PRODUKSI HIDROGEN DARI JERAMI PADI MELALUI HIDROLISIS ENZIMATIK DAN FERMENTASI.

SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012

PRODU
UKSI HIDR
ROGEN D
DARI JER
RAMI PAD
DI MELA
ALUI
HID
DROLISIIS ENZIM
MATIK DA
AN FERM
MENTASI

Mu
ufnaiti Prihaatini, Arief Widjaja *)
Laboraatorium Tekn
nologi Biokiimia Program
m Studi Teknnik Kimia, FTI
F
Institut Tek
knologi Sepuuluh Nopembber, Kampuss ITS Sukolilo, Surabayaa 60111
*)
C
Coresspondin
ng author’s eemail: arief_
_w@chem-enng.its.ac.id
Abstrak
Bahan bakar fosil yanng sampai saaat ini merupakaan sumber eneergi utama, perrsediaannya seemakin menuruun.
unaan bahan bakar
b
fosil juga
a telah berkonntribusi dalam penurunan kondisi lingkung
gan. Oleh karena

Penggu
itu perllu mencari sum
mber energi alteernatif yang teerbarukan dan ramah lingkunngan. Salah sattu sumber enerrgi
yang po
otensial mengg
gantikan bahann bakar fosil aadalah hidrogeen karena ramaah lingkungan,, terbarukan dan
da
tinggi nilai
n
energi. Dari
D
berbagai metode produuksi hidrogen, proses fermeentasi merupakkan proses yanng
paling murah dan mu
udah karena dapat
d
dilakukan pada suhu dan
d tekanan am
mbient. Materrial lignoseluloose
memegaang peranan penting
p

sebagaai material subbstrat untuk produksi biohiddrogen karena terbarukan dan
d
keberaddaannya berlim
mpah. Jerami padi
p
merupakaan salah satu material
m
lignosselulose dari limbah
l
pertanian
yang dapat
d
dimanfa
aatkan sebagaai material suubstrat. Penellitian ini berttujuan mempeelajari hidrolissis
enzimattik jerami paddi menggunakaan crude enzim
m dan commerrcial enzim daan memproduks
ksi hidrogen daari
hidrolissat jerami pad
di menggunakaan Enterobacteer aerogenes NBRC
N

13534 ssecara fermenntatif. Rangkaian
penelitiian meliputi peembuatan larutan enzim baikk murni (komersial) maupun kasar dari Trrichodema reessei
dan Asppergillus nigerr, pretreatmen
nt jerami padi dengan NaOH
H 1% pada teemperatur 600C selama 8 jam,
hidrolissis enzimatik jeerami padi hassil pretreatmennt pada temperratur 600C, pH
H 3 serta konseentrasi enzim 93
U/5g jeerami padi, dann fermentasi hiidrolisat jeram
mi padi menggu
unakan Enterobbacter aerogen
nes NBRC 13534
untuk menghasilkan
m
hidrogen pada
da temperatur 300C, pH 6 dan
d konsentraasi gula redukksi 6 g/L. Enzim
xilanasee dan selulasee dari A. nigeer yang digunakan dalam penelitian
p
ini mempunyai aktivitas
a

masinngmasing 1,8 U/ml dann 2 U/ml. Yieldd hidrolisis sebbesar 0,39 g gula
g
reduksi/ g jerami padi. Yield hidroggen
0,23 mol H2/mol gulaa reduksi.
Kata ku
unci : Hidrogeen, Enterobacteer aerogenes N
NBRC 13534, fermentasi,
fe
hidrrolisis, jerami padi.
p
I. PEND
DAHULUAN
N
B
Bahan
bakar fosil
f
yang sam
mpai saat ini m
merupakan sum

mber energi uutama, persediiaannya semakkin
menuru
un. Penggunaan
n bahan bakar fosil juga telahh berkontribussi dalam penuruunan kondisi lingkungan. Olleh
karena itu perlu menccari sumber ennergi alternatif yang terbarukaan dan ramah lingkungan. Saalah satu sumbber
energi yang potensiaal menggantikaan bahan bakaar fosil adalahh hidrogen kaarena ramah liingkungan (haasil
pembak
karan berupa H2O), terbarukkan (diperolehh dari berbagaai sumber yangg terbarukan) dan tinggi nilai
energi yaitu
y
122 KJ/g, atau 2.42 kalii lebih besar daaripada bahan bakar
b
hidrokarrbon metana (R
Ruggeri, 2008)..
D berbagai metode
Dari
m
produkksi hidrogen, pproses fermentaasi merupakan proses yang paling
p
murah dan

d
mudah,, karena dapat dilakukan pad
da suhu dan teekanan ambiennt (Chen dkk., 2006). Materrial lignoseluloose
memegang peranan penting sebagai material substrat untuk
k produksi bbiohidrogen kh
hususnya dalaam
mbangan biofueel karena dapaat diperbaharuui dan keberad
daannya berlim
mpah. Jerami padi merupakkan
perkem
salah saatu material liggnoselulose daari limbah pert
rtanian yang daapat dimanfaattkan sebagai material
m
substrrat.
Jerami padi
p mengandu
ung 43.38% seelulosa; 24.73%
% hemiselulosaa dan 9.67% liggnin (Anwar,20010). Fermentaasi
secara langsung
l

jeram
mi padi tidak efisien
e
karena selulosa dan hemiselulosa
h
tidak dapat lang
gsung dikonverrsi
oleh baakteri penghasil energi secaraa instan. Oleh kkarena itu akann lebih feasiblee menggunakaan 2 tahap prosses
produkssi, pertama yaaitu material berselulosa dihhidrolisis melallui metode fisika-kimia atauu biologi, diikuuti
langkah
h konversi enerrgi secara ferm
mentasi (Ren, 20009).
D
Dewasa
ini pen
nelitian tentangg produksi hidrrogen dengan menggunakan
m
proses fermenntasi berkembanng
dengan pesat. Hidrogen dapat diperroleh dengan caara fermentasi dengan yield 1,36–3,02 moll H2/mol glukoosa
(Chin dkk.,

d
2003; Moorimoto dkk., 2004; Ogino dkkk., 2005; Kotaay dan Das, 20006; Zhang dkkk., 2006), 1,3–44,8
mol H2/mol
/
sukrosa (Sung
(
dkk., 20002; Lin dan Laay, 2004a; Ogino dkk., 2005)); 0,73–2,19 mol
m H2/mol xiloosa
(Lin dk
kk., 2008; Lo dkk.,
d
2008; Reen dkk., 2009); 1,1–1,5 mol H2/mol heksosa (Mahakhann dkk., 2005; L
Lin
dkk., 2008) masing-m
masing dari gllukosa, sukrossa, xilosa atau
u pati ubi kayyu. Mempertim
mbangkan bahw
wa

D.3-1


SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
selulosaa utamanya dissusun oleh gluukosa dan hem
miselulosa disussun oleh xilosaa dan sejumlahh kecil gula laiin,
maka sangat
s
potensial jika keduuanya dikonveersi menjadi hidrogen
h
melaalui hidrolisis enzimatik dan
d
fermenttasi.  
P
Penelitian

ini bertujuan
b
mem
mpelajari hidrollisis enzimatikk jerami padi m
menggunakan crude
c
enzim dan
d
commerrcial enzim dan
d
memproduuksi hidrogen dari hidrolissat jerami paddi menggunak
kan Enterobactter
aerogen
nes NBRC 135534 secara ferm
mentatif.
II. ME
ETODOLOGII
Penyiap
pan Jerami
Jerami padi dijemurr 4 hari, dipo
otong kurang lebih 2 mm
m menggunakaan pemotong kertas, digilinng
mengguunakan penggiiling biji-bijiaan kemudian diayak
d
100 -1120 mesh. Jerrami kemudian
n didelignifikaasi
mengguunakan NaOH 1% pada tem
mperatur 60 oC selama 8 jaam dalam labuu Erlenmeyer yang dilengkaapi
dengan kondensor reffluks, kemudiaan dicuci dengaan air kran sam
mpai netral dann terakhir dicu
uci menggunakkan
aquadess. Jerami dipisahkan mengguunakan penyariing kain kemudian dikeringkkan pada 100 oC selama kuranng
lebih 8 jam.
j
Analisa selulosa,
s
hemisselulosa dan liggnin menggunaakan metoda Ch
Chesson.
Penyiap
pan Campuraan Crude Enzyyme
Jamur yang
y
digunakann untuk memp
produksi selulaase pada peneliitian adalah T. reesei dan A. niger. Keduannya
dikembbangbiakkan paada media potaato dextrose aagar (PDA) miring
m
selama tuujuh hari. Enzzim dipersiapkkan
dengan cara menginkkubasi T. reesei maupun A. nniger dalam meedia padat jeraami padi dengaan larutan nutrrisi
NH4)2SO4; 2,0 g
yang diigunakan menngandung 1,0 g ekstrak ragii; 1,5 g bacterrioogical pepttone); 1,4 g (N
KH2PO
O4; 0,005 g FeS
SO4·7H2O; 5 mL
m larutan CMC
C 1% dalam tiaap liter larutann buffer sitrat 0,1
0 M dengan pH
p
5,5. Lim
ma gram serbuuk jerami padi dimasukkan kke dalam labu Erlenmeyer 2550 mL kemudian ditambahkkan
25 mL larutan nutrissi. Campuran tersebut
t
disterrilisasi pada tem
mperatur 121 oC selama 155 menit. Bibit A.
d T. reesei daalam agar miriing diinokulasikan secara aseptik ke mediuum dalam labuu Erlenmeyer. T.
niger dan
reesei diinkubasi
d
selaama 6 hari sed
dangkan A. nigger diinkubasi selama 8 hari. Enzim dipaneen menggunakkan
100 mL
L larutan Tweeen 80 1% dalam
m buffer sitratt 0,1 M dengann pH 5,5 dan ddishaker pada 175 rpm selam
ma
135 meenit. Campurann enzim kemud
dian disentrifuugasi pada 10.0000 rpm selam
ma 30 menit daan disaring untuuk
mendap
patkan crude enzym (supern
natan). Aktifittas enzim diujji berdasarkann aktifitas CM
MCase, satu unnit
aktivitaas (U) dedefiniisikan sebagai 1 µmol glukoosa yang dihaasilkan dari degradasi CMC tiap menit paada
temperaatur pengujian 35 oC. Jumlah
h glukosa yang dihasilkan ditentukan
d
mennggunakan diniitrosalicylic accid
(DNS), diukur meng
ggunakan spekktrofotometer ppada panjang gelombang 5440 nm. Crude enzyme dari T.
Reesei dicampur den
ngan crude en
nzyme dari A. Niger dengann perbandingann 2 : 1 U/U. Pada saat tiddak
hu 4 oC.
digunakkan, enzim disiimpan pada suh
Penyiap
pan Commerccial Enzyme
Enzim komersial yanng digunakan sebagai pembbanding pada percobaan
p
ini adalah selulase dari A. nigger
berlabel Fluka Biochhemika dan T.rreesei berlabel Sigma Aldrich. Enzim ini dilarutkan
d
dalam
m 100 ml bufffer
H = 5,5 sehinggga diperoleh aaktivitas enzim masing- masinng 2,0 dan 2,6 U/mL.
sitrat 0,,1 M dengan pH
Hidroliisis
Hidrolisis dilakukan dalam erlenm
meyer dan di reefluks. Lima gram
g
jerami ppadi yang telah
h didelignifikaasi
dicampur dengan enzzim pada konsentrasi 93U/5ggr jerami dan volume cairann 250 ml. Hidrrolisis dilakukkan
pada 60
00C, pH 3, selaama 48 jam. Diiaduk menggunnakan magnetiik stirer. Sampel diambil 0,2 mL setiap 3 jaam
selama 48 jam, kemuudian dianalisiis kandungan ggula reduksiny
ya menggunakkan DNS (dinitrosalisilic aciid)
dan diuukur absorbansiinya menggunaakan spektrofootometer pada panjang
p
gelomb
mbang 540 nm.
Fermen
ntasi
Fermen
ntasi dilakukan dalam reaktorr batch pada suuhu 300C, pH dijaga
d
rentang 5,5-6,0 mengggunakan NaOH
H4
M. Bakkteri yang digu
unakan yaitu Enterobacter
E
a
aerogenes
NBR
RC 13534 (hibbah dari Prof. Hirayasu Oginno,
Osaka Perfecture
P
University Jepang
g). Bibit yangg akan digunak
kan, ditumbuhkkan kembali selama
s
satu haari.
Enterobbacter aerogen
nes diaklimatissasi dengan voolume 100 mll. medium yanng digunakan adalah
a
hidrolissat
jerami padi
p
yang menngandung 5 g//L ekstrak ragii dan ferrosulffat 0,35 g/L. Gas
G yang dihassilkan ditampunng
dalam sampling bagss (CEL Scienttific Tedlar gaas sampling ba
ags). Setiap selang waktu 6 jam dilakukkan
mbilan sampel untuk mengukkur konsentrassi gula reduksii dan sel. Anaalisis kadar gula menggunakkan
pengam
metode DNS sedangkkan konsentrasii sel menggunaakan spektrofotometer, volum
me hidrogen daalam bags diukkur
m pemindahan
n air dan perrsen H2 dihituung dengan ccara membandingkan samppel
mengguunakan sistem
biohidroogen dan stanndart hidrogen
n murni mengggunakan Gass Chromatogrraphy GC-2010A Shimadzuu ,
detektor TCD (Therm
mal Conductivity
ty Detector).

D.3-2

SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
III. HA
ASIL DAN PE
EMBAHASAN
N
Hidroliisis enzimatik
S
Sebelum
dilakuukan hidrolisiss enzimatik, teerlebih dulu dillakukan pretreeatment pada jerami padi yanng
meliputti pretreatmennt secara fisika (mereduksi ukuran jeram
mi hingga 100--120 mesh) dan
d pretreatmeent
kimiaw
wi (menggunak
kan NaOH 1%)). Tujuan prettreatment fisikka untuk memppermudah degrradasi enzimattik
oleh ennzim selulase, karena ukurann yang kecil aakan memperluuas permukaann kontak antarra enzim denggan
substratt sehingga mem
mpermudah en
nzim dalam m
mendegradasi jeerami padi menjadi gula redduksi. Sedangkkan
pretreatment kimiawii untuk merussak lignin, sehhingga enzim yang
y
digunakaan untuk meng
ghidrolisis dappat
wa
mencappai rantai yang diinginkan yaitu hemiselulosa dan selulosaa. Dari analisa chesson diperooleh hasil bahw
terjadi penurunan kaandungan ligniin jerami paddi setelah penggolahan awal dari 16,84% menjadi 9,43%
%,
kan kandungann hemiselulosaa dan selulosaa masing- massing naik dari 32,69% menjjadi 36,23% dan
d
sedangk
45,94%
% menjadi 54,133%.
J
Jerami
padi haasil pretreatmennt digunakan ssebagai substraat untuk hidrollisis. Hidrolisiss dilakukan paada
kondisi pH 3 dan su
uhu 600C, sepeerti yang dilakkukan pada pennelitian kami sebelumnya bahwa
b
ini adallah
kondisi optimum untuuk hidrolisis jeerami padi. Padda hidrolisis ini, hemiselulosaa dan selulosa didegradasi olleh
s
dan xylanase yang dihasilkan
d
A. niger
n
maupun T. reesei mennjadi glukosa dan
d xylosa (guula
enzim selulase
reduksi). Hidrolisis seelulosa terdiri dari dua tahapp, yaitu degrad
dasi selulosa menjadi
m
selobioosa oleh endo--β1,4-gluk
kanase dan ekkso-β-1,4 glukkanase kemuddian dilanjutkaan dengan pem
mecahan selobbiosa oleh β-11,4
glukosidase menjadi glukosa. Gam
mbar 1 menunj
njukkan konsen
ntrasi gula redduksi hasil hidrrolisis enzimattik
padi meenggunakan beeberapa macam
m enzim. Dapat dilihat bahw
wa hidrolisis m
menggunakan enzim
e
komersial
A.nigerr menghasilkan
n gula reduksi paling
p
baik, koonsentrasi gula reduksi yang ttertinggi yaitu 13,02 g/L dalaam
waktu 42 jam. Perollehan gula red
duksi ini lebihh baik dari ennzim atau cam
mpuran enzim
m yang lain juuga
disebab
bkan adanya aktivitas
a
yang tinggi dari A..niger, sehinggga makin tingggi pula gula yang
y
dihasilkaan.
Ditunju
ukkan pula pad
da gambar terseebut bahwa konnsentasi gula reduksi yang diihasilkan pada hidrolisis jeram
mi
padi oleeh tiap enzim berbeda meskkipun konsentraasi enzim dalaam larutan sam
ma, yaitu 93 U// 5g jerami paddi.
Hal ini dapat disebbabkan kompoosisi masing-m
masing dari 3 komponen enzim, yaitu eksoglukanasse,
endogluukanase, selobiiohidrolase dan
n β glukosidase berbeda. Karrena strainnya juga
j
berbeda.
O
Oleh
karena enzim
e
komersiial dari A.nigeer menghasilkaan konsentrasii gula reduksi tertinggi, maaka
untuk proses
p
fermenntasi selanjutnyya dipakai hiddrolisat jeramii padi menggunakan enzim
m komersial daari
A.nigerr dan didapatkaan yield 0,39 g gula reduksi/ g jerami padi.

1 Konsentrasi glukosa oleh bberbagai jenis enzim
e
pada hiddrolisis jerami padi
p
Fermen
ntasi Gambar 1.
K
Konsentrasi
subbstrat awal (guula reduksi) yaang digunakan untuk fermentasi sebesar 6 g/L.
g Gula redukksi
ini merrupakan hasil hidrolisis
h
jeram
mi padi oleh ennzim komersiaal A. niger. Ferrmentasi hidro
ogen oleh bakteeri
E.aeroggenes NBRC 15354
1
dilakukaan pada kondissi pH 6 dan temperatur 300C.
C Bakteri E.aaerogenes NBR
RC
15354 merupakan
m
bakkteri anaerob fakultatif,
f
olehh karena itu seebelum diinokuulasikan bakterri, substrat perrlu
diflushiing menggunakkan N2 untuk menghilangkaan oksigen yan
ng terlarut dalaam substrat maupun
m
yang ada
a
pada heeadspace reakttor. pH meruppakan faktor peenting dalam proses
p
fermenttasi. pH memp
pengaruhi prosses
metabolisme sel daalam mempro
oduksi hidrogeen. pH 6 baik
b
untuk peertumbuhan sel
s
E.aerogennes

D.3-3

SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
(Converti,2002).  pH 6 dijaga dengaan menggunakkan larutan bufffer sitrat dalaam substrat serrta di tambahkkan
NaOH 4 M jika terjad
di sedikit penurrunan pH selam
ma fermentasi berlangsung.
b
H
Hidrogen
oleh bakteri E.aeroogenes NBRC 15354 dihasilk
kan melalui duua jalur (pathwa
ay) yaitu NAD
DH
pathwayy dan format pathway. Gluukosa yang terrkandung di dalam
d
substrat diubah menjaadi asam piruvvat
melaluii proses glikoliisis menghasilk
kan 2 NADH ddan 2 ATP. Dallam kondisi annaerob, sebagiaan piruvat diubah
oleh ennzim piruvatte format lyasse (PFL) mennghasilkan asaam format dann asetil coenzzym-A (AcCoaa).
Selanjuutnya AcCoa diubah
d
menjadii asam asetat dan
d etanol. Sebbagian piruvatt yang lainnyaa diubah menjaadi
asam laaktat. Selain itu
u, sel juga memproduksi asaam suksinat. Seelanjutnya form
mat dapat diubbah menjadi gas
g
hidrogeen dan CO2. Hal
H tersebut dikkenal dengan sebutan formaat pathway. Paada NADH paathway, hidroggen
dapat dievolusi
d
dari NADH yang telah
t
mengalaami proses okssidasi dengan melepaskan proton H+ . Yieeld
maksim
mum yang bisaa diperoleh denngan bakteri faakultatif adalahh 2 mol H2/mool glukosa dari format pathw
way
dan 2 mol
m H2/mol glu
ukosa dari NAD
DH pathway (M
Mathews dan Wang.,
W
2009).
Gambar 2 meenunjukkan terrjadinya penurrunan konsentrrasi gula redukksi seiring deng
gan penambahhan
jumlah kumulatif hidrrogen yang dihhasilkan. Ditunnjukkan pula baahwa produksii gas sangat lam
mbat sampai jaam
k
terjaddinya kenaikan
n secara tajam jjumlah hidrogeen dari jam 24 ke jam 30. Hal ini dikarenakkan
ke 24 kemudian
pada aw
wal fermentasi gas masih terjjebak dalam laarutan, dapat dilihat
d
dari geleembung gas yaang terakumulaasi
dalam fermentor. Keemudian dapat terlepas padaa jam 24. Gam
mbar 3 menuunjukkan terjaddinya penurunnan
me sel menyebaabkan penurunnan
konsenttrasi gula reduuksi seiring denngan penambaahan jumlah seel. Metabolism
konsenttrasi substrat.

Gambar 2. Perubahan
P
konnsentrasi gula reduksi
r
dan konnsentrasi H2 terrhadap waktu fermentasi
f

Gambar 3.
3 Perubahan konsentrasi
k
gulaa reduksi dan jumlah sel terhaadap waktu ferrmentasi 
IV.

KESIMPULA
K
AN
D penelitiann yang dilakukkan dapat disim
Dari
mpulkan bahwaa produksi hidrrogen dari jeraami padi melallui
h
hidrolisis
enzim
matik dan ferm
mentasi dapat dilakukan mellalui pengembangan metode yang sederhaana
d
dengan
yield gula reduksi sebbesar 0,39 g guula reduksi/g jerami padi serrta yield hidrogen sebesar 0,226
m
mmol
H2/ mm
mol gula reduksii.

D.3-4

SEMINAR NASIONAL
L TEKNIK KIIMIA SOEBA
ARDJO BROTOHARDJO
ONO IX
Program Stu
udi Teknik Kimia UPN “V
Veteran” Jawaa Timur
Surabayya, 21 Juni 20012
D
DAFTAR
PUS
SATAKA
11. Anwar, N.., Widjaja, A., Winardi, S., ““Study of The Enzymatic Hyydrolysis of Allkaline Pretrietted
Rice Strow
w Using Cellu
ulase of Varioous Sources annd Compositioons”, Internatiional Review of
Chemical Engineering
E
V 3.N.2. Marrch 2011
Vol.
2 Chen, W.H
2.
H., S.Y. Chenn, S.K. Khanaal, S.Sung (200
06), “Kinetic S
Study of Biolo
ogical Hydroggen
Production
n by Anaerobicc Fermentationn”, Internation
nal Journal of Hydrogen
H
enerrgy, Vol. 31, pp.
p
2170-21788.
3 Converti,A
3.
A., P.Parego (2
2002), “Use of Carbon and En
nergy Balancess in the Study of
o the Anaerobbic
Metabolism
m of Enterobbacter aerogennes at Variable Starting G
Glucose Conceentrations” Apppl
Microbiol Biotechnol, Vol.59, pp.303––309
4 Kotay, S.M
4.
M., D. Das (22006), “Microbbial hydrogen production wiith Bacillus cooagulans IIT-B
BT
S1isolated
d from anaerobiic sewage sluddge”, Bioresourrce Technologyy, Elsevier.
5 Kumar, N.., D. Dass (20000), “Enhancem
5.
ment of Hydroogen Production by Enterobaacter cloacae IIITBT 08”, Prrocess Biochem
mistry 35, 589––593.
6 Lin, C.Y.,, C.H Hung, C.H Chen, (22006),” Effects of initial cuultivation pH on fermentatiive
6.
hydrogen production
p
froom xylose usinng natural mixeed cultures”, P
Process Biocheemistry, Vol. 41,
4
pp. 1383–1
1390.
7 Matthews,,J., G,Wang (2009),”
7.
(
Metaabolic pathwaay engineeringg for enhanced biohydroggen
productionn”, Internationaa Journal of Hyydrogen Energy
y, Vol 34, pp 7404
7
– 7416.
8 Nakashimaada, Y., M.A.. Rachman, T. Kakizono, N.
8.
N Nishio (20002), “Hydrogeen Production of
Enterobactter Aerogenes Altered by E
Extracellular annd Intracellulaar Redox Statees”, Internationnal
Journal of Hydrogen Eneergy 27 (2002) 1399 – 1405.
9 Nath, K, . D. Das (2004), “Improvvement of Feermentative Hydrogen
9.
H
Prodduction: Varioous
Approachees”, Appl Micrrobiol Biotechnnol, 65: 520–5229.
1 Ogino, H.,, T. Miura, K. Ishimi,
10.
I
M. Sekki, H. Yoshida (2005), “Hydrrogen Productio
on from Glucoose
by Anaero
obes”, Biotechnnology Proggreess, Vol. 21, ppp. 1786–1788.
1 Prakasham
11.
m, R., P. Brahm
maiah (2009), “ Fermentativ
ve biohydrogenn production by mix anaerobbic
consortia: Impact of gluccose to xylose rratio”, Hydroggen Energy 34, 9354-9361.
1 Ren, Yun
12.
nli., Jianji Waang, “Hydrogeen production from monom
meric sugar hydrolyzed
h
froom
hemicellulloses by Enteroobacter aerogeenes,Int Journaal of Renewablee Energy 2009
9;34: 2774-2779.
1 Ruggeri, B.
13.
B (2008), “Expperimental kinnetics and dynaamics of hydroogen productio
on on glucose by
b
hydrogen forming bacterria (HFB) cutuure”, Internatioonal journal off Hydrogen Ennergy, vol.34, pp
p
753-763
1 Thauer, R.. (1977), “Lim
14.
mitation of micrrobial H2 form
mation via ferm
mentation” .In H.G.
H
Schlegel, &
J. Barnea (Eds.),
(
Microbiial energy convversion, (pp. 201–204). New York: Pergam
mon Press.
1 Widjaja, Arief
15.
A
(2009), “A
Aplikasi Biotekknologi pada Inndustri Pulp daan Kertas”, itsppress, Surabayaa.
1 Yokoi, H. A. Saitsu , H. Uchida, J. Hrrose, S. Hayashhi, Y. Takasakki (2001) “Miccrobial Hydroggen
16.
n from Sweet Potato
P
Starch Residue”, Journal of Bioscieence and Bioeengineering, Vool.
Production
91, No. 1, 58-63.
1 Zhang, H., M.A. Bruns,, B.E. Logan (2006), “Biolo
17.
ogical Hydroggen Productionn by Clostridiuum
asetobutyliicum in an Unssaturated Flow
w Reactor”, Waater Research, Vol.
V 40, pp 7288 – 734.

D.3-5