Karakteristik Penderita Malaria di Kabupaten Kepulauan Mentawai selama Januari-Desember 2012.

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN KEPUALAUAN MENTAWAI SELAMA JANUARI-DESEMBER 2012

Janice Surjana, 2014

Pembimbing I : Donny Pangemanan, drg.,SKM. Pembimbing II : Budi Widyarto Lana, dr., M.H.

Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat menyebabkan kematian. Penyakit ini disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles.

Di Indonesia didapatkan 146.978.014 populasi berisiko dengan angka kejadian malaria adalah 1.321.451 kasus. Berdasarkan Annual Parasite Incidence (API), kasus malaria di Indonesia mengalami penurunan pada tahun 2011 dari 1,75 per 1000 penduduk menjadi 1,69 per 1000 penduduk pada tahun 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran penyakit malaria pada selama Januari-Desember 2012 berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur, jenis plasmodium, pemeriksaan apusan darah dan Rapid Diagnostic Test.

Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif yang bersifat deskriptif observasional terhadap data penderita malaria tahun 2012 dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Penelitian ini menunjukkan penyebaran penyakit malaria di Kabupaten

Kepulauan Mentawai selama Januari-Desember 2012 menginfeksi perempuan 570 orang (52,58 %), dengan kelompok umur > 15 tahun dan jenis Plasmodium adalah Plasmodium falciparum. Jumlah pemeriksaan apusan darah berjumlah 1772 dan Rapid Diagnostic Test berjumlah 518.


(2)

viii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

CHARACTERISTIC OF MALARIA PATIENT AT MENTAWAI ISLAND REGENCY DURING JANUARY-DECEMBER 2012

Janice Surjana, 2014

1st Tutor : Donny Pangemanan, drg.,SKM. 2nd Tutor : Budi Widyarto Lana, dr., M.H.

Malaria is a fatal disease caused by Plasmodium which is transmitted by Anopheles, and it is one of the major health problems in Indonesia.

In Indonesia there are 146,978,014 populations at risk of suffering this disease with the incidence rate of 1,321,451 cases. Based on the Annual Parasite Incidence (API), there were a noted fall of malaria cases in Indonesia from 1.75 per 1000 population in 2011 to 1.69 per 1000 population in 2012.

The objective of this research was to gain knowledge on the spreading of malaria disease during January-December 2012 and species of plasmodium, based on blood smear examination and Rapid Diagnostic Test.

This method was a restropective observational, in evaluating the data of malaria patients gathered from Mentawai Island Regency in 2012. The result of this research indicates that the spreading of malaria disease in Mentawai Island Regency during January-Desember 2012 infected 570 (52,58 %) female above 15 years old, and the species of plasmodium was Plasmodium falciparum. The amount of blood smear examinations was 1772 examinations while total Rapid Diagnostic Test was 518.


(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 2

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.4Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1Manfaat Akademis ... 3

1.4.2Manfaat Praktis ... 3

1.5Metodologi Penelitian ... 3

1.6Kerangka Teoritis ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Malaria ... 5

2.2 Epidemiologi ... 5

2.3 Etiologi ... 6 2.4 Faktor- Faktor yang Memengaruhi Penyebaran Malaria


(4)

x Universitas Kristen Maranatha

2.4.1 Faktor Parasit ... 7

2.4.2 Faktor Manusia ... 7

2.4.3 Faktor Nyamuk ... 8

2.4.4 Faktor Lingkungan 2.4.4.1 Lingkungan Fisik ... 9

2.4.4.2 Lingkungan Biologik ... 10

2.4.4.3 Lingkungan Sosial-Budaya ... 10

2.5 Siklus Hidup 2.5.1 Siklus Aseksual ... 11

2.5.2 Siklus Seksual ... 12

2.6 Patogenesis ... 13

2.7 Gambaran Klinis ... 14

2.8 Diagnosis Malaria 2.8.1 Anamnesis ... 15

2.8.2 Pemeriksaan Fisik ... 17

2.8.3 Diagnosis Atas Dasar Pemeriksaan Laboratorium ... 17

2.9 Penatalaksanaan ... 19

2.10 Prognosis ... 20

2.11 Pencegahan 2.11.1 Kemoprofilaksis ... 21

2.11.2 Pencegahan Terhadap Vektor/cucukan Nyamuk ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 23

3.2 Populasi dan Sampel ... 23

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

3.4 Prosedur Penelitian... 23

3.5 Definisi Operasional... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan... 25


(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 28

5.2 Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 29

LAMPIRAN ... 33


(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Karakteristik Plasmodium sp. ... 6 2.2 Obat Kemoprofilaksis Malaria ... 21 4.1 Jumlah Penderita Malaria Berdasarkan Jenis Kelamin Bulan

Januari-Desember 2012... 25 4.2 Jumlah Penderita Malaria Berdasarkan Kelompok Umur Bulan

Januari-Desember 2012... 26 4.3 Jumlah Penderita Malaria Berdasarkan Jenis Plasmodium Bulan

Januari-Desember 2012... 26 4.4 Jumlah Pemeriksaan Mikroskopis dan Rapid Diagnostic Test Bulan


(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman 2.1 Siklus Hidup Plasmodium sp. ... 11


(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran. 1 Data Hasil Penelitian ... 33 Lampiran. 2 Surat Izin Penelitian... 34


(9)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat menyebabkan kematian (Depkes, 2011). Penyakit ini disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan oleh Anopheles betina. Terdapat beberapa Plasmodium yang dapat menyebabkan penyakit ini, antara lain Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, Plasmodium knowlesi dan Plasmodium ovale. Plasmodium terbanyak ditemukan di Indonesia adalah Plasmodium falciparum (55%) yang menyebabkan malaria tropika, kemudian Plasmodium vivax (45%) yang menyebabkan malaria tertiana. Sedangkan Plasmodium malariae, Plasmodium knowlesi dan Plasmodium ovale ditemukan dalam jumlah yang sedikit (WHO, 2013).

Berdasarkan World Malaria Report tahun 2013, ditemukan 207 juta kasus malaria dan diperkirakan terdapat 627.000 kematian. 90% dari semua kematian malaria terjadi di sub-Sahara Afrika dan 77% terjadi pada anak balita.

Di Indonesia didapatkan 146.978.014 populasi berisiko dengan angka kejadian malaria adalah 1.321.451 kasus (Depkes, 2012). Kasus malaria berdasarkan Annual Parasite Insidence (API) mengalami penurunan pada tahun 2011 dari 1,75 per 1000 penduduk menjadi 1,69 per 1000 penduduk pada tahun 2012 (Kementrian Kesehatan, 2013).

Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatra Barat yang merupakan salah satu daerah endemik malaria. Luas wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai tercatat 6.011,35 km2 dengan garis pantai sepanjang 1.402,66 km (Pemerintah Kepulauan Mentawai, 2012). Kondisi geografis dan alam Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan kawasan hutan yang mencapai 85,19% dari luas wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai (coremap, 2007). Kabupaten Kepulauan Mentawai terdiri atas 4 pulau besar dan 52 pulau-pulau kecil yang terdiri atas 10 kecamatan, 43 desa dan 202 dusun.


(10)

2 Universitas Kristen Maranatha Kabupaten Kepulauan Mentawai mempunyai 76.173 jiwa dengan angka kejadian malaria 1,335 per 1000 penduduk pada tahun 2011 (Depkes, 2012).

Melihat kondisi geografis yang mendukung perkembangbiakan nyamuk Anopheles di Kabupaten Kepulauan Mentawai, maka peneliti melakukan penelitian tentang karakteristik penderita malaria di Kabupaten Kepulauan Mentawai.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan sebagai

berikut :

a. Bagaimana distribusi malaria di Kabupaten Kepulauan Mentawai selama Januari – Desember 2012 berdasarkan jenis kelamin.

b. Bagaimana distribusi malaria di Kabupaten Kepulauan Mentawai selama Januari – Desember 2012 berdasarkan kelompok umur.

c. Bagaimana distribusi malaria di Kabupaten Kepulauan Mentawai selama Januari – Desember 2012 berdasarkan jenis Plasmodium.

d. Berapa jumlah pemeriksaan apusan darah dan Rapid Diagnostic Test di Kabupaten Kepulauan Mentawai selama Januari – Desember 2012.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebaran penyakit

malaria di Kabupaten Kepulauan Mentawai sehingga dapat dilakukan pencegahan lebih dini.

Tujuan Penelitian


(11)

3 Universitas Kristen Maranatha a. Penyebaran penyakit malaria berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur

dan jenis Plasmodium yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Mentawai selama Januari – Desember 2012.

b. Jumlah pemeriksaan apusan darah dan Rapid Diagnostic Test di Kabupaten Kepulauan Mentawai selama Januari – Desember 2012.

1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah

1.4.1 Manfaat Akademis

Menambah wawasan tentang penyebaran penyakit malaria di Kabupaten

Kepulauan Mentawai dan sebagai dasar penelitian malaria lebih lanjut.

1.4.2 Manfaat Praktis

Menambah wawasan dan informasi tentang penyakit malaria dan angka kejadian penyakit malaria di Kabupaten Kepulauan Mentawai sehingga dapat dilakukan pencegahan dan penanganan secara cepat dan tepat untuk menurunkan angka kejadian.

1.5 Metodologi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif yang bersifat deskriptif observasional terhadap data penderita malaria selama tahun 2012 dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai.

1.6 Kerangka Teoritis

Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang dapat menyebabkan kematian (Depkes, 2011). Penyakit ini disebabkan oleh parasit Plasmodium yang ditularkan oleh Anopheles betina. Kejadian malaria terjadi karena adanya interaksi antara faktor manusia (intermediate host), faktor nyamuk (definitive host), faktor lingkungan dan faktor parasit malaria itu sendiri.


(12)

4 Universitas Kristen Maranatha Secara umum dapat dikatakan bahwa pada dasarnya setiap orang dapat terkena malaria. Perbedaan prevalensi menurut umur dan jenis kelamin sebenarnya berkaitan dengan perbedaan derajat kekebalan akibat variasi keterpaparan kepada cucukan nyamuk. Efektivitas nyamuk untuk menularkan malaria ditentukan dari kepadatan vektor dekat pemukiman manusia, frekuensi menghisap darah, lamanya sporogoni, kesukaan menghisap darah manusia dan lamanya hidup nyamuk harus cukup untuk sporogoni. Faktor lingkungan baik fisik, biologik, maupun sosial-budaya turut mempengaruhi penyebaran malaria (Harijanto, 2000).

Malaria dapat dideteksi dengan pemeriksaan mikroskopis dengan menggunakan sediaan apusan darah dan Rapid Diagnostic Test (RDT). Pada pemeriksaan mikroskopis sediaan apusan darah terdapat kelemahan yang antara lain memerlukan ketersediaan mikroskop cahaya yang memadai dan tenaga pemeriksa yang terampil (Arum, 2006). Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan RDT untuk mengatasi kelemahan tersebut.

Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan salah satu daerah endemik malaria dimana 85,19% dari luas wilayahnya merupakan kawasan hutan, dengan suhu 22⁰ C - 32⁰C, curah hujan 2.500 - 4.700 mm/tahun dan kelembaban 82% - 85% yang sangat baik untuk perkembangan Anopheles (Coremap, 2007). Wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai berjarak sekitar 100 km di sebelah barat pantai Pulau Sumatera dengan banyak ditumbuhi pohon kelapa, bakau, sagu sebagai tempat perindukan vektor malaria (Coremap, 2007). Dengan demikian, faktor-faktor tersebut di atas sangat memengaruhi persebaran kasus Malaria di Kepulauan Mentawai.


(13)

28 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Penyebaran penyakit malaria di Kabupaten Kepulauan Mentawai selama Januari-Desember 2012 menginfeksi perempuan 570 orang (52,58 %), dengan kelompok umur > 15 tahun dan jenis Plasmodium adalah Plasmodium falciparum.

2. Jumlah pemeriksaan apusan darah berjumlah 1772 dan Rapid Diagnostic Test berjumlah 518 di Kabupaten Kepulauan Mentawai selama Januari – Desember 2012.

5.2 Saran

 Diperlukan usaha preventif lebih giat lagi untuk mengeliminasi malaria dan mencegah timbulnya kasus relaps di Kabupaten Kepulauan Mentawai, seperti penggunaan kelambu berinsektisida selama tidur, melakukan pemberantasan sarang nyamuk, penyemprotan rumah dengan insektisida secara rutin, pembasmian jentik nyamuk malaria dengan larvasida dan penggunaan reppelent.

 Diperlukan kegiatan skrining rutin dengan menggunakan sediaan apusan darah bagi masyarakat kabupaten kepulauan mentawai, agar dapat mendeteksi penyakit ini lebih awal

 Diperlukan pemberian pelatihan atau peningkatan keahlian bagi tenaga ahli sehingga dapat mendeteksi malaria dengan tepat.


(14)

29 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Arum I., Purwanto AP., Arfi S., Tetrawindu H., Octora M., Mulyanto, Surayah K., Amanukarti. 2006. Uji Diagnostik Plasmodium Malaria Menggunakan Metode Imunokromatografi Diperbandingkan Dengan Pemeriksaan Mikroskopis. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, 12(3): 118-22.

Centers for Disease Control and Prevention. 2012. Life Cycle Malaria. http://www.cdc.gov/malaria/about/biology/index.html.

Diunduh pada 27 Mei 2014

Centers for Disease Control and Prevention. 2014. Malaria Diagnosis. http://www.cdc.gov/malaria/diagnosis_treatment/rdt.html.

Diunduh pada 10 Januari 2014

COREMAP. 2007. Letak Geografis.

http://regional.coremap.or.id/mentawai/profil_kabupaten/deskripsi_wilayah/k ondisi_geografis/

Davey, P. 2005. At a Glance Medicine. Amalia Safitri (Ed.). Jakarta: Erlangga.

Depkes. 2008. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia.

http://www.pppl.depkes.go.id/_asset/_download/Pedoman_Penatalaksana_ Kasus_Malaria_di_Indonesia.pdf

Diunduh pada 27 Mei 2014

Depkes. 2010. Bersama Kita Berantas Malaria.

http://www.depkes.go.id/article/print/1055/bersama-kita-berantas-malaria.html. Diunduh pada 12 Oktober 2014


(15)

30 Universitas Kristen Maranatha Depkes. 2011. Epidemiologi Malaria di Indonesia. Jakarta.

Depkes. 2012. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes. 2012. Pedoman Tata Laksana Malaria.

http://pppl.depkes.go.id/_asset/_download/Pedoman%20Penatalaksanaan%20 kasus%20 Malaria%202012.pdf

Diunduh pada 27 Mei 2014

Fauci AS., Longo DL., Kasper DL., Braunwald E., Hauser SL., Jameson JL., Loscalzo J. (Eds.). 2008. Harrison's Principles of Internal Medicine. 17th ed. USA: The McGraw-Hill Companies.

Firdaus AS., Irawati N., Amir A. 2014. Gambaran Slide Malaria Berdasarkan Sediaan Darah dari Kepulauan Siberut Mentawai Periode Oktober 2011 – Januari 2012. Jurnal Kesehatan Andalas, 3(2) : 94-97.

Gusra T., Irawati N., Sulastri D. 2014. Gambaran Penyakit Malaria di Puskesmas Tarusan dan Puskesmas Balai Selasa Kabupaten Pesisir Selatan Periode Januari-Maret 2013. Jurnal Kesehatan Andalas, 3(2) : 234-237.

Goldman L., Ausiello D. (Eds.). 2007. Cecil Medicine. 23rd ed. Philadelphia: Saunders Elsevier.

Handayani W., Haribowo AS. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.

Harijanto PN. 2000. Malaria : Epidemiologi, Patogenesis, Manifestaasi Klinis, dan Penanganan. Jakarta : EGC.


(16)

31 Universitas Kristen Maranatha Harijanto PN. 2009. Malaria. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III,

edisi 5. Jakarta : Interna Publishing.

Harijanto PN. 2010. Gejala klinik malaria Ringan. Dalam: Harijanto PN (ed.). Malaria dari Molekuler ke Klinis. Edisi ke-2. Jakarta: EGC.

Hungu. 2007. Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta: Grasindo.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2011. Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Evaluasi Indikator Program PP dan PL tahun 2010 s.d 2012. Jakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2012. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Laksono RD. 2011. Profilaksis Malaria di Perbatasan Indonesia-Timor Leste. Jurnal CDK 188, 38(7): 503-507.

http://www.kalbemed.com/Portals/6/09_188Profilaksis%20Malaria%20di% 20Perbatasan%20Indonesia-Timor%20Leste.pdf

Diunduh pada 27 Mei 2014

Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Pemerintah Kepulauan Mentawai. 2012. Letak Geografis.

http://www.mentawaikab.go.id/index.php/kabupaten/split-menu Diunduh pada 7 Januari 2014


(17)

32 Universitas Kristen Maranatha Prabowo A. 2004. Malaria : Mencegah dan Mengatasi. Jakarta : Puspa Swara.

Rakhman MA., Istiana, Audhah NA. 2013. Perbandingan Efektifitas Rapid Diagnostic Test (RDT) dengan Pemeriksaan Mikroskop Pada Penderita Malaria Klinis di Kecamatan Jaro. Berkala Kedokteran, 1(9) : 31-37.

Riset Kesehatan Dasar. 2008. Laporan Nasional 2007. Departemen Kesehatan, Republik Indonesia: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Rubianti I., Wibowo TA., Solikhah. 2009. Faktor-Faktor Risiko Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Paruga Kota Bima Nusa Tenggara Barat. Jurnal Kes Mas UAD, 3(3) : 174-184.

WHO. 2012. World Malaria Report 2012. Switzerland: World Health Organization.

WHO. 2013. Malaria.

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs094/en/ Diunduh pada 7 Januari 2014

WHO. 2013. World Malaria Report 2013.

http://www.who.int/malaria/publications/world_malaria_report_2013/en/ Diunduh pada 12 Januari 2014


(1)

4 Universitas Kristen Maranatha Secara umum dapat dikatakan bahwa pada dasarnya setiap orang dapat terkena malaria. Perbedaan prevalensi menurut umur dan jenis kelamin sebenarnya berkaitan dengan perbedaan derajat kekebalan akibat variasi keterpaparan kepada cucukan nyamuk. Efektivitas nyamuk untuk menularkan malaria ditentukan dari kepadatan vektor dekat pemukiman manusia, frekuensi menghisap darah, lamanya sporogoni, kesukaan menghisap darah manusia dan lamanya hidup nyamuk harus cukup untuk sporogoni. Faktor lingkungan baik fisik, biologik, maupun sosial-budaya turut mempengaruhi penyebaran malaria (Harijanto, 2000).

Malaria dapat dideteksi dengan pemeriksaan mikroskopis dengan menggunakan sediaan apusan darah dan Rapid Diagnostic Test (RDT). Pada pemeriksaan mikroskopis sediaan apusan darah terdapat kelemahan yang antara lain memerlukan ketersediaan mikroskop cahaya yang memadai dan tenaga pemeriksa yang terampil (Arum, 2006). Oleh karena itu diperlukan pemeriksaan

RDT untuk mengatasi kelemahan tersebut.

Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan salah satu daerah endemik malaria dimana 85,19% dari luas wilayahnya merupakan kawasan hutan, dengan suhu 22⁰ C - 32⁰C, curah hujan 2.500 - 4.700 mm/tahun dan kelembaban 82% - 85% yang sangat baik untuk perkembangan Anopheles (Coremap, 2007). Wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai berjarak sekitar 100 km di sebelah barat pantai Pulau Sumatera dengan banyak ditumbuhi pohon kelapa, bakau, sagu sebagai tempat perindukan vektor malaria (Coremap, 2007). Dengan demikian, faktor-faktor tersebut di atas sangat memengaruhi persebaran kasus Malaria di Kepulauan Mentawai.


(2)

28 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Penyebaran penyakit malaria di Kabupaten Kepulauan Mentawai selama Januari-Desember 2012 menginfeksi perempuan 570 orang (52,58 %), dengan kelompok umur > 15 tahun dan jenis Plasmodium adalah

Plasmodium falciparum.

2. Jumlah pemeriksaan apusan darah berjumlah 1772 dan Rapid Diagnostic Test berjumlah 518 di Kabupaten Kepulauan Mentawai selama Januari – Desember 2012.

5.2 Saran

 Diperlukan usaha preventif lebih giat lagi untuk mengeliminasi malaria dan mencegah timbulnya kasus relaps di Kabupaten Kepulauan Mentawai, seperti penggunaan kelambu berinsektisida selama tidur, melakukan pemberantasan sarang nyamuk, penyemprotan rumah dengan insektisida secara rutin, pembasmian jentik nyamuk malaria dengan larvasida dan penggunaan reppelent.

 Diperlukan kegiatan skrining rutin dengan menggunakan sediaan apusan darah bagi masyarakat kabupaten kepulauan mentawai, agar dapat mendeteksi penyakit ini lebih awal

 Diperlukan pemberian pelatihan atau peningkatan keahlian bagi tenaga ahli sehingga dapat mendeteksi malaria dengan tepat.


(3)

29 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Arum I., Purwanto AP., Arfi S., Tetrawindu H., Octora M., Mulyanto, Surayah K., Amanukarti. 2006. Uji Diagnostik Plasmodium Malaria Menggunakan Metode Imunokromatografi Diperbandingkan Dengan Pemeriksaan Mikroskopis. Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory, 12(3): 118-22.

Centers for Disease Control and Prevention. 2012. Life Cycle Malaria. http://www.cdc.gov/malaria/about/biology/index.html.

Diunduh pada 27 Mei 2014

Centers for Disease Control and Prevention. 2014. Malaria Diagnosis. http://www.cdc.gov/malaria/diagnosis_treatment/rdt.html.

Diunduh pada 10 Januari 2014

COREMAP. 2007. Letak Geografis.

http://regional.coremap.or.id/mentawai/profil_kabupaten/deskripsi_wilayah/k ondisi_geografis/

Davey, P. 2005. At a Glance Medicine. Amalia Safitri (Ed.). Jakarta: Erlangga.

Depkes. 2008. Pedoman Penatalaksanaan Kasus Malaria di Indonesia.

http://www.pppl.depkes.go.id/_asset/_download/Pedoman_Penatalaksana_ Kasus_Malaria_di_Indonesia.pdf

Diunduh pada 27 Mei 2014

Depkes. 2010. Bersama Kita Berantas Malaria.

http://www.depkes.go.id/article/print/1055/bersama-kita-berantas-malaria.html. Diunduh pada 12 Oktober 2014


(4)

30 Universitas Kristen Maranatha Depkes. 2011. Epidemiologi Malaria di Indonesia. Jakarta.

Depkes. 2012. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Depkes. 2012. Pedoman Tata Laksana Malaria.

http://pppl.depkes.go.id/_asset/_download/Pedoman%20Penatalaksanaan%20 kasus%20 Malaria%202012.pdf

Diunduh pada 27 Mei 2014

Fauci AS., Longo DL., Kasper DL., Braunwald E., Hauser SL., Jameson JL., Loscalzo J. (Eds.). 2008. Harrison's Principles of Internal Medicine. 17th ed. USA: The McGraw-Hill Companies.

Firdaus AS., Irawati N., Amir A. 2014. Gambaran Slide Malaria Berdasarkan Sediaan Darah dari Kepulauan Siberut Mentawai Periode Oktober 2011 – Januari 2012. Jurnal Kesehatan Andalas, 3(2) : 94-97.

Gusra T., Irawati N., Sulastri D. 2014. Gambaran Penyakit Malaria di Puskesmas Tarusan dan Puskesmas Balai Selasa Kabupaten Pesisir Selatan Periode Januari-Maret 2013. Jurnal Kesehatan Andalas, 3(2) : 234-237.

Goldman L., Ausiello D. (Eds.). 2007. Cecil Medicine. 23rd ed. Philadelphia: Saunders Elsevier.

Handayani W., Haribowo AS. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta : Salemba Medika.

Harijanto PN. 2000. Malaria : Epidemiologi, Patogenesis, Manifestaasi Klinis, dan Penanganan. Jakarta : EGC.


(5)

31 Universitas Kristen Maranatha Harijanto PN. 2009. Malaria. Dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III,

edisi 5. Jakarta : Interna Publishing.

Harijanto PN. 2010. Gejala klinik malaria Ringan. Dalam: Harijanto PN (ed.).

Malaria dari Molekuler ke Klinis. Edisi ke-2. Jakarta: EGC.

Hungu. 2007. Demografi Kesehatan Indonesia. Jakarta: Grasindo.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2011. Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Evaluasi Indikator Program PP dan PL tahun 2010 s.d 2012. Jakarta.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Profil Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2012. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Laksono RD. 2011. Profilaksis Malaria di Perbatasan Indonesia-Timor Leste. Jurnal CDK 188, 38(7): 503-507.

http://www.kalbemed.com/Portals/6/09_188Profilaksis%20Malaria%20di% 20Perbatasan%20Indonesia-Timor%20Leste.pdf

Diunduh pada 27 Mei 2014

Notoatmodjo S. 2003. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan.

Jakarta: Rineka Cipta.

Pemerintah Kepulauan Mentawai. 2012. Letak Geografis.

http://www.mentawaikab.go.id/index.php/kabupaten/split-menu Diunduh pada 7 Januari 2014


(6)

32 Universitas Kristen Maranatha Prabowo A. 2004. Malaria : Mencegah dan Mengatasi. Jakarta : Puspa Swara.

Rakhman MA., Istiana, Audhah NA. 2013. Perbandingan Efektifitas Rapid Diagnostic Test (RDT) dengan Pemeriksaan Mikroskop Pada Penderita Malaria Klinis di Kecamatan Jaro. Berkala Kedokteran, 1(9) : 31-37.

Riset Kesehatan Dasar. 2008. Laporan Nasional 2007. Departemen Kesehatan, Republik Indonesia: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Rubianti I., Wibowo TA., Solikhah. 2009. Faktor-Faktor Risiko Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Paruga Kota Bima Nusa Tenggara Barat. Jurnal Kes Mas UAD, 3(3) : 174-184.

WHO. 2012. World Malaria Report 2012. Switzerland: World Health Organization.

WHO. 2013. Malaria.

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs094/en/ Diunduh pada 7 Januari 2014

WHO. 2013. World Malaria Report 2013.

http://www.who.int/malaria/publications/world_malaria_report_2013/en/ Diunduh pada 12 Januari 2014