Studi Pengaruh Jenis Tanah Kohesif (IP) Pada Uji Kompaksi Standard Proctor.
vii
STUDI PENGARUH JENIS TANAH KOHESIF (IP)
PADA UJI KOMPAKSI STANDAR PROCTOR
Oki Ditya Rivaldy NRP : 0921003
Pembimbing : Ir. HERIANTO WIBOWO, MT.
ABSTRAK
Pada dasarnya, kondisi tanah di alam berbeda-beda dan tidaklah selalu baik bagi keperluan (konstruksi) pembangunan tanggul, bendungan tanah, dan dasar jalan.
Salah satu cara memperbaiki kondisi tanah kohesif yang kurang baik adalah dengan melakukan pemadatan, pada penelitian ini dilakukan pengujian kompaksi dimana contoh tanah uji diambil dari Lapangan Universitas Kristen Maranatha. Tanah yang akan digunakan sebagai benda uji yang diambil pada titik atau lokasi yang berbeda, tanah uji satu di ambil pada kedalaman 1 m dengan IP 24.86%, ditempat yang berbeda tanah uji dua di ambil pada kedalaman 1 m dengan IP 40.68%, tanah uji tiga diambil pada kedalaman 6 m dengan IP 29.82%, dan tanah uji empat diambil pada kedalaman 5 m dengan IP 29.96%, dan metode yang digunakan adalah kompaksi standar proctor. Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kondisi tanah setelah distabilkan dengan kompaksi dengan mengetahui nilai berat volume kering
(γd) maksimum dan kadar air (w) optimumnya.
Dari hasil analisi pengujian kompaksi standar proctor, didapat hasil sebagai berikut. Pada tanah 1 dengan IP 27.24 % didapat hasil kompaksi γdry maksimum 1.36 gr/cm3dan w optimum 16%. Pada tanah 2 dengan IP 42.68 %
γdry maksimum 1.24 gr/cm3 dan w optimum 22.5 %. Pada tanah 3 dengan IP
31.11 % γdry maksimum 1.2 gr/cm3 dan w optimum 23.3%. Pada tanah 4 dengan IP 33.41 % γdry maksimum 1.305 gr/cm3 dan w optimum 31 %.
Dari hasil analisa pengujian tentang pengaruh jenis tanah kohesif (IP) pada uji kompaksi standard proctor dapat dinyatakan bahwa semakin besar
nilai IP pada tanah uji semakin menurun pula nilai berat volume kering (γdry)
maksimum.
Kata Kunci : Index Plastisitas, Kadar Air, Kohesif, Volume Berat Kering Maksimum, Kadar Air Optimum.
(2)
viii
STUDY ON THE EFFECT OF COHESIF SOIL (IP)
COMPACTING STANDARD ON TEST PROCTOR
Oki Ditya Rivaldy NRP: 0921003
Pembimbing : Ir. HERIANTO WIBOWO, MT.
ABSTRAK
Basically , soil conditions vary in nature and is not necessarily good for the purposes of ( construction ) construction of levees , dams soil and road base.
One way to improve the condition of poor cohesive soil is compacting , in this study the compaction testing where the test soil samples taken from Maranatha Christian University Square . Land to be used as a test specimen taken at different points or locations , a soil test is taken at a depth of 1 m with 24.86 % of IP , place two different soil test taken at a depth of 1 m with the IP 40.68 % , soil test three taken at a depth of 6 m with the IP 29.82 % , and four soil test taken at a depth of 5 m with the IP 29.96 % , and the method used is the standard proctor compaction . This research is expected to provide an overview of the condition is stabilized by compacting soil after knowing the value of the volume of dry weight ( γd ) and the maximum water content ( w ) optimum .
From the analysis results of standard proctor compaction test , showed the following results . In IP land 27.24 % 1 with the results obtained maximum
compaction γdry 1.36 gr/cm3
and optimum w 16 % . In IP land with 42.68 % 2
maximum γdry 1.24 gr/cm3
and 22.5 % w optimum . In IP land with 31.11 % 3
maximum γdry gr/cm3
1.2 and 23.3 % w optimum . In IP land 33.41 % 4 with a maximum of 1.305 gr/cm3γdry and optimum w 31 % .
From the analysis of the influence of the type of soil testing cohesive ( IP ) in the standard proctor compaction test can be stated that the greater the value of the IP to test the soil decreases the value of the volume of dry weight (
γdry ) maximum.
Keywords : Index Plastisitas, Water content, Cohesif, Volume of dry weight Maximum, Water Content Optimum.
(3)
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN TUGAS AKHIR ...iii
PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR NOTASI ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2
1.3 Ruang Lingkup Penelitian ... 2
1.4 Sistematika Penulisan ... 2
BAB II STUDI PUSTAKA ... 4
2.1 Tanah ... 4
2.1.1 Tanah kohesif ... 4
2.1.2 Tanah non Kohesif ... 5
2.2 Klasifikasi Tanah ... 5
2.3 Sifat Fisik Tanah ... 8
2.4 Pemadatan Tanah ... 12
2.4.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemadatan ... 14
2.4.2 Struktur dan Sifat Tanah yang Dipadatkan ... 16
2.4.3 Spesifikasi Pemadatan di Lapangan ... 17
2.4.4 Kontrol Lapangan Untuk Pemadatan ... 19
BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 21
3.1 Rencana Kerja ... 21
3.2 Persiapan Contoh Tanah Uji ... 22
3.2.1 Pemilihan dan Pengambilan Contoh Tanah Uji ... 22
3.2.2 Pembuatan Contoh Tanah Uji ... 24
3.3 Pengujian Pendahuluan ... 24
3.3.1 Pengujian Berat jenis Butir (Specific Gravity) ... 24
3.3.2 Pengujian Index Properties ... 29
3.3.3 Pengujian Atterberg Limit ... 32
3.4 Pengujian Kompaksi (Compaction Test) ... 41
3.4.1 Hasil Dari Prosedur Pengujian Kompaksi ... 49
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA ... 58
4.1 Analisis Data Pengujian Pendahuluan ... 58
4.1.1 Specific Gravity ... 58
4.1.2 Index Properties ... 59
4.1.3 Atterberg Limits ... 60
(4)
x
4.2.1 Pengujian kompaksi dengan jenis tanah uji 1 ... 61
4.2.2 Pengujian kompaksi dengan jenis tanah uji 2 ... 62
4.2.3 Pengujian kompaksi dengan jenis tanah uji 3 ... 63
4.2.4 Pengujian kompaksi dengan jenis tanah uji 4 ... 64
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 67
5.1 Simpulan ... 67
5.2 Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 69
(5)
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Diagram Plastisitas (ASTM ,Casagrande) ... 8
Gambar 2. 2 Batas-batas Atterberg ... 10
Gambar 2. 3 Kurva hasil uji pemadatan pada berbagai jenis tanah (ASTM D-698) ... 15
Gambar 2. 4 Berbagai bentuk kurva pemadatan (lee dan suedkamp, 1972) ... 15
Gambar 2. 5 Pengaruh kualitatif dari pemadatan terhadap tekstur dan tekstur tanah. (Diambil dari lambe, 1958.) ... 17
Gambar 2. 6 pertimbangan ekonomis dalam memperoleh hasil pemadatan ... 19
Gambar 2. 7 Alat pemeriksaan hasil di lapangan; (a) Metode Kerucut pasir. (b) Metode balon karet. (c) Metode nuklir. ... 20
Gambar 3. 1 Diagram Alir Penelitian ... 21
Gambar 3. 2 Lokasi Pengambilan Tanah Uji ... 22
Gambar 3. 3 Sampel Tanah Uji ... 23
Gambar 3. 4 Sketsa Lokasi atau titik Pengambilan Tanah Uji ... 23
Gambar 3. 5 Timbangan ... 24
Gambar 3. 6 Erlenmeyer ... 24
Gambar 3. 7 Pinggan pengaduk ... 25
Gambar 3. 8 Oven ... 25
Gambar 3. 9 Thermometer ... 25
Gambar 3. 10 Botol Ditimbang dalam keadaan kering ... 26
Gambar 3. 11 Botol yang sudah diisi dengan Aquades yang mendidih ... 26
Gambar 3. 12 Adonan tanah yang dibuat menjadi homogen ... 27
Gambar 3. 13 Botol yang sudah diisi adonan tanah ... 27
Gambar 3. 14 Tanah yang sudah di oven ... 27
Gambar 3. 15 Tanah yang dikeluarkan dari erlenmeyer ... 27
Gambar 3. 16 Extruder ... 29
Gambar 3. 17 Silinder pencetak tanah ... 29
Gambar 3. 18 Desikator ... 29
Gambar 3. 19 Jangka sorong ... 29
Gambar 3. 20 Gergaji kawat ... 30
Gambar 3. 21 Cawan ... 30
Gambar 3. 22 Tanah di dalam ring yang sudah siap dimasukan dalam oven .... 31
Gambar 3. 23 Diagram fase Tanah... 31
Gambar 3. 24 Groving tool ... 33
Gambar 3. 25 Alat Cassagrande ... 33
Gambar 3. 26 Container... 33
Gambar 3. 27 Scrapper ... 33
Gambar 3. 28 Tanah yang sudah diratakan pada Cassagrande ... 35
Gambar 3. 29 Tanah yang sudah digores oleh Grooving tool ... 35
Gambar 3. 30 Tanah yang sudah diambil tegak lurus alur ... 35
Gambar 3. 31 Tanah yang sudah menutup ... 35
Gambar 3. 32 Timbangan ... 35
Gambar 3. 33 Pelat kaca ... 36
Gambar 3. 34 Container... 36
(6)
xii
Gambar 3. 36 Grafik hubungan antara jumlah pukulan vs kadar air ... 37
Gambar 3. 37 Bagan Plastisitas tanah uji 1 ... 37
Gambar 3. 38 Grafik hubungan antara jumlah pukulan vs kadar air ... 38
Gambar 3. 39 Bagan Plastisitas tanah uji 2 ... 38
Gambar 3. 40 Grafik hubungan antara jumlah pukulan vs kadar air ... 39
Gambar 3. 41 Bagan Plastisitas tanah uji 3 ... 39
Gambar 3. 42 Grafik hubungan antara jumlah pukulan vs kadar air ... 40
Gambar 3. 43 Bagan Plastisitas tanah uji 4 ... 40
Gambar 3. 44 Mold ... 43
Gambar 3. 45 Mold ... 44
Gambar 3. 46 Collar ... 44
Gambar 3. 47 Hammer ... 44
Gambar 3. 48 Hammer ... 45
Gambar 3. 49 Sprayer ... 45
Gambar 3. 50 Ayakan No.4 ... 45
Gambar 3. 51 Grafik hubungan antara LL dan PL... 46
Gambar 3. 52 Mold yang sudah diisi tanah sampai batas yang ditentukan ... 48
Gambar 3. 53 Tanah yang sedang ditumbuk sebanyak 25 kali perlapis ... 48
Gambar 3. 54 Mold yang sudah dipasang Collar ... 48
Gambar 3. 55 Tanah ditumbuk lagi sebanyak 25 kali ... 48
Gambar 3. 56 Mold dan contoh tanah ditimbang... 48
Gambar 3. 57 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering 1 ... 49
Gambar 3. 58 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering 2 ... 50
Gambar 3. 59 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering 3 ... 50
Gambar 3. 60 Kurva hubungan kadar air dan berat volume gabungan pada tanah uji 1 ... 51
Gambar 3. 61 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering 1 ... 51
Gambar 3. 62 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering 2 ... 52
Gambar 3. 63 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering 3 ... 52
Gambar 3. 64 Kurva hubungan kadar air dan berat volume gabungan pada tanah uji 2 ... 53
Gambar 3. 65 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering 1 ... 53
Gambar 3. 66 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering 2 ... 54
Gambar 3. 67 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering 3 ... 54
Gambar 3. 68 Kurva hubungan kadar air dan berat volume gabungan pada tanah uji 3 ... 55
Gambar 3. 69 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering 1 ... 55
Gambar 3. 70 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering 2 ... 56
Gambar 3. 71 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering 3 ... 56
Gambar 3. 72 Kurva hubungan kadar air dan berat volume gabungan pada tanah uji4 ... 57
Gambar 4. 1 Bagan plastisitas Gabungan Tanah uji ... 60
Gambar 4. 2 Kurva hubungan berat volume kering (γdry) dan kadar air (w) tanah uji 1 ... 61
Gambar 4. 3 Kurva hubungan berat volume kering (γdry) dan kadar air (w) Tanah uji 2 ... 62
Gambar 4. 4 Kurva hubungan berat volume kering (γdry) dan kadar air (w) tanah uji 3 ... 63
(7)
xiii
Gambar 4. 5 Kurva hubungan berat volume kering (γdry) dan kadar air (w) tanah uji 4 ... 64 Gambar 4. 6 Kurva Gabungan IP yang berbeda pada Kurva hubungan berat
volume kering (γdry) maksimm dan kadar air (w) optimum ... 65 Gambar 4. 7 Kurva hubungan antara hubungan Indeks Plastisitas (IP) dan
berat volume kering (γdry) maksimum ... 65 Gambar 4. 8 Kurva hubungan antara Indeks Plastisitas (IP) dan hubungan
(8)
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Sistem Klasifikasi USCS. ... 7
Tabel 2. 2 Some typical values for different of some common soil materials ... 9
Tabel 2. 3 Keterangan Nilai Gs ... 10
Tabel 2. 4 Batasan Indeks Plastisitas ... 11
Tabel 3. 1 Perbedaan cara percobaan proctor dan AASHTO berdasarkan standard dan modified ... 42
Tabel 4. 1 Nilai Gs semua tanah uji ... 58
Tabel 4. 2 Hasil Index Properties Tanah uji ... 59
Tabel 4. 3 Beberapa nilai untuk perbedaan dari beberapa bahan tanah umum ... 59
Tabel 4. 4 Nilai Atterberg Tanah uji ... 60
Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Kompaksi no.1 ... 61
Tabel 4. 6 Hasil Pengujian Kompaksi Standar Proctor ... 62
Tabel 4. 7 Hasil Pengujian Kompaksi Standar Proctor ... 63
Tabel 4. 8 Hasil Pengujian Kompaksi Standar Proctor ... 64
(9)
xv
DAFTAR NOTASI
A Area
D Diameter
e Angka pori
Gs Berat spesifik butir tanah
GT Berat jenis air
Ic Consistency Index
If Flow Index
It Toughness Index
LI Liquidity Index
LL Batas cair
n Porositas
PI Indeks plastisitas
PL Batas plastis
SL Batas susut
Sr Derajat kejenuhan
T Suhu
V Volume total
Vs Volume butiran padat
Vv Volume pori
Vw Volume air dalam pori
W Berat total
Ws Berat padat
Ww Berat air
w Kadar air
wi Kadar air initial
wn Kadar air alami
γ Berat volume tanah
γ’ Berat volume tanah efektif γd Berat volume tanah kering γw Berat volume air
(10)
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN ... 72
Lampiran 1 Pengujian Specific Gravity... 72
Lampiran 2 Pengujian Index Properties... 75
Lampiran 3 Pengujian Atterberg Limits ... 80
(11)
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang sedang gigih dalam upaya pembangunan di dalam berbagai konstruksi bangunan contohnya pembangunan bendungan, jalan raya, jembatan, dan gedung-gedung bertingkat, bangunan yang didirikan pun bermacam-macam ada yang didirikan diatas lahan yang kosong, ada yang didirikan diatas lahan yang dahulunya pernah ada bangunan yang berdiri lalu diratakan sejajar tanah, dan ada juga yang didirikan diatas tanah yang dahulunya adalah kawasan persawahan atau di atas tanah yang tidak rata yang membutuhkan penggalian atau penimbunan.
Pada perencanaan kompaksi tanah untuk jalan raya, bendungan, dan banyak struktur teknik lainnya, tanah yang renggang haruslah dipadatkan untuk meningkatkan berat volumenya. Pemadatan tersebut berfungsi untuk meningkatkan kekuatan tanah, sehingga dengan demikian meningkatkan daya dukung pondasi di atasnya. Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak diinginkan
Permasalahan yang biasa terjadi di lapangan pada saat kompaksi salah satunya adalah pada proses penimbunan, karena bila terjadi ketidaksesuaian tingkat kepadatan tanah timbunan, maka hal ini akan menimbulkan perbedaan daya dukung serta penurunan. Di Indonesia sendiri terdapat berbagai macam jenis-jenis tanah yang bervariasi, namun pada umumnya berupa tanah lempung, dan bangunan di atas tanah lempung sering menimbulkan beberapa permasalahan, diantaranya daya dukung tanah dan pemampatan tanah. Daya dukung tanah lempung pada umumnya rendah, ini disebabkan kuat geser tanah lempung kecil, sehingga bila tegangan geser yang ditimbulkan pondasi besar maka bangunan akan runtuh. Sedangkan pemampatan tanah lempung biasanya relatif besar dan berlangsung cukup lama. Pemampatan tanah yang besar dapat menurunkan stabilitas konstruksi, bahkan apabila terjadi perbedaan penurunan antar pondasi dapat mengakibatkan keruntuhan struktur bangunan. Melihat kondisi tersebut,
(12)
2
Universitas Kristen Maranatha
bangunan yang didirikan di atas tanah lempung harus memperhatikan dan memperhitungkan berapa besar daya dukung dan berapa besarnya pemampatan tanah.
Pada tugas akhir ini akan di bahas mengenai pengujian kompaksi terhadap sample jenis-jenis tanah yang berada di lingkungan Maranatha dengan menggunakan alat standard proctor
1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah menguji jenis tanah kohesif dengan cara dikompaksi.
Tujuannya Untuk mengetahui pengaruh jenis tanah kohesif (IP) terhadap
kadar (γ) dry maksimum dan (w) kadar air optimum.
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bahan Uji yang digunakan pada pengujian ini berupa tanah yang diambil dari lingkungan Universitas Kristen maranatha.
2. Bahan uji menggunakan empat jenis tanah berbeda, dimana keempat jenis tanah tersebut dapat dilihat langsung dari perbedaan warnanya.
3. Pengujian menggunakan Standar Proctor.
4. Pengujian kompaksi dilakukan untuk mendapatkan parameter-parameter kompaksi yaitu (w) optimum dan (γ) dry maksimum
5. Pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penelitian adalah sebagai berikut:
BAB I, PENDAHULUAN
Berisi Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Ruang Lingkup Pembahasan, Sistematika Penulisan
(13)
3
Universitas Kristen Maranatha
BAB 2, STUDI PUSTAKA
Berisi penjelasan tanah dan klasifikasi tanah kohesif, Penjelasan Pemadatan Tanah,
BAB 3, PROSEDUR PENELITIAN
Berisi tentang Rencana kerja, persiapan contoh tanah uji, pengujian pendahuluan, dan pengujian utama dengan melakukan pengujian kompaksi.
BAB 4, PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
Berisi tentang data hasil pengujian awal, data hasil pengujian kompaksi, dan pembahasan hasil analisis data hasil pengujian awal, pembahasan hasil analisis data hasil pengujian kompaksi.
BAB 5, KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran dari data-data hasil penelitian.
(14)
67 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil analisa pengujian tentang studi pengaruh jenis tanah kohesif (IP) pada uji kompaksi standard. Hasil klasifikasi tanah berdasarkan klasifikasi USCS, tanah uji 1 adalah Lanau Elastis atau Tanah Pasiran (MH), tanah uji 2 adalah Lanau Elastis atau Tanah Pasiran (MH), tanah uji 3 adalah Lempung Anorganik dengan Plastisitas Tinggi (CH), dan tanah uji 4 adalah Lanau Elastis atau Tanah Pasiran (MH). Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil analisi pengujian kompaksi standar proctor, didapat hasil sebagai berikut. Pada tanah 1 dengan IP 27.24 % didapat hasil kompaksi
γdry maksimum 1.36 gr/cm3dan w optimum 16%. Pada tanah 2 dengan IP
42.68 % γdry maksimum 1.24 gr/cm3 dan w optimum 22.5 %. Pada tanah 3 dengan IP 31.11 % γdry maksimum 1.2 gr/cm3 dan w optimum 23.3%. Pada tanah 4 dengan IP 33.41 % γdry maksimum 1.305 gr/cm3 dan w optimum 31 %.
2. Dari hasil analisa pengujian tentang pengaruh jenis tanah kohesif (IP) pada uji kompaksi standard proctor dapat dinyatakan bahwa semakin besar nilai IP pada tanah uji semakin menurun pula nilai berat volume kering
(γdry) maksimum.
3. Kesimpulan dari hasil pengujian kompaksi ini adalah tanah 4 dengan IP 33.41 % dinyatakan tanah yang paling baik untuk dikompaksi.
(15)
68 Universitas Kristen Maranatha
5.2 Saran
Berikut ini adalah saran-saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya: 1. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang kompaksi dengan menggunakan
alat yang berbeda seperti modified proctor.
2. Sesudah melakukan penelitian di Laboratorium, dapat dibandingkan dengan alat pemeriksaan hasil di lapangan seperti metode kerucut pasir, dan metode balon karet, untuk membandingkan hasil γdry (berat volume kering) di lapangan dan di Laboratorium.
3. Bagi yang sedang melakukan penelitian untuk Tugas Akhir, sebaiknya disediakan ruangan tersendiri agar terbebas dari gangguan-gangguan luar yang dapat menghambat proses penelitian.
(16)
69 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. Bowles, Joseph E., Johan K. Hainim, 1986,Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis
Tanah, Penerbit Erlangga, Jakarta.
2. Das, Braja M., 1994, Mekanika Tanah(Prinsip-prinsip Rekayasa
Geoteknis) Jilid 1 &2, Penerbit Erlangga, Jakarta.
3. Hary Christandy Hardiyatmo., 2002, Mekanika Tanah I, Penerbit Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
4. Laboratorium Mekanika Tanah, Prosedur Praktikum Laboratorium
Mekanika Tanah, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
5. Sinaga, Remarto, Ganda, 2006, Pengaruh Kadar Abu Batu Terhadap
Hasil Uji Kompaksi Suatu Tanah Pasir, Skripsi Universitas Kristen
Maranatha, Bandung.
6. Weasley, Laurence D., 2012, Mekanika Tanah Untuk Tanah Endapan dan
(1)
1
Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang yang sedang gigih dalam upaya pembangunan di dalam berbagai konstruksi bangunan contohnya pembangunan bendungan, jalan raya, jembatan, dan gedung-gedung bertingkat, bangunan yang didirikan pun bermacam-macam ada yang didirikan diatas lahan yang kosong, ada yang didirikan diatas lahan yang dahulunya pernah ada bangunan yang berdiri lalu diratakan sejajar tanah, dan ada juga yang didirikan diatas tanah yang dahulunya adalah kawasan persawahan atau di atas tanah yang tidak rata yang membutuhkan penggalian atau penimbunan.
Pada perencanaan kompaksi tanah untuk jalan raya, bendungan, dan banyak struktur teknik lainnya, tanah yang renggang haruslah dipadatkan untuk meningkatkan berat volumenya. Pemadatan tersebut berfungsi untuk meningkatkan kekuatan tanah, sehingga dengan demikian meningkatkan daya dukung pondasi di atasnya. Pemadatan juga dapat mengurangi besarnya penurunan tanah yang tidak diinginkan
Permasalahan yang biasa terjadi di lapangan pada saat kompaksi salah satunya adalah pada proses penimbunan, karena bila terjadi ketidaksesuaian tingkat kepadatan tanah timbunan, maka hal ini akan menimbulkan perbedaan daya dukung serta penurunan. Di Indonesia sendiri terdapat berbagai macam jenis-jenis tanah yang bervariasi, namun pada umumnya berupa tanah lempung, dan bangunan di atas tanah lempung sering menimbulkan beberapa permasalahan, diantaranya daya dukung tanah dan pemampatan tanah. Daya dukung tanah lempung pada umumnya rendah, ini disebabkan kuat geser tanah lempung kecil, sehingga bila tegangan geser yang ditimbulkan pondasi besar maka bangunan akan runtuh. Sedangkan pemampatan tanah lempung biasanya relatif besar dan berlangsung cukup lama. Pemampatan tanah yang besar dapat menurunkan stabilitas konstruksi, bahkan apabila terjadi perbedaan penurunan antar pondasi dapat mengakibatkan keruntuhan struktur bangunan. Melihat kondisi tersebut,
(2)
2
Universitas Kristen Maranatha
bangunan yang didirikan di atas tanah lempung harus memperhatikan dan memperhitungkan berapa besar daya dukung dan berapa besarnya pemampatan tanah.
Pada tugas akhir ini akan di bahas mengenai pengujian kompaksi terhadap sample jenis-jenis tanah yang berada di lingkungan Maranatha dengan menggunakan alat standard proctor
1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah menguji jenis tanah kohesif dengan cara dikompaksi.
Tujuannya Untuk mengetahui pengaruh jenis tanah kohesif (IP) terhadap
kadar (γ) dry maksimum dan (w) kadar air optimum.
1.3 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bahan Uji yang digunakan pada pengujian ini berupa tanah yang diambil dari lingkungan Universitas Kristen maranatha.
2. Bahan uji menggunakan empat jenis tanah berbeda, dimana keempat jenis tanah tersebut dapat dilihat langsung dari perbedaan warnanya.
3. Pengujian menggunakan Standar Proctor.
4. Pengujian kompaksi dilakukan untuk mendapatkan parameter-parameter kompaksi yaitu (w) optimum dan (γ) dry maksimum
5. Pengujian dilakukan di Laboratorium Mekanika Tanah, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penelitian adalah sebagai berikut:
BAB I, PENDAHULUAN
Berisi Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Ruang Lingkup Pembahasan, Sistematika Penulisan
(3)
3
Universitas Kristen Maranatha BAB 2, STUDI PUSTAKA
Berisi penjelasan tanah dan klasifikasi tanah kohesif, Penjelasan Pemadatan Tanah,
BAB 3, PROSEDUR PENELITIAN
Berisi tentang Rencana kerja, persiapan contoh tanah uji, pengujian pendahuluan, dan pengujian utama dengan melakukan pengujian kompaksi.
BAB 4, PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA
Berisi tentang data hasil pengujian awal, data hasil pengujian kompaksi, dan pembahasan hasil analisis data hasil pengujian awal, pembahasan hasil analisis data hasil pengujian kompaksi.
BAB 5, KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran dari data-data hasil penelitian.
(4)
67 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari hasil analisa pengujian tentang studi pengaruh jenis tanah kohesif (IP) pada uji kompaksi standard. Hasil klasifikasi tanah berdasarkan klasifikasi USCS, tanah uji 1 adalah Lanau Elastis atau Tanah Pasiran (MH), tanah uji 2 adalah Lanau Elastis atau Tanah Pasiran (MH), tanah uji 3 adalah Lempung Anorganik dengan Plastisitas Tinggi (CH), dan tanah uji 4 adalah Lanau Elastis atau Tanah Pasiran (MH). Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari hasil analisi pengujian kompaksi standar proctor, didapat hasil sebagai berikut. Pada tanah 1 dengan IP 27.24 % didapat hasil kompaksi
γdry maksimum 1.36 gr/cm3 dan w optimum 16%. Pada tanah 2 dengan IP 42.68 % γdry maksimum 1.24 gr/cm3 dan w optimum 22.5 %. Pada tanah 3 dengan IP 31.11 % γdry maksimum 1.2 gr/cm3 dan w optimum 23.3%. Pada tanah 4 dengan IP 33.41 % γdry maksimum 1.305 gr/cm3 dan w optimum 31 %.
2. Dari hasil analisa pengujian tentang pengaruh jenis tanah kohesif (IP) pada uji kompaksi standard proctor dapat dinyatakan bahwa semakin besar nilai IP pada tanah uji semakin menurun pula nilai berat volume kering
(γdry) maksimum.
3. Kesimpulan dari hasil pengujian kompaksi ini adalah tanah 4 dengan IP 33.41 % dinyatakan tanah yang paling baik untuk dikompaksi.
(5)
68 Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran
Berikut ini adalah saran-saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya: 1. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang kompaksi dengan menggunakan
alat yang berbeda seperti modified proctor.
2. Sesudah melakukan penelitian di Laboratorium, dapat dibandingkan dengan alat pemeriksaan hasil di lapangan seperti metode kerucut pasir, dan metode balon karet, untuk membandingkan hasil γdry (berat volume kering) di lapangan dan di Laboratorium.
3. Bagi yang sedang melakukan penelitian untuk Tugas Akhir, sebaiknya disediakan ruangan tersendiri agar terbebas dari gangguan-gangguan luar yang dapat menghambat proses penelitian.
(6)
69 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. Bowles, Joseph E., Johan K. Hainim, 1986,Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis
Tanah, Penerbit Erlangga, Jakarta.
2. Das, Braja M., 1994, Mekanika Tanah(Prinsip-prinsip Rekayasa
Geoteknis) Jilid 1 &2, Penerbit Erlangga, Jakarta.
3. Hary Christandy Hardiyatmo., 2002, Mekanika Tanah I, Penerbit Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
4. Laboratorium Mekanika Tanah, Prosedur Praktikum Laboratorium
Mekanika Tanah, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.
5. Sinaga, Remarto, Ganda, 2006, Pengaruh Kadar Abu Batu Terhadap
Hasil Uji Kompaksi Suatu Tanah Pasir, Skripsi Universitas Kristen
Maranatha, Bandung.
6. Weasley, Laurence D., 2012, Mekanika Tanah Untuk Tanah Endapan dan