Percancangan Jaringan Fiber To The Home (Ftth) Berbasis Teknologi Gigabit Passive Optical Network(Gpon)

(1)

PERBEDAAN UKURAN DAN POSISI KANALIS

MANDIBULARIS BERDASARKAN JENIS

KELAMIN PADA USIA 17-20 TAHUN

MENGGUNAKAN RADIOGRAFI

PANORAMIK DIGITAL

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

MAHSA ABOLMAESOOMI NIM:110600176

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi Unit Radiologi Kedokteran Gigi

Tahun 2015

Mahsa Abolmaesoomi

Perbedaan ukuran dan posisi kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin pada usia 17 – 20 tahun menggunakan radiografi panoramik digital.

Xi + 32

Kanalis mandibularis merupakan saluran yang terletak pada permukaan medial ramus mandibularis yang memanjang dari foramen mandibula hingga foramen mental.Terdapat perbedaan signifikan pada analisis ukuran dan posisi kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin yang disebabkan beberapa faktor seperti hormon dan tekanan otot mastikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata ukuran dan posisi kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin pada usia 17 – 20 tahun di FKG USU.

Jenis penelitian adalah analitik observasional, jumlah sampel 50 orang terdiri dari 25 orang pria dan 25 orang wanita. Metode pengambilan sampel dilakukan secara simple random sampling.Penelitian dilakukan di Unit Radiologi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Hasil penelitian adalah terdapat perbedaan signifikan ukuran vertikal linear kanalis mandibularis pada D1, D2, D4, D5, D6 dan D7, sedangkan pada pengukuran D3 tidak terdapat perbedaan signifikan. Posisi kanalis mandibularis terbanyak berada pada posisi satu yaitu dekat ke apeks gigi molar tiga.Kesimpulan penelitian adalah terdapat perbedaan signifikan pada ukuran nilai rata-rata enam ukuran vertikal linear kanalis mandibularis tetapi tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada posisi kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin.Analisis menggunakanT-Test Unpaireddengan confidence interval sebesar 95% dan signifikasi statistik didapatkan jika nilai p < 0.05.


(3)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujuiuntukdipertahankan dihadapantim penguji skripsi

Medan, Februari 2015

Pembimbing Tanda Tangan

Cek Dara Manja, drg,. Sp. RKG ………... NIP. 19730713 200212 2 003


(4)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan tim penguji pada tanggal 16 Februari 2015

TIM PENGUJI

KETUA : Cek Dara Manja, drg., Sp.RKG

ANGGOTA : 1. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes, Sp.RKG (K) 2. H. Amrin Thahir, drg


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan kurnia-Nya yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini untuk memenuhi kewajiban penulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelaran Sarjana Kedokteran Gigi.

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada ayahanda Ali Akbar Abolmaesoomi dan ibunda tercinta Marializa Alias atas segala kasih sayang, doa, dan dukungan serta segala bantuan baik berupa moril ataupun materil yang tidak akan terbalas oleh penulis. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada kakanda Mitra Abolmaesoomi dan Mahya Abolmaesoomi dan abangda Ehsan Aslani yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen pembimbing Cek Dara Manja, drg., Sp. RKG. yang telah bersedia meluangkan waktunya, memberikan semangat, motivasi, bimbingan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Nazruddin, drg.,Sp. Ort. Ph.D selaku dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Trelia Boel, drg., M.Kes., Sp. RKG. (K) selaku Ketua Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petujuk dan dorongan kepada penulis.

3. H. Amrin Thahir, drg. selaku staf senior di Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

4. Lidya Irani Nainggolan, drg., Sp. RKG., Dewi Kartika, drg., dan Maria Novita H. Sitanggang, drg. selaku staf di Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas


(6)

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara atas segala masukan dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

5. Putri Welda Utami, drg,. MDSC selaku penasihat akademik yang telah memberikan nasihat selama penulis menjalankan pendidikan di Fakultas Kedoketeran Gigi Universitas Sumatera Utara.

6. Ibu Maya selaku dosen di Fakultas Kesehatan Masyarakat Bidang Statistik yang telah banyak membantu dalam penyempurnaan hasil penelitian ini.

7. Pegawai Departemen Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara (Kak Rani, Kak Tetty dan Bang Ari).

8. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membimbing dan memberikan ilmunya kepada penulis selama menjalani masa pendidikan.

9. Sahabat-sahabat tersayang (Mohammad Hossein Barakat, May Thander Nwe, MMG, Intan, Alia, Ezzati, Khalilah, Fatin, Puspa, Ong, Iddin, Azfar) yang selalu memberikan dukungan moril kepada penulis dalam penelitian ini.

10.Anggota-anggota penelitian (Syuhada, Malfi, Keyke, Winda dan David) yang setia menemani penulis dalam penelitian ini.

11.Semua teman-teman Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. 12.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu dalam pengantar ini.

Akhir kata dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat.

Medan, 22 Januari 2015 Penulis

(Mahsa Abolmaesoomi) Nim. 110600176


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……… HALAMAN PERSETUJUAN………. HALAMAN PENGESAHAN……….. KATA PENGANTAR……….

DAFTAR ISI……… vii

DAFTAR GAMBAR………... ix

DAFTAR TABEL……… x

DAFTAR LAMPIRAN..……….. xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang………. 1

1.2 Rumusan masalah……….... 3

1.3 Tujuan penelitian………. 3

1.4 Hipotesis……….. 3

1.5 Manfaat penelitian………... 3

. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kanalis Mandibularis……….. 5

2.1.1 Lokasi Kanalis Mandibularis………... 5

2.1.2 Variasi Penjalaran Kanalis Mandibularis………... 6

2.1.3 Radiografi Dalam Mengenali Kanalis Mandibularis………... 7

2.2 Radiografi Panoramik………….………. 7

2.2.1 Indikasi Penggunaan Radiografi Panoramik………... 8

2.2.2 Kontra Indikasi Penggunaan Radiografi Panoramik………..……. 8

2.2.3 Keuntungan Penggunaan Radiografi Panoramik……….... 8

2.2.4 Kekurangan Penggunaan Radiografi Panoramik……… 9


(8)

2.4 Kerangka Teori……….………... 12

2.5 Kerangka Konsep…...………. 13

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis penelitian……… 14

3.2 Lokasi dan waktu penelitian……… 14

3.3 Populasi dan sampel……… 14

3.3.1 Populasi……….. 14

3.3.2 Sampel……… 14

3.3.4 Besar sampel……… 15

3.4 Veriabel penelitian dan Definisi Operasional………. 15

3.4.1 Variabel Penelitian……….. 15

3.4.2 Definisi Operasional……… 16

3.5 Alat dan bahan ……… 18

3.6 Prosedur Penelitian ………. 18

3.7 Pengolahan dan analisis data………... 21

3.7.1 Pengolahan data………... 21

3.7.2 Analisis data……… 21

3.8 Ethical Clearence……… 22

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Data Demografis Sampel………. 23

4.2 Data Statistik Ukuran Dan Posisi Kanalis Mandibularis Kiri…….. 23

4.3 Analisis menggunakan uji beda dua mean independen (T-test Unpaired) 24 BAB 5 PEMBAHASAN……….. 26

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan……….. 31

6.2 Saran……… 31

DAFRTAR PUSTAKA ……….. 32 LAMPIRAN………


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Kanalis mandibularis dan saluran arteri dan nerve …...……… 5

2. Kanalis mandibularis………. 6

3. Kanalis mandibularis (panah hitam)……….. 7

4. Ukuran yang dihitung pada radiografi panoramik………. 10

5. Pengukuran kanalis mandibularis kiri dari D1 – D7 pada penelitian 19

6. Pengukuran kanalis mandibularis kiri dari D1 – D7………. 19


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Data statistik nilai rata-rata ukuran kanalis mandibularis kiri………... 22 2. Data statistik posisi kanalis mandibularis menurut Madeira (2003)… 23 3. Data analisis rasio R1, R2 dan R3……… 23 4. Data analisis ukuran D1 hingga D7……… 24


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kuesioner

2. Hasil pengukuran ukuran dan posisi kanalis mandibularis 3. Hasil perhitungan spss versi 19

4. Surat persetujuan komisi etik (ethical clearance) 5. Lembar penjelasan kepada calon responden

6. Surat pernyataan persetujuan subjek peneliti (Informed Consent) 7. Jadwal pelaksanaan penelitian

8. Rincian anggaran penelitian 9. Curriculum vitae


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanalis mandibularis merupakan bagian atau saluran yang terletak pada permukaan medial ramus mandibularis yang memanjang dari foramen mandibularis hingga foramen mentalis. Kanalis mandibularis juga merupakan saluran bertulang pada mandibula yang merupakan lewatan bagi sebahagian dari trigeminal nerve dan juga saluran darah yang memberi suplai darah kepada gigi-geligi rahang bawah.1

Kanalis mandibularis dapat dilihat melalui pemeriksaan radiografi seperti radiografi panoramik, Computed Tomography (CT) Scan dan Conventional Tomography.Jenis radiografi panoramik digunakan secara meluas karena mempunyai kelebihan dalam menyediakan gambaran kedua rahang secara keseluruhan dan dosis radiasi yang diterima oleh individu rendah serta biaya yang harus dikeluarkan lebih rendah jika dibandingkan dengan Computed Tomography Scan dan Conventional Tomography. Jadi radiografi panoramik merupakan jenis radiografi yang paling banyak dipilih dalam melihat kanalis mandibularis.2

Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan untuk meneliti apakah terdapat perbedaan morfologi dan morfometrik pada kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin dan umur.Penelitian oleh Amorim et al (2009) tentang deskripsi morfologi dan morfometrik kanalis mandibularismenggunakan radiografi panoramik didapatkan hasil terdapat perbedaan signifikan ukuran vertikal posisi kanalis mandibularis antara pria dan wanita. Kesimpulan penelitian Amorim M.M et al didapatkan bahwa posisi dan ukuran kanalis mandibularisdipengaruhi oleh jenis kelamin.3

Penelitian oleh Rashidet al(2011) tentang analisis morfometrik kanalis mandibularis dan posisinya berhubungan dengan jenis kelamin dan umur menggunakan radiografi panoramik di Iraq didapatkan perbedaan yang signifikan pada enam ukuran linear pada kanalis mandibularis antara pria dan wanita. Pada pria posisi kanalis mandibularis lebih mendekati apeks gigi dan ukuran kanalis


(13)

mandibularis secara vertikal lebih besar.4 Penelitian Elow dan Hans (2002) menyatakan bahwa pada usiadewasa, tingkat kecepatan pertumbuhan rahang lebih tinggi pada pria dimana dimensi kraniofasial pada pria lebih besar 5 - 9% dibandingkan wanita.5

Peneitian Rashid et al (2011) tentang penentuan jenis kelamin melalui ukuran dan posisi mandibular foramina and mental pada foto panoramik didapakan hasil bahwa ukuran dan posisi vertikal kanalis mandibularis lebih tinggi pada pria dibanding wanita.6 Penelitian Simonton et al (2009) tentang perbandingan posisi inferior alveolar nerve (IAN) pada kanalis mandibularis dihubungkan dengan jenis kelamin dan umur didapatkan hasil bahwa pada wanita posisi dan ukuran dari vertikal serta horizontal IAN pada kanalis mandibularis lebih pendek dan lebih rendah ke ramus mandibular dibanding pria.7

Radiografi panoramik yang juga dikenal sebagai orthopanthography (OPG) dan panoramic tomography merupakan sebuah teknik radiografi yang dapat menggambarkan representasi lengkap rahang atas, rahang bawah, gigi geligi, temporomandibular joint (TMJ) dan juga bagian dari sinus maksilaris. Kemampuan luar biasa radiografi panoramik memberi kesempatan kepada dokter gigi untuk merekam dan menganalisa semua komponen mastikasi dan hubungan timbal baliknya.8

Berbagai komplikasi dapat terjadi apabila dilakukan anestesi lokal pada mandibular. Hal ini dapat dicegah dengan pengambilan radiografi sebelum melakukan perawatan terutama dalam pembedahan impaksi molar tiga, implan dan split ramus osteotomy untuk menghindari terkenanya nervus alveolaris inferior yang terdapat dalam kanalis mandibularis sehingga menimbulkan komplikasi-komplikasi seperti perdarahan, parestesi dan trauma.9

Adanya perbedaan yang signifikan pada analisis ukuran dan posisi kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin pada berbagai penelitian sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimanakah analisis ukuran dan posisi kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin yang dilakukan pada sampel yang berbeda.


(14)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah yaitu:

1. Apakah terdapat perbedaannilai rata-rataukuran kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin.

2. Apakah terdapat perbedaan posisi kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui adanya perbedaan nilai rata-rata ukuran kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin.

2. Untuk mengetahui adanya perbedaan posisi kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin.

1.4 Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini adalah:

1. Terdapat perbedaan nilai rata-rata ukuran kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin.

2. Terdapat perbedaan posisi kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin.

1.5 Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu: Secara teoritis :

Diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai analisis ukuran dan posisi kanalis mandibular berdasarkan jenis kelamin yang berguna sebagai masukan bagi para tenaga kesehatan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.


(15)

Diharapkan dapat menjadi pedoman bagi dokter gigi yang akan melakukan anestesi lokal untuk perawatan dan pembedahan yang dilakukan pada rahang bawah mengenai nilai rata-rata ukuran dan posisi kanalis mandibularis pada pria dan wanita.


(16)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada tinjauan pustaka membahas mengenai kanalis mandibularis, radiografi panoramik, kerangka teori dan kerangka konsep.

2.1 Kanalis Mandibularis

Kanalis mandibularis dialiri oleh vena alveolaris inferior, nervus alveolaris inferior danarteri alveolaris inferior. Selain arteri dan vena, kanalis ini juga dialiri cabang nervus trigeminus yaitu nervus mandibularis.10,11

Gambar 1. Kanalis mandibularis dan saluranarteri dan nervus10

2.1.1 Lokasi Kanalis Mandibularis

Kanalis internal berjalan melintang melalui bagian tengah rahang bawah dari posterior ke anterior.Kanalis ini menuju ke bawah secara miring dalam ramus, dan kemudian secara horisontal di dalam body mandibular.Kanalis ini terletak dibawah alveoli.Kanalis ini berhubungan dengan alveoli melalui lubang kecil.Kanalis ini berjalan sejajar dengan foramen mandibularis dan foramen mentalis.Foramen


(17)

mandibularis merupakan tempat jalan masuk kanalis di bagian posterior ramus.Bagian anterior body of mandible merupakan jalan keluar untuk pembuluh darah dan saraf mentalis dari kanalis. Pada saat kanalis mandibularis mencapai insisivus, maka akan berubah dan berhubungan dengan foramen mentalis. Melalui foramen mentalis,akan dilalui sebuah kanalis kecil yang disebut kanalis mandibularis insisivus. Ia berjalan ke rongga yang mengandung gigi insisivus. Nervus, pembuluh darah dan arteri ini berhubung dengan dental alveoli melalui bagian-bagian kecil. Kanalis mandibularis juga dikenali sebagai Canalis mandibulae dalam bahasa Latin dan Canal mandibulaire dalam bahasa Perancis.10

Gambar 2. Kanalis mandibularis10

2.1.2 Variasi Penjalaran Kanalis Mandibularis

Penyimpangan pada kanalis mandibularis yang berasal dari foramen mandibularis merupakan bifid mandibular canal.Tiap cabang kanalis ini mempunyai neurovascular bundle.Dalam 50% radiografi panoramik didapati posisi kanalis mandibularis lebih dekat ke apeks gigi molar dua.Dalam 40% dari radiografi panoramik didapati kanalis mandibular diletak jauh dari apeks gigi geligi. Apeks gigi


(18)

terletak dekat pada kanalis mandibularis hanya pada 10% dari radiografi panoramik.10,11

2.1.3 Radiografi Dalam Mengenali Kanalis Mandibularis

Gambaran radiografi kanalis mandibularis adalah radiolusen dengan batas linier radiopak tipis, tepi superior dan inferior terdiri dari tulang lamella yang berhubungan langsung dengan kanalis. Kadang-kadang perbatasan terlihat hanya sebagian atau tidak sama sekali. Lebar kanalis mandibularis mempunyai beberapa variasi dari individu tetapi anterior biasanya agak konstan ke daerah molar ketiga.Penjalaran kanalis ini jelas kelihatan dari foramen mandibularis hingga foramen mentale. Jarang dapat dilihat gambaran kelanjutan kanalis mandibularis di anterior yang menuju ke garis tengah pada radiograf.12


(19)

2.2 Radiografi Panoramik

Radiografi panoramik atau disebut juga pantomography adalah sebuah teknik radiografi yang menghasilkan sebuah gambaran radiografi yang mencakup maksila dan juga mandibula serta struktur antomi yang lainnya dalam satu film.14 Radiografi panoramik telah menjadi suatu komponen yang penting untuk membantu dokter gigi dalam mendiagnosa.14,15

2.2.1. Indikasi Penggunaan Radiografi Panoramik

Indikasi menggunakan radiografi panoramik adalah seperti berikut:14

1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak dan remaja bagi melihat fase gigi bercampur atau pemeriksaan gigi molar 3.

2. Pemeriksaan gigi penuh pada dewasa. 3. Pemeriksaan edontulus penuh dan sebagian.

4. Pemeriksaan tulang rahang dan wajah selepas trauma. 5. Evaluasi pertumbuhan tulang yang berlebihan.

6. Pemeriksaan sebelum pembedahan yang melibatkan rahang. 7. Evaluasi dan pemeriksaan temporomandibular joint.

2.2.2. Kontra indikasi Penggunaan Radiografi Panoramik

Kontra indikasi pengunaan radiografi panoramik adalah seperti berikut:16 1. Tidak sesuai digunakan untuk menentukan panjang akar gigi. 2. Tidak sesuai digunakan untuk menilai kondisi kondilus.

3. Tidak sesuai digunakan untuk mendeteksi karies pada bagian oklusal, palatal dan lingual.


(20)

2.2.3. Keuntungan Penggunaan Radiografi Panoramik

Keuntungan penggunaan radiografi panoramik adalah seperti berikut:15

1. Bagian rahang yang tidak dapat terlihat dengan menggunakan radiografi periapikal, dapat terlihat dengan menggunakan radiografi panoramik.

2. Dapat dilihat gigi supernumerary

3. Dapat memeriksa pertumbuhan dan perkembangan gigi anak. 4. Dapat melihat lesi besar pada rahang.

5. Dapat mendeteksi abnormalitas pada bagian struktur lain seperti sinus maksilaris dan jaringan lunak leher.

6. Sangat berguna dalam pemeriksaan tempat implantasi atau pemeriksaan alveolar ridge sebelum pembuatan gigi palsu bagi pasien edentulus.

7. Temporomandibular joint dapat dilihat dengan jelas.

8. Penyakit sistemik seperti osteoporosis dan hyperparathyroidism dapat diditeksi.

9. Pasien tidak perlu membuka mulut semasa pengambilan foto panoramik.

10.Dosis radiasi bagi foto panoramik kurang dan tidak bahaya.

2.2.4 Kekurangan Penggunaan Radiografi Ranoramik

Kekurangan penggunaan radiografi panoramik adalah seperti berikut:15

1. Karies gigi dan penyakit periodontal tidak jelas pada foto panoramik dan lebih jelas pada foto periapikal.

2. Pengukuranuntuk penempatan implant kurang jelas dan perlu dilakukan dengan foto periapikal.

3. Pengukuran saluran akar kurang jelas dan harus diukur menggunakan foto periapikal.


(21)

2.3 Cara Pengukuran Kanalis Mandibularis

Pada radiografi panoramik, dapat dilakukan pengukuran terhadap kanalis mandibularis, dimana pengukuran dilakukan secara linear vertikal.3

Gambar 4. Ukuran yang dihitung pada radiografi panoramik.3

Terdapat tujuh pengukuran vertikal yang akan dilakukan pada radiografi panoramik yaitu:3

1. D1- jarak vertikal antara batas titik inferior foramen mentalis hingga batas titik inferior dasar mandibular.

2. D2- jarak vertikal antara batas titik superior foramen mentalis hingga batas titik superior puncak alveolar.

3. D3- jarak vertikal antara batas titik inferior kortikal kanalis mandibularis hingga batas titik inferior dasar mandibula pada anterior ramus mandibularis.

4. D4- jarak vertikal antara batas titik superior kortikal kanalis mandibularis hingga batas titik inferior oblique line.


(22)

5. D5- jarak vertikal antara batas titik paling inferior kortikal kanalis mandibularis hingga batas titik inferior dasar mandibular.

6. D6- jarak vertikal antara batas titik inferior mandibular notch hingga batas titik superior foramen mandibularis.

7. D7- jarak vertikal antara batas titik inferior mandibular notch hingga batas titik inferior ramus mandibularis.

Berdasarkan ukuran yang dilakukan, dihitung rasio seperti berikut:3

1. R1- rasio antara ukuran D1 dan D2 untuk menentukan posisi vertikal foramen mentalis.

2. R2- rasio antara ukuran D3 dan D4 untuk menentukan jalur kanalis mandibularis.

3. R3- rasio antara ukuran D6 dan D7 untuk menentukan posisi vertikal foramen mandibularis.


(23)

2.4 Kerangka Teori

Kanalis Mandibularis

Radiografi Panoramik Digital

Lokasi Variasi

Cara Pengukuran Definisi Indikasi dan kontraindikasi Keuntungan dan kerugian Ukuran Posisi D1- jarak vertikal antara batas titik inferior foramen

mentalis hingga batas titik inferior dasar mandibular.

1. Kanalis mandibularis dekat ke apeks gigi molar 3.

D2- jarak vertikal antara batas titik superior foramen mentalis hingga batas titik superior puncak alveolar.

D3- jarak vertikal antara batas titik inferior kortikal kanalis mandibularis hingga batas titik inferior dasar mandibula pada anterior ramus mandibularis.

D4- jarak vertikal antara batas titik superior kortikal kanalis mandibularis hingga batas titik inferior oblique line.

D5- jarak vertikal antara batas titik paling inferior kortikal kanalis mandibularis hingga batas titik inferior dasar mandibular.

D6- jarak vertikal antara batas titik inferior

mandibular notch hingga batas titik superior foramen mandibularis.

D7- jarak vertikal antara batas titik inferior

mandibular notch hingga batas titik inferior ramus mandibularis

2. Kanalis mandibularis dekat ke semua apeks gigi molar.

3. Kanalis mandibularis jauh dari semua apeks gigi molar.


(24)

2.5 Kerangka Konsep

Mahasiswa FKG USU berumur 17-20 tahun

Radiografi Panoramik Digital

pria wanita

Radiograf Kanalis Mandibularis

Ukuran Posisi

Dibandingkan nilai rata-rata antara pria dan wanita

D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7

R1 (D1/D2) R2 (D3/D4) R3 (D6/D7)

3 2


(25)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini di bagian Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Universitas Sumatera Utara.Waktu penelitian pada September - Desember 2014.

3.3 Populasi Dan Sampel

3.3.1 Populasi

Seluruh mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU yang berumur 17 hingga 20 tahun dan memenuhi kriteria inklusi.Cara pengumpulan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling.

Kriteria inklusi sampel adalah: (1) mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara berusia 17-20 tahun. (2) menyetujui dan menandatangani informed concent.

Kriteria eksklusi sampel adalah: (1) pernah mengalami trauma pada rahang bawah. (2) edentulous pada bagian posterior rahang bawah. (3) menderita penyakit sistemik.


(26)

3.3.4 Besar Sampel

Perhitungan besar sampel pada penelitian ini menggunakan rumus:

n = 2 SD (Z1-α + Z1-β)2 (µ1 - µ2)2

n = 2(0,69) (1,64 + 0,84)2 (0,63)2

n = 21,38 n = 22 sampel

Keterangan:

n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan

SD = Standar deviasi (0,69)

Z1-α = Derajat kepercayaan tipe I 10% (1.64)

Z1-β = Derajat kepercayaan tipe II 20% (0,84)

µ1 - µ2 = Selisih mean

Jumlah sampel minimal yang diperlukan pada penelitian ini adalah 22 orang.Pada penelitian ini menggunakan sampel sebanyak50 orang yaitu 25 pria dan 25 wanita.

3.4Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian a. Variabel bebas: jenis kelamin

b. Variabel terikat: ukuran dan posisi kanalis mandibularis pada radiografi panoramik.


(27)

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional dari variabel- variabel tersebut adalah:

Variabel Definisi Operasional Skala Alat Ukur Hasil Pengukuran

Ukuran Kanalis Mandibula ris

Ukuran vertikal linear yang diukur pada radiograf panoramik.

Numerik Komputerisasi D1- jarak vertikal antara batas titik inferior foramen mentalis hingga batas titik inferior dasar mandibular.

D2- jarak vertikal antara batas titik superior foramen mentalis hingga batas titik superior puncak alveolar.

D3- jarak vertikal antara batas titik inferior kortikal kanalis mandibularis hingga batas titik inferior dasar mandibula pada anterior ramus mandibularis.

D4- jarak vertikal antara batas titik superior kortikal kanalis mandibularis hingga batas titik inferior oblique line. D5- jarak vertikal antara batas titik paling inferior kortikal kanalis mandibularis hingga batas titik inferior dasar mandibular.

D6- jarak vertikal antara batas titik inferior mandibular notch hingga batas titik superior foramen mandibularis.

D7- jarak vertikal antara batas titik inferior mandibular notch hingga batas titik inferior ramus mandibularis.


(28)

Variabel Definisi Operasional Skala Alat Ukur Hasil Pengukuran Posisi Kanalis Mandibula ris Kedekatan posisi kanalis mandibularis dengan apeks gigi posterior rahang bawah menurut Madeira (2003) dilihat dari radiograf panoramik.

Kategori k

Visual 1.Dekat ke molar tiga.

2. Dekat ke semua gigi molar. 3. Jauh dari semua gigi molar.

Radiografi panoramik Digital

Radiografi ekstraoral yang memperlihatkan struktur tulang dan gigi pada rahang atas dan rahang bawah secara keseluruhan

Komputer

Usia Usia 17-20 tahun saat

dilakukan radiografi panoramik dihitung sejak ulang tahun terakhir.

Kategori k


(29)

3.5 Alat dan Bahan Penelitian Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Pesawat radiografi Orthopantomograph OP200 D Oktober 2012 b. Komputer Asus

c. Program SPSSversi 19 d. Alat tulis

Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Lembar pencatatan

3.6 Prosedur Penelitian

a. Peneliti memberikan lembar kuesioner kepada subjek penelitian.

b. Peneliti mengumpulkan kuesioner yang telah diisi dan melakukan screening untuk mendapatkan sampel yang sesuai kriteria.

c. Peneliti meberikan informed consent kepada subjek penelitian. Setelah subjek penelitian setuju, maka dilakukan radiografi panoramik di unit Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

d. Melakukan pengukuran morfometrik kanalis mandibularis sebelah kiri dengan cara (Gambar 4):

• Membuka softwearCliniView versi 10.1.2 dan tekan search untuk membuka foto panoramik yang ingin dibuka.

• Tekan imagedan create copy untuk menghasilkan suatu foto panoramik yang sama dengan aslinya.

• Tekan contrast brightness dan zoom untuk memperbesar radiograf supaya lebih jelas dan terang.

• Tekan measurement (line) untuk mebuat garis lurus vertikal pada tujuh bagian yang akan diperiksa yaitu D1 – D7.


(30)

Gambar 5. Pengukuran kanalis mandibularis sebelah kiri dari D1 – D7 pada penelitian (dokumen pribadi)

Gambar 6. Hasil pengukuran kanalis mandibularis kiri dari D1-D7

D1

D2

D3

D4

D5

D6


(31)

e. Mencatat hasil pengukuran yang diperoleh berdasarkan jenis kelamin. f. Berdasarkan ukuran yang diperoleh, dihitung rasio seperti berikut:

• R1- rasio antara ukuran D1 dan D2 • R2- rasio antara ukuran D3 dan D4 • R3- rasio antara ukuran D6 dan D7

g. Mencatat posisi kanalis mandibularis secara visual menurut Madeira (2003) yaitu Posisi 1 – Posisi 3.

Gambar 7. Posisi kanalis mandibularis pada hasil penelitian A. Posisi 1, B. Posisi 2, C. Posisi 3.

h. Melakukan hal yang sama pada setiap radiograf panoramik. i. Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan radiologist.

j. Menganalisis data yang telah diperoleh.

A

B


(32)

3.7 Pengolahan dan Analisis Data

3.7.1 Pengolahan Data

Pengolahan data akan dilakukan dengan program komputer berupa SPSS versi 19 dan selanjutnya dilakukan analisis data.

3.7.2 Analisis Data

Data statistik yang diperoleh pada penelitian ini adalah nilai mean dari ukuran vertikal linear pada kanalis mandibularis pria dan wanita. Selanjutnya untuk melihat perbedaan kedua kelompok tersebut, dilakukan analisis menggunakan uji beda dua mean independen (T-test Unpaired) dengan menggunakan Confidence Interval (CI) sebesar 95% dan signifikasi statistik diperoleh jika nilai p < 0,05. Jika nilai p > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan.

3.8 Ethical Clearence

Mengajukan lembar persetujuan pelaksanaan penelitian kepada Komisi Etik Penelitian kesehatan berdasarkan ketentuan etika yang bersifat internasional maupun nasional dengan nombor: 578/KOMET/FK USU/2014.


(33)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Data Demografis Sampel

Sampel yang menyetujui informed consent terdiri dari 50 orang (25 orang pria dan 25 orang wanita) yang berumur dari 17 tahun hingga 20 tahun. Kemudian dilakukan wawancara dan dilakukan radiografi panoramik di bagian Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

4.2 Data Statistik Ukuran Kanalis Mandibularis Kiri

Nilai rata-rata ukuran vertikal linear pada kanalis mandibularis kiri, didapatkan bahwa nilai D1, D2, D4, D5, D6 dan D7 lebih besar pada pria dibandingkan dengan wanita, sedangkan D3 lebih kecil pada pria dibandingkan dengan wanita. Nilai rasio R1 dan R2 lebih besar pada wanita sedangkan R3 lebih besar pada pria.

Tabel 1. Data statistik nilai rata-rata ukuran kanalis mandibularis kiri.

Pengukuran (mm) Pria Wanita

D1 13.1 11.17

D2 16.0 13.18

R1 0.20 0.87

D3 9.9 10.16

D4 15.31 13.06

R2 0.71 0.82

D5 7.83 6.8

D6 10.14 8.06

D7 44.26 39.25


(34)

4.3 Data Statistik Posisi Kanalis Mandibularis Kiri

Hasil yang diperoleh pada pria dan wanita didapatkan posisi kanalis mandibularis lebih banyak dijumpai pada posisi 1 yaitu kanalis mandibularis dekat dengan apeks gigi molar 3 (Madeira 2003).

Tabel 2. Data statistik posisi kanalis mandibularis menurut Madeira (2003).

Jenis Kelamin

Posisi Kanalis Mandibularis 1 2 3 Pria 11 (44%) 5 (20%) 9 (36%) Wanita 13 (52%)4 (16%) 8 (32%)

4.4 Analisis Menggunakan Uji Beda Dua Mean Independen (T-test

Unpaired)

Hasil yang diperoleh dari analisis uji beda dua mean (T-test Unpaired) didapatkan nilai p < 0.05 pada ukuran D1, D2, D4, D5, D6 dan D7. Pada ukuran D3 dari analisis uji beda 2 mean (T-test Unpaired) didapatkan nilai p > 0.05.

Tabel 3. Data analisis ukuran D1 hingga D7

Significance (2-tailed)

D1 0.001

D2 0.000

D3 0.681

D4 0.021

D5 0.031

D6 0.020


(35)

Hasil yang diperoleh dari data analisis uji beda dua mean (T-test Unpaired) didapatkan pada R1, R2 dan R3hasil nilai p > 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan.

Tabel 4.Data analisis rasio R1, R2 dan R3.

Significance (2-tailed)

R1 0.550

R2 0.172


(36)

BAB 5 PEMBAHASAN

Pada penelitian ini menggunakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU yang berumur dari 17 hingga 20 tahun.Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan ukuran dan posisi kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin.Informasi jenis kelamin dan umur didapatkan dengan melakukan wawancara dan pengisisan kuesioner.Seleksi sampel dilakukan secara acak. Setelah dilakukan pengisian informed consent, selanjutnya sampel melakukan radiografi panoramik digital.

Pada penelitian ini dilakukan uji beda dua mean (T-test Unpaired) untuk melihat perbedaan signifikan pada ukuran kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin. Kemudian dilakukan perbandingan nilai rata-rata antara pria dan wanita pada ukuran D1 hingga D7.

Ukuran D1 merupakan ukuran jarak vertikal antara batas titik inferior foramen mentalis hingga batas titik inferior dasar mandibular. Pada pengukuran D1, didapatkan hasil ukuran nilai rata-rata pada pria (13,1) lebih besar dibandingkan dengan hasil ukuran nilai rata-rata pada wanita (11,17). Dari hasil analisis T-test Unpaired didapatkan nilai p (0,001) dimana nilai p < 0,05. Terdapat perbedaan yang siginifikan pada ukuran D1 berdasarkan jenis kelamin.

Ukuran D2 adalah jarak vertikal antara batas titik superior foramen mentalis hingga batas titik superior puncak alveolar. Pada pengukuran D2, didapatkan nilai rata-rata pada pria (16,0) lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata pada wanita (13,18). Dari hasil analisis T-test Unpaired didapatkan nilai p (0,000) yaitu p < 0,05. Terdapat perbedaan yang signifikan pada ukuran vertikal D2 berdasarkan jenis kelamin.

R1 merupakan nilai rasio antara ukuran D1 dan D2.Perhitungan nilai ini adalah untuk meneliti posisi vertikal foramen mentalis. Hasil analisis data R1 (D1/D2) didapatkan nilai p (0,550) yaitu p > 0,05. Tidak terdapat perbedaan yang


(37)

signifikan pada ukuran R1 berdasarkan jenis kelamin. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian hasil Amorim et al (2009) dan Rashid S et al (2011) bahwa tidak terdapat perbedaan pada posisi vertikal foramen mentalis berdasarkan jenis kelamin. Pada penelitian ini didapatkan posisi foramen mentalis terletak lebih dekat ke dasar mandibula.Hal ini sesuai dengan penelitian Teerijoki-Oksa et al (2002). Penentuan posisi foramen mentalis penting untuk menentukan posisi yang tepat pada saat melakukan anastesi nervus mentalis dan perawatan implan pada regio gigi premolar.3

Ukuran D3 adalah jarak vertikal antara batas titik inferior kortikal kanalis mandibularis hingga batas titik inferior dasar mandibular pada anterior ramus mandibular. Pada pengukuran D3, nilai rata-rata pada wanita (10,16) lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata pada pria (9,9). Dari hasil analisis T-test Unpaired didapatkan nilai p (0,681) yaitu nilai p > 0,05. Tidak dijumpai perbedaan yang signifikan pada ukuran D3 berdasarkan jenis kelamin.

Ukuran D4 merupakan jarak vertikal antara batas titik superior kortikal kanalis mandibularis hingga batas titik inferior oblique line. Pada pengukuran D4, didapatkan nilai rata-rata pada pria (15,31) adalah lebih besar dibanding dengan nilai rata-rata pada wanita (13,06). Dari hasil analisis T-test Unpaired didapatkan nilai p (0,021) dimana nilai p < 0,05. Dijumpai perbedaan yang signifikan pada ukuran D4 berdasarkan jenis kelamin.

R2 merupakan nilai rasio antara D3 dan D4.R2 diukur untuk menentukan posisi vertikal jalur kanalis mandibularis dalam mandibular. Dari hasil analisis T-test Unpaired, didapatkan hasil nilai p (0,172) yaitu P > 0,05. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada pengukuran R2 berdasarkan jenis kelamin. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Simonton et al (2009), Amorim et al (2009) dan Rashid S et al (2011) yang menyatakan bahwa, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada posisi jalur kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin. Secara umum posisi jalur inferior alveolar nerve yang terletak pada kanalis mandibularis adalah sama pada pria dan wanita dan tidak terpengaruh dengan faktor kelamin dan umur.7

Ukuran D5 adalah jarak vertikal antara batas titik paling inferior kortikal kanalis mandibularis hingga batas titik inferior dasar mandibular.D5 diukur untuk


(38)

meneliti curvature pada kanalis mandibularis. Pada pengukuran D5, didapatkan nilai rata-rata pada pria (7,83) lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata pada wanita (6,8). Dari hasil analisis T-test Unpaired didapatkan nilai p (0,031) yaitu nilai p < 0,05. Dijumpai perbedaan yang signifikan pada nilai D5 berdasarkan jenis kelamin.

Ukuran D6 adalah jarak vertikal antara batas titik inferior mandibular notch hingga batas titik superior foramen mandibularis. Pada pengukuran D6, didapatkan nilai rata-rata pada pria (10,14) lebih besar dibandingkan nilai rata-rata pada wanita (8,06). Dari hasil analisis T-test Unpaired diperoleh nilai p (0,020) yaitu nilai p < 0,05. Dijumpai perbedaan yang signifikan pada ukuran D6 berdasarkan jenis kelamin.

Ukuran D7 adalah jarak vertikal antara batas titik inferior mandibular notch hingga batas titik inferior ramus mandibula.Pada pengukuran D7, didapatkan nilai rata-rata pada pria (44.26) lebih besar dibanding dengan nilai rata-rata pada wanita (39.25). Dari analisis T-test Unpaired didapatkan nilai p (0,001) dimana p < 0,005. Terdapat perbedaan yang signifikan pada ukuran D7 berdasarkan jenis kelamin.

R3 merupakan nilai rasio antara ukuran D6 dan D7.R3 dihitung untuk meneliti posisi vertikal foramen mandibularis. Hasil analisis T-test Unpaired didapatkan nilai p (0,317) yaitu p > 0,05. Tidak dijumpai perbedaan yang signifikan pada posisi foramen mandibularis berdasarkan jenis kelamin. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Amorim et al (2009) dan Rashid S et al (2011) yang menyatakan bahwa posisi foramen mandibularis secara vertikal terletak pada regio tengah ramus mandibularis, dimana posisinya terletak rata-rata setengah dari jarak vertikal ramus mandibula.4 Hasil pengukuran ini penting dalam hal melakukan perencanaan perawatan untuk kasus pembedahan yang melibatkan ramus mandibular. Pada kasus pembedahan, penentuan dan lokalisir foramen mandibularis yang tepat dapat mencegah terjadinya pendarahan dan kerusakan permanen pada foramen mandibularis.4 Perawatan Saggital Oesteotomy pada mandibula yang dilakukan pada perawatan orthognati, penentuan posisi foramen mandibularis juga penting. Dengan penghitungan nilai rata-rata, dapat dilakukan estimasi regio dan lokasi dimana jarum anestesi harus dimasukkan dengan tepat.417


(39)

Dari hasil penelitian didapati nilai rata-rata pada ukuran D1, D2, D6 dan D7 lebih besar pada pria dibandingkan dengan wanita. Hasil penelitian ini adalah sama dengan penelitian Amorim et al (2009) dan Rashid et al (2011). Penelitian Enlow dan Hans (2002)mendapatkan hasil bahwa pada usiadewasa, tingkat kecepatan pertumbuhan rahang lebih tinggi pada pria dimana dimensi kraniofasial pada pria lebih besar 5 - 9% dibandingkan pada wanita.Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan hal ini, di antaranya adalah faktor hormon seks seperti estrogen dan progesteron. Selain itu, faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat kecepatan pertumbuhan rahang adalah tensi otot mastikasi. Apabila terjadinya proses mastikasi, otot mastikasi akan memberi tekanan terhadap tulang rahang dan hal ini akan menstimulasi pertumbuhan rahang. Pria mempunyai otot mastikasi yang lebih kuat dibandingkan dengan wanita.Faktor ini menyebabkan rahang pria lebih besar dibanding wanita.Dua faktor ini dapat menyebabkan perbedaan pada hasil ukuran D1, D2, D6 dan D7.3,4,6

Ukuran D3, D4 dan D5 menunjukkan jalur dan curvature pada kanalis mandibularis. Bagi hasil ukuran nilai rata-rata D3, didapati pada wanita nilai rata-rata D3 lebih besar dibandingkan dengan pria, tetapi, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada ukuran tersebut berdasarkan jenis kelamin. Hasil penelitian adalah sama dengan penelitian Amorim et al (2009) dan Rashid et al (2011). Nilai rata-rata D4 didapati lebih besar pada pria (15.31) dibandingkan dengan wanita (13.06) dan terdapat perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis kelamin.Bagi ukuran D5, didapati ukurannya lebih besar pada pria dan terdapat perbedaan yang siginifikan pada ukuran tersebut berdasarkan jenis kelamin. Hasil ini adalah sama dengan penelitian yang telah dilakukan sebelum yaitu penelitian Amorim et al (2009) dan Rashid et al (2011) bahwa pada wanita didapati posisi titik paling inferior kortikal kanalis mandibularis lebih rendah dan lebih dekat ke dasar mandibular dibandingkan dengan pria.

Penelitian ini juga meneliti posisi kanalis mandibularis menurut Madeira (2003). Hasil yang didapati adalah, pada kedua pria dan juga wanita, posisi kanalis mandibularis paling banyak dijumpai pada posisi 1 yaitu kanalis mandibularis adalah


(40)

dekat dengan apeks gigi molar tiga. Hasil penelitian ini adalah sama dengan hasil penelitian Rodrigues et al (2011). Dari hasil tersebut menyatakan bahwa posisi kanalis mandibularis tidak terpengaruh dengan jenis kelamin.18,19 Posisi kanalis mandibularis dijumpai dekat ke apeks gigi molar tiga, terdapat banyak resiko dalam melakukan ekstraksi gigi molar tiga. Pengetahuan tentang posisi kanalis mandibularis dan kedekatannya dengan apeks gigi posterior penting semasa dan selepas melakukan perawatan endodontik pada regio gigi posterior.20 Pengetahuan akurat tentang posisi inferior alveolar nerve penting supaya dapat menghindari terjadinya kesalahan atau iatrogenic error.21 Dokter gigi harus berhati-hati pada saat melakukan ekstraksi gigi molar tiga agar menghindari kerusakan inferior alveolar nerve.3 Resiko terjadinya kerusakan terhadap inferior alveolar nerve sewaktu ekstraksi gigi molar tiga adalah sebanyak 0,5% – 5 %. 4


(41)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai rata-rata enam ukuran vertikal linear kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin yaitu D1, D2, D4, D5, D6 dan D7.

2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada posisi kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin, dimana posisi paling banyak dijumpai pada pria dan wanita adalah posisi satu yaitu kanalis mandibularis dekat dengan apeks gigi molar tiga.

6.2 Saran

1. Disarankan pada penelitian berikutnya dapat diteliti sampel dengan menggunakan radiografi yang lain seperti CT scan supaya dapat terlihat dengan lebih jelas.

2. Disarankan kepada dokter gigi dan ahli bedah sebelum melakukan perawatan terutama sekali dalam melakukan anestesi, pembedahan impaksi molar tiga, implan dan split ramus osteotomy, gambaran radiografi kanalis mandibularis harus diambil untuk mencegah komplikasi yang dapat terjadi.


(42)

52

DAFTAR PUSTAKA

1. Nugraha, Andi Rahman,. 2006. Serat Optik. Bandar lampung : Penerbit Andi Yogyakarta .

2. Union, International Telecommunication (ITU). 2000. Recommendation G.652 Transmission Media Characteristics of a Single-mode Optical Fiber Cable. Geneva. 3. Pla, Juan Salvador Asensi. 2011. Design of Passive Optical Network. Valencia. Brno

University of Technology.

4. Senior, John M. 2009. Fiber Communications Principles and Practice : Third Edition. Londo: Pearson Education Limited..

5. Keiser, Gerd. 1991. Optical Fiber Communications. New York: McGraw-Hill.

6. Elliot, barry dan jhon crips. 2005. Serat Optik Sebuah Penghantar, edisi ke 3. Jakarta : Penerbit erlangga Jakarta.

7. PT Telekomunikasi tbk. 2012, Panduan Desain FTTH. Jakarta: PT Telekomunikasi tbk Divisi Akses.

8. Pramanabawa, Ida Bagus. 2012. Analisis Rise Time Budget dari STO ke Pelanggan Infrastuktur GPON ( Gigabit Passive Optical Network) PT Telekomnikasi Divisi Access Denpasar. Bali:Universitas Udayana.


(1)

signifikan pada ukuran R1 berdasarkan jenis kelamin. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian hasil Amorim et al (2009) dan Rashid S et al (2011) bahwa tidak terdapat perbedaan pada posisi vertikal foramen mentalis berdasarkan jenis kelamin. Pada penelitian ini didapatkan posisi foramen mentalis terletak lebih dekat ke dasar mandibula.Hal ini sesuai dengan penelitian Teerijoki-Oksa et al (2002). Penentuan posisi foramen mentalis penting untuk menentukan posisi yang tepat pada saat melakukan anastesi nervus mentalis dan perawatan implan pada regio gigi premolar.3

Ukuran D3 adalah jarak vertikal antara batas titik inferior kortikal kanalis mandibularis hingga batas titik inferior dasar mandibular pada anterior ramus mandibular. Pada pengukuran D3, nilai rata-rata pada wanita (10,16) lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata pada pria (9,9). Dari hasil analisis T-test Unpaired didapatkan nilai p (0,681) yaitu nilai p > 0,05. Tidak dijumpai perbedaan yang signifikan pada ukuran D3 berdasarkan jenis kelamin.

Ukuran D4 merupakan jarak vertikal antara batas titik superior kortikal kanalis mandibularis hingga batas titik inferior oblique line. Pada pengukuran D4, didapatkan nilai rata-rata pada pria (15,31) adalah lebih besar dibanding dengan nilai rata-rata pada wanita (13,06). Dari hasil analisis T-test Unpaired didapatkan nilai p (0,021) dimana nilai p < 0,05. Dijumpai perbedaan yang signifikan pada ukuran D4 berdasarkan jenis kelamin.

R2 merupakan nilai rasio antara D3 dan D4.R2 diukur untuk menentukan posisi vertikal jalur kanalis mandibularis dalam mandibular. Dari hasil analisis T-test Unpaired, didapatkan hasil nilai p (0,172) yaitu P > 0,05. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada pengukuran R2 berdasarkan jenis kelamin. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Simonton et al (2009), Amorim et al (2009) dan Rashid S et al (2011) yang menyatakan bahwa, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada posisi jalur kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin. Secara umum posisi jalur inferior alveolar nerve yang terletak pada kanalis mandibularis adalah sama pada pria dan wanita dan tidak terpengaruh dengan faktor kelamin dan umur.7

Ukuran D5 adalah jarak vertikal antara batas titik paling inferior kortikal kanalis mandibularis hingga batas titik inferior dasar mandibular.D5 diukur untuk


(2)

meneliti curvature pada kanalis mandibularis. Pada pengukuran D5, didapatkan nilai rata-rata pada pria (7,83) lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata pada wanita (6,8). Dari hasil analisis T-test Unpaired didapatkan nilai p (0,031) yaitu nilai p < 0,05. Dijumpai perbedaan yang signifikan pada nilai D5 berdasarkan jenis kelamin.

Ukuran D6 adalah jarak vertikal antara batas titik inferior mandibular notch hingga batas titik superior foramen mandibularis. Pada pengukuran D6, didapatkan nilai rata-rata pada pria (10,14) lebih besar dibandingkan nilai rata-rata pada wanita (8,06). Dari hasil analisis T-test Unpaired diperoleh nilai p (0,020) yaitu nilai p < 0,05. Dijumpai perbedaan yang signifikan pada ukuran D6 berdasarkan jenis kelamin.

Ukuran D7 adalah jarak vertikal antara batas titik inferior mandibular notch hingga batas titik inferior ramus mandibula.Pada pengukuran D7, didapatkan nilai rata-rata pada pria (44.26) lebih besar dibanding dengan nilai rata-rata pada wanita (39.25). Dari analisis T-test Unpaired didapatkan nilai p (0,001) dimana p < 0,005. Terdapat perbedaan yang signifikan pada ukuran D7 berdasarkan jenis kelamin.

R3 merupakan nilai rasio antara ukuran D6 dan D7.R3 dihitung untuk meneliti posisi vertikal foramen mandibularis. Hasil analisis T-test Unpaired didapatkan nilai p (0,317) yaitu p > 0,05. Tidak dijumpai perbedaan yang signifikan pada posisi foramen mandibularis berdasarkan jenis kelamin. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Amorim et al (2009) dan Rashid S et al (2011) yang menyatakan bahwa posisi foramen mandibularis secara vertikal terletak pada regio tengah ramus mandibularis, dimana posisinya terletak rata-rata setengah dari jarak vertikal ramus mandibula.4 Hasil pengukuran ini penting dalam hal melakukan perencanaan perawatan untuk kasus pembedahan yang melibatkan ramus mandibular. Pada kasus pembedahan, penentuan dan lokalisir foramen mandibularis yang tepat dapat mencegah terjadinya pendarahan dan kerusakan permanen pada foramen mandibularis.4 Perawatan Saggital Oesteotomy pada mandibula yang dilakukan pada perawatan orthognati, penentuan posisi foramen mandibularis juga penting. Dengan penghitungan nilai rata-rata, dapat dilakukan estimasi regio dan lokasi dimana jarum anestesi harus dimasukkan dengan tepat.417


(3)

Dari hasil penelitian didapati nilai rata-rata pada ukuran D1, D2, D6 dan D7 lebih besar pada pria dibandingkan dengan wanita. Hasil penelitian ini adalah sama dengan penelitian Amorim et al (2009) dan Rashid et al (2011). Penelitian Enlow dan Hans (2002)mendapatkan hasil bahwa pada usiadewasa, tingkat kecepatan pertumbuhan rahang lebih tinggi pada pria dimana dimensi kraniofasial pada pria lebih besar 5 - 9% dibandingkan pada wanita.Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan hal ini, di antaranya adalah faktor hormon seks seperti estrogen dan progesteron. Selain itu, faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat kecepatan pertumbuhan rahang adalah tensi otot mastikasi. Apabila terjadinya proses mastikasi, otot mastikasi akan memberi tekanan terhadap tulang rahang dan hal ini akan menstimulasi pertumbuhan rahang. Pria mempunyai otot mastikasi yang lebih kuat dibandingkan dengan wanita.Faktor ini menyebabkan rahang pria lebih besar dibanding wanita.Dua faktor ini dapat menyebabkan perbedaan pada hasil ukuran D1, D2, D6 dan D7.3,4,6

Ukuran D3, D4 dan D5 menunjukkan jalur dan curvature pada kanalis mandibularis. Bagi hasil ukuran nilai rata-rata D3, didapati pada wanita nilai rata-rata D3 lebih besar dibandingkan dengan pria, tetapi, tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada ukuran tersebut berdasarkan jenis kelamin. Hasil penelitian adalah sama dengan penelitian Amorim et al (2009) dan Rashid et al (2011). Nilai rata-rata D4 didapati lebih besar pada pria (15.31) dibandingkan dengan wanita (13.06) dan terdapat perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis kelamin.Bagi ukuran D5, didapati ukurannya lebih besar pada pria dan terdapat perbedaan yang siginifikan pada ukuran tersebut berdasarkan jenis kelamin. Hasil ini adalah sama dengan penelitian yang telah dilakukan sebelum yaitu penelitian Amorim et al (2009) dan Rashid et al (2011) bahwa pada wanita didapati posisi titik paling inferior kortikal kanalis mandibularis lebih rendah dan lebih dekat ke dasar mandibular dibandingkan dengan pria.

Penelitian ini juga meneliti posisi kanalis mandibularis menurut Madeira (2003). Hasil yang didapati adalah, pada kedua pria dan juga wanita, posisi kanalis mandibularis paling banyak dijumpai pada posisi 1 yaitu kanalis mandibularis adalah


(4)

dekat dengan apeks gigi molar tiga. Hasil penelitian ini adalah sama dengan hasil penelitian Rodrigues et al (2011). Dari hasil tersebut menyatakan bahwa posisi kanalis mandibularis tidak terpengaruh dengan jenis kelamin.18,19 Posisi kanalis mandibularis dijumpai dekat ke apeks gigi molar tiga, terdapat banyak resiko dalam melakukan ekstraksi gigi molar tiga. Pengetahuan tentang posisi kanalis mandibularis dan kedekatannya dengan apeks gigi posterior penting semasa dan selepas melakukan perawatan endodontik pada regio gigi posterior.20 Pengetahuan akurat tentang posisi inferior alveolar nerve penting supaya dapat menghindari terjadinya kesalahan atau iatrogenic error.21 Dokter gigi harus berhati-hati pada saat melakukan ekstraksi gigi molar tiga agar menghindari kerusakan inferior alveolar nerve.3 Resiko terjadinya kerusakan terhadap inferior alveolar nerve sewaktu ekstraksi gigi molar tiga adalah sebanyak 0,5% – 5 %. 4


(5)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai rata-rata enam ukuran vertikal linear kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin yaitu D1, D2, D4, D5, D6 dan D7.

2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada posisi kanalis mandibularis berdasarkan jenis kelamin, dimana posisi paling banyak dijumpai pada pria dan wanita adalah posisi satu yaitu kanalis mandibularis dekat dengan apeks gigi molar tiga.

6.2 Saran

1. Disarankan pada penelitian berikutnya dapat diteliti sampel dengan menggunakan radiografi yang lain seperti CT scan supaya dapat terlihat dengan lebih jelas.

2. Disarankan kepada dokter gigi dan ahli bedah sebelum melakukan perawatan terutama sekali dalam melakukan anestesi, pembedahan impaksi molar tiga, implan dan split ramus osteotomy, gambaran radiografi kanalis mandibularis harus diambil untuk mencegah komplikasi yang dapat terjadi.


(6)

52 DAFTAR PUSTAKA

1. Nugraha, Andi Rahman,. 2006. Serat Optik. Bandar lampung : Penerbit Andi Yogyakarta .

2. Union, International Telecommunication (ITU). 2000. Recommendation G.652 Transmission Media Characteristics of a Single-mode Optical Fiber Cable. Geneva. 3. Pla, Juan Salvador Asensi. 2011. Design of Passive Optical Network. Valencia. Brno

University of Technology.

4. Senior, John M. 2009. Fiber Communications Principles and Practice : Third Edition. Londo: Pearson Education Limited..

5. Keiser, Gerd. 1991. Optical Fiber Communications. New York: McGraw-Hill.

6. Elliot, barry dan jhon crips. 2005. Serat Optik Sebuah Penghantar, edisi ke 3. Jakarta : Penerbit erlangga Jakarta.

7. PT Telekomunikasi tbk. 2012, Panduan Desain FTTH. Jakarta: PT Telekomunikasi tbk Divisi Akses.

8. Pramanabawa, Ida Bagus. 2012. Analisis Rise Time Budget dari STO ke Pelanggan Infrastuktur GPON ( Gigabit Passive Optical Network) PT Telekomnikasi Divisi Access Denpasar. Bali: Universitas Udayana.


Dokumen yang terkait

Studi Perancangan Jaringan Akses Fiber To TheHome (ftth) Dengan MenggunakanTeknologi Gigabit Passive Optical Network (Gpon) di Perumahan Cbd Polonia Medan

6 24 61

Analisa Jaringan Untuk Layanan Broadband Berbasis Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON).

0 4 26

PERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABYTE PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI WILAYAH PERMATA BUAH BATU I DAN II DESIGN FIBER TO THE HOME (FTTH) ACCESS NETWORK USING TECHNOLOGY GIGABYTE PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) IN R

0 0 8

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) MENGGUNAKAN GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) HUAWEI DENGAN FIBER TERMINATION MANAGEMENT (FTM) UNTUK PERUMAHAN PESONA CIWASTRA VILLAGE BANDUNG DESIGN OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK USING GIGABIT PASS

0 1 10

PERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI PERUMAHAN BUMI ADIPURA, CLUSTER CEMPAKA

0 0 5

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) MENGGUNAKAN GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) UNTUK PERUMAHAN JINGGA BANDUNG DESIGN OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK USING GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) FOR JINGGA RESIDENCE BANDUNG

0 1 9

Perancangan Jaringan Akses Fiber To The Home (FTTH) dengan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) di Private Village, Cikoneng Design of Fiber to The Home Access Network Using Gigabit Passive Optical Network Technology at Private Village, Cikone

0 0 9

1 PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICALNETWORK (GPON) DI CENTRAL KARAWACI “REVIEW OF FIBER TO THE HOME DOWNSTREAM

0 1 8

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) UNTUK TOWER A BANDUNG TECHNOPLEX LIVING DESIGN OF FIBER TO THE HOME (FTTH) NETWORK WITH GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) FOR TOWER A APARTMENT BAND

0 1 6

CIGANITRI DESIGN AND ANALYSIS FIBER TO THE HOME ACCESS NETWORK USING GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK TECHNOLOGY (GPON) AT CIGANITRI

0 0 8