Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Pada Materi Elastisitas Dan Gerak Harmonik Sederhana Di Sma Negeri 8 Surakarta Jurnal

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL
PADA MATERI ELASTISITAS DAN GERAK HARMONIK SEDERHANA
DI SMA NEGERI 8 SURAKARTA
Murti Febriyanti, Pujayanto, Dwi Teguh R.
Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia
[email protected]
[email protected]
[email protected]

ABSTRACT
The purposes of research to find out: (1) types of error that are made by students in solving problems about Elasticity and
Simple Harmonic Motion, (2) factors of error that are caused by students in solving problems about Elasticity and Simple Harmonic
Motion.
This research used descriptive qualitative research. The study is done at a student XI IPA 1 SMA Negeri 8 Surakarta. A
sample of research the selected as many as 10 students from 25 graders, XI IPA 1 with the technique of sample aims.
Data collection techniques was done by observation techniques, and interview. Data validation was done by triangulation

of data, namely comparing the results of observations teacher and students, the data result of student daily tests, and data from
interviews with several students. Data analysis was done by phase of data reduction, data presentation, and drawing conclusions.
Based on data analysis can be concluded: (1) errors type were experienced by students in solving the Elasticity and Simple
Harmonic Motion of the matter is: errors of strategy (100%), translation errors (96%), misconceptions (96%), and miscalculation
(60%). (2) the cause of the error that were experienced by students in solving problems of the subject of the Elasticity and Simple
Harmonic Motion are: (a) the cause of the strategy error: Students did not read the problems instructions, students didn’t
understand what the question of the problem, students didn’t do varied exercises problem, students were less scrupulous, less
exercise, could not distinguish the use of symbols of physics and not understand the concept of right, (b) the translation error:
students had lack of time, were less scrupulous, confused with Physics symbol, and did not even know, (c) the cause error: students
do not understand the material that was submitted by teacher, students do not learn the material that has not been understood, the
students did not dare ask the teacher if not understood material, students learn only from the record books that incomplete, the
reading of students are less that maximum, studens didn’t do varied exercises problem, and students did not attend. (d) the cause of
miscalculation: students were less scrupulous, confused, and in a hurry in the work on the problems, because of lack of time, even
some students could not perform arithmetic operations well.
Keywords: analysis, errors, question, Elasticity, Simple Harmonik Motion subject, SMA

ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui: (1) jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan soal-soal
Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana, (2) faktor-faktor yang menyebabkan siswa melakukan kesalahan dalam menyelesaikan
soal-soal pada materi pokok Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana.

Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 8
Surakarta. Sampel penelitian yang dipilih sebanyak 10 siswa dari 25 siswa kelas XI IPA 1 dengan teknik sampel bertujuan.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, pengambilan data dari lembar jawab tes siswa, dan
wawancara. Validasi data dilakukan dengan triangulasi data, yaitu dengan membandingkan antara data hasil observasi guru dan
siswa, data hasil ulangan harian siswa, dan data hasil wawancara dengan beberapa siswa. Analisis data dilakukan melalui tahap
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Dari analisis data dan pembahasan diperoleh kesimpulan: (1) Jenis kesalahan yang dialami siswa dalam menyelesaikan
soal materi pokok Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana adalah: Kesalahan strategi (100%), Kesalahan terjemahan (96%),
Kesalahan konsep (96%), dan Kesalahan hitung (60%). (2) Penyebab kesalahan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal
materi pokok Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana adalah: (a) Penyebab kesalahan strategi: Siswa tidak membaca petunjuk
mengerjakan soal, siswa kurang paham dengan apa yang ditanyakan dari soal, siswa kurang latihan soal yang bervariasi, siswa
kurang teliti dalam mengerjakan soal, siswa belum dapat membedakan penggunaan simbol-simbol Fisika. (b) Penyebab kesalahan
terjemahan: Siswa kekurangan waktu dalam mengerjakan soal, siswa kurang teliti dalam menyelesaikan soal, siswa lupa dan
bingung dengan simbol Fisika dan bahkan tidak tahu. (c) Penyebab kesalahan konsep: Siswa tidak memahami materi yang
disampaikan guru, siswa tidak mempelajari kembali materi yang belum dipahaminya, siswa tidak berani bertanya kepada guru
apabila belum memahami materi, siswa hanya belajar dari buku catatan yang kurang lengkap, kesiapan siswa yang kurang
maksimal, siswa kurang latihan soal yang bervarasi, siswa tidak mengikuti pelajaran. (d) Penyebab kesalahan hitung: Siswa kurang
teliti dalam mengerjakan soal, siswa bingung dalam mengerjakan soal, siswa tergesa-gesa dalam mengerjakan soal karena
kekurangan waktu, siswa tidak dapat melakukan operasi perhitungan
dengan

commit to
userbaik.
Kata kunci: analisis, kesalahan, soal, Elastisitas, Gerak Harmonik Sederhana, SMA

perpustakaan.uns.ac.id
PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri
atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan
yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi,
metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran
tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan
menentukan model-model pembelajaran apa yang akan
digunakan dalam kegiatan pembelajaran ( Rusman, 2012: 22).
Menurut Herbert Druxes, dkk (1986: 12) menyatakan
Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berusaha menguraikan
serta menjelaskan hukum – hukum alam dan kejadian –
kejadian dalam alam dengan gambaran menurut pemikiran
manusia. Pada tingkat SMA/ MA, Fisika merupakan mata
pelajaran yang penting sehingga diajarkan sebagai mata
pelajaran tersendiri. Ada beberapa pertimbangan Fisika

dijadikan mata pelajaran tersendiri. Pertama, memberikan
bekal ilmu kepada peserta didik, dengan diajarkannya mata
pelajaran Fisika yang merupakan suatu wahana untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk
memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Kedua,
mata pelajaran Fisika perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih
khusus yaitu membekali peserta didik pengetahuan,
pemahaman dan kemampuan yang diperlukan di perguruan
tinggi dan pengembangan ilmu serta teknologi. Ketiga,
pelajaran Fisika perlu dilaksanakan secara inkuiri ilmiah untuk
menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap
ilmiah serta berkomunikasi sebagai salah satu aspek penting
kecakapan hidup.
Pelajaran Fisika sampai saat ini masih banyak ditakuti
oleh siswa sehingga mengakibatakan prestasi belajar yang
dicapai oleh siswa sangat jauh dari yang diharapkan. Byun,
T., Ha, S. & Lee, G (2008: 87) menyebutkan,
Many students have been losing their interest in
physics. One of the essential reasons why students look
away from physics in the fact that they face difficulty in

solving physics problem.
Dari hasil penelitian terungkap bahwa kebanyakan
dari siswa/ mahasiswa menganggap bahwa Fisika adalah suatu
ilmu yang sulit di mengerti dan memerlukan banyak energi
dan waktu untuk memahaminya. Penyebab kesulitan belajar
Fisika
antara lain adanya perbedaan dalam penyajian
pelajaran Fisika dalam waktu yang sama, seperti praktikum,
rumus dan perhitungan, grafik dan konsep. Seperti disebutkan
dalam International Journal of Environmental and Science
Education oleh Funda Ornek, dkk (2008: 30):
Students’ views about a course influence their
understanding and learning of that course. Many students
think and say, “Physics is difficult.” Angell et al.(2004)
probed the views of high school students and physics
teachers about physics. They found that students find
physics difficult because they have to contend with
different representations such as experiments, formulas
and calculations, graphs, and conceptual explanations at
the same time. Moreover, they have to make

transformations among them. For example, students need
to be able to transfer from graphical representations to
mathematical representations.
Para peneliti bidang pendidikan Fisika di Indonesia
menyebutkan beragam alasan mengenai kurangnya
pemahaman Fisika siswa. Banyak pihak mengatakan bahwa
penyebab kurangnya pemahaman Fisika siswa adalah guru
yang tidak qualified, fasilitas praktikum yang kurang
memadai, jumlah mata pelajaran yang banyak, silabus yang
terlalu padat, dan kecilnya gaji guru. Selain itu, disebutkan
kondisi buku pelajaran dan pola pembinaan calon guru yang
commit
ada sekarang ini menjadi salah satu penyebabnya, serta
kemampuan dan cara mengajar guru ditengarai sebagai
penyebab lemahnya pemahaman Fisika siswa (Maharta, 2010:
2).
Rendahnya prestasi Fisika juga dapat dilihat dari nilai
rata – rata ujian nasional pada pelajaran Fisika yang rendah.
Berdasarkan laporan ujian nasional tahun 2012 oleh Badan


digilib.uns.ac.id
Standar Nasional Pendidikan, rata – rata hasil ujian Fisika
siswa SMA Program IPA secara nasional menurun
dibandingkan tahun 2011 yaitu dari 8,09 pada tahun 2011
menjadi 7,52 pada tahun 2012.
Rendahnya kemampuan Fisika dapat dilihat dari
penugasan siswa terhadap materi. Salah satunya dengan
memberikan tes atau soal tentang materi tersebut kepada
siswa. Kesalahan siswa dalam mengerjakan soal tersebut
menjadi salah satu petunjuk untuk mengetahui sejauh mana
siswa menguasai materi. Kesalahan sebenarnya merupakan hal
yang wajar dilakukan, namun apabila kesalahan yang
dilakukan cukup banyak dan berkelanjutan, maka diperlukan
penanganan. Oleh karena itu, adanya kesalahan – kesalahan
tersebut perlu diidentifikasi dan dicari faktor – faktor apa saja
yang mempengaruhi kemudian solusi penyelesaiannya.
Dengan demikian, informasi tentang kesalahan dalam
menyelesaikan soal – soal Fisika tersebut dapat digunakan
untuk meningkatkan mutu kegiatan belajar mengajar dan
akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar Fisika siswa.

Mengingat dalam Pelajaran Fisika, materi yang telah diberikan
akan saling terkait dan saling menunjang bagi materi
berikutnya.
Materi Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana
merupakan salah satu materi dalam mata pelajaran Fisika yang
diajarkan di SMA kelas XI IPA. Dalam mempelajari materi
ini, siswa juga kerap melakukan kesalahan dalam mengerjakan
soal-soal yang berkaitan dengan materi. Pemahaman
menyeluruh mengenai konsep-konsep yang ada, harus
dikuasai siswa untuk dapat menyelesaikan soal-soal Elastisitas
dengan tepat. Konsep dalam Fisika sebagian besar telah
mempunyai arti yang jelas karena merupakan kesepakatan
para Fisikawan, tetapi tafsiran konsep Fisika tersebut bisa
berbeda-beda antara siswa satu dengan siswa yang lainnya.
Dalam proses belajar materi Elastisitas dan Gerak
Harmonik Sederhana siswa kerap melakukan kesalahan
dalam mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan materi
tersebut. Antara siswa yang satu dengan siswa yang lain
dimungkinkan akan melakukan kesalahan yang berbeda,
namun dapat ditelaah secara keseluruhan sehingga kesalahan

yang umumnya terjadi pada siswa dapat diatasi dan tidak
berulang lagi pada pembelajaran selanjutnya. Karena tanpa
menelaah kesalahan yang sebelumnya terjadi akan sulit untuk
memperbaiki sehingga menganalisis kesalahan siswa dalam
mengerjakan soal itu sangatlah penting.
Oleh karena itu, diadakan penelitian yang akan
mengungkap jenis – jenis kesalahan serta penyebab kesalahan
yang dilakukan siswa SMA kelas XI dalam menyelesaikan
soal Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana. Sehingga
dengan diperoleh informasi, diharapkan dapat meningkatkan
hasil belajar Fisika terutama pada materi Elastisitas dan Gerak
Harmonik Sederhana.
Berdasarkan masalah yang ada, tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui:
1. Mengetahui jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal pada materi Elastisitas dan Gerak
Harmonik Sederhana.
2. Mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan siswa
melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal
Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana.

METODE PENELITIAN
Dalam penelitian, digunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif, dengan menganalisis soal-soal yang
diberikan guru pada materi Elastisitas dan Gerak Harmonik
toSederhana.
user Subyek penelitian adalah siswa kelas XI IPA 1
SMA Negeri 8 Surakarta tahun ajaran 2013/ 2014. Teknik
pengumpulan data yang digunakan meliputi pengamatan
(observasi), dan wawancara, dengan instrumen penelitian
meliputi pedoman observasi, pedoman wawancara, dan soal
ulangan harian siswa pada materi Elastisitas dan Gerak
Harmonik Sederhana. Validasi dalam penelitian ini dilakukan
dengan triangulasi, yaitu dengan membandingkan data hasil

perpustakaan.uns.ac.id
ulangan harian siswa, data hasil observasi guru dan siswa,
serta data hasil wawancara dengan beberapa siswa.
Analisis data dalam penelitian ini adalah: (1) reduksi
data, yaitu mencakup proses seleksi, pemfokusan,
penyederhanaan, dan abstraksi data (kasar) yang didapat di

lapangan; (2) penyajian data, yaitu mencakup kegiatan
melukiskan kumpulan informasi yang terorganisir sehingga
memungkinkan untuk menarik kesimpulan dan memberikan
gambaran yang jelas tentang hasil penelitian; (3) menarik
kesimpulan, yaitu penarikan kesimpulan tentang jenis
kesalahan yang sering dilakukan siswa ketika mengerjakan
soal fisika dan faktor penyebabnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian dimulai dengan melakukan observasi
ketika guru mengajarkan materi Elastisitas dan Gerak
Harmonik Sederhana kepada siswa. Analisis data observasi
untuk materi Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana
yaitu: (1) guru menerangkan materi Elastisitas dan Gerak
Harmonik Sederhana dengan jelas, lancar dan menarik; (2)
guru memberikan konsep sesuai materi Elastisitas dan Gerak
Harmonik Sederhana yang diajarkan, dengan mengkaitkan
dengan materi yang telah diajarkan sebelumnya, serta
memberikan rumus praktis; (3) materi Elastisitas dan Gerak
Harmonik Sederhana dijelaskan dengan cukup runtut; (4)
guru memberikan contoh soal dan latihan soal Elastisitas dan
Gerak Harmonik Sederhana yang bervariatif, diberikan guru
beserta
langkah-langkah
pemecahannya;
(5)
guru
memberikan pekerjaan rumah kepada siswa dan dikumpukan;
(6) guru melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP yang
telah disusun; (7) semua siswa mencatat materi Elastisitas
dan Gerak Harmonik Sederhana, dan setiap meja terdapat
buku pegangan; (8) siswa aktif berdiskusi dengan menjawab
pertanyaan yang diberikan guru, dan menanyakan materi
Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana yang belum jelas
kepada guru; (9) siswa berlomba-lomba untuk mengerjakan
latihan soal Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana di
papan tulis, yang diberikan guru; (10) guru bersama siswa
menarik kesimpulan materi Elastisitas dan Gerak Harmonik
Sederhana yang telah dipelajari; dan (11) guru tidak
melakukan evaluasi dan siswa tidak mengeluh dengan
metode pembelajaran yang dilakukan guru.
Setelah dilakukan observasi, selanjutnya dilakukan
analisis terhadap soal-soal yang diberikan guru kepada siswa.
Setelah melakukan analisis soal, selanjutnya dilakukan
wawancara kepada sepuluh siswa, dengan didasarkan pada
kesalahan siswa dalam mengerjakan soal ulangan harian.
Dari hasil analisis observasi, analisis kesalahan siswa, dan
wawancara, maka diperoleh jenis-jenis kesalahan yang
dilakukan siswa dalam mengerjakan soal Elastisitas dan
Gerak Harmonik Sederhana, sebagai berikut:
Kesalahan Strategi
Kesalahan strategi dilakukan karena siswa memilih
jalan yang tidak tepat sehingga mengarah ke jawaban yang
tidak tepat atau mengarah ke jalan buntu. Selain itu, beberapa
siswa langsung menuliskan rumus, tanpa menuliskan rumusan
awal terlebih dahulu. Misalnya, ketika siswa akan mencari
tetapan gaya pegas melalui F = k. ∆L, siswa langsung
∆L
menuliskan k = . Beberapa siswa juga salah dalam
F
menggunakan rumus.
Siswa yang melakukan kesalahan strategi lebih
disebabkan karena faktor kurang teliti, dan belum dapat
membedakan penggunaan simbol-simbol Fisika.
Kesalahan Terjemahan
Kesalahan terjemahan terjadi karena siswa tidak
commit
menuliskan atau tidak menuliskan dengan tepat apa yang
diketahui dan ditanyakan. Selain itu, jika siswa tidak
menuliskan besaran yang ada ke dalam simbol Fisika, tidak
melakukan konversi satuan, tidak menuliskan atau salah
menuliskan satuan.
Pada materi Elastisitas dan Gerak Harmonik
Sederhana, banyak sekali siswa yang melakukan kesalahan
terjemahan. Banyak siswa yang masih bingung dalam

digilib.uns.ac.id
menerapkan simbol Fisika untuk menuliskan apa yang
diketahui dan ditanyakan. Siswa juga banyak yang tidak
menuliskan satuan atau salah dalam menuliskan satuan,
misalnya untuk satuan konstanta pegas. Konversi satuan juga
kadang dilupakan siswa dan beberapa siswa masih melakukan
kesalahan dalam konversi satuan. Umumnya, kesalahan terjadi
karena siswa kekurangan waktu, kurang teliti, lupa, bingung
dengan simbol Fisika dan bahkan tidak tahu.
Kesalahan Konsep
Kesalahan konsep terjadi karena siswa tidak
memahami konsep Hukum Hooke, serta tidak memahami
konsep kecepatan, percepatan, periode pada Gerak Harmonic
Sederhana. Pada materi pokok Elastisitas dan Gerak Harmonik
Sederhana banyak siswa yang masih salah dalam memahami
konsep Hukum Hooke dan konsep mencari periode pada
Gerak Harmonic Sederhana dalam mengaplikasikan untuk
mencari periode pada soal.
Kesalahan konsep terjadi karena siswa belum
memahami dan bahkan tidak tahu konsep-konsep yang
terkandung dalam materi Elastisitas dan Gerak Harmonik
Sederhana, akibat kurang belajar. Dalam pengerjaan, beberapa
siswa mengaku tergesa-gesa, grogi, lupa dan gugup karena
takut pada guru pengawas.
Kesalahan Hitung
Kesalahan hitung terjadi karena siswa salah dalam
melakukan operasi perhitungan, pindah ruas dan memasukkan
angka ke dalam persamaan. Pada materi pokok Elastisitas dan
Gerak Harmonik Sederhana, banyak siswa yang salah dalam
melakukan perhitungan, terutama dalam perkalian dan
pembagian. Kemudian, akibat dari tidak konsisten dalam
menggunakan permisalan, siswa salah dalam memasukkan
angka. Beberapa siswa juga mengaku tidak bisa melakukan
operasi pindah ruas misalnya, pada saat menghitung 2,5 =
12,5
= 5.
12,5 ∙ ∆x siswa langsung menuliskan ∆x =
2,5

Kesalahan hitung diakibatkan karena siswa kurang teliti,
bingung dan tergesa-gesa dalam mengerjakan soal, karena
kekurangan waktu. Sedangkan beberapa siswa mengaku tidak
dapat melakukan operasi perhitungan dengan baik.
SIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan di dalam
penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Jenis kesalahan yang dilakukan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal Fisika materi pokok Elastisitas
dan Gerak Harmonik Sederhana adalah:
a. Kesalahan strategi, siswa yang melakukan
kesalahan sebanyak 100% terlihat pada soal nomor
9. Kesalahan strategi dilakukan karena siswa
memilih jalan yang tidak tepat sehingga mengarah
ke jawaban yang tidak tepat atau mengarah ke jalan
buntu. Selain itu, beberapa siswa langsung
menuliskan rumus, tanpa menuliskan rumusan awal
terlebih dahulu. Misalnya, ketika siswa akan
mencari tetapan gaya pegas melalui F = k. ∆L,
∆L
siswa langsung menuliskan k = . Beberapa siswa
F
juga salah dalam menggunakan rumus.
b. Kesalahan terjemahan, siswa yang melakukan
kesalahan sebanyak 96% terlihat pada soal nomor 4.
Pada materi Elastisitas dan Gerak Harmonik
Sederhana, banyak sekali siswa yang melakukan
kesalahan terjemahan. Banyak siswa yang masih
bingung dalam menerapkan simbol Fisika untuk
menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan.
to user Siswa juga banyak yang tidak menuliskan satuan
atau salah dalam menuliskan satuan, misalnya untuk
satuan konstanta pegas. Konversi satuan juga
kadang dilupakan siswa dan beberapa siswa masih
melakukan kesalahan dalam konversi satuan.
c. Kesalahan konsep, siswa yang melakukan
kesalahan sebanyak 96% terlihat pada soal nomor 9.
Kesalahan konsep terjadi karena siswa tidak

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

memahami konsep Hukum Hooke, serta tidak
memahami konsep kecepatan, percepatan, periode
pada Gerak Harmonic Sederhana. Pada materi
pokok Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana
banyak siswa yang masih salah dalam memahami
konsep Hukum Hooke F  kx  x 

F
k

dan

T2
T1

konsep
2

2

mg
ks

periode

m2
k



mencari



m1



m2
m1

pada Gerak Harmonik

k
T2  T1

d.

m2
m1

Sederhana dalam mengaplikasikan untuk mencari
periode pada soal.
Kesalahan hitung, siswa yang melakukan kesalahan
sebanyak 60% terlihat pada nomor 8. Pada materi
pokok Elastisitas dan Gerak Harmonik Sederhana,
banyak siswa yang salah dalam melakukan
perhitungan, terutama dalam perkalian dan
pembagian. Kemudian, akibat dari tidak konsisten
dalam menggunakan permisalan, siswa salah dalam
memasukkan angka. Beberapa siswa juga mengaku
tidak bisa melakukan operasi pindah ruas misalnya,
pada saat menghitung 2,5 = 12,5 ∙ ∆x siswa
12,5
= 5.
langsung menuliskan ∆x =
2,5

2. Penyebab kesalahan yang dialami siswa dalam
menyelesaikan soal-soal Fisika materi pokok Elastisitas
dan Gerak Harmonik Sederhana adalah:
a. Penyebab kesalahan strategi:
1) Siswa tidak membaca petunjuk mengerjakan
soal.
2) Siswa kurang paham dengan apa yang
ditanyakan dari soal.
3) Siswa kurang latihan soal yang bervariasi.
4) Siswa kurang teliti dalam mengerjakan soal.
5) Siswa belum dapat membedakan penggunaan
simbol-simbol Fisika.
b. Penyebab kesalahan terjemahan:

1)

Siswa kekurangan waktu dalam mengerjakan
soal.
2) Siswa kurang teliti dalam menyelesaikan soal.
3) Siswa lupa dan bingung dengan simbol Fisika
dan bahkan tidak tahu.
c. Penyebab kesalahan konsep:
1) Siswa
tidak
memahami
materi
yang
disampaikan guru.
2) Siswa tidak mempelajari kembali materi yang
belum dipahaminya.
3) Siswa tidak berani bertanya kepada guru apabila
belum memahami materi.
4) Siswa hanya belajar dari buku catatan yang
kurang lengkap.
5) Kesiapan siswa yang kurang maksimal.
6) Siswa kurang latihan soal yang bervariasi.
7) Siswa tidak mengikuti pelajaran.
d. Penyebab kesalahan hitung:
1) Siswa kurang teliti dalam mengerjakan soal.
2) Siswa bingung dalam mengerjakan soal.
3) Siswa tergesa-gesa dalam mengerjakan soal
karena kekurangan waktu.
4) Siswa tidak dapat melakukan operasi
perhitungan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Byun Taejin, Ha Sangwoo, dan Lee Gyoungho. (2009).
Identifying student difficulty in problem solving
process via the framework of the House Model (HM).
International Journal. 2009, 3 (1), 23-24. Korea:
Seoul National University. Diperoleh 20 Januari 2013,
dari http:/www.ijese.com/.pdf.
Funda Ornek, William R. Robinson, dan Mark P. Haugan.
(2008). What Makes Physics Difficult?. International
Journal of Environtment and Sciences Education.
2008, 3 (1), 30-34. Turkey: Balikesir University.
Diperoleh
23
Januari
2013,
dari
http:/www.ijese.com/V3_ N1_ornek.pdf.
Herbert Druxes, Gernot Born, dan Fritz Siemsen. (1986).
Kompendium Didaktik Fisika (diterjemahkan oleh
Soeparmo). Bandung: CV. Remaja Karya.
Rusman. (2012). Model-Model Pembelajaran. Depok: PT.
Rajagrafindo Persada.

commit to user