ANALISIS SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
ANALISIS SOSIAL, EKONOMI
DAN LINGKUNGAN
Penyusunan Analisis Sosial Ekonomi dilakukan untuk mendukung pihak
daerah dalam menilai kelayakan rencana investasi di bidang infrastruktur
dilihat dari dampak lingkungan dan sosial yang memungkinkan terjadi.
Dengan adanya safeguard yang memadai dapat meminimalkan dampak negatif
terhadap lingkungan dan sosial, dengan demikian program investasi yang
dilaksanakan dapat dimaksimalkan.
Seluruh program investasi infrastruktur bidang keciptakaryaan yang diusulkan
oleh Pemerintah Kabupaten Agam harus sesuai dan memenuhi prinsip-prinsip
sebagai berikut :
1.
Penilaian lingkungan (environment assessment) dan rencana mitigasi dalam
sub proyek, dirumuskan dalam bentuk :
a. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau AMDAL (atau Analisis
Dampak
Lingkungan-ANDAL
dikombinasikan
dengan
Rencana
Pengelolaan Lingkungan-RKL dan Rencana Pemantauan LingkunganRPL)
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL), Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL)
c. Standar Operasi Baku - SOP
d. Tergantung pada kategori dampak sub proyek yang dimaksud.
2. AMDAL harus dilihat sebagai alat peningkatan kualitas lingkungan. Format
AMDAL atau UKL/UPL merupakan bagian tidak terpisahkan dari analisis
teknis, ekonomi, sosial, kelembagaan, dan keuangan subproyek
BAB IV | 1
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
3. Sejauh mungkin, sub proyek harus menghindari atau meminimalkan
dampak negative terhadap lingkungan. Selaras dengan hal tersebut,
subproyek harus dirancang untuk dapat memberikan dampak positif
semaksimal mungkin. Subproyek yang diperkirakan dapat mengakibatkan
dampak negatif yang besar terhadap lingkungan, dan dampak tersebut
tidak dapat ditanggulangi melalui rancangan dan konstruksi sedemikian
rupa, harus dilengkapi AMDAL
4. Usulan program investasi infrastruktur bidang keciptakaryaan tidak dapat
dipergunakan mendukung kegiatan yang dapat mengakibatkan dampak
negatif terhadap habitat alamiah, warga terasing dan rentan, wilayah yang
dilindungi, alur laut internasional atau kawasan sengketa. Disamping itu dari
usulan RPIJM juga tidak membiayai pembelian, produksi, atau penggunaan :
a. Bahan-bahan yang merusak ozon, tembakau atau produk-produk
tembakau
b. Asbes, bahan-bahan yang mengandung asbes
c. Bahan/material yang mengandung unsur B3 (Bahan Beracun dan
Berbahaya). Rencana investasi tidak membiayai kegiatan yang
menggunakan,
menghasilkan,
menyimpan,
atau
mengangkut
bahan/material beracun, korosif atau eksplosif atau bahan/material yang
termasuk dalam kategori B3 menurut hukum yang berlaku di Indonesia
d. Pestisida, herbisida, dan insektisida.
RIPJM tidak diperuntukkan membiayai kegiatan yang melakukan
pengadaan pestisida, herbisida atau insektisida
e. Pembangunan bendungan.
RPIJM
bidang
infrastruktur
keciptakaryaan
tidak
membiayai
pembangunan atau rehabilitasi bendungan atau investasi yang
mempunyai ketergantungan pada kinerja bendungan yang telah ada
ataupun yang sedang dibangun
f. Kekayaan budaya.
RPIJM bidang infrastruktur keciptakaryaan tidak membiayai kegiatan
yang dapat merusak atau menghancurkan kekayaan budaya baik berupa
benda dan budaya maupun lokasi yang dianggap sakral atau memiliki
nilai spiritual
BAB IV | 2
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
g. Penebangan kayu.
RPIJM bidang infrastruktur keciptakaryaan tidak membiayai kegiatan
yang terkait dengan kegiatan penebangan kayu atau pengadaan
peralatan penebangan kayu.
Untuk dapat terbentuknya safeguard yang memadai, maka dalam menyusun
kerangka safeguard perlu diperhatikan prinsip-prinsip penyusunan safeguard
lingkungan dan sosial. Adapun prinsip-prinsip tersebut diantaranya adalah :
1. Kerangka safeguard perlu disepakati oleh pihak-pihak atau pelaku-pelaku
pembangunan di daerah yang tidak hanya oleh pemerintah daerah saja,
tetapi seluruh komponen daerah yang terlibat dalam pembangunan, seperti
lembaga legislatif daerah, LSM, Perguruan Tinggi atau stakeholder lainnya.
2. Penguatan kapasitas lembaga pelaksana yang difokuskan pada penguatan
kemampuan
fasilitasi,
penciptaan
arena
multi-stakeholder
dan
pengetahuan teknis dari pihak terkait.
3. Untuk menjamin program investasi infrastruktur tidak membiayai investasi
apapun yang dapat mengakibatkan dampak negatif yang serius yang tidak
dapat diperbaiki/dipulihkan.
Untuk kepastian safeguard dilaksanakan dengan baik dan benar, diperlukan
tahap-tahap kegiatan sebagai berikut :
1.
Identifikasi, seleksi dan pengelompokan kategori dampak,
2. Studi dan penilaian mengenai tindakan yang perlu dan bisa dilakukan,
3. Perumusan dan pelaksanaan rencana tindak,
4. Pemantauan dan pengkajian terhadap semua proses seperti di atas,
5. Perumusan mekanisme penanganan dan penyelesaian keluhan yang cepat
dan efektif.
4.1
ANALISIS SOSIAL
Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya
kepada masyarakat pada taraf perencanaan, pembangunan, maupun
pasca
pembangunan/pengelolaan. Pada taraf perencanaan, pembangunan infrastruktur
BAB IV | 3
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
permukiman seharusnya menyentuh aspek-aspek sosial yang terkait dan sesuai dengan
isu-isu yang marak saat ini, seperti pengentasan kemiskinan serta pengarusutamaan
gender. Sedangkan pada saat pembangunan kemungkinan masyarakat terkena dampak
sehingga diperlukan proses konsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian
kompensasi, maupun permukiman kembali. Kemudian padapasca pembangunan atau
pengelolaan perlu diidentifikasi apakah keberadaan infrastruktur bidang Cipta Karya
tersebut membawa manfaat atau peningkatan tarafhidup bagi kondisi sosial ekonomi
masyarakat sekitarnya.
Dasar
peraturan
perundang-undangan
yang
menyatakan
perlunya
memperhatikanaspek sosial adalah sebagai berikut:
1.
UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional:
Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan sosial juga dilakukan
dengan memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarakat yang
kurang beruntung, termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal
diwilayah terpencil, tertinggal, dan wilayah bencana.
Penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan anak
ditingkat nasional dan daerah, termasuk ketersediaan data dan statistik gender.
2. UU No. 2/2012 tentang Pengadaan UU No. 2/2012 tentang Pengadaan Lahan
bagiPembangunan untuk Kepentingan Umum:
Pasal 3: Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bertujuan menyediakan
tanah bagi pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran
bangsa,
negara,
dan
masyarakat
dengan
tetap
Rencana Pembangunan
Jangka
menjaminkepentingan hukum Pihak yang Berhak.
3. Peraturan
Presiden No.
5/2010
tentang
MenengahNasional Tahun 2010-2014:
Perbaikan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan melalui sejumlah program
pembangunan untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan kesempatan
kerja, termasuk peningkatan program di bidang pendidikan, kesehatan,
danpercepatan pembangunan infrastruktur dasar.
Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, peningkatan akses
danpartisipasi perempuan dalam pembangunan harus dilanjutkan.
4. Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang Percepatan penanggulangan Kemiskinan
BAB IV | 4
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Pasal 1: Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah, pemerintah daerah dunia usaha, serta masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial,
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil,serta
program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi.
5. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender
dalamPembangunan Nasional
Menginstruksikan kepada Menteri untuk melaksanakan pengarusutamaan
gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional
yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi,
sertakewenangan masing-masing.
Tugas dan wewenang pemerintahkabupaten/kota terkait aspek sosial bidang Cipta
Karya adalah:
1.
Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum di kabupaten/kota.
2.
Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum di kabupaten/kota.
3.
Meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
miskin
melalui
bantuan
sosial,
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, sertaprogram
lain dalam rangka peningkatan ekonomi di tingkat kabupaten/kota.
4.
Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan di tingkat kabupaten/kota berperspektif gender, khususnya untuk
bidang Cipta Karya.
4.1.1
KEMISKINAN
Kemiskinan pada dasarnya bukan hanya permasalahan ekonomi tetapi lebih bersifat
multidimensional dengan akar permasalahan terletak pada sistem ekonomi dan politik
wilayah yang bersangkutan.Dimana masyarakat menjadi miskin oleh sebab adanya
kebijakan ekonomi dan politik yang kurang menguntungkan mereka, sehingga mereka
tidak memiliki akses yang memadai ke sumber daya-sumber daya yang ada.Akibatnya
mereka terpaksa hidup di bawah standar yang tidak dapat lagi dinilai manusiawi, baik
dari aspek ekonomi, aspek pemenuhan kebutuhan fisik, aspek sosial, dan secara
BAB IV | 5
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
politikpun mereka tidak memiliki sarana untuk ikut dalam pengambilan keputusan
penting yang menyangkut hidup mereka.Proses ini berlangsung timbal balik saling
terkait dan saling mengunci dan akhirnya secara akumulatif memperlemah masyarakat
miskin.
Situasi ini bila tidak segera ditanggulangi akan memperparah kondisi masyarakat miskin
yang ditandai dengan lemahnya etos kerja, rendahnya daya perlawanan terhadap
berbagai persoalan hidup yang dihadapi, kebiasaan-kebiasaan buruk yang terpaksa
dilakukan guna mempertahankan hidup.
Kondisi kemiskinan di Kota Solok pada 2011 menunjukkan angka keluarga miskin
sebanyak 1.928 KK dari total jumlah penduduk Kota Solok. Pada tahun 2012 setelah
dilakukan pendataan penduduk miskin melalui Program Pendataan Perlindungan Sosial
(PPLS) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik dengan Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan. Saat ini angka kemiskinan Kota Solok menurun menjadi
1.739 KK dengan kategori kelompok miskin dan kelompok paling miskin sebanyak 703
rumah tangga sementara kelom pok hampir miskin sebanyak 1.036 KK.
Tabel 4.1
Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin Kota Solok di beberapa Lokasi
Jumlah
No
Lokasi
Penduduk
Bentuk
Kondisi Umum
Permasalahan
Miskin
1.
Tanah Garam
381 KK
Penanganan yang
Sudah Dilakukan
Pertanian
Kurangnya
Pengembangan
lapangan
program
pekerjaan,
pemberdayaan
kenaikan
masyarakat misal
angka
PNPM, bantuan
lapangan kerja
sosial
Kebutuhan
Penangananan
tdk diimbangi
dg
ketersediaan
lapangan
pekerjaan
2.
Tanjung Paku
245 KK
Perdagangan dan
Jasa
Sda.
Penyaluran
bantuan sosial,
rehab rumah
keluarga miskin,
BAB IV | 6
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
bantuan
modalusaha,
beasiswa.
3.
Kampung Jawa
228 KK
Pertanian,
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Kelurahan
Dengan
Pengembangan
terpadat di Kota
kepadatan yg
program
Solok, dengan
tinggi banyak
pemberdayaan
mata pencaharian
tumbuh
masyarakat misal
masyarakat
kawasan
PNPM, bantuan
perdagangan dan
kumuh apalagi
sosial
jasa
berdekatan
Perdagangan dan
Jasa
4.
Nan Balimo
209 KK
Pertanian,
Perdagangan dan
Jasa
5.
PPA
167 KK
Perdagangan dan
Jasa
6.
Koto Panjang
115 KK
dengan Pasar
Raya Solok
4.1.2
PENGARUSUTAMAAN GENDER
Pengarusatamaan Gender dapat dilihat pada program kegiatan pemberdayaan
masyarakat, PNPM mandiri, Sanimas /SLBM, seperti yang dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.2
Kajian Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya bagi Pengarusutamaan
Gender di Kota Solok
No
1.
Program/
kegiatan
Bentuk
Lokasi
Tahun
Keterlibatan/
Akses
Tingkat
Partisipasi
Perempuan
(jumlah)
Kontrol
Pengambilan
Keputusan
oleh
Permasalahan yang
Manfaat
Perlu Diantisipasi di
Masa Datang
Perempuan
Pemberdayaan Masyarakat
BAB IV | 7
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
a
PNPM
Kota Solok
Perkotaan
(tersebar)
2012
Pemberdayaan
30 %
Cukup Baik
- Masyarakat
disekitar
- Lambatnya proses
lebih
administrasi
peduli terhadap
pencairan
kaum miskin
DDUB (APBD) di
dana
instansi terkait
- Terbangunnya
fasilitas
lingkungan
permukiman
dasar khususnya
bagi masyarakat
miskin
yang
belum
terakomodir
oleh Pemda
Sanimas/
Kota Solok
SLBM
(tersebar
di
2013
Pemberdayaan
40 %
Sangat baik
memiliki
6
Plus
Kelurahan)
2.
- Masyarakat
- Keberlanjutan
MCK
dalam pengelolaan
sendiri
sehingga
operasional
tidak
pemeliharaan
sembarangan
untuk
bangunan
membuang
MCK plus yg sudah
limbah tinjanya
ada masih rendah
Non Pemberdayaan Masyarakat
4.1.3
ANALISIS DAMPAK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA
TERHADAP EKONOMI LOKAL MASYARAKAT
Kegiatan Pembangunan Cipta Karya yang Membutuhkan Konsultasi, Pemindahan
Penduduk dan Pemberian Kompensasi serta Permukiman Kembali
Tahap I
Komponen
No
Arahan Lokasi
Pemindahan
Program dan
Kegiatan
Tahap II
Konsultasi
Penduduk/
Permukiman
Sebelum
Setelah
Pemberian
Kembali
Pemindahan
Pemindahan
Kompensasi
1.
Pengembangan
Permukiman
2.
dan
Penataan
Bangunan dan
Lingkungan
BAB IV | 8
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
3.
Pengembangan Air
Minum
4.
Pengembangan
Penyehatan
Lingkungan
Permukiman
(Data Tidak Tersedia )
4.1.4
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENANGANAN SOSIAL PASCA PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA
Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya seharusnya memberi manfaat bagi
masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal dapat terlihat secara kasat mata dan
secara sederhana dapat terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan
infrastruktur, waktu tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biaya
yang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut.
Tabel 4.3
Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan Pembangunan
Bidang Cipta Karya
Jumlah
No
Sektor
Program/ Kegiatan
Lokasi
Tahun
Penduduk
Pelaksanaan
yang
Keterangan
Memanfaatkan
1.
Pengembangan
Rusunawa
Permukiman
infrastruktur
beserta
Laing
s/d 2014
Penyediaan infrastruktur
Simp. Rumbio
s/d 2014
permukiman di kawasan
(Sp.
pendukungnya
Pulai,
SMA 2, Batu
Gadang)
Penyediaan infrastruktur
Kp.
permukiman di kawasan
(transat,
Jawa
s/d 2014
ampang kualo)
Penyediaan infrastruktur
Tanah Garam
permukiman di kawasan
(Solok
nan
indah,
surau
kajai,
palm
s/d 2014
BAB IV | 9
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
griya)
Infrastruktur
Kawasan
Kandang Aur
s/d 2014
Pembangunan
KTK,
s/d 2014
infrastruktur permukiman
Aro IV Korong
kumuh
Sinapa
kawasan rawan bencana
2.
Penataan
Bangunan
Penyususnan
dan
Lingkungan
Kawasan
RTBL
Permukiman
rawan bencana
Kota
Solok:
Kel.
Tanah
s/d 2014
Garam, Laing,
Kp.Jawa
Pembuatan
Ruang
Kota Solok
s/d 2014
Penyusunan
Rencana
Kota Solok
s/d 2014
Induk
proteksi
Kota Solok
s/d 2014
Kota Solok
s/d 2014
Kota Solok
s/d 2014
Kota
s/d 2014
Terbuka Hijau
sistem
kebakaran
Aksesibilitas
bangunan
gedung kantor
3.
Pengembangan
Pembangunan/
Air Minum
peningkatan
SPAM
Regional
Pengembangan
dan
pengelolaan jaringan air
minum untuk MBR
Pembangunan
instalasi
pengolahan air limbah
Solok,
Kabuaten
Solok
Pembangunan
Kota Solok
s/d 2014
Kota Solok
s/d 2014
Kota Solok
s/d 2014
sambungan rumah
Pengadaan
dan
pemasangan
pipa
transmisi dan distribusi
4.
Pengembangan
Pembangunan
Penyehatan
drainase
Lingkungan
gorong
dan
saluran
gorong-
Permukiman
BAB IV | 10
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
4.2
ANALISIS EKONOMI
4.2.1 ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH
Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan setiap komponen
penerimaan daerah tersebut, maka peranan legislatif didalam mendorong kesadaran
masyarakat di era otonomi daerah adalah sangat penting. Oleh karena itu koordinasi
dan kerjasama yang harmonis antara pihak eksekutif dan legislatif dalam menggali dan
mengelola sumber-sumber penerimaan PAD menjadi sangat penting.
Disamping itu, peraturan perundang-undangan pajak dan Perda yang tidak sesuai lagi
dengan perkembangan dan tuntutan pembangunan yang berkelanjutan perlu dilakukan
penyempurnaan dan pembaharuan. Hal ini dapat dilakukan melalui perubahan
peraturan-peraturan (Perda) yang baru sehingga dapat memperluas basis penerimaan
PAD dan secara sekaligus mendorong peningkatan penerimaan PAD.
Untuk mewujudkan efektifitas dan efisiensi pengeluaran/belanja Pemda ada beberapa
strategi kebijaksanaan yang perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh.
Pertama, Adanya komitmen dan keinginan Pemda baik pihak eksekutif maupun pihak
legislatif untuk benar-benar mengalokasikan dan menggunakan anggaran secara efektif
dan efisien serta bermanfaat bagi masyarakat. Kedua, adanya desentralisasi manajemen
terhadap unit-unit organisasi Pemda dalam penyediaan dan peningkatan pelayanan
terhadap masyarakat terutama dinas-dinas dan UPTD. Tujuan dari kebijaksanaan ini
adalah untuk lebih mendekatkan fungsi pelayanan terhadap masyarakat sesuai dengan
prinsip otonomi itu sendiri. Ketiga, perlu peningkatan peran swasta untuk turut
berinvestasi menyediakan sarana dan prasarana perkotaan yang bersifat komersial,
sehingga anggaran pembangunan Pemda dapat diprioritaskan untuk peningkatan
penyediaan jasa umum dan pemberdayaan masyarakat.
a. Program Intensifikasi Penerimaan Pajak.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan sumber penerimaan yang berasal dari pajak
daerah di Kota Bukittinggi. Program intensifikasi ini bukanlah merupakan program yang
baru dibidang perpajakan, tetapi dalam pelaksanaannya perlu lebih ditingkatkan.
Langkah-langkah kegiatan yang dapat dilakukan melalui program ini
adalah : (1). Melakukan penaksiran terhadap beban pajak harus benar-benar
BAB IV | 11
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
berdasarkan pada potensi pajak yang sebenarnya, karena itu kegiatan penghitungan
potensi pajak perlu dilakukan. (2). Sistim pembayaran on-line perlu lebih dioptimalkan.
(3). Kegiatan sosialisasi terhadap setiap perubahan tarif pajak perlu lebih ditingkatkan
baik secara lansung kemasyarakat maupun melalui media masa. (4). Kegiatan
pemberian insentif bagi wajib pajak yang membayar pajak tepat pada waktunya, serta
sesuai dengan jumlahnya perlu diberikan. (5). Kegiatan menampilkan para wajib pajak
melalui media RRI dan televisi dalam bentuk dialog perlu dicobakan, sehingga dapat
meransang wajib pajak lainnya untuk melunasi kewajiban pajaknya.
b.
Program Ekstensifikasi
Sasaran yang hendak dicapai melalui program ini adalah terjadinya perluasan basis
penerimaan PAD terutama basis penerimaan pajak dan retribusi daerah. Beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan adalah : (1) Memperluas basis pajak hiburan misalnya
pajak VCD dan Play station. (2). Memungut retribusi parkir terhadap kenderaan Plat
Merah disetiap Kantor Dinas bila dimungkinkan. (3). Mencari sumber-sumber
penerimaan baru yang potensial dan membuatkan Perdanya sehingga dapat dijadikan
sebagai objek sumber penerimaan baru.
c. Program Perhitungan dan Analisis Potensi Penerimaan PAD
Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar potensi masing-masing komponen
penerimaan PAD yang dimiliki. Sasaran yang ingin dicapai adalah agar penetapan target
penerimaan pajak benar-benar berdasarkan potensi yang ada. Kegiatan yang dapat
dilakukan adalah : Melakukan studi atau penelitian untuk menghitung besarnya potensi
masing-masing komponen penerimaan PAD tersebut
d. Program Sosialisasi dan Peningkatan Kesadaran Masyarakat
Program ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam media informasi
TV, Radio, Koran dll. Disamping itu mengajak dan melibatkan pemimpin-pemimpin
informal dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dan juga dalam pengumpulan
pajak.
e. Program Peningkatan SDM
Program ini dapat dilakukan dengan jalan meningkatkan pengetahuan dan keahlian
(skill) Sumber Daya Manusia aparatur DPKAD serta melakukan penempatan kerja yang
sesuai dengan bidang keahliannya tersebut.
BAB IV | 12
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
f. Program Kerjasama antara Pemda dengan Pihak Swasta
Kerjasama antara Pemda/BUMD dengan pihak Swasta memang bukan merupakan
penerimaan langsung oleh Pemerintah Daerah. Namun demikian, dengan adanya
kerjasama tersebut merupakan salah satu sarana bagi pemerintah daerah dan dan
BUMD untuk membiayai penyediaan, pemeliharaan serta pengelolaan prasarana
pelayanan publik.
4.3
ASPEK LINGKUNGAN
Kajian lingkungan yang dilakukan Pemerintah Kota Solok, dalam penyusunan dokumen
RPIJM bidang Pekerjaan
Umum/Cipta Karya ini,
telah mengakomodasi prinsip
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, sebagaimana yang diamanatkan oleh
undang-undang, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, yaitu sebagai berikut :
1.
UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup:
“Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
terdiriatas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis
MengenaiDampak Lingkungan (AMDAL), dan Upaya Pengelolaan LingkunganUpayaPemantauan
Lingkungan
(UKL-UPL)
dan
Surat
Pernyataan
KesanggupanPengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH)”
2. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional:
“Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu
penerapanprinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di
segalabidang”
3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014:
“Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah
perbaikanmutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam di
perkotaan danpedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan dengan
peningkatan dayadukung dan daya tampung lingkungan; peningkatan kapasitas
adaptasi danmitigasi perubahan iklim”
4. Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup
Strategis:
Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan
untukmenyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau
BAB IV | 13
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
program agardampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan dapat
diminimalkan
5. Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen Lingkungan.
Sebagai
persyaratan
disusundokumen
untuk
Amdal,
mengajukan
UKL
dan
ijin
UPL,
lingkungan
atau
Surat
maka
perlu
Pernyataan
KesanggupanPengelolaan Lingkungan Hidup atau disebut dengan dengan SPPL
bagi kegiatanyang tidak membutuhkan Amdal atau UKL dan UPL.
4.1.1
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
Kajian Lingkungan
sistematis,
Hidup Strategis (KLHS) adalah, suatu rangkaian analisis yang
menyeluruh,
dan
partiispatif
untuk
memastikan
bahwa
prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan
suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/ atau program. Tahapan awal
pelaksanaan KLHS diawali dengan penapisan terhadap usulan rencana/program dalam
RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Kota Solok per masing-masing sektor
dengan mempertimbangkan isu-isu pokok seperti ;
1.
Perubahan iklim
2. Kerusakan, kemorosotan dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati
3. Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan
dan/atau kebakaran hutan dan lahan
4. Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam
5. Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan
6. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan
penghidupan sekelompok masyarakat
7. Peningkatan resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia
Pada Tabel 4.1, dapat dilihat penapisan kebijakan/rencana/ program yang ada dalam
RPIJM bidang Cipta Karya di Kota Solok.
BAB IV | 14
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Tabel 4.4
Penapisan Usulan Program/Kegiatan RPIJM
Bidang Cipta Karya Kota Solok
Penilaian
No
Kriteria Penapisan
1
Uraian Pertimbangan
Kesimpulan (signifikan/
Tidak signifikan)
Sektor Pengembangan Permukiman
Perubahan iklim
Kerusakan, kemerosotan
dan/atau kepunahan
keanekaragaman hayati
Peningkatan intensitas
dan cakupan wilayah
bencana banjir, longsor,
kekeringan, dan/atau
kebakaran hutan dan
lahan
Penurunan mutu dan
kelimpahan sumber daya
alam
Peningkatan alih fungsi
kawasan hutan dan/atau
lahan
Kebijakan/Program/Kegiatan dalam RPIJM
Kota Solok tidak menimbulkan dampak
langsung terhadap terjadinya perubahan
iklim, yang perlu diperhatikan, rencana
lokasi untuk program/kegiatan yang
direncanakan, telah sesuai dengan RTRW
Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPIJM
Kota Solok berdampak negatif terhadap
kemungkinan terjadinya kerusakan,
kemorosotan dan/atau kepunahan
keanekaragaman hayati, jika pembangunan
infrastruktur dilakukan tanpa
memperhatikan kesesuaian dengan RTWR,
namun besaran dampaknya skala kecil
Kebijakan/Rencana/Progam RPIJM Kota
Solok tidak berdampak negatif terhadap
kemungkinan peningkatan intensitas dan
cakupan wilayah bencana (banjir,
kekeringan, dll), asalkan dalam
perencanaannya mempertimbangkan
kesesuaian dengan RTRW
Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPIJM
Kota Solok dapat berdampak negatif
terhadap kemungkinan penurunan mutu
dan kelimpahan sumber daya alam, jika
rencana lokasi untuk program/kegiatan yang
direncanakan tidak sesuai dengan RTRW
Kebijakan/Rencana/Progam RPIJM Kota
Solok berdampak negatif terhadap
kemungkinan terjadinya peningkatan alih
fungsi kawasan hutan dan/atau lahan,
karena adanya desakan memenuhi
kebutuhan lahan untuk permukiman
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
BAB IV | 15
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Penilaian
No
Kriteria Penapisan
Peningkatan jumlah
penduduk miskin atau
terancamnya
keberlanjutan
penghidupan
sekelompok masyarakat
Peningkatan resiko
terhadap kesehatan dan
keselamatan manusia
2
Perubahan iklim
Kerusakan, kemerosotan
dan/atau kepunahan
keanekaragaman hayati
Peningkatan intensitas
dan cakupan wilayah
bencana banjir, longsor,
kekeringan, dan/atau
kebakaran hutan dan
lahan
Penurunan mutu dan
kelimpahan sumber daya
alam
Peningkatan alih fungsi
kawasan hutan dan/atau
lahan
Uraian Pertimbangan
Kesimpulan (signifikan/
Tidak signifikan)
Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPIJM
Tidak Signifikan
Kota Solok tidak berdampak negatif
terhadap kemungkinan peningkatan jumlah
penduduk miskin atau terancamnya
keberlanjutan penghidupan sekelompok
masyarakat, asalkan pembangunan
dilakukan secara adil dan merata
Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPIJM
Tidak Signifikan
Kota Solok dapat berdampak negatif
terhadap peningkatan resiko terhadap
kesehatan dan keselamatan manusia, jika
dalam realisasi program/kegiatan tidak
mempertimbangkan kondisi lingkungan
Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
Kebijakan/Program/Kegiatan dalam RPIJM
Kota Solok tidak berdampak negatif
terhadap kemungkinan terjadinya
perubahan iklim, bahkan dengan adanya
program/kegiatan untuk penataan RTH,
diharapkan memberi dampak positif
Kebijakan/Rencana/Progam RPIJM Kota
Solok tidak memiliki dampak besar dan
penting terhadap kemungkinan terjadinya
kerusakan, kemorosotan dan/atau
kepunahan keanekaragaman hayati, asalkan
dalam proses pembangunannya,
mempertimbangkan kondisi lingkungan
Kebijakan/Rencana/Progam RPIJM Kota
Solok dapat berdampak negatif terhadap
peningkatan intensitas dan cakupan wilayah
bencana (banjir, kekeringan, dll), jika dalam
proses penataan bangunan dan
lingkungannya tidak memperhatikan aspek
lingkungan hidup
Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPIJM
Kota Solok tidak berdampak terhadap
kemungkinan penurunan mutu dan
kelimpahan sumber daya alam,
Kebijakan/Rencana/Progam RPIJM Kota
Solok tidak berdampak terhadap
peningkatan alih fungsi kawasan hutan
dan/atau lahan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
BAB IV | 16
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Penilaian
No
Kriteria Penapisan
Uraian Pertimbangan
Kesimpulan (signifikan/
Tidak signifikan)
Peningkatan jumlah
penduduk miskin atau
terancamnya
keberlanjutan
penghidupan
sekelompok masyarakat
Peningkatan resiko
terhadap kesehatan dan
keselamatan manusia
Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPIJM
Tidak Signifikan
Kota Solok tidak berdampak negatif
terhadap kemungkinan peningkatan jumlah
penduduk miskin atau terancamnya
keberlanjutan
penghidupan sekelompok masyarakat
Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPIJM
Tidak Signifikan
Kota Solok tidak berdampak negatif
terhadap peningkatan resiko terhadap
kesehatan dan keselamatan manusia
Sektor Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Perubahan iklim
Kebijakan/rencana/program dalam RPIJM
Kota Solok, tidak berdampak langsung
terhadap perubahan iklim, justru perubahan
iklim dapat mengancam kontinuitas SPAM
yang dibangun, terutama untuk sumber air
Kebijakan/rencana/program dalam RPIJM
Kota Solok, dapat berdampak negatif
terhadap kemungkinan terjadinya
kerusakan, kemerosotan dan/atau
kepunahan keanekaragaman hayati, hal ini
terutama berkaitan dengan lokasi dan
sumber air yang digunakan dalam SPAM
Kebijakan/Rencana/Progam RPIJM Kota
Solok dapat berdampak negatif terhadap
peningkatan intensitas dan cakupan wilayah
bencana (banjir, kekeringan, dll), hal ini
terutama berkaitan dengan lokasi dan
sumber air yang digunakan dalam SPAM
Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPIJM
Kota Solok berdampak negatif terhadap
kemungkinan penurunan mutu dan
kelimpahan sumber daya alam, jika dalam
pemanfaatan sumber daya air sebagai
sumber air baku SPAM tidak
mempertimbangkan kondisi daya
dukungnya
3
Kerusakan, kemerosotan
dan/atau kepunahan
keanekaragaman hayati
Peningkatan intensitas
dan cakupan wilayah
bencana banjir, longsor,
kekeringan, dan/atau
kebakaran hutan dan
lahan
Penurunan mutu dan
kelimpahan sumber daya
alam
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Peningkatan alih fungsi
kawasan hutan dan/atau
lahan
BAB IV | 17
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Penilaian
No
Kriteria Penapisan
Uraian Pertimbangan
Kesimpulan (signifikan/
Tidak signifikan)
Peningkatan jumlah
penduduk miskin atau
terancamnya
keberlanjutan
penghidupan
sekelompok masyarakat
Peningkatan resiko
terhadap kesehatan dan
keselamatan manusia
4
Perubahan iklim
Kerusakan, kemerosotan
dan/atau kepunahan
keanekaragaman hayati
Kebijakan/rencana/program dalam RPIJM
Kota Solok, dapat berdampak negatif
terhadap kemungkinan terjadinya
kerusakan, kemerosotan dan/atau
kepunahan keanekaragaman hayati jika
dalam perencanaanya kurang
memperhatikan kaedah lingkungan,
terutama persoalan pengelolaan air limbah
dan penanganan sampah
Peningkatan intensitas
dan cakupan wilayah
bencana banjir, longsor,
kekeringan, dan/atau
kebakaran hutan dan
lahan
Kebijakan/Rencana/Progam RPIJM Kota
Solok dapat berdampak negatif terhadap
peningkatan intensitas dan cakupan wilayah
bencana (banjir, kekeringan, dll), jika dalam
tahap perencaanaan, terutama untuk
kegiatan drainase, tidak dilakukan secara
tepat
Kebijakan/Rencana/Proga
m RPIJM Kota Solok dapat
berdampak terhadap
peningkatan alih fungsi
kawasan hutan dan/atau
lahan, misalnya, dari
kegiatan pemasangan
jaringan
transmisi/bangunan
penangkap air di kawasan
hutan
(Tidak Signifikan)
Kebijakan/Rencana/progra
m RPIJM Kota Solok,
secara tidak langsung,
dapat berdampak
terhadap peningkatan
jumlah penduduk miskin
atau terancamnya
keberlanjutan
penghidupan sekelompok
masyarakat, jika dalam
pemanfaatan sumber daya
air untuk air baku SPAM,
kurang memperhatikan
BAB IV | 18
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Penilaian
No
Kriteria Penapisan
Uraian Pertimbangan
Kesimpulan (signifikan/
Tidak signifikan)
kepentingan pengguna air
lainnya
(Tidak Signifikan)
Penurunan mutu dan
kelimpahan sumber daya
alam
Kebijakan/rencana/program dalam RPIJM
Kota Solok, dapat berdampak terhadap
kemungkinan penurunan mutu dan
kelimpahan sumber daya alam, terutama
persoalan pengelolaan air limbah dan
penanganan sampah
Peningkatan alih fungsi
kawasan hutan dan/atau
lahan
Kebijakan/Rencana/Progam RPIJM Kota
Solok tidak berdampak terhadap
peningkatan alih fungsi kawasan hutan
dan/atau lahan
Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPIJM
Kota Solok tidak berdampak negatif
terhadap kemungkinan peningkatan jumlah
penduduk miskin atau terancamnya
keberlanjutan penghidupan sekelompok
masyarakat
Peningkatan jumlah
penduduk miskin atau
terancamnya
keberlanjutan
penghidupan
sekelompok masyarakat
Peningkatan resiko
terhadap kesehatan dan
keselamatan manusia
Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPIJM
Kota Solok dapat berdampak negatif
terhadap peningkatan resiko terhadap
kesehatan dan keselamatan manusia, jika
pengelolaan terhadap air limbah dan
sampah tidak dilakukan secara benar
Kebijakan/rencana/progra
m RPIJM Kota Solok dapat
berdampak negatif
terhadap peningkatan
resiko terhadap kesehatan
dan keselamatan manusia,
jika kualitas air yang
dihasilkan dari
perencaanaan SPAM tidak
memenuhi standar kualitas
yang ditetapkan
Sektor Penyehatan
Lingkungan dan
Permukiman
Kebijakan/rencana/progra
m dalam RPIJM Kota
Solok, tidak berdampak
terhadap perubahan iklim,
namun pada tahap
operasional, aktivitas di
TPA berpotensi
meningkatkan gas rumah
kaca, yang pada akhirnya
berpengaruh pada
perubahan iklim
(Tidak Signifikan)
Tidak Signifikan
Dari kegiatan penapisan diatas, tidak teridentifikasi rencana/program dalam RPIJM
Bidang Cipta Karya Kota Solok yang memiliki pengaruh/dampak besar dan penting
terhadap kriteria penapisan di atas, maka mengacu pada Permen Lingkungan Hidup No.
BAB IV | 19
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum KLHS, KLHS tidak perlu dilaksanakan. KLHS yang
tercantum dalam dokumen RTRW, dapat dijadikan masukan, untuk memperkaya
informasi perlindungan lingkungan dalam RPIJM.
Pada tataran perumusan kebijakan, rencana dan program, KLHS merupakan instrument
lingkungan yang digunakan, namun pada tataran pelaksanaan
kegiatan atau
keproyekan, maka dokumen yang digunakan adalah AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH,
tergantung kepada besaran kegiatan.
4.1.2
AMDAL, UKL-UPL DAN SPPLH
Besaran kegiatan untuk dokumen AMDAL, UKL-UPL maupun SPPLH, diatur oleh
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan Wajib AMDAL dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 tahun
2008 tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Pekerjaan
Umum yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup.Pada tabel 5.2 ditampilkan jenis kegiatan yang wajib
AMDAL, mengacu kepada Permen LH No. 5 Tahun 2012.
Tabel 4.5 Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL
No
A.
Jenis Kegiatan
Persampahan
a. Pembangunan TPA sampah
domestic dengan sistem
controlled landfill/sanitary
landfill termasuk instalasi
penunjangnya
- luas kawasan TPA, atau
- kapasitas total
Skala Besaran
> 10 ha
≥ 100.000 ton
Alasan Ilmiah Khusus
a. penyesuaian terhadap luas
kawasan TPA dengan daya
tampung TPA
b. Perubahan paradigma dari
tempat
pembuangan/penampungan
akhir menjadi tempat
pengolahan akhir.
c. UU 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah dimana
konsep 3R menjadi bagian dari
deskripsi kegiatan Amdal TPA.
Bukan lagi “open dumping” tapi
sebagai tempat pengolah akhir,
sehingga ada composting dan
BAB IV | 20
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
No
Jenis Kegiatan
Skala Besaran
Alasan Ilmiah Khusus
landfill gas (waste to energy).
untuk insinerator biasanya
untuk kapasitas yang kecil ( 25 ha
> 50 ha
>100 ha
> 2000 ha
Alasan Ilmiah Khusus
berdasarkan:
a. Hubungan antar kawasan
fungsional sebagai bagian
lingkungan hidup diluar
kawasan lindung;
b. Keterkaitan lingkungan hunian
perkotaan dengan lingkungan
hunian perdesaan;
c. Keterkaitan antara
pengembangan lingkungan
hunian perkotaan dengan
pengembangan lingkungan
hunian perdesaan;
d. Keserasian tata kehidupan
manusia dengan lingkungan
hidup;
e. Keseimbangan antara
kepentingan publik dan
kepentingan privat.
f. Analisis teknis, meliputi:
g. Tingkat pembebasan lahan.
h. Daya dukung lahan, seperti
daya dukung tanah, kapasitas
resapan air tanah, tingkat
kepadatan bangunan per-hektar
i. Tingkat kebutuhan air seharihari.
j. Limbah yang dihasilkan sebagai
akibat hasil kegiatan perumahan
dan permukiman.
k. Efek pembangunan terhadap
lingkungan sekitar (mobilisasi
material, manusia, dan lalu
lintas)
l. KDB (Koefisien dasar bangunan)
dan KLB (Koefisien luas
bangunan).
m. Peningkatan air larian (run-off)
yang mengakibatkan banjir
dihilirnya.
a. Setara dengan layanan untuk
100.000 orang.
b. Dampak potensial berupa bau,
gangguan kesehatan, lumpur
sisa yang tidak diolah dengan
BAB IV | 22
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
No
Jenis Kegiatan
- Luas, atau
- Kapasitasnya
b. Pembangunan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL)
limbah domestik termasuk
fasilitas penunjangnya
- Luas, atau
- Beban organik
c. Pembangunan sistem perpipaan
air limbah, luas layanan
- Luas layanan, atau
- Debit air limbah
D.
E.
Pembangunan saluran drainase
(primer dan/atau sekunder) di
permukiman
a. kota besar/ metropolitan,
panjang
b. kota sedang, panjang
Skala Besaran
≥ 2 ha
≥ 11 m3/hari
Alasan Ilmiah Khusus
baik dan gangguan visual.
Setara dengan layanan untuk
100.000 orang.
≥ 3 ha
≥ 2,4 ton/hari
≥ 500 ha
≥ 16.000 m3/hari
≥ 5 km
≥ 10 km
Jaringan air bersih di kota besar /
metropolitan
a. pembangunan jaringan
distribusi
- luas layanan
> 500 ha
b. pembangunan jaringan
transmisi
- panjang
> 10 km
a. Setara dengan layanan 100.000
orang.
b. Setara dengan 20.000 unit
sambungan air limbah.
c. Dampak potensial berupa
gangguan lalu lintas, kerusakan
prasarana umum,
ketidaksesuaian atau nilai
kompensasi
Berpotensi menimbulkan
gangguan lalu lintas, kerusakan
prasarana dan sarana umum,
pencemaran di daerah hilir,
perubahan tata air di sekitar
jaringan, bertambahnya aliran
puncak dan perubahan perilaku
masyarakat di sekitar jaringan.
Pembangunan drainase sekunder
di kota sedang yang melewati
permukiman padat
Berpotensi menimbulkan dampak
hidrologi dan persoalan
keterbatasan air
Konflik sosial pemakaian air di
sepanjang jaringan pipa
Sumber : Permen LH No. 5 Tahun 2012
BAB IV | 23
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang skala/besarannya masih di bawah batas wajib
dokumen AMDAL, maka tidak perlu menyusun dokumen AMDAL, tetapi wajib
dilengkapi dengan dokumen UKL-UPL. Jenis kegiatan Bidang Cipta Karya yang wajib
dokumen UKL-UPL, sesuai dengan Permen PU No. 10 Tahun 2008 tentang Penetapan
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi
dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup, dapat dilihat pada Tabel 4.3
Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah batas wajib
dilengkapi dokumen UKL-UPL, tidak wajib dilengkapi dengan dokumen UKL-UPL, tapi
dilengkapi dengan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup (SPPLH).
Program/kegiatan dalam RPIJM Bidang Cipta karya Kota Solok, disesuaikan dengan
Permen LH No. 5 Tahun 2012 dan Permen PU No. 10 Tahun 2008, teridentifikasi, ada
beberapa program/kegiatan yang membutuhkan analisis perlindungan lingkungan, yang
produknya berupa AMDAL, UKL-UPL atau SPPL. Namun, ada beberapa kegiatan yang
skala/besarannya masih belum detail, maka pada tahap realisasi RPIJM ini, perlu dicek
kebutuhan analisis perlindungan lingkungannya sesuai dengan ketentuan Permen LH
No. 5 Ttahun 2012, dan Permen PU No. 10 Tahun 2004. Pada Tabel. 4.3., dapat dilihat
checklist kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan pada Bidang Cipta Karya dalam
dokumen RPIJM Kota Solok.
BAB IV | 24
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Tabel 4.6 Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL,
tapi Wajib UKL-UPL
Jenis kegiatan
Skala/Besaran
Pertimbangan Ilmiah
Alasan Khusus
Persampahan
a. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan
sistem controlled landfill atau sanitary landfill
termasuk instansi penunjang
- Luas kawasan, atau
- Kapasitas total
< 10 Ha
< 10.000 ton
b. TPA daerah pasang surut
- Luas landfill
- Kapasitas total
< 5 Ha
< 5.000 ton
c. Pembangunan Transfer Station
- Kapasitas
< 1.000 ton/hari
d. Pembangunan Instansi/Pengolahan Sampah
Terpadu
- Kapasitas
< 500 ton
e. Pembangunan Incenerator
- Kapasitas
< 500 ton/hari
Penurunan daya dukung dan daya
tampung lingkungan, penerapan
teknologi yang mempengaruhi
lingkungan fisik kimia, serta proses
dan hasilnya mempengaruhi kondisi
sosial masyarakat
Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
menurunnya estétika lingkungan,
timbulnya bau, lalat, vektor penyakit,
pencmaran udara akibat emisi gas hasil
pembakaran (H2S, NO2, SO2, CO2, dioxin),
pencemaran air tanah maupun air
permukaan serta keresahan masyarakat.
BAB IV | 25
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
f. Pembangunan Instansi Pembuatan Kompos
- Kapasitas
> 50 s/d < 100 ton/Ha
Air limbah domestik/permukiman
a. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur
Tinja (IPLT) termasuk fasilitas penunjang
- Luas
- Atau kapasitas
< 2 ha
< 11 m3/hari
b. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL)
- Luas
- Atau bahan organik
< 3 ha
< 2,4 ton/hari
c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah
(sewerage/off-site sanitation system)
diperkotaan/permukiman
- Luas layanan
- Atau debit air limbah
< 500 ha
< 16.000 m3/hari
Penurunan daya dukung dan daya
tampung lingkungan, penerapan
teknologi yang mempengaruhi
lingkungan fisik kimia, serta proses
dan hasilnya mempengaruhi kondisi
sosial masyarakat
Gangguan kesehatan masyarakat
sekitar menurunnya estétika
lingkungan, timbulnya bau, lalat, vektor
penyakit, pencmaran udara akibat emisi
gas hasil pembakaran pencemaran atau
perubahan kualitas dan kuantitas air
tanah, air permukaan dan air baku serta
keresahan masyarakat terhadap
pengelolaan air limbah.
Gangguan lalu lintas, kerusakan
prasarana dan sarana umum,
ketidakpuasan atas nilai kompensasi,
kesehatan masyarakat sekitar,
menurunnya estetika lingkungan
timbulnya bau, lalat, vektor penyakit,
pencmaran udara akibat emisi gas hasil
pembakaran pencemaran atau
perubahan kualitas dan kuantitas air
tanah, air permukaan dan air baku serta
keresahan masyarakat terhadap
pengelolaan air limbah.
Drainase permukaan perkotaan
BAB IV | 26
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
a. Pembangunan saluran primer dan sekunder
- Panjang
< 5 km
b. Pembangunan kolam retensi/polder di
area/kawasan pemukiman
- luas kolam retensi/polder
(1 - 5) ha
Perubahan bentang alam perubahan
daya dukung Dan daya tampung
lingkungan perubahan tata alir air.
Gangguan lalu lintas dan kemacetan (pada
saat konstruksi), kebisingan, gangguan
estetika lingkungan, perubahan kualitas air
dibagian hilir saluran, terganggunya fungsi
sarana umum di sekitarnya serta
ketidakpuasan atas nilai kompensasi.
Penerapan teknologinya
mempengaruhi lingkungan fisik
kimiawi, proses dan hasilnya
mempengaruhi lingkungan social
budaza, eksploitasi Sumber Daya Air
yang pemanfaatannya berpotensi
menimbulkan pemborosan maupun
kerusakan sumber daya alam, ekologi
waduk
Gangguan lalu litas, kecemburuan social
antar consumen air bersih, konflik
pemakaian sumber daya air, perubahan
pasokan air, penurunan muka air tanah
(land subsident) akibat penyedotan air
tanah yang berlebihan, instrusi air asin,
perubahan kualitas air di badan penerima
limbah hasil proses pengolahan air.
Air Minum
a. Pembangunan jaringan distribusi (luas
layanan)
b. Pembangunan jeringan pipa transmisi
(panjang)
1. Metropolitan/besar
- Panjang
2. Sedang/kecil
- Panjang
c. Pengambilan air baku dari sungai, danau
sumber air permukaan lanilla (debit)
1. Sungai danau
2. Mata air
d. Pembangunan Instalasi Pengolahan air dengan
pengolahan lengkap (debit)
100 ha s/d < 500 ha
5 km s/d < 10 km
8 km s/d < 10 km
50 L/dt s/d < 250 L/dt
2,5 L/dt s/d < 250 L/dt
> 50 L/dt < 100 L/dt
BAB IV | 27
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
e. Pengambilan air tanah dalam (debit) untuk
kebutuhan:
1. Pelayanan masyarakat oleh penyelenggara
SPAM
2. Kegiatan lain dengan tujuan komersil
2,5 L/dt < 50 L/dt
1,0 L/dt s/d < 50 L/dt
Pembangunan gedung
a. Pembangunan bangunan gedung di atas tanah/bawah tanah
1. Fungsi usaha meliputi bangunan gedung
perkantoran, perdagangan, perindustrian,
perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal
dan bangunan gedung tempat
penyimpanan
2. Fungsi keagamaan, meliputi bangunan
masjid termasuk mushola, bangunan gereja
termasuk kapel, bangunan pura, bangunan
vihara, dan bangunan kelenteng
3. Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan
gedung pelayanan pendidikan, pelayanan
kesehatan, keudayaan, laboratorium, dan
bangunan gedung pelayanan umum
5.000 m2 s/d
10.000 m2
Perubahan pada sifat-sifat fisik
dan/atau hayati lingkungan
Perubahan komponen lingkungan
Menimbulkan kerusakan atau
gangguan terhadap kawasan
lindung
Mengubah atau memodifikasi
areal yang mempunyai nilai tinggi
serta mengakibatkan
/menimbulkan konflik atau
kontroversi dengan masyarakat
dan/atau pemerintah
Penurunan daya tampung
lingkungan sebagai akibat dari
pemanfaatan intensitas lahan
yang melampaui daya dukung
lahan itu sendiri yang
Berpotensi mengganggu fungsi
prasaana dan sarana yang berada di
bawahnya dan/atau di disekitarnya
Berpotensi mengganggu fungsi
prasaana dan sarana yang berada di
bawahnya dan/atau di disekitarnya
Berpotensi mengganggu fungsi
prasaana dan sarana yang berada di
bawahnya dan/atau di disekitarnya
BAB IV | 28
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
4. Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir,
instalasi pertahanan dan keamanan dan
bangunan sejenis yang ditetapkan oleh
menteri
Semua bangunan yang
tidak dipersyaratkan
untuk Amdal maka
wajib dilengkapi UKL
dan UPL
mengakibatkan perubahan
terhadap kondisi sosial, ekonomi,
dan budaya masyarakat
Berpotensi mengganggu fungsi
prasarana dan sarana yang berada di
bawahnya dan/atau di disekitarnya
Kegiatan bangunan gedung fungsi
khusus menimbulkan dampak penting
terhadap masyarakat dan
lingkungannya
Bangunan gedung fungsi khusus yang
mempunyai tingkat kerahasiaan tinggi
tingkat nasional seringkalimempunyai
sistem pertahanan dan keamanan
tertentu yang dapat berpengaruh
terhadap ekosistem
Mempunyai resiko bahaya tinggi
apabila terjadi kegagalan / kecelakaan
b. Pembangunan bangunan gedung di bawah tanah yang melintasi prasarana dan atau sarana umum
1. Fungsi usaha meliputi bangunan gedung
perkantoran, perdagangan, perindustrian,
perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal
dan bangunan gedung tempat
penyimpanan
Perubahan pada sifat-sifat fisik
dan/atau hayati lingkungan
Perubahan komponen lingkungan
Menimbulkan kerusakan atau
gangguan terhadap kawasan
lindung
Berpotensi mengganggu fungsi
prasaana dan sarana yang berada di
bawahnya dan/atau di disekitarnya
BAB IV | 29
RENCANA PROGRAM INVE
KOTA SOLOK
ANALISIS SOSIAL, EKONOMI
DAN LINGKUNGAN
Penyusunan Analisis Sosial Ekonomi dilakukan untuk mendukung pihak
daerah dalam menilai kelayakan rencana investasi di bidang infrastruktur
dilihat dari dampak lingkungan dan sosial yang memungkinkan terjadi.
Dengan adanya safeguard yang memadai dapat meminimalkan dampak negatif
terhadap lingkungan dan sosial, dengan demikian program investasi yang
dilaksanakan dapat dimaksimalkan.
Seluruh program investasi infrastruktur bidang keciptakaryaan yang diusulkan
oleh Pemerintah Kabupaten Agam harus sesuai dan memenuhi prinsip-prinsip
sebagai berikut :
1.
Penilaian lingkungan (environment assessment) dan rencana mitigasi dalam
sub proyek, dirumuskan dalam bentuk :
a. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau AMDAL (atau Analisis
Dampak
Lingkungan-ANDAL
dikombinasikan
dengan
Rencana
Pengelolaan Lingkungan-RKL dan Rencana Pemantauan LingkunganRPL)
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL), Upaya Pemantauan Lingkungan
(UPL)
c. Standar Operasi Baku - SOP
d. Tergantung pada kategori dampak sub proyek yang dimaksud.
2. AMDAL harus dilihat sebagai alat peningkatan kualitas lingkungan. Format
AMDAL atau UKL/UPL merupakan bagian tidak terpisahkan dari analisis
teknis, ekonomi, sosial, kelembagaan, dan keuangan subproyek
BAB IV | 1
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
3. Sejauh mungkin, sub proyek harus menghindari atau meminimalkan
dampak negative terhadap lingkungan. Selaras dengan hal tersebut,
subproyek harus dirancang untuk dapat memberikan dampak positif
semaksimal mungkin. Subproyek yang diperkirakan dapat mengakibatkan
dampak negatif yang besar terhadap lingkungan, dan dampak tersebut
tidak dapat ditanggulangi melalui rancangan dan konstruksi sedemikian
rupa, harus dilengkapi AMDAL
4. Usulan program investasi infrastruktur bidang keciptakaryaan tidak dapat
dipergunakan mendukung kegiatan yang dapat mengakibatkan dampak
negatif terhadap habitat alamiah, warga terasing dan rentan, wilayah yang
dilindungi, alur laut internasional atau kawasan sengketa. Disamping itu dari
usulan RPIJM juga tidak membiayai pembelian, produksi, atau penggunaan :
a. Bahan-bahan yang merusak ozon, tembakau atau produk-produk
tembakau
b. Asbes, bahan-bahan yang mengandung asbes
c. Bahan/material yang mengandung unsur B3 (Bahan Beracun dan
Berbahaya). Rencana investasi tidak membiayai kegiatan yang
menggunakan,
menghasilkan,
menyimpan,
atau
mengangkut
bahan/material beracun, korosif atau eksplosif atau bahan/material yang
termasuk dalam kategori B3 menurut hukum yang berlaku di Indonesia
d. Pestisida, herbisida, dan insektisida.
RIPJM tidak diperuntukkan membiayai kegiatan yang melakukan
pengadaan pestisida, herbisida atau insektisida
e. Pembangunan bendungan.
RPIJM
bidang
infrastruktur
keciptakaryaan
tidak
membiayai
pembangunan atau rehabilitasi bendungan atau investasi yang
mempunyai ketergantungan pada kinerja bendungan yang telah ada
ataupun yang sedang dibangun
f. Kekayaan budaya.
RPIJM bidang infrastruktur keciptakaryaan tidak membiayai kegiatan
yang dapat merusak atau menghancurkan kekayaan budaya baik berupa
benda dan budaya maupun lokasi yang dianggap sakral atau memiliki
nilai spiritual
BAB IV | 2
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
g. Penebangan kayu.
RPIJM bidang infrastruktur keciptakaryaan tidak membiayai kegiatan
yang terkait dengan kegiatan penebangan kayu atau pengadaan
peralatan penebangan kayu.
Untuk dapat terbentuknya safeguard yang memadai, maka dalam menyusun
kerangka safeguard perlu diperhatikan prinsip-prinsip penyusunan safeguard
lingkungan dan sosial. Adapun prinsip-prinsip tersebut diantaranya adalah :
1. Kerangka safeguard perlu disepakati oleh pihak-pihak atau pelaku-pelaku
pembangunan di daerah yang tidak hanya oleh pemerintah daerah saja,
tetapi seluruh komponen daerah yang terlibat dalam pembangunan, seperti
lembaga legislatif daerah, LSM, Perguruan Tinggi atau stakeholder lainnya.
2. Penguatan kapasitas lembaga pelaksana yang difokuskan pada penguatan
kemampuan
fasilitasi,
penciptaan
arena
multi-stakeholder
dan
pengetahuan teknis dari pihak terkait.
3. Untuk menjamin program investasi infrastruktur tidak membiayai investasi
apapun yang dapat mengakibatkan dampak negatif yang serius yang tidak
dapat diperbaiki/dipulihkan.
Untuk kepastian safeguard dilaksanakan dengan baik dan benar, diperlukan
tahap-tahap kegiatan sebagai berikut :
1.
Identifikasi, seleksi dan pengelompokan kategori dampak,
2. Studi dan penilaian mengenai tindakan yang perlu dan bisa dilakukan,
3. Perumusan dan pelaksanaan rencana tindak,
4. Pemantauan dan pengkajian terhadap semua proses seperti di atas,
5. Perumusan mekanisme penanganan dan penyelesaian keluhan yang cepat
dan efektif.
4.1
ANALISIS SOSIAL
Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya
kepada masyarakat pada taraf perencanaan, pembangunan, maupun
pasca
pembangunan/pengelolaan. Pada taraf perencanaan, pembangunan infrastruktur
BAB IV | 3
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
permukiman seharusnya menyentuh aspek-aspek sosial yang terkait dan sesuai dengan
isu-isu yang marak saat ini, seperti pengentasan kemiskinan serta pengarusutamaan
gender. Sedangkan pada saat pembangunan kemungkinan masyarakat terkena dampak
sehingga diperlukan proses konsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian
kompensasi, maupun permukiman kembali. Kemudian padapasca pembangunan atau
pengelolaan perlu diidentifikasi apakah keberadaan infrastruktur bidang Cipta Karya
tersebut membawa manfaat atau peningkatan tarafhidup bagi kondisi sosial ekonomi
masyarakat sekitarnya.
Dasar
peraturan
perundang-undangan
yang
menyatakan
perlunya
memperhatikanaspek sosial adalah sebagai berikut:
1.
UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional:
Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan sosial juga dilakukan
dengan memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok masyarakat yang
kurang beruntung, termasuk masyarakat miskin dan masyarakat yang tinggal
diwilayah terpencil, tertinggal, dan wilayah bencana.
Penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan anak
ditingkat nasional dan daerah, termasuk ketersediaan data dan statistik gender.
2. UU No. 2/2012 tentang Pengadaan UU No. 2/2012 tentang Pengadaan Lahan
bagiPembangunan untuk Kepentingan Umum:
Pasal 3: Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bertujuan menyediakan
tanah bagi pelaksanaan pembangunan guna meningkatkan kesejahteraan dan
kemakmuran
bangsa,
negara,
dan
masyarakat
dengan
tetap
Rencana Pembangunan
Jangka
menjaminkepentingan hukum Pihak yang Berhak.
3. Peraturan
Presiden No.
5/2010
tentang
MenengahNasional Tahun 2010-2014:
Perbaikan kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan melalui sejumlah program
pembangunan untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan kesempatan
kerja, termasuk peningkatan program di bidang pendidikan, kesehatan,
danpercepatan pembangunan infrastruktur dasar.
Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, peningkatan akses
danpartisipasi perempuan dalam pembangunan harus dilanjutkan.
4. Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang Percepatan penanggulangan Kemiskinan
BAB IV | 4
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Pasal 1: Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah, pemerintah daerah dunia usaha, serta masyarakat untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial,
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha ekonomi mikro dan kecil,serta
program lain dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi.
5. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender
dalamPembangunan Nasional
Menginstruksikan kepada Menteri untuk melaksanakan pengarusutamaan
gender guna terselenggaranya perencanaan, penyusunan, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan nasional
yang berperspektif gender sesuai dengan bidang tugas dan fungsi,
sertakewenangan masing-masing.
Tugas dan wewenang pemerintahkabupaten/kota terkait aspek sosial bidang Cipta
Karya adalah:
1.
Menjamin tersedianya tanah untuk kepentingan umum di kabupaten/kota.
2.
Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum di kabupaten/kota.
3.
Meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat
miskin
melalui
bantuan
sosial,
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, sertaprogram
lain dalam rangka peningkatan ekonomi di tingkat kabupaten/kota.
4.
Melaksanakan pengarusutamaan gender guna terselenggaranya perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan program
pembangunan di tingkat kabupaten/kota berperspektif gender, khususnya untuk
bidang Cipta Karya.
4.1.1
KEMISKINAN
Kemiskinan pada dasarnya bukan hanya permasalahan ekonomi tetapi lebih bersifat
multidimensional dengan akar permasalahan terletak pada sistem ekonomi dan politik
wilayah yang bersangkutan.Dimana masyarakat menjadi miskin oleh sebab adanya
kebijakan ekonomi dan politik yang kurang menguntungkan mereka, sehingga mereka
tidak memiliki akses yang memadai ke sumber daya-sumber daya yang ada.Akibatnya
mereka terpaksa hidup di bawah standar yang tidak dapat lagi dinilai manusiawi, baik
dari aspek ekonomi, aspek pemenuhan kebutuhan fisik, aspek sosial, dan secara
BAB IV | 5
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
politikpun mereka tidak memiliki sarana untuk ikut dalam pengambilan keputusan
penting yang menyangkut hidup mereka.Proses ini berlangsung timbal balik saling
terkait dan saling mengunci dan akhirnya secara akumulatif memperlemah masyarakat
miskin.
Situasi ini bila tidak segera ditanggulangi akan memperparah kondisi masyarakat miskin
yang ditandai dengan lemahnya etos kerja, rendahnya daya perlawanan terhadap
berbagai persoalan hidup yang dihadapi, kebiasaan-kebiasaan buruk yang terpaksa
dilakukan guna mempertahankan hidup.
Kondisi kemiskinan di Kota Solok pada 2011 menunjukkan angka keluarga miskin
sebanyak 1.928 KK dari total jumlah penduduk Kota Solok. Pada tahun 2012 setelah
dilakukan pendataan penduduk miskin melalui Program Pendataan Perlindungan Sosial
(PPLS) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik dengan Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan. Saat ini angka kemiskinan Kota Solok menurun menjadi
1.739 KK dengan kategori kelompok miskin dan kelompok paling miskin sebanyak 703
rumah tangga sementara kelom pok hampir miskin sebanyak 1.036 KK.
Tabel 4.1
Analisis Kebutuhan Penanganan Penduduk Miskin Kota Solok di beberapa Lokasi
Jumlah
No
Lokasi
Penduduk
Bentuk
Kondisi Umum
Permasalahan
Miskin
1.
Tanah Garam
381 KK
Penanganan yang
Sudah Dilakukan
Pertanian
Kurangnya
Pengembangan
lapangan
program
pekerjaan,
pemberdayaan
kenaikan
masyarakat misal
angka
PNPM, bantuan
lapangan kerja
sosial
Kebutuhan
Penangananan
tdk diimbangi
dg
ketersediaan
lapangan
pekerjaan
2.
Tanjung Paku
245 KK
Perdagangan dan
Jasa
Sda.
Penyaluran
bantuan sosial,
rehab rumah
keluarga miskin,
BAB IV | 6
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
bantuan
modalusaha,
beasiswa.
3.
Kampung Jawa
228 KK
Pertanian,
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Sda.
Kelurahan
Dengan
Pengembangan
terpadat di Kota
kepadatan yg
program
Solok, dengan
tinggi banyak
pemberdayaan
mata pencaharian
tumbuh
masyarakat misal
masyarakat
kawasan
PNPM, bantuan
perdagangan dan
kumuh apalagi
sosial
jasa
berdekatan
Perdagangan dan
Jasa
4.
Nan Balimo
209 KK
Pertanian,
Perdagangan dan
Jasa
5.
PPA
167 KK
Perdagangan dan
Jasa
6.
Koto Panjang
115 KK
dengan Pasar
Raya Solok
4.1.2
PENGARUSUTAMAAN GENDER
Pengarusatamaan Gender dapat dilihat pada program kegiatan pemberdayaan
masyarakat, PNPM mandiri, Sanimas /SLBM, seperti yang dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 4.2
Kajian Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya bagi Pengarusutamaan
Gender di Kota Solok
No
1.
Program/
kegiatan
Bentuk
Lokasi
Tahun
Keterlibatan/
Akses
Tingkat
Partisipasi
Perempuan
(jumlah)
Kontrol
Pengambilan
Keputusan
oleh
Permasalahan yang
Manfaat
Perlu Diantisipasi di
Masa Datang
Perempuan
Pemberdayaan Masyarakat
BAB IV | 7
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
a
PNPM
Kota Solok
Perkotaan
(tersebar)
2012
Pemberdayaan
30 %
Cukup Baik
- Masyarakat
disekitar
- Lambatnya proses
lebih
administrasi
peduli terhadap
pencairan
kaum miskin
DDUB (APBD) di
dana
instansi terkait
- Terbangunnya
fasilitas
lingkungan
permukiman
dasar khususnya
bagi masyarakat
miskin
yang
belum
terakomodir
oleh Pemda
Sanimas/
Kota Solok
SLBM
(tersebar
di
2013
Pemberdayaan
40 %
Sangat baik
memiliki
6
Plus
Kelurahan)
2.
- Masyarakat
- Keberlanjutan
MCK
dalam pengelolaan
sendiri
sehingga
operasional
tidak
pemeliharaan
sembarangan
untuk
bangunan
membuang
MCK plus yg sudah
limbah tinjanya
ada masih rendah
Non Pemberdayaan Masyarakat
4.1.3
ANALISIS DAMPAK PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA
TERHADAP EKONOMI LOKAL MASYARAKAT
Kegiatan Pembangunan Cipta Karya yang Membutuhkan Konsultasi, Pemindahan
Penduduk dan Pemberian Kompensasi serta Permukiman Kembali
Tahap I
Komponen
No
Arahan Lokasi
Pemindahan
Program dan
Kegiatan
Tahap II
Konsultasi
Penduduk/
Permukiman
Sebelum
Setelah
Pemberian
Kembali
Pemindahan
Pemindahan
Kompensasi
1.
Pengembangan
Permukiman
2.
dan
Penataan
Bangunan dan
Lingkungan
BAB IV | 8
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
3.
Pengembangan Air
Minum
4.
Pengembangan
Penyehatan
Lingkungan
Permukiman
(Data Tidak Tersedia )
4.1.4
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN PENANGANAN SOSIAL PASCA PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA
Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya seharusnya memberi manfaat bagi
masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal dapat terlihat secara kasat mata dan
secara sederhana dapat terukur, seperti kemudahan mencapai lokasi pelayanan
infrastruktur, waktu tempuh yang menjadi lebih singkat, hingga pengurangan biaya
yang harus dikeluarkan oleh penduduk untuk mendapatkan akses pelayanan tersebut.
Tabel 4.3
Identifikasi Kebutuhan Penanganan Aspek Sosial Pasca Pelaksanaan Pembangunan
Bidang Cipta Karya
Jumlah
No
Sektor
Program/ Kegiatan
Lokasi
Tahun
Penduduk
Pelaksanaan
yang
Keterangan
Memanfaatkan
1.
Pengembangan
Rusunawa
Permukiman
infrastruktur
beserta
Laing
s/d 2014
Penyediaan infrastruktur
Simp. Rumbio
s/d 2014
permukiman di kawasan
(Sp.
pendukungnya
Pulai,
SMA 2, Batu
Gadang)
Penyediaan infrastruktur
Kp.
permukiman di kawasan
(transat,
Jawa
s/d 2014
ampang kualo)
Penyediaan infrastruktur
Tanah Garam
permukiman di kawasan
(Solok
nan
indah,
surau
kajai,
palm
s/d 2014
BAB IV | 9
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
griya)
Infrastruktur
Kawasan
Kandang Aur
s/d 2014
Pembangunan
KTK,
s/d 2014
infrastruktur permukiman
Aro IV Korong
kumuh
Sinapa
kawasan rawan bencana
2.
Penataan
Bangunan
Penyususnan
dan
Lingkungan
Kawasan
RTBL
Permukiman
rawan bencana
Kota
Solok:
Kel.
Tanah
s/d 2014
Garam, Laing,
Kp.Jawa
Pembuatan
Ruang
Kota Solok
s/d 2014
Penyusunan
Rencana
Kota Solok
s/d 2014
Induk
proteksi
Kota Solok
s/d 2014
Kota Solok
s/d 2014
Kota Solok
s/d 2014
Kota
s/d 2014
Terbuka Hijau
sistem
kebakaran
Aksesibilitas
bangunan
gedung kantor
3.
Pengembangan
Pembangunan/
Air Minum
peningkatan
SPAM
Regional
Pengembangan
dan
pengelolaan jaringan air
minum untuk MBR
Pembangunan
instalasi
pengolahan air limbah
Solok,
Kabuaten
Solok
Pembangunan
Kota Solok
s/d 2014
Kota Solok
s/d 2014
Kota Solok
s/d 2014
sambungan rumah
Pengadaan
dan
pemasangan
pipa
transmisi dan distribusi
4.
Pengembangan
Pembangunan
Penyehatan
drainase
Lingkungan
gorong
dan
saluran
gorong-
Permukiman
BAB IV | 10
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
4.2
ANALISIS EKONOMI
4.2.1 ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH
Dalam rangka meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan setiap komponen
penerimaan daerah tersebut, maka peranan legislatif didalam mendorong kesadaran
masyarakat di era otonomi daerah adalah sangat penting. Oleh karena itu koordinasi
dan kerjasama yang harmonis antara pihak eksekutif dan legislatif dalam menggali dan
mengelola sumber-sumber penerimaan PAD menjadi sangat penting.
Disamping itu, peraturan perundang-undangan pajak dan Perda yang tidak sesuai lagi
dengan perkembangan dan tuntutan pembangunan yang berkelanjutan perlu dilakukan
penyempurnaan dan pembaharuan. Hal ini dapat dilakukan melalui perubahan
peraturan-peraturan (Perda) yang baru sehingga dapat memperluas basis penerimaan
PAD dan secara sekaligus mendorong peningkatan penerimaan PAD.
Untuk mewujudkan efektifitas dan efisiensi pengeluaran/belanja Pemda ada beberapa
strategi kebijaksanaan yang perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh.
Pertama, Adanya komitmen dan keinginan Pemda baik pihak eksekutif maupun pihak
legislatif untuk benar-benar mengalokasikan dan menggunakan anggaran secara efektif
dan efisien serta bermanfaat bagi masyarakat. Kedua, adanya desentralisasi manajemen
terhadap unit-unit organisasi Pemda dalam penyediaan dan peningkatan pelayanan
terhadap masyarakat terutama dinas-dinas dan UPTD. Tujuan dari kebijaksanaan ini
adalah untuk lebih mendekatkan fungsi pelayanan terhadap masyarakat sesuai dengan
prinsip otonomi itu sendiri. Ketiga, perlu peningkatan peran swasta untuk turut
berinvestasi menyediakan sarana dan prasarana perkotaan yang bersifat komersial,
sehingga anggaran pembangunan Pemda dapat diprioritaskan untuk peningkatan
penyediaan jasa umum dan pemberdayaan masyarakat.
a. Program Intensifikasi Penerimaan Pajak.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan sumber penerimaan yang berasal dari pajak
daerah di Kota Bukittinggi. Program intensifikasi ini bukanlah merupakan program yang
baru dibidang perpajakan, tetapi dalam pelaksanaannya perlu lebih ditingkatkan.
Langkah-langkah kegiatan yang dapat dilakukan melalui program ini
adalah : (1). Melakukan penaksiran terhadap beban pajak harus benar-benar
BAB IV | 11
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
berdasarkan pada potensi pajak yang sebenarnya, karena itu kegiatan penghitungan
potensi pajak perlu dilakukan. (2). Sistim pembayaran on-line perlu lebih dioptimalkan.
(3). Kegiatan sosialisasi terhadap setiap perubahan tarif pajak perlu lebih ditingkatkan
baik secara lansung kemasyarakat maupun melalui media masa. (4). Kegiatan
pemberian insentif bagi wajib pajak yang membayar pajak tepat pada waktunya, serta
sesuai dengan jumlahnya perlu diberikan. (5). Kegiatan menampilkan para wajib pajak
melalui media RRI dan televisi dalam bentuk dialog perlu dicobakan, sehingga dapat
meransang wajib pajak lainnya untuk melunasi kewajiban pajaknya.
b.
Program Ekstensifikasi
Sasaran yang hendak dicapai melalui program ini adalah terjadinya perluasan basis
penerimaan PAD terutama basis penerimaan pajak dan retribusi daerah. Beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan adalah : (1) Memperluas basis pajak hiburan misalnya
pajak VCD dan Play station. (2). Memungut retribusi parkir terhadap kenderaan Plat
Merah disetiap Kantor Dinas bila dimungkinkan. (3). Mencari sumber-sumber
penerimaan baru yang potensial dan membuatkan Perdanya sehingga dapat dijadikan
sebagai objek sumber penerimaan baru.
c. Program Perhitungan dan Analisis Potensi Penerimaan PAD
Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa besar potensi masing-masing komponen
penerimaan PAD yang dimiliki. Sasaran yang ingin dicapai adalah agar penetapan target
penerimaan pajak benar-benar berdasarkan potensi yang ada. Kegiatan yang dapat
dilakukan adalah : Melakukan studi atau penelitian untuk menghitung besarnya potensi
masing-masing komponen penerimaan PAD tersebut
d. Program Sosialisasi dan Peningkatan Kesadaran Masyarakat
Program ini dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam media informasi
TV, Radio, Koran dll. Disamping itu mengajak dan melibatkan pemimpin-pemimpin
informal dalam meningkatkan kesadaran masyarakat dan juga dalam pengumpulan
pajak.
e. Program Peningkatan SDM
Program ini dapat dilakukan dengan jalan meningkatkan pengetahuan dan keahlian
(skill) Sumber Daya Manusia aparatur DPKAD serta melakukan penempatan kerja yang
sesuai dengan bidang keahliannya tersebut.
BAB IV | 12
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
f. Program Kerjasama antara Pemda dengan Pihak Swasta
Kerjasama antara Pemda/BUMD dengan pihak Swasta memang bukan merupakan
penerimaan langsung oleh Pemerintah Daerah. Namun demikian, dengan adanya
kerjasama tersebut merupakan salah satu sarana bagi pemerintah daerah dan dan
BUMD untuk membiayai penyediaan, pemeliharaan serta pengelolaan prasarana
pelayanan publik.
4.3
ASPEK LINGKUNGAN
Kajian lingkungan yang dilakukan Pemerintah Kota Solok, dalam penyusunan dokumen
RPIJM bidang Pekerjaan
Umum/Cipta Karya ini,
telah mengakomodasi prinsip
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, sebagaimana yang diamanatkan oleh
undang-undang, Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, yaitu sebagai berikut :
1.
UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup:
“Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
terdiriatas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis
MengenaiDampak Lingkungan (AMDAL), dan Upaya Pengelolaan LingkunganUpayaPemantauan
Lingkungan
(UKL-UPL)
dan
Surat
Pernyataan
KesanggupanPengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPLH)”
2. UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional:
“Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu
penerapanprinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara konsisten di
segalabidang”
3. Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014:
“Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah
perbaikanmutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam di
perkotaan danpedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan dengan
peningkatan dayadukung dan daya tampung lingkungan; peningkatan kapasitas
adaptasi danmitigasi perubahan iklim”
4. Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian Lingkungan Hidup
Strategis:
Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan
untukmenyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau
BAB IV | 13
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
program agardampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan dapat
diminimalkan
5. Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen Lingkungan.
Sebagai
persyaratan
disusundokumen
untuk
Amdal,
mengajukan
UKL
dan
ijin
UPL,
lingkungan
atau
Surat
maka
perlu
Pernyataan
KesanggupanPengelolaan Lingkungan Hidup atau disebut dengan dengan SPPL
bagi kegiatanyang tidak membutuhkan Amdal atau UKL dan UPL.
4.1.1
KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)
Kajian Lingkungan
sistematis,
Hidup Strategis (KLHS) adalah, suatu rangkaian analisis yang
menyeluruh,
dan
partiispatif
untuk
memastikan
bahwa
prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan
suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/ atau program. Tahapan awal
pelaksanaan KLHS diawali dengan penapisan terhadap usulan rencana/program dalam
RPIJM Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya Kota Solok per masing-masing sektor
dengan mempertimbangkan isu-isu pokok seperti ;
1.
Perubahan iklim
2. Kerusakan, kemorosotan dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati
3. Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan
dan/atau kebakaran hutan dan lahan
4. Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam
5. Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan
6. Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan
penghidupan sekelompok masyarakat
7. Peningkatan resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia
Pada Tabel 4.1, dapat dilihat penapisan kebijakan/rencana/ program yang ada dalam
RPIJM bidang Cipta Karya di Kota Solok.
BAB IV | 14
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Tabel 4.4
Penapisan Usulan Program/Kegiatan RPIJM
Bidang Cipta Karya Kota Solok
Penilaian
No
Kriteria Penapisan
1
Uraian Pertimbangan
Kesimpulan (signifikan/
Tidak signifikan)
Sektor Pengembangan Permukiman
Perubahan iklim
Kerusakan, kemerosotan
dan/atau kepunahan
keanekaragaman hayati
Peningkatan intensitas
dan cakupan wilayah
bencana banjir, longsor,
kekeringan, dan/atau
kebakaran hutan dan
lahan
Penurunan mutu dan
kelimpahan sumber daya
alam
Peningkatan alih fungsi
kawasan hutan dan/atau
lahan
Kebijakan/Program/Kegiatan dalam RPIJM
Kota Solok tidak menimbulkan dampak
langsung terhadap terjadinya perubahan
iklim, yang perlu diperhatikan, rencana
lokasi untuk program/kegiatan yang
direncanakan, telah sesuai dengan RTRW
Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPIJM
Kota Solok berdampak negatif terhadap
kemungkinan terjadinya kerusakan,
kemorosotan dan/atau kepunahan
keanekaragaman hayati, jika pembangunan
infrastruktur dilakukan tanpa
memperhatikan kesesuaian dengan RTWR,
namun besaran dampaknya skala kecil
Kebijakan/Rencana/Progam RPIJM Kota
Solok tidak berdampak negatif terhadap
kemungkinan peningkatan intensitas dan
cakupan wilayah bencana (banjir,
kekeringan, dll), asalkan dalam
perencanaannya mempertimbangkan
kesesuaian dengan RTRW
Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPIJM
Kota Solok dapat berdampak negatif
terhadap kemungkinan penurunan mutu
dan kelimpahan sumber daya alam, jika
rencana lokasi untuk program/kegiatan yang
direncanakan tidak sesuai dengan RTRW
Kebijakan/Rencana/Progam RPIJM Kota
Solok berdampak negatif terhadap
kemungkinan terjadinya peningkatan alih
fungsi kawasan hutan dan/atau lahan,
karena adanya desakan memenuhi
kebutuhan lahan untuk permukiman
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
BAB IV | 15
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Penilaian
No
Kriteria Penapisan
Peningkatan jumlah
penduduk miskin atau
terancamnya
keberlanjutan
penghidupan
sekelompok masyarakat
Peningkatan resiko
terhadap kesehatan dan
keselamatan manusia
2
Perubahan iklim
Kerusakan, kemerosotan
dan/atau kepunahan
keanekaragaman hayati
Peningkatan intensitas
dan cakupan wilayah
bencana banjir, longsor,
kekeringan, dan/atau
kebakaran hutan dan
lahan
Penurunan mutu dan
kelimpahan sumber daya
alam
Peningkatan alih fungsi
kawasan hutan dan/atau
lahan
Uraian Pertimbangan
Kesimpulan (signifikan/
Tidak signifikan)
Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPIJM
Tidak Signifikan
Kota Solok tidak berdampak negatif
terhadap kemungkinan peningkatan jumlah
penduduk miskin atau terancamnya
keberlanjutan penghidupan sekelompok
masyarakat, asalkan pembangunan
dilakukan secara adil dan merata
Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPIJM
Tidak Signifikan
Kota Solok dapat berdampak negatif
terhadap peningkatan resiko terhadap
kesehatan dan keselamatan manusia, jika
dalam realisasi program/kegiatan tidak
mempertimbangkan kondisi lingkungan
Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
Kebijakan/Program/Kegiatan dalam RPIJM
Kota Solok tidak berdampak negatif
terhadap kemungkinan terjadinya
perubahan iklim, bahkan dengan adanya
program/kegiatan untuk penataan RTH,
diharapkan memberi dampak positif
Kebijakan/Rencana/Progam RPIJM Kota
Solok tidak memiliki dampak besar dan
penting terhadap kemungkinan terjadinya
kerusakan, kemorosotan dan/atau
kepunahan keanekaragaman hayati, asalkan
dalam proses pembangunannya,
mempertimbangkan kondisi lingkungan
Kebijakan/Rencana/Progam RPIJM Kota
Solok dapat berdampak negatif terhadap
peningkatan intensitas dan cakupan wilayah
bencana (banjir, kekeringan, dll), jika dalam
proses penataan bangunan dan
lingkungannya tidak memperhatikan aspek
lingkungan hidup
Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPIJM
Kota Solok tidak berdampak terhadap
kemungkinan penurunan mutu dan
kelimpahan sumber daya alam,
Kebijakan/Rencana/Progam RPIJM Kota
Solok tidak berdampak terhadap
peningkatan alih fungsi kawasan hutan
dan/atau lahan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
BAB IV | 16
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Penilaian
No
Kriteria Penapisan
Uraian Pertimbangan
Kesimpulan (signifikan/
Tidak signifikan)
Peningkatan jumlah
penduduk miskin atau
terancamnya
keberlanjutan
penghidupan
sekelompok masyarakat
Peningkatan resiko
terhadap kesehatan dan
keselamatan manusia
Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPIJM
Tidak Signifikan
Kota Solok tidak berdampak negatif
terhadap kemungkinan peningkatan jumlah
penduduk miskin atau terancamnya
keberlanjutan
penghidupan sekelompok masyarakat
Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPIJM
Tidak Signifikan
Kota Solok tidak berdampak negatif
terhadap peningkatan resiko terhadap
kesehatan dan keselamatan manusia
Sektor Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
Perubahan iklim
Kebijakan/rencana/program dalam RPIJM
Kota Solok, tidak berdampak langsung
terhadap perubahan iklim, justru perubahan
iklim dapat mengancam kontinuitas SPAM
yang dibangun, terutama untuk sumber air
Kebijakan/rencana/program dalam RPIJM
Kota Solok, dapat berdampak negatif
terhadap kemungkinan terjadinya
kerusakan, kemerosotan dan/atau
kepunahan keanekaragaman hayati, hal ini
terutama berkaitan dengan lokasi dan
sumber air yang digunakan dalam SPAM
Kebijakan/Rencana/Progam RPIJM Kota
Solok dapat berdampak negatif terhadap
peningkatan intensitas dan cakupan wilayah
bencana (banjir, kekeringan, dll), hal ini
terutama berkaitan dengan lokasi dan
sumber air yang digunakan dalam SPAM
Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPIJM
Kota Solok berdampak negatif terhadap
kemungkinan penurunan mutu dan
kelimpahan sumber daya alam, jika dalam
pemanfaatan sumber daya air sebagai
sumber air baku SPAM tidak
mempertimbangkan kondisi daya
dukungnya
3
Kerusakan, kemerosotan
dan/atau kepunahan
keanekaragaman hayati
Peningkatan intensitas
dan cakupan wilayah
bencana banjir, longsor,
kekeringan, dan/atau
kebakaran hutan dan
lahan
Penurunan mutu dan
kelimpahan sumber daya
alam
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Tidak Signifikan
Peningkatan alih fungsi
kawasan hutan dan/atau
lahan
BAB IV | 17
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Penilaian
No
Kriteria Penapisan
Uraian Pertimbangan
Kesimpulan (signifikan/
Tidak signifikan)
Peningkatan jumlah
penduduk miskin atau
terancamnya
keberlanjutan
penghidupan
sekelompok masyarakat
Peningkatan resiko
terhadap kesehatan dan
keselamatan manusia
4
Perubahan iklim
Kerusakan, kemerosotan
dan/atau kepunahan
keanekaragaman hayati
Kebijakan/rencana/program dalam RPIJM
Kota Solok, dapat berdampak negatif
terhadap kemungkinan terjadinya
kerusakan, kemerosotan dan/atau
kepunahan keanekaragaman hayati jika
dalam perencanaanya kurang
memperhatikan kaedah lingkungan,
terutama persoalan pengelolaan air limbah
dan penanganan sampah
Peningkatan intensitas
dan cakupan wilayah
bencana banjir, longsor,
kekeringan, dan/atau
kebakaran hutan dan
lahan
Kebijakan/Rencana/Progam RPIJM Kota
Solok dapat berdampak negatif terhadap
peningkatan intensitas dan cakupan wilayah
bencana (banjir, kekeringan, dll), jika dalam
tahap perencaanaan, terutama untuk
kegiatan drainase, tidak dilakukan secara
tepat
Kebijakan/Rencana/Proga
m RPIJM Kota Solok dapat
berdampak terhadap
peningkatan alih fungsi
kawasan hutan dan/atau
lahan, misalnya, dari
kegiatan pemasangan
jaringan
transmisi/bangunan
penangkap air di kawasan
hutan
(Tidak Signifikan)
Kebijakan/Rencana/progra
m RPIJM Kota Solok,
secara tidak langsung,
dapat berdampak
terhadap peningkatan
jumlah penduduk miskin
atau terancamnya
keberlanjutan
penghidupan sekelompok
masyarakat, jika dalam
pemanfaatan sumber daya
air untuk air baku SPAM,
kurang memperhatikan
BAB IV | 18
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Penilaian
No
Kriteria Penapisan
Uraian Pertimbangan
Kesimpulan (signifikan/
Tidak signifikan)
kepentingan pengguna air
lainnya
(Tidak Signifikan)
Penurunan mutu dan
kelimpahan sumber daya
alam
Kebijakan/rencana/program dalam RPIJM
Kota Solok, dapat berdampak terhadap
kemungkinan penurunan mutu dan
kelimpahan sumber daya alam, terutama
persoalan pengelolaan air limbah dan
penanganan sampah
Peningkatan alih fungsi
kawasan hutan dan/atau
lahan
Kebijakan/Rencana/Progam RPIJM Kota
Solok tidak berdampak terhadap
peningkatan alih fungsi kawasan hutan
dan/atau lahan
Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPIJM
Kota Solok tidak berdampak negatif
terhadap kemungkinan peningkatan jumlah
penduduk miskin atau terancamnya
keberlanjutan penghidupan sekelompok
masyarakat
Peningkatan jumlah
penduduk miskin atau
terancamnya
keberlanjutan
penghidupan
sekelompok masyarakat
Peningkatan resiko
terhadap kesehatan dan
keselamatan manusia
Kebijakan/Rencana/Progam dalam RPIJM
Kota Solok dapat berdampak negatif
terhadap peningkatan resiko terhadap
kesehatan dan keselamatan manusia, jika
pengelolaan terhadap air limbah dan
sampah tidak dilakukan secara benar
Kebijakan/rencana/progra
m RPIJM Kota Solok dapat
berdampak negatif
terhadap peningkatan
resiko terhadap kesehatan
dan keselamatan manusia,
jika kualitas air yang
dihasilkan dari
perencaanaan SPAM tidak
memenuhi standar kualitas
yang ditetapkan
Sektor Penyehatan
Lingkungan dan
Permukiman
Kebijakan/rencana/progra
m dalam RPIJM Kota
Solok, tidak berdampak
terhadap perubahan iklim,
namun pada tahap
operasional, aktivitas di
TPA berpotensi
meningkatkan gas rumah
kaca, yang pada akhirnya
berpengaruh pada
perubahan iklim
(Tidak Signifikan)
Tidak Signifikan
Dari kegiatan penapisan diatas, tidak teridentifikasi rencana/program dalam RPIJM
Bidang Cipta Karya Kota Solok yang memiliki pengaruh/dampak besar dan penting
terhadap kriteria penapisan di atas, maka mengacu pada Permen Lingkungan Hidup No.
BAB IV | 19
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum KLHS, KLHS tidak perlu dilaksanakan. KLHS yang
tercantum dalam dokumen RTRW, dapat dijadikan masukan, untuk memperkaya
informasi perlindungan lingkungan dalam RPIJM.
Pada tataran perumusan kebijakan, rencana dan program, KLHS merupakan instrument
lingkungan yang digunakan, namun pada tataran pelaksanaan
kegiatan atau
keproyekan, maka dokumen yang digunakan adalah AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH,
tergantung kepada besaran kegiatan.
4.1.2
AMDAL, UKL-UPL DAN SPPLH
Besaran kegiatan untuk dokumen AMDAL, UKL-UPL maupun SPPLH, diatur oleh
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha
dan/atau Kegiatan Wajib AMDAL dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 tahun
2008 tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Pekerjaan
Umum yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya
Pemantauan Lingkungan Hidup.Pada tabel 5.2 ditampilkan jenis kegiatan yang wajib
AMDAL, mengacu kepada Permen LH No. 5 Tahun 2012.
Tabel 4.5 Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL
No
A.
Jenis Kegiatan
Persampahan
a. Pembangunan TPA sampah
domestic dengan sistem
controlled landfill/sanitary
landfill termasuk instalasi
penunjangnya
- luas kawasan TPA, atau
- kapasitas total
Skala Besaran
> 10 ha
≥ 100.000 ton
Alasan Ilmiah Khusus
a. penyesuaian terhadap luas
kawasan TPA dengan daya
tampung TPA
b. Perubahan paradigma dari
tempat
pembuangan/penampungan
akhir menjadi tempat
pengolahan akhir.
c. UU 18 Tahun 2008 tentang
Pengelolaan Sampah dimana
konsep 3R menjadi bagian dari
deskripsi kegiatan Amdal TPA.
Bukan lagi “open dumping” tapi
sebagai tempat pengolah akhir,
sehingga ada composting dan
BAB IV | 20
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
No
Jenis Kegiatan
Skala Besaran
Alasan Ilmiah Khusus
landfill gas (waste to energy).
untuk insinerator biasanya
untuk kapasitas yang kecil ( 25 ha
> 50 ha
>100 ha
> 2000 ha
Alasan Ilmiah Khusus
berdasarkan:
a. Hubungan antar kawasan
fungsional sebagai bagian
lingkungan hidup diluar
kawasan lindung;
b. Keterkaitan lingkungan hunian
perkotaan dengan lingkungan
hunian perdesaan;
c. Keterkaitan antara
pengembangan lingkungan
hunian perkotaan dengan
pengembangan lingkungan
hunian perdesaan;
d. Keserasian tata kehidupan
manusia dengan lingkungan
hidup;
e. Keseimbangan antara
kepentingan publik dan
kepentingan privat.
f. Analisis teknis, meliputi:
g. Tingkat pembebasan lahan.
h. Daya dukung lahan, seperti
daya dukung tanah, kapasitas
resapan air tanah, tingkat
kepadatan bangunan per-hektar
i. Tingkat kebutuhan air seharihari.
j. Limbah yang dihasilkan sebagai
akibat hasil kegiatan perumahan
dan permukiman.
k. Efek pembangunan terhadap
lingkungan sekitar (mobilisasi
material, manusia, dan lalu
lintas)
l. KDB (Koefisien dasar bangunan)
dan KLB (Koefisien luas
bangunan).
m. Peningkatan air larian (run-off)
yang mengakibatkan banjir
dihilirnya.
a. Setara dengan layanan untuk
100.000 orang.
b. Dampak potensial berupa bau,
gangguan kesehatan, lumpur
sisa yang tidak diolah dengan
BAB IV | 22
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
No
Jenis Kegiatan
- Luas, atau
- Kapasitasnya
b. Pembangunan Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL)
limbah domestik termasuk
fasilitas penunjangnya
- Luas, atau
- Beban organik
c. Pembangunan sistem perpipaan
air limbah, luas layanan
- Luas layanan, atau
- Debit air limbah
D.
E.
Pembangunan saluran drainase
(primer dan/atau sekunder) di
permukiman
a. kota besar/ metropolitan,
panjang
b. kota sedang, panjang
Skala Besaran
≥ 2 ha
≥ 11 m3/hari
Alasan Ilmiah Khusus
baik dan gangguan visual.
Setara dengan layanan untuk
100.000 orang.
≥ 3 ha
≥ 2,4 ton/hari
≥ 500 ha
≥ 16.000 m3/hari
≥ 5 km
≥ 10 km
Jaringan air bersih di kota besar /
metropolitan
a. pembangunan jaringan
distribusi
- luas layanan
> 500 ha
b. pembangunan jaringan
transmisi
- panjang
> 10 km
a. Setara dengan layanan 100.000
orang.
b. Setara dengan 20.000 unit
sambungan air limbah.
c. Dampak potensial berupa
gangguan lalu lintas, kerusakan
prasarana umum,
ketidaksesuaian atau nilai
kompensasi
Berpotensi menimbulkan
gangguan lalu lintas, kerusakan
prasarana dan sarana umum,
pencemaran di daerah hilir,
perubahan tata air di sekitar
jaringan, bertambahnya aliran
puncak dan perubahan perilaku
masyarakat di sekitar jaringan.
Pembangunan drainase sekunder
di kota sedang yang melewati
permukiman padat
Berpotensi menimbulkan dampak
hidrologi dan persoalan
keterbatasan air
Konflik sosial pemakaian air di
sepanjang jaringan pipa
Sumber : Permen LH No. 5 Tahun 2012
BAB IV | 23
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang skala/besarannya masih di bawah batas wajib
dokumen AMDAL, maka tidak perlu menyusun dokumen AMDAL, tetapi wajib
dilengkapi dengan dokumen UKL-UPL. Jenis kegiatan Bidang Cipta Karya yang wajib
dokumen UKL-UPL, sesuai dengan Permen PU No. 10 Tahun 2008 tentang Penetapan
Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi
dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Hidup, dapat dilihat pada Tabel 4.3
Jenis Kegiatan Bidang Cipta Karya yang kapasitasnya masih di bawah batas wajib
dilengkapi dokumen UKL-UPL, tidak wajib dilengkapi dengan dokumen UKL-UPL, tapi
dilengkapi dengan Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan
Lingkungan Hidup (SPPLH).
Program/kegiatan dalam RPIJM Bidang Cipta karya Kota Solok, disesuaikan dengan
Permen LH No. 5 Tahun 2012 dan Permen PU No. 10 Tahun 2008, teridentifikasi, ada
beberapa program/kegiatan yang membutuhkan analisis perlindungan lingkungan, yang
produknya berupa AMDAL, UKL-UPL atau SPPL. Namun, ada beberapa kegiatan yang
skala/besarannya masih belum detail, maka pada tahap realisasi RPIJM ini, perlu dicek
kebutuhan analisis perlindungan lingkungannya sesuai dengan ketentuan Permen LH
No. 5 Ttahun 2012, dan Permen PU No. 10 Tahun 2004. Pada Tabel. 4.3., dapat dilihat
checklist kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan pada Bidang Cipta Karya dalam
dokumen RPIJM Kota Solok.
BAB IV | 24
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
Tabel 4.6 Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL,
tapi Wajib UKL-UPL
Jenis kegiatan
Skala/Besaran
Pertimbangan Ilmiah
Alasan Khusus
Persampahan
a. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dengan
sistem controlled landfill atau sanitary landfill
termasuk instansi penunjang
- Luas kawasan, atau
- Kapasitas total
< 10 Ha
< 10.000 ton
b. TPA daerah pasang surut
- Luas landfill
- Kapasitas total
< 5 Ha
< 5.000 ton
c. Pembangunan Transfer Station
- Kapasitas
< 1.000 ton/hari
d. Pembangunan Instansi/Pengolahan Sampah
Terpadu
- Kapasitas
< 500 ton
e. Pembangunan Incenerator
- Kapasitas
< 500 ton/hari
Penurunan daya dukung dan daya
tampung lingkungan, penerapan
teknologi yang mempengaruhi
lingkungan fisik kimia, serta proses
dan hasilnya mempengaruhi kondisi
sosial masyarakat
Gangguan kesehatan masyarakat sekitar
menurunnya estétika lingkungan,
timbulnya bau, lalat, vektor penyakit,
pencmaran udara akibat emisi gas hasil
pembakaran (H2S, NO2, SO2, CO2, dioxin),
pencemaran air tanah maupun air
permukaan serta keresahan masyarakat.
BAB IV | 25
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
f. Pembangunan Instansi Pembuatan Kompos
- Kapasitas
> 50 s/d < 100 ton/Ha
Air limbah domestik/permukiman
a. Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur
Tinja (IPLT) termasuk fasilitas penunjang
- Luas
- Atau kapasitas
< 2 ha
< 11 m3/hari
b. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL)
- Luas
- Atau bahan organik
< 3 ha
< 2,4 ton/hari
c. Pembangunan sistem perpipaan air limbah
(sewerage/off-site sanitation system)
diperkotaan/permukiman
- Luas layanan
- Atau debit air limbah
< 500 ha
< 16.000 m3/hari
Penurunan daya dukung dan daya
tampung lingkungan, penerapan
teknologi yang mempengaruhi
lingkungan fisik kimia, serta proses
dan hasilnya mempengaruhi kondisi
sosial masyarakat
Gangguan kesehatan masyarakat
sekitar menurunnya estétika
lingkungan, timbulnya bau, lalat, vektor
penyakit, pencmaran udara akibat emisi
gas hasil pembakaran pencemaran atau
perubahan kualitas dan kuantitas air
tanah, air permukaan dan air baku serta
keresahan masyarakat terhadap
pengelolaan air limbah.
Gangguan lalu lintas, kerusakan
prasarana dan sarana umum,
ketidakpuasan atas nilai kompensasi,
kesehatan masyarakat sekitar,
menurunnya estetika lingkungan
timbulnya bau, lalat, vektor penyakit,
pencmaran udara akibat emisi gas hasil
pembakaran pencemaran atau
perubahan kualitas dan kuantitas air
tanah, air permukaan dan air baku serta
keresahan masyarakat terhadap
pengelolaan air limbah.
Drainase permukaan perkotaan
BAB IV | 26
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
a. Pembangunan saluran primer dan sekunder
- Panjang
< 5 km
b. Pembangunan kolam retensi/polder di
area/kawasan pemukiman
- luas kolam retensi/polder
(1 - 5) ha
Perubahan bentang alam perubahan
daya dukung Dan daya tampung
lingkungan perubahan tata alir air.
Gangguan lalu lintas dan kemacetan (pada
saat konstruksi), kebisingan, gangguan
estetika lingkungan, perubahan kualitas air
dibagian hilir saluran, terganggunya fungsi
sarana umum di sekitarnya serta
ketidakpuasan atas nilai kompensasi.
Penerapan teknologinya
mempengaruhi lingkungan fisik
kimiawi, proses dan hasilnya
mempengaruhi lingkungan social
budaza, eksploitasi Sumber Daya Air
yang pemanfaatannya berpotensi
menimbulkan pemborosan maupun
kerusakan sumber daya alam, ekologi
waduk
Gangguan lalu litas, kecemburuan social
antar consumen air bersih, konflik
pemakaian sumber daya air, perubahan
pasokan air, penurunan muka air tanah
(land subsident) akibat penyedotan air
tanah yang berlebihan, instrusi air asin,
perubahan kualitas air di badan penerima
limbah hasil proses pengolahan air.
Air Minum
a. Pembangunan jaringan distribusi (luas
layanan)
b. Pembangunan jeringan pipa transmisi
(panjang)
1. Metropolitan/besar
- Panjang
2. Sedang/kecil
- Panjang
c. Pengambilan air baku dari sungai, danau
sumber air permukaan lanilla (debit)
1. Sungai danau
2. Mata air
d. Pembangunan Instalasi Pengolahan air dengan
pengolahan lengkap (debit)
100 ha s/d < 500 ha
5 km s/d < 10 km
8 km s/d < 10 km
50 L/dt s/d < 250 L/dt
2,5 L/dt s/d < 250 L/dt
> 50 L/dt < 100 L/dt
BAB IV | 27
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
e. Pengambilan air tanah dalam (debit) untuk
kebutuhan:
1. Pelayanan masyarakat oleh penyelenggara
SPAM
2. Kegiatan lain dengan tujuan komersil
2,5 L/dt < 50 L/dt
1,0 L/dt s/d < 50 L/dt
Pembangunan gedung
a. Pembangunan bangunan gedung di atas tanah/bawah tanah
1. Fungsi usaha meliputi bangunan gedung
perkantoran, perdagangan, perindustrian,
perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal
dan bangunan gedung tempat
penyimpanan
2. Fungsi keagamaan, meliputi bangunan
masjid termasuk mushola, bangunan gereja
termasuk kapel, bangunan pura, bangunan
vihara, dan bangunan kelenteng
3. Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan
gedung pelayanan pendidikan, pelayanan
kesehatan, keudayaan, laboratorium, dan
bangunan gedung pelayanan umum
5.000 m2 s/d
10.000 m2
Perubahan pada sifat-sifat fisik
dan/atau hayati lingkungan
Perubahan komponen lingkungan
Menimbulkan kerusakan atau
gangguan terhadap kawasan
lindung
Mengubah atau memodifikasi
areal yang mempunyai nilai tinggi
serta mengakibatkan
/menimbulkan konflik atau
kontroversi dengan masyarakat
dan/atau pemerintah
Penurunan daya tampung
lingkungan sebagai akibat dari
pemanfaatan intensitas lahan
yang melampaui daya dukung
lahan itu sendiri yang
Berpotensi mengganggu fungsi
prasaana dan sarana yang berada di
bawahnya dan/atau di disekitarnya
Berpotensi mengganggu fungsi
prasaana dan sarana yang berada di
bawahnya dan/atau di disekitarnya
Berpotensi mengganggu fungsi
prasaana dan sarana yang berada di
bawahnya dan/atau di disekitarnya
BAB IV | 28
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA 2017-2021
KOTA SOLOK
4. Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir,
instalasi pertahanan dan keamanan dan
bangunan sejenis yang ditetapkan oleh
menteri
Semua bangunan yang
tidak dipersyaratkan
untuk Amdal maka
wajib dilengkapi UKL
dan UPL
mengakibatkan perubahan
terhadap kondisi sosial, ekonomi,
dan budaya masyarakat
Berpotensi mengganggu fungsi
prasarana dan sarana yang berada di
bawahnya dan/atau di disekitarnya
Kegiatan bangunan gedung fungsi
khusus menimbulkan dampak penting
terhadap masyarakat dan
lingkungannya
Bangunan gedung fungsi khusus yang
mempunyai tingkat kerahasiaan tinggi
tingkat nasional seringkalimempunyai
sistem pertahanan dan keamanan
tertentu yang dapat berpengaruh
terhadap ekosistem
Mempunyai resiko bahaya tinggi
apabila terjadi kegagalan / kecelakaan
b. Pembangunan bangunan gedung di bawah tanah yang melintasi prasarana dan atau sarana umum
1. Fungsi usaha meliputi bangunan gedung
perkantoran, perdagangan, perindustrian,
perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal
dan bangunan gedung tempat
penyimpanan
Perubahan pada sifat-sifat fisik
dan/atau hayati lingkungan
Perubahan komponen lingkungan
Menimbulkan kerusakan atau
gangguan terhadap kawasan
lindung
Berpotensi mengganggu fungsi
prasaana dan sarana yang berada di
bawahnya dan/atau di disekitarnya
BAB IV | 29
RENCANA PROGRAM INVE