UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PRODUKTIFMELALUI METODE PEMBELAJARAN INQUIRYPADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MERDEKA BERASTAGIT.A 2012/2013.
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PRODUKTIF MELALUI METODE PEMBELAJARAN INQUIRY
PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MERDEKA BERASTAGI T.A 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
ROY ANUGRAHTA SEBAYANG
NIM 508121050
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2013
(2)
(3)
(4)
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT PRODUKTIF MELALUI METODE PEMBELAJARAN INQUIRY
PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 MERDEKA BERASTAGI T.A 2012/2013.
Oleh
ROY ANUGRAHTA SEBAYANG NIM. 508121050
PENDIDIKAN TEKNIK MESIN ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memacu motivasi belajar siswa guna meningkatkan hasil belajar siswa dan untuk mengetahui bagaimana Peningkatan Hasil Belajar Mata Diklat Produktif Melalui Metode Pembelajaran Inquiry Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi T.A 2012/2013. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Apakah penerapan metode pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar mata diklat produktif pada siswa kelas X OSM1 SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi?. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dimana penelitian ini berupaya untuk meningkatkan hasil belajar mata diklat produktif melalui metode pembelajaran inquiry pada siswa kelas X SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi T.A 2012/2013. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X OSM1 di SMK Negeri 1 Merdeka yang terdiri dari 45 orang siswa dimana semua siswanya adalah laki-laki. Hasil penelitian menyatakan bahwa penerapan metode pembelajaran inquiry pada pelajaran produktif khusunya pada kompetensi dasar menggunakan alat-alat ukur pneumatik dan menggunakan alat-alat ukur elektrik/elektronik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X OSM1 SMK Negeri 1 Merdeka Berastagi. Hal ini ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar siswa, dimana pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa 69,44 dengan ketuntasan klasikal 64,4% meningkat menjadi 75,44 dengan ketuntasan klasikal 88,8% pada siklus II, artinya dari nilai rata-rata hasil belajar siswa dan hasil ketuntasan klasikal pada siklus terakhir menunjukkan telah tercapai ketuntasan belajar dari indikator yang ditetapkan secara klasikal. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 62,55 meningkat menjadi 70 (cukup) pada siklus II. Sedangkan hasil observasi terhadap guru pada siklus I sebesar 2,57 meningkat menjadi 3,28 (baik) pada siklus II dengan skor ideal 4,00. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran inquiry dapat meningkatkan hasil belajar mata diklat produktif pada kelas X SMK Negeri I Merdeka Berastagi T.A 2012/2013.
(5)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Diklat Produktif Melalui Metode Pembelajaran Inquiry Pada Kelas X SMK Negeri I Merdeka Berastagi Tahun Ajaran
2012/2013” dengan baik.
Penulisan skripsi ini diselesaikan sebagai syarat untuk mengadakan sidang dan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof.Dr.Sumarno, M.Pd, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik
Unimed.
2. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin.
3. Bapak Drs. Pudin Saragih, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Teknik Mesin.
4. Bapak Drs. Selamat Riadi, M.Pd, selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik
Mesin Unimed.
5. Bapak Drs. Muslim, S.T, M.Pd, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan masukan, dorongan semangat, dan petunjuk-petunjuk dalam rangka penyelesaian skripsi ini.
6. Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada orang tua penulis H. Sebayang dan P.Br Ginting dan saudara penulis S.Sebayang serta keluarga penulis yang telah memberi dukungan, baik secara moril maupun materil.
7. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada saudara-saudara kost di
Jln. Bersama no.168, kepada saudara Wido S.G, Dearta Purba, Retno Ramayanto, Marsinar Mahulea, Muhammad Irfan, Zubril E, Sopyanto Gultom, Chandra Saputra P, Jani Sembiring serta teristimewa juga kepada saudari Eyninta Br Barus yang selalu memberikan dorongan semangat serta dukungan selama mengerjakan skripsi ini.
(6)
8. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat yang selalu memberikan semangat dan juga doa, terkhusus teman-teman S1-Reguler 2008 serta Abang Senior dan Adek Junior Jurusan Teknik Mesin UNIMED.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, baik dari segi isi maupun tata bahasa karena keterbatasan penulis. Untuk itu penulis terlebih dahulu meminta maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
Medan, Agustus 2013
Roy Anugrahta Sebayang NIM. 508121050
(7)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ...iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ...vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Batasan Masalah ...` 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II LANDASAN TEORITIS, KERANGKA TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGUJIAN HIPOTESIS A. Kerangka Teoritis 1. Hasil Belajar Mata Diklat Produktif ... 8
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Dan Hasil Belajar ...11
3. Evaluasi Hasil Belajar ...12
4. Fungsi Dan Tujuan Evaluasi Hasil Belajar ...12
5. Model Pembelajaran Inquiry ...13
6. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Inquiry ...20
7. Langkah-Langkah Pembelajaran Dengan Model Inquiry ...21
B. Kerangka Berfikir ...24
C. Hipotesis Tindakan ...25
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ...27
B. Subjek Penelitian ...27
C. Jenis Penelitian ...27
D. Defenisi Operasional ...27
E. Prosedur Penelitian ...28
1. Perencanaan (Planning) ...28
2. Pelaksanaan (Acting)...29
3. Pengamatan (Observation) ...30
4. Refleksi (Reflecting) ...30
F. Teknik Pengumpulan Data...34
1. Test ...34
2. Observasi ...35
3. Dokumentasi ...35
G. Reduksi Data ...35
H. Penyajian Data ...36
I. Penarikan Kesimpulan ...36
J. Teknik Analisis Data ...36
1. Test Hasil Belajar ...36
2. Ketuntasan Belajar ...37 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
(8)
A. Pembahasan Dan Hasil Penelitian ...39
1. Perencanaan Dan Pelaksanaan Siklus I ...39
2. Analisis Hasil Penelitian Siklus I ...41
3. Perencanaan Dan Pelaksanaan Siklus II ...46
4. Analisis Hasil Penelitian Siklus II ...48
B. Pembahasan...50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...54
B. Saran ...54
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 ...10
Tabel 4.1 ...41
Tabel 4.2 ...42
Tabel 4.3 ...43
Tabel 4.4 ...48
Tabel 4.5 ...49
(10)
DAFTAR GAMBAR
(11)
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Silabus
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus I dan Siklus II) Lampiran 3 Lembar Validitas Dan Kisi-Kisi Soal Post Test
Lampiran 4 Soal-Soal Preetest dan Soal-Soal Posttest Lampiran 5 Rencana Jadwal Penelitian
Lampiran 6 Skor Pre Test Dan Post Test
Lampiran 7 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Lampiran 8 Lembar Observasi Guru
(12)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat karena pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan bangsa dan negara. Kualitas pendidikan sangat penting bagi kehidupan bangsa untuk menciptakan bangsa yang cerdas, damai, terbuka dan demokrasi. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Kemajuan suatu bangsa hanya dapat tercapai melalui penataan pendidikan, dimana dengan penataan pendidikan yang baik akan dapat menciptakan kesejahteraan yang baik pula. Upaya peningkatan mutu pendidikan diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat bangsa Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat harus dapat menyesuaikan diri (adaptif) terhadap perkembangan zaman dalam segala hal terutama dalam hal pendidikan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1). Proses pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik. (Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional 2002 :
(13)
263). Tujuan, karakteristik materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan prosedur evaluasi yang dipilih harus sesuai antara satu dengan lainnya agar hasil evaluasi dapat mencerminkan keberhasilan secara tepat. Oleh sebab itu, kemampuan yang harus dicapai harus diajarkan dan dilatihkan pada kegiatan pembelajaran dan harus diuji dengan prosedur evaluasi yang benar. Kemampuan yang harus diajarkan dan dilatihkan tersebut harus diuji dan dinilai agar siswa menyadari bahwa materi atau proses yang terkait kemampuan tersebut merupakan hal penting untuk dipelajari, dipahami, dikuasai, dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dari hal di atas dapat diartikan bahwa pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. (Soekidjo Notoatmodjo. 2003 : 16). Oleh karena itu, masalah pendidikan tidak akan pernah selesai dikarenakan oleh hakikat manusia itu sendiri selalu berkembang mengikuti dinamika kehidupan manusia itu sendiri.
Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 telah mengatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).
Berbicara masalah pendidikan, pendidikan mempunyai cakupan yang lebih luas, yaitu lembaga pendidikan. Lembaga pendidikan itu sendiri terbagi atas dua, yang pertama adalah lembaga pendidikan formal dimana pendidikan itu
(14)
dilaksanakan di sebuah lembaga yang resmi yaitu seperti sekolah. Yang kedua adalah pendidikan informal dimana pendidikan itu akan dilaksanakan di luar sekolah, misalnya les umum atau les privat yang dilaksanakan di luar jam sekolah. Dalam skripsi ini, penulis mengangkat lembaga pendidikan yang tercakup dalam lembaga pendidikan formal yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang pendidikan menengah dengan kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja. Pendidikan kejuruan mempunyai arti yang bervariasi namun dapat dilihat suatu keunggulan yang mendasar. Menurut Evans dalam Djojonegoro (1999) mendefinisikan bahwa pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya, diartikan bahwa setiap jurusan yang ada di dalamnya menuntut setiap pendidiknya untuk lebih mendalami jurusannya masing-masing sebagai persiapan hingga memasuki dunia kerja. Hal diatas dibuktikan dengan tujuan kejuruan (SMK) menurut Depdiknes yaitu untuk; 1. Menyiapkan siswa-siswi untuk memasuki lapangan pekerjaan serta mengembangkan sikap professional; 2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetisi,dan mampu mengembangkan diri
Jadi siswa dalam proses pembelajarannya diharapkan akan mempunyai hasil belajar yang baik. Hasil belajar sangat berhubungan dengan proses pembelajaran. Melalui proses pembelajaran yang baik pada umumnya akan memperoleh hasil belajar yang baik juga, dan begitu juga sebaliknya. Oleh karenanya dituntut seorang pendidik dalam hal ini seorang guru untuk biasa menggunakan strategi pengajaran yang bervariasi dalam kegiatan belajar mengajar. Pemilihan strategi
(15)
dalam pembelajaran merupakan salah satu rencana penting yang harus dipersiapkan untuk menumbuhkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, penggunaan strategi pembelajaran juga dapat mencegah kebosanan yang selama ini cenderung terhadap metode ceramah yang berpusat pada guru.
Berdasarkan obsevasi yang dilakukan di SMK Negeri I Merdeka Berastagi tepatnya di kelas X Otomotif Sepeda Motor (OSM) diperolah rata-rata hasil belajar mata diklat produktif untuk tahun pembelajaran 2011/2012 sebesar 7.00 dimana hanya 23% siswa yang dikategorikan lulus, dengan kriteria ketuntasan minimal belajar 7.5, dapat diartikan bahwa hasil tersebut belum sesuai dan masih jauh dibawah standart dibandingkan dengan standart ketuntasan belajar siswa, dimana suatu kelas dikatakan telah berhasil (mencapai ketuntasan belajar) jika minimal 85% dari jumlah siswa dalam kelas telah mencapai hasil belajar individu 7,5 dari tujuan pembelajaran. Berdasarkan observasi ada beberapa hal yang menyebabkan hasil belajar yang rendah, diantaranya adalah proses pembelajaran masih berpusat pada guru dan metode penyampaian materi didominasi dengan ceramah; proses pembelajaran dengan metode ceramah siswa mayoritas pasif, hanya beberapa siswa saja yang berinteraksi dengan guru; rendahnya keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar; sumber belajar utama yang digunakan siswa adalah catatan yang diberikan guru dalam kegiatan belajar mengajar; penggunaan media pembelajaran masih kurang dan terbatas; dan yang terakhir adalah belum tercapainya kkm yang diterapkan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut penulis tertarik untuk menerapkan sebuah metode yaitu metode pembelajaran inquiry, dimana dalam praktek
(16)
penerapannya dalam pembelajaran siswa akan ditempatkan sebagai peran utama dalam pembelajaran, dimana siswa lebih terjun langsung dalam proses pembelajaran siswa juga diberi kesempatan untuk berpendapat mengenai permasalahan-permasalahan yang diajukan oleh guru. Dengan demikian metode pembelajaran ini akan menempatkan siswa untuk mengembangkan cara berfikir ilmiah dan lebih kreatif dalam memecahkan masalah. Peranan guru dalam pendekatan inquiry adalah pembimbing belajar atau fasilitator belajar. Tugas utama guru adalah memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada siswa untuk dipecahkan sendiri. Pendekatan ini diharapkan dapat menarik minat siswa untuk belajar sehingga diharapkan hasil belajarnya akan meningkat, karena siswa diajak langsung untuk mencari informasi, melakukan penyelidikan atau percobaan untuk menemukan konsep tentang materi pelajaran.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk membuat sebuah penelitian dengan judul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Diklat
Produktif Melalui Metode Pembelajaran Inquiry Pada Siswa Kelas X OSM1 SMK
Negeri I Merdeka Berastagi”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Rendahnya prestasi balajar siswa pada mata diklat produktif di kelas X OSM1 SMK Negeri I Merdeka Berastagi.
2. Metode pembelajaran yang selalu digunakan guru di kelas adalah motode
(17)
3. Ketika proses belajar mengajar berlangsung, hampir tidak ada interaksi antara guru dengan siswa.
4. Metode pembelajaran Inquiry diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan pada mata diklat produktif di kelas X OSM1 SMK Negeri I Merdeka Berastagi.
5. Metode pembelajaran Inquiry diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata diklat produktif di kelas X OSM1 SMK Negeri I Merdeka Berastagi.
C. Batasan Masalah
Banyak metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajarannya, dan masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan, tapi dalam penelitian ini peneliti membatasi masalahnya yaitu dengan metode pembelajaran Inquiry pada kompetensi dasar menggunakan alat-alat ukur elektrik/elektronik dan menggunakan alat-alat ukur pneumatik di kelas X OSM1.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah penerapan metode pembelajaran Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar mata diklat produktif pada siswa kelas X OSM1 SMK Negeri I Merdeka Berastagi?
(18)
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: Dampak metode pembelajaran Inquiry untuk meningkatkan hasil belajar mata diklat produktif pada siswa kelas X OSM1 SMK Negeri I Merdeka Berastagi.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Menambah variasi mengajar bagi guru dengan menggunakan metode
Inquiry
2. Sebagai masukan bagi guru dan calon guru, khususnya guru teknik sebagai alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Menambah wawasan peneliti tentang penggunaan metode pembelajaran Inquiry dalam pembelajaran.
4. Sebagai bahan perbandingan data referensi bagi peneliti lain yang bermaksud mengembangkan penelitian serupa.
(19)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran inquiry pada pelajaran produktif khususnya pada kompetensi dasar menggunakan alat ukur pneumatik dan menggunakan alat-alat ukur elektrik/elektronik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X OSM1 SMK N 1 Merdeka Berastagi. Hal ini ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar siswa, dimana pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa 69,44 dengan ketuntasan klasikal 64,4% meningkat menjadi 75,44 dengan ketuntasan klasikal 88,8%. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 62,55% meningkat menjadi 70% pada siklus II. Sedangkan hasil observasi terhadap guru pada siklus I sebesar 2,57 meningkat menjadi 3,28 pada siklus II dengan skor ideal 4,00. Dengan demikian target penelitian tercapai.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Selain menggunakan metode konvensional, guru juga perlu menggunakan metode pembelajaran inquiry.
2. Kreativitas guru perlu ditingkatkan untuk menjadikan metode pembelajaran
(1)
dilaksanakan di sebuah lembaga yang resmi yaitu seperti sekolah. Yang kedua adalah pendidikan informal dimana pendidikan itu akan dilaksanakan di luar sekolah, misalnya les umum atau les privat yang dilaksanakan di luar jam sekolah. Dalam skripsi ini, penulis mengangkat lembaga pendidikan yang tercakup dalam lembaga pendidikan formal yaitu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan adalah salah satu jenjang pendidikan menengah dengan kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja. Pendidikan kejuruan mempunyai arti yang bervariasi namun dapat dilihat suatu keunggulan yang mendasar. Menurut Evans dalam Djojonegoro (1999) mendefinisikan bahwa pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya, diartikan bahwa setiap jurusan yang ada di dalamnya menuntut setiap pendidiknya untuk lebih mendalami jurusannya masing-masing sebagai persiapan hingga memasuki dunia kerja. Hal diatas dibuktikan dengan tujuan kejuruan (SMK) menurut Depdiknes yaitu untuk; 1. Menyiapkan siswa-siswi untuk memasuki lapangan pekerjaan serta mengembangkan sikap professional; 2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu berkompetisi,dan mampu mengembangkan diri
Jadi siswa dalam proses pembelajarannya diharapkan akan mempunyai hasil belajar yang baik. Hasil belajar sangat berhubungan dengan proses pembelajaran. Melalui proses pembelajaran yang baik pada umumnya akan memperoleh hasil belajar yang baik juga, dan begitu juga sebaliknya. Oleh karenanya dituntut seorang pendidik dalam hal ini seorang guru untuk biasa menggunakan strategi pengajaran yang bervariasi dalam kegiatan belajar mengajar. Pemilihan strategi
(2)
dalam pembelajaran merupakan salah satu rencana penting yang harus dipersiapkan untuk menumbuhkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Selain itu, penggunaan strategi pembelajaran juga dapat mencegah kebosanan yang selama ini cenderung terhadap metode ceramah yang berpusat pada guru.
Berdasarkan obsevasi yang dilakukan di SMK Negeri I Merdeka Berastagi tepatnya di kelas X Otomotif Sepeda Motor (OSM) diperolah rata-rata hasil belajar mata diklat produktif untuk tahun pembelajaran 2011/2012 sebesar 7.00 dimana hanya 23% siswa yang dikategorikan lulus, dengan kriteria ketuntasan minimal belajar 7.5, dapat diartikan bahwa hasil tersebut belum sesuai dan masih jauh dibawah standart dibandingkan dengan standart ketuntasan belajar siswa, dimana suatu kelas dikatakan telah berhasil (mencapai ketuntasan belajar) jika minimal 85% dari jumlah siswa dalam kelas telah mencapai hasil belajar individu 7,5 dari tujuan pembelajaran. Berdasarkan observasi ada beberapa hal yang menyebabkan hasil belajar yang rendah, diantaranya adalah proses pembelajaran masih berpusat pada guru dan metode penyampaian materi didominasi dengan ceramah; proses pembelajaran dengan metode ceramah siswa mayoritas pasif, hanya beberapa siswa saja yang berinteraksi dengan guru; rendahnya keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar; sumber belajar utama yang digunakan siswa adalah catatan yang diberikan guru dalam kegiatan belajar mengajar; penggunaan media pembelajaran masih kurang dan terbatas; dan yang terakhir adalah belum tercapainya kkm yang diterapkan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut penulis tertarik untuk menerapkan sebuah metode yaitu metode pembelajaran inquiry, dimana dalam praktek
(3)
penerapannya dalam pembelajaran siswa akan ditempatkan sebagai peran utama dalam pembelajaran, dimana siswa lebih terjun langsung dalam proses pembelajaran siswa juga diberi kesempatan untuk berpendapat mengenai permasalahan-permasalahan yang diajukan oleh guru. Dengan demikian metode pembelajaran ini akan menempatkan siswa untuk mengembangkan cara berfikir ilmiah dan lebih kreatif dalam memecahkan masalah. Peranan guru dalam pendekatan inquiry adalah pembimbing belajar atau fasilitator belajar. Tugas utama guru adalah memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada siswa untuk dipecahkan sendiri. Pendekatan ini diharapkan dapat menarik minat siswa untuk belajar sehingga diharapkan hasil belajarnya akan meningkat, karena siswa diajak langsung untuk mencari informasi, melakukan penyelidikan atau percobaan untuk menemukan konsep tentang materi pelajaran.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk membuat sebuah penelitian dengan judul “ Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Mata Diklat Produktif Melalui Metode Pembelajaran Inquiry Pada Siswa Kelas X OSM1 SMK Negeri I Merdeka Berastagi”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah penelitian ini diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Rendahnya prestasi balajar siswa pada mata diklat produktif di kelas X OSM1 SMK Negeri I Merdeka Berastagi.
2. Metode pembelajaran yang selalu digunakan guru di kelas adalah motode ceramah yang membosankan siswa ketika proses belajar mengajar.
(4)
3. Ketika proses belajar mengajar berlangsung, hampir tidak ada interaksi antara guru dengan siswa.
4. Metode pembelajaran Inquiry diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengerjakan soal-soal latihan pada mata diklat produktif di kelas X OSM1 SMK Negeri I Merdeka Berastagi.
5. Metode pembelajaran Inquiry diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata diklat produktif di kelas X OSM1 SMK Negeri I Merdeka Berastagi.
C. Batasan Masalah
Banyak metode pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajarannya, dan masing-masing mempunyai kekurangan dan kelebihan, tapi dalam penelitian ini peneliti membatasi masalahnya yaitu dengan metode pembelajaran Inquiry pada kompetensi dasar menggunakan alat-alat ukur elektrik/elektronik dan menggunakan alat-alat ukur pneumatik di kelas X OSM1.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah penerapan metode pembelajaran Inquiry dapat meningkatkan hasil belajar mata diklat produktif pada siswa kelas X OSM1 SMK Negeri I Merdeka Berastagi?
(5)
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: Dampak metode pembelajaran Inquiry untuk meningkatkan hasil belajar mata diklat produktif pada siswa kelas X OSM1 SMK Negeri I Merdeka Berastagi.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Menambah variasi mengajar bagi guru dengan menggunakan metode Inquiry
2. Sebagai masukan bagi guru dan calon guru, khususnya guru teknik sebagai alternatif metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Menambah wawasan peneliti tentang penggunaan metode pembelajaran Inquiry dalam pembelajaran.
4. Sebagai bahan perbandingan data referensi bagi peneliti lain yang bermaksud mengembangkan penelitian serupa.
(6)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran inquiry pada pelajaran produktif khususnya pada kompetensi dasar menggunakan alat ukur pneumatik dan menggunakan alat-alat ukur elektrik/elektronik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X OSM1 SMK N 1 Merdeka Berastagi. Hal ini ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar siswa, dimana pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa 69,44 dengan ketuntasan klasikal 64,4% meningkat menjadi 75,44 dengan ketuntasan klasikal 88,8%. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah 62,55% meningkat menjadi 70% pada siklus II. Sedangkan hasil observasi terhadap guru pada siklus I sebesar 2,57 meningkat menjadi 3,28 pada siklus II dengan skor ideal 4,00. Dengan demikian target penelitian tercapai.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Selain menggunakan metode konvensional, guru juga perlu menggunakan metode pembelajaran inquiry.
2. Kreativitas guru perlu ditingkatkan untuk menjadikan metode pembelajaran inquiry menjadi lebih menarik bagi siswa.