memberikan kebijakan nasional untuk menerapkan Sekolah Ramah Anak untuk menghindari tindakan bullying di sekolah.

  Bullying yang kerap terjadi di sekolah bukan kekerasan fisik saja, akan

  tetapi terdapat juga kekerasan yang lain seperti kekerasan verbal atau bullying verbal. Bullying verbal kerap diterima oleh anak dari teman atau bahkan guru.

  Bullying verbal yang kerap diterima oleh anak seperti ejekan dan mendapat nama panggilan yang cenderung bersifat negatif.

  Bullying verbal diartikan sebagai tindakan bullying yang dilakukan

  secara verbal. Penelitian ini mengambil bullying verbal karena peneliti pernah menjumpai seorang siswa mendapatkan perlakuan bullying verbal oleh teman-temannya di sekolah. Peneliti melihat seorang siswa yang kerap mendapatkan tuduhan dari teman-temannya. Reaksi yang timbul dari siswa tersebut adalah mukannya memerah dan mata berkaca-kaca.

  Bullying verbal sering tidak disadari oleh guru karena yang terjadi

  mereka sudah terbiasa melakukannya dan dianggap sebagai gurauan anak- anak. Bullying verbal bagi sebagian anak dapat menyakiti hati mereka. Bagi anak yang tidak dapat menerima bullying verbal sebagai gurauan maka anak dapat marah atau sakit hati.

  Bullying verbal sendiri bisa juga berakibat pada kematian dari korban bullying verbal. Tindakan bullying verbal yang berakibat pada hilangnya

  nyawa seseorang yaitu seperti kasus dari salah satu siswa di Malaysia yang bunuh diri akibat mendapatkan bullying verbal yaitu kerap dipanggil bodoh.

  Siswa tersebut bunuh diri dengan cara meminum obat pembunuh hama atau insektisida (Adiputri, 2014 diunduh dari detikNews.com).

  Tindakan bullying tidak selamanya dapat berakibat pada kematian. Guru di SD tempat peneliti melakukan penelitian mengungkapkan bahwa siswa siswinya kerap malakukan tindakan bullyig verbal. Bullying verbal bagi siswa di SD tersebut sering berakibat pada pertengkaran mulut, yang kemudian akan dilerai oleh teman atau guru.

  Bullying verbal seperti yang terjadi di sekolah tempat penelitian, guru

  merasa sebagai hal yang sulit ditangani. Guru mengalami kesulitan dalam meminimalisir bullying verbal, dikarenakan sifat dari siswa yang masih memiliki sifat egois. Keegoisan diri tersebut merupakan sifat dari anak usia SD yang belum mampu mengendalikan emosi dengan baik. Sebagai ilustrasi, siswa yang ingin menjadi ketua kelas. Keinginan untuk menjadi ketua kelas terhalang akibat temannya ada yang lebih baik. Keinginan yang besar untuk menjadi ketua kelas siswa tersebut mencoba menuduh temannya hal yang buruk agar teman-temannya tidak memilih lawannya.

  Segala tindakan yang dilakukan dengan emosi yang tidak terkendali membuat seseorang tidak dapat menggunakan akal sehatnya (Goleman,2009: yang dirasakan apabila tidak dapat ditangani maka akan mengakibatkan depresi pada korban. Ketika seseorang tidak dapat mengendalikan emosi yang berlebihan serta beban stres yang berlebihan mengindikasikan orang tersebut memiliki kecerdasan emosional yang rendah. Kecerdasan emosional mereka dapat diindikasikan rendah dikarenakan Goleman (2009: 45) mengungkapkan dalam teorinya bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan emosional adalah orang yang mampu menghadapi rasa frustrasi, dorongan hati, dan mengatur suasana hati agar beban stres yang dirasakan tidak mengurangi akal sehat yang dimiliki.

  Berdasarkan uraian tersebut di atas, penelitian ini membuktikan secara empiris teori mengenai bullying verbal dan teori kecerdasan emosional yang sudah ada mengenai hubungan bullying verbal terhadap kecerdasan emosional siswa SD.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara bullying verbal dengan kecerdasan emosional siswa?

  C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara bullying verbal dengan kecerdasan emosional siswa.

  D. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu:

  1. Manfaat teoritis yaitu penelitian ini dapat dijadikan sebuah refrensi ilmiah dalam perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam dunia pendidikan. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai bahan literatur untuk penelitian yang relevan di masa yang akan datang.

  2. Manfaat praktis yaitu sebagai bahan refleksi dan evaluasi bagi instansi pendidikan khususnya Sekolah Dasar dalam menyelenggarakan pendidikan agar lebih memperhatikan peserta didik untuk menghindari tindakan bullying.

  E. Definisi Operasional Varibel 1. Kecerdasan Emosional.

  Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang untuk mengendalikan emosi yang ada pada diri sehingga dapat melakukan tindakan secara rasional.

  2. Bullying verbal

  Bullying verbal merupakan suatu tindakan yang tidak

  menyenangkan yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dengan tujuan menyakiti dan terjadi secara berulang serta terdapat ketidak seimbangan kekuatan antara pelaku dengan korban. bahasan tersebut adalah kajian pustaka (kecerdasan emosional dan bullying verbal), penelitian yang relevan, kerangka berpikir dan hipotesis penelitian.

  1. Kecerdasan Emosional

  a. Pengertian Emosi Pengertian emosi menurut Goleman (2009: 411) adalah suatu perasaan yang disertai oleh pemikiran-pemikiran yang khas, pada situasi biologis dan psikologis. Persaan dan pemikirn-pemikiran yang dimiliki cenderung disertai oleh sebuah tindakan. Pengertian emosi juga diungkapkan oleh Crow dan Crow (dalam Djaali, 2007: 37) yaitu “pengalaman afektif yang disertai oleh penyesuaian batin secara menyeluruh, dengan keadaan mental dan fisiologi yang meluap-luap, sehingga terlihat pada tingkah laku yang jelas dan nyata”.

  Pengertian emosi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa emosi merupakan perasaan yang berasal dari pikiran-pikiran yang kita alami. Emosi yang dialami akan mempengaruhi tindakan yang akan dilakukan oleh seseorang. b. Pengertian Kecerdasan Emosional Salovey dan Mayer (dalam Book & Stein, 2004: 30) mengungkapkan bahwa kecedasan emosional merupakan kemampuan untuk memahami, menggunakan dan memanfaatkan emosi emosi yang dirasakan, untuk membantu individu dalam berpikir, serta mengenali emosi dan pengetahuan emosi secara reflektif sehingga dapat mengembangkan emosi dan pengetahuannya. Kecerdasan emosional lebih menekankan pada apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh setiap individu. Ketika seseorang mengalami suatu peristiwa maka seseorang akan memikirkan dan merasakan sesuatu yang akan mengakibatkan suatu tindakan.

  Pengertian kecerdasan emosional lebih lanjut diungkapkan oleh Goleman (2009: 45) bahwa kecerdasan emosional merupakan kemampuan lebih yang dimiliki oleh setiap pribadi dalam memotivasi diri sendiri, memiliki ketahanan dalam menghadapi frustrasi, mengendalikan dorongan yang ada dalam hati dan menunda suatu kepuasan, serta mengatur suasana hati agar beban stres yang rasakan tidak melemahkan kemampuan seseorang untuk berpikir. Pernyataan tersebut mengungkapkan bahwa semua orang memiliki kemampuan untuk mengendalikan emosi namun tidak semua orang dapat mengendalikannya. Pengendalian emosi ini berdasarkan pada kemampuan seseorang untuk memikirkan segala tindakannya terlebih

  Davies (dalam Satiadarma & Waruwu, 2003: 27) mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengendalikan emosi dirinya sendiri dan orang lain, membedakan emosi yang satu dengan emosi yang lain, dan menggunakan suatu informasi sebagai arahan dalam berpikir dan perilaku seseorang. Davis berpendapat bahwa kemampuan mengelola emosi merupakan kemampuan yang unik. Kemampuan unik tersebut dapat dilihat ketika setiap individu memiliki kemampuan mengelola emosi yang berbeda-benda.

  Russel (2001: 74-75) mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional memanfaatkan kemampuan dalam proses secara interpersonal, untuk meneliti perasaan dan menentukan tindakan yang masuk akal. Russel juga mengungkapkan bahwa orang-orang yang memiliki kecerdasan kinestetik yang kuat akan mengalami emosi secara fisik.

  Orang-orang yang memliki kecerdasan emosional, memiliki memori yang lebih kuat dari pada orang-orang yang memiliki kecerdasan kinestetik.

  Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional merupakan keunggulan atau keunikan dari setiap pribadi.

  Keunikan tersebut tercermin dalam kemampuan individu untuk berbuat berdasarkan logika bukan emosi yang dirasakan. Emosi yang dirasakan sebagai stimulus bagi individu untuk berpikir dalam melakukan suatu

  2) Unsur-unsur Kecerdasan Emosi Goleman (2009: 58-59) mengungkapkan bahwa kecerdasan emosional mencakup:

  1. Mengenali emosi diri yaitu suatu kemampuan untuk melakukan identivikasi terhadap perasaan yang terjadi.

  2. Mengelola emosi yaitu kemapuan untuk mengenadalikan perasaan supaya perasaan yang dirasakan dapat dikeluarkan atau diungkapkan dengan benar.

  3. Memotivasi diri sendiri yaitu kemampuan untuk mengendalikan emosi dan menjadikannya alat dalam mencapai tujuan.

  4. Mengenali emosi orang lain adalah kempuan yang dimiliki untuk menerima kode-kode sosial yang dibutuhkan dan diinginkan oleh orang lain.

  5. Membina hubungan adalah kemampuan untuk trampil dalam menjalin suatu hubungan dalam kehidupan sosial.

  Unsur-unsur kecerdasan emosi juga diungkapkan oleh Mustaqim (2001: 154-157), emosi memiliki lima unsur yaitu:

  1) Kesadaran diri (self-awareness) Kemampuan untuk mengetahui perasaan yang dirasakan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan serta sebagai alat untuk tolak ukur kemampuan diri dan kepercayaan diri. Self-awarenes kemampuan mengenali emosi yang ada dalam diri dan akibat yang akan ditimbukan, (b) penilaian diri secara teliti (accurate self

  assessment ) yaitu mengetahui kelebihan serta kekurangan yang ada

  pada diri sendiri, (c) percaya diri (self confidence) percaya terhadap kemampuan yang dimiliki 2) Pengaturan diri (self-regulation)

  Kemampuan untuk mengendalikan emosi diri sehingga dapat berakibat positif, peka terhadap hati nurani dan kemampuan untuk menunda segala sesuatu yang bersifat kesenangan sesaat sebelum tujuan diraih, sehingga mampu bangkit dari tekanan emosi.

  Pengaturan diri meliputi kemampuan (a) mengendalikan diri sendiri (self-control) pengendalian emosi dan keinginan yang bersifat negatif, (b) sifat dapat dipercaya (trustworhtiness) menghargai dan mengelola nilai kejujuran dan integritas, (c) kehati-hatian (coutiousness) yaitu bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diterima, (d) adaptabilitas (adaptability) yaitu kemampuan seseorang untuk menghadapi segala situasi dan perubahan yang ada disekitarnya, (e) inovasi (inovation) yaitu bersifat terbuka dalam menanggapi ide-ide dan informasi baru. 3) Motivasi (motivation)

  Kemampuan untuk menggunakan keinginan dalam hati sebagai pedoman dalam mencapai tujuan dan bertindak secara efektif, serta

  Motivasi meliputi (a) dorongan prestasi (achievement drive) yaitu keinginan yang ada untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik atau keinginan untuk mencapai kesuksesan, (b) komitmen (commitment) yaitu kemampuan untuk beradaptasi dengan sekelompok masyarakat (c) inisiatif (initiative) yaitu kemampuan untuk menggunakan kesempatan yang diperoleh, (d) optimisme (optimism) keuletan dalam mencapai sasaran meskipun mengalami banyak rintangan atau kegagalan.

  4) Empati (empathy) Empati merupakan kemampuan untuk merasakan perasaan yang dialami oleh orang lain, memahami bahwa terdapat perbedaan pandangan pada diri orang lain, dan menumbuhkan rasa saling percaya terhadap orang lain serta menselaraskan diri dengan orang lain. Kemampuan ini meliputi (a) memahami orang lain (understanding others) yaitu kemampuan untuk perasaan yang dirasakan oleh orang lain dan pandangan orang lain serta menunjukkan sikap akitif terhadap kepentingan bersama, (b) mengembangkan orang lain (developing others) perduli terhadap kebutuhan orang lain dan mengembangkan kemampuan orang lain, (c) orientasi pelayanan (service orientation) yaitu kemampuan untuk melakukan pengenalan dan pemenuhan kebutuhan orang lain serta menanggulangi segala kebutuhan yaitu kemampuan untuk membuat sebuah peluang dengan cara bersosialisasi dengan orang lain, (e) kesadaran politis (political

  awareness ) yaitu kemampuan untuk mengenali emosi dalam

  kelompok dan mengenali emosi yang berhubungan dengan kekuasaan.

  5) Keterampilan sosial (social skills) Keterampilan sosial ini merupakan kempuan seseorang untuk mengendalikan emosi dalam diri ketika melakukan interaksi dengan orang lain. Keterampilan sosial meliputi (a) Pengaruh (influence) yaitu kemampuan untuk melakukan suatu teknik dalam meyakinkan orang lain, (b) komunikasi (communication) yaitu penyampaian pesan dengan jelas dan meyakinkan, (c) manajemen konflik (conflict management) yaitu kemampuan untuk diskusi dalam memecahkan suatu masalah dan perbedaan pendapat, (d) kepemimpinan (leadership) yaitu kemampuan untuk menumbuhkan semangat serta memberi inspirasi bagi kelompok yang dipimpin atau orang lain, (e) katalisator perubahan (change

  catalyst ) yaitu kemampuan untuk menjadi pelopor dalam

  melakukan suatu perubahan, (f) membangun hubungan (building

  bonds) yaitu kemampuan untuk menjalin relasi yang memiliki

  manfaat, (g) kolaborasi dan kooperasi (collaboration and

  cooperation ) yaitu kemampuan menjalin relasi untuk mencapai kemampuan membangun kerjasama dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama Dari kedua teori yang diuraikan oleh Goleman dan Mustaqim maka peneliti menggunakan unsur emosi sesuai dengan yang diungkapkan oleh

  Mustaqim. Mustaqim mengungkapkan lima unsur dengan aspek yang detail.

  a. Pengertian Bullying

  Bullying merupakan tindakan yang tidak menyenangkan yang

  dilakukan oleh seseorang kepada orang lain atau kelompok sebagai wujud dari penyalahgunaan kekuasaan (Sejiwa, 2008: 2). Setiap pribadi memiliki kedudukan atau kekuasaannya masing-masing. Kekuasaan tersebutlah yang disalahgunakan oleh orang untuk melakukan penindasan kepada orang yang dianggap lemah atau tidak memiliki kedudukan. Contohnya, seorng siswa yang duduk di kelas V memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari pada siswa kelas IV. Siswa tersebut menggunakan kedudukannya untuk menindas adik kelasnya.

  Pengertian Bullying juga diungkapkan oleh Wiyani (2012: 14) sebagai perilaku negatif yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang berakibat merugikan orang lain. Bagi orang yang mengalami

  bullying kadang-kadang atau tidak sering dapat dikatakan orang tersebut tidak mengalami bullying terkecuali terdapat kasus yang serius.

  Ketidakseimbangan antara pelaku bullying dengan korban bullying dapat bersifat nyata maupun bersifat perasaan.

  Bersifat nyata artinya ketidakseimbangan kekuatan atara pelaku dan korban bullying dapat dilihat secara fisik atau dengan mata. Contoh yang bersifat nyata adalah perbedaan ukuran badan atau kekuatan fisik. Bersifat perasaan artinya ketidak seimbangan antara pelaku dan korban tidak dapat dilihat namun dirasakan. Contoh yang bersifat perasaan adalah pelaku yang merasa bahwa dirinya superior atau pandai berbicara.

  Olweus (2007: 1) mengatakan “bullying is when someone

  repeatedly and on purpose says or does mean or hurtful things to another person who has a hard time defending himself or herself ”.

  Pernyataan yang diungkapkan oleh ketiganya menunjukan bahwa bullying merupakan suatu tindakan yang negatif yang menyakiti orang lain secara terus menerus dan dilakukan atas dasar ketidakseimbangan kekuatan. Tindakan bullying yang dilakukan dalam jangka waktu yang jarang belum tentu disebut bullying, semua tergantung dari berat atau tidaknya tindakan tersebut. Meskipun tindakan yang dilakukan dianggap negatif namun jika dilakukan oleh orang dengan intensitas yang jarang belum tentu disebut bullying. b. Bentuk-Bentuk Bullying Riauskinah, Djuwita dan Soesetio (dalam Wiyani, 2012: 27) mengategorikan bullying kedalam lima bentuk yaitu:

  1. Kontak fisik secara langsung, seperti memukul, mendorong, menggigit, menjambak,menendang, mencubit, mencakar, memeras, merusak barang dan mengunci orang dalam ruangan.

  2. Kontak verbal langsung, seperti mengancam, mempermalukan, merendahkan, mengganggu, memberi panggilan, mencela/ mengejek, mengintimidasi, memaki dan menyebarkan gosip.

  3. Perilaku non verbal langsung, yaitu melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, dan menunjukan ekspresi muka yang merendahkan.

  4. Perilaku non verbal tidak langsung, yaitu mengucilkan, mengirim surat kaleng, dan mendiamkan seseorang.

  5. Pelecehan seksual, yaitu perilaku yang agresif yang terkadang masuk dalam kategori fisik maupun verbal.

  Sejiwa (2008: 2-6) menyebutkan bahwa bentuk dari bullying ada tiga yaitu: 1) Bullying fisik, yaitu bullying yang dapat dilihat dengan mata seperti menampar, memukul, menginjak kaki, meludahi, menjegal, dan melempar dengan barang, menghukum secara fisik.

  2) Bullying verbal yaitu, kekerasan yang dapat didengar oleh telinga.

  Contoh dari bullying verbal seperti memaki, menghina, menjuluki, meneriaki, mempermalukan di depan umum, menuduh, menyoraki, menfitnah, menolak, dan menyebarkan gosip.

  3) Bullying mental atau psikologis yaitu salah satu jenis bullying yang cukup berbahaya, karena tidak dapat ditangkap oleh mata ataupun telinga apabila kurang peka dalam mendeteksinya. Contoh dari bullying mental atau psikologi ini adalah memandangan dengan sinis, memandang penuh ancaman, mempermalukan di depan umum, mendiamkan, mengucilkan, meneror, memelototi dan mencibir.

  Bentuk dari bullying yang diungkapkan keduannya hampir sama. Akan tetapi dalam Wiyani dituliskan bahwa bentuk dari bullying lebih rinci dibandingkan dengan Sejiwa. Wiyani membagi bentuk bullying dalam lima kelompok, sedangkan Sejiwa tiga kelompok.

  c. Pengartian bullying verbal

  Bullying verbal merupakan tindakan bullying secara verbal yang

  dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dan merugikan orang yang mendapatkannya. Akibat yang diterima oleh seseorang ketika mendapat bullying verbal bersifat negatif dan merugikan pihak yang

  Seseorang yang mengalami bullying verbal adalah orang yang mendapatkan suatu kata yang negatif dan ia merasa tersinggung. Orang yang mendapat kata negatif namun tidak merasa tersinggung maka orang tersebut tidak mendapatkan bullying verbal. Contohnya, AN memiliki badan yang gemuk. Dia sering dipanggil gendut oleh kedua orang tuannya. AN tidak marah karena kata gendut yang diterimannya adalah ungkapan sayang dari kedua orang tuannya untuk dirinya. Maka AN tidak mendapatkan bullying verbal dari kedua orang tuannya. AN dikatakan mengalami tindakan bullying verbal apabila kata gendut disengaja digunakan untuk meledek atau menjatuhkan mental AN.

  d. Bentuk perilaku bullying verbal Bentuk-bentuk bullying verbal berdasarkan Sejiwa (2008: 3) adalah

  1. Memaki, seperti “Kamu bodoh”

  2. Menghina, “Cupu lo”

  3. Menjuluki, “Dasar gembrot”

  4. Meneriaki, seperti “cungkring kau”

  5. Mempermalukan di depan umum, seperti “Kemarin dapat nilai 0 ya? kasian deh lu!”

  6. Menuduh, seperti memberikan kalimat yang bersifat menuduh atau memfitnah

  8. Menebar gosip, seperti “Eh, dia kan juara 1 karna nyontek.”

  9. Memfitnah, seperti “Kamu kan yang ngambil pensilku!”

  10. Menolak, seperti “Hey, aku tidak butuh bantuanmu!”

  e. Akibat Bullying Wiyani (2012: 17-18) mengungkapkan bahwa akibat dari

  bullying bagi siswa yang mendapatkannya adalah mereka dapat

  memiliki watak yang keras, mengalami kesulitan dalam bergaul, merasa takut, kesulitan dalam konsentrasi belajar, dan mengalami gangguan kesehatan baik mental maupun fisik. Riset pustaka Yayasan Sejiwa (2008: 9) mengungkapkan akibat dari bullying adalah bunuh diri, depresi, kurang percaya diri, dan terlibat dalam tindakan kriminal. Dari kedua pendapat tersebut, tindakan bullying verbal dapat berakibat negatif. Akibat negatif dapat diterima siswa baik secara fisik maupun mental.

  Pada buku Sejiwa (2008: 11), menyebutkan beberapa tanda- tanda yang dapat terjadi akibat anak telah mendapatkan bullying verbal, yaitu :

  1) Mengurung diri Mengurung diri merupakan tindakan dimana seseorang menarik diri dari kehidupan sosial dimasyarakat.

  2) Menangis Menangis merupakan ungkapan emosi yang ada didalam diri seseorang.

  3) Meminta pindah sekolah Minta pindah sekolah merupakan tindakan dimana seorang siswa sudah tidak tahan menjadi bahan bullying sehingga mencari tempat lain yang kiranya lebih aman ditempat yang baru. 4) Konsentrasi belajar berkurang

  Konsentrasi belajar dapat berkurang karena bullying menggangu pemikiran seseorang.

  5) Prestasi belajar menurun Prestasi belajar dapat menurun karena siswa tidak fokus terhadap pembelajaran di sekolah.

  6) Tidak mau bersosialisai Merasa tidak punya teman atau teman adalah sumber bullying maka menarik diri dari masyarakat.

  7) Menjadi penakut

  Bullying yang selalu diberikan kepada diri seseorang membuat orang tersebut selalu was-was terhadap dunia lingkungan disekitarnya.

  8) Pemarah

  Bullying membuat seseorang marah karena tersinggung sehingga orang tersebut menjadi lebih sensitif.

  9) Gelisah Rasa gelisah dapat diakibatkan karena merasa lingkungannya tidak aman sehingga hatinya merasa tidak tenang.

  10) Berbohong Kebohongan yang dilakukan untuk menutupi rasa takut atau kegelisahan yang dialami orang yang mendapat bullying.

  11) Tidak bersemangat Tidak bersemangat untuk melakukan suatu kegiatan dapat dikarenakan takut dengan lingkungan yang akan selalu mengolok-olok pribadi seseorang yang dianggap tidak wajar. 12) Pendiam

  Pendiam merupakan akibat dari terlalu takut untuk bertindak karena takut menjadi bahan ejekan sehingga lebih memilih berdiam diri.

  13) Sensitif Sensitif dengan keadaan yang ada di sekitarnya karena merasa bahwa dirinya selalu menjadi objek dari lingkungannya yang negatif.

  14) Rendah diri Rendah diri merupakan akibat dari diri sendiri yang merasa bahwa kemampuan yang dimiliki kurang.

  15) Mimpi buruk Mimpi buruk dapat terjadi karena pikiran yang jelek atas pengalaman harian yang kurang berkenan sehingga membuat gelisah yang

  1. Putri & Santoso (jurnal Nursing Studies, 2012) pada judul “Persepsi Orang Tua Tentang Kekerasan Verbal Pada Anak”. Peneliti mengungkapkan bahwa kekerasan secara verbal memiliki dampak yang hampir sama dengan kekerasan secara fisik. Penelitian yang mereka lakukan termasuk dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Populasi untuk penelitian mereka menggunakan orang tua yang memiliki anak usia 3 sampai 6 tahun yang berada di Kelurahan Kebondalem Kendal.