Karakteristik Penderita Malaria Di Kabupaten Lingga, Propinsi Kepulauan Riau Tahun 2005

H
HA
ASSIILL PPEEN
NEELLIITTIIA
AN
N

KARAKTERISTIK PENDERITA MALARIA DI KABUPATEN
LINGGA, PROPINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2005
Syamsuri1, Hiswani2, dan Rahayu Lubis2
1

Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga
Departemen Epidemiologi FKM USU
Jl. Universitas No. 21 Kampus USU Medan, 20155
2

ABSTRACT
Riau Island Province region is one of the endemic malariae in Indonesia.
annual malariae incidence (AMI) in 2005 was 51.1/1000 population. Lingga
District of Riau Island Province has AMI 86/1000 population and its crude

specific death rate (CSDR) was 1.24/100000 population. The objective of this
descriptive study was to know the characteristic of malariae patient. The
population was malariae patient of December 2005 (751 persons). The number
of sample are 261 persons taken by simple random sampling method. The
result are presented in distribution frequency table. Thecharectiristics of
population were as follows: age of ≥15 years old (65,9%), male (61,7%), high
school graduation (32.2%), jobless (26%), ethnicity (Malay, 62.1%). About
28,6% of malariae patient were in working area of Puskesmas Raya. Staffs of
Puskesmas Raya are suggested to fix, clean, keep the environment and prevent
mosquito bite.
Keywords: Malarie, Characteristic
PENDAHULUAN
Di Indonesia malaria masih menjadi
masalah kesehatan. Tahun 2003 prevalensi
rate malaria di Indonesia sebesar 50/1.000
penduduk (Utama, 2003). Situasi malaria di
Jawa-Bali diukur dengan API (Annual
Parasite Incidence) pada tahun 1995 sebesar
0,06/1000 penduduk, meningkat tahun 1997
menjadi 0,12/1000 penduduk dan tahun 1999

menjadi 0,38/1000 penduduk. Sedangkan di
luar Jawa Bali diukur dengan AMI (Annual
Malariae Incidence) pada tahun 1995 sebesar
19,38/000 penduduk, menurun tahun 1997
menjadi 0,16/1000 penduduk dan tahun 1999
meningkat menjadi 24,90/1000 penduduk
(Depkes RI, 2000).
Tahun 2005 AMI Propinsi Kepulauan
Riau 51,1/1000 penduduk. Kabupaten Lingga
merupakan daerah endemis malaria di
Kepulauan Riau, tahun 2005 AMI malaria
86/1000 penduduk. Kematian akibat malaria
(CSDR) 1,24/100.000 penduduk dan dari 10
penyakit terbesar yang diamati, penyakit

malaria merupakan urutan pertama dengan
kasus 8.887 orang. (Profil Kesehatan
Kabupaten Lingga, 2005).
Di Kabupaten Lingga terdapat 5
puskesmas yaitu: Puskemas Daik, Puskesmas

Pancur, Puskesmas Dabo, Puskesmas Raya,
dan Puskesmas Senayang. Dari kelima
puskesmas tersebut yang paling banyak
penderita malaria adalah Puskesmas Raya
selama tahun 2005 2.543 penderita,
sedangkan pukesmas dengan penderita paling
sedikit adalah Puskesmas Senayang dengan
jumlah penderita sebanyak 1.239 penderita
(Profil Kesehatan Kabupaten Lingga, 2005).
Berdasarkan data-data di atas maka
perlu
dilakukan
penelitian
tentang
karakteristik penderita malaria di Kabupaten
Lingga Propinsi Kepulauan Riau.
Tujuan Umum
Untuk
mengetahui
karakteristik

penderita malaria di Kabupaten Lingga tahun
2005.

149
Universitas Sumatera Utara

Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui AMI menurut host
(umur, jenis kelamin, suku bangsa,
pendidikan, pekerjaan) di Kabupaten
Lingga tahun 2005.
2. Untuk mengetahui AMI menurut tempat
di Kabupaten Lingga tahun 2005.
3. Untuk mengetahui AMI menurut waktu
di Kabupaten Lingga tahun 2005.
Manfaat Penelitian
Sebagai bahan masukan bagi pengelola
program penanggulangan penyakit malaria di
puskesmas maupun dinas kesehatan di
Kabupaten Lingga.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian deskriptif, desain case
series. Lokasi di Kabupaten Lingga karena
lingkungan banyak bekas tambang timah
tempat perkembangbiakan nyamuk anopheles.
Waktu penelitian Januari sampai Desember
2005.
Populasi penelitian seluruh penderita
klinis malaria bulan Desember 2005
berjumlah 751 orang diperoleh dari rekam
medis pasien rawat jalan dan rawat inap 5
puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan
Kabupaten Lingga.
Besar sampel menggunakan rumus
sampel menurut Notoatmodjo (1993):
N
n =
= 261 orang
1 + N (d 2 )
N = Besar populasi

n = Besar sampel
d = Tingkat kepercayaan (0,05)
Tabel 1.1 Distribusi penderita malaria menurut
puskesmas
Puskesmas

Jumlah Sampel

Daik

27 orang dari 79 penderita malaria

Pancur

24 orang dari 70 penderita malaria

Dabo

63 orang dari 181 penderita malaria


Raya

74 orang dari 212 penderita malaria

Senayang

73 orang dari 209 penderita malaria

secara deskriptif menggunakan komputer,
melalui proses editing, koding, kemudian
ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum Kabupaten Lingga
Kabupaten
Lingga
merupakan
Kabupaten baru di Propinsi Kepulauan Riau
yang dimekarkan tahun 2003. Kabupaten
Lingga terdiri dari 377 buah pulau, dari

jumlah pulau tersebut hanya 92 pulau yang
sudah dihuni manusia.
Secara geografis Kabupaten Lingga
terletak pada 1040 00“ - 105000 00” BT serta 00
20’00” LU – 00 54’ 00“ LS dan pada titik
khatulistiwa. Luas wilayah Kabupaten Lingga
9.654,28 km2 lautan dan 2.919,278 km2 daratan.
Secara administratif Kabupaten Lingga
berbatasan sebelah Timur dengan Laut China
Selatan, Barat dengan Laut Indragiri Hilir,
Utara dengan Kecamatan Galang (Batam) dan
Laut China Selatan, Selatan dengan Laut
Bangka dan Selat Berhala.
Jumlah penduduk Kabupaten Lingga
83.679 jiwa, terdiri dari 43.257 laki-laki dan
40.422 wanita, dengan jumlah kepala keluarga
21.120. Sebagian besar penduduk pada
kelompok umur 5-14 tahun yaitu sebanyak
12.967 laki-laki dan 14.619 perempuan.
Kabupaten

Lingga
memiliki
5
puskesmas, 3 di antaranya puskesmas rawat
inap yang mempunyai kapasitas tempat tidur
sebanyak 20 TT, 8 TT dan 4 TT.
Visi Dinas Kesehatan Kabupaten
Lingga: (1) Memperbaiki kualitas lingkungan
hidup sehat, (2) Memasyarakatkan perilaku
hidup bersih dan sehat, (3) Memberikan dan
meningkatkan pelayanan kesehatan bermutu
dan terjangkau, (4) Menanggulangi penyakit
menular, (5) Meningkatkan status Puskesmas
Dabo Singkep menjadi Rumah Sakit
Rujukan.
Tujuannya
adalah:
(1)
Terwujudnya lingkungan hidup bersih, sehat,
aman, dan nyaman, (2) Dilaksanakannya

perilaku hidup bersih dan sehat oleh sebagian
besar penduduk Kabupaten Lingga, (3)
Menurunnya kasus penyakit menular di
Kabupaten Lingga, serta meningkatnya
jangkauan pelayanan kesehatan masyarakat.

Pengambilan sampel dengan metode
simple random sampling. Analisis data

150

Karakteristik Penderita Malaria di Kabupaten Lingga (149 – 155)
Syamsuri, Hiswani, dan Rahayu Lubis
Universitas Sumatera Utara

Tabel 1.2 Jumlah penduduk, luas wilayah, kepala keluarga, kepadatan penduduk berdasarkan
kecamatan di Kabupaten Lingga Tahun 2004
Luas (km2)

Penduduk


KK

Kepadatan/km2

Lingga

892,72

14.845

2.768

16

Lingga Utara

283,10

8.329

2.755

34

3

Singkep

808,02

24.387

8.051

30

4

Singkep Barat

539,44

13.165

3.023

26

5

Senayang

396,00

17.205

4.523

47

2919,28

77.931

21.120

153

No.
1
2

Kecamatan

Total

Tabel 1.3 Jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Lingga tahun 2006
No.

Jenis Tenaga

Orang

1

Dokter Umum

3

2

Dokter Gigi

1

3

Akademi Keperawatan

42

4

Akademi Kebidanan

4

5

Bidan

34

6

Apoteker

2

7

Asisten Apoteker

1

8

Gizi

1

9

Analis Lab

2

10

Sanitasi

3
Total

93

Tabel 2.1. Distribusi AMI penderita malaria berdasarkan kelompok umur di Kabupaten Lingga
tahun 2005
No

Umur

n

%

1

0-11 bulan

4

1,5

2

1-4 tahun

32

12,3

3

5-9 tahun

30

11,5

4

10-14 tahun

23

8,8

5

≥ 15 tahun

172

65,9

261

100

Total

Tabel 2.2. Distribusi AMI penderita malaria berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten Lingga
tahun 2005
No.

Jenis Kelamin

N

%

1

Laki-laki

161

61.7

2

Perempuan

100

38.3

261

100

Total

2. Distribusi Annual Malariae Incidence
(AMI) Penderita Malaria Menurut
Orang (Host) di Kabupaten Lingga
Aspek yang diamati dalam faktor
orang (host) meliputi: umur, jenis kelamin,
suku, pendidikan dan pekerjaan.

Dari Tabel 2.1. diketahui bahwa
penderita malaria di Kabupaten Lingga
sebagian besar pada kelompok ≥ 15 tahun
172 orang (65,9%), sedangkan terkecil
kelompok umur 0-11 bulan 4 orang (1,5%).
Perbedaan ini dipengaruhi jumlah penduduk

Karakteristik Penderita Malaria di Kabupaten Lingga (149 – 155)
Syamsuri, Hiswani, dan Rahayu Lubis

151
Universitas Sumatera Utara

berdasarkan golongan umur. Dari data
Statistik Kabupaten Lingga tahun 2005
menyebutkan jumlah penduduk usia 0-4
tahun (7.721 jiwa), 5-9 tahun (7.438 jiwa),
10-14 tahun (9.075 jiwa), dan penduduk usia
≥ 15 tahun (58.775 jiwa). Menurut Kristianto
(1999) penderita malaria paling rentan adalah
usia balita yaitu 50-60%. Demikian juga
penelitian Rampengan (2000) mengatakan
daerah dengan tingkat transmisi penularan
yang tinggi, kontrol malaria tidak efektif
sehingga malaria sering terjadi pada usia
anak umur 6 bulan sampai 5 tahun dan
banyak menimbulkan kematian anak umur 14 tahun.
Dari Tabel 2.2 diketahui bahwa
penderita malaria di Kabupaten Lingga lakilaki 161 orang (61,7%), perempuan 100
orang (38,3%). Perbedaan jumlah penduduk
berpengaruh terhadap jumlah penderita
malaria. Data Statistik Kabupaten Lingga
tahun 2005 menyebutkan jumlah penduduk
laki-laki (43.257 orang) lebih tinggi dari
perempuan (40.422 orang). Perbedaan ini
juga dipengaruhi faktor imunitas perempuan
dibanding laki-laki. Menurut Rampengan
(1999) perempuan mempunyai respons imun
lebih baik terhadap penyakit malaria
dibanding laki-laki, faktor yang dapat
mempengaruhi yaitu enzim G6PD (Glucosa
6-phosphat dehydrogenase) enzim ini dapat
menghambat perkembangbiakan plasmodium
di dalam darah manusia. Menurut Guswandi
(1999) kebiasaan masyarakat yang suka ke
luar rumah pada malam hari dan berada di
luar rumah dengan tidak memperdulikan
kesehatan lingkungan di dalam rumah dapat
meningkatkan risiko terkena penyakit
malaria.

Dari Tabel 2.3 diketahui bahwa
penderita malaria di Kabupaten Lingga
sebagian besar suku Melayu 162 orang
(53,9%), sedangkan suku Minang 13 orang
(5%). Penduduk yang bertempat tinggal di
wilayah kerja Kabupaten Lingga sebagian
besar adalah suku Melayu, sehingga
penderita malaria juga lebih banyak pada
suku Melayu. Data statistik Kabupaten
Lingga menyebutkan jumlah penduduk suku
Melayu (75,94%), China (6,63%), Jawa
(10,24%), Minang (0,49%), Batak (0,88%)
dan Sunda (0,56%).
Dari Tabel 2.4 diketahui penderita
malaria di Kabupaten Lingga terbesar tamat
SLTA
84
orang
(32,2%),
terkecil
Akademi/S.1 7 orang (2,7%). Responden
sebagian besar tamat SLTA ke bawah,
persepsi mengenai malaria belum baik.
Menurut penelitian Supardiyah, dkk. (2002)
faktor tidak mendukung pencegahan malaria
adalah
persepsi
masyarakat
tingkat
pendidikan rendah, jika sudah pernah sakit
malaria maka tidak akan tertular. Dari data
statistik Kabupaten Lingga tahun 2005
belum/tidak sekolah (34,42%), tamat SD
(44,01%), tamat SLTP (9,11%), tamat SLTA
(9,4%), dan Akademi/S1 (0,56%).
Dari Tabel 2.5 diketahui bahwa
penderita malaria di Kabupaten Lingga
sebagian besar tidak bekerja 68 orang
(26,0%), sedangkan yang bekerja sebagai
petani 16 orang (6,1%). Menurut Depkes RI
(1999) bahwa risiko terkena penyakit malaria
menurut pekerjaan adalah sama. Menurut
Gunawan (2000) penduduk paling berisiko
menderita malaria adalah anak balita, wanita
hamil dan yang mengunjungi daerah endemis
malaria.

Tabel 2.3. Distribusi AMI penderita malaria berdasarkan suku di Kabupaten Lingga tahun 2005
No.

Suku

N
162

%
62.1

28

10.7

2

Melayu
Jawa

3

China

35

13.4

4

Minang

13

5.0

5

Lain-lain

23

8.8

261

100

1

Total

152

Karakteristik Penderita Malaria di Kabupaten Lingga (149 – 155)
Syamsuri, Hiswani, dan Rahayu Lubis
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.4.

Distribusi AMI penderita malaria berdasarkan tingkat pendidikan di Kabupaten
Lingga tahun 2005

No.

Pendidikan

N

%

1

Tidak/Belum Sekolah

70

26,8

2

Tamat SD

62

23,8

3

Tamat SLTP

38

14,6

4

Tamat SLTA

84

32,2

5

Akademi/S.1

7

2,7

261

100

Total

Tabel 2.5. Distribusi AMI penderita malaria berdasarkan pekerjaan di Kabupaten Lingga tahun
2005
No.

N

%

PNS/TNI/Polri

24

9,2

2

Petani

16

6,1

3

Nelayan

30

11,5

4

Swasta

56

21,5

5

Pelajar

67

25,7

6

Tidak kerja

1

Pekerjaan

Total

3.

Distribusi AMI Penderita Malaria
Menurut Tempat di Kabupaten
Lingga
Aspek diamati berdasarkan kecamatan/
puskesmas serta kelurahan/desa.
Dari Tabel. 3.1 diketahui penderita
malaria di Kabupaten Lingga sebagian besar
di wilayah kerja Puskesmas Raya yaitu Kuala
Raya sebanyak 39 orang (14,9%), Raya 37
orang (14,2%) dan wilayah kerja Puskesmas
Dabo yaitu Kelurahan Dabo 38 orang (14,6),
sedangkan terkecil di Desa Bukit Langkap
wilayah kerja Puskesmas Daik hanya 1 orang
(0,4%). Tingginya penderita malaria di
wilayah kerja Puskesmas Raya, karena
merupakan kawasan rawa-rawa tempat
perkembangbiakan vektor nyamuk Anopheles.
Hal ini sejalan dengan penelitian Sapuan (2004)
di desa pekik nyaring, mengatakan adanya
rawa-rawa dekat tempat tinggal ternyata
angka kesakitan malaria (38,24%) lebih
tinggi di banding tidak ada rawa-rawa dekat
rumah (19,35%). Demikian juga penelitian
Santio (1997) mengatakan bahwa insiden
malaria sangat tinggi pada daerah rawa-rawa.

68

26,0

261

100

4.

Distribusi AMI Penderita Malaria
Menurut Waktu di Kabupaten
Lingga
Pengelompokan penderita malaria
berdasarkan
bulan
(Januari
sampai
Desember) tahun 2005.
Dari Gambar 1 terlihat
penderita
malaria terbesar pada bulan Mei 12,5%,
sedangkan terkecil bulan Maret 6,1%.
Tingginya pada bulan Mei tahun 2005
disebabkan terjadi perubahan musim angin
timur ke musim angin selatan, sehingga
nyamuk penyebab malaria menyebar ke
beberapa wilayah atau dari pantai ke
daratan. Di samping itu curah hujan musim
selatan lebih tinggi dibandingkan musim
timur, sehingga rawa-rawa lebih banyak.
Dari data BMG Kabupaten Lingga curah
hujan bulan Mei rata-rata 7,7 mm. Lebih
tinggi dibanding April (6,5 mm) dan Juni
(4,5 mm). Menurut penelitian Hayat (2004)
proporsi penyakit malaria tertinggi pada
bulan Juni 11.34%, Oktober 11,23%,
Februari 10,78%, dan April 10,38%.

Karakteristik Penderita Malaria di Kabupaten Lingga (149 – 155)
Syamsuri, Hiswani, dan Rahayu Lubis

153
Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.1. Distribusi Annual Malariae Incidence (AMI) penderita malaria berdasarkan tempat di
Kabupaten Lingga tahun 2005
No.

1

2

3

4

5

Kecamatan/Puskesmas

Kelurahan/Desa

Kecamatan Lingga Puskesmas
Daik

Kecamatan Singkep
Puskesmas Dabo

Kecamatan Singkep Barat
Puskesmas Raya

Kecamatan Senayang
Puskesmas Senayang

Kecamatan Lingga Utara
Puskesmas Pancur

Jumlah Kasus

Persen

1. Kelurahan Daik
2. Panggak laut

11
3

4.2
1.1

3. Panggak darat

3

1.1

4. Kerandin

2

0.8

5. Bukit Langkap

1

0.4

6. Musai

2

0.8

7. Mepar

2

0.8

8. Merawang

3

1.1

1. Kelurahan Dabo

38

14.6

2. Maruk Kecil

6

2.3

3. Kote

9

3.4

4. Lanjut

5

1.9

5. Berindat

5

1.9

1. Raya

37

14.2

2. Bakong

9

3.4

3. Posek

6

2.3

4. Sei Buluh

12

4.6

5. Marok Tua

10

3.8

6. Kuala Raya

39

14.9

1. Kelurahan Senayang

9

3.4

2. Pulau Buluh

6

2.3

3. Desa Cempe

10

3.8

4. Pulau Medang

9

3.4

5. Baran

11

4.2

1. Pancur

2

0.8

2. Teluk

4

1.5

3. Limbung

3

1.1

4. Resun

4

1.5

5. Kuet

11

4.2

261

Total

100

Waktu
14.0

12.5

12.0

9.8

9.8

Persentase

10.0

9.4
8.6

8.5

8.2

7.9

8.0

6.7

6.3

6.3

6.1

6.0
4.0
2.0
0.0
Mei

Juni

Nov

Juli

Okt

Des

Sept

Agust

Peb

Jan

Jan

Mrt

Bulan

Gambar 1. Distribusi AMI penderita malaria menurut waktu di Kabupaten Lingga tahun 2005

154

Karakteristik Penderita Malaria di Kabupaten Lingga (149 – 155)
Syamsuri, Hiswani, dan Rahayu Lubis
Universitas Sumatera Utara

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

Kesimpulan
1. Penderita malaria di wilayah kerja
Kabupaten Lingga, paling tinggi kasusnya
umur ≥ 15 tahun yaitu 65,9%, jenis kelamin
laki-laki 61,7%, pendidikan SLTA 32,2%,
26,0% tidak bekerja, terbanyak pada suku
Melayu 62,1%.
2. Penderita malaria di Kabupaten Lingga
tertinggi kasusnya terdapat di wilayah
kerja Puskesmas Raya Kecamatan
Singkep Barat (28,6 %).
3. Peningkatan penderita malaria di Kabupaten
Lingga bulan Mei 2005 (12,5%).

Achmadi, U.F, 2003, Waspadai Penyakit
Menular, Badan Penelitian dan
Pengembangan Depkes RI, Jakarta.
Depkes RI, 1999, Rencana Pembangunan
Kesehatan Menuju Indonesia Sehat
2010, Jakarta.
_____, 2000, Program Pemberantasan
Penyakit Malaria, Jakarta.
Dinas Kesehatan Kabupaten Lingga, 2005,
Profil Kesehatan Kabupaten Lingga.
Ditjen PPM & PLP, 1999, Pemberantasan
Vektor & Cara Evaluasinya, Depkes
RI, Jakarta.
Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI, 2003.
Malaria Kembali Jadi Ancaman,
Jakarta.
Suroso, T, 2003. Pemberantasan Penyakit
Bersumber Binatang, Depkes RI,
Jakarta.
Utama, A, 2003,
Mengatasi Malaria.
Nyamuk transgenik, strategi baru
pengontrol Malaria, Berita IPTEK,
Peneliti Pusat Penelitian BioteknologiLIPI, Jakarta.

Saran
1. Umur ≥ 15 tahun terutama laki-laki agar
mengurangi berada di luar rumah pada
malam hari. Jika harus ke luar memakai
obat anti nyamuk, agar tidak digigit
nyamuk dan mengunakan kelambu
waktu tidur.
2. Pengelola Program P2 Malaria di
Kabupaten Lingga agar meningkatkan
upaya pencegahan penyebaran nyamuk
malaria khususnya pada bulan Mei dan
perlu peningkatan program penyuluhan
tentang pencegahan penyakit malaria.

Karakteristik Penderita Malaria di Kabupaten Lingga (149 – 155)
Syamsuri, Hiswani, dan Rahayu Lubis

155
Universitas Sumatera Utara