PEMBINGKAIAN BERITA KEKERASAN YANG DILAKUKAN ANGGOTA TNI AU KEPADA WARTAWAN PADA SAAT PERISTIWA JATUHNYA PESAWAT TEMPUR HAWK 200.

1

PEMBINGKAIAN BERITA KEKERASAN YANG DILAKUKAN
ANGGOTA TNI AU KEPADA WARTAWAN
PADA SAAT PERISTIWA J ATUHNYA PESAWAT
TEMPUR HAWK 200
(Studi Analisis Framing Berita Tentang Kekerasan Yang Dilakukan Anggota TNI
AU Kepada Wartawan Pada Saat Peristiwa Jatuhnya Pesawat Tempur Hawk 200
Pada Kompas dan Jawa Pos Edisi 17 – 19 Oktober 2012)

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pada FISIP UPN “VETERAN” J awa Timur

Disusun Oleh :
RYO HANDY PUTRA
0843010125

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR
2012
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

PEMBINGKAIAN BERITA KEKERASAN YANG
DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI AU KEPADA
WARTAWAN PADA SAAT PERISTIWA J ATUHNYA
PESAWAT HAWK 200
(Studi Analisis Framing Berita Tentang Kekerasan Yang Dilakukan Anggota
TNI AU Kepada Wartawan Pada Saat Peristiwa J atuhnya Pesawat Tempur
Hawk 200 Pada Kompas dan J awa Pos Edisi 17 – 19 Oktober 2012)

Oleh :
RYO HANDY PUTRA
NPM : 0843010125


Telah Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Skripsi,

Pembimbing Utama

J uwito, S.Sos, MSi
NPT. 3 6704 95 00361

Mengetahui,
DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 19550718 198302 2000 1

i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

PEMBINGKAIAN BERITA KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH

ANGGOTA TNI AU KEPADA WARTAWAN PADA SAAT PERISTIWA
J ATUHNYA PESAWAT HAWK 200
(Studi Analisis Framing Berita Tentang Kekerasan Yang Dilakukan Anggota
TNI AU Kepada Wartawan Pada Saat Peristiwa J atuhnya Pesawat Tempur
Hawk 200 Pada Kompas dan J awa Pos Edisi 17 – 19 Oktober 2012)

Oleh :
RYO HANDY PUTRA
NPM : 0843010125

Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi
J urusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univer sitas
Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 14 Desember
2012
Pembimbing Utama

Tim Penguji :
1. Ketua

J uwito, S.Sos, M.Si

NPT. 3 6704 95 00361

J uwito, S.Sos, M.Si
NPT. 3 6704 95 00361
2. Sekertaris

Dr s. Kusnarto, M.Si
NIP. 19580811984021001
3. Anggota

Z. Abidin Achmad, S.sos.M,Si.M,Ed
NPT. 3473 039 901 701
Mengetahui,
DEKAN

Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si
NIP. 19550718 198302 2000 1
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.


4

KATA PENGANTAR
Segala ucapan puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan atas
segala rahmat, hidayah dan karunia-NYA, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan sebaik – baiknya.
Skripsi ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan
dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak, maka dengan penuh kesungguhan
hati, pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar – besarnya kepada Drs. Kusnarto, M.Si selaku Dosen Pembimbing Utama
yang telah banyak memberikan pengarahan dan dorongan yang sangat bermanfaat
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Penulis juga
menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang sebesar – besarnya
kepada :
1. Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-NYA penulis diberikan

kesehatan dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi.
2. Dra. Ec. Hj. Suparawati, M.Si, sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Univeristas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.
3. Juwito, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

4. Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si sebagai Sekretaris Program Studi Ilmu
Komunikasi FISIP Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.
5.

Juwito, S.Sos, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih atas
segala kontribusi bapak atas penyusunan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi maupun Staff Karyawan
FISIP Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim.

7. Terima kasih kepada kedua orang tua saya, terima kasih atas dukungan
dan motivasi yang sudah diberikan mengenai penyusunan skripsi ini.
8. Tante Ita,

Terima kasih

te

motivasi dan

dukungannya

dalam

menyelesaikan skripsi ini.
9. Lulus Yuliani, Terima kasih atas dukungan dan bantuannya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
10. Mas Sonny Armedhi, Terima kasih atas segala bantuan yang diberikan
kepada penulis, dalam meyelesaikan skripsi.
11. Mas Okky. Terima kasih mas atas segala bantuannya baik secara moril

maupun materiil.
12. Mas Happy. Terima kasih mas atas dukungan dan motivasi yang diberikan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
13. Teman – teman Akbar Rental. Terima kasih guys support dan
dukungannya, sukses buat kalian semua.
14. Terima kasih untuk, teman – teman yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu. Terima kasih atas dukungannya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

Akhirnya kata penulis berharap agar skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca serta penulis mengharapkan segala kritik dan saran
demi saran demi kesempurnaan skripsi ini.

Surabaya, 13 Oktober 2012
Penulis


v

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ...........................................................................

i

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................

ii

KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI


.............................................................................................. vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
ABSTRAK

.............................................................................................. ix

ABSTRACT

.............................................................................................

x

PENDAHULUAN ........................................................................

1

1.1

Latar Belakang Masalah ........................................................


1

1.2

Perumusan Masalah .............................................................. 10

1.3

Tujuan Penelitian .................................................................. 11

1.4

Manfaat Penelitian ................................................................ 11

BAB I

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA .................................................................... 12
2.1

Landasan Teori ..................................................................... 12
2.1.1

Surat Kabar dan Konstruksi Realitas ...................... 12

2.1.2

Ideologi Media ...................................................... 17

2.1.3

Berita Sebagai Hasil Konstruksi Realitas ............... 19

2.1.4

Wartawan dan Pers ............................................... 21

vi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

2.1.5

Wartawan Sebagai Agen Konstruksi Realitas ........ 24

2.1.6

Analisis Framing .................................................. 27

2.1.7

Proses Framing .................................................... 33

2.1.8

Perangkat Framing Zhongdang dan Gerald M.
Kosicki ................................................................. 34

2.2

Kerangka Berpikir ................................................................. 41

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................ 43
3.1

Definisi Operasional ............................................................. 43

3.2

Subyek dan Obyek Penelitian ................................................ 44

3.3

Unit Analisis ......................................................................... 45

3.4

Korpus

3.5

Teknik Pengumpulan Data .................................................... 47

3.6

Teknik Analisis Data ............................................................. 47

3.7

Langkah – Langkah Analisis Framing ................................... 48

.............................................................................. 45

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................... 53
4.1

Gambaran Umum Obyek Penelitian ...................................... 53
4.1.1 Profil Jawa Pos ............................................................. 53
4.1.1.1 Kebijakan Redaksional Jawa Pos ..................... 56
4.1.2 Gambaran Umum Surat Kabar Harian Kompas ............ 56
4.1.2.1 Sejarah perkembangan surat kabar harian
kompas ........................................................... 58
4.1.2.2 Kebijakan Redaksional Kompas ..................... 60

4.2

Analisis Data ........................................................................ 61

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vii

9

4.2.1 Analisis Berita Kompas ................................................ 61
4.2.1.1 Berita Kompas Tanggal 17 Oktober 2012 ....... 61
4.2.1.2 Berita Kompas Tanggal 18 Oktober 2012 ....... 69
4.2.1.3 Frame Berita Surat Kabar Kompas .................. 77
4.2.2 Analisis Berita Jawa Pos .............................................. 78
4.2.2.1 Berita Jawa Pos Tanggal 17 Oktober 2012 ...... 78
4.2.2.2 Berita Jawa Pos Tanggal 18 Oktober 2012 ...... 84
4.2.2.3 Frame Berita Surat Kabar Jawa Pos ................. 91
4.3
BAB V

Hasil dan Pembahasan .......................................................... 93

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 94
5.1

Kesimpulan ........................................................................... 94

5.2

Saran ..................................................................................... 95

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 96
DAFTAR LAMPIRAN

viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

DAFTAR LAMPIRAN

1. Harian Kompas tanggal 17 Oktober 2012 ...................................... 97
2. Harian Kompas tanggal 18 Oktober 2012 ..................................... 99
3. Harian Jawa Pos tanggal 17 Oktober 2012 .................................... 100
4. Harian Jawa Pos tanggal 18 Oktober 2012 .................................... 101

ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

ABSTRAK
RYO HANDY PUTRA, PEMBINGKAIAN BERITA SEPUTAR
KEKERASAN YANG DILAKUKAN ANGGOTA TNI-AU KEPADA
WARTAWAN PADA SAAT PERISTIWA J ATUHNYA PESAWAT
TEMPUR HAWK 200 (Studi Analisis Framing Berita Tentang Kekerasan
yang Dilakukan Anggota TNI –AU Kepada Wartawan Pada Saat Peristiwa
J atuhnya Pesawat Tempur Hawk 200 Pada Kompas dan J awa Pos Edisi 1719 Oktober 2012)
Penelitian ini dilatar belakangi oleh pemberitaan kekerasan yang dilakukan
anggota TNI – AU kepada wartawan pada saat peristiwa jatuhnya pesawat tempur
Hawk 200 di Riau, yang menjadi pro dan kontra di Negara kita, dan menjadi
bahan pembicaraan publik dari level masyarakat biasa hingga elite politik. Tidak
sedikit dari masyarakat maupun elite politik yang mengecam kejadian tersebut.
Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan analisis framing.
Analisis framing sangat tepat digunakan untuk mengungkap kecenderungan sikap
dan prespektif suatu media dalam cara pemberitaannya. Analisis yang digunakan
pada penelitian ini adalah konsep dari model Zhongdang Pan dan Gerald M.
Kosicki. Dimana dalam analisis ini terdiri dari beberapa unsur yaitu struktur
sintaksis, struktur skrip, struktur tematik, dan struktur retoris. Unit analisis dalam
penelitian ini kalimat dan kata yang dimuat dalam teks berita kasus kekerasan
yang dilakukan anggota TNI – AU kepada wartawan pada saat peristiwa jatuhnya
pesawat tempur Hawk 200 pada media Kompas dan Jawa Pos dan analisis data
menunjukkan bahwa dalam berita tentang kasus kekerasan yang dilakukan
anggota TNI – AU kepada wartawan saat peristiwa jatuhnya pesawat tempur
Hawk 200, menggunakan berbagai struktur analisis framing yakni struktur
sintaksis, struktur skrip, struktur tematik, dan struktur retoris.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam berita tentang
kasus kekerasan yang dilakukan anggota TNI – AU kepada wartawan pada saat
peristiwa jatuhnya pesawat tempur Hawk 200 di Riau, karena jika ingin
melakukan pengamanan tidak perlu dengan tindak kekerasan. Pada media
Kompas dan Jawa Pos memiliki perspektif yang berbeda. Media Kompas
memberitakan bahwa tindak kekerasan yang dilakukan TNI – AU semata- mata
dilakukan karena ingin mengamankan lokasi kejadian. Sedangkan Jawa Pos
memberitakan bahwa tindak pengamanan yang dilakukan anggota TNI – AU di
lokasi jatuhnya pesawat Hawk 200 dianggap terlalu berlebihan, Karena jika TNI –
AU ingin mengamankan lokasi jatuhnya pesawat tidak perlu dengan melakukan
kekerasan.
Kata Kunci : Framing, Berita Kekerasan

x

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

ABSTRACT
RYO HANDY PUTRA, PEMBINGKAIAN BERITA SEPUTAR
KEKERASAN YANG DILAKUKAN ANGGOTA TNI-AU KEPADA
WARTAWAN PADA SAAT PERISTIWA J ATUHNYA PESAWAT
TEMPUR HAWK 200 (Studi Analisis Framing Berita Tentang Kekerasan
yang Dilakukan Anggota TNI –AU Kepada Wartawan Pada Saat Peristiwa
J atuhnya Pesawat Tempur Hawk 200 Pada Kompas dan J awa Pos Edisi 1719 Oktober 2012)
This research background by preaching violence by members of Armed
Forces - Air Force told reporters at the time of the fall of the Hawk 200 aircraft in
Riau, the pros and cons in our country, and the subject of public discussion of the
level of ordinary people to the political elite. Not the least of society and the
political elite who condemned the incident.
The method used is the method of qualitative analysis of the framing. The
analysis is very precise framing is used to uncover the attitudes and perspectives
of a trend in the way the media message. The analysis used in this study is the
concept of the model Zhongdang Pan and Gerald M. Kosicki. Where in this
analysis consists of several elements of the syntactic structure, script structure,
thematic structure, and rhetorical structure. The unit of analysis in this study
sentences and words contained in the text of news cases of violence by members
of Armed Forces - Air Force told reporters at the time of the fall of the Hawk 200
aircraft at Kompas and Jawa Pos media and analysis of the data showed that in the
news about violence committed by members Armed Forces - Air Force told
reporters during a crash event fighter Hawk 200, using a variety of structural
framing analysis of the syntactic structure, script structure, thematic structure, and
rhetorical structure.
The conclusion of this study shows that in the news about violence
committed by members of the TNI - AU told reporters at the time of the fall of the
Hawk 200 aircraft in Riau, because if you want to do security is not necessary
with violence. In the media Kompas and Jawa Pos has a different perspective.
Compass Media reported that the violence committed by the TNI - AU solely
because they want to secure the scene. While Java Post reported that security acts
committed by members of the TNI - AU at the crash site Hawk 200 is considered
to be too much, because if TNI - AU to secure the crash site did not need to resort
to violence.
Keywords : Framing, News of Violence

xi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Masalah
Peran media massa dalam kehidupan sosial kerap dipandang secara berbeda

–beda, namun tidak ada yang menyangkal atas perannya yang signifikan dalam
masyarakat modern. Menurut Mc Quail, dalam bukunya Mass Communication
Theoris (2000:6), menyebutkan bahwa peran media massa sebagai Window on
event and experience. Media dipandang sebagai jendela yang memungkinkan
khalayak “melihat” apa yang terjadi diluar sana. Selain itu, media massa sebagai
“filter” atau gate keeper yang menyeleksi berbagai hal untuk diberi perhatian atau
tidak. Media massa senantiasa memilih isu, informasi atau bentuk content lain
berdasarkan standart para pengelolanya. Khalayak “dipilihkan” oleh media
tentang apa – apa yang layak diketahui dan mendapat perhatian. Disini,
pentingnya peran media massa sebagai realitas – realitas simbolik yang dianggap
mempresentasikan realitas objektif sosial dan berpengaruh pada realitas sosial dan
berpengaruh pada realitas subjektif yang ada pada perilaku interaksi sosial.
Media sebagai sebuah sistem komunikasi manusia telah kian penting di
dunia dimana meminjam istilah C Wright Mills pengalaman primer telah
digantikan oleh komunikasi sekunder, seperti media cetak, radio televisi dan film,
media telah memainkan peran penting dalam merombak tatanan social menjadi
masyarakat serba missal (Rivers, 2003 : 323).

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Sekarang ini kita tidak bisa lagi menyamakan “Komunikasi massa” atau
“Media Massa” dengan “jurnalisme” dalam menyebut media selain Koran dan
majalah. Tentu saja setiap komunikasi membutuhkian medium atau sarana
pengiriman pesan yang melibatkan media. Komunikasi massa merupakan salah
satu proses komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas merujuk
ke keseluruhan institusinya yang merupakan pembawa pesan Koran dan majalah.
Oleh sebab itu, komunikasi massa dapat diartikan dalam dua cara, yakni
pertama komunikasi oleh media, dan kedua, komunikasi untuk massa. Namun ini
tidak berarti komunikasi massa adalah komunikasi untuk setiap orang, media tetap
cenderung memilih khalayak, dan demikian pula sebaliknya khalayakpun memilih
– milih media (Rivers, 2003: 18)
Secara teoritis, media massa bertujuan menyampaikan informasi dengan
benar secara efektif dan efisien. Pada praktiknya apa yang disebut sebagai
kebenaran ini sangat ditentukan oleh jalinan banyak kepentingan survival media
itu sendiri, baik dalam pengertian bisnis maupun politis. Dalam kaitan ini kerap
terjadi bahwa meminjam ungkapan Budi Susanto(1992 : 62) “kebenaran milik
perusahaan” menjadi penentu atau acuan untuk kebenaran – kebenaran lainnya.
Atas kebenaran milik perusahaan itulah realitas yang di tampilkan oleh media
bukan sekedar realitas tertunda, namun juga realitas tersunting. Di belakang
realitas tersunting ini terdapat pemilihan atas fakta atau informasi yang dianggap
penting dan yang dianggap tidak penting, serta yang dianggap penting namun
demi kepentingan survival menjadi tidak perlu disebarluaskan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

Media bukan cuma menentukan realitas macam apa yang akan
mengemuka,namun juga siapa yang layak dan tidak layak masuk dalam realitas
itu. Dalam hal ini, media menjadi sebuah kontrol yang bukan lagi semata-mata
sebagaimana dicita-citakan,yaitu “…kontrol, kritik dalam koreksi pada setiap
bentuk kekuasaan agar kekuasaan selalu bermanfaat…” (Leksono, 1998 : 24)
tetapi kontrol yang mampu mempengaruhi bukan mengatur isi pikiran dan
keyakinan – keyakinan masyarakat itu sendiri (Sobur, 2003 : 114).
Ketika kebebasan pers marak seperti sekarang ini,banyak media cetak lebih
mengutamakan berita cenderung berbau sensasional. Masalah objektifitas
pemberitaan pun menjadi perdebatan klasik dalam studi media. Salah satu
perdebatan yang mewakili dua pandangan pro dan kontra objektif adalah John
C,Merril dan Everette E. Dennis. Merril berpendapat jurnalisme objektif adalah
mustahil. Semua karya jurnalistik pada dasarnya subjektif, mulai dari pencarian
berita,peliputan, penulisan sampai penyuntingan berita. Nilai – nilai subjektif
wartawan ikut mempengaruhi semua proses kerja jurnalistik. Sebaliknya, dennis,
mengatakan, jurnalisme objektif bukan sesuatu yang mustahil, karena semua
proses kerja jurnalistik pada dasarnya dapat diukur dengan nilai-nilai objektif,
misalnya memisahkan fakta dan opini, menghindari pandangan emosional dan
melihat peristiwa dan memberikan prinsip keseimbangan dan keadilan, serta
melihat dari dua sisi. Dennis percaya, jurnalisme objektif mungkin jika
mengadopsi metode dan prosedur yang dapat membatasi subjektivitas wartawan
maupun redaktur (Siahaan, 2001 : 60-62).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

Untuk membuat informasi menjadi lebih bermakna biasanya sebuah media
cetak melakukan penonjolan – penonjolan terhadap suatu berita. Dalam
pengambilan keputusan mengenai sisi mana yang ditonjolkan tentu melibatkan
nilai dan ideologi para wartawan yang terlibat dalam proses produksi sebuah
berita (Sobur, 2001 : 163).
Realitas yang disajikan secara menonjol atau mencolok mempunyai peluang
besar untuk di perhatikan dan mempunyai khalayak dalam memahami realitas
karena itu dalam prakteknya, framing dijalankan oleh media dengan menyeleksi
isu tertentu dan mengabaikan isu lain, serta menonjolkan aspek isu tersebut
dengan menggunakan berbagai strategi wacaba (Sobur, 2001 : 64).
Untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan
oleh wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita peneliti memilih analisis
framing sebagai metode penelitian. Framing adalah pendekatan untuk mengetahui
bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika
menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya
menentukan fakta apa yang diambil, bagaimana yang ditonjolkan dan
dihilangkan,dan hendak dibawa kemana berita tersebut(Eriyanto, 2005 : 224).
Dalam membingkai atau mengkonstruksi suatu realitas, antara media cetak
satu dengan yang lain terdapat pebedaan. Sepertinya halnya pada harian Jawa Pos
dan Kompas, dimana kedua harian ini memiliki cara pandang yang berbeda dalam
menyeleksi suatu isu dan menulis berita mengenai kekerasan yang dilakukan oleh
anggota TNI AU kepada wartawan padaa saat peristiwa jatuhnya pesawat tempur
Hawk 200 pada tanggal 17 – 19 Oktober 2012.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Pada kasus ini diberitakan bahwa Pesawat tempur TNI AU hawk 200 yang
dipiloti Letda Reza Yori Prasetyo telah terjatuh di kawasan Pemukiman Vila
Pandau Jaya Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau. Pesawat tempur
yang memiliki tujuan latihan rutin itu pada tanggal 16 Oktober 2012, pukul 08.56
WIB take off dari Lanud Rusmin Nurjadin Pekanbaru, Riau. Setelah beberapa saat
diudara, pesawat yang dipiloti Reza berputar – putar dan meledak tiga kali di
udara, baru sekitar pukul 09.40 pesawat terjatuh dan meledak. Namun pilot
berhasil selamat dengan bantuan kursi lontar.
Sehubungan dengan peristiwa tersebut, terjadi pula sebuah kejadian yang
mengundang kontrofersial. Yakni diberitakan bahwa telah terjadi tindak kekerasan
yang berupa penganiayaan yang dilakukan oleh salah satu anggota TNI AU
kepada beberapa awak media dan warga sekitar. Salah satu tindak penganiayaan
yang menjadi sorotan media adalah ketika salah satu wartawan Riau Pos Didik
tengah membidikkan kameranya untuk mengambil gambar bangkai pesawat yang
terbakar itu, tiba – tiba ia ditendang oleh Kadis Pers Lanud AU Letkol Robert
Simanjutak. Kejadian ini dipicu karena beberapa wartawan mencoba mengambil
gambar bangkai pesawat di lokasi yang belum dipasangi pembatas oleh petugas.
Tanpa bisa melawan, Didik yang sudah tersungkur tersebut langsung dicekik
perwira berbadan besar tersebut. Kemudian kamera milik Didik juga dirampas
secara paksa.
Kasus ini dipilih karena pemberitaan kasus penganiayaan yang dialami oleh
Didik pada saat peristiwa jatuhnya pesawat tempur hawk 200 tersebut banyak
diberitakan oleh media dan dalam membingkai atau mengkonstruksi realitas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

terdapat perbedaan pada Jawa Pos da Kompas. Pada Jawa Pos isu yang dibangun
adalah lebih menyudutkan tindak kekerasan yang berupa penganiayaan yang
dilakukan oleh TNI - AU kepada wartawan. Karena jika TNI – AU ingin
mengamankan lokasi jatuhnya pesawat tidak perlu dengan melakukan kekerasan.
Sedangkan pada Kompas isu yang dibangun adalah lebih memihak kepada
anggota TNI – AU. Kompas beranggapan bahwa tindak kekerasan yang dilakukan
TNI – AU semata- mata dilakukan karena ingin mengamankan lokasi kejadian.
Peneliti menggunakan analisis Framing sebagai metode penelitian. Sebagai
analisis teks media, framing merupakan salah satu alternatif model analisis yang
dapat mengungkapkan semua perbedaan media dalam mengungkapkan sebuah
fakta. Selain itu dengan melalui metode analisis framing akan dapat diketahui
siapa mengendalikan siapa, siapa lawan siapa, mana kawan mana lawan, mana
patreon mana klien, siapa diuntungkan siapa dirugikan, siapa menindas siapa
tertindas, dan seterusnya (Eriyanto, 2004 : VI). Jadi jelas dengan menggunakan
metode framing sebuah realitas diharapkan akan dapat terbongkar. Hal yang lain
adalah mengetahui bagaiana pembingkaian sebuah berita oleh sebuah media ke
dalam bentuk frame sehingga menghasilkan konstruksi makna berita spesifik.
Jadi dalam kaitannya dengan redaksional, khususnya dalam hubungan
dengan penulisan berita, framing dapat menyebabkan suatu peristiwa yang sama
dapat dihasilkan berita yang secara radikal berbeda apabila masing – masing
wartawan memiliki frame yang berbeda ketika melihat peristiwa tersebut dan
menuliskan pandangannya dalam bentuk berita. Hal ini dapat menyebabkan dua
buah realitas, yakni realitas sosial atau realitas sesungguhnya dan realitas media

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

yang terbentuk setelah melalui beritanya seringkali merupakan hasil pandangan
mereka (Predisposisi perseptuail) wartawan ketika melihat dan meliput peristiwa.
Analisis framing dapat membantu kita untuk mengetahui bagaimana realitas
peristiwa yang sama di kemas secara berbeda oleh wartawan sehingga
menghasilkan berita yang berbeda (Nugroho, 1999).
Sedangkan untuk perangkat dalam framing yang peneliti gunakan dalam
memframing berita kekerasan yang dilakukan TNI AU kepada wartawan pada
saat peliputan berita jatuhnya pesawat tempur hawk 200, peneliti memilih
memakai perangkat framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki, karena pada
perangkat pada perangkat framing Kosicki menyebutkan bahwa framing sebagai
cara mengetahui bagaimana suatu media mengemas berita dan mengkonstruksi
realitas melalui pemakaian kata, kalimat, lead, hubungan antar kalimat,foto,grafik,
dan perangkat lain untuk membantu dirinya mengungkapkan pemaknaan mereka
sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Karena berita dilihat terdiri dari berbagai
simbol yang disusun lewat perangkat simbolik yang dipakai yang akan
dikonstruksi dalam memori khalayak. Dengan kata lain tak ada pesan atau stimuli
yang bersifat objektif, sebaliknya berita dilihat sebagai seperangkat kode yang
membutuhkan interpretasi makna. Teks berita tidak hadir begitu saja sebaliknya
teks berita sebagai teks yang membentuk lewat struktur dan formasi tertentu,
melibatkan proses produksi dan konsumsi dari suatu teks, (Eriyanto, 2002 : 251).
Serta terdapat 4 perangkat framing, pertama, struktur sintaksis yaitu
bagaimana wartawan menyusun peristiwa, opini kedalam bentuk susunan berita.
Kedua, struktur skrip

yaitu berhubungan dengan bagaimana wartawan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

menceritakan peristiwa kedalam bentuk berita. Ketiga, struktur tematik yaitu
bagaimana wartawan mengungkapkan pandangan atau peristiwa kedalam proporsi
dan kalimat. Keempat, struktur retoris yaitu bagaimana wartawan menekankan arti
terntentu kedalam berita. (Eriyanto, 2001 : 254-256).
Alasan peneliti menggunakan perangkat framing model Pan dan Kosicki,
sebab model ini memuat bagaimana wartawan mengkonsruksi dan memproses
peristiwa kekerasan yang dilakukan TNI AU kepada wartawan saat peristiwa
jatuhnya pesawat tempur Hawk 200 di Riau baik dari nilai-nilai sosial maupun
dari segi pemakaian kalimat, lead maupun perangkat lain untuk mengungkapkan
fakta serta pemaknaan sehingga dapat di mengerti oleh pembaca. Sehingga
dengan

jelas

dapat

terlihat

maksud-maksud

yang

tersembunyi

dalam

pembingkaian berita yang dilakukan surat kabar Jawa Pos dan kompas dalam
memberitakan Peristiwa kekerasan yang dilakukan TNI AU kepada wartawan saat
peristiwa jatuhnya pesawat tempur hawk 200 di Riau yang ada tersebut.
Menurut pengamatan peneliti, pemberitaan mengenai kekerasan yang
dilakukan TNI AU kepada wartawan saat peliputan berita jatuhnya pesawat
tempur Hawk 200 di Riau menarik untuk dikaji karena peristiwa penganiayaan
yang dilakukan oleh anggota TNI AU ini sangatlah bertentangan dengan sikap
yang seharusnya dimiliki oleh seorang perwira. Serta kasus ini menarik untuk
diteliti karena kasus kekerasan ini dilakukan oleh salah satu anggota TNI AU
kepada wartawan, sedangkan wartawan memiliki hak perlindungan dari hukum,
hal ini telah tercantum dalam UU Pers Nomor 40 tahun 1999, dikatakan bahwa
pers nasional sebagai wahana komunikasi massa, penyebar informasi, dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

pembentuk opini harus dapat melaksanakan asas, fungsi, hak, kewajiban, dan
peranannya dengan sebaik-baiknya berdasarkan kemerdekaan pers yang
profesional, sehingga harus mendapat jaminan dan perlindungan hukum, serta
bebas dari campur tangan dan paksaan dari manapun.
Dari berbagai fenomena diatas maka sangatlah menarik bagi sebuah institusi
media khususnya pemberitaan mengenai kekerasan yang dilakukan oleh TNI AU
kepada beberapa wartawan dan warga sekitar lokasi kejadian, dianggap layak
dikonsumsi oleh masyarakat karena dari pemberitaan ini akan menambah
khasanah media dalam mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi dilapangan.
Hal ini membuat media berlomba – lomba untuk menyajikan berita yang
actual dan menarik pembaca, sehingga wacana yang ditimbulkan penuh sensasi
dan kontradiksi. Untuk itulah peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut
mengenai bagaimana surat Kabar Jawa Pos dan Kompas dalam membingkai berita
terutama dalam menyususn, mengisahkan, menulis dan menekan fakta – fakta
mengenai kasus kekerasan yang dilakukan oleh anggota TNI AU kepada
wartawan .
Dalam pemberitaannya kekerasan yang dilakukan oleh TNI AU kepada
wartawan saat peristiwa jatuhnya pesawat tempur Hawk 200, kedua surat kabar
ini (Jawa Pos dan Kompas) sama – sama menganggap berita ini memiliki nilai
berita (News Values) yang tinggi, hal ini bisa dilihat dari beberapa
pemberitaannya yang menggunakan penulisan huruf tebal pada judul berita dan
menjadikan pemberitaan ini sebagai headline (berita utama). Tidak hanya itu
untuk membuat berita itu lebih lengkap, masing – masing media mendukungnya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

dengan visual image berupa foto – foto pendukung. Surat kabar Kompas pada
pemberitaan pertama meletakkan beritanya pada headline, sedangkan Jawa Pos
meletakkan setiap pemberitaannya pada halaman depan.
Alasan peneliti memilih harian Jawa Pos dan Kompas dikarenakan media
tersebut memiliki versi pemberitaan yang berbeda. Sehingga isu yang ditampilkan
juga berbeda. Pemberitaan yang ditulis harian Jawa Pos lebih menonjolkan isu
yang menyudutkan anggota TNI AU atas kejadian kekerasan yang berupa
penganiayaan terhadap wartawan. Sedangkan harian Kompas menonjolkan isu
keberpihakan kepada anggota TNI - AU.
Perbedaan Kompas dan Jawa Pos dalam mengkonstruksi atau membingkai
berita di karenakan adanya perbedaan cara pandang wartawan dari masing –
masing media dalam mempresepsikan kasus tersebut. Perbedaan dari cari kedua
harian tersebut dalam mengemas berita disebabkan adanya perbedaan kebijakan
redaksi dan juga perbedaan kebijakan Visi dan Misi dari masing-masing media
tersebut.
Periode yang dipilih dalam penelitian ini adalah pada tanggal 17 – 19
Oktober 2012 karena periode tersebut harian Jawa Pos dan harian Kompas
memuat berita – berita mengenai kekerasan yang dilakukan TNI AU kepada
beberapa wartawan pada saat peliputan berita jatuhnya pesawat tempur hawk 200
di Riau.

1.2

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas maka perumusan

masalahnya adalah :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

11

“ Bagaimana surat kabar Jawa Pos dan Kompas membingkai berita
kekerasan yang dilakukan TNI AU kepada Wartawan pada saat peristiwa
jatuhnya pesawat tempur hawk 200 di Riau”.

1.3

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah di uraikan

diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:
“ Untuk mengetahui pembingkaian berita kekerasan yang dilakukan TNI
AU kepada Wartawan pada saat peristiwa jatuhnya pesawat tempur hawk
200 di Riau pada surat kabar Jawa Pos dan Kompas tanggal 17 – 19 Oktober
2012”.

1.4

Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan pada
perkembangan ilmu komunikasi, khususnya mengenai analisis teks
media dengan analisis framing, dengan mengguanakn metode model
Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosiciki.

2. Secara Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan menjadi
kerangka acuan bagi pihak institusi media surat kabar, khususnya harian
Kompas dan Jawa Pos dalam membingkai atau mengkonstruksi suatu
realita.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA
2.1.

Landasan Teori

2.1.1. Surat Kabar dan Konstruksi Realitas
Dalam pandangan konstruksionis, media dilihat bukanlah sekedar saluran
yang bebas. Media juga mengkonstruksi ralita, lengkap dengan pandangan, bias,
dan pemihaknya. Media bukan hanya memiliki peristiwa dan menentukan sumber
berita, melainkan juga berperan dalam mendefinisikan aktor dan peristiwa lewat
bahasa. Lewat pemberitaan pula media dapat membingkai dengan bingkaian
tertentu dan pada akhirnya menentukan bagaimana khalayak harus melihat dan
memahami peristiwa dalam kacamata tertentu. (Eriyanto, 2004:24)
Peristiwa – peristiwa yang dijadikan berita oleh media massa tertentu
melalui proses penyeleksi terlebih dahulu. Hanya peristiwa yang memenuhi
kriteria kelayakan informasi yang akan diangkut oleh media massa kemudian
ditampilkan kepada khalayak. (Eriyanto, 2004:26)
Isi media pada hakikatnya adalah hasil konstruksi realitas dengan
menggunakan bahasa sebagai perangkatnya. Sedangkan bahasa bukan hanya
sebagai alat realitas, namun juga bisa menentukan relief seperti apa yang
diciptakan oleh bahasa tentang realitas. Akibatnya media massa memiliki peluang
yang sangat besar untuk mempengaruhi gambar yang dihasilkan dari realitas yang
dikonstruksikan. (Sobur, 2001 : 88)

12
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Penggunaan bahasa tertentu jelas berimplikasi terhadap kemunculan
makna tertentu. Pilihan kata dan cara penyajian suatu realita turut menentukan
bentuk konstruksi realitas yang sekaligus menentukan makna yang muncul
darinya. Bahkan menurut (Sobur, 2001:90) bahasa bukan cuma mampu
mencerminkan realitas, tetapi sekaligus menciptakan realitas.
Dalam konstruksi realitas, bahasa dapat dikatakan sebagai unsure utama.
Bahasa merupakan instrument pokok untuk mencerminkan realitas, sehingga
dapat dikatakan bahwa bahasa adalah alat konseptual dan alat narasi media.
(Sobur, 2001:91)
Teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas Peter L. Berger dan
Luckman telah direvisi dengan melihat variabel atau fenomena media massa
menjadi sangat substansi dalam proses eksternalisasi, subyektivasi, dan
internalisasi inilah yang kemudian dikenal sebagai “konstruksi sosial media
massa”. Substansi dari konstruksi sosial media massa ini adalah pada sirkulasi
informasi yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial berlangsung dengan
sangat cepat dan sebarannya merata. Realitas yang terkonstruksi itu juga
membentuk opini massa, massa cenderung apriori dan opini massa cenderung
sinis.
Proses konstruksi sosial media massa melalui tahapan sebagai berikut :
1. Tahap menyiapkan materi konstruksi
Menyiapkan materi konstruksi sosial media massa merupakan tugas
redaksi media massa, tugas itu didistribusikan pada desk editor yang ada

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

disetiap media massa. Masing – masing media massa memiliki desk yang
berbeda – beda sesuai dengan kutuhan dan visi suatu media. Isu – isu penting
setiap hari menjadi fokus media massa, terutama yang berhubungan tiga hal
yaitu kedudukan, harta, dan perempuan. Ada tiga hal penting dalam penyiapan
materi konstruksi sosial yaitu :
a. Keberpihakan media massa kepada kapitalisme. Sebagaimana diketahui,
saat ini hampir tidak ada lagi media massa yang tidak dimiliki oleh
kapitalis. Dalam arti kekuatan – kekuatan capital untuk menjadikan media
massa sebagai mesin penciptaan uang dan pelipatgandaan modal.
b. Keberpihakan semu kepada masyarakat. Bentuk dari keberpihakan ini
adalah dalam bentuk empati, simpati dan berbagai pertisipasi kepada
masyarakat, namun ujung – ujungnya adalah juga untuk menjual berita
demi kepentingan kapitalis.
c. Keberpihakan kepada kepentingan umum. Bentuk keberpihakan kepada
kepentingan umum dalam arti sesungguhnya sebenarnya adalah visi setiap
media massa, namun akhir – akhir ini visi tersebut tak pernah
menunjukkan jati dirinya, namun slogan – slogan tentang visi ini tetap
terdengar. Jadi, dalam menyiapkan materi konstruksi, media massa
memosisikan diri pada tiga hal tersebut di atas, namun pada umunya
keberpihakan pada kepentingan kapitalis menjadi sangat dominan
mengingat media massa adalah mesin produksi kapitalis yang mau
ataupun tidak harus menghasilkan keuntungan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

2. Tahap sebaran konstruksi
Sebaran konstruksi media massa dilakukan melalui strategi media
massa. Konsep konkret strategi sebaran media massa masing – masing media
berbeda, namun prinsip utamanya adalah real time. Media cetak memiliki
konsep real time terdiri dari beberapa konsep hari, minggu, atau bulan, seperti
terbitan harian, terbitan mingguan, atau terbitan beberapa mingguan dan
bulanan. Walaupun media cetak memiliiki konsep real timeyang sifatnya
tertunda, namun konsep aktualitas menjadi pertimbangan utama sehingga
pembaca merasa tepat waktu memperoleh berita tersebut.
Pada umumnya sebaran konstruksi sosial media massa menggunakan
model satu arah, dimana media menyodorkan informasi sementara konsumen
media tidak memiliki pilihan lain kecuali mengkonsumsi informasi itu. Prinsip
dasar dari sebaran konstruksi sosial media massa adalah semua informasi
harus sampai pada pembaca secepatnya dan setepatnya berdasarkan pada
agenda media. Apa yang dipandang penting oleh media menjadi penting pula
bagi pembaca.
3. Tahap pembentukan konstruksi realitas
a. Tahap pembentukan konstruksi realitas
Tahap berikut setelah sebaran konstruksi, dimana pemberitaan telah
sampai pada pembaca yaitu terjadi pembentukan konstruksi di masyarakat
melalui tiga tahap yang berlangsung secara generik. Pertama, konstruksi
realitas pembenaran; kedua, kesediaan dikonstruksi oleh media massa;
ketiga, sebagai pilihan konsumtif. Tahap pertama adalah konstruksi

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

pembenaran sebagai suatu bentuk konstruksi media massa yang terbangun
di masyarakat yang cenderung membenarkan apa saja yang ada (tersaji) di
media massa sebagai sebuah realitas kebenaran. Dengan kata lain,
informasi media massa sebagai otoritas sikap untuk membenarkan sebuah
kejadian. Tahap kedua adalah kesediaan dikonstruksi oleh media massa,
yaitu sikap generik dari tahap pertama. Bahwa pilihan seseorang untuk
menjadi pembaca media massa adalah karena pilihannya untuk menjadi
b. Pembentukan konstruksi citra
Pembentukan konstruksi citra bangunan yang diinginkan oleh tahap
konstruksi. Dimana bangunan konstruksi citra yang dibangun oleh media
massa ini terbentuk dalam dua model : 1) model good news dan 2) model
bad news adalah sebuah konstruksi yang cenderung mengkonstruksi suatu
pemberitaan sebagai pemberitaan yang baik. Pada model ini objek
pemberitaan dikonstruksi sebagai sesuatu yang memiliki citra baik
sehingga terkesan lebih baik dari sesungguhnya kebaikkan yang ada pada
objek itu sendiri. Sementara, pada model bad news adalah sebuah
konstruksi yang cenderung mengkonstruksi kejelekan atau cenderung
memberi citra buruk pada objek pemberitaan sehingga terkesan lebih jelek,
lebih buruk, lebih jahat dari sesungguhnya sifat jelek, buruk, dan jahat
yang ada pada objek pemberitaan itu sendiri.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

4. Tahap konfirmasi
Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun pembaca
memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat
dalam tahap pembentukan konstruksi. Bagi media, tahapan ini perlu sebagai
bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dan bersedia hadir dalam proses
konstruksi sosial. Ada beberapa alasan yang sering digunakan alasan yang
sering digunakan dalam konfirmasi ini yaitu a) kehidupan modern
menghentikan pribadi yang selalu berubah dan menjadi bagian dari produksi
media massa , b) kedekatan dengan media massa adalah life style orang
modern, dimana orang modern sangat menyukai popularitas terutama sebagai
subjek media massa itu sendiri, dan c) media massa walaupun memiliki
kemampuan mengkonstruksi realitas media berdasarkan subyektivitas media,
namun kehadiran media massa dalam kehidupan seseorang merupakan sumber
pengetahuan tanpa abtas yang sewaktu – waktu dapat diakses.
2.1.2. Ideologi Media
Konsep ideologi dalam sebuah institusi media massa ikut berpengaruh
dalam menentukan arah pemberitaan yang akan disampaikan kepada pembaca.
Hal ini disebabkan karena teks, percakapan dan lainnya adalah bentuk dari
praktek ideologi atau pencerinan dari ideologi ternentu (Eriyanto, 2004 : 13).
Jawa pos memiliki ideologi yaitu kebijakan redaksional dan mampu
mengadakan kebebasan pers segingga dalam penulisannya beritanya menghendaki
dan mengarahkan pada sesuatu yang lain dengan menampilkan rubric-rubrik
tertentu sebagai nominasi unggulan, berita-berita, reportase, gambar kartun,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

hiburan dan bersifat human interest. Sedangkan visi dan misi Jawa pos adalah
menjadikan surat kabar vyang m,enginformasikan berita kepada khalayak paling
baru.
Ideologi Kompas merupakan surat kabar yang dinilai netral, objektif, santun
dan rapi dalam gaya penulisannya juga tegas dalam menulis realitas dan menganut
system cover both side menyajikan dua sisi yang berbeda. Kompas juga
merupakan pers nasional yang mempunyai visi dan misi dalam keredaksional
yaitu manusia dan kemanusiaan, sehingga harian ini berusaha untuk senantiasa
peka akan nasib manusia dan mengingatkan yang mapan (Oetama, 2001 : 147).
Dalam pembuatan berita selalu melibatkan pandangan dan ideologi
wartawan atau bahkan media yang bersangkutan. Ideologi ini menentukan aspek
fakta dipilih dan membuang apa yang ingin dibuang. Artinya jika seorang
wartawan menulis berita dari salah satu sisi, menampilkan sumber dari satu pihak
dan memasukan opininya pada berita semua itu dilakukan dalam rangka
pembenaran tertentu. Dapat dikatakan media bukanlah merupakan sarana yang
netral dalam menampilkan kekuatan dan kelompok dalam masyarakat secara apa
adanya tetapi kelompok ideologi yang dominan dalam media itulah yang akan
ditampilkan dalam berita – beritanya (Eriyanto, 2004 : 90).
Pada kenyataan berita media massa tidak pernah netral dan objektif. Jika
kita lihat bahasa jurnalistik yang digunakan mediapun selalu dapat ditemukan
adanya pemilihan fakta tertentu dan membuang aspek fakta yang lain yang
mencerminkan pemihakan media pada salah satu kelompok atau ideology
tertentu.bahasa ternyata tidak pernah lepas dari subyektifitas sang wartawan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

dalam mengkonstruksi realitas dengan mengetahui bahasa yang digunakan dalam
berita, pada saat itu juga kita menemukan ideologi yang dianut oleh wartawan dan
media yang bersangkutan.
Konsep ideologi bisa membantu menjelaskan mengapa wartawan memilih
fakta terntentu untuk ditonjolkan daripada fakta lain, walaupun hal itu merugikan
pihak lain, menempatkan sumber berita yang lebih menonjol daripada sumber
yang lain ataupun secara nyata atau tidak melakukan pemihakan kepada pihak
tertentu.
Artinya ideologi wartawan dan media yang bersangkutanlah yang secara
strategis menghasilkan berita-berita seperti itu. Disini dapat dikatakan media
merupakan inti instrument ideologi yang tidak dipandang sebagai zona netral
dimana sebagai kelompok dan kepentingan ditampung, tetapi media lebih sebagai
subyek yang mengkonsumsi realitas atas penafsiran wartawan atau media sendiri
untuk disebarkan kepada khalayak (Eriyanto, 2004 : 92).
2.1.3. Berita Sebagai Hasil Konstruksi Realitas
Pada dasarnya berita merupakan laporan peristiwa. Peristiwa disini adalah
realitas atau fakta yang meliput oleh wartawan dan pada gilirannya akan
dilaporkan secara terbuka melalui media massa (Birowo, 2004 : 168).
Peristiwa – peristiwa yang dijadikan berita oleh media massa tentunya
melalui proses penyeleksian terlebih dahulu, hanya peristiwa yang memenuhi
kriteria kelayakan informasi yang akan menjadi berita. Peristiwa yang layak untuk
dijadikan berita akan diangkat oleh media massa kemudian ditampilkan kepada
khalayak (Eriyanto, 2004 : 26).

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

Setelah proses penyeleksian tersebut, maka peristiwa itu akan dibingkai
sedemikian rupa oleh wartawan. Pembingkaian yang dilakukan oleh wartawan
tentunya melalui proses konstruksi. Proses konstruksi atau suatu realitas ini dapat
berupa penonjolan dan penenkanan pada aspek tertentu atau dapat juga berita
tersebut ada bagian yang dihilangkan, luput, atau bahkan disembunyikan dalam
pemberitaan (Eriyanto, 2004 : 3).
Berita merupakan hasil konstruksi sosial dimana selalu melibatkan
pandangan, ideologi, dan nilai – nilai wartawan ataupun dari institusi media,
tempat dimana wartwan tersebut bekerja.
Bagaimana realitas tersebut dijadikan berita sangat tergantung pada
bagaimana fakta itu dipahami dan dimaknai (Birowo, 2004 : 176).
Peristiwa atau realitas yang sama dapat dibingkai secara berbeda oleh
masing – masing media (Sobur, 2001 : VI) terkait dengan visi, misi, dan ideologi
yang dipakai oleh masing – masing media. Sehingga kadangkala dari hasil
pembingkaian tersebut dapat diketahui bahwa media lebih berpihak kepada siapa
(jika yang diberitakan adalah seorang tokoh, golongan atau kelompok tertentu),
keberpihakan pemberitaan media terhadap salah satu kelompok atau golongan
dalam masyarakat, dalam banyak hal tergantung pada etika, moral, dan nilai –
nilai. Aspek – aspek etika, moral, dan nilai – nilai tertentu tidak mungkin
dihilangkan dalam pemberitaan media. Hal ini merupakan bagian integral dan
tidak terpisahkan dalam membentuk dan mengkonstruksi suatu realitas. Media
menjadi tempat pertarungan ideologi antara kelompok – kelompok yang ada di
masyarakat.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

2.1.4. Wartawan dan Per s

Wartawan adalah sebuah profesi, dengan kata lain wartwan adalah seorang
profesional. Seperti halnya dokter, bidan, guru atau pengacara. Dalam
menjalankan profesinya, seorang wartawan harus dengan sadar menjalankan
tugas, hak, kewajiban dan fungsinya yakni mengemukakan apa yang sebenarnya
terjadi. Sebagai seorang profesio

Dokumen yang terkait

Tinjauan Yuridis Hukum Udara Internasional Dalam Kasus Jatuhnya Pesawat Tempur Rusia Akibat Penembakan Turki

5 60 120

PENYELESAIAN TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA YANG DILAKUKAN ANGGOTA TNI Penyelesaian Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga Yang Dilakukan Anggota TNI Di Lingkungan Pengadilan Militer II-10 Semarang.

0 2 17

PENYELESAIAN TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA YANG DILAKUKAN ANGGOTA TNI Penyelesaian Tindak Pidana Kekerasan Dalam Rumah Tangga Yang Dilakukan Anggota TNI Di Lingkungan Pengadilan Militer II-10 Semarang.

0 5 12

PEMBINGKAIAN BERITA PENGUNGKAPAN MENTERI BUMN DAHLAN ISKAN TENTENG PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA DPR KEPADA BUMN (Studi Analisis Framing Pembingkaian Berita Pengungkapan Menteri BUMN Dahlan Iskan Tentang Pemerasan yang Dilakukan Anggota DPR Kepada

0 0 98

PEMBINGKAIAN BERITA PENGUNGKAPAN MENTERI BUMN DAHLAN ISKAN TENTANG PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA DPR KEPADA BUMN.

0 0 98

PEMBINGKAIAN BERITA PENGUNGKAPAN MENTERI BUMN DAHLAN ISKAN TENTENG PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA DPR KEPADA BUMN (Studi Analisis Framing Pembingkaian Berita Pengungkapan Menteri BUMN Dahlan Iskan Tentang Pemerasan yang Dilakukan Anggota DPR Kepada

0 0 98

PEMBINGKAIAN BERITA JATUHNYA PESAWAT YEMENIA AIR AIRBUS A310-300 PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS

0 0 26

PEMBINGKAIAN BERITA KEKERASAN YANG DILAKUKAN ANGGOTA TNI AU KEPADA WARTAWAN PADA SAAT PERISTIWA JATUHNYA PESAWAT TEMPUR HAWK 200

0 1 23

PEMBINGKAIAN BERITA PENGUNGKAPAN MENTERI BUMN DAHLAN ISKAN TENTENG PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA DPR KEPADA BUMN (Studi Analisis Framing Pembingkaian Berita Pengungkapan Menteri BUMN Dahlan Iskan Tentang Pemerasan yang Dilakukan Anggota DPR Kepada

0 0 17

PEMBINGKAIAN BERITA PENGUNGKAPAN MENTERI BUMN DAHLAN ISKAN TENTANG PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA DPR KEPADA BUMN

0 0 17