PENGARUH TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA TERHADAP PERKEMBANGAN ISLAM DI DUSUN MARGOSARI DESA NGADIROJO KECAMATAN AMPEL SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

  

PENGARUH TOLERANSI ANTAR UMAT

BERAGAMA TERHADAP PERKEMBANGAN ISLAM

DI DUSUN MARGOSARI DESA NGADIROJO

KECAMATAN AMPEL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh

ARIEF YULIYANTO

NIM 11110037

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

  

PENGARUH TOLERANSI ANTAR UMAT

BERAGAMA TERHADAP PERKEMBANGAN ISLAM

DI DUSUN MARGOSARI DESA NGADIROJO

KECAMATAN AMPEL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

  

Oleh

ARIEF YULIYANTO

NIM 11110037

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

KEMENTERIAN AGAMA RI

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax.323433 Kode Pos. 50721 Salatiga http//www.salatiga.ac.id e-mail:akademik@stainsalatiga.ac.id

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama : Arief Yuliyanto NIM : 11110037 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Judul : PENGARUH TOLERANSI ANTAR UMAT

  BERAGAMA TERHADAP PERKEMBANGAN

  ISLAM DI DUSUN MARGOSARI DESA NGADIROJO KECAMATAN AMPEL telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

  Salatiga, 14 Maret 2015 Pembimbing Mufiq, S.Ag., M.Phil.

  

SKRIPSI

TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA DAN PENGARUHNYA

TERHADAP PERKEMBANGAN ISLAM DI DUSUN MARGOSARI DESA

NGADIROJOKECAMATAN AMPEL

DISUSUN OLEH

ARIEF YULIYANTO

NIM: 111 10 037

  Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 6 April 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam

  Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Fatchurrohman, S.Ag., M.Pd. Sekretaris Penguji : Mufiq, S.Ag., M.Phil. Penguji I : Siti Rukhayati, M.Ag. Penguji II : Muna Erawati, S.Psi., M.Si.

  Salatiga, 06 April 2015 Dekan FTIK IAIN Salatiga Suwardi, M.Pd.

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Arief Yuliyanto NIM : 11110037 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

  Salatiga, 14 Maret 2015 Yang menyatakan, Arief Yuliyanto

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

           

  “Barangsiapa yang bersungguh-sungguh, maka sesungguhnya kesungguhannya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.

  ” (QS. Al-Ankabuut: 6)

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orang tuaku yang tercinta, keluargaku, sahabat-sahabat seperjuanganku, dan untuk IAIN Salatiga

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Robbi yang telah memberikan taufik, hidayah dan pertolongan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam penulis curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

  Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari semua pihak. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat : 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

  3. Bapak Mufiq, S.Ag., M.Phil. selaku dosen pembimbing.

  4. Bapak Haryoko selaku Kepala Desa Ngadirojo yang telah mengijinkan untuk mengadakan penelitian di dusun Margosari.

  5. Kedua orang tua yang telah memberikan materi untuk menyelesaikan skripsi ini.

  6. Teman-teman yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.

  Semoga Allah SWT membalas amal kebaikan yang telah diperbuat Bapak/Ibu/ saudara/saudari. Amiin. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangsih terhadap kemajuan civitas akademika IAIN Salatiga.

  Salatiga, 14 Maret 2015 Penulis Arief Yuliyanto

  

ABSTRAK

  Yuliyanto, Arief. 2015. Pengaruh Toleransi Antar Umat Beragama Terhadap

  Perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel . Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam.

  Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mufiq, S.Ag., M.Phil.

  Kata kunci: Toleransi dan perkembangan.

  Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui toleransi antar umat beragama dan juga perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah (1) Bagaimana toleransi antar umat beragama di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel?, (2) Bagaimana perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel?, dan (3) Apakah terdapat pengaruh antara toleransi antar umat beragama terhadap perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

  Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa toleransi di Dusun Margosari pada kategori yang tinggi, yaitu 70% dan ada 28 responden dari 40 responden yang diteliti. Artinya bahwa masyarakat di dusun Margosari meskipun warganya mempunyai kepercayaan yang berbeda namun mereka sangat menjunjung tinggi kerukunan antar warganya, saling menghormati satu sama lain, saling tolong menolong, dan dapat bergaul dengan baik.

  Perkembangan Islam di Dusun Margosari pada kategori yang tinggi, yaitu 50% dan ada 20 responden dari 40 responden yang diteliti. Dan juga dengan adanya berbagai macam kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan yang sudah berjalan sejak dulu. Seperti kegiatan Tahlilan, pengajian tingkat kelurahan, Yasinan, dan lain sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut menjadi cerminan mengenai keadaan Islam di dusun Margosari.

  Berdasarkan analisis dari data yang diperoleh di lapangan, menunjukkan bahwa Rxy hitung sebesar 0,48949 > 0,312. Rxy tabel sebesar 0,312 artinya bahwa ada pengaruh yang signifikan antara toleransi antar umat beragama dengan perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel.

  HALAMAN JUDUL................................................................................................i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................ii HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN......................................................iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.........................................iv ABSTRAK...............................................................................................................v KATA PENGANTAR............................................................................................vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN.........................................................................vii DAFTAR ISI.........................................................................................................viii DAFTAR TABEL.................................................................................................xi DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1 B. Rumusan Masalah........................................................................................7 C. Tujuan Penelitian.........................................................................................8 D. Hipotesis Penelitian......................................................................................8 E. Kegunaan Penelitian.....................................................................................9 F. Definisi Operasional...................................................................................9 G. Metode Penelitian.......................................................................................11

  2. Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................12 3.

  Populasi dan Sampel............................................................................12 4. Metode Pengumpulan data..................................................................13 5. Analisis Data........................................................................................14

  Sistematika Penulisan................................................................................15

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Toleransi Antar Umat Beragama...............................................................17 1. Toleransi Menuju Kerukunan..............................................................17 2. Menumbuhkan Sikap Toleransi...........................................................22 B. Perkembangan Islam..................................................................................25 1. Sejarah Masuknya Islam di Indonesia..................................................25 2. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Islam..............................26 3. Hambatan dan Peluang terhadap Perkembangan Islam.......................28 BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..........................................................33 B. Laporan Hasil Penelitian............................................................................35 BAB IV ANALISIS DATA A. Analisis Data..............................................................................................45 B. Pengujian Hipotesis....................................................................................54 C. Pembahasan................................................................................................58

  A.

  Penutup.......................................................................................................59 B. Saran...........................................................................................................60

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Tabel mata pencaharian penduduk Dusun Margosari tahun 2014......34Tabel 3.2 Tabel toleransi antar umat beragama di Dusun Margosari.................35Tabel 3.3 Tabel perkembangan Islam di Dusun Margosari................................41Tabel 4.1 Tabel skore toleransi antar umat beragama........................................45Tabel 4.2 Tabel prosentase toleransi antar umat beragama................................48Tabel 4.3 Tabel nilai interval toleransi antar umat beragama.............................49Tabel 4.4 Tabel skore perkembangan Islam......................................................50Tabel 4.5 Tabel prosentase perkembangan Islam..............................................53Tabel 4.6 Tabel nilai interval perkembangan Islam...........................................54Tabel 4.7 Tabel pembantu analisis product moment.........................................54

DAFTAR LAMPIRAN

  Angket Penelitian Pedoman wawancara Surat Keterangan Penelitian Surat Keterangan Kegiatan Daftar Riwayat Hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Toleransi dalam pergaulan antar umat beragama berpangkal dari

  penghayatan ajaran agama masing-masing. Demi memelihara kerukunan beragama sikap toleransi harus dikembangkan untuk menghindari konflik. Biasanya konflik antar umat beragama disebabkan oleh sikap merasa paling benar dengan cara mengeliminasi kebenaran orang lain.

  Sikap kaum muslim kepada penganut agama lain jelas, sebagaimana ditegaskan dalam Al- Qur’an, yaitu berbuat baik kepada mereka dan tidak menjadikan perbedaan agama sebagai alasan untuk tidak menjalankan hubungan kerjasama dengan mereka, lebih-lebih mengambil sikap tidak toleran dengan mereka. Islam sama sekali tidak melarang orang Islam memberikan bantuan kepada siapapun selama mereka tidak memusuhi orang Islam, tidak melecehkan simbol-simbol keagamaan mereka atau mengusir kaum muslimin dari negeri mereka.

  Kaum muslimin diwajibkan oleh Al- Qur’an melindungi rumah ibadah yang telah dibangun oleh orang-orang non-muslim sebagaimana firman Allah SWT :

  

            

        

          

     

  

“(yaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka

tanpa alasan yang benar, kecuali karena mereka berkata: "Tuhan

Kami hanyalah Allah". dan Sekiranya Allah tiada menolak

(keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentulah

telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah

ibadat orang Yahudi dan masjid- masjid, yang di dalamnya banyak

disebut nama Allah. Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang

menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat

lagi Maha perkasa, ” (Q.S Al-Hajj: 40)

  Kerjasama yang baik antara muslim dan non-muslim itu telah dibuktikan dan ditulis dalam sejarah dengan sangat jelas. Nabi Muhammad SAW dan para sahabat melakukan hubungan sosial dengan non-muslim seperti Waroqah bin Naufal yang beragama Nasrani, Abdullah bin Salam yang sebelumnya beragama Yahudi, bahkan Nabi sendiri pernah meminta suaka politik dengan menyuruh sahabat untuk berhijrah meminta perlindungan kepada Raja Najasyi (Nigos) dari Habsyah yang beragama Nasrani. Imam Bukhari menceritakan dari Anas: “ketika Nabi wafat, baju beliau masih digadaikan pada orang Yahudi guna membiayai keluarganya, padahal beliau bisa meminjam dari para sahabatnya. Akan tetapi, hal itu dengan orang-orang non-muslim adalah sikap dan pandangan Islam. Yusuf Qaradhawi lebih lanjut menceritakan bahwa Nabi menerima hadiah-hadiah dari orang-orang non-muslim, meminta pertolongan dari mereka baik dalam situasi aman maupun perang melawan musuh, dan bukan untuk tujuan lain yang merugikan dan membahayakan.

  Kemudian berkelanjutan pada masa sesudah beliau selama berabad- abad lamanya, tanpa ada perasaan risih dan beban psikologis sedikitpun, dan menemui masa suram setelah terjadinya Perang Salib sampai dewasa ini dengan terjadinya konflik antar agama yang seharusnya tidak terjadi.

  Seperti kita ketahui bahwa fenomena keberagamaan masyarakat muslim akhir-akhir ini memperlihatkan citra anti keragaman dan anti kebebasan. Mereka menyudutkan dan menuduh sekelompok masyarakat muslim lain yang tengah memperjuangkan kebebasan dan toleransi sebagaimana yang diajarkan Islam. Mereka menganggapnya sebagai kaum sekularis dan agen Barat yang kafir.

  Meskipun Islam adalah agama misi, namun tetap menekankan sikap toleran dan persebaran Islam. Islam melarang sikap permusuhan dan menebar kebencian di antara manusia. Cara-cara kekerasan dan kebatilan dalam berdakwah justru akan merendahkan citra Islam sebagai agama

  rahmatan lil „alamin. Dalam Al-Qur’an dijelaskan:

  

         

             

   

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa

yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui

orang- orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S An-Nahl: 125)

  Sikap toleransi dan menghormati agama lain akan menghindarkan kekerasan dalam beragama. Kekerasan adalah sebuah tindakan membahayakan umat manusia. Kekerasan akan menimbulkan prasangka, kekakuan, dan kebekuan. Kekerasan merupakan awal perpecahan umat manusia, dan menggiring pada perselisihan internal dan eksternal. Untuk itu, Islam menolak kekerasan dan mengajak pada prinsip-prinsip Islam seperti tasamuh (toleransi),

  i‟tidal (Moderasi), adalah (keadilan).

  Di negara kita, meskipun mayoritas bangsa kita beragama Islam, namun sikap toleransi tetap menjadi agenda utama. Pemerintah mencanangkan “tri kerukunan umat beragama”, yaitu kerukunan internal umat beragama, kerukunan umat beragama, dan kerukunan antar umat beragama dengan pemerintah. Tiap-tiap warga negara diberi kebebasan untuk memeluk agama sesuai keyakinan masing- masing, yang penting tetap menjaga kerukunan umat beragama

  Humaidy Abdussami dan Masnun Tahir, 116 ( ).

  Pada dasarnya agama Islam bisa berkembang di tengah-tengah agama yang lain, hidup saling berdampingan pada satu wilayah, sebagaimana yang terjadi di Tiongkok. Islam bisa masuk di Tiongkok melalui jalur darat dan laut pada abad ke-7 pada masa khalifah Usman Tiongkok dengan melewati Persia dan Afghanistan. Jalan ini terkenal dengan sebutan jalur sutra. Sedangkan perjalanan laut ialah dari Teluk Persia dan Laut Arab sampai ke pelabuhan-pelabuhan di Tiongkok.

  Pada abad ke-7 dan ke-8 hubungan antara Tiongkok dengan Arab sangat baik. Kerajaan Arab telah 37 kali mengirim utusan muhibahnya ke Tiongkok selama 147 tahun (651-798). Para pedagang Arab dan Persia yang berniaga ke Tiongkok umumnya orang Islam yang datang perorangan dan kemudian menikah dengan wanita setempat. Keturunan mereka dari generasi ke generasi memeluk agama Islam dan menjadi penduduk Tiongkok.

  Pada permulaan abad ke-13 banyak orang Islam di Asia Tengah dan Asia Barat menjadi tentara Mongol dalam ekspedisi ke Barat yang dipimpin oleh Genghis Khan. Mereka sebagian besar terdiri atas prajurit, tukang kayu, pandai besi, dan sebagainya ikut ke Tiongkok bersama tentara Mongol. Umumnya mereka berasal dari bangsa Se Mu. Sebagaimana diketahui, pada masa Dinasti Han (206 SM-220 M) XiYu mengacu pada Xinjiang (bagian barat Laut Tiongkok), Asia Meng Guan (Provinsi Ganshu). Pada masa Dinasti Yuan (1206-1368) berbagai bangsa di Xi Yu disebut sebagai bangsa Se Mu. Pada waktu itu bangsa Se Mu mempunyai kedudukan sosial yang lebih tinggi daripada bangsa Han, akan tetapi di bawah status bangsa Mongol. dibangunnya masjid di berbagai tempat oleh penguasa Dinasti Yuan, agama Islam mulai tersebar luas di Tiongkok. Diantara bangsa Tionghoa yang berjumlah kurang lebih 1,2 miliar terdiri atas mayoritas bangsa Han (92%) dan 55 bangsa minoritas (8%). Demikian menurut Kantor Pemberitaan Dewan Negara dalam brosur Keadaan Hak Asasi Manusia di Cina (1991). Sepuluh dari 55 bangsa minoritas tersebut beragama Islam. Mereka adalah bangsa Hui, Uigur, Kazak, Tatar, Tajik, Uzbek, Kirgiz, Tungsiang, Sala, dan Pauan. Kaum muslimnya merupakan 18% dari penduduk bangsa minoritas atau 1,4% dari jumlah keseluruhan rakyat Tiongkok (Kong Yuanzhi, 2007: 277).

  Dusun Margosari merupakan suatu daerah yang terdapat di Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Masyarakat Margosari menganut dua kepercayaan, yaitu agama Islam dan agama Kristen. Di sana terdapat masjid dan juga gereja yang letaknya tidak berjauhan. Meskipun masyarakat Margosari menganut dua kepercayaan, namun mereka dalam kehidupan keseharian dapat menjaga kerukunan satu sama lain. Hal itu dapat terlihat ketika ada menengok dan ketika melaksanakan ibadah tetap menghormati. Ketika sebagian masyarakat yang menganut agama Islam merayakan hari raya Islam, maka sebagian yang meenganut agama Kristen tetap menghormati bahkan ikut merayakannya meskipun bukan hari raya

  Masyarakat Margosari sangat memegang erat tali persaudaraan dan kerukunan dengan tetangga-tetangganya. Dalam kegiatan masyarakat antara pemeluk agama Islam dan Kristen tetap menjadi satu kelompok, mereka tidak mempermasalahkan mengenai keyakinan ketika dalam bermasyarakat. Sehingga masyarakat Margosari terlihat harmonis meskipun masyarakatnya menganut kepercayaan yang berbeda.

  Oleh karena itu, dengan memperhatikan kondisi masyarakat yang dapat hidup rukun meskipun didalamnya terdapat dua kepercayaan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Dusun Margosari dengan mengangkat judul “PENGARUH TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA TERHADAP PERKEMBANGAN ISLAM DI DUSUN MARGOSARI DESA NGADIROJO KECAMATAN AMPEL”.

B. Rumusan masalah

  Untuk menghindari meluasnya masalah yang dibahas, maka

1. Bagaimana toleransi antar umat beragama di Dusun Margosari

  Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel? 2. Bagaimana perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa

  Ngadirojo Kecamatan Ampel? Apakah terdapat pengaruh antara toleransi antar umat beragama terhadap perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirojo

  Kecamatan Ampel? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh titik terang mengenai toleransi antar umat beragama dan pengaruhnya terhadap perkembangan Islam. Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1.

  Untuk mengetahui toleransi antar umat beragama di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel.

2. Untuk mengetahui perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel.

  3. Untuk mengetahui pengaruh toleransi antar umat beragama terhadap perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel.

D. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ada pengaruh antara toleransi antar umat beragama terhadap perkembangan Islam di Dusun

E. Kegunaan Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

  1. Manfaat Teoritis: Diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran tentang toleransi antar umat beragama dan pengaruhnya terhadap perkembangan Islam.

  2. Manfaat Praktis: a.

  Dapat memberikan pelajaran betapa pentingnya toleransi antar umat beragama.

  b.

  Dapat memberi pengetahuan tentang bagaimana pengaruh toleransi antar umat beragama terhadap perkembangan Islam.

F. Definisi Operasional 1.

  Toleransi antar umat beragama Kata toleransi berasal dari bahasa Inggris, yaitu

  ”tolerance”

  berarti sikap membiarkan, mengakui, dan menghormati keyakinan orang lain tanpa memerlukan persetujuan. Bahasa Arab menterjemahkan kata toleransi dengan

  “tasamuh” yang berarti saling mengizinkan dan saling memudahkan.

  Dalam kamus filsafat dijelaskan toleransi adalah sikap seseorang yang bersabar terhadap keyakinan filosofis dan moral keliru. Dengan sikap itu juga tidak mencoba menghapuskan ungkapan-ungkapan yang sah dari keyakinan-keyakinan orang lain tersebut. Sikap semacam ini tidak berarti setuju terhadap setuju dengan keyakinan-keyakinan tersebut. Selain itu, tidak juga berarti harus didasarkan atas pemahaman ada tidaknya Tuhan (agnotisisme), atau skeptisisme (paham keraguan), melainkan lebih pada sikap hormat terhadap martabat manusia yang bebas (Humaidy Abdussami dan Masnun Tahir, 115).

  Agama adalah segenap kepercayaan kepada Tuhan (W. J. S. Poerwadarminta, 2006: 16).

  Yang penulis maksud dengan toleransi antar umat beragama dalam penelitian ini adalah: a.

  Memenuhi undangan dari agama lain.

  b.

  Membantu jika diperlukan.

  c.

  Menjenguk bila tetangga mendapat musibah.

  d.

  Datang ketika ada kegiatan kemasyarakatan.

  e.

  Membantu tetangga beda agama.

  f.

  Menghormati tetangga beda agama yang sedang beribadah.

  g.

  Menerima bantuan tetangga beda agama.

  h.

  Dapat berkomunikasi dengan baik kepada tetangga beda agama. i.

  Memberi kesempatan terhadap orang lain untuk melaksanakan ajaran yang diyakininya. j.

  Menghormati pemimpin beda agama. k.

  Tidak menghina tetangga beda agama. Memelihara hubungan baik. m.

  Memupuk rasa persatuan dan kesatuan walaupun beda agama. n.

  Memelihara kebersamaan. o.

  Menjunjung tinggi agama masing-masing.

2. Perkembangan Islam

  Islam adalah agama yang dapat menyelamatkan manusia atau umat dari kehidupan didunia diwahyukan oleh Allah melalui Rasul- Nya menjadi pegangan hidup manusia agar memperoleh kebahagiaan hidup didunia maupun diakhirat (Abdul Mujib dan Yusuf Mudzakkir, 2008: xii).

  Yang penulis maksud tahapan perkembangan Islam dalam penelitian ini adalah: a.

  Intensitas ibadah masyarakat.

  b.

  Kegiatan-kegiatan keagamaan di masyarakat.

G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lapangan. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh toleransi antar umat beragama terhadap perkembangan Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel.

  2. Lokasi dan Waktu Penelitian

  Kecamatan Ampel. Lokasi penelitian merupakan merupakan suatu pedesaan yang masih asri, hawanya sejuk. Mayoritas masyarakat Dusun Margosari bekerja sebagai petani, namun ada juga sebagian anggota masyarakat yang bekerja sebagai karyawan yang merupakan para pemuda-pemudi di Dusun Margosari. Masyarakat Dusun Margosari menganut 2 (dua) kepercayaan yaitu agama Islam dan Kristen. Atas dasar inilah peneliti mempunyai ketertarikan untuk melakukan penelitian di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel. Dalam penelitian ini, penulis memulai penelitian dari tanggal 26 November 2014 s/d 12 Januari 2015.

  3. Populasi dan Sampel a. Populasi

  Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin penelitian ini berjumlah 305 orang. Sedangkan yang menganut agama Islam berjumlah 272 orang dan yang menganut agama Kristen berjumlah 33 orang.

b. Sampel

  bagian dari populasi. Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25%.

  Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel 40 orang yang diperoleh dari 13,2% dari 305 orang.

4. Metode Pengumpulan Data

  Nasir (2003: 328) mengatakan bahwa metode pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian. Data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan, dan beragam fakta yang berkaitan dengan fokus penelitian yang akan diteliti.

  Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data dengan: a.

  Interview Yaitu metode yang berusaha mendapatkan dengan cara bertatap muka (Koenjaraningrat, 1989: 129). Dalam penelitian ini metode interview digunakan sebagai metode untuk menggali data tentang gambaran umum lokasi penelitian, kegiatan kemasyarakatan dan untuk melengkapi b.

  Angket Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan data mengenai toleransi antar umat beragama dan perkembangan

  Islam di Dusun Margosari Desa Ngadirojo Kecamatan Ampel.

5. Analisis Data a.

  Analisis pendahuluan Untuk menghitung skor dari masing-masing variabel penulis menggunakan rumus:

  P = F x 100% N Keterangan: P : Prosentase F : Frekuensi N : Jumlah total sampel b.

  Analisis lanjutan Untuk menguji hipotesis penulis menggunakan rumus:

  (∑ x) (∑ y) N

  Rxy = ∑ xy -

  2

  2

  2

  2

  } } √{∑ x – (∑ x) √{∑ y – (∑ y) Keterangan: R xy : koefisien korelasi antara variabel N : Jumlah responden

  : Jumlah variabel 1 ∑ x

  : Jumlah variabel 2 ∑ y

  2

  2

  : Jumlah x ∑ x

  2

  2

  : Jumlah y ∑ y

  : Jumlah variabel x dan y ∑ xy H.

   Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan: Berisi tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Penelitian, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan. Bab II Kajian Pustaka: Berisi tentang Toleransi antar umat beragama dan Perkembangan Islam. Bab III Hasil Penelitian: Berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian dan penyajian data. Bab IV Analisis Data: Berisi tentang analisis deskriptif, pengujian hipotesis, dan

Bab V Penutup: Berisi tentang kesimpulan, saran, daftar rujukan, lampiran-lampiran, dan riwayat hidup penulis.

BAB II LANDASAN TEORI A. Toleransi Antar Umat Beragama 1. Toleransi menuju kerukunan Dalam percakapan sehari-hari seolah-olah tidak ada perbedaan

  antara toleransi dengan kerukunan. Antara kedua kata ini, terdapat perbedaan, namun saling membutuhkan. Kerukunan mempertemukan unsur-unsur yang berbeda, sedang toleransi merupakan sikap dari kerukunan. Tanpa kerukunan, toleransi tidak pernah ada, sedangkan toleransi tidak pernah tercermin bila kerukunan belum terwujud.

  Istilah toleransi (Said Agil Husin Al-Munawar, 2003: 13) berasal dari bahasa Inggris, yaitu: “tolerance” berarti sikap membiarkan, mengakui dan menghormati keyakinan orang lain tanpa memerlukan persetujuan. Bahasa Arab menterjemahkan dengan “tasamuh”, berarti saling mengizinkan, saling memudahkan.

  Toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama, yang didasarkan kepada: setiap agama menjadi tanggung jawab pemeluk agama itu sendiri dan mempunyai bentuk ibadah dengan sistem dan cara tersendiri yang menjadi tanggung jawab pemeluknya, maka toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama bukanlah toleransi dalam masalah-masalah keagamaan, melainkan perwujudan orang yang tidak seagama, dalam masalah-masalah kemasyarakatan atau kemaslahatan umum.

  Dalam mewujudkan kemaslahatan umum, agama telah menggariskan dua pola dasar hubungan yang harus dilaksanakan oleh horizontal. Yang pertama adalah hubungan pribadi dengan Khaliknya yang direalisasikan dalam bentuk ibadah sebagaimana telah digariskan oleh setiap agama. Hubungan ini dilaksanakan secara individual, tetapi lebih diutamakan secara kolektif atau berjama’ah (shalat dalam agama Islam). Hubungan kedua adalah hubungan antara manusia dengan sesamanya. Pada hubungan ini tidak hanya terbatas pada linkungan suatu agama saja, tetapi juga berlaku untuk orang yang tidak seagama, yaitu dalam bentuk kerjasama dalam masalah-masalah kemasyarakatan. Dalam hal inilah berlaku toleransi dalam pergaulan hidup antara umat beragama. Perwujudan toleransi seperti ini walaupun tidak berbentuk ibadah, namun bernilai ibadah, karena; kecuali melakukan suruhan agamanya, juga bila pergaulan antara umat beragama berlangsung dengan baik, berarti tiap umat beragama telah memelihara eksistensi agama masing-masing.

  Ibadah dalam pengertian luas tidak hanya sebatas hubungan antara manusia dengan Khaliknya, juga meliputi segala ucapan, perbuatan dan tindakan yang bernilai baik, seperti membangun masalah Internasional sebagaimana yang dilakukan oleh bangsa- bangsa yang tergabung dalam PBB. Hal seperti ini termasuk toleransi antar umat beragama.

  Di Indonesia, kehidupan beragama berkembang dengan subur. maupun dalam bentuk peringatan tidak hanya terbatas rumah-rumah atau tempat-tempat resmi masing-masing agama, tapi juga pada tempat lain seperti di kantor-kantor dan di sekolah-sekolah. Di sini berlaku toleransi, yaitu berupa fasilitas atau izin mempergunakan tempat dari atasan (beragama lain) yang bersangkutan.

  Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal berfungsi menyiapkan generasi penerus. Dalam menanamkan dan membina sikap toleransi antara sesama murid, terutama yang tidak seagama hanya sebatas membantu menyiapkan sarana yang diperlukan untuk upacara yang dimaksud, dan bukan ikut menghadiri atau melaksanakan upacara agama tertentu.

  Dengan memegang prinsip bahwa; ajaran setiap agama; sikap toleransi merupakan ciri kepribadian bangsa Indonesia; dorongan hasrat kolektif untuk bersatu; situasi Indonesia sedang dalam era pembangunan maka toleransi yang dimaksud dalam pergaulan antar umat beragamabukanlah toleransi yang statis yang pasif, melainkan toleransi dinamis yang aktif. Toleransi statis adalah toleransi dingin hanya dalam bentuk statis, maka kerukunan antar umat beragama hanya dalam bentuk teoritis. Kerukunan teoritis melahirkan toleransi semu. Toleransi dinamis adalah toleransi aktif melahirkan kerjasama untuk tujuan bersama, sehingga kerukunan antar umat beragama bukan umat beragama sebagai satu bangsa.

  Agama tidak pernah berhenti dalam mengatur tata kehidupan manusia karena itu kerukunan dan toleransi antara umat beragama: bukan sekedar hidup berdampingan yang pasif saja, akan tetapi lebih dari itu; untuk berbuat baik, dan berlaku adil antara satu sama lain.

  Bagi umat Islam dan agama lainnya seyogianya perbedaan agama jangan sampai menghalangi untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap masuia tanpa diskriminasi agama dan kepercayaan. Bagi umat Islam yang menimbulkan batas pemisah dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara dan antar negara, bukan perbedaan keyakinan agama atau perbedaan warna kulit, tetapi kadar ketaqwaan dan pengamalan ajaran agama yang diyakini.

  Toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama berpangkal dari penghayatan ajaran agama masing-masing. Bila toleransi dalam pergaulan hidup ditinggalkan, berarti kebenaran ajaran agama tidak dimanfaatkan sehingga pergaulan dipengaruhi saling curiga mencurigai dan saling berprasangka.

  Perwujudan toleransi dalam pergaulan hidup antar umat beragama direalisasikan dengan cara (Said Agil Husin Al-Munawar, 2003: 16), pertama, setiap penganut agama mengakui eksistensi agama-agama lain dan menghormati segala hak asasi penganutnya. beragama menampakkan sikap saling mengerti, menghormati dan menghargai.

  Kerukunan hidup umat beragama adalah sangat penting. Dari pelajaran sejarah di sepanjang pertemuan antar umat beragama dan antar bangsa di berbagai belahan dunia , betapa konflik, perang agama dan etnis telah mengakibatkan korban yang paling dahsyat bagi umat manusia. Oleh karena itu, panggilan agama-agama dapat berperan untuk mewujudkan kebenaran, keadilan, persaudaraan sejati dan damai sejahtera, sehingga kehadiran agama bukan menjadi masalah melainkan solusi banyak masalah. Sebenarnya kerukunan ini adalah dambaan setiap orang. Karena dengan rukun tidak ada ketegangan kita dapat hidup tenang, damai mendidik anak, membangun masyarakat dan negara dengan baik. Maka jikalau kehadiran agama hanya selalu memunculkan ketakutan dan kekacauan serta kerusakan, agama-agama itu akan ditinggalkan oleh pemeluknya. Sebab ternyata tidak menjadi berkat, melainkan menjadi laknat bagi manusia (M. Zainuddin, 2010: 191).

2. Menumbuhkan sikap toleransi

  Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari kehidupan yang saling berinteraksi untuk mewujudkan segala sesuatu yang dicita- citakan. Untuk mewujudkan segala sesuatu yang berhubungan dengan melainkan harus adanya peran serta lingkungan. Selain itu, manusia adalah komunitas individu yang harus menghargai individu lainnya, agar tercipta sebuah kerukunan dan kehidupan yang terbuka.

  Tumbuhnya sikap toleransi menjadi simbol yang sangat kuat untuk mencerminkan masyarakat yang pluralistik, dan menjadikan pluralisme mengakar dalam diri mereka. Kebersamaan dalam perbedaan sudah menjadi kata kunci masyarakat. Mereka yakin perbedaan tidak akan hilang, akan tetapi jika perbedaan tersebut tidak dijadikan segalanya maka tidak mungkin menyebabkan perpecahan.

  Bagaimana sikap orang-orang Muslim atau agama lain bersandingan dalam satu pola kehidupan, yang harus melakukan interaksi setiap saat karena mereka bertetangga dan selalu membutuhkan pertolongan. Begitu juga halnya dengan umat Kristiani, mereka benar-benar tidak bisa terlepas dari proses interaksi tersebut.

  Penumbuhan sikap toleransi dalam masyarakat umumnya dapat dilakukan dengan berbagai cara. Hal ini dapat dilakukan baik lewat sarana formal maupun informal. Salah satu wilayah formal yang dan sikap toleransi dalam diri setiap orang adalah lewat pendidikan. Pendidikan mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah (SMP- SMA), maupun Universitas atau Perguruan-perguruan Tinggi, diharapkan memberi penekanan tentang perlunya mempunyai sikap maupun masyarakat. Kesadaran tentang pentingnya toleransi yang sudah tumbuh dalam lingkungan pendidikan ini menjadi penting ketika anak-anak didik tersebut terjun langsung dalam masyarakat. Inilah peran penting lembaga pendidikan yang diperlukan.

  Wilayah lain yang juga sangat potensial untuk menumbuhkan kesadaran dan sikap toleransi ini adalah keluarga. Keluarga, sebagai wilayah pendidikan informal, sangat membantu para anggotanya dalam memunculkan sikap toleransi. Hal ini sangat penting karena dalam keluargalah seorang individu pertama kali berinteraksi. Jika dalam keluarga sendiri sudah ditekankan tentang pentingnya sikap saling menghormati dan toleransi, maka kesadaran seorang individu mau tidak mau akan tumbuh sesuai dengan apa yang ada dalam keluarganya. Demikianlah pentingnya orang tua sebagai pendidik pertama dari sorang individu.

  Selain itu, peran pesantren juga sangat diharapkan. Pesantren sebagai lembaga pendidikan alternatif, mempunyai potensi dan peran yang sangat signifikan dalam menumbuhkan sikap dan kesadaran banyak yang secara non-formal terdidik di pesantren. Oleh karena itu, sangatlah penting menumbuhkan budaya toleransi di lingkungan pesantren. Peran pesantren sebagai lembaga pendidikan juga cukup dipercaya masyarakat, selain interaksi dan dan dialog antar penghuni kerjasama dalam sebuah kegiatan keagamaan yang melibatkan agama non-Islam.

  Cara lain untuk menumbuhkan sikap tersebut dalam masyarakat dan di antara pemeluk agama adalah dengan seringnya melakukan kerjasama, baik secara individual maupun kolektif. Intensitas kerjasama antar pemeluk agama ini menjadi penting karena dengan demikian akan muncul suatu kesadaran bahwa dari keberagaman agama dapat muncul suatu manfaat yang sangat besar dalam kerjasama. Sebagai contoh, rata-rata masyarakat, baik Islam, Kristen, maupun agama lainnya, bersedia jika diundang dalam acara pernikahan, gotong royong, atau lainnya yang diselenggarakan oleh pemeluk agama lain. Mereka bahkan siap memberi bantuan baik dari segi materi maupun tenaga. Dengan demikian dari seringnya kerjasama ini akan muncul sikap saling menghargai dan bertoleransi (Mukti Ali, 2006: 99).

B. Perkembangan Islam 1.

  Sejarah masuknya Islam di Indonesia Kedatangan Islam abad VII sampai abad XII di beberapa daerah

  Asia Tenggara dapat dikatakan baru pada tahap awal pembentukan

  XIII sampai abad XVI, terutama dengan munculnya kerajaan bercorak Islam, merupakan kelanjutan penyebaran Islam (Abdullah, Jilid 5, 2002: 28).

  Perlu ada pembentukan yang tegas antara tahap kedatangan, penyebaran dan pembentukan struktur pemerintahan atau kerajaan.

  Ketiga tahap tersebut memerlukan waktu dan proses panjang, tergantung pada situasi dan kondisi masyarakat yang dihadapi Islam.

  Apabila pada gelombang pertama hanya menghasilkan komunitas Muslim yang terutama dari para pedagang Muslim dengan penyebaran Islam yang sangat terbatas, maka pada gelombang kedua sejak abad

  XIII, penyebaran Islam lebih mantap dan meluas karena sejak saat itu di pesisir Aceh Utara di daerah Lhokseumawe muncul kerajaan Islam yang pertama di Asia Tenggara, dikenal dengan Kerajaan Samudra Pasai. Berdirinya kerajaan Islam ini berimbas pada kelancaran perdagangan yang dilakukan orang-orang Islam dari Arab, Persia, Irak dan India Selatan. Hal ini juga berpengaruh pada kedekatan hubungan Kerajaan Samudra Pasai dengan Semenanjung Malaka, yang kemudian

  Pada abad XIV-XV, perkembangan Islam di daerah pesisir Jawa juga semekin jelas, bahkan Islam berkembang bukan hanya di Bandar, tetapi juga masuk ke pusat Kerajaan Majapahit di Trowulan dan Troloyo. Pada abad XIV Kerajaan Majapahit tengah mencapai puncak memasuki ibukotanya dan membolehkan mereka membentuk komunitasnya sendiri. Para pedagang tersebut diterima oleh masyarakat dan pihak kerajaan karena sikapnya yang akomodarif, hal ini dibuktikan dengan mengajarkan ilmu kanuragan kepada masyarakat, sehingga menambah kekuatan keamanan Majapahit, selain itu juga sikapnya yang mudah membantu terhadap masyarakat yang terkena musibah, dengan demikian, Islam secara kultural dapat berangsur-angsur diterima oleh masyarakat lokal saat itu (Karim, 2003,

  IV: 45-51) 2. Faktor yang mempengaruhi perkembangan Islam

  Penyebaran Islam di bumi Indonesia sama sekali tidak melalui proses kekerasan atau pemaksaan. Tetapi Islam diterima oleh masyarakat Indonesia karena ajaran-ajarannya yang memihak pada pada persamaan dan keadilan, termasuk dalam kehidupan sosial, politik, ekonomi dan lain-lain. Sebagai contoh adalah yang dialami oleh masyarakat Hindu Paria (kasta terendah) yang dipekerjakan oleh kelompok elit. Mereka hanya dikasih makan, akan tetapi tidak memiliki kemerdekaan apapun, sehingga pada akhirnya mereka tertarik untuk memeluk Islam karena tidak membedakan kelompok.