RESPON MASYARAKAT TERHADAP RISIKO BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI DI DESA TEGALMULYO KECAMATAN Respon Masyarakat Terhadap Risiko Bencana Erupsi Gunungapi Merapi Di Desa Tegalmulyo Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten.
RESPON MASYARAKAT TERHADAP RISIKO BENCANA ERUPSI
GUNUNGAPI MERAPI DI DESA TEGALMULYO KECAMATAN
KEMALANG KABUPATEN KLATEN
ARTIKEL PUBLIKASI
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
DisusunOleh:
IBNU PRAWACA
A610090028
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
RESPON MASYARAKAT TERHADAP RISIKO BENCANA ERUPSI
GUNUNGAPI MERAPI DI DESA TEGALMULYO KECAMATAN
KEMALANG KABUPATEN KLATEN
Ibnu Prawaca, A 610 090 028, Jurusan Pendidikan Geografi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
2014
Tujuan penilitian ini adalah mengetahui respon masyarakat terhadap risiko
bencana erupsi Gunungapi Merapi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode deskriptif kualitatif, dilakukan dengan menggunakan survey lapangan
melalui observasi, wawancara masyarakat. Hasil data yang di dapatkan dari
kesiapsiagaan masyarakat Desa Tegalmulyo, pengetahuan dan sikap setiap
individu dan rumah tangga mereka sudah memahami tentang terhadap risiko
bencana, kebijakan kesiapsiagaan berupa kesepakatan keluarga mengenai tempat
evakuasi melakukan / berpartisipasi simulasi evakuasi, sudah menerapkan 7
komponen rencana tanggap darurat seperti rencana penyelamatan keluarga (siapa,
melakukan apa), rencana evakuasi, pertolongan pertama untuk keluarga,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlengkapan dan peralatan yang sudah di siapkan,
fasilitas yang sudah dimilik untuk akses dengan bencana, tersedianya sumber
informasi untuk peringatan bencana dari pihak kelurahan Desa Tegalmulyo
adanya akses untuk mendapatkan informasi bencana, kepala keluarga dapat
melakukan tindakan yang tepat, serta mengikuti penyuluhan yang sudah
dilakukan. Warga Desa Tegalmulyo masih banyak yang belum mempersiapkan
tabungan untuk perbaikan akibat bencana dan masih menggantungkan bantuan
dari pemerintah.
Kata Kunci : respon, risiko, bencana
yang terdapat di dalam kawah. Air
PENDAHULUAN
Merapi
yang terdapat pada danau menjadi
aktif,
sangat panas pada saat erupsi, lahar
memiliki bentuk tipe stripe strato
yang terbentuk juga akan menjadi
yang erupsinya telah mengalami
panas sehingga dinamakan lahar
perbedaan jenis erupsi, yaitu erupsi
panas.Lahar dingin adalah lahar yang
letusan dan leleran ( Eko Teguh
terjadi bila selang waktunya cukup
Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan
lama setelah peristiwa letusan. Lahar
menghasilkan lidah lava, kubah lava,
merupakan
aliran piroklastika. Erupsi letusan
mengandung
menghasilkan jatuhan piroklastika
bongkah-bongkah
yang terdiri dari batuan berukuran
sebagian
besar ( kerikil ) sampai berukuran
gunungapi. Bahaya lahar Gunungapi
halus. Batuan halus dapat jatuh pada
Merapi
jarak mencapai ratusan km dari
masyarakat.
kawah karena dapat terpengaruh oleh
yangditimbulkan
adanya
Aliran
kehilangan nyawa, tetapi juga hilang
piroklastika terdiri dari gas panas,
dan rusaknya harta benda sebagai
abu vulkanik, dan bebatuan. Aliran
aset penghidupan masyarakat.
Gunungapi
merupakan
gunung
hembusan
yang
angin.
aliran
lumpur
material
yang
rombakan
menyudut
besar
berasal
berdampak
luas
dari
bagi
Kerugian
bukan
hanya
ini dapat bergerak dari gunungapi
Menurut Benyamin Lakitan (
secara cepat dan menghasilkan gas
2010 ) letusan Gunungapi Merapi
yang sangat panas.
pada tahun 2010 yang memakan
korban lebih dari 350 jiwa. Lereng
Menurut Agung Mulyo ( 2009
) lahar adalah lumpur vulkanik yang
mengalir dari puncak gunungapi
menuju
Lahar
lereng
terdiri
piroklastika
gunung
atas
dan
tersebut.
bahan-bahan
batuan-batuan
lainnya yang bercampur dengan air,
baik air hujan maupun air danau
gunungapi Merapi ini termasuk padat
penduduknya,
terutama
karena
lahannya yang subur untuk usahatani
sayuran dan tanaman pangan. Pada
saat
meletus
tidak
kurang dari
350.000 jiwa diungsikan ke lokasi
yang lebih aman. Peristiwa erupsi
Gunungapi Merapi cukup membawa
dampak meluas, baik di wilayah-
seperti
wilayah sekitar Gunungapi Merapi
peternakan
sendiri
terjadinya erupsi gunungapi, erosi,
(
Kabupaten
Sleman,
persawahan,
dan
pertambangan,
Kota Yogyakarta,
Kabupaten
tanah
Magelang,
Magelang,
perubahan
bentang
Kabupaten Boyolali dan Klaten )
pendangkalan
sungai,
maupun
sejumlah spesies, rusaknya berbagai
Kota
wilayah
kabupaten
Purworejo,
Purwokerto,
kabupaten
lain,
seperti
Kebumen,
bahkan
Ciamis
hingga
Provinsi Jawa
longsor,
perkebunan,
habitat
flora
kerusakan
kebakaran
dan
hutan,
alam,
hilangnya
fauna
ekosistem.
hingga
Gagalnya
fungsi ekosistem tidak dapat lagi
mendukung kehidupan masyarakat.
Barat.
alam
Kualitas
bagi
drastis berikut dengan kesehatan dan
keberlangsungan lingkungan karena
pendidikan, bahkan manusia sebagai
frekuensi kejadiannya yang meluas
pengelola lingkungan hidup juga
di
terancam jiwa dan keselamatannya
Fenomena
menjadi
bencana
ancaman
banyak
negara
dan
telah
kesejahteraan
menurun
menimbulkan dampak yang luar
saat bencana terjadi.
biasa baik bagi manusia maupun
penanggulangan bencana dianggap
lingkungan.
sebagai
Indonesia
telah
tugas
Selama ini,
dan
kewajiban
semata,
sementara
menyusun undang-undang khusus
pemerintah
tentang penanggulangan
bencana.
masyarakat dan kelompok swadaya
Hal ini mengingat frekuensi kejadian
masyarakat ( KSM ) cenderung
dan dampaknya yang perlu ditangani
menjadi
secara
Undang-undang
mengambil peran dalam upaya untuk
Penanggulangan Bencana tahun 2007
pengurangan risiko bencana ( pra-
menjelaskan
bencana ).
serius.
bahwa
kerusakan
lingkungan merupakan salah satu
pihak
yang
kurang
Letusan gunungapi tidak akan
akibat yang harus dialami saat
memberikan
jenis
bencana alam terjadi. Kerusakan
ancaman
lingkungan yang ditimbulkan dapat
rawan bencana yang ada. Masyarakat
berupa rusaknya kawasan budi daya
harus mampu memahami bahaya
pada
dan
seluruh
tingkat
kawasan
yang mengancam, dan selanjutnya
dampak
mampu
ditanamkan
mengorganisasikan
diri
akibat
bencana
sehingga
harus
masyarakat
mengenai bagaimana, kemana, dan
siap dalam menghadi bencana yang
kapan harus mengungsi. Masyarakat
melanda. Kesadaran masyarakat dan
di titik rawan limpasan lahar harus
pengetahuan
pindah segera dan secepatnya kearah
kebencanaan letusan gunungapi akan
dataran tinggi. Zona evakuasi dan
lebih banyak lagi diketauhi oleh
rute pengungsian harus ditentukan
masyarakat
secara
merupakan tanggung
aman.
Masyarakat
harus
serta
karena
informasi
kebencanaan
jawab kita
dan
semua, terutama bagi masyarakat
prosedur evakuasi, sehingga mereka
yang tinggal di dekat wilayah rawan
tidak tetap berada di tempat tinggal
bencana letusan gunungapi kususnya
ketika bahaya telah datang atau
di Desa Tegalmulyo.
memahami
potensi
bahaya
mereka
telah
kembali
ancaman
masih
belum
ketika
berakhir.
Badan-badan pelayanan masyarakat
seperti polisi, pemadam kebakaran
dan
tentara,
difungsikan
untuk
membantu kelancaran pengungsian.
Kesadaran
masyarakat
sangat
diutamakan agar dapat mengurangi
korban akibat letusan Gunungapi
Merapi, selama ini masyarakat tidak
sadar akan bahaya yang ditimbulkan
Gunungapi
Merapi.
mengetahui
kapan
Untuk
terjadinya
bencana letusan Gunungapi Merapi
oleh karena itu perlu disiapkan
tanda-tanda
terjadi
masyarakat
jika
letusan.
tentang
sewaktu-waktu
Kesadaran
bahaya
dan
METODE PENELITIAN
Jenis
penelitian
digunakan
dalam
penelitian
yang
ini
adalah diskriptif kualitatif dengan
menggunakan strategi studi kasus.
Berdasarkan
diajukan,
permasalahan
strategi
penelitian
yang
ini
adalah studi kasus tunggal yang
dilakukan
dengan
menggunakan
sebuah kasus untuk menggambarkan
suatu isu atau perhatian. Studi kasus
yang memusatkan perhatian pada
suatu kasus secara mendetail dan
subjek yang diteliti terdiri dari satu
unit dan dibatasi pada aspek – aspek
yang sudah dipilih yang terarah
padatujuan penelitian ( Sugiyono,
wawancara,
2007 ).
dokumenter.
Menurut Suharsimi Arikunto (
1985 ) memberi batasan subjek
penelitian sebagai benda, hal atau
orang tempat data untuk variabel
penelitian
melekat,
dipermasalahkan.
penelitian
Subjek
penelitian
masyarakat
dan
Desa
ini
yang
dalam
adalah
Tegalmulyo,
Kecamatan Kemalang, Kabupaten
Klaten, yang dijadikan informan.
Obyek penelitian kualitatif bukan
semata – mata pada situasi sosial
yang terdiri dari tiga elemen di atas,
melainkan juga berupa peristiwa
alam, tumbuh – tumbuhan, binatang,
kendaraan,
dan
sejenisnya
(Sugiyono, 2007). Objek penelitiana
dalah respon masyarakat terhadap
risiko bencana Gunungapi Merapi di
Desa
Tegalmulyo,
Kecamatan
Kemalang, Kabupaten Klaten.
Teknik
pengumpulan
data
dalam penelitian ini teknik yang
digunakan untuk pengumpulan data
respon masyarakat terhadap risiko
bencana erupsi Gunungapi Merapi di
Desa
Tegalmulyo
Kecamatan
Kemalang Kabupaten Klaten adalah
observasi
dan
studi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peneliti melakukan penelitian
di Desa Tegalmulyo Kecamatan
Kemalang Kabupaten Klaten, sebab
lokasinya dekat dengan Gunungapi
Merapi yang mempunyai dampak
terhadap warga Desa Tegalmulyo.
Peneelitian ini dilakukan dengan
melakukan wawancara terhadap dua
puluh responden yang sudah dipilih
secara acak. Berikut hasil analisis
respon masyarakat desa tegalmulyo;
Tingkat
Siap
respon
Tidak
Siap
masyarak
at
Pengetah
Mengala
Belum
uan dan
mi erupsi
mengala
sikap
dan dalam mi erupsi
terhadap
pengetahu dan tidak
risiko
an sudah
mampu
bencana
dapat
menjelask
menjelask
an tentang
an tentang erupsi,
erupsi,
risiko dan
risiko dan
sikap
sikap
terhadap
terhadap
bencana.
bencana
, sudah
terdapat
erupsi.
terdapat
barak
Kebijaka
Sudah ada Belum
barrak
pengungsi
n dan
kesepakat
pengungsi an
panduan
an sesama kesepakat
an
sementara
keluarga
keluaraga
an sesame
sementara
, belum
untuk
dalam
keluarga
, sudah
adanya
dalam
adanya
kesiapan
menentuk
kesiapan
bekal dan
pengungsi an tempat
bekal dan
perlatan,
an
pengungsi
peralatan,
belum
sementara
an
mengikuti
mengikuti
yang
sementara
penyuluh
penyuluh
aman.
yang
an
an
aman.
bencana.
bencana.
kesiapsiag menentuk
aan
an tempat
ada
Rencana
Sudah
Tidak
Sistem
Sudah ada Belum
untuk
terdapat
terdapat
peringata
sumber
keadaan
rencana
rencana
n bencana informasi
darurat
penyelam
penyelam
dari
informasi
atan
atan
pemerinta
dari
warga,
warga,
h / kepala
pemerinta
terdapat
tidak
desa
h / kepala
setempat.
desa
kendaraan terdapat
pribadi
kendaraan
yang
pribadi
ada
sumber
setempat.
Kemamp
Sudah
Belum
membawa yang
uan untuk terlibat
ke
mobilisasi
dalam
dalam
pengungsi ke
sumber
penyuluh
penyuluh
an
pengungsi
daya
an
an
sementara
an, belum
bencana
bencana
membawa
terlibat
yang
yang
peersiapan berupa pakaian, makanan,
dilakukan
dilakukan
obat
pemerinta
pemerinta
kendaraan
–
obatan,
masker
untuk
serta
mempermudah
h, tersedia h, belum
menuju ke pengungsian sementara
bantuan
tersedia
yang berada di Dukuh Pucang.
untuk
bantuan
Selama Gunungapi Merapi belum
dana
untuk
meperlihatkan tanda – tanda bahaya (
perbaikan
dana
status siaga ) masyarakat Desa
setelah
perbaikan
Tegalmulyo
bencana,
setelah
aktifitas meski sering mendengar
melakuka
bencana,
gemuruh dari aktifitas gunungapi.
n
tidak
Selanjutnya jika pemerintah sudah
pemantau
melakuka
menetapkan status menjadi awas
an
n
masyarakat desa Tegalmulyo sudah
terhadap
pemantau
mengosongkan tempat yang rawan
aktifitas
an
bencana dan menuju tempat yang
gunungap
terhadap
aman
i.
aktifitas
pengungsian
gunungap
lapangan
i.
jaraknya jauh dari titik bahaya.
masih
dari
melakukan
bahaya.
yang
Desa
Tempat
aman
Dompol
berada
yang
Sumber : Lampiran Wawancara
Masyarakat saat di
Analisis
kebanyakan ada yang nekad kembali
Respon
Mmasyarakat
ke rumah untuk melihat kondisi
Tegalmulyo
Penyuluhan
dari
pihak
memberikan
pengungsian
rutin
dilakukan
kelurahan
akses
untuk
informasi
rumah
dan
hewan
ternak.
Kesimpulannya respon masyarakat di
Desa
Tegalmulyo
Kecamatan
peringatan bencana yang langsung di
Kemalang Kabupaten Klaten tinggi,
sampaikan oleh pak lurah. Untuk
baik dari pemerintah desa maupun
mengurangi risiko yang ditimbulkan
masyarakatnya.
dari bencana erupsi masyarakat di
membantu ma=warga evakuasi saat
Desa
erupsi terjadi dan warga sudah
Tegalmulyo
melakukan
Aparat
desa
melakukan
persiapan
makanan,
pakaian
dan
seperti;
peralatan dan perlengkapan seperti
surat
surat - surat berharga yang penting.
Pemerintah
daerah
risiko bencana masyarakat Desa
melaksanakan
penyuluhan
Tegalmulyo melakukan persiapan
untuk
seperti
tentang bencana erupsi.
berharga.
Untuk
siaga
menanggulangi
terhadap
aktifitas
Gunungapi Merapi, mengikuti saran
dari pemerintah, sehingga sewaktu –
membekali
sudah
guna
pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
waktu erupsi terjadi warga sudah
Arikunto, Suharsini. 1985. Metode
siap dan tidak ada korban jiwa akibat
penelitian. Jakarta : Rineka
erupsi.
Cipta.
Mulyo, Agung. 2009. Pengantar
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan
sudah
sesuai
dengan
tujuan dan dapat disimpulkan bahwa
Ilmu Kebumian. Bandung :
Pustaka Setia
Paripurno,
Eko
Teguh.
2008.
tingkat respon masyarakat terhadap
Karakterteristik
risiko bencana erupsi Gunungapi
Gunung api Merapi Sebagai
Merapi
Desa
Tegalmulyo
Respon
Perbedaan
Kemalang
Kabupaten
Erupsi
Sejak
di
Kecamatan
Lahar
Klaten sudah siap untuk menghadapi
Bandung:
bencana erupsi Gunungapi Merapi,
Padjajaran.
saat terjadi erupsi warga sudah
mengevakuasi keluarga dan segera
menuju ke pengungsian sementara.
Jenis
Holosen.
Universitas
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Pendidikan.
Bandung:
Alfabeta
Pemerintah daerah juga berperan
mengevakuasi warga agar tidak ada
korban
jiwa.
Upaya
untuk
http://benyaminlakitan.com/2013/07/
10/indonesia-54-letusan-
menanggulangi risiko bencana erupsi
merapi-tahun-2010/ di akses
masyarakat Desa Tegalmulyo dengan
Maret 2014.
mengikuti penyuluhan, menyiapkan
GUNUNGAPI MERAPI DI DESA TEGALMULYO KECAMATAN
KEMALANG KABUPATEN KLATEN
ARTIKEL PUBLIKASI
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
DisusunOleh:
IBNU PRAWACA
A610090028
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
RESPON MASYARAKAT TERHADAP RISIKO BENCANA ERUPSI
GUNUNGAPI MERAPI DI DESA TEGALMULYO KECAMATAN
KEMALANG KABUPATEN KLATEN
Ibnu Prawaca, A 610 090 028, Jurusan Pendidikan Geografi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta
2014
Tujuan penilitian ini adalah mengetahui respon masyarakat terhadap risiko
bencana erupsi Gunungapi Merapi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode deskriptif kualitatif, dilakukan dengan menggunakan survey lapangan
melalui observasi, wawancara masyarakat. Hasil data yang di dapatkan dari
kesiapsiagaan masyarakat Desa Tegalmulyo, pengetahuan dan sikap setiap
individu dan rumah tangga mereka sudah memahami tentang terhadap risiko
bencana, kebijakan kesiapsiagaan berupa kesepakatan keluarga mengenai tempat
evakuasi melakukan / berpartisipasi simulasi evakuasi, sudah menerapkan 7
komponen rencana tanggap darurat seperti rencana penyelamatan keluarga (siapa,
melakukan apa), rencana evakuasi, pertolongan pertama untuk keluarga,
pemenuhan kebutuhan dasar, perlengkapan dan peralatan yang sudah di siapkan,
fasilitas yang sudah dimilik untuk akses dengan bencana, tersedianya sumber
informasi untuk peringatan bencana dari pihak kelurahan Desa Tegalmulyo
adanya akses untuk mendapatkan informasi bencana, kepala keluarga dapat
melakukan tindakan yang tepat, serta mengikuti penyuluhan yang sudah
dilakukan. Warga Desa Tegalmulyo masih banyak yang belum mempersiapkan
tabungan untuk perbaikan akibat bencana dan masih menggantungkan bantuan
dari pemerintah.
Kata Kunci : respon, risiko, bencana
yang terdapat di dalam kawah. Air
PENDAHULUAN
Merapi
yang terdapat pada danau menjadi
aktif,
sangat panas pada saat erupsi, lahar
memiliki bentuk tipe stripe strato
yang terbentuk juga akan menjadi
yang erupsinya telah mengalami
panas sehingga dinamakan lahar
perbedaan jenis erupsi, yaitu erupsi
panas.Lahar dingin adalah lahar yang
letusan dan leleran ( Eko Teguh
terjadi bila selang waktunya cukup
Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan
lama setelah peristiwa letusan. Lahar
menghasilkan lidah lava, kubah lava,
merupakan
aliran piroklastika. Erupsi letusan
mengandung
menghasilkan jatuhan piroklastika
bongkah-bongkah
yang terdiri dari batuan berukuran
sebagian
besar ( kerikil ) sampai berukuran
gunungapi. Bahaya lahar Gunungapi
halus. Batuan halus dapat jatuh pada
Merapi
jarak mencapai ratusan km dari
masyarakat.
kawah karena dapat terpengaruh oleh
yangditimbulkan
adanya
Aliran
kehilangan nyawa, tetapi juga hilang
piroklastika terdiri dari gas panas,
dan rusaknya harta benda sebagai
abu vulkanik, dan bebatuan. Aliran
aset penghidupan masyarakat.
Gunungapi
merupakan
gunung
hembusan
yang
angin.
aliran
lumpur
material
yang
rombakan
menyudut
besar
berasal
berdampak
luas
dari
bagi
Kerugian
bukan
hanya
ini dapat bergerak dari gunungapi
Menurut Benyamin Lakitan (
secara cepat dan menghasilkan gas
2010 ) letusan Gunungapi Merapi
yang sangat panas.
pada tahun 2010 yang memakan
korban lebih dari 350 jiwa. Lereng
Menurut Agung Mulyo ( 2009
) lahar adalah lumpur vulkanik yang
mengalir dari puncak gunungapi
menuju
Lahar
lereng
terdiri
piroklastika
gunung
atas
dan
tersebut.
bahan-bahan
batuan-batuan
lainnya yang bercampur dengan air,
baik air hujan maupun air danau
gunungapi Merapi ini termasuk padat
penduduknya,
terutama
karena
lahannya yang subur untuk usahatani
sayuran dan tanaman pangan. Pada
saat
meletus
tidak
kurang dari
350.000 jiwa diungsikan ke lokasi
yang lebih aman. Peristiwa erupsi
Gunungapi Merapi cukup membawa
dampak meluas, baik di wilayah-
seperti
wilayah sekitar Gunungapi Merapi
peternakan
sendiri
terjadinya erupsi gunungapi, erosi,
(
Kabupaten
Sleman,
persawahan,
dan
pertambangan,
Kota Yogyakarta,
Kabupaten
tanah
Magelang,
Magelang,
perubahan
bentang
Kabupaten Boyolali dan Klaten )
pendangkalan
sungai,
maupun
sejumlah spesies, rusaknya berbagai
Kota
wilayah
kabupaten
Purworejo,
Purwokerto,
kabupaten
lain,
seperti
Kebumen,
bahkan
Ciamis
hingga
Provinsi Jawa
longsor,
perkebunan,
habitat
flora
kerusakan
kebakaran
dan
hutan,
alam,
hilangnya
fauna
ekosistem.
hingga
Gagalnya
fungsi ekosistem tidak dapat lagi
mendukung kehidupan masyarakat.
Barat.
alam
Kualitas
bagi
drastis berikut dengan kesehatan dan
keberlangsungan lingkungan karena
pendidikan, bahkan manusia sebagai
frekuensi kejadiannya yang meluas
pengelola lingkungan hidup juga
di
terancam jiwa dan keselamatannya
Fenomena
menjadi
bencana
ancaman
banyak
negara
dan
telah
kesejahteraan
menurun
menimbulkan dampak yang luar
saat bencana terjadi.
biasa baik bagi manusia maupun
penanggulangan bencana dianggap
lingkungan.
sebagai
Indonesia
telah
tugas
Selama ini,
dan
kewajiban
semata,
sementara
menyusun undang-undang khusus
pemerintah
tentang penanggulangan
bencana.
masyarakat dan kelompok swadaya
Hal ini mengingat frekuensi kejadian
masyarakat ( KSM ) cenderung
dan dampaknya yang perlu ditangani
menjadi
secara
Undang-undang
mengambil peran dalam upaya untuk
Penanggulangan Bencana tahun 2007
pengurangan risiko bencana ( pra-
menjelaskan
bencana ).
serius.
bahwa
kerusakan
lingkungan merupakan salah satu
pihak
yang
kurang
Letusan gunungapi tidak akan
akibat yang harus dialami saat
memberikan
jenis
bencana alam terjadi. Kerusakan
ancaman
lingkungan yang ditimbulkan dapat
rawan bencana yang ada. Masyarakat
berupa rusaknya kawasan budi daya
harus mampu memahami bahaya
pada
dan
seluruh
tingkat
kawasan
yang mengancam, dan selanjutnya
dampak
mampu
ditanamkan
mengorganisasikan
diri
akibat
bencana
sehingga
harus
masyarakat
mengenai bagaimana, kemana, dan
siap dalam menghadi bencana yang
kapan harus mengungsi. Masyarakat
melanda. Kesadaran masyarakat dan
di titik rawan limpasan lahar harus
pengetahuan
pindah segera dan secepatnya kearah
kebencanaan letusan gunungapi akan
dataran tinggi. Zona evakuasi dan
lebih banyak lagi diketauhi oleh
rute pengungsian harus ditentukan
masyarakat
secara
merupakan tanggung
aman.
Masyarakat
harus
serta
karena
informasi
kebencanaan
jawab kita
dan
semua, terutama bagi masyarakat
prosedur evakuasi, sehingga mereka
yang tinggal di dekat wilayah rawan
tidak tetap berada di tempat tinggal
bencana letusan gunungapi kususnya
ketika bahaya telah datang atau
di Desa Tegalmulyo.
memahami
potensi
bahaya
mereka
telah
kembali
ancaman
masih
belum
ketika
berakhir.
Badan-badan pelayanan masyarakat
seperti polisi, pemadam kebakaran
dan
tentara,
difungsikan
untuk
membantu kelancaran pengungsian.
Kesadaran
masyarakat
sangat
diutamakan agar dapat mengurangi
korban akibat letusan Gunungapi
Merapi, selama ini masyarakat tidak
sadar akan bahaya yang ditimbulkan
Gunungapi
Merapi.
mengetahui
kapan
Untuk
terjadinya
bencana letusan Gunungapi Merapi
oleh karena itu perlu disiapkan
tanda-tanda
terjadi
masyarakat
jika
letusan.
tentang
sewaktu-waktu
Kesadaran
bahaya
dan
METODE PENELITIAN
Jenis
penelitian
digunakan
dalam
penelitian
yang
ini
adalah diskriptif kualitatif dengan
menggunakan strategi studi kasus.
Berdasarkan
diajukan,
permasalahan
strategi
penelitian
yang
ini
adalah studi kasus tunggal yang
dilakukan
dengan
menggunakan
sebuah kasus untuk menggambarkan
suatu isu atau perhatian. Studi kasus
yang memusatkan perhatian pada
suatu kasus secara mendetail dan
subjek yang diteliti terdiri dari satu
unit dan dibatasi pada aspek – aspek
yang sudah dipilih yang terarah
padatujuan penelitian ( Sugiyono,
wawancara,
2007 ).
dokumenter.
Menurut Suharsimi Arikunto (
1985 ) memberi batasan subjek
penelitian sebagai benda, hal atau
orang tempat data untuk variabel
penelitian
melekat,
dipermasalahkan.
penelitian
Subjek
penelitian
masyarakat
dan
Desa
ini
yang
dalam
adalah
Tegalmulyo,
Kecamatan Kemalang, Kabupaten
Klaten, yang dijadikan informan.
Obyek penelitian kualitatif bukan
semata – mata pada situasi sosial
yang terdiri dari tiga elemen di atas,
melainkan juga berupa peristiwa
alam, tumbuh – tumbuhan, binatang,
kendaraan,
dan
sejenisnya
(Sugiyono, 2007). Objek penelitiana
dalah respon masyarakat terhadap
risiko bencana Gunungapi Merapi di
Desa
Tegalmulyo,
Kecamatan
Kemalang, Kabupaten Klaten.
Teknik
pengumpulan
data
dalam penelitian ini teknik yang
digunakan untuk pengumpulan data
respon masyarakat terhadap risiko
bencana erupsi Gunungapi Merapi di
Desa
Tegalmulyo
Kecamatan
Kemalang Kabupaten Klaten adalah
observasi
dan
studi
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peneliti melakukan penelitian
di Desa Tegalmulyo Kecamatan
Kemalang Kabupaten Klaten, sebab
lokasinya dekat dengan Gunungapi
Merapi yang mempunyai dampak
terhadap warga Desa Tegalmulyo.
Peneelitian ini dilakukan dengan
melakukan wawancara terhadap dua
puluh responden yang sudah dipilih
secara acak. Berikut hasil analisis
respon masyarakat desa tegalmulyo;
Tingkat
Siap
respon
Tidak
Siap
masyarak
at
Pengetah
Mengala
Belum
uan dan
mi erupsi
mengala
sikap
dan dalam mi erupsi
terhadap
pengetahu dan tidak
risiko
an sudah
mampu
bencana
dapat
menjelask
menjelask
an tentang
an tentang erupsi,
erupsi,
risiko dan
risiko dan
sikap
sikap
terhadap
terhadap
bencana.
bencana
, sudah
terdapat
erupsi.
terdapat
barak
Kebijaka
Sudah ada Belum
barrak
pengungsi
n dan
kesepakat
pengungsi an
panduan
an sesama kesepakat
an
sementara
keluarga
keluaraga
an sesame
sementara
, belum
untuk
dalam
keluarga
, sudah
adanya
dalam
adanya
kesiapan
menentuk
kesiapan
bekal dan
pengungsi an tempat
bekal dan
perlatan,
an
pengungsi
peralatan,
belum
sementara
an
mengikuti
mengikuti
yang
sementara
penyuluh
penyuluh
aman.
yang
an
an
aman.
bencana.
bencana.
kesiapsiag menentuk
aan
an tempat
ada
Rencana
Sudah
Tidak
Sistem
Sudah ada Belum
untuk
terdapat
terdapat
peringata
sumber
keadaan
rencana
rencana
n bencana informasi
darurat
penyelam
penyelam
dari
informasi
atan
atan
pemerinta
dari
warga,
warga,
h / kepala
pemerinta
terdapat
tidak
desa
h / kepala
setempat.
desa
kendaraan terdapat
pribadi
kendaraan
yang
pribadi
ada
sumber
setempat.
Kemamp
Sudah
Belum
membawa yang
uan untuk terlibat
ke
mobilisasi
dalam
dalam
pengungsi ke
sumber
penyuluh
penyuluh
an
pengungsi
daya
an
an
sementara
an, belum
bencana
bencana
membawa
terlibat
yang
yang
peersiapan berupa pakaian, makanan,
dilakukan
dilakukan
obat
pemerinta
pemerinta
kendaraan
–
obatan,
masker
untuk
serta
mempermudah
h, tersedia h, belum
menuju ke pengungsian sementara
bantuan
tersedia
yang berada di Dukuh Pucang.
untuk
bantuan
Selama Gunungapi Merapi belum
dana
untuk
meperlihatkan tanda – tanda bahaya (
perbaikan
dana
status siaga ) masyarakat Desa
setelah
perbaikan
Tegalmulyo
bencana,
setelah
aktifitas meski sering mendengar
melakuka
bencana,
gemuruh dari aktifitas gunungapi.
n
tidak
Selanjutnya jika pemerintah sudah
pemantau
melakuka
menetapkan status menjadi awas
an
n
masyarakat desa Tegalmulyo sudah
terhadap
pemantau
mengosongkan tempat yang rawan
aktifitas
an
bencana dan menuju tempat yang
gunungap
terhadap
aman
i.
aktifitas
pengungsian
gunungap
lapangan
i.
jaraknya jauh dari titik bahaya.
masih
dari
melakukan
bahaya.
yang
Desa
Tempat
aman
Dompol
berada
yang
Sumber : Lampiran Wawancara
Masyarakat saat di
Analisis
kebanyakan ada yang nekad kembali
Respon
Mmasyarakat
ke rumah untuk melihat kondisi
Tegalmulyo
Penyuluhan
dari
pihak
memberikan
pengungsian
rutin
dilakukan
kelurahan
akses
untuk
informasi
rumah
dan
hewan
ternak.
Kesimpulannya respon masyarakat di
Desa
Tegalmulyo
Kecamatan
peringatan bencana yang langsung di
Kemalang Kabupaten Klaten tinggi,
sampaikan oleh pak lurah. Untuk
baik dari pemerintah desa maupun
mengurangi risiko yang ditimbulkan
masyarakatnya.
dari bencana erupsi masyarakat di
membantu ma=warga evakuasi saat
Desa
erupsi terjadi dan warga sudah
Tegalmulyo
melakukan
Aparat
desa
melakukan
persiapan
makanan,
pakaian
dan
seperti;
peralatan dan perlengkapan seperti
surat
surat - surat berharga yang penting.
Pemerintah
daerah
risiko bencana masyarakat Desa
melaksanakan
penyuluhan
Tegalmulyo melakukan persiapan
untuk
seperti
tentang bencana erupsi.
berharga.
Untuk
siaga
menanggulangi
terhadap
aktifitas
Gunungapi Merapi, mengikuti saran
dari pemerintah, sehingga sewaktu –
membekali
sudah
guna
pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA
waktu erupsi terjadi warga sudah
Arikunto, Suharsini. 1985. Metode
siap dan tidak ada korban jiwa akibat
penelitian. Jakarta : Rineka
erupsi.
Cipta.
Mulyo, Agung. 2009. Pengantar
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang
dilakukan
sudah
sesuai
dengan
tujuan dan dapat disimpulkan bahwa
Ilmu Kebumian. Bandung :
Pustaka Setia
Paripurno,
Eko
Teguh.
2008.
tingkat respon masyarakat terhadap
Karakterteristik
risiko bencana erupsi Gunungapi
Gunung api Merapi Sebagai
Merapi
Desa
Tegalmulyo
Respon
Perbedaan
Kemalang
Kabupaten
Erupsi
Sejak
di
Kecamatan
Lahar
Klaten sudah siap untuk menghadapi
Bandung:
bencana erupsi Gunungapi Merapi,
Padjajaran.
saat terjadi erupsi warga sudah
mengevakuasi keluarga dan segera
menuju ke pengungsian sementara.
Jenis
Holosen.
Universitas
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian
Pendidikan.
Bandung:
Alfabeta
Pemerintah daerah juga berperan
mengevakuasi warga agar tidak ada
korban
jiwa.
Upaya
untuk
http://benyaminlakitan.com/2013/07/
10/indonesia-54-letusan-
menanggulangi risiko bencana erupsi
merapi-tahun-2010/ di akses
masyarakat Desa Tegalmulyo dengan
Maret 2014.
mengikuti penyuluhan, menyiapkan