MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI DI DESA DOMPOL KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN Mitigasi Bencana Erupsi Gunungapi Merapi Di Desa Dompol Kecamatan Kemalang Kabupaten Klaten.
MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNGAPI MERAPI DI DESA
DOMPOL KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
AMIN NUR SETIONO
A610090065
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILM PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI DI DESA DOMPOL
KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN
Amin Nur Setiono, A 610 090 065, Jurusan Pendidikan Geografi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2014, 82 halaman.
Tujuan penilitian ini adalah mengetahui bentuk-bentuk mitigasi struktural bencana
erupsi Gunungapi Merapi di Desa Dompol Kecamatan Kemalang, Kabupaten
Klaten dan mengetahui bentuk-bentuk mitigasi bencana non-struktural erupsi
Gunungapi Merapi di Desa Dompol Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif,
dilakukan dengan menggunakan survey lapangan melalui observasi, wawancara
masyarakat, satuan pendidikan. Hasil data yang didapatkan dari kesiapan
masyarakat Desa Dompol, pengetahuan dan sikap setiap individu dan rumah
tangga mereka sudah memahami tentang resiko bencana erupsi Gunungapi
Merapi, yang dilakukan pemerintah di Desa Dompol untuk mengurangi risiko
bencana erupsi Gunungapi Merapi yaitu membangun jalan, tempat pengungsian,
jembatan, saluran air, dan jalur evakuasi. Pemerintah memberikan sosialisasi
dalam bentuk ceramah di setiap pertemuan yang diadakan masyarakat di Desa
Dompol. Tindakan yang masyarakat lakukan saat terjadi bencana erupsi
Gunungapi Merapi yaitu mengungsi ketempat yang lebih aman serta melakukan
do’a bersama. Tempat pengungsian yang disediakan oleh pemerintah bertempat di
lapangan dan di SD N 1 dan 2 Desa Dompol serta tersedianya kamar mandi, wc
umum dan sarana lainya untuk memfasilitasi masyarakat saat berada di
pengungsian. Adanya peran satuan pendidikan dalam mitigasi bencana nonstruktural terhadap bencana erupsi Gunungapi Merapi yang diberikan kepada
pesertadidik SD N 1 dan 2 Dompol yang menambahkan materi tentang mitigasi
bencana dalam proses pembelajaran. Materi pembelajaran tentang mitigasi
bencana atau pengurangan risiko bencana terdapat dalam RPP (rencana proses
pembelajaran) mengajarkan siswa untuk menyelamatkan diri dan mengadakan
pelatihan simulasi saat terjadi bencana erupsi Gunungapi Merapi. Kurangnya
informasi yang tidak akurat dan terkesan lambat menyebabkan kurang
terkoordinasinya masyarakat dalam melakukan tindakan penyelamatan diri saat
terjadinya bencana erupsi Gunungapi Merapi di Desa Dompol Kecamatan
Kemalang, Kabupaten Klaten.
Kata Kunci: analisis, kesiapsiagaan, bencana.
penyadaran,
PENDAHULUAN
upaya mitigasi bencana digunakan
2015 menyatakan salah satu prioritas
untuk proses kesiapsiagaan bencana.
dalam upaya Pengurangan Risiko
Gunungapi Merapi merupakan
Bencana (PRB) adalah pentingnya
salah satu gunungapi yang masih
menggunakan pengetahuan, inovasi,
aktif.
dan pendidikan untuk membangun
kemampuan
kesiapsiagaan
bencana
efektif di semua tingkat) (Astuti dan
2010).
Upaya
kemudian
diwujudkan
dalam
komitmen
nasional
mengenai
bencana,
yaitu
tersebut
dalam
pasal 26 menjelaskan bahwa setiap
orang
bencana yang disebut manajemen
berhak
mendapatkan
pendidikan, pelatihan, penyuluhan,
risiko, sedangkan setelah terjadi
dan
bencana disebut manajemen dampak
keterampilan
penyelenggaraan
Berdasarkan
dalam
penanggulangan
bencana, baik dalam situasi tidak
Undang-Undang Republik Indonesia
terjadi
Nomor 24 Tahun 2007 menjelaskan
bencana
maupun
situasi
terdapat potensi bencana.
mitigasi bencana merupakan sebuah
mengurangi
tersebut
Undang-Undang
risiko
bencana dilakukan sebelum terjadi
untuk
Upaya
tentang Penanggulangan Bencana.
saling berkesinambungan.
upaya
erupsi.
menghadapi
Undang Nomor 24 Tahun 2007
mitigasi, dan kesiapsiagaan yang
(Tim LIPI, 2006).
terjadi
dengan diberlakukannya Undang-
dari 3 tahap, yaitu pencegahan,
pengurangan
telah
untuk
penanggulangan
pengurangan risiko bencana terdiri
Upaya
Merapi
terakhir
2010. Masyarakat harus mempunyai
terhadap bencana demi respon yang
Sudaryono,
dekade
erupsi pada Tahun 2006 dan Tahun
jangka panjang diharapkan akan
membangun
Satu
Gunungapi
keselamatan dan
ketangguhan disemua tingkat (dalam
dapat
peningkatan
kemampuan masyarakat. Hasil dari
Kerangka Aksi Hyogo 2005-
sebuah budaya
dan
Mitigasi bencana dilakukan melalui
risiko
pembangunan fisik atau aturan serta
bencana melalui pembangunan fisik,
melakukan upaya penyadaran atau
1
pendidikan. Berdasarkan Peraturan
Kepala
Badan
Teknik
Pengumpulan
data
Nasional
menggunaakan teknik Wawancara,
Penanggulangan Bencana (BNPB)
dan Observasi. Wawancara yang
No 4 Tahun 2008 telah membagi
digunakan
mitigasi bencana terdiri atas mitigasi
adalah wawancara tak berstruktur
struktural
(unstructured
serta
struktural.
mitigasi
Mitigasi
dilakukan
non-
struktural
melalui
dalam
wawancara
upaya
penelitian
interview),
yang
bebas
ini
yaitu
dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman
pembangunan fisik maupun sebuah
wawancara
pembangunan prasarana masyarakat
secara sistematis dan lengkap untuk
dalam
pengumpulan
hal
bencana.
pengurangan
Mitigasi
risiko
non-struktural
yang
telah
datanya.
tersusun
Pedoman
wawancara yang digunakan hanya
dilakukan melalui upaya penyadaran
berupa
maupun
permasalahan yang akan ditanyakan
pendidikan
dalam
mengurangi risiko bencana.
garis-garis
besar
(Sugiyono, 2011).
Observasi yang dilakukan oleh
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
peneliti menggunakan observasi tak
menggunakan.
berstruktur.
Observasi
dalam
pendekatan kualitatif dengan desain
penelitian
fenomenologi
definisi
dengan tidak berstruktur, karena
sosial yaitu mengkaji sesuatu yang
fokus dalam penelitian belum jelas
tidak tampak dengan kajian mikro
(Sugiyono,
agar
makna
melakukan pengamatan dengan tidak
(Subadi, 2005). Tujuan penelitian
menggunakan instrumen yang telah
adalah peniliti dapat mengetahui
baku, tetapi hanya rambu-rambu
bentuk-bentuk
pengamatan (Sugiyono, 2011).
paradigma
memperoleh
suatu
mitigasi
bencana
struktural dan bentuk-bentuk mitigasi
non-sruktural
di
Desa
kualitatif
2011).
dilakukan
Peneliti
Sumber data dalam penelitian ini
Dompol,
adalah informan. Informan dalam
Kecamatan Kemalang, Kabupaten
penelitian ini menggunakan teknik
Klaten.
snowball.
Snowball
Sampling
menurut Yin “digunakan bilamana
2
peneliti ingin mengumpulkan data,
yang berupa informasi dalam salah
4
satu lokasi, tetapi peneliti tidak tahu
siapa yang paling tepat untuk dipilih,
karena tidak mengetahui kondisi dan
struktur warga masyarakat dalam
mitigasi
bencana ?
Darimana
bapak/ibu
mengetahui
tentang
mtigasi
bencana ?
lokasi tersebut” (HB. Sutopo, 2006).
Informan
diantaranya
dalam
penelitian
pemerintah
ini
Desa
maupun tokoh-tokoh masyarakat dan
satuan pendidikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel. 1.1 Hasil Domain Jawaban
Mengetahui
mitigasi
bencana dari
sosialisasi
pemerintah
Kabupaten
Mengetahui
mitigasi
bencana dari
sosialisasi
pemerintah
Desa
Mengetahui
mitigasi
bencana dari
pelajaran di
sekolah
Masyarakat Desa Dompol
No
1
2
3
Teks
Pertanyaan
Apakah
bapak/ibu
mengalami
erupsi
(letusan)
Gunungapi
Merapi
Tahun 2010
?
Bagaimana
pendapat
bapak/ibu
tentang
erupsi
Gunungapi
Merapi
Tahun 2010
?
Apakah
bapak/ibu
pernah
mendengar
tentang
5
Jawaban
Mengalami
erupsi
Gunungapi
Merapi Tahun
2010
Letusan
Gunungapi
Merapi paling
besar
6
Pernah
mendengarkan
tentang
mitigasi
bencana
3
Apakah ada
jalur
evakuasi
yang
disediakan
oleh
pemerintah
untuk
memudahkan
bapak/ibu
(sekeluarga)
mengungsi ?
Bagaimana
upaya
pemerintah
dalam
membangun
prasarana
masyarakat
dalam
mengurangi
risiko
bencana ?
Ada
jalur
evakuasi
Membangun
jalan,
jemabatan.
Membangun
jalur evakuasi
Membangun
tempat
pengungsian
Membangun
pos tanggap
darurat
Membangun
saluran air
7
8
9
10
11
Apakah
pembanguna
n prasarana
oleh
pemerintah
bermanfaat
bagi
masyarakat ?
Apakah
pembanguna
n prasarana
dalam
mengurangi
risiko
bencana itu
ditingkatkan
atau
direkontruksi
kan ulang ?
Apakah
program
yang
dicanangkan
oleh
pemerintah
itu berjalan
dengan baik
?
Bagaimana
proses
sosialisasi
yang
dilakukan
terhadap
masyarakat ?
Bermanfaat
12
Diperbaiki
Ditingkatkan
Direkontruksi
kan ulang
13
Berjalan
dengan baik
14
Dalam bentuk
ceramah pada
saat
pertemuan
bapak-bapak
Rt / Rw
Dalam bentuk
ceramah pada
saat
perkumpulan
di Kelurahan
Hal-hal apa Hal-hal yang
saja
yang harus
harus
diperbaiki
diperbaiki
yaitu proses
dalam
sosialisasi
program
Perbaikan
pengurangan jalan
15
4
risiko
bencana
erupsi
Gunungapi
Merapi ?
Bagaimana
tradisi
masyarakat
dalam
mengurangi
risiko
bencana
erupsi
Gunugapi
Merapi ?
Apakah
program
yang
dilakukan
pemerintah
itu
bertentangan
dengan
tradisi atau
adat
masyarakat ?
Bagaimana
hubungan
antar
masyarakat
dalam
keseharianya
?
Apakah
masyarakat
telah bekerja
sama dengan
lembaga nonpemerintah ?
Perbaikan
jalur evakuasi
Sistem
informasi
Mengungsi
memngikuti
arahan
pemerintah
Berdo’a
bersama
Program yang
dicanangkan
pemerintah
tidak
bertentangan
dengan
adat
atau
tradisi
masyarakat
Hubungan
masyarakat
Desa Dompol
pada
keseharianya
baik
Hubungan
masyarakat
Desa Dompol
pada
keseharianya
harmonis
Tidak
melakukan
hubungan
dengan dengan
nonpemerintah
mungkin
pemerintah
pernah
memberikan
sosialisasi
di
organisasi
/
lembaga ini?
8. Sosialisasi
dalam bentuk
apakah
yang
pernah
di
lakukan
oleh
pihak lain atau
pemerintah
kepada
organisasi
/
lembaga ini ?
9. Apakah setelah
erupsi (letusan)
Gunungapi
Merapi tahun
2010
ada
pembangunan
fasilitas
–
fasilitas
kebencanaan
dari
pemerintah?
10. Apakah
organisasi
/
lembaga
ini
berperan dalam
pembagunan
fasilitas
kebencanaan
dari pemerintah
?
11. Adakah upaya
dari kelompok
atau organisasi
ini untuk siaga
bencana?
12. Apakah
Kesiapsiagaan
bencana
dibahas dalam
Wawancara selanjutnya dilakukan
kepada
Kepala
Organasasi
Kebencanaan Desa Dompol.
Tabel 1.2 Hasil Wawancara
Kepala Organisasi
No
Pertanyaan
1. Berapakah
jumlah anggota
di
dalam
organisasi
/
lembaga ini ?
2. Apakah ketua
organisasi
di
latih
tentang
siaga bencana ?
3. Apakah anggota
juga di latih
atau ikut serta
dalam pelatihan
siaga bencana ?
4. Berapa
kali
pelatihan siaga
bencana
di
lakukan ?
5. Apakah
terdapat jalur
evakuasi
apabila
sewaktu-waktu
terjadi bencana
?
6. Apakah
organisasi
/
lembaga
ini
Ikut
andil
bagian
untuk
waspada
terhadap
bencana?
7. Apakah selain
pihak
lain
Jawaban
40 relawan
Iya, dilatih oleh
(LSM, Kenari,
dan BPBD)
Iya, dilatih 7
orang yang ikut
beserta Ketua
2 bulan 1 kali
latihan
Ada,
Ikut
andil,
dalam bencana,
evakuasi, habis
erupsi
baru
dilakukan
Ada
5
Pembentukan
struktur
organisasi, draf
perencanaan
kegiatan,
pembagian
tugas dll.
Dikasih tenda,
P3K, Sragam
untuk
organisasi,
radio gengam
untuk
berkomunikasi,
horen,
dan
tandu.
Sangat berperan
Ada,
rutin
pertemuan
dengan
organisasi,
Iya, selalu rutin
di bahas
setiappertemua
n
rutin
di
organisasi ini?
13. Apakah
organisasi
/
lembaga
ini
sekarang siap
membantu dan
melakukan hal
yang
terbaik
untuk
masyarakat
apabila terjadi
bencana
Gunungapi
Merapi?
Wawancara
Siap mas, dan
akan melakukan
hal yang terbaik
serta
memaksimalkan
untuk
membantu
masyarakat.
ketiga
4
5
dilakukan
terhadap Satuan Pendidikan yang
terdapat di Desa Dompol, wawancara
tersebut menghasilkan:
Tabel 1.3 Hasil Wawancara Satuan
Pendidikan
No
1
2
3
5
Sikap dan Tindakan
Pertanyaan
Jawaban
Apakah
Mitigasi Tidak ada
bencana
terdapat
dalam kurikulum di
sekolah ini?
Apakah
pihak Iya setiap
sekolah
kelas pasti
memberikan
diberikan
pengetauhan bagi pengetahua
peserta
didik n
mengenai bahaya,
kerentanan,
kapasitas,
risiko
dan sejarah bencana
di
daerah
lingkungan sekolah
?
Apakah
pihak Iya
6
7
6
sekolah
memberikan
pengetauhan bagi
peserta
didik
mengenai
upaya
yang bisa dilakukan
untuk mengurangi
risiko bencana di
lingkungan sekolah
?
Apakah
seluruh Iya
komponen sekolah berperan
ikut
berperan
menjalankan
rencana
tanggap
darurat pada saat
simulasi?
Apakah
sudah Sudah
terlaksananya
terlaksana
sosialisasi
pengetauhan
pengurangan risiko
bencana,
sekolah
siaga bencana dan
kesiapsiaagaan
kepada
seluruh
warga sekolah ?
Berapa
banyak 2 x
sosialisasi tersebut pelaksanaa
terlaksana , dan n dalam 1
mungkinkah akan bulan
berkelanjutan
di
sekolah ini?
Apakah
sudah Sudah
terlaksananya
terlaksana,
pelatihan PRB di 2 x
sekolah ini? Berapa pelatihan 1
kali
pelatihan bulan
tersebut dilakukan? sekali
Apakah di sekolah Tidak
ini juga melakukan hanya
simulasi / pelatihan dengan
PRB
dengan komponen
melibatkan
sekolah
masyarakat sekitar?
Kebijakan Sekolah
No
8
9
No
10
11
12
Pertanyaan
Jawaban
Apakah ada
Ada
kebijakan,
kesepakatan dan
peraturan sekolah
yang mendukung
PRB di sekolah ?
contoh dimasukan
dalah Visi Misi dan
tujuan sekolah
Apakah tersedia
Ada ,
akses bagi seluruh
tersedia
komponen sekolah
terhadap informasi,
pengetauhan dan
pelatihan untuk
meningkatkan
kapasitas dalam hal
PRB ? contoh
media informs
sekolah
Perencanaan Mitigasi
Pertanyaan
Jawaban
Apakah disekolah
Tidak ada
tersedia dokumen
penilaian risiko
bencana yang
disusun bersama
secara partisipatif
dengan warga
sekolah?
Apakah disekolah
Tidak
tersedia dokumen
rencana aksi
sekolah dalam
penanggulangan
bencana
(sebelum,saat,danse
telah terjadinya
bencana)?
Apakah tersedia
sistem peringatan
dini yang dipahami Sirine atau
oleh semua
dengan
komponen sekolah loceng
meliputi :
kalau lagi
13
14
15
7
Akses terhadap
informasi bahaya,
baik dari tanda
alam, informasi
dari lingkungan
dan dari pihak
berwenang.
Alat peringatan
serta biaya
pemeliharaan dan
tanda bahaya yang
disepakati dan
dipahami oleh
seluruh komponen
sekolah
Penyebarluasan
informasi
peringatan bahaya
di lingkungan
sekolah
Petugas yang
bertanggungjawab
dalam
pengoperasian alat
peringatan dini
Apakah ada
prosedur tetap
Mitigasi sekolah
yang disepakati dan
dilaksanakan oleh
seluruh komponen
sekolah?
Apakah ada peta
evakuasi sekolah,
dengan tandan
rambu yang
terpasang yang
mudah dipahami
oleh semua
komponen sekolah?
Apakah sekolah
memiliki lokasi
jalur evakuasi
terdekat dari
sekolah dan sudah
tersosialisasikan
mati listrik
Ya tersedia
Iya
Ada
petugas
sendiri dan
tukang
kebun sini
Ya,Ada
prosedur
Belum di
buat lagi
dulu ada
tapi sudah
rusak
Sudah
dan disepakiti oleh
komponen
sekolah,orang tua
murid, masyarakat
sekitar, dan
pemerintah daerah?
16 Apakah sudah
adanya prosedur
tetap Mitigasi
sekolah yang
Ya sudah ,
disepakati dan
diamankan
dilaksanakan oleh
mas
seluruh komponen
sekolah diantaranya Tidak,
:
langsung
Penggandaan dan dari pihak
kelurahan
penyimpanan
dokumen penting mas,
karena
sekolah pada
tempat yang aman berdekatan
Pencatatan nomor dengan
kelurahan
telepon penting
desa
yang mudah
dompol
diakses seluruh
komponen
sekolah
(puskesmas,
pemadam
kebakaran, dan
aparat terkait)
Mobilisasi Sumber Daya
No
Pertanyaan
Jawaban
17 Apakah dari
Belum
struktur bangunan
mas, baru 1
sekolah ini sudah
kecamatan
sesuai dengan
itu baru 1
standar bangunan
sekolah
aman bencana?
mas
18 Apakah ada
Ada
perlengkapan dasar perlengkap
dan suplai
anya
kebutuhan dasar
paska bencana yang
dapat segera
dipenuhi dan
diakses oleh semua
19
20
21
warga sekolah
seperti : alat P3K,
terpal , tenda dan
sumber air
Apakah ada gugus
siaga bencana
sekolah yang
melibatkan
perwakilan peserta
didik?
Apakah ada
kerjasama dengan
pihak – pihak
terkait
penyelenggaraan
penanggulangan
bencana baik dari
Desa setempat,
organisasi ataupun
dari pemerintah
daerah,kota
maupun kabupaten?
Apakah sekolah
memiliki
mekanisme
pemantuan dan
evaluasi partisipatif
mengenai Mitigasi
dan keamanan
sekolah secara rutin
(menguji atau
melatih Mitigasi
sekolah secara
berkala)?
Tidak ,
hanya staf
guru – guru
Kerjasama
dengan
BPBD, dan
Kecamatan
Kemalang
Tidak
secara
rutin,
karena
keterbatasa
n alat untuk
melakukan
ya
Bentuk lain dari siaga bencana
dalam satuan pendidikan ini telah
dibuat jalur Evakuasi sekolah di SD
N 1 dan SD N 2 Dompol dari
gambaran
tersebut
terdapat
titik
aman pertama yakni para warga
sekolah
8
keluar
dari
kelas
atau
ruangan menuju ke halaman depan
pemerintah berjalan dengan baik.
sekolah
pertama
Proses sosialisasi yang dilakukan
kemudian sampai kondisi aman dan
pemerintah dilakukan pada saat ada
terkendali dilanjutkan langsung turun
pertemuan RT atau RW. Prasarana
ke bawah yakni turun ke lapangan
yang harus diperbaiki pemerintah
depan sekolah tersebut atau dititik ke
adalah perbaikan jalan dan jalur
dua yang paling aman. Pada saat
evakuasi dan masyarakat juga sering
kejadian erupsi Gunungapi Merapi
mengeluhkan tentang informasi yang
terdapat alarm atau bel pada tiap
kurang akurat dari pemerintah daerah
sudut unit kelas, sehingga saat
maupun pemerintah Desa. (d) tradisi
alaram
berbunyi
warga
mengungsi
sekolah
bisa
keluar
dilakukan masyarakat saat terjadi
dititik
aman
semua
segera
menyelamatkan diri.
Kelima
belas
informan
dan
do’a
(letusan)
Gunungapi
Program
yang
bersama
Merapi.
dicanangkan
Menghasilkan kesimpulan dengan
pemerintah
wawancara tentang mitigasi bencana
bertentangan dengan tradisi atau adat
Gunung Merapi diantaranya: (a)
yang
pengetahuan
dimiliki
hubungan antar masyarakat pada
masyarakat Desa Dompol cukup
keseharianya baik dan harmonis, hal
paham
tentang
itu terlihat dari gotong-royong yang
mitigasi bencana Gunungapi Merapi
masih kental di Desa Dompol.
(b) pemerintah membangun jalan
Masyarakat belum pernah melakukan
utama dan jalur evakuasi untuk
hubungan dengan lembaga non-
mengurangi
pemerintah.
dan
yang
mengetahui
risiko
bencana
Gunungapi Merapi. Pembangunan
yang
dilakukan
ada
tidak
di
pernah
masyarakat.
(e)
Melihat kondisi Desa Dompol, di
pemerintah
Desa Dompol sudah terdapat jalur
bermanfaat bagi masyarakat Desa
evakuasi
Dompol.
Pembangunan
yang
pemerintah daerah dan digunakan
dilakukan
pemerintah
selalu
untuk mengevakuasi warga menuju
ditingkatkan pada setiap Tahunya (c)
ke tempat yang lebih aman. begitu
program yang di canangkan oleh
juga proses sosialilsasi yang berjalan
9
yang
dibangun
oleh
dengan
baik
disetiap
bulanya
umum, dan dapur umum. Pemerintah
mempermudah
warga
untuk
dan lembaga organisasi melarang
menyelamatkan
masyarakat yang sudah berada di
keluarga dan harta benda masing-
pengungsian untuk menyelamatkan
mamsing saat erupsi Gunungapi
harta benda atau menengok hewan
Merapi terjadi. Biasanya masyarakat
ternak
Desa Dompol menunggu himbauan
Gunungapi Merapi kembali normal,
dari pemerintah mengenai status dan
dan
aktifitas Gunungapi Merapi dari
Merapi
status waspada sampai dengan awas
masyarakat Desa Dompol dievakuasi
dan
pemerintah
menuju ke tempat yang lebih aman
memperingatkan untuk mengungsi
yaitu di Kecamatan Kemalang. Desa
masyarakat Desa Dompol bergegas
Dompol
belum
berkumpul pada pos titik kumpul
evakuasi
yang
yang
oleh
sebagian pertigaan jalan saja yang
pemerintah, pos yang ada disetiap
sudah terdapat jalur evakuasi, adapun
pertigaan atau perempatan di Desa
jalur evakuasi itu terdapat di pinggir
Dompol
jalan utama.
bertindak
cepat
pada
saat
sudah
disediakan
mempunyai
dua
fungsi
selain menjadi titik kumpul saat
mereka
apabila
sebelum
aktifitas
semakin
status
Gunungapi
meningkat
terdapat
lengkap
jalur
hanya
KESIMPULAN
terjadi erupsi Gunungapi Merapi
Secara umum penelitian ini
juga sebagai pos ronda atau pos
telah sesuai dengan tujuan yang
keamanan di Desa tersebut. Setelah
diharapkan yaitu:
berkumpul
di
pos
titik
aman
1. Mitigasi Bencana Struktural
masyarakat dibantu dengan relawan
menuju ke tempat pengungsian di
Adanya
Desa
mitigasi
Dompol
sendiri
yaitu
di
bentuk-bentuk
bencana
erupsi
lapangan sepak bola dekat dengan
Gunungapi
kantor kelurahan Desa Dompol di
struktural di Desa Dompol,
lapangan
sarana
Kecamatan
masyarakat yang sudah disediakan
Kabupaten
pemerintah seperti kamar mandi, wc
pembangunan
tersebut
sudah
10
Merapi
secara
Kemalang,
Klaten
jalan,
berupa
jalur
Astuti, dan Sudaryono. 2010. Peran
evakuasi, pos titik sementara
dan
ditingkatkan
Sekolah Dalam Pembelajaran
setiap
Mitigasi
Tahunya.
Bencana.
Dialog
2. Mitigasi Bencana Non-
Jurnal
Penanggulangan
Bencana Volume 1, Nomor 1
Struktural
(30-42).
a. Sekolah
BNPB
Adanya
bencana
diberikan
oleh
BAPPENAS.
2011.
Rencana Aksi Rehabilitasi dan
pendidikan
mitigasi
&
Rekontruksi
yang
Wilayah
Pasca
Erupsi Gunung Merapi Di
satuan
pendidikan kepada siswa
Propinsi
sekolah dasar setempat
Propinsi Jawa Tengah. Jakarta
berupa
:
pembelajaran-
pembelajaran
Badan
dan
Nasional
Penanggulangan Bencana
secara
umum yang terdapat di
Rencana
Yogyakarta
Hamidi. (2008). Metode Penelitian
Pelaksanaan
Kualitatif.
Pembelajaran.
Malang:
UMM
Press
b. Masyarakat
H.B.
Sutopo. 2006.
Penelitian
Adanya bentuk-bentuk mitigasi
Metodologi
Kualitatif: Dasar
bencana erupsi Gunungapi Merapi
teori dan Terapannya dalam
secara
Penelitian.
Dompol,
non-struktural
Kecamatan
di
Desa
Surakarta:
Universitas Sebelas Maret
Kemalang,
Kabupaten Klaten berupa sosialisasi
Khairudin. 2011. “Dampak Pelatihan
yang dilakukan pemerintah Desa
Pengurangan Risiko Bencana
dengan cara ceramah pada saat ada
terhadap
agenda perkumpulan RT/Rw yang
Kesiapsiagaan
Komunitas Sekolah”. Forum
dilakukan secara rutin setiap satu
penelitian.
bulan sekali.
DAFTAR PUSTAKA
11
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar
Ilmu
Anthropologi.
HNA_S_-_ITB.pdf.
Jakarta:
diakses
pada tanggal 19 juni 2014
PT. Rineka Cipta.
Subadi. 2005. Metode Penelitian
Kualitatif.
Lavigne, De Coster, Juvin, Flohic,
Gaillard,
Texier,
Sartohadi.
2008.
Morin,
People’s
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kombinasi. Bandung: Alfabeta.
Hazards:
Perspectives
from
Communities,
FKIP
UMS.
Behaviour in The Face of
Volcanic
Surakarta:
Javanese
UU. 2007. Undang-undang Repoblik
Indonesia.
Indonesia
Tentang
Journal of Volcanology and
penanggulangan
bencana
Geothermal
nomor
Research
172
(273-287).
http://bnpb.go.id/uploads/migra
tion/pubs/1.pdf. diakses pada
LIPI, (2006). Kajian Kesiapsiagaan
masyarakat
tanggal 19 juni 2014
dalam
Menghadapi
Ancaman
Bencana Alam. Jakarta: LIPI
Press.
Miles and Huberman. 1992. Analisis
Metode Penelitian Kualitatif.
Jakarta: UI Press.
Pribadi Krisna S. 1999. Pendidikan
Siaga Bencana Gempa Bumi
sebagai upaya meningkatkan
keselamatan siswa
( studi
kasus pada SDN cirateun dan
SD N padasuka 2 Kabupaten
Bandung
24
).
Jurnal
ITB.
http://Jurnal.upi.edu/file/KRIS
12
DOMPOL KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1
Pendidikan Geografi
AMIN NUR SETIONO
A610090065
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILM PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
MITIGASI BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI DI DESA DOMPOL
KECAMATAN KEMALANG KABUPATEN KLATEN
Amin Nur Setiono, A 610 090 065, Jurusan Pendidikan Geografi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2014, 82 halaman.
Tujuan penilitian ini adalah mengetahui bentuk-bentuk mitigasi struktural bencana
erupsi Gunungapi Merapi di Desa Dompol Kecamatan Kemalang, Kabupaten
Klaten dan mengetahui bentuk-bentuk mitigasi bencana non-struktural erupsi
Gunungapi Merapi di Desa Dompol Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif,
dilakukan dengan menggunakan survey lapangan melalui observasi, wawancara
masyarakat, satuan pendidikan. Hasil data yang didapatkan dari kesiapan
masyarakat Desa Dompol, pengetahuan dan sikap setiap individu dan rumah
tangga mereka sudah memahami tentang resiko bencana erupsi Gunungapi
Merapi, yang dilakukan pemerintah di Desa Dompol untuk mengurangi risiko
bencana erupsi Gunungapi Merapi yaitu membangun jalan, tempat pengungsian,
jembatan, saluran air, dan jalur evakuasi. Pemerintah memberikan sosialisasi
dalam bentuk ceramah di setiap pertemuan yang diadakan masyarakat di Desa
Dompol. Tindakan yang masyarakat lakukan saat terjadi bencana erupsi
Gunungapi Merapi yaitu mengungsi ketempat yang lebih aman serta melakukan
do’a bersama. Tempat pengungsian yang disediakan oleh pemerintah bertempat di
lapangan dan di SD N 1 dan 2 Desa Dompol serta tersedianya kamar mandi, wc
umum dan sarana lainya untuk memfasilitasi masyarakat saat berada di
pengungsian. Adanya peran satuan pendidikan dalam mitigasi bencana nonstruktural terhadap bencana erupsi Gunungapi Merapi yang diberikan kepada
pesertadidik SD N 1 dan 2 Dompol yang menambahkan materi tentang mitigasi
bencana dalam proses pembelajaran. Materi pembelajaran tentang mitigasi
bencana atau pengurangan risiko bencana terdapat dalam RPP (rencana proses
pembelajaran) mengajarkan siswa untuk menyelamatkan diri dan mengadakan
pelatihan simulasi saat terjadi bencana erupsi Gunungapi Merapi. Kurangnya
informasi yang tidak akurat dan terkesan lambat menyebabkan kurang
terkoordinasinya masyarakat dalam melakukan tindakan penyelamatan diri saat
terjadinya bencana erupsi Gunungapi Merapi di Desa Dompol Kecamatan
Kemalang, Kabupaten Klaten.
Kata Kunci: analisis, kesiapsiagaan, bencana.
penyadaran,
PENDAHULUAN
upaya mitigasi bencana digunakan
2015 menyatakan salah satu prioritas
untuk proses kesiapsiagaan bencana.
dalam upaya Pengurangan Risiko
Gunungapi Merapi merupakan
Bencana (PRB) adalah pentingnya
salah satu gunungapi yang masih
menggunakan pengetahuan, inovasi,
aktif.
dan pendidikan untuk membangun
kemampuan
kesiapsiagaan
bencana
efektif di semua tingkat) (Astuti dan
2010).
Upaya
kemudian
diwujudkan
dalam
komitmen
nasional
mengenai
bencana,
yaitu
tersebut
dalam
pasal 26 menjelaskan bahwa setiap
orang
bencana yang disebut manajemen
berhak
mendapatkan
pendidikan, pelatihan, penyuluhan,
risiko, sedangkan setelah terjadi
dan
bencana disebut manajemen dampak
keterampilan
penyelenggaraan
Berdasarkan
dalam
penanggulangan
bencana, baik dalam situasi tidak
Undang-Undang Republik Indonesia
terjadi
Nomor 24 Tahun 2007 menjelaskan
bencana
maupun
situasi
terdapat potensi bencana.
mitigasi bencana merupakan sebuah
mengurangi
tersebut
Undang-Undang
risiko
bencana dilakukan sebelum terjadi
untuk
Upaya
tentang Penanggulangan Bencana.
saling berkesinambungan.
upaya
erupsi.
menghadapi
Undang Nomor 24 Tahun 2007
mitigasi, dan kesiapsiagaan yang
(Tim LIPI, 2006).
terjadi
dengan diberlakukannya Undang-
dari 3 tahap, yaitu pencegahan,
pengurangan
telah
untuk
penanggulangan
pengurangan risiko bencana terdiri
Upaya
Merapi
terakhir
2010. Masyarakat harus mempunyai
terhadap bencana demi respon yang
Sudaryono,
dekade
erupsi pada Tahun 2006 dan Tahun
jangka panjang diharapkan akan
membangun
Satu
Gunungapi
keselamatan dan
ketangguhan disemua tingkat (dalam
dapat
peningkatan
kemampuan masyarakat. Hasil dari
Kerangka Aksi Hyogo 2005-
sebuah budaya
dan
Mitigasi bencana dilakukan melalui
risiko
pembangunan fisik atau aturan serta
bencana melalui pembangunan fisik,
melakukan upaya penyadaran atau
1
pendidikan. Berdasarkan Peraturan
Kepala
Badan
Teknik
Pengumpulan
data
Nasional
menggunaakan teknik Wawancara,
Penanggulangan Bencana (BNPB)
dan Observasi. Wawancara yang
No 4 Tahun 2008 telah membagi
digunakan
mitigasi bencana terdiri atas mitigasi
adalah wawancara tak berstruktur
struktural
(unstructured
serta
struktural.
mitigasi
Mitigasi
dilakukan
non-
struktural
melalui
dalam
wawancara
upaya
penelitian
interview),
yang
bebas
ini
yaitu
dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman
pembangunan fisik maupun sebuah
wawancara
pembangunan prasarana masyarakat
secara sistematis dan lengkap untuk
dalam
pengumpulan
hal
bencana.
pengurangan
Mitigasi
risiko
non-struktural
yang
telah
datanya.
tersusun
Pedoman
wawancara yang digunakan hanya
dilakukan melalui upaya penyadaran
berupa
maupun
permasalahan yang akan ditanyakan
pendidikan
dalam
mengurangi risiko bencana.
garis-garis
besar
(Sugiyono, 2011).
Observasi yang dilakukan oleh
METODE PENELITIAN
Penelitian
ini
peneliti menggunakan observasi tak
menggunakan.
berstruktur.
Observasi
dalam
pendekatan kualitatif dengan desain
penelitian
fenomenologi
definisi
dengan tidak berstruktur, karena
sosial yaitu mengkaji sesuatu yang
fokus dalam penelitian belum jelas
tidak tampak dengan kajian mikro
(Sugiyono,
agar
makna
melakukan pengamatan dengan tidak
(Subadi, 2005). Tujuan penelitian
menggunakan instrumen yang telah
adalah peniliti dapat mengetahui
baku, tetapi hanya rambu-rambu
bentuk-bentuk
pengamatan (Sugiyono, 2011).
paradigma
memperoleh
suatu
mitigasi
bencana
struktural dan bentuk-bentuk mitigasi
non-sruktural
di
Desa
kualitatif
2011).
dilakukan
Peneliti
Sumber data dalam penelitian ini
Dompol,
adalah informan. Informan dalam
Kecamatan Kemalang, Kabupaten
penelitian ini menggunakan teknik
Klaten.
snowball.
Snowball
Sampling
menurut Yin “digunakan bilamana
2
peneliti ingin mengumpulkan data,
yang berupa informasi dalam salah
4
satu lokasi, tetapi peneliti tidak tahu
siapa yang paling tepat untuk dipilih,
karena tidak mengetahui kondisi dan
struktur warga masyarakat dalam
mitigasi
bencana ?
Darimana
bapak/ibu
mengetahui
tentang
mtigasi
bencana ?
lokasi tersebut” (HB. Sutopo, 2006).
Informan
diantaranya
dalam
penelitian
pemerintah
ini
Desa
maupun tokoh-tokoh masyarakat dan
satuan pendidikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel. 1.1 Hasil Domain Jawaban
Mengetahui
mitigasi
bencana dari
sosialisasi
pemerintah
Kabupaten
Mengetahui
mitigasi
bencana dari
sosialisasi
pemerintah
Desa
Mengetahui
mitigasi
bencana dari
pelajaran di
sekolah
Masyarakat Desa Dompol
No
1
2
3
Teks
Pertanyaan
Apakah
bapak/ibu
mengalami
erupsi
(letusan)
Gunungapi
Merapi
Tahun 2010
?
Bagaimana
pendapat
bapak/ibu
tentang
erupsi
Gunungapi
Merapi
Tahun 2010
?
Apakah
bapak/ibu
pernah
mendengar
tentang
5
Jawaban
Mengalami
erupsi
Gunungapi
Merapi Tahun
2010
Letusan
Gunungapi
Merapi paling
besar
6
Pernah
mendengarkan
tentang
mitigasi
bencana
3
Apakah ada
jalur
evakuasi
yang
disediakan
oleh
pemerintah
untuk
memudahkan
bapak/ibu
(sekeluarga)
mengungsi ?
Bagaimana
upaya
pemerintah
dalam
membangun
prasarana
masyarakat
dalam
mengurangi
risiko
bencana ?
Ada
jalur
evakuasi
Membangun
jalan,
jemabatan.
Membangun
jalur evakuasi
Membangun
tempat
pengungsian
Membangun
pos tanggap
darurat
Membangun
saluran air
7
8
9
10
11
Apakah
pembanguna
n prasarana
oleh
pemerintah
bermanfaat
bagi
masyarakat ?
Apakah
pembanguna
n prasarana
dalam
mengurangi
risiko
bencana itu
ditingkatkan
atau
direkontruksi
kan ulang ?
Apakah
program
yang
dicanangkan
oleh
pemerintah
itu berjalan
dengan baik
?
Bagaimana
proses
sosialisasi
yang
dilakukan
terhadap
masyarakat ?
Bermanfaat
12
Diperbaiki
Ditingkatkan
Direkontruksi
kan ulang
13
Berjalan
dengan baik
14
Dalam bentuk
ceramah pada
saat
pertemuan
bapak-bapak
Rt / Rw
Dalam bentuk
ceramah pada
saat
perkumpulan
di Kelurahan
Hal-hal apa Hal-hal yang
saja
yang harus
harus
diperbaiki
diperbaiki
yaitu proses
dalam
sosialisasi
program
Perbaikan
pengurangan jalan
15
4
risiko
bencana
erupsi
Gunungapi
Merapi ?
Bagaimana
tradisi
masyarakat
dalam
mengurangi
risiko
bencana
erupsi
Gunugapi
Merapi ?
Apakah
program
yang
dilakukan
pemerintah
itu
bertentangan
dengan
tradisi atau
adat
masyarakat ?
Bagaimana
hubungan
antar
masyarakat
dalam
keseharianya
?
Apakah
masyarakat
telah bekerja
sama dengan
lembaga nonpemerintah ?
Perbaikan
jalur evakuasi
Sistem
informasi
Mengungsi
memngikuti
arahan
pemerintah
Berdo’a
bersama
Program yang
dicanangkan
pemerintah
tidak
bertentangan
dengan
adat
atau
tradisi
masyarakat
Hubungan
masyarakat
Desa Dompol
pada
keseharianya
baik
Hubungan
masyarakat
Desa Dompol
pada
keseharianya
harmonis
Tidak
melakukan
hubungan
dengan dengan
nonpemerintah
mungkin
pemerintah
pernah
memberikan
sosialisasi
di
organisasi
/
lembaga ini?
8. Sosialisasi
dalam bentuk
apakah
yang
pernah
di
lakukan
oleh
pihak lain atau
pemerintah
kepada
organisasi
/
lembaga ini ?
9. Apakah setelah
erupsi (letusan)
Gunungapi
Merapi tahun
2010
ada
pembangunan
fasilitas
–
fasilitas
kebencanaan
dari
pemerintah?
10. Apakah
organisasi
/
lembaga
ini
berperan dalam
pembagunan
fasilitas
kebencanaan
dari pemerintah
?
11. Adakah upaya
dari kelompok
atau organisasi
ini untuk siaga
bencana?
12. Apakah
Kesiapsiagaan
bencana
dibahas dalam
Wawancara selanjutnya dilakukan
kepada
Kepala
Organasasi
Kebencanaan Desa Dompol.
Tabel 1.2 Hasil Wawancara
Kepala Organisasi
No
Pertanyaan
1. Berapakah
jumlah anggota
di
dalam
organisasi
/
lembaga ini ?
2. Apakah ketua
organisasi
di
latih
tentang
siaga bencana ?
3. Apakah anggota
juga di latih
atau ikut serta
dalam pelatihan
siaga bencana ?
4. Berapa
kali
pelatihan siaga
bencana
di
lakukan ?
5. Apakah
terdapat jalur
evakuasi
apabila
sewaktu-waktu
terjadi bencana
?
6. Apakah
organisasi
/
lembaga
ini
Ikut
andil
bagian
untuk
waspada
terhadap
bencana?
7. Apakah selain
pihak
lain
Jawaban
40 relawan
Iya, dilatih oleh
(LSM, Kenari,
dan BPBD)
Iya, dilatih 7
orang yang ikut
beserta Ketua
2 bulan 1 kali
latihan
Ada,
Ikut
andil,
dalam bencana,
evakuasi, habis
erupsi
baru
dilakukan
Ada
5
Pembentukan
struktur
organisasi, draf
perencanaan
kegiatan,
pembagian
tugas dll.
Dikasih tenda,
P3K, Sragam
untuk
organisasi,
radio gengam
untuk
berkomunikasi,
horen,
dan
tandu.
Sangat berperan
Ada,
rutin
pertemuan
dengan
organisasi,
Iya, selalu rutin
di bahas
setiappertemua
n
rutin
di
organisasi ini?
13. Apakah
organisasi
/
lembaga
ini
sekarang siap
membantu dan
melakukan hal
yang
terbaik
untuk
masyarakat
apabila terjadi
bencana
Gunungapi
Merapi?
Wawancara
Siap mas, dan
akan melakukan
hal yang terbaik
serta
memaksimalkan
untuk
membantu
masyarakat.
ketiga
4
5
dilakukan
terhadap Satuan Pendidikan yang
terdapat di Desa Dompol, wawancara
tersebut menghasilkan:
Tabel 1.3 Hasil Wawancara Satuan
Pendidikan
No
1
2
3
5
Sikap dan Tindakan
Pertanyaan
Jawaban
Apakah
Mitigasi Tidak ada
bencana
terdapat
dalam kurikulum di
sekolah ini?
Apakah
pihak Iya setiap
sekolah
kelas pasti
memberikan
diberikan
pengetauhan bagi pengetahua
peserta
didik n
mengenai bahaya,
kerentanan,
kapasitas,
risiko
dan sejarah bencana
di
daerah
lingkungan sekolah
?
Apakah
pihak Iya
6
7
6
sekolah
memberikan
pengetauhan bagi
peserta
didik
mengenai
upaya
yang bisa dilakukan
untuk mengurangi
risiko bencana di
lingkungan sekolah
?
Apakah
seluruh Iya
komponen sekolah berperan
ikut
berperan
menjalankan
rencana
tanggap
darurat pada saat
simulasi?
Apakah
sudah Sudah
terlaksananya
terlaksana
sosialisasi
pengetauhan
pengurangan risiko
bencana,
sekolah
siaga bencana dan
kesiapsiaagaan
kepada
seluruh
warga sekolah ?
Berapa
banyak 2 x
sosialisasi tersebut pelaksanaa
terlaksana , dan n dalam 1
mungkinkah akan bulan
berkelanjutan
di
sekolah ini?
Apakah
sudah Sudah
terlaksananya
terlaksana,
pelatihan PRB di 2 x
sekolah ini? Berapa pelatihan 1
kali
pelatihan bulan
tersebut dilakukan? sekali
Apakah di sekolah Tidak
ini juga melakukan hanya
simulasi / pelatihan dengan
PRB
dengan komponen
melibatkan
sekolah
masyarakat sekitar?
Kebijakan Sekolah
No
8
9
No
10
11
12
Pertanyaan
Jawaban
Apakah ada
Ada
kebijakan,
kesepakatan dan
peraturan sekolah
yang mendukung
PRB di sekolah ?
contoh dimasukan
dalah Visi Misi dan
tujuan sekolah
Apakah tersedia
Ada ,
akses bagi seluruh
tersedia
komponen sekolah
terhadap informasi,
pengetauhan dan
pelatihan untuk
meningkatkan
kapasitas dalam hal
PRB ? contoh
media informs
sekolah
Perencanaan Mitigasi
Pertanyaan
Jawaban
Apakah disekolah
Tidak ada
tersedia dokumen
penilaian risiko
bencana yang
disusun bersama
secara partisipatif
dengan warga
sekolah?
Apakah disekolah
Tidak
tersedia dokumen
rencana aksi
sekolah dalam
penanggulangan
bencana
(sebelum,saat,danse
telah terjadinya
bencana)?
Apakah tersedia
sistem peringatan
dini yang dipahami Sirine atau
oleh semua
dengan
komponen sekolah loceng
meliputi :
kalau lagi
13
14
15
7
Akses terhadap
informasi bahaya,
baik dari tanda
alam, informasi
dari lingkungan
dan dari pihak
berwenang.
Alat peringatan
serta biaya
pemeliharaan dan
tanda bahaya yang
disepakati dan
dipahami oleh
seluruh komponen
sekolah
Penyebarluasan
informasi
peringatan bahaya
di lingkungan
sekolah
Petugas yang
bertanggungjawab
dalam
pengoperasian alat
peringatan dini
Apakah ada
prosedur tetap
Mitigasi sekolah
yang disepakati dan
dilaksanakan oleh
seluruh komponen
sekolah?
Apakah ada peta
evakuasi sekolah,
dengan tandan
rambu yang
terpasang yang
mudah dipahami
oleh semua
komponen sekolah?
Apakah sekolah
memiliki lokasi
jalur evakuasi
terdekat dari
sekolah dan sudah
tersosialisasikan
mati listrik
Ya tersedia
Iya
Ada
petugas
sendiri dan
tukang
kebun sini
Ya,Ada
prosedur
Belum di
buat lagi
dulu ada
tapi sudah
rusak
Sudah
dan disepakiti oleh
komponen
sekolah,orang tua
murid, masyarakat
sekitar, dan
pemerintah daerah?
16 Apakah sudah
adanya prosedur
tetap Mitigasi
sekolah yang
Ya sudah ,
disepakati dan
diamankan
dilaksanakan oleh
mas
seluruh komponen
sekolah diantaranya Tidak,
:
langsung
Penggandaan dan dari pihak
kelurahan
penyimpanan
dokumen penting mas,
karena
sekolah pada
tempat yang aman berdekatan
Pencatatan nomor dengan
kelurahan
telepon penting
desa
yang mudah
dompol
diakses seluruh
komponen
sekolah
(puskesmas,
pemadam
kebakaran, dan
aparat terkait)
Mobilisasi Sumber Daya
No
Pertanyaan
Jawaban
17 Apakah dari
Belum
struktur bangunan
mas, baru 1
sekolah ini sudah
kecamatan
sesuai dengan
itu baru 1
standar bangunan
sekolah
aman bencana?
mas
18 Apakah ada
Ada
perlengkapan dasar perlengkap
dan suplai
anya
kebutuhan dasar
paska bencana yang
dapat segera
dipenuhi dan
diakses oleh semua
19
20
21
warga sekolah
seperti : alat P3K,
terpal , tenda dan
sumber air
Apakah ada gugus
siaga bencana
sekolah yang
melibatkan
perwakilan peserta
didik?
Apakah ada
kerjasama dengan
pihak – pihak
terkait
penyelenggaraan
penanggulangan
bencana baik dari
Desa setempat,
organisasi ataupun
dari pemerintah
daerah,kota
maupun kabupaten?
Apakah sekolah
memiliki
mekanisme
pemantuan dan
evaluasi partisipatif
mengenai Mitigasi
dan keamanan
sekolah secara rutin
(menguji atau
melatih Mitigasi
sekolah secara
berkala)?
Tidak ,
hanya staf
guru – guru
Kerjasama
dengan
BPBD, dan
Kecamatan
Kemalang
Tidak
secara
rutin,
karena
keterbatasa
n alat untuk
melakukan
ya
Bentuk lain dari siaga bencana
dalam satuan pendidikan ini telah
dibuat jalur Evakuasi sekolah di SD
N 1 dan SD N 2 Dompol dari
gambaran
tersebut
terdapat
titik
aman pertama yakni para warga
sekolah
8
keluar
dari
kelas
atau
ruangan menuju ke halaman depan
pemerintah berjalan dengan baik.
sekolah
pertama
Proses sosialisasi yang dilakukan
kemudian sampai kondisi aman dan
pemerintah dilakukan pada saat ada
terkendali dilanjutkan langsung turun
pertemuan RT atau RW. Prasarana
ke bawah yakni turun ke lapangan
yang harus diperbaiki pemerintah
depan sekolah tersebut atau dititik ke
adalah perbaikan jalan dan jalur
dua yang paling aman. Pada saat
evakuasi dan masyarakat juga sering
kejadian erupsi Gunungapi Merapi
mengeluhkan tentang informasi yang
terdapat alarm atau bel pada tiap
kurang akurat dari pemerintah daerah
sudut unit kelas, sehingga saat
maupun pemerintah Desa. (d) tradisi
alaram
berbunyi
warga
mengungsi
sekolah
bisa
keluar
dilakukan masyarakat saat terjadi
dititik
aman
semua
segera
menyelamatkan diri.
Kelima
belas
informan
dan
do’a
(letusan)
Gunungapi
Program
yang
bersama
Merapi.
dicanangkan
Menghasilkan kesimpulan dengan
pemerintah
wawancara tentang mitigasi bencana
bertentangan dengan tradisi atau adat
Gunung Merapi diantaranya: (a)
yang
pengetahuan
dimiliki
hubungan antar masyarakat pada
masyarakat Desa Dompol cukup
keseharianya baik dan harmonis, hal
paham
tentang
itu terlihat dari gotong-royong yang
mitigasi bencana Gunungapi Merapi
masih kental di Desa Dompol.
(b) pemerintah membangun jalan
Masyarakat belum pernah melakukan
utama dan jalur evakuasi untuk
hubungan dengan lembaga non-
mengurangi
pemerintah.
dan
yang
mengetahui
risiko
bencana
Gunungapi Merapi. Pembangunan
yang
dilakukan
ada
tidak
di
pernah
masyarakat.
(e)
Melihat kondisi Desa Dompol, di
pemerintah
Desa Dompol sudah terdapat jalur
bermanfaat bagi masyarakat Desa
evakuasi
Dompol.
Pembangunan
yang
pemerintah daerah dan digunakan
dilakukan
pemerintah
selalu
untuk mengevakuasi warga menuju
ditingkatkan pada setiap Tahunya (c)
ke tempat yang lebih aman. begitu
program yang di canangkan oleh
juga proses sosialilsasi yang berjalan
9
yang
dibangun
oleh
dengan
baik
disetiap
bulanya
umum, dan dapur umum. Pemerintah
mempermudah
warga
untuk
dan lembaga organisasi melarang
menyelamatkan
masyarakat yang sudah berada di
keluarga dan harta benda masing-
pengungsian untuk menyelamatkan
mamsing saat erupsi Gunungapi
harta benda atau menengok hewan
Merapi terjadi. Biasanya masyarakat
ternak
Desa Dompol menunggu himbauan
Gunungapi Merapi kembali normal,
dari pemerintah mengenai status dan
dan
aktifitas Gunungapi Merapi dari
Merapi
status waspada sampai dengan awas
masyarakat Desa Dompol dievakuasi
dan
pemerintah
menuju ke tempat yang lebih aman
memperingatkan untuk mengungsi
yaitu di Kecamatan Kemalang. Desa
masyarakat Desa Dompol bergegas
Dompol
belum
berkumpul pada pos titik kumpul
evakuasi
yang
yang
oleh
sebagian pertigaan jalan saja yang
pemerintah, pos yang ada disetiap
sudah terdapat jalur evakuasi, adapun
pertigaan atau perempatan di Desa
jalur evakuasi itu terdapat di pinggir
Dompol
jalan utama.
bertindak
cepat
pada
saat
sudah
disediakan
mempunyai
dua
fungsi
selain menjadi titik kumpul saat
mereka
apabila
sebelum
aktifitas
semakin
status
Gunungapi
meningkat
terdapat
lengkap
jalur
hanya
KESIMPULAN
terjadi erupsi Gunungapi Merapi
Secara umum penelitian ini
juga sebagai pos ronda atau pos
telah sesuai dengan tujuan yang
keamanan di Desa tersebut. Setelah
diharapkan yaitu:
berkumpul
di
pos
titik
aman
1. Mitigasi Bencana Struktural
masyarakat dibantu dengan relawan
menuju ke tempat pengungsian di
Adanya
Desa
mitigasi
Dompol
sendiri
yaitu
di
bentuk-bentuk
bencana
erupsi
lapangan sepak bola dekat dengan
Gunungapi
kantor kelurahan Desa Dompol di
struktural di Desa Dompol,
lapangan
sarana
Kecamatan
masyarakat yang sudah disediakan
Kabupaten
pemerintah seperti kamar mandi, wc
pembangunan
tersebut
sudah
10
Merapi
secara
Kemalang,
Klaten
jalan,
berupa
jalur
Astuti, dan Sudaryono. 2010. Peran
evakuasi, pos titik sementara
dan
ditingkatkan
Sekolah Dalam Pembelajaran
setiap
Mitigasi
Tahunya.
Bencana.
Dialog
2. Mitigasi Bencana Non-
Jurnal
Penanggulangan
Bencana Volume 1, Nomor 1
Struktural
(30-42).
a. Sekolah
BNPB
Adanya
bencana
diberikan
oleh
BAPPENAS.
2011.
Rencana Aksi Rehabilitasi dan
pendidikan
mitigasi
&
Rekontruksi
yang
Wilayah
Pasca
Erupsi Gunung Merapi Di
satuan
pendidikan kepada siswa
Propinsi
sekolah dasar setempat
Propinsi Jawa Tengah. Jakarta
berupa
:
pembelajaran-
pembelajaran
Badan
dan
Nasional
Penanggulangan Bencana
secara
umum yang terdapat di
Rencana
Yogyakarta
Hamidi. (2008). Metode Penelitian
Pelaksanaan
Kualitatif.
Pembelajaran.
Malang:
UMM
Press
b. Masyarakat
H.B.
Sutopo. 2006.
Penelitian
Adanya bentuk-bentuk mitigasi
Metodologi
Kualitatif: Dasar
bencana erupsi Gunungapi Merapi
teori dan Terapannya dalam
secara
Penelitian.
Dompol,
non-struktural
Kecamatan
di
Desa
Surakarta:
Universitas Sebelas Maret
Kemalang,
Kabupaten Klaten berupa sosialisasi
Khairudin. 2011. “Dampak Pelatihan
yang dilakukan pemerintah Desa
Pengurangan Risiko Bencana
dengan cara ceramah pada saat ada
terhadap
agenda perkumpulan RT/Rw yang
Kesiapsiagaan
Komunitas Sekolah”. Forum
dilakukan secara rutin setiap satu
penelitian.
bulan sekali.
DAFTAR PUSTAKA
11
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar
Ilmu
Anthropologi.
HNA_S_-_ITB.pdf.
Jakarta:
diakses
pada tanggal 19 juni 2014
PT. Rineka Cipta.
Subadi. 2005. Metode Penelitian
Kualitatif.
Lavigne, De Coster, Juvin, Flohic,
Gaillard,
Texier,
Sartohadi.
2008.
Morin,
People’s
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Kombinasi. Bandung: Alfabeta.
Hazards:
Perspectives
from
Communities,
FKIP
UMS.
Behaviour in The Face of
Volcanic
Surakarta:
Javanese
UU. 2007. Undang-undang Repoblik
Indonesia.
Indonesia
Tentang
Journal of Volcanology and
penanggulangan
bencana
Geothermal
nomor
Research
172
(273-287).
http://bnpb.go.id/uploads/migra
tion/pubs/1.pdf. diakses pada
LIPI, (2006). Kajian Kesiapsiagaan
masyarakat
tanggal 19 juni 2014
dalam
Menghadapi
Ancaman
Bencana Alam. Jakarta: LIPI
Press.
Miles and Huberman. 1992. Analisis
Metode Penelitian Kualitatif.
Jakarta: UI Press.
Pribadi Krisna S. 1999. Pendidikan
Siaga Bencana Gempa Bumi
sebagai upaya meningkatkan
keselamatan siswa
( studi
kasus pada SDN cirateun dan
SD N padasuka 2 Kabupaten
Bandung
24
).
Jurnal
ITB.
http://Jurnal.upi.edu/file/KRIS
12