Wisnu Sempat Diterima di IPB dan UGM.

o

Senin

123
17
OJan

18

19
.Peb

o-456

o Kamis

Setasa
Rabu
-"-" -- -0 _._,


20

o Mar

7
21

0

8
23

22

Apr

0

fAd


C-::

9

10
24

Jun

.

...--.-

11

25

C

Jut


o Sablu

Jumal
._-

0

12
26

27

Ags

OSep

0

(fj)28

OOkt

Minggu

14

29

15

ONov

30

16

~1

ODes


--

Wisnu
-- -------- Sempat Dite,rima di IPB dan UGM'
-

UKA dan kekecewaan masih
menggelayuti hati Daryanto (SO),
ayah almarhum Dwiyanto Wisnugroho (22), mahasiswa Teknik Geodesi ITB yang
tewas saat mengikuti kegiatan orientasi studi
(OS). Hal itujelas terlihat dari raut mukanya
maupun dari nada bicaranya ketika ditemui
"PR" di rumahnya, Jln. Pulo Sirih Tengah 15,
Taman Galaxy Indah, Bekasi Selatan, Kamis
(12/2) siang.
"Sampai saat ini, kami belum melihat iktikad baik maupun tanggungjawab moral
ITB kepada kami," kata Daryanto.
Keluarga malah mendapat kesan jika ITB
lepas tangan atas kasus ini. Keluarga juga
sang at kecewa dengan pemyataan salah seorang pejabat ITB di media massa, yang mengatakan kasus tewasnya Wisnu (I?anggilan

akrab almarhum-red.) merupakan tanggung
jawab orang tua.
Menurut dia, pemyataan pejabat ITB ini
mencerminkan tidak dewasa serta profesionalnya ITB sebagai institusi pendidikan dalam

D

Kliping

Humas

menyikapi suatu masalah. "Kami sekolahkan
anak kamijauh-jauh ke ITB kok seolah hanya
mengantarkan nyawanya. Dalam konteks ini,
kami sebagai orang tua, kan menitipkan anak
kami untuk dididik supayajadi saIjana. Namun, apa yang kami dapat tidak sesuai dengan harapan. ADak saya ~ah seolah-olah
masuk ke penjara dan disiksa hingga tewas.
Tahu begini, saya tidak akan izinkan Wisnu
masuk ITB," ungkapnya.
Daryanto menuturkan, Wisnu adalah anak

yang pintar. Sebelum memilih ITB sebagai
kampusnya, Wisnu juga telah diterima di IPB
Jurusan Kimia melalui PMDK. Bahkan, di
saat yang sarna, Wisnu juga lulus Ujian Masuk UGM di Jurusan Teknik Sipil. Namun,
(Bersambung

-

Unpad

2009

ke hal. 15 koI. 1)

-- - -

Wisnu Sempat Diterima
(Sambungan dari hal. 1 kol. 7)

karena merasa ITBadalah gudangnya

teknik, Wisnu pun memilih karnpus
ini. Terlebih, saat itu kegiatan perpeloncoan katanya telah dihapus dari
ITB.
Sebenarnya, keluarga tidak meminta
banyak kepada ITB. Pihak keluarga
hanya ingin ITBbertanggungjawab secara moral atas tewasnyaWisnu. "Setidaknya, pejabat ITBdatang dan menjelaskan kejadian yang sesungguhnya.
Walaupun karnijuga telah menerima
kepergian Wisnu. Mungkin memang
harus beginijalannya. Narnun, ITB
jangan lepas tangan begitu," katanya.
Terlebih, kegiatan itu pun telah
mendapatkan persetujuan dari Ketua
Jurusan, sehingga ITBharus ikut
bertanggungjawab. "Jangan
menyalahkan orang tuanya," ungkap
Daryanto.
Diakuikeluarga,beberapa panitia
ospek sempat datang untuk memberikan fotokopikronologiskejadian.
Narnun, mereka yang datang merupakan panitia yang tidak bersama Wisnu pada saat kejadian. "Jadi, ketika kami tanya kronologiskejadiannya mereka tidak tahu. Buat apa mengirim
panitia yang tidak tabu kejadian yang

sebenamya," ujarnya.
Apalagi,Daryanto sempat bertemu
anaknya ini pada Jurnat (6/2) di tempat kosnya. "Saat itu dia sehat. Hanya
kurang
---- tidur," ucap ayah tiga anak ini.

Keluargasempat kesal karena panitia tidak menceritakan kejadian yang
sesungguhnya,sehinggaterkesan
berbelit-belit. Keluargabaru tahu kejadian'yang sebenarnya setelah menerima fotokopikronologisdari panitia
Rabu (11/2)lalu.
Dalarn runtutan kejadian i~, diketahui bahwa mahasiswa yang semasa
SMAaktif ikut kegiatan pencak silat
itu, sudah tidak sanggup mengikuti ospek sejak Sabtu (7/2) puku121.00
WIB.Narnun, panitia terus memberinya motivasi agar terus mengikuti
kegiatan sehinggaentah mengapa Wisnu menjawab "sanggup"ketika ditanya
panitia. "Padahal, seharusnya dia
dievakuasi,jangan dimotivasiterus,
orang sudah lemah dan tidak bisa
berdiri," ujar Daryanto.
Sementara itu, kakak Wisnu, Widya

Wulandari menyesalkan panitia yang
tidak mencoba menghubungi keluarga
pada saat-saat terakhir. padahal, ponsel Wisnu dipegan~oleh panitia. Namun demikian, keluarga pun menghargai tindakan ITByang memberikan
sanksi kepada ketua jurusan serta
panitia. Meskipunitu belurn menunjukkan tanggungjawab mereka terhadap keluarga korban. "Soalpencopotan atau pemecatan itu, kan keputusan internal mereka. Karnihanya
minta rasa kemanusiaan mereka sebagai bentuk tanggungjawab moral ter-

hadap karni, keluarga Wisnu," tutur
Widya.
Belumjelas
Sementara itu, Satuan Reserse
Kriminal Polresta Cirnahi mengaku kesulitan menemukan tersangka. Hal itu
diakibatkan penyebab kematian belum
jelas.
Demikian diungkapkan Kapolresta
Cimahi Ajun Kornisaris Besar Purwolelono, seusai acara zikir bersarna di
Mapolresta Cimahi, JIn. Raya Cibabat,
Kamis (12/2). Menurut dia, upaya autopsi sebagai salah satu jalan keluar
pun masih perlu menempuh jalur ,persuasif pada keluarga korban.
"Kami akan melakukan tatap muka

langsung, karena mereka menolak autopsi. Anggota kami hari ini menuju ke
Bekasi, ke rumah korban," katanya,
Sementara itu, dalarn hal perkembangan pemeriksaan saksi, Purwolelono mengatakan, satreskrim
melakukan pemeriksaan intensif terhadap tim medis Atlas Medical Pioneer
(AMP).
Sebanyak empat orang mulai
diperiksa intensif di ruang satreskrim,

di antaranya supervisor AgusSuhen-

dar, Alexandra Widita, Wahyu, dan Dito. "Karni belurn bisa menyimpulkan
hasil pemeriksaan karena penyebab
kematian belum ditemukan," katanya.
Purwolelono menarnbahkan, kronologi kejadian telah disusun bersarna
ITB. Apabila sudah jelas, ujar dia, hal
itu akan dilanjutkan pada rekonstruksi.(lCisrnd/~ovi/"JtIl")***
--- - - --

I