Pengaruh Intensitas Merokok terhadap Kapasitas Vital Paksa Paru Perempuan Perokok.

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

PENGARUH INTENSITAS MEROKOK TERHADAP KAPASITAS VITAL PAKSA PARU PEREMPUAN PEROKOK

Irene Elysia Gunawan, 2016, Pembimbing I : Julia Windi Gunadi, dr., M.Kes Pembimbing II : Grace Puspasari , dr., M.Gizi

Latar Belakang jumlah perokok yang semakin meningkat setiap tahunnya

menjadi suatu permasalahan global, karena dampak yang sangat berbahaya untuk kesehatan pengguna maupun orang sekitarnya. Rokok menyebabkan kematian pada enam juta orang per tahun di dunia, diantaranya lima juta orang perokok aktif dan mantan perokok serta 600.000 orang perokok pasif dan diperkirakan pada tahun 2030 meningkat menjadi lebih dari delapan juta orang per tahun. Jumlah laki-laki yang merokok lebih banyak dari perempuan, namun perempuan lebih beresiko terserang berbagai penyakit akibat rokok seperti stroke, kanker paru-paru, emfisema, dan serangan jantung dibandingkan laki-laki.

Tujuan untuk melakukan analisis pengaruh rokok terhadap kesehatan paru-paru pada perempuan, yang dilakukan dengan mengukur besar kapasitas vital paksa paru menggunakan spirometer.

Metode penelitian dengan desain studi cross sectional ini bersifat deskriptif analitik yang dilakukan pada 55 orang perempuan yang dibagi menjadi lima kelompok (sebelas orang pada masing-masing kelompok), yaitu kelompok perempuan tidak merokok, perokok pasif, perokok ringan, sedang, dan berat. Hasilnya akan dianalisis menggunakan ANAVA satu arah yang dilanjutkan uji Tukey HSD.

Hasil menunjukkan kapasitas vital paksa paru perempuan tidak merokok lebih tinggi dari perempuan perokok pasif dan aktif (p < 0,01), dan tidak terdapat perbedaan antara kapasitas vital paksa paru pada perempuan perokok pasif, perempuan perokok aktif ringan, perokok aktif sedang, dan perokok aktif berat (p > 0,05).

Simpulan tidak terdapat pengaruh intensitas merokok terhadap kapasitas vital

paksa paru perempuan perokok.

Kata kunci : merokok, kapasitas vital paksa paru, perempuan perokok,


(2)

v Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

THE EFFECT OF SMOKING INTENSITY ON THE FORCED VITAL LUNG CAPACITY OF FEMALE SMOKERS

Irene Elysia Gunawan, 2016, Tutor I : Julia Windi Gunadi, dr., M.Kes Tutor II : Grace Puspasari , dr., M.Gizi

Background The increasing number of smokers become a global problem because its dangerous impact for the health of the smokers and the people around him. Smoking causes six million deaths per year in the world, five million of which are active smokers and ex-smokers, and 600,000 of which are passive smokers; which are expected to increase to more than eight million deaths per year in 2030. Although the estimated number of male smokers are more than female smokers, female smokers are more at risk of developing smoking-related diseases such as stroke, lung cancer, emphysema, and heart attack, which is fourty times greater than male smokers.

Objective To analyze the effect of smoking on vital lung capacity in adult female.

Methods This cross sectional study design research was descriptive analytic. It was conducted on 55 adult females divided into 5 groups (11 females each group): nonsmoker, passive smoker, mildly active smoker, moderately active smoker, and heavily active smoker. The test subjects were measured for their vital lung capacity using a spirometry. The result was statistically analyzed using ANAVA and continued by test Tukey’s HSD calculation.

Result The lung vital capacity of adult nonsmoker females are higher compared to passive female smokers and active female smokers (p<0,01), and there is no significant difference of lung vital capacity between passive female smokers and active female smokers (p>0,05).

Conclusion There is no effect of smoking intensity on the forced vital lung capacity of female smokers.

Keywords: smoking, lung vital capacity, forced vital capacity, female smoker, passive smoker


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PERNYATAAN MAHASISWA ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

PRAKATA ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 4

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 4


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rokok ... 6

2.1.1 Definisi Rokok dan Merokok serta Jenis Rokok ... 6

2.1.2 Epidemiologi Perokok di Dunia ... 6

2.1.3 Klasifikasi Berat Ringannya Merokok dan Aturan Penggunaan Rokok ... 9

2.1.4 Kandungan Dalam Asap Rokok dan Efek Yang Ditimbulkannya ... 9

2.1.5 Patogenesis Penyakit Akibat Rokok . ... ...12

2.2 Anatomi dan Fisiologi Paru ... ...13

2.3 Spirometer. ... 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat Penelitian ... 19

3.2 Metode Penelitian... 19

3.2.1 Desain Penelitian ... 19

3.2.2 Populasi dan Sampel ... 19

3.3 Subjek Penelitian ... 20

3.3.1 Definisi Konsepsional ... 20

3.3.2 Definisi Operasional ... 21

3.4 Prosedur Penelitian ... 22

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

3.6 Metode Analisis ... 23

3.6.1 Hipotesis Statistik ... 23

3.6.2 Pengolahan Data ... 23


(5)

x Universitas Kristen Maranatha

3.7 Aspek Etik ... 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 25

4.1.1 Karakteristik Responden ... 25

4.1.2 Pengaruh Rokok Terhadap Kapasitas Vital Paksa Paru...25

4.2 Pembahasan ... 27

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 29

4.3.1 Hipotesis Penelitian ... 29

4.3.2 Hipotesis Statistik ... 29

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 30

5.2 Saran ... 30

DAFTAR PUSTAKA ... 31

LAMPIRAN ... 36


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jenis – Jenis Rokok ...7 Tabel 4.1 Karakteristik Umur Subjek Penelitian ...25 Tabel 4.2 Rerata Hasil Pengujian Kapasitas Vital Paksa Paru

pada Berbagai Variabel Independen...26 Tabel 4.3 Hasil Uji Tukey HSD ...26


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Patogenesis Kerusakan Sistem Saluran Pernapasan

Akibat Rokok ... 12 Gambar 2.2 Patogenesis Mekanisme Inflamasi Paru yang

Menginduksi Penyakit Vaskular ... 12 Gambar 2.3 Hubungan Pleura Viceralis dengan Paru ... 14 Gambar 2.4 Kontraksi dan Ekspansi dari Rongga Thoraks

selama Inspirasi dan Ekspirasi ... 15 Gambar 2.5 Diagram yang Memperlihatkan Peristiwa Pernapasan

selama Bernapas normal, Inspirasi Maksimal,


(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 – DATA HASIL PENELITIAN ... 36

LAMPIRAN 2 – INFORMED CONSENT ... 49

LAMPIRAN 3 – DOKUMENTASI ... 40


(9)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Merokok menimbulkan berbagai masalah, baik di bidang kesehatan maupun sosio-ekonomi. Rokok menimbulkan berbagai masalah kesehatan seperti gangguan respirasi, gangguan kardiovaskuler, gangguan reproduksi hingga kematian (Kemenkes, 2012). Efek negatif rokok dirasakan bukan saja oleh penggunanya namun juga bagi lingkungan sekitarnya (perokok pasif) (WHO, 2013).

Menurut WHO (2014), Rokok menyebabkan kematian pada enam juta orang per tahun di dunia (lebih dari lima juta orang perokok aktif dan mantan perokok serta 600.000 orang perokok pasif) dan diperkirakan pada tahun 2030 meningkat menjadi lebih dari delapan juta orang pertahun. Sekitar 80% dari satu milyar perokok di dunia berada di negara berkembang. Pengguna rokok di Indonesia ini terus meningkat tajam tiga puluh tahun terakhir.

Survei Centers for Disease Control and Prevention (2012) satu dari enam perempuan di Amerika berusia lebih dari delapan belas tahun mempunyai kebiasaan merokok. Akibat kebiasaan merokok ini perempuan perokok meninggal 14,5 tahun lebih muda dari perempuan bukan perokok. Perempuan perokok memiliki resiko terserang stroke, kanker paru-paru, emfisema dan serangan jantung empat puluh kali lebih besar dibandingkan perempuan yang tidak merokok. Walaupun menurut Global Adult Tobacco Survey (2011) jumlah laki-laki yang merokok diperkirakan lebih banyak dari perempuan yang merokok (Kemenkes, 2012), namun perempuan lebih beresiko terserang berbagai macam penyakit akibat rokok tersebut (Schmidt, 2014).

Salah satu penyakit yang sering terjadi akibat rokok adalah Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK). Lebih dari 90% perokok meninggal karena PPOK dengan prevalensi lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki. Risiko perempuan terserang PPOK di usia muda lebih besar dibanding laki-laki


(10)

2 Universitas Kristen Maranatha (American Cancer Society, 2014), namun menurut National Institute for Health and Care Excellence (2010) dari tiga juta orang yang terserang PPOK hanya

900.000 orang yang terdiagnosa, sedangkan sekitar dua juta orang tidak terdiagnosa PPOK. Oleh karena itu, pengukuran kinerja paru pada perokok yang belum terdiagnosa PPOK sangat penting. Salah satu cara untuk mengukur kinerja paru adalah dengan menghitung besar kapasitas vital paksa paru menggunakan spirometer. Kapasitas vital paksa paru adalah penjumlahan antara volume cadangan inspirasi ditambah volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Penyakit paru-paru dapat menurunkan kapasitas vital dari paru-paru seseorang (Guyton and Hall, 2008).

Penelitian ini dilakukan berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Karia et al (2012) menunjukkan adanya perbedaan nilai actual value dengan

predicted value dari kapasitas vital paksa paru, volume ekspirasi paksa satu detik,

dan rasio volume ekspirasi satu detik per besar kapasitas vital paksa paru pada laki-laki perokok ringan, sedang, dan berat, serta adanya penelitian oleh Wangi (2009) juga memperlihatkan adanya pengaruh dan hubungan merokok terhadap kapasitas vital paru perempuan dewasa. Penelitian oleh Merghani dan Saeed (2011) membandingkan kapasitas vital paksa paru pada anak laki-laki yang tidak terpapar asap rokok di rumah dengan anak laki-laki yang terpapar asap rokok dirumah.

Penelitian pengaruh intensitas merokok terhadap kapasitas vital paksa paru perempuan perokok dilakukan karena peneliti ingin mengetahui apakah asap rokok lebih berpengaruh pada perokok pasif dibandingkan dengan perokok aktif itu sendiri, selain itu berdasarkan penelitian sebelumnya telah dilakukan perbandingan nilai predicted dan actual value terhadap berbagai intensitas merokok, sehingga peneliti ingin melihat apakah perbandingan predicted value saja dapat menunjukkan penurunan fungsi paru seiring dengan meningkatnya jumlah rokok yang di konsumsi.


(11)

3 Universitas Kristen Maranatha 1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, identifikasi masalah penelitian ini adalah apakah intensitas merokok memengaruhi kapasitas vital paksa paru pada perempuan perokok.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh intensitas merokok terhadap kapasitas vital paksa paru perempuan perokok.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Manfaat untuk bidang akademis dari penelitian ini adalah menambah pengetahuan dan wawasan serta membantu sebagai acuan penelitian-penelitian selanjutnya tentang efek asap rokok terhadap kapasitas vital paksa paru perempuan.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat untuk masyarakat dari penelitian ini adalah membantu tenaga medis dalam penyuluhan tentang efek rokok terhadap fungsi paru-paru perempuan, sehingga masyarakat dapat lebih memahami pengaruh buruk rokok terhadap fungsi paru, walaupun belum menimbulkan gejala klinis yang signifikan, serta masyarakat menyadari pentingnya upaya-upaya pencegahan.


(12)

4 Universitas Kristen Maranatha 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Rokok mengandung lebih dari 4000 zat kimia, ratusan jenis diantaranya beracun dan 69 jenis yang lain bersifat karsinogenik. Pengonsumsi rokok akan sulit untuk berhenti merokok dikarenakan terdapat zat nikotin yang akan merangsang pelepasan dopamin sehingga memberi rasa nyaman dan ketergantungan pada penggunanya. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa pengguna rokok yang memulai berhenti merokok sulit untuk berkonsentrasi, emosi tidak stabil, dan mudah lelah. Selain itu zat nikotin juga dapat merusak silia epitel pernapasan (Guyton and Hall, 2008).

Rokok juga menyebabkan gangguan kardiopulmonal dikarenakan terdapat banyak karbon monoksida (CO) yang lebih mudah diikat eritrosit dibanding oksigen, sehingga tubuh kekurangan oksigen, maka sebagai kompensasinya kerja jantung dan paru-paru akan bertambah dari keadaan normal. Disamping itu kandungan tar yang terdapat pada rokok menyebabkan penggunanya lebih mudah menderita kanker.

Asap rokok sangat berbahaya karena berkontribusi dalam peningkatan polusi udara yang menyebabkan berbagai penyakit, oleh karena itu rokok memberikan dampak negatif bukan saja bagi pengguna namun juga lingkungan sekitarnya (Depkes, 2012 dan Guyton and Hall, 2008). Selain itu asap rokok dapat menurunkan kapasitas vital paksa paru karena kandungan dalam asap rokok dapat menyebabkan obstruksi bronkiolus, yaitu melalui mekanisme konstriksi bronkiolus karena perangsangan saraf parasimpatis dan sekresi mukus dari saluran pernapasan yang berlebihan (Guyton and Hall, 2008).

Untuk menenentukan apakah asap rokok berpengaruh terhadap paru-paru pengonsumsinya, maka dilakukan pemeriksaan kapasitas vital paru-paru. Kapasitas vital paksa paru-paru (4600 ml) adalah jumlah udara maksimum yang dapat dikeluarkan seseorang dari paru-paru setelah melakukan inspirasi maksimal. Kapasitas vital paksa paru terdiri dari penjumlahan antara:


(13)

5 Universitas Kristen Maranatha  Volume cadangan inspirasi: volume cadangan ekstra yang dapat di inspirasi

setelah inspirasi volume tidal normal bila inspirasi kuat (± 3000 ml).

 Volume tidal: volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi setiap kali bernapas normal (500 ml pada laki-laki dewasa).

 Volume cadangan ekspirasi: volume udara ekstra maksimal yang dapat diekspirasi melalui ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi volume tidal normal (1100 ml).

Volume kapasitas seluruh paru perempuan lebih kecil 20 – 25% dari pada laki-laki, dan lebih besar lagi pada orang yang atletis dan bertubuh besar dari pada orang bertubuh kecil dan astenis (Guyton and hall, 2008).

1.5.2 Hipotesis

Intensitas merokok dapat memengaruhi kapasitas vital paksa paru perempuan perokok.


(14)

30 Universitas Kristen Maranatha BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh intensitas merokok terhadap kapasitas vital paksa paru perempuan perokok.

5.2 Saran

1. Untuk mengetahui intensitas penurunan fungsi paru akibat banyaknya rokok yang dikonsumsi, dapat dilakukan penelitian selanjutnya tentang perbandingan intensitas merokok terhadap FEV1 atau FEV1/ FVC pada

perempuan perokok.

2. Sebagai dasar penelitian selanjutnya tentang intensitas merokok perempuan menggunakan indeks Brinkman terhadap penurunan fungsi paru, agar dapat mengetahui hubungan lamanya merokok dengan tingkat penurunan fungsi paru perempuan.

3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode cohort untuk mengetahui hubungan lamanya seorang perempuan menjadi perokok pasif dengan penurunkan fungsi paru.


(15)

31 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA

Agil, P. (2012). Hubungan antara paparan Asap Rokok dan Frekuensi terjadinya

Eksaserbasi Asma pada Pasien Asma yang Berobat ke RSU Dr. Soedarso.

Pontianak: Skripsi Program Studi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.

American Cancer Society. (2014, juli 02). How can smoking affect your health? American Cancer Society. (2014, juli 02). Women and Smoking. Retrieved januari

14, 2015, from

http://www.cancer.org/cancer/cancercauses/tobaccocancer/womenandsmoki ng/women-and-smoking-intro

Anonim. (2015, Agustus 01). Pemerintah Terapkan Peraturan Keras Jumlah

Perokok di Jepang Menurun Drastis. Retrieved Januari 13, 2015, from

Pikiran Rakyat Online: http://www.pikiran-rakyat.com/luar-negeri/2014/08/01/291260/jumlah-perokok-di-jepang-menurun-drastis Asma, S., Mackay, J., Song, S. Y., Zhao, L., Morton, J., Palipudi, K. M., et al.

(2015). The Global Adult Tobacco Survey Atlas. Atlanta, GA: CDC Foundation.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Canadian Centre for Occupational Health and Safety. (2011, maret 01).

Environmental Tobacco Smoke (ETS): General Information and Health Effects. Retrieved Febuari 01, 2016, from https://www.ccohs.ca/oshanswers/psychosocial/ets_health.html

Center for disease Control and Prevention. (2001). Health Consequences of

Tobacco Use Among Women. Retrieved Juli 2015, from Smoking and

Tobacco Use:

http://www.cdc.gov/tobacco/data_statistics/sgr/2001/highlights/consequence s/index.htm

Centers for Disease Control and Prevention (US); National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion (US); Office on Smoking and Health (US). (2010). How Tobacco Smoke Causes Disease: The Biology

and Behavioral Basis for Smoking-Attributable Disease. Atlanta (GA):


(16)

32 Universitas Kristen Maranatha

Daniel S, W., & Paryana, W. (2009). Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Graha Ilmu.

Direktorat PPTM, P2PL Kementrian Kesehatan RI. (2012). Aliansi bupati/walikota dalam pengendalian masalah kesehatan akibat tembakau dan penyakit tidak menular. Buletin jendela data dan informasi kesehatan,

2, 29-34.

Drake, R. L., Vogl, W., & Mitchell, A. W. (2005). Gray's Anatomy for students. Philaddelphia: Elsevier.

Elfa, M. M. (2014, November 21). APAKAH BENAR KITA PEROKOK PASIF. Retrieved Januari 30, 2016, from http://rsulin.kalselprov.go.id/berita-438-apakah-benar-kita-perokok-pasif.html

Fitriani, F., Yunus, F., Wiyono, W. H., & Antariksa, B. (n.d.). Penyakit Paru

Obstruktif Kronik Sebagai Penyakit Sistemik. Retrieved juli 21, 2015, from

http://www.klikpdpi.com/jurnal-warta/jri-01-07/jurnal-6.html

Global Tobacco Survaleillance Group. (2015). The GATS Atlas Global Tobacco

Surveillance System. Atlanta, GA: CDC Foundation.

Gusti, Sarake, M., & Ikhsan, M. (2013). Skripsi Faktor Yang Mempengaruhi

Jumlah Rokok Yang Dihisap Perhari Pada Remaja Pria Di Sma Negeri 1 Bungku Selatan Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali Di Sulawesi Tengah Tahun 2013. Makassar: Bagian Biostatistik/KKB, Fakultas

Kesehatan Masyarakat, UNHAS.

Guyton, A. C., & hall, j. e. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11 ed.). (l. y. rachman, h. hartanto, a. novrianti, & n. wulandari, Eds.) Jakarta: EGC. J.fowles, Bates, m., & Noiton, d. (2014). Chemical compounds in cigarette smoke.

New zealand: www.compoundchem.com.

Karia, R. M. (2012). Comparative study of peak expiratory flow rate and maximum voluntary ventilation between . National Journal of Medical

Research, 2, 191 - 193.

Karia, R. M., Gokhale, P. A., & Metha, H. B. (2012). Comparative study of spirometric parameters between active tobacco smokers and tobacco non-smokers. IOSR Journal of Pharmacy, 2 (2) , 222 – 4.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015, Juni 08). Rokok Ilegal

Merugikan Bangsa dan Negara. Retrieved Desember 01, 2015, from


(17)

33 Universitas Kristen Maranatha

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2012, september 11). Kemenkes

Luncurkan Survei Tembakau. Retrieved januari 13, 2015, from Departemen

Kesehatan Republik Indonesia:

http://www.depkes.go.id/article/print/2048/kemenkes-luncurkan-hasil-survei-tembakau.html

Kusumawardani, N. (2012). Masalah Rokok di Indonesia. Retrieved juli 21, 2015, from Tobacco Control Support Cente - IAKMI: http://tcsc-

indonesia.org/wp-content/uploads/2012/10/Masalah-Rokok-di-Indonesia.pdf

Law, M. R., & Hackshaw, A. K. (1996). Environmental tobacco smoke. BriHih

Medical Bulletin, 52 (1) , 22-34.

Lolo, J. L. (1999). Hubungan Kelebihan Berat Badan dengan Faal Paru. Skripsi.Semarang: Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Diponegoro Rumah Sakit Umum Dr. Kariadi.

Merghani, T. H., & Saeed, A. M. (2012, Febuari 19). The relationship between

regular second-hand smoke exposure at home and indictors of lung function in healthy school boys in Khartoum. Retrieved Desember 27, 2015, from

tobaccocontrol.bmj.com: tobaccocontrol.bmj.com

Miller, M., Hankinson, J., Brusasco, V., Burgos, F., Casaburi, R., Coates, A., et al. (2005). Standardisation of spirometry, 26. Eur Respir J , 319–38.

Mistry, A., Tyagi, R., Kagathara, J., Vaidya, L., Dholakiya, U., & Shah, C. (2014). Comparative Study of Pulmonary Function Tests in Smokers and Non-Smokers. GCSMC J Med Sci, 3(1) , 22 - 7.

Longo, D. F. (2011). Harrison's Principle Of Internal Medicine 18th. Newyork: McGraw-Hill Profesional.

Nursalim. (2013). Hubungan antara Kebiasaan Merokok dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Stikes Nani Hasanuddin Makassar. STIKES Nani

Hasanuddin Makassar, 3(4) , 77 - 82.

Oemiati, R. (2013). Kajian Epidemiologis Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) . Media Litbangkes, 23(2), 82 – 8.

Pearce, E. C. (2009). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. In K. Mohamad,

Anatomy and Physihology for Nurses (pp. 2011 - 221). Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Asma di Indonesia. (2003). Penyakit


(18)

34 Universitas Kristen Maranatha

Pemerintah Republik Indonesia. (2012). Pengamanan Bahan yang mengandung

Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan. Retrieved Febuari 03,

2015, from www.hukumonline.com.

Pinzon, R. (1998/1999). Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kapasitas Vital Paru - Paru Golongan Usia Muda. Bul. Penelit. Kesehat, 26 (1), 15 - 19. Redlich, C. A., Tarlo, S. M., Hankinson, J. L., Townsend, M. C., Eschenbacher,

W. L., Essen, S. G., et al. (2014). American Thoracic Society Technical Standards: Spirometry in the Occupational Setting. American Journal of

Respiratory and Critical Care Medicine, 189(8) , 984 - 94.

Rosita, R., Suswardany, D. L., & Abidin, Z. (2012). Penentu Keberhasilan Berhenti Merokok Pada Mahasiswa. Kemas, 8(1), 1 – 9.

Saily, S., Adrianison, & Bebasari, E. (2014). Gambaran Faal Paru dan Skoring asthma Kontrol test (ACT) Penderita Asma Rawat Jalan di Polikliinik Paru RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. JOM FK, 1(2), 1 – 13.

Schmidt, L. (2014, april 23). Campaign for Tobacco-Free Kids. Retrieved maret

10, 2015, from

http://www.tobaccofreekids.org/research/factsheets/pdf/0004.pdf Schmidt, l. (2014, april 23). Women's health and smoking. p. 1.

Sinabutar, K. (2013). Pengaruh Polutan dan Umur terhadap nilai Kapasitas Vital

Paksa pada teknisi pesawat. Jakarta: Fakultas Kedokteran Unversitas

Indonesia.

Sitepoe, M. (2000). Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta: Grasindo.

Talhout, R., Schulz, T., Benthem, J. V., Wester, P., & Opperhuizen, A. (2011). Hazardous Compounds in Tobacco Smoke. Int J Environ Res Public Health,

8(2), 613–628.

Tulenan, M., Rompas, S., & Ismanto, A. Y. (2015). Hubungan Perilaku Merokok dengan Prestasi Belajar pada Remaja Perokok di SMA Negeri 1 Remboken.

ejournal Keperawatan (e-Kp), 3 (2), 1 – 7.

U.S Department of Health and Human Service. (2014). The Health Consequences

of Smoking—50 Years of Progress. Rockville, MD: Center for Disease

Control and Prevention.

Wangi, W. R. (2009). Karya Tulis Ilmiah Pengaruh dan Hubungan Merokok

terhadap Vital Capacity pada Perempuan Dewasa. Skripsi. Bandung:


(19)

35 Universitas Kristen Maranatha

World Health Oraganization. (2013). Chronic respiratory diseases. Retrieved april 23, 2015, from http://www.who.int/respiratory/copd/causes/en/

World Health Organization. (2015). Global report on trends in prevalence of

tobacco smoking. Retrieved from

http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/156262/1/9789241564922_eng.pdf World Health Organization media centre. (2015, Juli 6). Tobacco. Retrieved

Januari 15, 2015, from http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs339/en/ World Health Organization. (2004). Tobacco Smoke and Involuntary Smoking.

International Agency For Research On Cancer Monographs On The Evaluation Of Carcinogenic Risks to Humans, 83, 1189 - 230

Yang, G., Fan, L., Tan, J., Qi, G., Zhang, Y., Samet, J., et al. (1999). Smoking in China: findings of the 1996 National Prevalence Survey. JAMA, 282(13) , 1247-53.


(1)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh intensitas merokok terhadap kapasitas vital paksa paru perempuan perokok.

5.2 Saran

1. Untuk mengetahui intensitas penurunan fungsi paru akibat banyaknya rokok yang dikonsumsi, dapat dilakukan penelitian selanjutnya tentang perbandingan intensitas merokok terhadap FEV1 atau FEV1/ FVC pada perempuan perokok.

2. Sebagai dasar penelitian selanjutnya tentang intensitas merokok perempuan menggunakan indeks Brinkman terhadap penurunan fungsi paru, agar dapat mengetahui hubungan lamanya merokok dengan tingkat penurunan fungsi paru perempuan.

3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan metode cohort untuk mengetahui hubungan lamanya seorang perempuan menjadi perokok pasif dengan penurunkan fungsi paru.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Agil, P. (2012). Hubungan antara paparan Asap Rokok dan Frekuensi terjadinya Eksaserbasi Asma pada Pasien Asma yang Berobat ke RSU Dr. Soedarso. Pontianak: Skripsi Program Studi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.

American Cancer Society. (2014, juli 02). How can smoking affect your health? American Cancer Society. (2014, juli 02). Women and Smoking. Retrieved januari

14, 2015, from

http://www.cancer.org/cancer/cancercauses/tobaccocancer/womenandsmoki ng/women-and-smoking-intro

Anonim. (2015, Agustus 01). Pemerintah Terapkan Peraturan Keras Jumlah Perokok di Jepang Menurun Drastis. Retrieved Januari 13, 2015, from Pikiran Rakyat Online: http://www.pikiran-rakyat.com/luar-negeri/2014/08/01/291260/jumlah-perokok-di-jepang-menurun-drastis Asma, S., Mackay, J., Song, S. Y., Zhao, L., Morton, J., Palipudi, K. M., et al.

(2015). The Global Adult Tobacco Survey Atlas. Atlanta, GA: CDC Foundation.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Canadian Centre for Occupational Health and Safety. (2011, maret 01). Environmental Tobacco Smoke (ETS): General Information and Health

Effects. Retrieved Febuari 01, 2016, from

https://www.ccohs.ca/oshanswers/psychosocial/ets_health.html

Center for disease Control and Prevention. (2001). Health Consequences of Tobacco Use Among Women. Retrieved Juli 2015, from Smoking and

Tobacco Use:

http://www.cdc.gov/tobacco/data_statistics/sgr/2001/highlights/consequence s/index.htm

Centers for Disease Control and Prevention (US); National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion (US); Office on Smoking and Health (US). (2010). How Tobacco Smoke Causes Disease: The Biology and Behavioral Basis for Smoking-Attributable Disease. Atlanta (GA): Centers for Disease Control and Prevention (US).


(3)

Daniel S, W., & Paryana, W. (2009). Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Graha Ilmu.

Direktorat PPTM, P2PL Kementrian Kesehatan RI. (2012). Aliansi bupati/walikota dalam pengendalian masalah kesehatan akibat tembakau dan penyakit tidak menular. Buletin jendela data dan informasi kesehatan, 2, 29-34.

Drake, R. L., Vogl, W., & Mitchell, A. W. (2005). Gray's Anatomy for students. Philaddelphia: Elsevier.

Elfa, M. M. (2014, November 21). APAKAH BENAR KITA PEROKOK PASIF. Retrieved Januari 30, 2016, from http://rsulin.kalselprov.go.id/berita-438-apakah-benar-kita-perokok-pasif.html

Fitriani, F., Yunus, F., Wiyono, W. H., & Antariksa, B. (n.d.). Penyakit Paru Obstruktif Kronik Sebagai Penyakit Sistemik. Retrieved juli 21, 2015, from http://www.klikpdpi.com/jurnal-warta/jri-01-07/jurnal-6.html

Global Tobacco Survaleillance Group. (2015). The GATS Atlas Global Tobacco Surveillance System. Atlanta, GA: CDC Foundation.

Gusti, Sarake, M., & Ikhsan, M. (2013). Skripsi Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Rokok Yang Dihisap Perhari Pada Remaja Pria Di Sma Negeri 1 Bungku Selatan Kecamatan Bungku Selatan Kabupaten Morowali Di Sulawesi Tengah Tahun 2013. Makassar: Bagian Biostatistik/KKB, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UNHAS.

Guyton, A. C., & hall, j. e. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11 ed.). (l. y. rachman, h. hartanto, a. novrianti, & n. wulandari, Eds.) Jakarta: EGC. J.fowles, Bates, m., & Noiton, d. (2014). Chemical compounds in cigarette smoke.

New zealand: www.compoundchem.com.

Karia, R. M. (2012). Comparative study of peak expiratory flow rate and maximum voluntary ventilation between . National Journal of Medical Research, 2, 191 - 193.

Karia, R. M., Gokhale, P. A., & Metha, H. B. (2012). Comparative study of spirometric parameters between active tobacco smokers and tobacco non-smokers. IOSR Journal of Pharmacy, 2 (2) , 222 – 4.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015, Juni 08). Rokok Ilegal Merugikan Bangsa dan Negara. Retrieved Desember 01, 2015, from www.depkes.go.id: http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=15060900001


(4)

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2012, september 11). Kemenkes Luncurkan Survei Tembakau. Retrieved januari 13, 2015, from Departemen

Kesehatan Republik Indonesia:

http://www.depkes.go.id/article/print/2048/kemenkes-luncurkan-hasil-survei-tembakau.html

Kusumawardani, N. (2012). Masalah Rokok di Indonesia. Retrieved juli 21, 2015, from Tobacco Control Support Cente - IAKMI: http://tcsc-

indonesia.org/wp-content/uploads/2012/10/Masalah-Rokok-di-Indonesia.pdf

Law, M. R., & Hackshaw, A. K. (1996). Environmental tobacco smoke. BriHih Medical Bulletin, 52 (1) , 22-34.

Lolo, J. L. (1999). Hubungan Kelebihan Berat Badan dengan Faal Paru. Skripsi.Semarang: Bagian Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Diponegoro Rumah Sakit Umum Dr. Kariadi.

Merghani, T. H., & Saeed, A. M. (2012, Febuari 19). The relationship between regular second-hand smoke exposure at home and indictors of lung function in healthy school boys in Khartoum. Retrieved Desember 27, 2015, from tobaccocontrol.bmj.com: tobaccocontrol.bmj.com

Miller, M., Hankinson, J., Brusasco, V., Burgos, F., Casaburi, R., Coates, A., et al. (2005). Standardisation of spirometry, 26. Eur Respir J , 319–38.

Mistry, A., Tyagi, R., Kagathara, J., Vaidya, L., Dholakiya, U., & Shah, C. (2014). Comparative Study of Pulmonary Function Tests in Smokers and Non-Smokers. GCSMC J Med Sci, 3(1) , 22 - 7.

Longo, D. F. (2011). Harrison's Principle Of Internal Medicine 18th. Newyork: McGraw-Hill Profesional.

Nursalim. (2013). Hubungan antara Kebiasaan Merokok dengan Prestasi Belajar pada Mahasiswa Stikes Nani Hasanuddin Makassar. STIKES Nani Hasanuddin Makassar, 3(4) , 77 - 82.

Oemiati, R. (2013). Kajian Epidemiologis Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) . Media Litbangkes, 23(2), 82 – 8.

Pearce, E. C. (2009). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. In K. Mohamad, Anatomy and Physihology for Nurses (pp. 2011 - 221). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Asma di Indonesia. (2003). Penyakit Paru Obstruktif Kronis. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia.


(5)

Pemerintah Republik Indonesia. (2012). Pengamanan Bahan yang mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan. Retrieved Febuari 03, 2015, from www.hukumonline.com.

Pinzon, R. (1998/1999). Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kapasitas Vital Paru - Paru Golongan Usia Muda. Bul. Penelit. Kesehat, 26 (1), 15 - 19. Redlich, C. A., Tarlo, S. M., Hankinson, J. L., Townsend, M. C., Eschenbacher,

W. L., Essen, S. G., et al. (2014). American Thoracic Society Technical Standards: Spirometry in the Occupational Setting. American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine, 189(8) , 984 - 94.

Rosita, R., Suswardany, D. L., & Abidin, Z. (2012). Penentu Keberhasilan Berhenti Merokok Pada Mahasiswa. Kemas, 8(1), 1 – 9.

Saily, S., Adrianison, & Bebasari, E. (2014). Gambaran Faal Paru dan Skoring asthma Kontrol test (ACT) Penderita Asma Rawat Jalan di Polikliinik Paru RSUD Arifin Achmad Pekanbaru. JOM FK, 1(2), 1 – 13.

Schmidt, L. (2014, april 23). Campaign for Tobacco-Free Kids. Retrieved maret

10, 2015, from

http://www.tobaccofreekids.org/research/factsheets/pdf/0004.pdf Schmidt, l. (2014, april 23). Women's health and smoking. p. 1.

Sinabutar, K. (2013). Pengaruh Polutan dan Umur terhadap nilai Kapasitas Vital Paksa pada teknisi pesawat. Jakarta: Fakultas Kedokteran Unversitas Indonesia.

Sitepoe, M. (2000). Kekhususan Rokok Indonesia. Jakarta: Grasindo.

Talhout, R., Schulz, T., Benthem, J. V., Wester, P., & Opperhuizen, A. (2011). Hazardous Compounds in Tobacco Smoke. Int J Environ Res Public Health, 8(2), 613–628.

Tulenan, M., Rompas, S., & Ismanto, A. Y. (2015). Hubungan Perilaku Merokok dengan Prestasi Belajar pada Remaja Perokok di SMA Negeri 1 Remboken.

ejournal Keperawatan (e-Kp), 3 (2), 1 – 7.

U.S Department of Health and Human Service. (2014). The Health Consequences

of Smoking—50 Years of Progress. Rockville, MD: Center for Disease

Control and Prevention.

Wangi, W. R. (2009). Karya Tulis Ilmiah Pengaruh dan Hubungan Merokok terhadap Vital Capacity pada Perempuan Dewasa. Skripsi. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.


(6)

World Health Oraganization. (2013). Chronic respiratory diseases. Retrieved april 23, 2015, from http://www.who.int/respiratory/copd/causes/en/

World Health Organization. (2015). Global report on trends in prevalence of

tobacco smoking. Retrieved from

http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/156262/1/9789241564922_eng.pdf World Health Organization media centre. (2015, Juli 6). Tobacco. Retrieved

Januari 15, 2015, from http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs339/en/ World Health Organization. (2004). Tobacco Smoke and Involuntary Smoking. International Agency For Research On Cancer Monographs On The Evaluation Of Carcinogenic Risks to Humans, 83, 1189 - 230

Yang, G., Fan, L., Tan, J., Qi, G., Zhang, Y., Samet, J., et al. (1999). Smoking in China: findings of the 1996 National Prevalence Survey. JAMA, 282(13) , 1247-53.


Dokumen yang terkait

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU DAN KAPASITAS VITAL PAKSA ANTARA QORI’ DAN NON QORI’ DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH Perbedaan Kapasitas Vital Paru Dan Kapasitas Vital Paksa Antara Qori’ Dan Non Qori’ Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

1 3 13

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU DAN KAPASITAS VITAL PAKSA ANTARA QORI’ DAN NON QORI’ DI UNIVERSITAS Perbedaan Kapasitas Vital Paru Dan Kapasitas Vital Paksa Antara Qori’ Dan Non Qori’ Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 3 19

BAB I PENDAHULUAN Perbedaan Kapasitas Vital Paru Dan Kapasitas Vital Paksa Antara Qori’ Dan Non Qori’ Di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 2 4

HUBUNGAN ANTARA KAPASITAS VITAL PAKSA DENGAN Hubungan Antara Kapasitas Vital Paksa dengan Kualitas Hidup Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis.

0 3 10

HUBUNGAN ANTARA KAPASITAS VITAL PAKSA DENGAN KUALITAS HIDUP PENDERITA PENYAKIT PARU OBSTRUKSI Hubungan Antara Kapasitas Vital Paksa dengan Kualitas Hidup Penderita Penyakit Paru Obstruksi Kronis.

0 3 15

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KAPASITAS VITAL PARU Hubungan Antara Kebiasaan Merokok dengan Kapasitas Vital Paru.

0 4 17

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PAKSA (KVP) ANTARA LAKI-LAKI PEROKOK DAN BUKAN PEROKOK DI FAKULTAS KEDOKTERAN Perbedaan Kapasitas Vital Paksa (KVP) Antara Laki-Laki Perokok Dan Bukan Perokok Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta.

0 1 14

Pengaruh Merokok Terhadap Kapasitas Vital Paru Pada Perokok Ringan (indeks Brinkman < 200) Tahun 2014.

0 1 19

Pengaruh dan Hubungan Kebiasaan Merokok Terhadap Kapasitas Vital Paru-Paru Pada Pria Dewasa.

0 0 28

Pengaruh Suplementasi Vitamin C Terhadap Kapasitas Vital Paru Pada Perokok - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 42