Studi Perancangan Produksi Papan Bubutmen.

(1)

(2)

Vol. 4, No. 1, Januari 2016

ti ket kereta to ko bagu s berita bola terkini anto n nb Ane ka Kreasi Resep Masakan Ind onesia resep m asakan m enghilang kan j erawat villa di p uncak recepten berita harian gam e online hp d ij ual windows gadget j ual console voucher onl ine gos ip terbaru berita terbaru windows gadget to ko gam e cerita horor

Table of Contents

Articles

ANALISIS KINERJA PELAYANAN GARDU TOL PADA JALAN TOL BALI

MANDARA

PDF

Ayu Indah Kencana Dewi, P. Alit Suthanaya, I.N. Widana Negara

STUDI KARAKTERISTIK BATA MERAH LOKAL BALI SEBAGAI DINDING

PDF

Ni Nyoman Rita Rahayu, I. A. M Budiwati, M. Sukrawa

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA JASA PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN

ATAS PELAYANAN UPT-PP (UNIT PELAKSANA TEKNIS PEMELIHARAAN DAN

PERBAIKAN) POLITEKNIK NEGERI BALI

PDF

I Made Aryana, I M. Alit K Salain, I W Yansen

ANALISIS KEPUASAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DAN

REKANAN TERHADAP KINERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP)

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

PDF

Putu Budayasa, I M.Alit K Salain, Mayun Nadiasa

STUDI EKSPERIMENTAL TENTANG KEKUATAN DINDING BATA DENGAN

PERKUATAN

PDF

Maya Saridewi Pascanawaty, M Sukrawa, I.A M Budiwati

ANALISIS KINERJA DAN PENGEMBANGAN PELABUHAN LAUT DI BALI (STUDI

KASUS: PELABUHAN CELUKAN BAWANG)

PDF

Kadek Arisena Wikarma, I W Suweda, I G. Putu Suparsa

STUDI KELAYAKAN EKONOMI PEMBANGUNAN UNDERPASS PADA SIMPANG

JL. GATOT SUBROTO-JL. AHMAD YANI DI KOTA DENPASAR

PDF

Lina Sarasdevi Santosa, P. Alit Suthanaya, I B. Rai Adnyana

ANALISIS RISIKO PEMBANGUNAN UNDERPASS DEWA RUCI

PDF

I Gede Trisna Sura Nata, I G. A Adnyana Putera, Gd. Astawa Diputra

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN IRIGASI DENGAN SUMUR POMPA GUNA

MENINGKATKAN POLA TANAM DI KECAMATAN NEGARA, KABUPATEN

JEMBRANA

PDF

Agus Gede Putra Wiryawan, I N Norken, IBN Purbawijaya

STUDI PERANCANGAN PRODUKSI PAPAN BUBUTMEN

PDF


(3)

69

S T U D I P E R A N C A N GA N P R O D U K S I P A P A N B U B U T M E N

K

. Antriksa

1

, I M. Alit K. Salain

2

, N. M. Anom Wiryasa

2

Abstrak :Penelitian tentang studi perancangan produksi papan “Bubutmen” (bambu, serat serabut kelapa dan

semen), berfungsi sebagai bahan pemisah pada bangunan telah dilaksanakan. Lingkup perancangan mencakup perancangan fungsi arsitektur meliputi daya serap air, bentuk, ukuran dan berat papan.Perancangan daya serap air dan berat dilakukan melalui rancangan rangka anyaman bambu berongga dan campuran spasi dengan perbandingan berat semen, serat serabut kelapa dan air yaitu 5,00 : 1,00 : 3,17. Bentuk dan ukuran dilakukan melalui perencanaan alat cetak.Perancangan mekanis dilakukan melalui perencanaan dua model rangka anyaman bambu yaitu Model 1 (M1) terdiri dari 12 bilah bambu panjang, 660 biji paku steples. Model 2 (M2) terdiri dari 7 bilah bambu panjang, 385 biji paku steples. Masing-masing model terdiri dari 110 bilah bambu pendek. Perancangan biaya produksi dilakukan melalui efisiensi bahan dan efektifitas proses produksi. Umur benda uji 28 hari dan setiap pengujian digunakan 3 buah benda uji. Benda uji daya serap air dan berat papan berukuran panjang 20 Cm, lebar 20 Cm dan tebal 3 Cm. Benda uji beban maksimum pada lendutan ijin berukuran panjang 80 Cm, lebar 60 Cm dan tebal 3 Cm. Hasil perancangan daya serap air papan M1 sebesar 24,59 % dan M2 sebesar 15,14 %. Bentuk berupa papan dengan ukuran panjang 2400 mm, lebar 600 mm dan tebal 30 mm. Berat papan M1 sebesar 38,25 kg dan M2 sebesar 43,49 kg. Beban maksimum pada lendutan ijin papan M1 sebesar 32,72 kg dan M2 sebesar 55,94 kg. Hasil harga jual papan M1 sebesar Rp. 115.806,17/unit dan M2 sebesar Rp. 113.486,14/unit. Keuntungan papan M1 sebesar Rp. 17.546,39/unit dan M2 sebesar Rp 17.194,87/unit. Jumlah produksi pada titik impas papan M1 sebanyak 76 unit dan M2 sebanyak 77 unit.

Kata kunci : air, bambu, papan bubutmen, semen, serat serabut kelapa.

DESIGN STUDY OF BUBUTMEN BOARD PRODUCTION

Abstract: Research on the design study of the "Bubutmen" board production (bamboo, coir fiber and cement), serves as a separator material in buildings. The objective of design includes architecture function and financial feasibility. Architecture functions include water absorption, shape, size, and weight of the "Bubutmen” board. Financial feasibility includes selling price, profit, production quantity at the breakeven point and the availability of raw materials. Availability of raw materials is calculated based on statistical data until 2016. Mechanical functions include the maximum load on the license "Bubutmen" board than Yumen board.

The design aspects of water absorption and weight "Bubutmmen" board carried through hollow bamboo frame design and mix plastering with cement weight ratio, coir fiber and water is 5: 1: 3.167. The design aspects of the shape and size of the print is done through a planning tool. The design is done through the financial aspects of fuel efficiency and effectiveness of the production process.The design of the technical aspects of planning through the hollow bamboo frame, designed two variants namely "model 1" consists of 12 pieces of bamboo rods long, "Model 2" consists of 7 pieces of a long bamboo rods.

The results of the design "Bubutmen" board "Model 1" acquired 24 585% water absorption and "Model 2" 15.135%. The form of a board with a length of 2400 mm, width 600 mm and 30 mm thick. Heavy "Bubutmen" board "Model 1" of 38.250 kg and "Model 2" amounting to 43.486 kg. Availability of raw materials until 2016 are eligible needs so worthy produced. The results of the financial feasibility "Model 1" full production system with a selling price of Rp 115,806.17 / unit, profit Rp 17,546.39 and the amount of production at the breakeven point 75 units. "Model 2" full production system with a selling price of Rp 113,486.14 / unit, profit Rp 17,194.87 and the amount of production at the breakeven point 76 units. "Model 1" production system of semi-finished materials with the selling price of Rp 113,628.17 / unit, profit Rp 17,216.39 and the amount of production at the breakeven point 76 units. "Model 2" production system of semi-finished materials and selling price Rp111.638,14 / unit, profit Rp 16914.87 and the amount of production at the breakeven point 77 production units. The results of the maximum load on the deflection permit Yumen board is 51.07 kg, "Model 1" 32.72 kg and "Model 2" 55.94 kg.

Keywords: Bubutmen, bamboo, fiber, cement and water.

1

Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana, Universitas Udayana, Denpasar

2


(4)

70

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan

pemisah

organis

pada

bangunan memiliki berat jenis kecil, sehat

untuk pemakai, konduktifitas rendah, bersifat

akustik, isolator, memiliki estetika spesifik,

unik, sehingga dapat meningkatkan status

sosial pemakai, dapat diperbaharui, mudah

lapuk serta tidak mencemari. Namun saat ini

harganya semakin mahal, karena luas hutan

semakin kecil, yang menyebabkan pemenuhan

kebutuhan bahan organis yang cukup banyak

menjadi sulit.

Komposit adalah suatu material yang

terbentuk dari kombinasi dua atau lebih

material, dimana akan terbentuk material yang

lebih baik dari material pembentuknya.

Komposit serat tetdiri dari material penguat

(reinforcement)

dan

pengikat/matriks

(scribd.com/doc).Karena itu perlu dilakukan

studi yang dapat menghasilkan bahan partisi

komposit yang memiliki karakteristik seperti

bahan organis.Maka dilakukan penelitian

tentang studi produksi papan bambu, serat

serabut kelapa, semen dan air, yaitu

Studi

produksi papan Bubutmen”.

Bambu dapat tumbuh dimana-mana,

berkembang dengan cepat, memiliki sifat-sifat

kekuatan dan elastisitas yang tinggi serta dapat

digunakan sebagai bahan bangunan. Bambu

dipilih sebagai rangka anyaman dengan alasan

mutunya cukup baik dengan tegangan lentur

99,96 Kg/Cm

2

, tegangan tarik ijin 294,84

kg/Cm

2

, dapat dijadikan anyaman yang

efektif, berserat panjang, masif, murah, ramah

lingkungan, serta dapat diperbarui dalam

waktu yang singkat. (Heinz. F. 2004).

Menurut data Bali dalam angka,

statistik Provinsi Bali tahun 2006 - 2009, luas

pekebunan kelapa di Bali yaitu,72.842 Ha,

dengan hasil rata-tata 75.533,26 ton/tahun,

tersebar dari dataran rendah sampai dataran

tinggi. Hasil sampingan pengolahan kelapa

berupa

serabut

yang

cukup

banyak,

pemanfaatan belum optimal dengan harga

serat

serabut

sangat

murah

yaitu

Rp

2.200,00/kg. Serat serabut kelapa cukup kuat,

tahan lama, memiliki nilai keindahan alami,

ramah lingkungan, serta dapat diperbaharui

dalam waktu singkat. Panjang serat serabut

kelapa hanya 5-22cm, sehingga ikatan antar

serat

terbatas.(Anonim,

t.t,

Coconut-fiber.com). Serat serabut kelapa bisa di susun

secara acak (Chopped Strand Mat) maupun

dengan orientasi tertentu bahkan bisa juga

dalam bentuk yang lebih kompleks seperti

anyaman. Dalam hal ini serat serabut kelapa

dirancang sebagai bahan penguat.(Anonim, t.t,

scribd.com/doc).

Semen merupakan bahan perekat

yang baik, tersedia banyak dan tersebar

diseluruh daerah, sehingga mudah didapat di

pasaran serta harga yang relatif lebih murah

dibandingkan bahan perekat lainnya. Semen

dipilih sebagai pengikat (matriks) dengan

alasan mutunya cukup baik terutamategangan

tekan yang tinggi, awet terhadap pelapukan

dan tahan bakar.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut diatas,

pada penelitian ini dibahas tiga masalah

sebagai berikut.

Bagaimanakarakteristik

arsitektur

dari aspek fungsi isolator, bentuk, ukuran dan

berat

papan “Bubutmen”

? Serta bagaimana

kelayakan biaya

produksi papan “Bubutmen”

dari aspek ketersediaan bahan mentah, harga

jual, keuntungan, jumlah produksi pada titik

impas ?

Bagaimana sifat mekanis berdasarkan

kemampuanlayan mengenai beban maksimum

pada

lendutan

ijin

papan

“Bubutmen”dibandingkan papan Yumen

?

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas, pada

penelitian ini ada tiga tujuan, dibandingkan

dengan papan Yumen dan standar yang akan

dicapai sebagai berikut.

Mengetahui

hasil

karakteristik

arsitektur dari aspek fungsi isolator, bentuk,

ukuran,

dan

berat

papan “Bubutmen”

.

Sertamengetahui kelayakan biaya produksi

papan “Bubutmen”

dari aspek ketersediaan

bahan mentah, harga jual, keuntungan, jumlah

produksi pada titik impas.

Mengetahui

hasil

sifat

mekanis

berdasarkan kemampuan layan mengenai

beban maksimum pada lendutan ijinpapan

“Bubutmen” dibandingkan papan Yumen.


(5)

71

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini mencakup

manfaat secara ilmiah dan manfaat terhadap

masyarakat.

a. Manfaat Secara Ilmiah :

Meningkatkan

kemampuan

studi

karakteristik

arsitektur

meliputi,

fungsi

isolator, bentuk, ukuran dan berat papan

“Bubutmen”

. Sertameningkatkan kemampuan

studi

kelayakandari

aspek

biaya

produksiditinjau

dari

kerersedian

bahan

mentah, harga jual, keuntungan, jumlah

produksi sampai titik impas dibandingkan

papan Yumen.

Meningkatkan

kemampuan

studi

mekanis meliputi kemampuan layan mengenai

beban maksimum pada lendutan ijinpapan

“Bubutmen” dibandingkan papan Yumen.

b. Manfaat terhadap masyarakat antara

lain ;

Membantu meningkatkan prospek

penjualan bahan mentah dan menambah

kesempatan kerja.

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian

ini

dilaksanakan

di

Denpasar dengan lingkup data pendukung

bahan mentah di wilayah Provinsi Bali. Data

pendukung yang dipakai berdasarkan empat

tahun data terakhir yaitu ; tahun 2006,

2007,2008

dan

2009,

dengan

prospek

ketersediaan bahan sampai tahun 2016.

2. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

2.1 Bahan

Untuk rangka anyaman papan “Bubutmen” ini

digunakan bambu wulung/santong dengan ruas

sampai 65Cm dengan garis tengah 70-100 mm

dan

panjang

batang

8

15m.

Bambu

santongmemiliki garis tengah dan panjang

batang

lebih

besar

dari

bambu

tali(Ginganthochloa apus ) yaitu garis tengah

40 -80 mm dan panjang batang 6

13 m

(Wijaya dan Elizabeth A, 2001).Untuk serat

serabut kelapa digunakan hasil pabrikasi yang

diolah dengan mesin penggiling. Untuk

perekat digunakan semen Portland jenis I dan

air bersumber dari air PDAM. Untuk pengikat

rangka digunakan paku staples jenis U10/8.

2.2Metode

Rancangan papan “Bubutmen” ini memakai

metode kwantitatif karena analisisnya lebih

banyak memakai ukuran kwantistas, terutama

kwantitas

fungsi,

teknis

dan

ekonomi.Rancangan

aspek

arsitektur

dilakukan

berdasarkan

standar

dan

pembanding terhadap papan Yumen (papan

serpihan kayu dengan semen). Daya serap air

diukur berdasarkan SNI 03-2445-1991 dan

standar FAO. Rancangan bentuk berupa papan

dengan sudut 90

o

, ukuran dirancang dengan

panjang 2400 mm, lebar 600 mm, tebal 30

mm, dilakukan melalui perencanaan alat cetak

yang kokoh dan ukuran yang akurat sesuai

rencana. Berat papan

diukur berdasarkan

beban angkat orang dewasa laki-laki standar

berat ergonomi Depkes yang ditetapkan ILO

adalah sebesar 40 kg (Anonim, t.t). Caranya

dilakukan dengan merancang rangka anyaman

bambu berongga.

Rancangan mekanis diukur berdasarkan beban

maksimum pada lendutan ijin sebesar 1,67 mm

dibandingkan dengan papan Yumen (Anonim,

1991). Pendekatan hasil rancangan mekanis

dilakukan dengan rancangan rangka anyaman

bambu, bahan pengisi/spasi serat serabut kelap

dan pasta semen serta dicetak secara manual

bertekanan baut.Rangka anyaman dirancang

duamodel rangka anyaman bambu, terdiri dari

bilah bambu panjang berukuran panjang 238

Cm, lebar 29,85 Cm dan tebal 0,7 Cm, bilah

bambu pendek berukuran panjang 60 Cm,

lebar 0,7 Cm dan tebal 0,4 Cm. Model 1 terdiri

dari 12 bilah bambu panjang membujur, dijepit

melintang menggunakan 110 bilah bambu

pendek dengan sudut 85

o

dan 95

o

terhadap

panjang papan dan diikat 660 biji paku steples,

seperti Gambar 1.Model 2 (M2) terdiri dari 7

bilah panjang, dijepit melintang menggunakan

110 bilah bambu pendek dengan sudut 85

o

dan

95

o

terhadap panjang papan dan diikat 380 biji

paku steples,seperti Gambar 2.

Gambar 1Gambar 2

600 mm

10 mm 20,16 mm

7 mm 600 mm 10 mm


(6)

72

Rangka Anyaman Bambu

Rancangan biaya produksi diukur berdasarkan

pembanding papan Yumen dengan harga jual

Rp.

116400,00/unit,

keuntungan

Rp

17.636,36dan jumlah produksi pada titik impas

74 unit. Caranya dilakukan dengan cara efektif

dan efisien yaitu proses sederhana, biaya

bahan baku harga grosir, alat, upah murah,

optimalisasi ukuran bahan, rendemen bahan

kecil (1%). Menghemat biaya bahan dengan

cara menggunakan bambu wulung/santong

dengan umur tebang > 3 tahun dengan waktu

tebang pada bulan Januari, Maret, Juli,

September, Oktober, November memiliki

kandungan selulose rata-rata 31,71%, maka

tidak perlu biaya pengawetan. Bahan baku

serat serabut kelapa menggunakan hasil

pabrikasi yang murah yaitu serabut (hijau 60

% dan coklat 40 %) dengan serbuk serabut

sebesar 3 % lebih murah dari yang tanpa

serbuk serabut. Bahan baku air menggunakan

air PDAM yang bebas alkali. Efisiensi biaya

paku steples menggunakan jenis U10/8

dengan alat manual. Efisiensi biaya produksi

menggunakan stem produksi setengah jadi.

Pekerjaan mencetak papan diawali dengan

merendam rangka anyaman bambu dan serat

serabut kelapa dalam air selama 48 jam untuk

menghasilkan keteguhan rekat papan semen

21,3%

dan

keteguhan

lengkung

6,4

Kg/cm

2

.(Kamil, 1970). Selanjutnya meletakan

rangka

anyaman

bambu

diatasalatcetakanbagianbawah yang bagian

dalamnya

telah

dilapisi

minyak

oli

bekassebagai pelicin. Diatas rangka anyaman

bambu dilakukan spasi sisi pertama dengan

setebal 12,5 mm secara padat dan merata

dengan kasut. Bahan pengisi/spasi dibuat dari

campuran dengan perbandingan berat semen :

serat serabut kelapa : air sebesar 5,00 : 1,00 :

3,17. Model 1 terdiri dari 3,886 kg serat

serabut kelapa, 23,316 kg semen dan 12,310

kg.Model 1 terdiri dari 3,886 kg serat serabut

kelapa, 23,32 kg semen dan 12,31 kg

air.Model 2 terdiri dari 4,21kg serat serabut

kelapa, 25,26 kg semen dan13,330 kg air.

Untuk meningkatkan kedap air, pada bagian

luar spasi dilapis satu bagian pasta semen

sebagai finishing.Rangkaanyamanbambu dan

spasi

pertama

dijepit

sementara

menggunakanalat cetakan,selanjutnya diputar

balik untuk melakukan spasi sisi kedua setebal

12,5 mmtelah siap dicetak dengan tekanan

empat belas buah baut sehingga ketebalan

menjadi30 mm, seperti Gambar 3.

Gambar : 3.

Pelaksanaan Alat Cetak Studi Produksi

Papan

“Bubutmen”

Papan “Bubutmen”dijepit

dengan cetakan

selama

12jam,selanjutnya

cetakan

dapat

dibuka dan disimpan dalam suhu kamar untuk

proses pengeringansempurna selama empat

minggu atau 28 hari. Untuk sampel uji

laboratorium, masing-masing menggunakan 3

buah benda uji. Papan

“Bubutmen” dibersihkan

dari bulu serat serabut kelapa dengan

semprotan api. Pengukuran hasil uji daya serap

air, berat dan beban maksimum pada lendutan

ijin memakai alat uji manual.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian

a. Data Hasil Fungsi Arsitektur

Data hasil perancangan papan “Bubutmen”

dari aspek fungsi arsitektur diperoleh daya

serap air papan “Bubutmen” “Model 1”

sebesar 24.585 % dan daya serap air papan

“Bubutmen” “Model 2” sebesar 15,135 %.

B

entuk papan “Bubutmen” “Model 1” dan

“Model 2” berupa papan dengan sudut 90

o

,

ukuran panjang 2400 mm, lebar 600 mm dan

tebal 30 mm. B

erat papan“Bubutmen” “Model

1”

sebesar 38,250 kgdan

papan “Bubutmen”

“Model 2”

sebesar 43,486 kg.

b. Data Hasil Kelayakan Biaya Produksi

Baut untuk me nekan cetakan Rangka baja siku

bagian atas tebal 4 mm untuk me nekan cetakan

Plat ba ja bagi

an atas te bal 2,2

mm

Baut untuk me nekan cetakan

Rangka baja siku bagian bawah tebal 4 mm untuk me nekan cetakan

Plat ba ja bagi

an baw ah teb

al 2,2 m m


(7)

73

Data

hasil

perancangan

papan

“Bubutmen” dari aspek biaya produksi

“Bubutmen” dari aspek biaya produksi

diperoleh

sebagai

berikut.

Hasil

ketersediaanbahanbaku serat serabut kelapa

sebanyak 665,63 ton/tahunsampaitahun 2016,

telah memenuhi kebutuhan bahan papan

“Bubutmen” “Model 1” sebanyak

141,839

ton/tahun

dan

kebutuhan

bahan

papan

“Bubutmen” “Model 2” sebanyak

153,665

ton/tahun, sehingga layak diproduksi.

Hasil penetapan bambu wulung/

santong sebagai bahan mentah dengan umur

tebang > 3 tahun dengan waktu tebang agar

kandungan selulosa maksimum 37 % yaitu

pada bulan Januari 0.33 %, Maret 0.31 %, Juli

0.30 %, September 0.27 %, Oktober 0.32 %,

November 0.32 %, Desember 0.37 %, maka

tidak perlu diawetkan, sehingga terjadi

penghematan Rp 1.000,00 dengan keteguhan

lengkung 6,4 kg/cm2. Pembelian dengan harga

grosir

diperoleh

harga

ekonomis

Rp

6.000,00/batang.

Pengguanaan bambu dengan direndam

air selama 48 jam, menghasilkan keteguhan

rekat papan semen 21,3 %.Keuntungan

pembelian bambu harga grosir = Rp 2.250,00.

Optimalisasi ukuran panjang batang bambu

600 mm terhadap ukuran produksi = 100 %.

Rendemen pengolahan bambu batang panjang

maksimum

1%,

sehingga

efektifitas

pemanfaatan material bambu adalah 99 %.

Harga bahan dan upah kerja sebuah bambu

batang panjang system produksi bahan

setengah

jadi

adalah

=

Rp

1.000,00.Pemanfaatan kupasan kulit bambu

batang panjang menjadi bambu batang

pendekadalah 64 buah. Harga bahan dan

upahsebuah batang panjang dengan sistim

produksi bahan setengah jadi adalah Rp

40,00,00.

Hasil perencanaan bahan serat serabut

kelapa

ditetapkan

dengan

harga

Rp

2.200,00/kg dengan kandungan debu serabut 3

%. Kehilangan bahan semen akibat kelalaian

kerja, rembesan dan endapan pada alat kerja

rata-rata

1,5

%.

Kehilangan

air

saat

penggunaan untuk perendaman, pembersihan

alat kerja dan terbuang karena kelalaian kerja

rata-rata 55 %.Harga paku steples berukuran

U10/8 mm = Rp. 26.000,00/dus.

Hasil kelayakan biaya produksipapan

“Bubutmen” “Model 1” sistem produksi penuh

dengan harga jual RP115.806,17/unit,

keuntungan Rp 17.546,39dan jumlah produksi

pada titik impas adalah 75 unit. Papan

“Bubutmen” “Model 2” sistem produksi penuh

dengan

harga

jual

RP113.486,14/unit,

keuntungan Rp 17.194,87dan jumlah produksi

pada titik impas adalah 76 unit. Papan

“Bubutmen” “Model 1” sistem produksi

bahan

setengan

jadi

dengan

harga

jual

RP113.628,17/unit,

keuntungan

Rp

17.216,39dan jumlah produksi pada titik impas

adalah 76 unit. P

apan “Bubutmen” “Model 2”

sistem produksi bahan setengah jadi dengan

harga jual Rp111.638,14/unit, keuntungan Rp

16.914,87dan jumlah produksi pada titik impas

adalah 77 unit.

c. Data Hasil Fungsi Mekanis

Peracangan

sampel

uji

mekanis,

masing-masing

model

papan

Yumen,“Bubutmen 1”, “Bubutmen 2”,

masing-masing dibuat tiga buah sampel papan

seperti gambar 3.

Gambar 3 : Pola pemotongan sampel Uji

Pola pemotongan setiap papan

dibagi menjadi tiga dengan ukuran panjang

800 mm, lebar 600 mm, tebal 30 mm, tiap

papan diambil satu buah bagian kiri,

tengah dan kanan sesuai peryaratan uji

laboratorium.

Hasil beban maksimum pada

lendutan ijin papan Yumen tebal 25 mm

adalah 51,07 kg, hasil uji lendutan papan

Yumen tebal 25 mm pada beban P = 120,58 kg

adalah 7,65 mm, hasil uji lendutan papan

Yumen tebal 25 mm pada beban P = 131,72 kg

papan Yumen belum patah dan hasil uji

lendutan papan Yumen tebal 25 mm pada

beban P = 132.90 kg papan Yumen patah.

Hasil beban maksimum pada lendutan

ijin papan

“Bubutmen” “Model 1”

adalah

32,72 kg, hasil uji lendutan

papan “Bubutmen”

sampel 1

sampel 2

sampel 3

PAPAN 1

PAPAN 2

PAPAN 3


(8)

74

“Model 1”

pada beban P = 120,58 kg adalah

7,47 mm, hasil uji lendutan

papan “Bubutmen”

“Model 1”

pada beban P = 131,72 kg adalah

8,64 mm, dan hasil uji lendutan papan

“Bubutmen” “Model 1”

pada beban P =

132.90 kg papan “Bubutmen” “Model 1”

belum patah.

Hasil beban maksimum pada lendutan

ijin papan

“Bubutmen” “Model 2”

adalah

55,94 kg, hasil uji lendutan papan

“Bubutmen” “Model 2”

pada beban P =

120,58 kg adalah 7,57 mm, hasil uji lendutan

papan “Bubutmen” “Model 2”

pada beban P =

131,72 kg adalah 9,86 mm, dan hasil uji

lendutan

papan “Bubutmen” “Model 2”

pada

beban

P = 132.90 kg papan “Bubutmen”

“Model 2”

belum patah.

Data

hasil

uji

mekanis

papan

“Bubutmen” di

bandingkandengan

papan

Yumen seperti Gambar 2.

Grafik rekapitulasi hubungan beban dan lendutan seperti Gambar 2.

Gambar 2 Grafik Hasil Uji Lendutan

3.2 Pembahasan

Kelayakan hasil perancangan papan

“Bubutmen”, dikaji secara ilmiah

dari aspek

0,00

18,74

28,76 39,29

49,37

59,59

0 50 100 150 200

0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24

B

e

b

a

n

(K

g

)

Lendutan ( mm )

Hubungan Beban - Lendutan Papan Yumen

Papan "Bubutmen Model 1" dan Papan "Bubutmen 2"

Papan Yumen Tebal 15 mm Papan Yumen Tebal 25 mm Papan Umen Tebal 50 mm

Papan Bubutmen 7 Batang bambu Tebal 30 mm Papan Bubutmen 12 Batang Bambu Tebal 30 mm

Bubutmen" Model 2" P = 131,72 kg, = 9,86 mm

Yumen tebal 15 mm = 1,67 mm, P = 9,99 kg

"Bubutmen" Model l" P = 131,72 kg, = 8,64 mm Yumen tebal 50 mm, = 2,05 mm,

P = 188,01 kg (belum patah)

Yumen tebal 15 mm P = 69,81 kg, ( papan patah)

Rekomendasi peraturan SNI T-15-1991-03 mensyaratkan lendutan ijin pada beban maksimum =1,67 mm

"Bubutmen" Model 1" = l,67 mm, P = 32,72 kg Yumen tebal 50mm

= l,67mm P = l53,93 kg

"Bubutmen" Model 1" P = l20,58 kg, = 7,47 mm Yumen tebal 25 mm P = 120,58 kg, =7,65 mm

Yumen tebal 25 mm = l,67 mm, P = 5l,07 kg

"Bubutmen" Model 2" P = 120,58 Kg, = 7,57 mm

"Bubutmen" Model 2" = l,67 mm, P = 55,94 kg

Yumen tebal 25 mm


(9)

75

fungsi arsitektur, kelayakan biaya produksidan

aspek mekanis berdasarkan standar dan

pembanding papan Yumen.

a. Pembahasan Hasil Dari Aspek Fungsi

Arsitektur dan Biaya Produksi

Standar

daya

serap

air

papan

“Bubutmen” diukur berdasarkan daya

serap

air standar FAO maksimum sebesar 20 %.

Perencanaanmodel spasi terdiri dari satu

bagian berat serat serabut kelapa berbanding

enam

berat

semen,

dilakukan

dengan

menetapkan jumlah semen lebih banyak pada

bagian luar spasi. Daya serap air papan

Yumen sebesar 38,17 % dan daya serap air

papan

“Bubutmen” “Model 1” sebesar 2

4.585

%, tidak memenuhi standar FAO. Sedangkan

daya serap air papan Bubutmen” “model 2”

sebesar 15,135 %, telah memenuhi standar

FAO.

Bentuk

papan “Bubutmen” “Model

1”

dan

“Model 2”

berupa papan dengan sudut

90

o

, dengan ukuranpanjang 2400 mm, lebar

600 mm dan tebal 30 mm, sesuai standar dan

pembanding papan Yumen.

Berat

papan “Bubutmen” “Model 1”

adalah sebesar38,250 kgtelah memenuhi

standar, sedangkan berat

papan “Bubutmen”

“Model 2” sebesar

43,486 kg tidak memenuhi

syarat.

Ketersediaanbahanbakuserat serabut

kelapa sampaitahun 2016 adalah sebanyak

665,63 ton/ tahun telah memenuhi syarat

kebutuhan

bahanbakusebanyak

141,839

ton/tahun untuk papan

“Bubutmen” “Model

1” dan

sebanyak 153,665 ton/tahun untuk

papan

“Bubutmen” “Model 2”, sehingga

layak diproduksi.

Hasil kelayakan biaya produksi papan

“Bubutmen”“Model 1” sistem produksi penuh

adalah dengan harga jual RP115.806,17/unit,

lebih murah dari harga jual papan Yumen

sebesar Rp 116.400,00. Harga jual papan

“Bubutmen” “Model 2” sistem produksi penuh

adalah sebesar Rp 113.486,14/unit, lebih

murah dari harga jual papan Yumen sebesar

Rp 116.400,00 dan harga jual papan

“Bubutmen”“Model

1”

sebesar

RP115.806,17/unit.

Harga

jual

papan

“Bubutmen” “Model 1” sistem produksi bahan

setengah

jadiadalah

sebesar

Rp

113.

628,17/unit, lebih murah dari harga jual papan

Yumen sebesar Rp 116.400,00 dan harga jual

papan

“Bubutmen”“Model 1” sistem produksi

penuh sebesar RP115.806,17/unit, tetapi lebih

mahal dari harga jual papan

“Bubutmen”

“Model 2” sistem produksi penuh

sebesar Rp 113. 628,17/unit.

Harga jual papan

“Bubutmen”

“Model 2” sistem produksi bahan setengah

jadiadalah sebesar Rp 111.638,14/unit, lebih

murah dari harga jual papan Yumen sebesar

Rp 116.400,00 dan lebih murah dari harga jual

papan

“Bubutmen”“Model 1” sistem roduksi

penuh sebesar RP115.806,17/unit, lebih

murah dari harga jual papan

“Bubutmen”

“Model 2” sistem produksi penuh sebesar

Rp

113.486,14/uni danlebih murah dari harga jual

papan

“Bubutmen” “Model 1” sistem

produksi bahan setengah jadisebesar RP

113.628,17.

Keuntungan

papan

Yumen,papan

“Bubutmen” “Model 1” dan “Model 2”sistem

produksi penuh dan sistem produksi bahan

setengah jadiadalah sama sebesar 20 % dari

total

biaya

produksi

masing

masing.

Keuntungan papan Yumen sebesar Rp

17.636,36,

keuntungan

papan

“Bubutmen”“Model 1” sistem produksi penuh

Rp

17.546,39,

keuntungan

papan

“Bubutmen”“Model 2” sistem produksi

penuhRp

17.194,87,

keuntungan

papan

“Bubutmen”“Model 1” sistem produksi bahan

setengah

jadi

Rp

17.216,39

dan

keuntunganpapan

“Bubutmen”“Model 2”

sistem produksi bahan setengah jadi Rp

16.914,87.

Jumlah produksi papan Yumen

pada

titik impas

adalah 74 unit, lebih kecil dari

jumlah produksipapan

“Bubutmen”“Model 1”

sistem produksi penuh sebanyak 75 unit.

Lebih kecil dari jumlah produksi papan

“Bubutmen”“Model 2” sistem produksi penuh

sebanyak 76 unit, lebih kecil dari jumlah

produksi papan

“Bubutmen”“Model 1” sistem

produksi bahan setengah jadi sebanyak 76

unit. Dan lebih kecil dari jumlah produksi

papan

“Bubutmen”“Model 2” sistem produksi

bahan setengah jadi sebanyak 77 unit.

b. Pembahasan Hasil Aspek Mekanis

Hasil beban maksimum pada lendutan

ijin papan Yumen adalah 51,07 kg, Hasil

beban maksimum pada lendutan ijin untuk

papan

“Bubutmen” “Model 1” adalah

32,72

kglebih kecil dari papan Yumen dan hasil

beban maksimum pada lendutan ijin untuk

papan

“Bubutmen” “Model

2”

sebesar55,94


(10)

76

kg, lebih besar dari papan

“Bubutmen”

“Model 1” dan papan

Yumen.

3.3

Rekapitulasi Keseluruhan Perancangaan ProduksiPapan “Bubutmen”

PAPAN/PARTISI

PAPAN

YUMEN

BUBUTMEN

“MODEL 1”

BUBUTMEN

“MODEL 2”

Standar DayaSerapAir 20 %

38,17 %

24,585 %

15,135 %

Bentuk

Ukuran 240/60/3 Cm

Berbentuk Papan dengan sudut 90o, 240 Cm x 60 Cm x 3 Cm 240/60/3 CM

Berat Ergonomi Papan <40 Kg

18,864 kg

38,250 kg

43.486 kg

Ketersediaan Bahan Baku 665,63 Ton

-

Kebutuhan

Bahan Baku

141,839 Ton

Kebutuhan

Bahan Baku

153,665 Ton

Harga Jual Produksi Penuh

Rp 116.400,00

RP115.806,17

Rp 113.486,14

Harga Jual Prod

Bahan Setengah Jadi

Rp 116.400,00

RP113.628,17

RP111.638,14

Keuntungan Sistem Produksi Penuh

Rp 17.636,36

RP17.546,39

Rp17.194,87

Keuntungan Sistem Prod. Setengah Jadi

Rp 17.636,36

RP17.216,39

Rp16.914,87

Jumlah Produksi Pada Titik Impas Penuh

74 unit

75unit

76unit

Jumlah Produksi Pada Titik

ImpasSetengah Jadi

74 unit

76unit

77unit

Beban Maksimum. Pada

Ijin

51,07 kg

32,72 kg

55,94 kg

4. SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Hasil

studi

perancangan

papan“Bubutmen”

adalah sebagai berikut.

a. Hasil

Studi

Perancangan

Papan“Bubutmen”

“Model 1”

Fungsi isolator dengan daya serap air

sebesar 24,585 % tidak memenuhi standar

maksimum 20 %. Bentuk dengan sudut 90

o

,

ukuran panjang 240 Cm, lebar 60 Cm dan

tebal 3 Cm dan berat papan sebesar 38,250 kg

sesuai standar berat maksimum 40 kg.

Ketersediaan bahan mentah serat

serabut kelapa memenuhi syarat kebutuhan

sampai tahun 2016.

Harga jual sistemproduksi penuh

sebesar Rp 115.806,17, keuntungan sebesar Rp

17.546,39 dan jumlah produksi pada titik

impas 75 unit memenuhi syarat pembanding

dengan harga jual maksimum Rp 116.400,00,

keuntungan sistem produksi penuh sebesar Rp

17.636,33, dan jumlah produksi pada titik

impas 74 unit.

Harga jual sistem produksi setengah

jadi sebesar Rp 113.628,17, keuntungan sistem

produksi setengah jadi sebesar Rp 17.216,39

dan jumlah produksi pada titik impas 76 unit

memenuhi syarat pembanding dengan harga

jual maksimum Rp 116.400,00, keuntungan

sistem produksi penuh sebesar Rp 17.636,33,

dan jumlah produksi pada titik impas 74 unit.

Beban maksimum pada

ijin sebesar

32,72 kg tidak memenuhi beban maksimum

pada

ijin pembanding papan Yumen

sebesar 51,07 kg.

b. Hasil

Studi

Perancangan

Papan“Bubutmen”

“Model 2”

Fungsi isolator dengan daya serap air

sebesar

15,135

%

memenuhi

standar

maksimum 20 %. Bentuk dengan sudut 90

o

,

ukuran panjang 240 Cm, lebar 60 Cm dan

tebal 3 Cm sesuai standar dan pembanding.


(11)

77

Berat papan sebesar 43.486 kg tidak

memenuhi standar berat maksimum 40 kg.

Ketersediaan

bahan

mentah

memenuhi syarat kebutuhan sampai tahun

2016.

Harga jual sistem produksi setengan

jadi sebesar Rp 113.486,14, keuntungan

sebesar Rp 17.194,87 dan jumlah produksi

pada titik impas 76 unit memenuhi syarat

pembanding dengan harga jual maksimum Rp

116.400,00, keuntungan sistem produksi

penuh sebesar Rp 17.636,33, dan jumlah

produksi pada titik impas 74 unit.

Harga jual sistem produksi penuh

sebesar Rp 111.638,14, keuntungan sebesar Rp

16.914,87 dan jumlah produksi pada titik

impas 77 unit, memenuhi syarat pembanding

dengan harga jual maksimum Rp 116.400,00,

keuntungan sistem produksi penuh sebesar Rp

17.636,33, dan jumlah produksi pada titik

impas 74 unit.

Beban maksimum pada

ijin

sebesar 55,94 kg memenuhi beban maksimum

pada

ijin pembanding papan Yumen sebesar

51,07 kg.

7.2 Saran

Untuk memperbaiki kekurangan yang

ada pada

papan “Bubutmen” “Model 1” sistem

produksi sistem bahan setengah jadi, perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut menyangkut

daya serap air dan kekakuannya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih disampaikan kepada

semua pihak yang telah membantu dan

mendukung pelaksanaan penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, “t.t”.

Beban yang diangkat tidak

melebihi aturan yang ditetapkan ILO

(International Labour Organization).

(www.depkes.go.id).

Anonim, 1991. Bangunan Rumah Dan

Gedung, SNI 03-2445-1991.

Anonim, 1991. Rekomendasi peraturan SNI,

SNI T-15-1991-03.

Anonim,

1992.Batasan

Spasi

Tulangan

menurut pasal 7.6, SNI-2847-2002.

Anonim, 2005. Peraturan Pemerintah, No. 36

Th

2005,tentang

:

Peraturan

Pelaksanaan

Undang-Undang,

No.28 Th 2002, tentang : Bangunan

Gedung.

Anonim, 2008. Pekerjaan Spasi Dan

Finishing, SNI 2837-2008.

Anonim,2008.Pekerjaan Penutup Lantai Dan

Dinding, SNI 7395-2008.

Anonim, 2009, Undang Undang Nomor 42

Tahun

2009

Tentang

Pajak

Pertambahan Nilai Barang dan Jasa

dan Pajak Penjualan atas Barang

Mewah, tentang PPN.

Anonim,

2009.

Peraturan

Mentri

Perindustrian Republik Indonesia,

Nomor : 86/M-ind/per/9 /2009tentang

Standar Nasional Indonesia. Bidang

Industri.

Anonim, 2010. Peraturan Gubernur Bali

Nomor 44 Tahun 2010, Tentang

Penetapan

Upah

Minimum

Kabupaten/Kota.

Anonim, 2010. Peraturan Presiden, Nomor :

54 Tahun 2010, tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah, hal. 57.

Anonim,

t.t,

Coconut-fiber.com,

(serial

online),22April

2012,

http://id.wikipedia.org/wiki/Coconut-fiber.

Anonim, t.t, Regresi Linier Sederhana, (serial

online),23

Oktober

2013,

http://id.wikipedia.org/wiki/Regresi

Linier Sederhana.

Anonim,

t.t,

Scribd.com/doc,

(serial

online),22April 2012, http://www.

Scribd.com/doc/34423237.

Anonim, t.t. Ukuran Panel produksi pabrikan

GRC

(Glassfibre

Reinforced

Cement),

(serial

online),03April

2011,

http://id.wikipedia.org/wiki/GRC.

Anonim,“t.t”.Standar Mutu papan partikel


(12)

78

(http://www.scribd.com/doc/3442323

/E1B64708d01).

Frick,

H.

2004.

IlmuKonstruksiBangunanBambu,

PengantarKonstruksibambu. Hal. 9.

Hoong dan Djokowahono,1994, Daftar IIb

PKKI

196.

Buku

Peraturan

Konstruksi Kayu Indonesia.

Kamil, 1970, Percobaan pembuatan papan

semen.

Miharja, 1982, Ilmu Bahan Bangunan. hal

23-24.

Soeharto.I, 1999, ManajemenProyek, Dari

KonseptualsampaiOperasional,

hal

112,114, 163.

Vardiansyah

dan

Dani.

Filsafat

Ilmu

Komunikasi:

Suatu

Pengantar,

Indeks,

Jakarta

2008.

Hal.10,

http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis

.

Wijanarko,

A.

2006.Pedomanteknisbangunantahang

empa

:

http://ciptakarya.pu.go.id/dok/hukum/

pedoman.

Wijanarko,

A.

2006.

Pedomanteknisbangunantahangempa

:http://ciptakarya.pu.go.id/dok/hukum

/pedoman.


(13)

Turnitin Originality Report

Studi Perancangan Produksi Papan Bubutmen by Alit Salain From Validasi Karya Ilmiah (Validasi Karya Ilmiah 2016)

 Processed on 01-Feb-2016 09:25 WIB  ID: 626095916

 Word Count: 5001

Similarity Index 6%

Similarity by Source Internet Sources:

6% Publications:

0% Student Papers:

2% sources:

1% match (Internet from 21-Oct-2015)

http://ojs.unud.ac.id/index.php/jsn/article/download/13923/9648

1% match (Internet from 14-Jul-2015)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30814/4/Chapter%20II.pdf

< 1% match (Internet from 02-Jun-2015) http://mimaulana.blogspot.com/

< 1% match (Internet from 24-May-2015) http://yenirahmandika.blogspot.com/

< 1% match (Internet from 19-Jun-2015)

http://www.slideshare.net/sheevha/going-concern-14685677

< 1% match (Internet from 13-Mar-2012)

http://www.khawazeeq.com/pdf/kuda-kuda-baja.html

< 1% match (Internet from 20-Jun-2014)

http://www.slideshare.net/bagaskaramanjerkawurian/materi-pembahasan-laporan-akhir-print-version

< 1% match (Internet from 07-Dec-2015) http://www.priyobaliyono.blogspot.com/

< 1% match (student papers from 23-Mar-2014) 1

2

3

4

5

6

7

8

9

2/1/2016

file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/Turnitin_Originality_Report_626095916.html


(14)

Submitted to iGroup on 2014-03-23

< 1% match (Internet from 03-Feb-2015)

http://ojs.unud.ac.id/index.php/jsn/article/download/7883/5970

< 1% match (Internet from 18-Nov-2013)

http://indobeta.com/teknik-dan-waktu-pemotongan-bambu/12099/

< 1% match (Internet from 10-Jul-2013)

http://sumirinjournal.wordpress.com/

< 1% match (Internet from 09-Jun-2012)

http://duniatekniksipil.web.id/550/sni-beton-jarak-antar-tulangan/comment-page-2/

< 1% match (Internet from 23-Jul-2012)

http://kesmas-unsoed.blogspot.com/2011/01/makalah-ergonomi-di-tempat-kerja.html

< 1% match (Internet from 22-Apr-2015)

http://brainly.co.id/arsip/2-Matematika/halaman-3835

< 1% match (Internet from 03-Aug-2003)

http://store.ruang.org/catalog/default.php/cPath/1_11_12_13/sort/2d/page/7?

< 1% match (Internet from 06-Mar-2011) http://arifrahmansaja.wordpress.com/

< 1% match (Internet from 24-Jun-2010)

http://www.bsn.go.id/files/348256349/Litbang%202009/Bab%203.pdf

< 1% match (Internet from 21-Apr-2013)

http://pn-jakartabarat.go.id/welcome/view_page/0/34/1/24695

< 1% match (Internet from 21-Oct-2015)

http://bestananda.blogspot.com/

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20 paper text:

Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016 STUDIPERANCANGAN PRODUKSI PAPAN BUBUTMEN K. Antriksa

11 , I M. Alit K. Salain 2 , N.

2/1/2016

file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/Turnitin_Originality_Report_626095916.html


(15)

M. Anom Wiryasa 2 Abstrak :Penelitian tentang studi perancangan produksi papan “Bubutmen” (bambu, serat serabut kelapa dan semen), berfungsi sebagai bahan pemisah pada bangunan telah dilaksanakan. Lingkup perancangan mencakup perancangan fungsi arsitektur meliputi daya serap air, bentuk, ukuran dan berat papan.Perancangan daya serap air dan berat dilakukan melalui rancangan rangka anyaman bambu berongga dan campuran spasi dengan perbandingan berat semen, serat serabut kelapa dan air yaitu 5,00 : 1,00 : 3,17. Bentuk dan ukuran dilakukan melalui perencanaan alat cetak.Perancangan mekanis dilakukan melalui perencanaan dua model rangka anyaman bambu yaitu Model 1 (M1) terdiri dari 12 bilah bambu panjang, 660 biji paku steples. Model 2 (M2) terdiri dari 7 bilah bambu panjang, 385 biji paku steples. Masing-masing model terdiri dari 110 bilah bambu pendek. Perancangan biaya produksi dilakukan melalui efisiensi bahan dan efektifitas proses produksi. Umur benda uji 28 hari dan setiap pengujian digunakan 3 buah benda uji. Benda uji daya serap air dan berat papan berukuran panjang 20 Cm, lebar 20 Cm dan tebal 3 Cm. Benda uji beban maksimum pada lendutan ijin

15berukuran panjang 80 Cm, lebar 60 Cm dan tebal 3Cm.

Hasil perancangan daya serap air papan M1 sebesar 24,59 % dan M2 sebesar 15,14 %. Bentuk berupa papan dengan ukuran panjang 2400 mm, lebar 600 mm dan tebal 30 mm. Berat papan M1 sebesar 38,25 kg dan M2 sebesar 43,49 kg. Beban maksimum pada lendutan ijin papan M1 sebesar 32,72 kg dan M2 sebesar 55,94 kg. Hasil harga jual papan M1 sebesar Rp. 115.806,17/unit dan M2 sebesar Rp.

113.486,14/unit. Keuntungan papan M1 sebesar Rp. 17.546,39/unit dan M2 sebesar Rp 17.194,87/unit. Jumlah produksi pada titik impas papan M1 sebanyak 76 unit dan M2 sebanyak 77 unit. Kata kunci : air, bambu, papan bubutmen, semen, serat serabut kelapa. DESIGN STUDY OF BUBUTMEN BOARD PRODUCTION Abstract: Research on the design study of the "Bubutmen" board production (bamboo, coir fiber and cement), serves as a separator material in buildings. The objective of design includes architecture function and financial feasibility. Architecture functions include water absorption, shape, size, and weight of the "Bubutmen” board. Financial feasibility includes selling price, profit, production quantity at the breakeven point and the availability of raw materials. Availability of raw materials is calculated based on statistical data until 2016. Mechanical functions include the maximum load on the license "Bubutmen" board than Yumen board. The design aspects of water absorption and weight "Bubutmmen" board carried through hollow bamboo frame design and mix plastering with cement weight ratio, coir fiber and water is 5: 1: 3.167. The design aspects of the shape and size of the print is done through a planning tool. The design is done through the financial aspects of fuel efficiency and effectiveness of the production process.The design of the technical aspects of planning through the hollow bamboo frame, designed two variants namely "model 1" consists of 12 pieces of bamboo rods long, "Model 2" consists of 7 pieces of a long bamboo rods. The results of the design "Bubutmen" board "Model 1" acquired 24 585% water absorption and "Model 2" 15.135%. The form of a board with a length of 2400 mm, width 600 mm and 30 mm thick. Heavy "Bubutmen" board "Model 1" of 38.250 kg and "Model 2" amounting to 43.486 kg. Availability of raw materials until 2016 are eligible needs so worthy produced. The results of the financial feasibility "Model 1" full production system with a selling price of Rp 115,806.17 / unit, profit Rp 17,546.39 and the amount of production at the breakeven point 75 units. "Model 2" full production system with a selling price of Rp 113,486.14 / unit, profit Rp 17,194.87 and the amount of production at the breakeven point 76 units. "Model 1" production system of semi-finished materials with the selling price of Rp 113,628.17 / unit, profit Rp 17,216.39 and the amount of production at the breakeven point 76 units. "Model 2" production system of semi-finished materials and selling price Rp111.638,14 / unit, profit Rp 16914.87 and the amount of production at the breakeven point 77 production units. The results of the maximum load on the deflection

2/1/2016

file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/Turnitin_Originality_Report_626095916.html


(16)

permit Yumen board is 51.07 kg, "Model 1" 32.72 kg and "Model 2" 55.94 kg. Keywords: Bubutmen, bamboo, fiber, cement and water.

11 Mahasiswa Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana, Universitas Udayana, Denpasar 2Staf Pengajar Program Studi Magister Teknik Sipil, Program Pascasarjana, Universitas Udayana, Denpasar 69Jurnal Spektran Vol. 4,No. 1, Januari 20161. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan pemisah organis padabangunan

memiliki berat jenis kecil, sehat untuk pemakai, konduktifitas rendah, bersifat akustik, isolator, memiliki estetika spesifik, unik, sehingga dapat meningkatkan status sosial pemakai, dapat diperbaharui, mudah lapuk serta tidak mencemari. Namun saat ini harganya semakin mahal, karena luas hutan semakin kecil, yang menyebabkan pemenuhan kebutuhan bahan organis yang cukup banyak menjadi sulit.

8Komposit adalah suatu material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih material, dimana akan terbentukmaterial yang

lebih baik dari material pembentuknya. Komposit serat tetdiri dari material penguat (reinforcement) dan pengikat/matriks (scribd.com/doc).Karena itu perlu dilakukan studi yang dapat menghasilkan bahan partisi komposit yang memiliki karakteristik seperti bahan organis.Maka dilakukan penelitian tentang studi produksi papan bambu, serat serabut kelapa, semen dan air, yaitu“Studi produksi papan Bubutmen”. Bambu dapat tumbuh dimana-mana, berkembang dengan cepat, memiliki sifat-sifat kekuatan dan elastisitas yang tinggi serta dapat digunakan sebagai bahan bangunan. Bambu dipilih sebagai rangka anyaman dengan alasan mutunya cukup baik dengan tegangan lentur 99,96 Kg/Cm 2 , tegangan tarik ijin 294,84 kg/Cm 2 , dapat dijadikan anyaman yang efektif, berserat panjang, masif, murah, ramah lingkungan, serta dapat diperbarui dalam waktu yang singkat. (Heinz. F. 2004). Menurut data Bali dalam angka, statistik Provinsi Bali tahun 2006 - 2009, luas pekebunan kelapa di Bali yaitu,72.842 Ha, dengan hasil rata-tata 75.533,26 ton/tahun, tersebar dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Hasil sampingan pengolahan kelapa berupa serabut yang cukup banyak, pemanfaatan belum optimal dengan harga serat serabut sangat murah yaitu Rp 2.200,00/kg. Serat serabut kelapa cukup kuat, tahan lama, memiliki nilai keindahan alami, ramah lingkungan, serta dapat diperbaharui dalam waktu singkat. Panjang serat serabut kelapa hanya 5-22cm, sehingga ikatan antar serat terbatas.(Anonim, t.t, Coconut- fiber.com). Serat serabut kelapa bisa di susun

4secara acak (Chopped Strand Mat) maupun dengan orientasi tertentu

bahkan bisa juga dalam bentuk yang lebih kompleks seperti anyaman.

Dalam hal ini serat serabut kelapa dirancang sebagai bahan penguat.(Anonim, t.t, scribd.com/doc). Semen merupakan bahan perekat yang baik, tersedia banyak dan tersebar diseluruh daerah, sehingga mudah didapat di pasaran serta harga yang relatif lebih murah dibandingkan bahan perekat lainnya. Semen dipilih sebagai pengikat (matriks) dengan alasan mutunya cukup baik terutamategangan tekan yang tinggi, awet terhadap pelapukan dan tahan bakar.

2/1/2016

file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/Turnitin_Originality_Report_626095916.html


(17)

51.2 Rumusan Masalah Darilatar belakang tersebutdiatas, padapenelitian ini

dibahas tiga masalah sebagai berikut. Bagaimanakarakteristik arsitektur dari aspek fungsi isolator, bentuk, ukuran dan berat papan “Bubutmen” ? Serta bagaimana kelayakan biaya produksi papan “Bubutmen” dari aspek ketersediaan bahan mentah, harga jual, keuntungan, jumlah produksi pada titik impas ? Bagaimana sifat mekanis berdasarkan kemampuanlayan mengenai beban maksimum pada lendutan ijin papan “Bubutmen”dibandingkan papan Yumen?

51.3 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah diatas, padapenelitian ini

ada tiga tujuan, dibandingkan dengan papan Yumen dan standar yang akan dicapai sebagai berikut. Mengetahui hasil karakteristik arsitektur dari aspek fungsi isolator, bentuk, ukuran, dan berat papan “Bubutmen”. Sertamengetahui kelayakan biaya produksi papan “Bubutmen” dari aspek ketersediaan bahan mentah, harga jual, keuntungan, jumlah produksi pada titik impas. Mengetahui hasil sifat mekanis

berdasarkan kemampuan layan mengenai beban maksimum pada lendutan ijinpapan “Bubutmen”

dibandingkan papan Yumen. 70 Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini mencakup manfaat secara ilmiah dan manfaat terhadap masyarakat. a. Manfaat Secara Ilmiah : Meningkatkan kemampuan studi karakteristik arsitektur meliputi, fungsi isolator, bentuk, ukuran dan berat papan “Bubutmen”. Sertameningkatkan kemampuan studi kelayakandari aspek biaya produksiditinjau dari kerersedian bahan mentah, harga jual, keuntungan, jumlah produksi sampai titik impas dibandingkan papan Yumen. Meningkatkan kemampuan studi mekanis meliputi kemampuan layan mengenai beban maksimum pada lendutan ijinpapan “Bubutmen” dibandingkan papan Yumen. b. Manfaat terhadap masyarakat antara lain ; Membantu meningkatkan prospek penjualan bahan mentah dan menambah kesempatan kerja. 1.5 Batasan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Denpasar dengan lingkup data pendukung bahan mentah di wilayah Provinsi Bali. Data pendukung yang dipakai berdasarkan empat tahun data terakhir yaitu ; tahun 2006, 2007,2008 dan 2009, dengan prospek ketersediaan bahan sampai tahun 2016.

182. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 2.1 Bahan

Untuk rangka anyaman papan “Bubutmen” ini digunakan bambu wulung/santong dengan ruas sampai 65Cm dengan garis tengah 70-100 mm dan panjang batang 8–15m. Bambu santongmemiliki garis tengah dan panjang batang lebih besar dari bambu tali(Ginganthochloa apus ) yaitu garis tengah 40 -80 mm dan panjang batang 6–13 m (Wijaya dan Elizabeth A, 2001).Untuk serat serabut kelapa digunakan hasil pabrikasi yang diolah dengan mesin penggiling. Untuk perekat digunakan semen Portland jenis I dan air bersumber dari air PDAM. Untuk pengikat rangka digunakan paku staples jenis U10/8. 2.2Metode Rancangan papan “Bubutmen” ini memakai metode kwantitatif karena analisisnya lebih banyak memakai ukuran kwantistas, terutama kwantitas fungsi, teknis dan ekonomi.Rancangan aspek arsitektur dilakukan berdasarkan standar dan pembanding terhadap papan Yumen (papan serpihan kayu dengan semen). Daya serap air diukur berdasarkan SNI 03-2445-1991 dan standar FAO. Rancangan bentuk berupa papan dengan sudut 90 o , ukuran dirancang dengan panjang 2400 mm, lebar 600 mm, tebal 30 mm, dilakukan melalui perencanaan alat cetak yang kokoh dan ukuran yang akurat sesuai rencana. Berat papan diukur

2/1/2016

file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/Turnitin_Originality_Report_626095916.html


(18)

berdasarkan beban angkat orang dewasa laki-laki standar berat ergonomi Depkes yang ditetapkan ILO adalah sebesar 40 kg (Anonim, t.t). Caranya dilakukan dengan merancang rangka anyaman bambu berongga. Rancangan mekanis diukur berdasarkan beban maksimum pada lendutan ijin sebesar 1,67 mm dibandingkan dengan papan Yumen (Anonim, 1991). Pendekatan hasil rancangan mekanis dilakukan dengan rancangan rangka anyaman bambu, bahan pengisi/spasi serat serabut kelap dan pasta semen serta dicetak secara manual bertekanan baut.Rangka anyaman dirancang duamodel rangka anyaman bambu, terdiri dari bilah bambu panjang berukuran panjang 238 Cm, lebar 29,85 Cm dan tebal 0,7 Cm, bilah bambu pendek berukuran panjang 60 Cm, lebar

190,7 Cm dan tebal 0,4 Cm.

Model 1 terdiri dari 12 bilah bambu panjang membujur, dijepit melintang menggunakan 110 bilah bambu pendek dengan sudut 85 o dan 95 o terhadap panjang papan dan diikat 660 biji paku steples, seperti Gambar 1.Model 2 (M2) terdiri dari 7 bilah panjang, dijepit melintang menggunakan 110 bilah bambu pendek dengan sudut 85 o dan 95 o terhadap panjang papan dan diikat 380 biji paku steples,seperti Gambar 2. 600 mm 10 mm 20,16 mm 7 mm 10 mm Gambar 1Gambar 2 600 mm 71 Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016 Rangka Anyaman Bambu Rancangan biaya produksi diukur berdasarkan pembanding papan Yumen dengan harga jual Rp. 116400,00/unit, keuntungan Rp 17.636,36dan jumlah produksi pada titik impas 74 unit. Caranya dilakukan dengan cara efektif dan efisien yaitu proses sederhana, biaya bahan baku harga grosir, alat, upah murah, optimalisasi ukuran bahan, rendemen bahan kecil (1%). Menghemat biaya bahan dengan cara menggunakan bambu wulung/santong dengan umur tebang > 3 tahun dengan waktu tebang pada bulan Januari, Maret, Juli, September, Oktober, November memiliki kandungan selulose rata-rata 31,71%, maka tidak perlu biaya pengawetan. Bahan baku serat serabut kelapa menggunakan hasil pabrikasi yang murah yaitu serabut (hijau 60 % dan coklat 40 %) dengan serbuk serabut sebesar 3 % lebih murah dari yang tanpa serbuk serabut. Bahan baku air menggunakan air PDAM yang bebas alkali. Efisiensi biaya paku steples menggunakan jenis U10/8 dengan alat manual. Efisiensi biaya produksi menggunakan stem produksi setengah jadi. Pekerjaan mencetak papan diawali dengan merendam rangka anyaman bambu dan serat serabut kelapa

2dalam air selama 48 jam untukmenghasilkan keteguhan rekat papan semen 21,3% dan keteguhan lengkung 6,4 Kg/cm 2

.(Kamil, 1970). Selanjutnya meletakan rangka anyaman bambu diatasalatcetakanbagianbawah yang bagian dalamnya telah dilapisi minyak oli bekassebagai pelicin. Diatas rangka anyaman bambu dilakukan spasi sisi pertama dengan setebal 12,5 mm secara padat dan merata dengan kasut. Bahan pengisi/spasi dibuat dari campuran dengan perbandingan berat semen : serat serabut kelapa : air sebesar 5,00 : 1,00 : 3,17. Model 1 terdiri dari 3,886 kg serat serabut kelapa, 23,316 kg semen dan 12,310 kg.Model 1 terdiri dari 3,886 kg serat serabut kelapa, 23,32 kg semen dan 12,31 kg air.Model 2 terdiri dari 4,21kg serat serabut kelapa, 25,26 kg semen dan13,330 kg air. Untuk meningkatkan kedap air, pada bagian luar spasi dilapis satu bagian pasta semen sebagai finishing.Rangkaanyamanbambu dan spasi pertama dijepit sementara menggunakanalat cetakan,selanjutnya diputar balik untuk melakukan spasi sisi kedua setebal 12,5 mmtelah siap dicetak dengan tekanan empat belas buah baut sehingga ketebalan menjadi30 mm, seperti Gambar 3. Rangka baja siku bagian atas tebal 4 mm untuk me nekan cetakan Gambar : 3. Pelaksanaan Alat Cetak Studi Produksi Papan “Bubutmen” Papan “Bubutmen”dijepit dengan cetakan selama 12jam,selanjutnya cetakan dapat

2/1/2016

file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/Turnitin_Originality_Report_626095916.html


(19)

dibuka dan disimpan dalam suhu kamar untuk proses pengeringansempurna selama empat minggu atau 28 hari. Untuk sampel uji laboratorium, masing-masing menggunakan 3 buah benda uji. Papan“Bubutmen” dibersihkan dari bulu serat serabut kelapa dengan semprotan api. Pengukuran hasil uji daya serap air, berat dan beban maksimum pada lendutan ijin memakai alat uji manual.

173. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian

Baut untuk me nekan cetakan Plat baja bagian atas tebal 2,2 mm Plat baja bagian bawah tebal 2,2 mm Baut untuk me nekan cetakan a. Data Hasil Fungsi Arsitektur Rangka baja siku bagian bawah tebal 4 mm untuk me nekan cetakan Data hasil perancangan papan “Bubutmen” dari aspek fungsi arsitektur diperoleh daya serap air papan “Bubutmen” “Model 1” sebesar 24.585 % dan daya serap air papan “Bubutmen” “Model 2” sebesar 15,135 %. Bentuk papan “Bubutmen” “Model 1” dan “Model 2” berupa papan dengan sudut 90 o , ukuran panjang 2400 mm, lebar 600 mm dan tebal 30 mm. Berat papan“Bubutmen” “Model 1” sebesar 38,250 kgdan papan “Bubutmen” “Model 2” sebesar 43,486 kg. b. Data Hasil Kelayakan Biaya Produksi 72 Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016 Data hasil perancangan papan “Bubutmen” dari aspek biaya produksi “Bubutmen” dari aspek biaya produksi diperoleh sebagai berikut. Hasil ketersediaanbahanbaku serat serabut kelapa sebanyak 665,63 ton/tahunsampaitahun 2016, telah memenuhi kebutuhan bahan papan “Bubutmen” “Model 1” sebanyak 141,839 ton/tahun dan kebutuhan bahan papan “Bubutmen” “Model 2” sebanyak 153,665 ton/tahun, sehingga layak diproduksi. Hasil penetapan bambu wulung/ santong sebagai bahan mentah dengan umur tebang > 3 tahun dengan waktu tebang agar kandungan selulosa maksimum 37 % yaitu pada bulan Januari 0.33 %, Maret 0.31 %, Juli 0.30 %,

11September 0.27 %, Oktober 0.32 %, November 0.32 %, Desember 0.37

%, maka tidak perlu diawetkan, sehingga terjadi penghematan Rp 1.000,00 dengan keteguhan lengkung 6,4 kg/cm2. Pembelian dengan harga grosir diperoleh harga ekonomis Rp 6.000,00/batang. Pengguanaan bambu dengan direndam

2air selama 48 jam, menghasilkan keteguhan rekat papan semen 21,3

%.Keuntungan pembelian bambu harga grosir = Rp 2.250,00. Optimalisasi ukuran panjang batang bambu 600 mm terhadap ukuran produksi = 100 %. Rendemen pengolahan bambu batang panjang maksimum 1%, sehingga efektifitas pemanfaatan material bambu adalah 99 %. Harga bahan dan upah kerja sebuah bambu batang panjang system produksi bahan setengah jadi adalah = Rp 1.000,00.Pemanfaatan kupasan kulit bambu batang panjang menjadi bambu batang pendekadalah 64 buah. Harga bahan dan upahsebuah batang panjang dengan sistim produksi bahan setengah jadi adalah Rp 40,00,00. Hasil perencanaan bahan serat serabut kelapa ditetapkan dengan harga Rp 2.200,00/kg dengan kandungan debu serabut 3 %. Kehilangan bahan semen akibat kelalaian kerja, rembesan dan endapan pada alat kerja rata-rata 1,5 %. Kehilangan air saat penggunaan untuk perendaman, pembersihan alat kerja dan terbuang karena kelalaian kerja rata-rata 55 %.Harga paku steples berukuran U10/8 mm = Rp. 26.000,00/dus. Hasil kelayakan biaya produksipapan “Bubutmen” “Model 1” sistem produksi penuh dengan harga jual RP115.806,17/unit,

keuntungan Rp 17.546,39dan jumlah produksi pada titik impas adalah 75 unit. Papan “Bubutmen” “Model 2” sistem produksi penuh dengan harga jual RP113.486,14/unit, keuntungan Rp 17.194,87dan jumlah produksi

2/1/2016

file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/Turnitin_Originality_Report_626095916.html


(20)

pada titik impas adalah 76 unit. Papan “Bubutmen” “Model 1” sistem produksi bahan setengan jadi dengan harga jual RP113.628,17/unit, keuntungan Rp 17.216,39dan jumlah produksi pada titik impas adalah 76 unit. Papan “Bubutmen” “Model 2” sistem produksi bahan setengah jadi dengan harga jual

Rp111.638,14/unit, keuntungan Rp 16.914,87dan jumlah produksi pada titik impas adalah 77 unit. c. Data Hasil Fungsi Mekanis Peracangan sampel uji mekanis, masing-masing model papan Yumen,“Bubutmen 1”, “Bubutmen 2”, masing-masing dibuat tiga buah sampel papan seperti gambar 3. KIRI TENGAH KANAN PAPAN 1 sampel 1 PAPAN 2 PAPAN 3 sampel 2 sampel 3 Gambar 3 : Pola pemotongan sampel Uji Pola pemotongan setiap papan dibagi menjadi tiga dengan ukuran panjang 800 mm, lebar 600 mm, tebal 30 mm, tiap papan diambil satu buah bagian kiri, tengah dan kanan sesuai peryaratan uji laboratorium. Hasil beban maksimum pada lendutan ijin papan Yumen tebal 25 mm adalah 51,07 kg, hasil uji lendutan papan Yumen tebal 25 mm pada beban P = 120,58 kg adalah 7,65 mm, hasil uji lendutan papan Yumen tebal 25 mm pada beban P = 131,72 kg papan Yumen belum patah dan hasil uji lendutan papan Yumen tebal 25 mm pada beban P = 132.90 kg papan Yumen patah. Hasil beban maksimum pada lendutan ijin papan “Bubutmen” “Model 1” adalah 32,72 kg, hasil uji lendutan papan “Bubutmen” 73 Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016 “Model 1” pada beban P = 120,58 kg adalah 7,47 mm, hasil uji lendutan papan “Bubutmen” “Model 1” pada beban P = 131,72 kg adalah 8,64 mm, dan hasil uji lendutan papan “Bubutmen” “Model 1” pada beban P = 132.90 kg papan “Bubutmen” “Model 1” belum patah. Hasil beban maksimum pada lendutan ijin papan “Bubutmen” “Model 2” adalah 55,94 kg, hasil uji lendutan papan “Bubutmen” “Model 2” pada beban P = Grafik rekapitulasi hubungan beban dan lendutan seperti Gambar 2. 120,58 kg adalah 7,57 mm, hasil uji lendutan papan “Bubutmen” “Model 2” pada beban P = 131,72 kg adalah 9,86 mm, dan hasil uji lendutan papan “Bubutmen” “Model 2” pada beban P = 132.90 kg papan “Bubutmen” “Model 2” belum patah. Data hasil uji mekanis papan “Bubutmen” dibandingkandengan papan Yumen seperti Gambar 2. Hubungan Beban - Lendutan Papan Yumen Papan "Bubutmen Model 1" dan Papan "Bubutmen 2" 200 150 Yumen tebal 50 mm, ~ = 2,05 mm, P = 188,01 kg (belum patah) Yumen tebal 50mm h = l,67mm P = l53,93 kg Yumen tebal 25 mm P = 132,90 kg, ( papan patah) "Bubutmen" Model l" P = 131,72 kg, h = 8,64 mm Bubutmen" Model 2" P = 131,72 kg, ? = 9,86 mm Beban (Kg) 100 50 "Bubutmen" Model 2" h = l,67 mm, P = 55,94 kg Yumen tebal 25 mm h = l,67 mm, P = 5l,07 kg "Bubutmen" Model 1" h = l,67 mm, P = 32,72 kg 39,29 28,76 Yumen tebal 25 mm P = 120,58 kg, h =7,65 mm "Bubutmen" Model 2" P = 120,58 Kg, h = 7,57 mm "Bubutmen" Model 1" P = l20,58 kg, h = 7,47 mm 18,74 Yumen tebal 15 mm ? = 1,67 mm, P = 9,99 kg 0 0,00 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 Rekomendasi peraturan SNI T-15-1991-03 Lendutan ( mm ) mensyaratkan lendutan ijin pada beban maksimum =1,67 mm Papan Yumen Tebal 15 mm 49,37 Papan Yumen Tebal 25 mm Papan Umen Tebal 50 mm Yumen tebal 15 mm P = 69,81 kg, ( papan patah) 59,59 Papan Bubutmen 7 Batang bambu Tebal 30 mm Papan Bubutmen 12 Batang Bambu Tebal 30 mm Gambar 2 Grafik Hasil Uji Lendutan 3.2 Pembahasan Kelayakan hasil perancangan papan “Bubutmen”, dikaji secara ilmiah dari aspek 74 Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016 fungsi arsitektur, kelayakan biaya

produksidan aspek mekanis berdasarkan standar dan pembanding papan Yumen. a. Pembahasan Hasil Dari Aspek Fungsi Arsitektur dan Biaya Produksi Standar daya serap air papan “Bubutmen” diukur berdasarkan daya serap air standar FAO maksimum sebesar 20 %. Perencanaanmodel spasi terdiri dari satu bagian berat serat serabut kelapa berbanding enam berat semen, dilakukan dengan menetapkan jumlah semen lebih banyak pada bagian luar spasi. Daya serap air papan Yumen sebesar 38,17 % dan daya serap air papan “Bubutmen” “Model 1” sebesar 24.585 %, tidak memenuhi standar FAO. Sedangkan daya serap air papan Bubutmen” “model 2” sebesar 15,135 %, telah memenuhi standar FAO. Bentuk papan “Bubutmen” “Model 1” dan “Model 2” berupa papan dengan sudut 90 o , dengan ukuranpanjang 2400 mm, lebar 600 mm dan tebal 30 mm, sesuai standar dan pembanding papan Yumen. Berat papan “Bubutmen” “Model 1” adalah sebesar38,250 kgtelah memenuhi standar, sedangkan beratpapan “Bubutmen” “Model 2” sebesar 43,486 kg tidak memenuhi syarat. Ketersediaanbahanbakuserat serabut kelapa sampaitahun 2016

2/1/2016

file:///C:/Users/user/AppData/Local/Temp/Turnitin_Originality_Report_626095916.html


(1)

dibuka dan disimpan dalam suhu kamar untuk proses pengeringansempurna selama empat minggu atau 28 hari. Untuk sampel uji laboratorium, masing-masing menggunakan 3 buah benda uji. Papan“Bubutmen” dibersihkan dari bulu serat serabut kelapa dengan semprotan api. Pengukuran hasil uji daya serap air, berat dan beban maksimum pada lendutan ijin memakai alat uji manual.

173. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Penelitian

Baut untuk me nekan cetakan Plat baja bagian atas tebal 2,2 mm Plat baja bagian bawah tebal 2,2 mm Baut untuk me nekan cetakan a. Data Hasil Fungsi Arsitektur Rangka baja siku bagian bawah tebal 4 mm untuk me nekan cetakan Data hasil perancangan papan “Bubutmen” dari aspek fungsi arsitektur diperoleh daya serap air papan “Bubutmen” “Model 1” sebesar 24.585 % dan daya serap air papan “Bubutmen” “Model 2” sebesar 15,135 %. Bentuk papan “Bubutmen” “Model 1” dan “Model 2” berupa papan dengan sudut 90 o , ukuran panjang 2400 mm, lebar 600 mm dan tebal 30 mm. Berat papan“Bubutmen” “Model 1” sebesar 38,250 kgdan papan “Bubutmen” “Model 2” sebesar 43,486 kg. b. Data Hasil Kelayakan Biaya Produksi 72 Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016 Data hasil perancangan papan “Bubutmen” dari aspek biaya produksi “Bubutmen” dari aspek biaya produksi diperoleh sebagai berikut. Hasil ketersediaanbahanbaku serat serabut kelapa sebanyak 665,63 ton/tahunsampaitahun 2016, telah memenuhi kebutuhan bahan papan “Bubutmen” “Model 1” sebanyak 141,839 ton/tahun dan kebutuhan bahan papan “Bubutmen” “Model 2” sebanyak 153,665 ton/tahun, sehingga layak diproduksi. Hasil penetapan bambu wulung/ santong sebagai bahan mentah dengan umur tebang > 3 tahun dengan waktu tebang agar kandungan selulosa maksimum 37 % yaitu pada bulan Januari 0.33 %, Maret 0.31 %, Juli 0.30 %,

11September 0.27 %, Oktober 0.32 %, November 0.32 %, Desember 0.37

%, maka tidak perlu diawetkan, sehingga terjadi penghematan Rp 1.000,00 dengan keteguhan lengkung 6,4 kg/cm2. Pembelian dengan harga grosir diperoleh harga ekonomis Rp 6.000,00/batang. Pengguanaan bambu dengan direndam

2air selama 48 jam, menghasilkan keteguhan rekat papan semen 21,3

%.Keuntungan pembelian bambu harga grosir = Rp 2.250,00. Optimalisasi ukuran panjang batang bambu 600 mm terhadap ukuran produksi = 100 %. Rendemen pengolahan bambu batang panjang maksimum 1%, sehingga efektifitas pemanfaatan material bambu adalah 99 %. Harga bahan dan upah kerja sebuah bambu batang panjang system produksi bahan setengah jadi adalah = Rp 1.000,00.Pemanfaatan kupasan kulit bambu batang panjang menjadi bambu batang pendekadalah 64 buah. Harga bahan dan upahsebuah batang panjang dengan sistim produksi bahan setengah jadi adalah Rp 40,00,00. Hasil perencanaan bahan serat serabut kelapa ditetapkan dengan harga Rp 2.200,00/kg dengan kandungan debu serabut 3 %. Kehilangan bahan semen akibat kelalaian kerja, rembesan dan endapan pada alat kerja rata-rata 1,5 %. Kehilangan air saat penggunaan untuk perendaman, pembersihan alat kerja dan terbuang karena kelalaian kerja rata-rata 55 %.Harga paku steples berukuran U10/8 mm = Rp. 26.000,00/dus. Hasil kelayakan biaya produksipapan “Bubutmen” “Model 1” sistem produksi penuh dengan harga jual RP115.806,17/unit,

keuntungan Rp 17.546,39dan jumlah produksi pada titik impas adalah 75 unit. Papan “Bubutmen” “Model 2” sistem produksi penuh dengan harga jual RP113.486,14/unit, keuntungan Rp 17.194,87dan jumlah produksi


(2)

pada titik impas adalah 76 unit. Papan “Bubutmen” “Model 1” sistem produksi bahan setengan jadi dengan harga jual RP113.628,17/unit, keuntungan Rp 17.216,39dan jumlah produksi pada titik impas adalah 76 unit. Papan “Bubutmen” “Model 2” sistem produksi bahan setengah jadi dengan harga jual

Rp111.638,14/unit, keuntungan Rp 16.914,87dan jumlah produksi pada titik impas adalah 77 unit. c. Data Hasil Fungsi Mekanis Peracangan sampel uji mekanis, masing-masing model papan Yumen,“Bubutmen 1”, “Bubutmen 2”, masing-masing dibuat tiga buah sampel papan seperti gambar 3. KIRI TENGAH KANAN PAPAN 1 sampel 1 PAPAN 2 PAPAN 3 sampel 2 sampel 3 Gambar 3 : Pola pemotongan sampel Uji Pola pemotongan setiap papan dibagi menjadi tiga dengan ukuran panjang 800 mm, lebar 600 mm, tebal 30 mm, tiap papan diambil satu buah bagian kiri, tengah dan kanan sesuai peryaratan uji laboratorium. Hasil beban maksimum pada lendutan ijin papan Yumen tebal 25 mm adalah 51,07 kg, hasil uji lendutan papan Yumen tebal 25 mm pada beban P = 120,58 kg adalah 7,65 mm, hasil uji lendutan papan Yumen tebal 25 mm pada beban P = 131,72 kg papan Yumen belum patah dan hasil uji lendutan papan Yumen tebal 25 mm pada beban P = 132.90 kg papan Yumen patah. Hasil beban maksimum pada lendutan ijin papan “Bubutmen” “Model 1” adalah 32,72 kg, hasil uji lendutan papan “Bubutmen” 73 Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016 “Model 1” pada beban P = 120,58 kg adalah 7,47 mm, hasil uji lendutan papan “Bubutmen” “Model 1” pada beban P = 131,72 kg adalah 8,64 mm, dan hasil uji lendutan papan “Bubutmen” “Model 1” pada beban P = 132.90 kg papan “Bubutmen” “Model 1” belum patah. Hasil beban maksimum pada lendutan ijin papan “Bubutmen” “Model 2” adalah 55,94 kg, hasil uji lendutan papan “Bubutmen” “Model 2” pada beban P = Grafik rekapitulasi hubungan beban dan lendutan seperti Gambar 2. 120,58 kg adalah 7,57 mm, hasil uji lendutan papan “Bubutmen” “Model 2” pada beban P = 131,72 kg adalah 9,86 mm, dan hasil uji lendutan papan “Bubutmen” “Model 2” pada beban P = 132.90 kg papan “Bubutmen” “Model 2” belum patah. Data hasil uji mekanis papan “Bubutmen” dibandingkandengan papan Yumen seperti Gambar 2. Hubungan Beban - Lendutan Papan Yumen Papan "Bubutmen Model 1" dan Papan "Bubutmen 2" 200 150 Yumen tebal 50 mm, ~ = 2,05 mm, P = 188,01 kg (belum patah) Yumen tebal 50mm h = l,67mm P = l53,93 kg Yumen tebal 25 mm P = 132,90 kg, ( papan patah) "Bubutmen" Model l" P = 131,72 kg, h = 8,64 mm Bubutmen" Model 2" P = 131,72 kg, ? = 9,86 mm Beban (Kg) 100 50 "Bubutmen" Model 2" h = l,67 mm, P = 55,94 kg Yumen tebal 25 mm h = l,67 mm, P = 5l,07 kg "Bubutmen" Model 1" h = l,67 mm, P = 32,72 kg 39,29 28,76 Yumen tebal 25 mm P = 120,58 kg, h =7,65 mm "Bubutmen" Model 2" P = 120,58 Kg, h = 7,57 mm "Bubutmen" Model 1" P = l20,58 kg, h = 7,47 mm 18,74 Yumen tebal 15 mm ? = 1,67 mm, P = 9,99 kg 0 0,00 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 Rekomendasi peraturan SNI T-15-1991-03 Lendutan ( mm ) mensyaratkan lendutan ijin pada beban maksimum =1,67 mm Papan Yumen Tebal 15 mm 49,37 Papan Yumen Tebal 25 mm Papan Umen Tebal 50 mm Yumen tebal 15 mm P = 69,81 kg, ( papan patah) 59,59 Papan Bubutmen 7 Batang bambu Tebal 30 mm Papan Bubutmen 12 Batang Bambu Tebal 30 mm Gambar 2 Grafik Hasil Uji Lendutan 3.2 Pembahasan Kelayakan hasil perancangan papan “Bubutmen”, dikaji secara ilmiah dari aspek 74 Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016 fungsi arsitektur, kelayakan biaya

produksidan aspek mekanis berdasarkan standar dan pembanding papan Yumen. a. Pembahasan Hasil Dari Aspek Fungsi Arsitektur dan Biaya Produksi Standar daya serap air papan “Bubutmen” diukur berdasarkan daya serap air standar FAO maksimum sebesar 20 %. Perencanaanmodel spasi terdiri dari satu bagian berat serat serabut kelapa berbanding enam berat semen, dilakukan dengan menetapkan jumlah semen lebih banyak pada bagian luar spasi. Daya serap air papan Yumen sebesar 38,17 % dan daya serap air papan “Bubutmen” “Model 1” sebesar 24.585 %, tidak memenuhi standar FAO. Sedangkan daya serap air papan Bubutmen” “model 2” sebesar 15,135 %, telah memenuhi standar FAO. Bentuk papan “Bubutmen” “Model 1” dan “Model 2” berupa papan dengan sudut 90 o , dengan ukuranpanjang 2400 mm, lebar 600 mm dan tebal 30 mm, sesuai standar dan pembanding papan Yumen. Berat papan “Bubutmen” “Model 1” adalah sebesar38,250 kgtelah memenuhi standar, sedangkan beratpapan “Bubutmen” “Model 2” sebesar 43,486 kg tidak memenuhi syarat. Ketersediaanbahanbakuserat serabut kelapa sampaitahun 2016


(3)

adalah sebanyak 665,63 ton/ tahun telah memenuhi syarat kebutuhan bahanbakusebanyak 141,839 ton/tahun untuk papan “Bubutmen” “Model 1” dan sebanyak 153,665 ton/tahun untuk papan “Bubutmen” “Model 2”, sehingga layak diproduksi. Hasil kelayakan biaya produksi papan “Bubutmen”“Model 1” sistem produksi penuh adalah dengan harga jual RP115.806,17/unit, lebih murah dari harga jual papan Yumen sebesar Rp 116.400,00. Harga jual papan “Bubutmen” “Model 2” sistem produksi penuh adalah sebesar Rp 113.486,14/unit, lebih murah dari harga jual papan Yumen sebesar Rp 116.400,00 dan harga jual papan “Bubutmen”“Model 1” sebesar RP115.806,17/unit. Harga jual papan “Bubutmen” “Model 1” sistem produksi bahan setengah jadiadalah sebesar Rp 113. 628,17/unit, lebih murah dari harga jual papan Yumen sebesar Rp 116.400,00 dan harga jual papan “Bubutmen”“Model 1” sistem produksi penuh sebesar

RP115.806,17/unit, tetapi lebih mahal dari harga jual papan “Bubutmen” “Model 2” sistem produksi penuh sebesar Rp 113. 628,17/unit. Harga jual papan “Bubutmen” “Model 2” sistem produksi bahan setengah jadiadalah sebesar Rp 111.638,14/unit, lebih murah dari harga jual papan Yumen sebesar Rp 116.400,00 dan lebih murah dari harga jual papan “Bubutmen”“Model 1” sistem roduksi penuh sebesar

RP115.806,17/unit, lebih murah dari harga jual papan “Bubutmen” “Model 2” sistem produksi penuh sebesar Rp 113.486,14/uni danlebih murah dari harga jual papan “Bubutmen” “Model 1” sistem produksi bahan setengah jadisebesar RP 113.628,17. Keuntungan papan Yumen,papan “Bubutmen” “Model 1” dan “Model 2”sistem produksi penuh dan sistem produksi bahan setengah jadiadalah sama sebesar 20 % dari total biaya produksi masing masing. Keuntungan papan Yumen sebesar Rp 17.636,36, keuntungan papan “Bubutmen”“Model 1” sistem produksi penuh Rp 17.546,39, keuntungan papan “Bubutmen”“Model 2” sistem produksi penuhRp 17.194,87, keuntungan papan “Bubutmen”“Model 1” sistem produksi bahan setengah jadi Rp 17.216,39 dan keuntunganpapan “Bubutmen”“Model 2” sistem produksi bahan setengah jadi Rp

16.914,87. Jumlah produksi papan Yumen pada titik impas adalah 74 unit, lebih kecil dari jumlah produksipapan “Bubutmen”“Model 1” sistem produksi penuh sebanyak 75 unit. Lebih kecil dari jumlah produksi papan “Bubutmen”“Model 2” sistem produksi penuh sebanyak 76 unit, lebih kecil dari jumlah produksi papan “Bubutmen”“Model 1” sistem produksi bahan setengah jadi sebanyak 76 unit. Dan lebih kecil dari jumlah produksi papan “Bubutmen”“Model 2” sistem produksi bahan setengah jadi sebanyak 77 unit. b. Pembahasan Hasil Aspek Mekanis Hasil beban maksimum pada lendutan ijin papan Yumen adalah 51,07 kg, Hasil beban maksimum pada lendutan ijin untuk papan “Bubutmen” “Model 1” adalah 32,72 kglebih kecil dari papan Yumen dan hasil beban maksimum pada lendutan ijin untuk papan “Bubutmen” “Model 2” sebesar55,94 75 Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016 kg, lebih besar dari papan “Bubutmen” “Model 1” dan papan Yumen. 3.3 Rekapitulasi Keseluruhan Perancangaan ProduksiPapan “Bubutmen”

PAPAN/PARTISI PAPAN YUMEN BUBUTMEN “MODEL 1” BUBUTMEN “MODEL 2” Standar DayaSerapAir 20 % 38,17 % 24,585 % 15,135 % Bentuk Ukuran 240/60/3 Cm Berbentuk Papan dengan sudut 90 o , 240 Cm x 60 Cm x 3 Cm 240/60/3 CM Berat Ergonomi Papan <40 Kg 18,864 kg 38,250 kg 43.486 kg

Ketersediaan Bahan Baku 665,63 Ton - Kebutuhan Bahan Baku 141,839 Ton Kebutuhan Bahan Baku 153,665 Ton Harga Jual Produksi Penuh Rp 116.400,00 RP115.806,17 Rp 113.486,14 Harga Jual Prod Bahan Setengah Jadi Rp 116.400,00 RP113.628,17 RP111.638,14 Keuntungan Sistem Produksi Penuh Rp 17.636,36 RP17.546,39 Rp17.194,87 Keuntungan Sistem Prod. Setengah Jadi Rp 17.636,36 RP17.216,39 Rp16.914,87 Jumlah Produksi Pada Titik Impas Penuh 74 unit 75unit 76unit Jumlah Produksi Pada Titik ImpasSetengah Jadi 74 unit 76unit 77unit Beban Maksimum. Pada ? Ijin 51,07 kg 32,72 kg 55,94 kg 4. SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Hasil studi perancangan papan“Bubutmen”adalah sebagai berikut. a. Hasil Studi Perancangan Papan“Bubutmen” “Model 1” Fungsi isolator dengan daya serap air sebesar 24,585 % tidak memenuhi standar maksimum 20 %. Bentuk dengan sudut 90 o , ukuran panjang 240 Cm, lebar 60 Cm dan tebal 3 Cm dan berat papan sebesar 38,250 kg sesuai standar berat maksimum 40 kg. Ketersediaan bahan mentah serat serabut kelapa memenuhi syarat kebutuhan sampai tahun 2016. Harga jual sistemproduksi penuh sebesar Rp 115.806,17, keuntungan sebesar Rp 17.546,39 dan jumlah produksi


(4)

pada titik impas 75 unit memenuhi syarat pembanding dengan harga jual maksimum Rp 116.400,00, keuntungan sistem produksi penuh sebesar Rp 17.636,33, dan jumlah produksi pada titik impas 74 unit. Harga jual sistem produksi setengah jadi sebesar Rp 113.628,17, keuntungan sistem produksi setengah jadi sebesar Rp 17.216,39 dan jumlah produksi pada titik impas 76 unit memenuhi syarat pembanding dengan harga jual maksimum Rp 116.400,00, keuntungan sistem produksi penuh sebesar Rp 17.636,33, dan jumlah produksi pada titik impas 74 unit. Beban maksimum pada? ijin sebesar 32,72 kg tidak memenuhi beban maksimum pada ? ijin pembanding papan Yumen sebesar 51,07 kg. b. Hasil Studi Perancangan

Papan“Bubutmen” “Model 2” Fungsi isolator dengan daya serap air sebesar 15,135 % memenuhi standar maksimum 20 %. Bentuk dengan sudut 90 o , ukuran panjang 240 Cm, lebar 60 Cm dan tebal 3 Cm sesuai standar dan pembanding. 76 Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016 Berat papan sebesar 43.486 kg tidak memenuhi standar berat maksimum 40 kg. Ketersediaan bahan mentah memenuhi syarat kebutuhan sampai tahun 2016. Harga jual sistem produksi setengan jadi sebesar Rp 113.486,14, keuntungan sebesar Rp 17.194,87 dan jumlah produksi pada titik impas 76 unit memenuhi syarat pembanding dengan harga jual maksimum Rp 116.400,00, keuntungan sistem produksi penuh sebesar Rp 17.636,33, dan jumlah produksi pada titik impas 74 unit. Harga jual sistem produksi penuh sebesar Rp 111.638,14, keuntungan sebesar Rp 16.914,87 dan jumlah produksi pada titik impas 77 unit, memenuhi syarat pembanding dengan harga jual maksimum Rp 116.400,00, keuntungan sistem produksi penuh sebesar Rp 17.636,33, dan jumlah produksi pada titik impas 74 unit. Beban maksimum pada ? ijin sebesar 55,94 kg memenuhi beban maksimum pada? ijin pembanding papan Yumen sebesar 51,07 kg. 7.2 Saran Untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada papan “Bubutmen” “Model 1” sistem produksi sistem bahan setengah jadi, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menyangkut daya serap air dan kekakuannya.

9UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasihdisampaikan kepada semuapihak yang

telah membantu dan mendukung pelaksanaanpenelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA Anonim, “t.t

14 .Beban yang diangkat tidak melebihi aturan yang ditetapkan ILO

(International Labour Organization). (www.depkes.go.id). Anonim, 1991.

16Bangunan Rumah Dan Gedung, SNI 03-2445-1991.

Anonim, 1991. Rekomendasi peraturan SNI, SNI T-15-1991-03. Anonim, 1992

13.Batasan Spasi Tulangan menurut pasal 7.6, SNI-2847-2002.

Anonim, 2005.


(5)

Undang-Undang, No.28 Th2002, tentang : Bangunan Gedung.

Anonim, 2008. Pekerjaan Spasi Dan Finishing, SNI 2837-2008. Anonim,2008

20.Pekerjaan Penutup Lantai Dan Dinding, SNI 7395-2008.

Anonim, 2009,

3Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009 Tentang Pajak Pertambahan Nilai

Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, tentangPPN. Anonim, 2009.Peraturan

Mentri Perindustrian Republik Indonesia, Nomor : 86/M-ind/per/9 /2009tentang Standar Nasional Indonesia. Bidang Industri. Anonim, 2010. Peraturan Gubernur Bali Nomor 44 Tahun 2010, Tentang Penetapan Upah Minimum Kabupaten/Kota.

10Anonim, 2010. Peraturan Presiden, Nomor :54 Tahun 2010, tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah,

hal. 57. Anonim, t.t, Coconut-fiber.com, (serial online),22April 2012, http://id.wikipedia.org/wiki/Coconut-fiber. Anonim, t.t, Regresi Linier Sederhana, (serial online),23 Oktober 2013,

http://id.wikipedia.org/wiki/Regresi Linier Sederhana. Anonim, t.t, Scribd.com/doc, (serial online),22April 2012, http://www. Scribd.com/doc/34423237. Anonim, t.t. Ukuran Panel produksi pabrikan GRC (Glassfibre Reinforced Cement), (serial online),03April 2011, http://id.wikipedia.org/wiki/GRC. Anonim,“t.t”.Standar Mutu papan partikel FAO maksimum 20 %. 77 Jurnal Spektran Vol. 4, No. 1, Januari 2016

(http://www.scribd.com/doc/3442323 /E1B64708d01). Frick, H. 2004. IlmuKonstruksiBangunanBambu, PengantarKonstruksibambu. Hal. 9. Hoong dan Djokowahono,1994, Daftar IIb PKKI 196. Buku Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia. Kamil, 1970, Percobaan pembuatan papan semen. Miharja, 1982, Ilmu Bahan Bangunan. hal 23- 24. Soeharto.I, 1999, ManajemenProyek, Dari KonseptualsampaiOperasional, hal 112,114, 163. Vardiansyah dan

12Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008.

Hal.10,

http://id.wikipedia.org/wiki/Hipotesis . Wijanarko, A. 2006.Pedomanteknisbangunantahang empa :

6http://ciptakarya.pu.go.id/dok/hukum/ pedoman.


(6)

6:http://ciptakarya.pu.go.id/dok/hukum /pedoman.