IMPLEMENTASI PENGATURAN INSTRUMEN INSENTIF DAN DISINSENTIF DALAM PELESTARIAN CAGAR BUDAYA DI KOTA BANDUNG.
IMPLEMENTASI PENGATURAN INSTRUMEN INSENTIF DAN DISINSENTIF
DALAM PELESTARIAN CAGAR BUDAYA DI KOTA BANDUNG
Amelia Christianti Santosa
110110110250
ABSTRAK
Cagar Budaya merupakan salah satu kekayaan Kota Bandung yang
memiliki nilai sejarah, budaya dan arsitektur. Kini keberadaan cagar budaya
terancam hilang karena banyaknya penelantaran, perusakan dan
pembongkaran. Peraturan Daerah No. 19 Tahun 2009 mengatur mengenai
pemberian insentif dan disinsentif sebagai dorongan kepada masyarakat
pemilik/pengelola cagar budaya untuk melestarikan cagar budaya seperti
pemberian keringanan pajak dan bantuan biaya pemeliharaan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi pengaturan instrumen
insentif dan disinsentif serta kendala hukum yang dihadapi oleh Pemerintah
Kota Bandung dalam hal pelestarian cagar budaya.
Penulisan skripsi ini dikaji menggunakan pendekatan yuridis normatif
dengan metode deskriptif analitis, yang mana data yang diperoleh dianalisis
berdasarkan ketentuan perundang-undangan terkait perlindungan cagar
budaya, hukum penataan ruang, efektivitas hukum, literatur, sumber lain
yang berkaitan dengan penelitian ini, serta penelitian lapangan untuk
memperoleh data primer melalui wawancara kemudian data dianalisis
secara yuridis kualitatif.
Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh hasil : Pertama
implementasi pengaturan mengenai insentif dan disinsentif tidak dapat
dilaksanakan karena tidak dianggarkan dalam APBD sehingga
pemeliharaan bangunan cagar budaya hingga saat ini masih dibebankan
kepada pemilik/pengelola bangunan cagar budaya. Kedua muatan materi
Peraturan Daerah No. 19 Tahun 2009 masih mengacu pada UndangUndang Cagar Budaya Nomor 5 Tahun 1992 dan belum ada sosialisasi
hukum mengenai instrumen insentif dan disinsentif.
iv
IMPLEMENTATION OF INCENTIVE AND DISINCENTIVE INSTRUMENT
REGULATION OF HERITAGE PRESERVATIONS IN BANDUNG
Amelia Christianti Santosa
110110110250
ABSTRACT
Heritage is one of Bandung’s resouce, which has historic, cultural
and architectural value. Now the existence of the heritage is threatened
because of abandonment, destruction and demolition. Peraturan Daerah
No. 19 Tahun 2009 concerning the provision of incentives and disincentives
instruments as an encouragement for the heritage owner / manager to
preserve the heritage such as the provision of tax relief and building
maintenance costs. The aim of this study is to know about the
implementation of incentives and disincentives as well as legal constraints
faced by the Pemerintah Kota Bandung in preservation of cultural heritage
This Thesis was examined using normative juridical approach with
descriptive analytical method, in which the data were analyzed based on
the statutory provisions related to the protection of heritage, the city
planning, the effectiveness of the law, literature, other sources associated
with this study, as well as field research to obtain primary data through
interviews then the data was analyzed by juridical qualitative.
Based on the research, the results are: First implementation
regarding incentives and disincentives can not be implemented because it
is not budgeted in Kota Bandung’s APBD, then the maintenance of heritage
buildings are still charged to the owner / manager of heritage buildings.
Second, Peraturan Daerah No. 19 Tahun 2009 still refer to the UndangUndang Cagar Budaya No. 5 Tahun 1992 and there is no legal socialization
of the instruments of incentives and disincentives to the owner/manager of
Heritage buildings.
v
DALAM PELESTARIAN CAGAR BUDAYA DI KOTA BANDUNG
Amelia Christianti Santosa
110110110250
ABSTRAK
Cagar Budaya merupakan salah satu kekayaan Kota Bandung yang
memiliki nilai sejarah, budaya dan arsitektur. Kini keberadaan cagar budaya
terancam hilang karena banyaknya penelantaran, perusakan dan
pembongkaran. Peraturan Daerah No. 19 Tahun 2009 mengatur mengenai
pemberian insentif dan disinsentif sebagai dorongan kepada masyarakat
pemilik/pengelola cagar budaya untuk melestarikan cagar budaya seperti
pemberian keringanan pajak dan bantuan biaya pemeliharaan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi pengaturan instrumen
insentif dan disinsentif serta kendala hukum yang dihadapi oleh Pemerintah
Kota Bandung dalam hal pelestarian cagar budaya.
Penulisan skripsi ini dikaji menggunakan pendekatan yuridis normatif
dengan metode deskriptif analitis, yang mana data yang diperoleh dianalisis
berdasarkan ketentuan perundang-undangan terkait perlindungan cagar
budaya, hukum penataan ruang, efektivitas hukum, literatur, sumber lain
yang berkaitan dengan penelitian ini, serta penelitian lapangan untuk
memperoleh data primer melalui wawancara kemudian data dianalisis
secara yuridis kualitatif.
Berdasarkan penelitian tersebut diperoleh hasil : Pertama
implementasi pengaturan mengenai insentif dan disinsentif tidak dapat
dilaksanakan karena tidak dianggarkan dalam APBD sehingga
pemeliharaan bangunan cagar budaya hingga saat ini masih dibebankan
kepada pemilik/pengelola bangunan cagar budaya. Kedua muatan materi
Peraturan Daerah No. 19 Tahun 2009 masih mengacu pada UndangUndang Cagar Budaya Nomor 5 Tahun 1992 dan belum ada sosialisasi
hukum mengenai instrumen insentif dan disinsentif.
iv
IMPLEMENTATION OF INCENTIVE AND DISINCENTIVE INSTRUMENT
REGULATION OF HERITAGE PRESERVATIONS IN BANDUNG
Amelia Christianti Santosa
110110110250
ABSTRACT
Heritage is one of Bandung’s resouce, which has historic, cultural
and architectural value. Now the existence of the heritage is threatened
because of abandonment, destruction and demolition. Peraturan Daerah
No. 19 Tahun 2009 concerning the provision of incentives and disincentives
instruments as an encouragement for the heritage owner / manager to
preserve the heritage such as the provision of tax relief and building
maintenance costs. The aim of this study is to know about the
implementation of incentives and disincentives as well as legal constraints
faced by the Pemerintah Kota Bandung in preservation of cultural heritage
This Thesis was examined using normative juridical approach with
descriptive analytical method, in which the data were analyzed based on
the statutory provisions related to the protection of heritage, the city
planning, the effectiveness of the law, literature, other sources associated
with this study, as well as field research to obtain primary data through
interviews then the data was analyzed by juridical qualitative.
Based on the research, the results are: First implementation
regarding incentives and disincentives can not be implemented because it
is not budgeted in Kota Bandung’s APBD, then the maintenance of heritage
buildings are still charged to the owner / manager of heritage buildings.
Second, Peraturan Daerah No. 19 Tahun 2009 still refer to the UndangUndang Cagar Budaya No. 5 Tahun 1992 and there is no legal socialization
of the instruments of incentives and disincentives to the owner/manager of
Heritage buildings.
v