HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT : StudiDeskriptifPadaAtletSprinterPPLM danUKM Atletik UPI Bandung.

(1)

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL

DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

(

StudiDeskriptifPadaAtletSprinterPPLM danUKM Atletik UPI Bandung)

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhiSebagiandariSyarat MemperolehGelarSarjana

Program StudiPendidikanKepelatihanOlahraga

Oleh:

NURUL ULFAH HILMAN 0900097

JURUSAN PENDIDIKAN KEPELATIHAN

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2014


(2)

HubunganKemampuanLariKecepatanMaksimalDen

ganKemampuanCadencePadaAtletSprint

(StudiDeskriptifPadaAtletSprinter PPLM Dan UKM Atletik UPI Bandung)

Oleh

NurulUlfahHilman

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan OlahragadanKesehatan

© NurulUlfahHilman 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

NURUL ULFAH HILMAN

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCE PADA ATLET SPRINT

(StudiDesktiptifPadaAtletSprinterPPLM danUKM Atletik UPI Bandung)

DISETUJUIDAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd NIP. 196812211994021001

Pembimbing II

Drs. EnjangRahmat NIP. 195107281984031001

Mengetahui

KetuaJurusanPendidikanKepelatihan

Dr. R. BoykeMulyana, M.Pd NIP. 196210231989031001


(4)

I asked for strength…

and God gave me difficulties to make me strong. I asked for wisdom…

and God gave me problem to solve. I asked for prosperity…

and God gave me brain and energy to work. I asked for courage…

and God gave me danger to overcome. I asked for love…

and God gave me troubled people to help. I asked for favors…

and God gave me opportunities.

I received nothing I wanted, but I received everything I needed

..

“Just know, when you truly want to success, you will never give up on it. No matter how bad the situation may get”

Persembahkankepada AyahandadanIbundatercinta & Kepadaseluruhkeluargabesarsertarekan-rekan


(5)

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu i

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCE PADA ATLET SPRINT (Studi Deskriptif Pada Atlet Sprinter PPLM

dan UKM Atletik UPI Bandung)” ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada plagiat didalamnya yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat akademisi. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2014 Yang membuat pernyataan,

Nurul Ulfah Hilman 0900097


(6)

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrahim,

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa shalawat serta salam tercurah limpahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.

Alhamdulillah, berkat izin dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCE PADA ATLET SPRINT (Studi Deskriptif Pada AtlitSprintPPLM dan UKM Atletik UPI

Bandung)”.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui korelasi antara kemampuan lari kecepatan maksimal dengan kemampuan cadence pada cabang olahraga atletik.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan yang penulis tempuh selama mengikuti studi pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Pendidikan dan Kesehatan Olahraga, Universitas Pendidikan Indonesia.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dan akan penulis terima dengan hati terbuka. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfa’at bagi penulis khususnya dan dunia olahraga atletik pada umumnya.

Wassalam.


(7)

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan yang baik ini perkenankan penulis untuk mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Dr. Yunyun Yudiana, M.Pd selaku Dekan atas izin dan rekomendasinya kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.

2. Bapak Dr. R. Boyke Mulyana, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan atas izin dan rekomendasinya kepada penulis untuk menyusun skripsi ini.

3. Bapak Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd selaku Pembimbing I Skripsi atas segala bimbingan, arahan, dan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak Drs. Enjang Rahmat selaku Pembimbing II Skripsi atas segala bimbingan,

arahan, dan bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd selaku Pembimbing Akademik, yang telah senantiasa membimbing selama membimbing perkuliahan dan telah banyak meluangkan waktu dan pikiran serta memberikan motivasi dan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Staf dosen dan asisten yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama mengikuti studi.

7. Karyawan FPOK UPI yang telah banyak membantu dalam urusan administrasi dan lembaga selama penulis mengikuti perkuliahan.

8. Ketua UKM Atletik UPI Bandung atas izin, bantuan, dan kerjasamanya, sehingga penulis dapat melaksanakan penelitian dengan lancar.

9. Atlit sprint UKM Atletik UPI Bandung atas bantuan dan kerjasamanya sehingga penelitian berjalan dengan lancar.


(8)

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu iv

10.Orang tua penulis, bapak Hilman Mulyadi dan Ibu Yani Aryani, atas segala dorongan, bimbingan, do’a restu dan kasih sayangnya selama ini.

11.Mumtaz Lazuardhi, Maggie Novianthy Hilman, Widianto Soekarnen, Fariz Abdillah Hilman atas motivasi dan dorongan serta do’a restunya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

12.Rekan-rekan seangkatan Atletik UPI Bandung (Umar, Zaenu, Toton, Dede) atas motivasi dan dorongan serta do’a restunya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

13.Sahabat-sahabat seperjuangan Coach Women (Ucha, Gygyt, Mel, Syifa, Ibun, Imoth dan Ebod) atas segala motivasi dan kerjasamanya selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

14.Sahabat-sahabat tim Seleb Coach B atas segala motivasi dan kerjasamanya selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

15.Rekan-rekan mahasiswa dan mahasiswi Jurusan Kepelatihan angkatan 2009 atas segala motivasi dan kerjasamanya selama penyusunan skripsi ini.

16.Semua pihak yang telah memberikan dukungan moril dan materil penulis dalam menyelesaikan penulisan ini.

Tiada sesuatu apapun yang dapat penulis berikan selain do’a dan harapan, semoga amal baik semua pihak mendapat balasan yang lebih baik dan berlipat ganda dari Allah STW. Amiin....

Bandung Agustus 2014


(9)

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu v

ABSTRAK

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCE PADA ATLET SPRINT (Studi Deskriptif Pada

Atlet SprinterPPLM dan UKM Atletik UPI Bandung) Pembimbing: 1. Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd.

2. Drs. Enjang Rahmat

Nurul Ulfah Hilman* 2014

Skripsi ini dilatar belakangi oleh pemikiran bahwa aspek biomekanika lari kecepatan maksimal merupakan penggabungan dari panjang langkah dengan frekuensi langkah yang dilakukan oleh pelari. Panjang langkah adalah jarak dari kaki pijakan pertama sampai kaki mendarat yang mempunyai korelasi yang signifikan terhadap kemampuan cadence (frekuensi langkah) pada cabang olahraga atletik. Permasalahan pokok yang ingin penulis teliti dalam penelitian ini adalah kemampuan lari kecepatan maksimal dengan kemampuan cadence pada atlet sprinter. Apakah kemampuan lari kecepatan maksimal mempunyai hubungan yang signifikan dengan kemampuan cadence dan seberapa besar hubungan antara kedua variabel tersebut. Berdasarkan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian yang penulis ajukan adalah untuk mengetahui hubungan antara kemampuan lari kecepatan maksimal dengan kemampuan cadence pada atlet sprint pada cabang olahraga atletik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan variabel bebas (X) adalah kemampuan

cadence dan variabel terikatnya (Y) adalah kemampuan lari kecepatan maksimal.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet sprinter PPLM dan UKM Atletik UPI Bandung sebanyak 10 orang. Instrumen penelitian adalah tes kemampuan

cadence dan lari sprint 30 meter. Setelah penelitian dilakukan ditemukan hasil berupa

data yang menunjukan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kemampuan lari kecepatan maksimal dengan kemampuan cadence sebesar 0,75. Seorang pelari

srinter yang baik adalah dimana ia memiliki kemampuan cadence atau frekuensi

langkah yang cepat disamping ia memiliki panjang langkah yang optimal.

*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Angkatan 2009 Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan


(10)

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vi

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN………i

KATAPENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK………. v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN……….. x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Masalah Penelitian ... 7

C. Tujuan Penelitian... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Atletik………... 9

1. Pengertian Atletik ... 9

2. Hakikat Atletik Nomor Lari ... 12

a. Teknik Start Lari Sprint... 14

b. Tahapan dalam lari sprint ... 17

c. Kebutuhan dan tuntutan lari sprint………... 18

3. Hakikat Kecepatan Maksimal ... 24

4. Hakikat Cadence ... 28


(11)

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu vii

C. Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Sampel, dan Populasi ... 32

B. Desain Penelitian ... 33

C. Hakikat Metode Penelitian ... 35

D. Definisi Operasional ... 36

E. Instrumen Penelitian ... 37

F. Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 37

G. Prosedur Pengolahan dan Analisis Data ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data ... 43

B. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 46

C. Diskusi Hasil Penelitian ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 51


(12)

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Lapangan atletik ... 12

Gambar 2.2. Posisi aba-aba bersedia ... 15

Gambar 2.3. Posisi aba-aba siap ... 16

Gambar 2.4. Gerakan mendorong ... 17

Gambar 2.5. Komponen fisik dominan lari sprint ... 21

Gambar 2.6. Kontribusi panjang langkah ... 27


(13)

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ix

DAFTAR TABEL Halaman

Tabel 1.1. Data parameter pelari sprint China dan Dunia ... 6

Tabel 1.2. Catatan waktu lari 100 meter kejuaraan PON ... 6

Tabel 2.1. Kebutuhan untuk setiap event lari ... 19

Tabel 3.1. Jadwal tes dan pengukuran ... 32

Tabel 3.2. Desain Penelitian ... 33

Tabel 4.1. Hasil penghitungan nilai rata-rata dan simpangan baku ... 43

Tabel 4.2. Kemampuan cadence ... 44

Tabel 4.3. Kemampuan lari kecepatan maksimal ... 44

Tabel 4.4. Grafik Hubungan………... 45 Tabel 4.5. Hasil penghitungan normalitas dan distribusi data ... 46

Tabel 4.6. Hasil Korelasi ... 46

Tabel 4.7. Uji Signifikansi Korelasi ... 47


(14)

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu x

LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1.Kemampuan cadence ... 53

Lampiran 2.Nilai Rata-rata Cadence dan Kecepatan Maksimal ... 54

Lampiran 3.Perhitungan simpangan baku cadence ... 55

Lampiran 4. Perhitungan simpangan baku kecepatan maksimal ... 56

Lampiran 5. Data tabel lari kecepatan maksimal dan cadence ... 57

Lampiran 6. Uji normalitas liliefors lari kecepatan maksimal ... 58

Lampiran 7.Uji normalitas liliefors kemampuan cadence... 59

Lampiran 8. Perhitungan korelasi tunggal... 60

Lampiran 9.Uji signifikansi koefisien korelasi ... 61

Lampiran 10.Tabel distribusi Z ... 62

Lampiran 11. Tabel distribusi t ……… 63

Lampiran 12.Nilai kritis L untuk uji liliefors………... 64

Lampiran 13. Foto-foto penelitian………. 65

Lampiran 14. Surat Keterangan………. 69

Lampiran 15. Surat Penelitian……… 73


(15)

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu xi


(16)

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

ABSTRAK

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCE PADA ATLET SPRINT (Studi Deskriptif Pada

Atlet Sprinter PPLM dan UKM Atletik UPI Bandung) Pembimbing: 1. Dr. Dikdik Zafar Sidik, M.Pd.

2. Drs. Enjang Rahmat

Nurul Ulfah Hilman* 2014

Skripsi ini dilatar belakangi oleh pemikiran bahwa aspek biomekanika lari kecepatan maksimal merupakan penggabungan dari panjang langkah dengan frekuensi langkah yang dilakukan oleh pelari. Panjang langkah adalah jarak dari kaki pijakan pertama sampai kaki mendarat yang mempunyai korelasi yang signifikan terhadap kemampuan cadence (frekuensi langkah) pada cabang olahraga atletik. Permasalahan pokok yang ingin penulis teliti dalam penelitian ini adalah kemampuan lari kecepatan maksimal dengan kemampuan cadence pada atlet sprinter. Apakah kemampuan lari kecepatan maksimal mempunyai hubungan yang signifikan dengan kemampuan cadence dan seberapa besar hubungan antara kedua variabel tersebut. Berdasarkan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian yang penulis ajukan adalah untuk mengetahui hubungan antara kemampuan lari kecepatan maksimal dengan kemampuan cadence pada atlet

sprint pada cabang olahraga atletik. Penelitian ini menggunakan metode

deskriptif, dengan variabel bebas (X) adalah kemampuan cadence dan variabel terikatnya (Y) adalah kemampuan lari kecepatan maksimal. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah atlet sprinter PPLM dan UKM Atletik UPI Bandung sebanyak 10 orang. Instrumen penelitian adalah tes kemampuan cadence dan lari sprint 30 meter. Setelah penelitian dilakukan ditemukan hasil berupa data yang menunjukan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kemampuan lari kecepatan maksimal dengan kemampuan cadence sebesar 0,75. Seorang pelari

srinter yang baik adalah dimana ia memiliki kemampuan cadence atau frekuensi

langkah yang cepat disamping ia memiliki panjang langkah yang optimal.

*)Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga Angkatan 2009 Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan


(17)

vi

vi

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

CONNECTION BETWEEN MAXIMUM SPEED ABILITY TO RUN WITH THE ABILITY OF CADENCE ON SPRINT ATHLETE

(Descriptive Study on PPLM Sprinter Athletes and Athletics Student Activity Unit UPI Bandung)

Supervisor: 1. Dr. Zafar dikdik Sidik, M.Pd. 2. Drs. Enjang Rahmat

Nurul Ulfah Hilman * 2014

This thesis is motivated by the idea that aspects of the biomechanics of running speed are the maximum length of step with the incorporation of frequency steps taken by runners. Stride length is the distance from foot to foot landed first foothold that has a significant correlation to the ability of Cadence (frequency step) in athletics. The main problem that researched in this study is the ability to run with a maximum speed capability connected with the ability of Cadence on sprinters. Is the ability to run a maximum speed has a significant relationship with Cadence's ability and how much the relationship between the two variables. Based on these problems, the purpose of the study is that the author proposed to determine the relationship between the running maximum speed capabilities with the ability to Cadence on sprint athletes. This study used a descriptive method, the independent variable (X) is the ability of Cadence and the dependent variable (Y) is the maximum speed dash ability. The sample used in this study was sprinters athletes at PPLM and Athletics Student Activity Unit of UPI Bandung as many as 10 peoples. The research instrument is a test of the ability of Cadence and sprint 30 meters. Once the results of a study conducted found that the data showed that there was a significant correlation between the ability to run with a maximum speed capability of 0.75 Cadence. A good sprinter is where he has the ability of cadence or frequency step quickly in addition it has an optimal stride length. *) Students Sports Coaching Education Program Class of 2009


(18)

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Atletik merupakan gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar dan lompat.Kata ini berasal dari bahasa Yunani “athlon” yang berarti “kontes”. Atletik dikenal juga dengan induk dari semua cabang olahraga, hal tersebut dapat dibuktikan dengan mengamati olahraga atletik yang di dalamnya terdapat kegiatan fisik yang meliputi jalan, lari, lompat dan lempar. Kegiatan fisik tersebut merupakan aktivitas jasmani alamiah yang biasa dilakukan oleh manusia pada umumnya. Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada olimpiade pertama pada tahun 776 SM. Induk organisasi untuk olahragaatletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).

Di dalam atletik ada dua event, yaitu event lintasan dan event lapangan.Event lintasan terdiri dari nomor-nomor lari (jarak pendek, jarak menengah, jarak jauh) dan jalan cepat, sedangkan event lapangan terdiri dari nomor lempar dan lompat.Terdapat pula nomor gabungan seperti sapta lomba dan dasa lomba.Sapta adalah gabungan tujuh nomor perlombaan yang terdiri dari nomor lintasan dan lapangan menjadi satu, sedangkan dasa lomba terdiri dari sepuluh nomor perlombaan lintasan dan lapangan.

Lari merupakan salah satu nomor dalam atletik yang diperlombakan, jaraknya bervariasi, salah satu yang paling dinanti dan paling bergengsi adalah sprint atau lari jarak pendek. Lari jarak pendek (sprint) adalah berlari dengan kecepatan penuh sepanjang jarak yang harus ditempuh atau sampai jarak yang telah ditentukan.Pelarinya bisa disebut juga sprinter.Nomor nomor lari jarak pendek antara lain 100 meter, 200 meter, dan 400 meter.Lari jarak pendek bila dilihat dari tahap-tahap berlari terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap reaksi dan dorongan


(19)

2

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(reactions dan drive), tahap percepatan (acceleration), tahap transisi/perubahan (transition),tahap kecepatan maksimum (speed maximum), tahap pemeliharaan kecepatan (maintenance speed) dan finish.

Perbedaan Antara lari jarak pendek, lari jarak menengah dan lari jarak jauh terletak pada kecepatan lari yang dilakukan oleh para pelari. Dapat kita amati pada perlombaan lari jarak pendek, setiap atlet berusaha secepat-cepatnya berlari ke garis finish. “Lari jarak pendek atau sprintadalah semua jenis lari yang sejak start hingga finish dilakukan dengan kecepatan maksimal”, (Wibowo, 2012:14)

Tujuan dari lari jarak pendek adalah untuk memaksimalkan kecepatan yang dihasilkan dari dorongan badan kedepan. Kecepatan lari dihasilkan oleh panjang langkah dan frekuensi langkah (jumlah langkah persatuan waktu). Contohnya, seorang pelari mempunyai panjang langkah 2 meter dan melakukan tiga langkah perdetiknya, akan berlari dengan kecepatan 6 meter/detik. Jika pelari mampu meningkatkan frekuensi langkah sampai empat langkah per detiknya dengan tetap mempertahankan panjang langkah sebelumnya, maka kecepatannya akan meningkat sehingga pelari akan berlari dengan kecepatan 8 meter/detik. Para atlet dapat mendapat kecepatan maksimum hanya dengan menggunakan perbandingan yang tepat antara panjang langkah dan frekuensi langkahnya. Perubahan panjang langkah dan frekuensi langkah pada saat berlari dapat menyebabkan penurunan kecepatan. Dalam lari sprint meter, teknik dan pengaturan unsur-unsur lari haruslah sempurna, karena kesalahan sedikit saja akan mengurangi hasil waktu yang dicapai.

Sesuai dengan tujuan lari sprint, kebutuhan utama untuk lari jarak pendek adalah kecepatan. Hal tersebut sebagaimana yang di ungkapkan Sidik (2009:1) bahwa: “… yang di butuhkan untuk semua nomor lari sprint dan gawang adalah

kecepatan (speed), sesuai dengan pengertian bahwa sprint yang berarti lari dengan tolakan secepat-cepatnya”. Unsur kecepatan didalam nomor lari jarak pendek memang sangat dibutuhkan. Pakar olahraga lain seperti Bompa (1999:368)


(20)

3

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menerangkan bahwa: “Speed is a determinant ability in many sports such as

sprinting events…”.Kecepatan adalah faktor yang menentukan dalam cabang olahraga, salah satunya adalah perlombaan lari jarak pendek. Karena dalam lari jarak pendek, kemampuan untuk menyelesaikan jarak secepat-cepatnya dapat mempersingkat waktu tempuh. Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya seperti yang dijelaskan Harsono (1988:216).Kecepatan merupakan suatu kemampuan fisik yang peningkatannya sangat sulit untuk ditingkatkan.Peningkatan hasil latihan yang eksklusif hanya meningkat 10%, artinya untuk meningkatkan catatan waktu terbaik lari 100 meter yang dapat ditempuh 10 detik lebih menjadi dibawah 10 detik itu dibutuhkan latihan yang keras.

Jarak yang dapat ditempuh dengan singkat merupakan hasil kecepatan gerak dari kontraksi otot yang kuat dan cepat. Komposisi otot pun turut menentukan kecepatan pada kontraksi otot. Sidik (2009:1) menjelaskan komposisi otot yang ideal serta kontribusinya dalam lari jarak pendek adalah sebagai berikut:

Kecepatan pada kontraksi otot tergantung pada komposisi otot. Proporsi dari serabut otot cepat (fast twitch fiber/FT) sangat erat kaitannya dengan gerakan kecepatan maksimal (maximum speed of movement). Pelari sprint yang baik secara normal memiliki persentase yang lebih tinggi pada serabut otot cepat (FT) dari pada pelari jarak jauh, yang lebih banyak proporsinya pada serabut otot lambat (slow twitch fiber/ST).

Konsep di atas menjelaskan bahwa serabut otot putih mendukung terciptanya gerakan kecepatan maksimal yang sangat dibutuhkan oleh pelari jarak pendek.

Kecepatan dalam lari jarak pendek adalah hasil kontraksi yang kuat dan cepat dari otot-otot yang dirubah menjadi gerakan halus lancer dan efisien dan sangat dibutuhkan bagi pelari untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi. Seorang pelari jarak pendek yang potensial bila dilihat dari komposisi atau susunan serabut otot persentase serabut otot cepat (Fast Twitch = FT) lebih besar atau tinggi dengan


(21)

4

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemampuan sampai 40 kali perdertik dalam vitro disbanding dengan serabut otot lambat (Slow Twitch = ST) dengan kemampuan 10 kali perdetik dalam vitro.

Dalam lari sprint, kecepatan larinya ditentukan oleh gerakan berturut-turut dari kaki yang dilakukan secara cepat. Kecepatan tergantung dari beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu kekuatan (strength), waktu reaksi,(reaction time) dan

fleksibilitas (Wilmore dalam Harsono 1988:216).

Waktu reaksi adalah waktu antara pemberian rangsang (stimulus) dengan gerak pertama (1988:217). Kecepatan gerak atau movement speed adalah waktu antara permulaan dan akhir suatu gerakan. “The period from the beginning of the respons to the completion of a specified movement” (Oxendine dalam Harsono

1988:217)

Pada dasarnya ada dua langkah untuk memperbaiki kecepatan yaitu melalui perbaikan kualitas gerak (skill) dengan melakukan perbaikan gerakan pada speed,

agility, dan quickness. Kecepatan dapat ditingkatkan melalui peningkatan cadence

(frekuensi langkah per detik).

Sprinter is Heredity, Seorang sprinter ialah terlahir dan kemudian dilatih dengan eksklusif. Karena syarat utama seorang sprinter ialah memiliki serabut otot putih (fast twitch fiber/FT) didalam tubuhnya. Karena serabut otot itu bawaan lahir yang hasil dari keturunan orang tuanya, maka sprinter adalah bakat turunan yang dilatih dengan eksklusif.

Selain faktor serabut otot, kecepatan seorang atlet lari jarak pendek dalam menempuh jarak sangat ditentukan oleh aspek biomekanika, yaitu panjang langkah dan frekuensi langkah per detiknya. Senada dengan apa yang dikemukakan oleh Donati (1995:51)

Running speed is the product of stride length and stride frequency. Athletes achieve their maximum speedonly by adopting a specific ratio between length and frequency of stride and any significant alternation in the length or the frequency will cause a reduction in speed.


(22)

5

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada awal diperlombakannya lari jarak pendek kemampuan menempuh jarak 100 meter hanya dapat memasuki catatan waktu 10 koma sekiandetik. Memasuki dekade 80-an muncul atlet lari sprint 100 meter yang mampu menembus catatan waktu dibawah 10 detik, dia adalah Ben Johnson dari Kanada, juara Olimpiade Seoul 1988. Ben Johnson meraih prestasi 100 meter dengan catatan waktu 9,79 detik. Namun sangat disayangkan prestasinya tercoreng dengan kasus doping, gelar manusia saat tercepat saat itu jatuh ke tangan Carl Lewis dari AS dengan catatan waktu 9.92 detik.

Catatan rekor lari sprint 100 meter dari tahun-ketahun semakin tajam. Angka 9 koma sekian detik kini menjadi sebuah impian bagi setiap pelari. Sejak itulah persaingan di nomor lari sprint 100 meter semakin memanas, karena setiap atlet bersaing untuk menjadi yang tercepat. Pada Olimpiade Beijing 2008 muncul ke permukaan persaingan lari sprint 100 meter putra Usain Bolt (lahir di Trelawny, Jamaika 21 Agustus 1986 umur 22 tahun) adalah pelari Jamaika. Bolt yang memiliki postur tinggi berhasil finish pertama pada lari sprint 100 meter dengan catatan waktu 9,69 detik. Keberhasilan ini disusul dengan prestasi 19,30 detik pada jarak 200 m yang mengantarkannya meraih emas di nomor tersebut. Bolt nampaknya belum puas atas pencapaiannya pada Olimpiade Beijing lalu. Ambisinya untuk kembali memecahkan rekor dia capai pada saat Kejuaraan Dunia di Berlin 2009, rekor sprint jarak 100 meter dia pertajam menjadi 9,58 detik. Suatu hal yang mungkin disamai oleh atlet lain atas pencapaian Bolt tersebut.

Hasil perlombaan dari atlet sprint dunia tidak hanya berupa catatan waktu. Tetapi ada tentang kemampuan frekuensi dan panjang langkah, sehingga data tersebut dapat dievaluasi untuk kemajuan atletnya. Dari data yang diperoleh dapatkita amati bahwa frekuensi langkah dari sprinter china dan dunia paling sedikit adalah 4,4 langkah per detik. Berikut data kemampuan frekuensi langkah


(23)

6

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

disertai panjang langkah atlet sprint duniaserta data lain yang berkontribusi terhadap prestasi lari sprint seperti pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1.

Data parameter pelari cina dan pelari dunia Pada kejuaraan dunia tahun 1991 di Tokyo Jepang

Grup Prestasi Rata-rata (detik) Jumlah langkah Kecepatan Rata-rata (m/dtk) Frekuensi langkah (perdetik) Panjang langkah (m) Tinggi badan (m)

China 10.45 47.4 9.57 4.55 2.11 1.77

Dunia 10.02 44.6 9.89 4.44 2.25 1.81

Namun sayangnya prestasi atlet sprinter Indonesia belum mampu menembus angka 9 detik. Sprinter Indonesia beberapa kali meraih emas pada nomor 100 di ajang Sea Games, catatan waktu sprinter Indonesia baru mampu menembus angka 10 koma sekian detik. Ada beberapa sprinter Indonesia yang menjuarai nomor lari pada Sea Games salah satunya adalah Suryo Agung Wibowo, bahkan dia adalah pemegang rekor Asia Tenggara pada nomor lari 100 meter dengancatatan waktu 10,17 detik yang dicapai pada Sea Games Laos 2009.

Sebelum pertandingan tingkat internasional, tentunya ada beberapa pertandingan nasional sebagai ajang seleksi dan pembibitan atlet untuk memperkuat tim nasional. Berikut adalah catatan waktu pada final lari 100 meter cabang olahraga atletik pada PON 2008 dan PON 2012 seperti pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2

Catatan waktu lari 100 meter final pada kejuaraan PON 2008 Kaltim dan PON 2012 Riau

Rekor 100 meter PON : Mardi Lestari 10,17 detik (PON 1989) Final 100 meter Cabor Atletik PON

2012

Final 100 meter Cabor Atletik PON 2008


(24)

7

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Nama Provinsi Catatan

Waktu Nama Provinsi

Catatan Waktu Iswandi NTB 10.41 Suryo Agung

Wibowo Jawa Tengah 10.39 Fadlin NTB 10.48 Asrul Akbar Sumatera

Barat 10.66 Tabel 1.2. (Lanjutan)

Franklin

Ramses Papua 10.57

Avip Dwi

Cahyo Jawa Timur 10.82 Farel

Oktaviandi Jawa Barat 10.64 Sukari Jawa Timur 10.82 Mohamad

Rozikin Jawa Timur 10.65 M. Fatoniah NTB 10.85 Yaspi Bobi Sumatera

Barat 10.71

Taufik Rahmadi

Sumatera

Barat 10.86 Fernando

Lumain

Sulawesi

Utara 10.74

John Herman

Murai Papua 10.86 Lorenzo

Andreas

Kalimantan

Timur 10.75 Agus Sulistio Riau DQ

Pada umumnya sprinter Indonesia hanya mempunyai catatan waktu saja. Data tersebut dirasa belum cukup untuk dapat meningkatkan prestasi. Untuk itu perlu adanya tes cadence terhadap sprinter Indonesia. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang hubungan kemampuan lari kecepatan maksimal dengan kemampuan cadence pada atlet sprint PPLM dan UKM Atletik UPI Bandung.

B. Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, masalah penelitian yang penulis rumuskan adalah: “Apakah terdapat hubungan antara kemampuan lari kecepatan maksimal dengan kemampuan cadence pada atlet sprint pada cabang olahraga atletik?”


(25)

8

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: ”Untuk mengetahui hubungan antara kemampuan lari kecepatan maksimal dengan kemampuan cadence pada atlet sprint pada cabang olahraga atletik?”

D. Manfaat Penelitian

Secara umum penelitian ini bermanfaat bagi pelatih maupun atlet sprint baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Manfaat Teoriti

a. Diharapkan dapat bermanfaat dan berguna untuk menambah dan memperluas wawasan tentang cadence bagi setiap pelaku dibidang olahraga terutama di cabang olahraga atletik.

b. Diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berharga bagi para pelatih atletik, khususnya pelatih lari sprint

2. Manfaat Praktis

a. Diharapkan dapat menjadi salah satu pedoman untuk menghitung frekuensi langkah per detik pada atlet sprinter

b. Bagi praktisi di bidang olahraga, tulisan ini diharapkan dapat berfungsi sebagai dasar untuk proses identifikasi bakat atlet sprint

E. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi skripsi ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi. BAB I menjelaskan tentang latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan struktur organisasi skripsi. BAB II menjelaskan tentang kajian teoritis dan juga memuat bahasan tentang kerangka pemikiran serta hipotesis. BAB III menjelaskan mengenai metode penelitian skripsi yang substansinya adalah lokasi penelitian, populasi, sampel, langkah-langkah penelitian, desain penelitian,


(26)

9

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrument penelitian, prosedur pengambilan data, serta prosedur pengolahan dan analisis data. BAB IV menjelaskan tentang pengolahan, analisis data, dan diskusi penemuan. BAB V berisi kesimpulan dan saran.


(27)

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi dan Sampel

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Jadwal yang terencana dengan baik sangat menentukan terhadap kelancaran dan kelangsungan dari pelaksanaan penelitian. Adapun jadwal pelaksanaan tes dan pengukuran yang akan dilakukan terhadap variable-variabel penelitian yang akan di teliti dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1

Jadwal Tes dan Pengukuran Terhadap Variabel-Variabel Penelitian

2. Populasi

Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti menentukan subjek yang akan diteliti, subjek tersebut berupa populasi dan sampel. Adapun yang dimaksud dengan populasi seperti yang dijelaskan oleh Sugiyono (2011:80) yaitu: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian kesimpulannya”. Dengan demikian berdasarkan penjelasan tersebut diatas bahwa populasi merupakan keseluruhan objek penelitian tempat diperolehnya data atau informasi yang dapat berupa individu atau kelompok. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah atlet PPLM dan UKM Atletik UPI Bandung.

No Variabel Penelitian

Hari/Tanggal Waktu Tempat 1 Kemampuan Lari

Kecepatan Maksimal

Senin, 16 Juni 2014

15.00 – 17.00 WIB

Lapangan Stadion UPI Bandung/Lapangan

Padasuka 2 Kemampuan

Cadence

Senin, 16 Juni 2014

15.00 – 17.00 WIB

Lapangan Stadion UPI Bandung/Lapangan


(28)

33

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Sampel

Mengenai sampel penelitian, Arikunto (2010:118) menjelaskan bahwa: “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.” Menurut Sugiyono (2011:118) sampel adalah: “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Dengan demikian dapat penulis simpulkan adalah bahwa sampel merupakan sebagian dari jumlah populasi yang akan diteliti. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampel purposive sampling, mengenai hal ini Sugiyono (2013:118) menyatakan bahwa “sampling purposive adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.” Artinya setiap subjek yang diambil dari populasi yang dipilih dengan sengaja berdasarkan tujuan dan pertimbangan tertentu. Atlet yang akan dijadikan sampel adalah atlet atletik nomor lari jarak pendek (sprint) PPLM dan UKM Atletik UPI Bandung. Sampel yang ditentukan penulis diharapkan dapat memberikan data secara maksimal. Data yang diperoleh dari pelatih PPLM dan UKM Atletik UPI Bandung, jumlah atlet atletik nomor lari jarak pendek adalah 10 orang.

B. Desain Penelitian

Menurut pola atau desain untuk melaksanakan penelitian ini merupakan hal yang penting. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan desain deskriptif, dimana sampel seluruhnya sebagai objek penelitian seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Desain Penelitian

( Sumber Metode Penelitian Pendidikan )

X1

Y


(29)

34

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Keterangan :

X1 : tes kecepatan maksimal Y : tesCadence

r : korelasi

Adapun langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah seperti yang pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3

Langkah-langkah penelitian POPULASI

DATA SAMPEL

TES 30 MFLY

TES CADENCE TES 30

METER

PENGOLAHAN DAN ANALISIS


(30)

35

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Hakikat Metode Penelitian

Dalam setiap penelitian diperlukan suatu metode. Metode adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan. Metode penelitian lebih menitik beratkan pada tata cara untuk melaksanakan penelitian, sedangkan prosedur penelitian adalah untuk menjelaskan urutan kerja penelitian dan teknik penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur atau mengumpulkan data penelitian. Dengan demikian metode penelitian meliputi prosedur dan teknik penelitian.

Menurut Arikunto (2010:203) metode penelitian adalah “Cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya.” Sedangkan menurut Sugiyono (2011:6) metode penelitian adalah “Cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.”

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengadakan penelitian, yaitu metode penelitian kualitatif dan metode penelitian kuantitatif. Metode penelitian kualitatif penelitian adalah suatu metode penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Sedangkan metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian berdasarkan pada angka-angka atau data statistik. Metode penelitian kuatitatif dibagi menjadi beberapa metode yaitu metode deskriptif, metode survei, metode ekspos facto, metode komparatif, metode korelasional dan penelitian tindakan.

Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya. Penelitian demikian disebut penelitian perkembangan (developmental studies).


(31)

36

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian perkembangan ada yang bersifat longitudinal atau sepanjang waktu, dan ada yang bersifat cross sectional atau dalam potongan waktu.

Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan dan menyimpulkan data guna memecahkan masalah melalui cara-cara tertentu. Keberhasilan suatu penelitian ilmiah tidak akan lepas dari metode yang digunakan dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Metode ini digunakan atas dasar bahwa sifat penelitian ini menggunakan satu kali tes untuk dapat mengetahui hubungan antara kemampuan lari kecepatan maksimal dengan kemampuan cadence pada atlet sprint PPLM dan UKM Atletik UPI Bandung. Surakhmad (2002:139) menjelaskan mengenai metode deskriptif sebagai berikut:

Penyelidikan tertuju pada permasalahan yang ada pada masa sekarang. Metode penyelidikan deskriptif ialah mencakup teknik deskriptif, diantaranya ialah penyelidikan yang menuturkan, menganalisis dan mengklarifikasi penyelidikan dengan teknik survey, dan teknik interview, observasiatau dengan tes.

Penelitian deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Senada dengan pendapat tersebut, Sudjana dan Ibrahim (Rodianto, 2012:33) menjelaskan tentang metode deskriptif yaitu: “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala peristiwa kejadian yang terjadi pada saat sekarang.” Dari berbagai uraian tersebut, maka untuk meneliti pada penelitian kali ini penulis menggunakan metode deskriptif, karena penulis langsung memperoleh data pada saat itu juga.

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpamahan istilah dalam penulisan ini, maka penulis memberikan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Kecepatan Maksimal

Menurut Harsono (1988:216) adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan sejenis yang secara berturut-turut dalam waktu yang


(32)

sesingkat-37

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

singkatnya. Sidik (2010,hlm.) kecepatan maksimal adalah kemampuan gerak maksimal yang dilakukan dalam waktu yang singkat dan jarak yang pendek

2. Cadence

Mengetahui potensi sprinter dengan menghitung jumlah langkah per detik dalam kecepatan maksimal. (Sidik, 2012)

Kemampuan cadence adalah kemampuan melakukan langkah per detik.

E. Instrumen Penelitian

Dalam mengumpulkan data diperlukan alat pengukuran, sehingga dengan menggunakan alat ini akan diperoleh data yang merupakan hasil pengukuran. Nurhasan (2000:1) menyebutkan, tes merupakan suatu alat yang digunakan dalam memperoleh data dari suatu objek yang akan diukur, sedangkan pengukuran merupakan suatu proses untuk memperoleh data. Adapun alat ukur yang penulis gunakan terdiri dari 2 (dua) item tes yaitu:

1. Tes kemampuan cadence (Pola Langkah dan Rumus Cadence) Tes untuk mengukur kemampuan frekuensi langkah atlet. 2. Tes lari kecepatan maksimal

Alat ukur untuk mengukur lari kecepatan maksimal adalah lari 30 meter

standing dan flying.

F. Pelaksanaan Pengumpulan Data

Hasil pengetesan yang objektif didapat dari proses tes yang minimal kesalahan. Maka harus dihindarkan kesalahan-kesalahan pelaksanaan tes. Tujuan dari prosedur pelaksanaan tes dan pengukuran ini untuk memudahkan tester dalam melakukan tes sehingga pelaksanaan dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan. Untuk hal tersebut, maka akan dijelaskan petunjuk-petunjuk prosedur pelaksanaan tes sebagai berikut:

1. Tes Lari Kecepatan Maksimal


(33)

38

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu b. Pelaksanaan tes :

1). Tester menggunakan flying start

2). Lari sprint menggunakan jarak 30 meter, dengan 10 meter sebagai ancang-ancang.

3). Ketika pelari melewati bendera, kemudian stopwatch dijalankan. 4). Stopwatch dihentikan ketika pelari telah mencapai jarak 30 meter. Skor : Catatan waktu tempuh pada jarak 30 meter

2. Tes Cadence (Pola Langkah dan Rumus Cadence)

a. Tujuan : Untuk mengetahui kemampuan frekuensi langkah atlet. b. Pelaksanaan Tes :

1). Start lari dengan standing start menempuh jarak 30 meter.

2). Pakai 2 pencatat waktu di meter 20 dan meter 30 (T20m dan T30m).

3). Stopwatch dijalankan ketika kaki belakang sprinter lepas dari tanah.

4). Hitung jumlah langkah sprinter antara titik 20 meter dan titik 30 meter.

5). Ukurlah jarak X, jarak Y, dan panjang langkah. c. Kemudian data yang diperoleh dimasukan kedalam rumus:

Cadence : {Banyaknya Langkah + ( X1+X2)}x 1 PL T30 – T20

X1 : jarak antara garis 20 meter dengan langkah pertama setelah jarak 20 meter X2 : jarak antara langkah terakhir dan garis 30 meter


(34)

39

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PL : panjang langkah

T30 : waktu tempuh dalam jarak 30 meter dari titik start ke 30 meter T20 : waktu tempuh dalam jarak 20 meter dari titik start ke 20 meter

d. Alat yang dibutuhkan: 1). Meteran, 2). Alat Tulis, 3). Stopwatch, 4). Kalkulator, 5). Lintasan Lari Grafel, 6). Kapur

G. Prosedur Pengolahan Dan Analisis Data

Untuk pengolahan data ini penulis menggunakan prosedur pengolahan data dari buku statistika yang disusun oleh Nurhasan dan Hasanudin (2007). Adapun langkah-langkah pengolahan data ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

1. Menghitung nilai rata-rata dari setiap variabel digunakan rumus :

=

∑Χ

n

Keterangan :

: nilai rata-rata yang dicari ∑ : jumlah skor

n : jumlah sampel

2. Mencari simpangan baku dari setiap kelompok data atau variabel dengan menggunakan rumus :

S =

2

n

1

Keterangan :

S : simpangan baku


(35)

40

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

: Rata-rata dari skor mentah N : jumlah sampel

3. Setelah menempuh langkah-langkah tadi barulah mencari T-skor dengan rumus :

T-skor= 50 + 10 x−x

S (untuk cadence) T-skor= 50 + 10 x −x

S (untuk waktu)

Keterangan :

T-skor : Skor standar yang dicari

 : Skor yang diperoleh

: Nilai rata-rata S : Simpangan baku

Rumus-rumus diatas merupakan langkah awal yang dipergunakan untuk pengolahan data hasil tes untuk menyelesaikan pengolahan data agar memperoleh nilai-nilai yang menjadi bahan penelitian yang dilakukan.

4. Menguji normalitas dari setiap data

Menguji normalitas dari setiap data, untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah dengan uji statistika non parametrik yang dikenal dengan “Uji Liliefors”. Untuk menguji hipotesis nol ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

1. Pengamatan Xi, X2,………Xn dijadikan bilangan baku. Z1, Z2,………Zn dengan menggunakan rumus : �=�1−�

2. Untuk setiap bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan: Jika nilai Z negatif, maka dalam tabel menentukan


(36)

41

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fzi-nya adalah 0,5 dikurangi luas daerah distribusi Z pada tabel. Jika nilai Z positif, maka dalam menentukan tabel Fzi-nya adalah 0,5 ditambah luas daerah distribusi Z pada tabel.

3. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyak sampel.

4. Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya. 5. Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari

seluruh sampel yang ada dan berilah simbol Lo.

6. Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukanlah nilai L. Dalam penelitian ini jumlah sampel (n) adalah 10 dan α = 0,05, maka nilai L-nya adalah 0,242.

7. Kriteria untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis adalah : o Diterima Ho jika Lo < Lα , distribusi sampel normal.

o Ditolak Ho jika Lo > Lα , distribusi sampel tidak normal. 5. Menghitung koefisien korelasi

r

xy

=

XY

X

2

Y

2

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi variabel x dan y ∑XY : Jumlah X kali Y

∑X2 : Jumlah X2 ∑Y2 : Jumlah Y2

6. Uji Kebermaknaan Koefisien Korelasi

Uji kebermaknaan koefisien korelasi ini dimaksudkan untuk melihat sejauhmana koefisien korelasi tersebut berarti menjelaskan hubungan antara variabel-variabel itu. Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel, yaitu satu


(37)

42

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

variabel bebas dansatu variabel terikat. Oleh karena itu rumus yang dilakukan dalam uji kebermaknaan koefisien korelasi-nya menggunakan uji kebermaknaan koefisien korelasi tunggal dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tulis H0 dan H1 dalam bentuk kalimat:

o H0 = tidak terdapat hubungan yang bermakna antara variabel X dengan Y.

o H1 = terdapat hubungan yang bermakna antara variabel X dengan Y.

2. Tulis H1 dan H0 alam bentuk statistik: o H0 : r = 0

o H1 : r 0

3. Cari thitung dengan rumus :

4. ℎ� �� = � �−2

1−�2

5. Tetapkan taraf signifikansinya.

6. Tentukan kriteria pengujian signifikansi korelasi yaitu: Jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima atau korelasinya tidak signifikan. Untuk kondisi lain H0 ditolak.

7. Tentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus dk = n – 2. 8. Bandingkan thitung dengan ttabel.


(38)

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis data, maka penulis dapat merumuskan kesimpulan penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan lari kecepatan maksimal dengan kemampuan cadence.

B. Saran

Dari data hasil penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa saran yaitu: 1. Kepada Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) untuk

lebih berusaha lagi supaya dapat mengirimkan atlet-atlet terbaik bangsa ke ajang perlombaan yang lebih besar.

2. Kepada Pembina untuk lebih baik dalam membina dan mengurus atlet-atlet atletik agar dapat mencapai prestasi terbaiknya.

3. Kepada Pelatih Atletik khususnya nomor lari sprint untuk memperhatikan kemampuan cadence sebelum mengasah kecepatan atlet sprint pada tingkat yang lebih lanjut.

Semoga hasil penelitian cadence dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap kemampuan lari kecepatan maksimal dalam lari sprint.


(39)

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

51

DAFTAR PUSTAKA

Apriansyah, A (2013). Korelasi Antara Kemampuan Cadence Dengan Prestasi Lari

Sprint 100 Meter Pada Cabang Olahraga Atletik. Skripsi Sarjana pada

program studi PKO UPI Bandung: tidak diterbitkan. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta.

Atletik lari (2012). Sejarah Atletik. Online. Tersedia di atletiklari.blogspot.com/. dikases pada tanggal 18 Juni 2012.

Bahagia, Y. (2005). Meningkatkan Kecepatan Lari Sprint Dengan Model Latihan

Panjang Langkah dan Frekuensi Langkah. Tesis Magister pada SPS UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Harsono. (1988). Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Bandung. FPOK UPI Bandung.

Hay, J.G. (1993) The Biomechanics of Sports Technique. 4th Ed. London, Prentice-Hall International (UK) Ltd.

T.n (2014). Pengertian Atletik. Online. Tersedia di id.wikipedia.org/wiki/Atletik.Diakses pada tanggal 18 Juni 2014

International Amateur Athletic Federation (1993). Pedoman Dasar Melatih Atletik. Jakarta: PB. PASI.

Kang makis (2012). Analisis Lari Sprint. Online. Tersedia di http://kangmakis.blogspot.com/2012/10/analisis-lari-sprint-100-m.html. Diakses pada tanggal 21 Juni 2014.


(40)

52

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumber: NSA. Volume Six No.2 (1991:11). Dikutip dari Bahagia (2005:75). Sunaryadi, Y. (2007). Kegiatan Belajar 5, Sprint. Bandung.

T.n (2012). Latihan Kekuatan Untuk Lari Sprint. Tersedia dihttp://kepelatihan2.blogspot.com/2012/06/latihan-kekuatan-untuk-lari-sprint.html. Diakses pada tanggal 21 Juni 2014.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI Bandung.

Zafar Sidik, D. (2008). Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung: FPOK UPI.

Zafar Sidik, D. Komarudin (2009). Pedoman Mengajar dan Melatih Atletik. Bandung: FPOK UPI Bandung.


(1)

40

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 

: Rata-rata dari skor mentah N : jumlah sampel

3. Setelah menempuh langkah-langkah tadi barulah mencari T-skor dengan rumus :

T-skor= 50 + 10 x−x

S (untuk cadence)

T-skor= 50 + 10 x −x

S (untuk waktu)

Keterangan :

T-skor : Skor standar yang dicari  : Skor yang diperoleh 

: Nilai rata-rata S : Simpangan baku

Rumus-rumus diatas merupakan langkah awal yang dipergunakan untuk pengolahan data hasil tes untuk menyelesaikan pengolahan data agar memperoleh nilai-nilai yang menjadi bahan penelitian yang dilakukan.

4. Menguji normalitas dari setiap data

Menguji normalitas dari setiap data, untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan adalah dengan uji statistika non parametrik yang dikenal dengan “Uji Liliefors”. Untuk menguji hipotesis nol ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

1. Pengamatan Xi, X2,………Xn dijadikan

bilangan baku. Z1, Z2,………Zn dengan

menggunakan rumus : �=�1−�

2. Untuk setiap bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang dari masing-masing nilai Z (Fzi) dengan ketentuan: Jika nilai Z negatif, maka dalam tabel menentukan


(2)

41

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fzi-nya adalah 0,5 dikurangi luas daerah distribusi Z pada tabel. Jika nilai Z positif, maka dalam menentukan tabel Fzi-nya adalah 0,5 ditambah luas daerah distribusi Z pada tabel.

3. Menentukan proporsi masing-masing nilai Z (Szi) dengan cara melihat kedudukan nilai Z pada nomor urut sampel yang kemudian dibagi dengan banyak sampel.

4. Hitung selisih antara F(zi) – S(zi) dan tentukan harga mutlaknya. 5. Ambilah harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari

seluruh sampel yang ada dan berilah simbol Lo.

6. Dengan bantuan tabel nilai kritis L untuk uji Liliefors, maka tentukanlah nilai L. Dalam penelitian ini jumlah sampel (n) adalah 10 dan α = 0,05, maka nilai L-nya adalah 0,242.

7. Kriteria untuk mengetahui diterima atau ditolaknya hipotesis adalah : o Diterima Ho jika Lo < Lα , distribusi sampel normal.

o Ditolak Ho jika Lo > Lα , distribusi sampel tidak normal. 5. Menghitung koefisien korelasi

r

xy

=

XY

X

2

Y

2 Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi variabel x dan y

∑XY : Jumlah X kali Y ∑X2 : Jumlah X2 ∑Y2 : Jumlah Y2

6. Uji Kebermaknaan Koefisien Korelasi

Uji kebermaknaan koefisien korelasi ini dimaksudkan untuk melihat sejauhmana koefisien korelasi tersebut berarti menjelaskan hubungan antara variabel-variabel itu. Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel, yaitu satu


(3)

42

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

variabel bebas dansatu variabel terikat. Oleh karena itu rumus yang dilakukan dalam uji kebermaknaan koefisien korelasi-nya menggunakan uji kebermaknaan koefisien korelasi tunggal dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Tulis H0 dan H1 dalam bentuk kalimat:

o H0 = tidak terdapat hubungan yang bermakna antara variabel X dengan Y.

o H1 = terdapat hubungan yang bermakna antara variabel X dengan Y.

2. Tulis H1 dan H0 alam bentuk statistik: o H0 : r = 0

o H1 : r 0

3. Cari thitung dengan rumus :

4. ℎ� �� = � �−2

1−�2

5. Tetapkan taraf signifikansinya.

6. Tentukan kriteria pengujian signifikansi korelasi yaitu: Jika –ttabel ≤

thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima atau korelasinya tidak signifikan.

Untuk kondisi lain H0 ditolak.

7. Tentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus dk = n – 2. 8. Bandingkan thitung dengan ttabel.


(4)

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis data, maka penulis dapat merumuskan kesimpulan penelitian terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan lari kecepatan maksimal dengan kemampuan cadence.

B. Saran

Dari data hasil penelitian ini, penulis mengemukakan beberapa saran yaitu: 1. Kepada Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PB PASI) untuk

lebih berusaha lagi supaya dapat mengirimkan atlet-atlet terbaik bangsa ke ajang perlombaan yang lebih besar.

2. Kepada Pembina untuk lebih baik dalam membina dan mengurus atlet-atlet atletik agar dapat mencapai prestasi terbaiknya.

3. Kepada Pelatih Atletik khususnya nomor lari sprint untuk memperhatikan kemampuan cadence sebelum mengasah kecepatan atlet sprint pada tingkat yang lebih lanjut.

Semoga hasil penelitian cadence dapat memberikan sumbangan yang positif terhadap kemampuan lari kecepatan maksimal dalam lari sprint.


(5)

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 51

DAFTAR PUSTAKA

Apriansyah, A (2013). Korelasi Antara Kemampuan Cadence Dengan Prestasi Lari

Sprint 100 Meter Pada Cabang Olahraga Atletik. Skripsi Sarjana pada

program studi PKO UPI Bandung: tidak diterbitkan. Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta.

Atletik lari (2012). Sejarah Atletik. Online. Tersedia di atletiklari.blogspot.com/. dikases pada tanggal 18 Juni 2012.

Bahagia, Y. (2005). Meningkatkan Kecepatan Lari Sprint Dengan Model Latihan

Panjang Langkah dan Frekuensi Langkah. Tesis Magister pada SPS UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Harsono. (1988). Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Bandung. FPOK UPI Bandung.

Hay, J.G. (1993) The Biomechanics of Sports Technique. 4th Ed. London, Prentice-Hall International (UK) Ltd.

T.n (2014). Pengertian Atletik. Online. Tersedia di id.wikipedia.org/wiki/Atletik.Diakses pada tanggal 18 Juni 2014

International Amateur Athletic Federation (1993). Pedoman Dasar Melatih Atletik. Jakarta: PB. PASI.

Kang makis (2012). Analisis Lari Sprint. Online. Tersedia di http://kangmakis.blogspot.com/2012/10/analisis-lari-sprint-100-m.html. Diakses pada tanggal 21 Juni 2014.


(6)

52

Nurul Ulfah Hilman , 2014

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumber: NSA. Volume Six No.2 (1991:11). Dikutip dari Bahagia (2005:75). Sunaryadi, Y. (2007). Kegiatan Belajar 5, Sprint. Bandung.

T.n (2012). Latihan Kekuatan Untuk Lari Sprint. Tersedia dihttp://kepelatihan2.blogspot.com/2012/06/latihan-kekuatan-untuk-lari-sprint.html. Diakses pada tanggal 21 Juni 2014.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. UPI Bandung.

Zafar Sidik, D. (2008). Pembinaan Kondisi Fisik. Bandung: FPOK UPI.

Zafar Sidik, D. Komarudin (2009). Pedoman Mengajar dan Melatih Atletik. Bandung: FPOK UPI Bandung.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KONDISI FISIK ATLET ATLETIK TERHADAP HASIL PRESTASI LARI JARAK JAUH ATLET PELAJAR KABUPATEN KARO TAHUN 2014.

0 6 20

DAMPAK PENERAPAN LATIHAN TABATA TERHADAPPENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED)(Studi Eksperimen pada Atlet Futsal PuteriAnggota UKM Futsal UPI Bandung).

4 13 35

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KEMAMPUAN MENGENDALIKAN EMOSI DAN MOTIVASI PADA ATLET FUTSAL PUTERI UKM UPI.

1 18 45

Hubungan Antara Kemampuan Waktu Reaksi Dan Fleksibilitas Atlet Ukm Taekwondo Upi Dengan Hasil Tendangan Dollyo-Chagi.

1 3 36

KORELASI ANTARA KEMAMPUAN CADENCE DENGAN PRESTASI LARI SPRINT 100 METER PADA CABANG OLAHRAGA ATLETIK: Studi Deskriptif Pada Sprinter UKM Atletik UPI Bandung.

1 15 35

PENINGKATAN KEMAMPUAN LARI SPRINT DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN LARI DI PASIR PADA SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER ATLETIK SMK NEGERI 1 GOMBONG KABUPATEN KEBUMEN.

5 36 111

PROFIL KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK, KEMAMPUAN MAKSIMAL, POWER, DAN DAYA TAHAN KEKUATAN ATLET GULAT PPLP JAWA BARAT - repository UPI S KOR 1001508 Title

0 0 3

DAMPAK PENERAPAN LATIHAN TABATA TERHADAPPENINGKATAN KEMAMPUAN KECEPATAN (SPEED)(Studi Eksperimen pada Atlet Futsal PuteriAnggota UKM Futsal UPI Bandung) - repository UPI S KOR 1005881 Title

0 0 3

HUBUNGAN KEMAMPUAN LARI KECEPATAN MAKSIMAL DENGAN KEMAMPUAN CADENCEPADA ATLET SPRINT : StudiDeskriptifPadaAtletSprinterPPLM danUKM Atletik UPI Bandung - repository UPI S KOR 0900097 Title

0 0 4

MAKALAH ATLETIK BENAR TENTANG SEPUTARAN OLAHRAGA

0 5 12