Gaya bahasa kiasan dalam lirik lagu Iwan Fals

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

GAYA BAHASA KIASAN
DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sastra

Disusun Oleh:
Diana Maria Adriana
084114004

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN SASTAR INDONESIA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

GAYA BAHASA KIASAN

DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sastra

Disusun Oleh:
Diana Maria Adriana
084114004

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN SASTAR INDONESIA
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2013
i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI


ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Karya kecil ini kudedikasikan untuk:
Bapakku Jose Dos Santos, Ibuku Maria Teresa,
Kakak-kakakku Robin Dos Santos, Katarina Langword, Agustinus Soares,
Herman Ferreira, dan
Adik-adikku Erwin Yos Putra, Sergiana Merry Putri serta Sebastian PaizViana

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis
ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Januari 2013

Diana Maria Adriana

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah
Untuk Kepentingan Akademis

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Diana Maria Adriana
NIM


:084114004

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul "Gaya
Bahasa Kiasan dalam Lirik Lagu Iwan Fals" beserta perangkat yang diperlukan.
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak menyimpan, mengalihkan dalam bentuk ini, mengelolahnya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya
di internet atau media yang lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta
izin dari saya tanpa memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 10 Januari 2013
Yang menyatakan,

Diana Maria Adriana

vi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Adriana, Diana Maria. 2012. "Gaya Bahasa Kiasan dalam Lirik Lagu IwanFals".
Skripsi Strata 1 (S-l). Program StudiSastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia,
Fakultas Sastra. Universitas Sanata Dharma.
Dalam tugas akhir diteliti gaya bahasa kiasan dalam lirik lagu Iwan Fals. Ada dua
masalah yang dibahas: a) gaya bahasa kiasan apa saja dalam lirik lagu Iwan Fals
dan b) fungsi gaya bahasa kiasan apa saja dalam lirik lagu Iwan Fals.
Populasi penelitian ini adalah lirik lagu Iwan Fals yang diproduksi oleh
Musica Studio, sedangkan sampelnya adalah delapan puluh empat lagu dari
seratus empat belas lagu yang terdiri dari Sembilan belas album dan empat
single. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak.Teknik
lanjutan dari metode simak yaitu teknik simak bebas libat cakap. Data-data yang
telah diperoleh dicatat dalam kartu data, kemudian dianalisis dengan metode
agih.Teknik dasar yang digunakan yaitu teknik bagi unsure langsung dan teknik
lanjutan yang digunakan pada tahap analisis data ini yaitu teknik ganti dan teknik
baca markah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya bahasa kiasan yang terdapat
dalam lirik lagu Iwan Fals terdiri atas lima jenis, meliputi gaya bahasa persamaan
atau simile, metafora, personifikasi atau propopoieia, sinekdoke.,dan metonimia.
Gaya bahasa kiasan persamaan atau simile dibagi menjadi lima yaitu persamaan
atau simile yang ditandai dengan kata seperti, persamaan atau simile yang
ditandai dengan kata sama, persamaan atau simile yang ditandai dengan kata
bagai, persamaan atau simile yang ditandai dengan kata bagaikan, dan persamaan
atau simile yang ditandai dengan kata bak. Ada juga gaya bahasa kiasan
sinekdoke, yaitu sinekdoke totum pro parte, dan sinekdoke pars pro toto.
Fungsi gaya bahasa kiasan dalam lirik lagu Iwan Fals terdiri dari tiga
macam fungsi, meliputi fungsi kepuitisan, fungsi memperhalus maksud,x dan
fungsi menyindir. Fungsi kepuitisan dibagi lagi menjadi enam yaitu rima,
aliterasi, asonansi, anafora, kakafoni, dan eufoni. Rima dibagi menjadi tiga jenis.
Yaitu rima merata, berselang, dan berangkai. Fungsi memperhalus terdiri dari
empat jenis, meliputi persamaan atau simile, metafora, personifikasi, dan
sinekdoke.

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


ABSTRACT
Adriana, Diana Maria. 2012. The Figure of Speech in IwanFals Song’s Lyrics.
Bachelor Degree. Indonesian Letter Study Program, Department of
Indonesian Letter, Faculty of Letter, Sanata Dharma University.
This research is intended to analyze figurative language of in IwanFals song’s
lyrics. There were two problem formulations: a) what kinds of figure of speech
found in IwanFals song’s lyrics and b) what are the figure of speech function
found in IwanFals song’s lyrics.
The population of this research was IwanFals song’s lyrics that were
produced by Musica Studio. The samples of this research were eighty four songs
out of a hundred and fourteen songs that consist of nineteen albums and four
singles. The data gathering in this research used simak method. The further
technique of simak method was simakbebaslibatcakap technique. Then, the data
gathered was written in the data card and was analyzed by using agih method. The
base technique used in this research was technique for the direct element and the
further technique used in the data analysis step was ganti technique and
bacamarkahtechnique.
The result of this research showed that the figure of speech found in
IwanFals song’s lyrics consist of five types. They were simile, metaphor,

personification, synecdoche, and metonymy. The simile divided into five. They
were simile that is signed by the word “seperti”, simile that is signed by the word
“sama”, simile that is signed by the word “bagai”, simile that is signed by the
word “bagaikan”, and simile that is signed by the word “bak”. There were also
synecdoche that also divided into two types, synecdoche totum pro parte and
synecdoche pars pro toto.
The function of the figure of speech in IwanFals song’s lyrics consist of
three function types. They were poetical function refine sense meaning function,
and sarcastic function. The poetical function is divided into five rhymes. They
were a-literacy, assonance, anaphora, kakaphony, euphony. Rhyme is divided into
three types. They were spread rhyme, interval rhyme and compound rhyme. The
refine sense meaning consists of four types. They were simile, metaphor,
personification and synecdoche.

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena perkenan-Nyalah
skripsi yang berjudul "Gaya Bahasa Kiasan dalam Lirik Lagu Iwan Fals" dapat
terselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelars arjana S-l pada Program Studi Satra Indonesia, Jurusan Sastra
Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan berkat
dukungan, nasihat, bantuan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan dan mengucapkan penghargaan sebagai
rasa terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. I. Praptomo. Baryadi, M. Hum., selaku dosenp embimbing I yang
dengans abar, teliti, setia membimbing dan memberikan motivasi selama
proses penyusunan skripsi ini,
2. Drs. Hery. Antono, M. Hum., selaku dosen pembimbing II atas kesabarannya
memberikan koreksi dan arahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
3. Dr.

Yoseph

Yapi


Taum,

M.Hum.,

S.E.

Peni

Adji,

S.S,M.Hum,,

Dra.F.Tjandrasih Adji, M.Hum., Drs. B. Rahmanto, M. Hum., Drs.FX.
Santosa, M.S., dan Dr. P. Ari Subagyo, M.Hum., atas bimbingan yang
diberikan selama penulis belajar di Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas
Sastra, Universitas Sanata Dharma,
4. Seluruh staf secretariat Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah membantu kelancaran pembuatan skripsi ini,

ix


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, tempat mencari sumber data bagi
keperluan penulisan skripsi ini.
6. Ayahku Jose Dos Santos Fereira, Ibuku Maria Teresa, Kak Robin dan istrinya
Katarina Langword, Kak Agus dan istrinya Jita, Kak Herman dan pacarnya
Mey, Adikku Erwin, Putri, Paiz, dan kedua keponakaanku Kaka dan Fidel,
Bapak Jhon, Mama Ketrin, Janu, Paman Ari, Tante Sandra, Rhamoz, Ello,
7. Teman-teman angkatan 2008, Codot, Chris, Mbak Murni, Mas Petrus, Stanis, ,
Sera, Pandu, Fery, Kendra, Anggi,
8. Sahabat-sahabatku, Lilid Perwira Setya, Agustina Tri Tresnaning Tyas,
danYohanaYeq untuk kebersamaan kita selama ini,
9. Teman-temanKos Ceria: Mbak Tim, Mbak Noy, Lia, Desong, Yanti, dan
Mayang,
10. Kekasihku Ipo yang selalu menyemangati dan mendukungku,
11. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu atas bantuannya dalam
penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa segala sesuatu tiada yang sempurna. Demikian juga
skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, segala kritik dan saran yang
membangun penulis terima dengan terbuka. Penulis berharap semoga skripsi ini
berguna dan bermanfaat bagi masyarakat.
Yogyakarta, 10 Januari 2013

Penulis

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMANJUDUL ..............................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................

iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................

v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ..............................................

vi

ABSTRAK ............................................................................................

vii

ABSTRACT ............................................................................................

viii

KATA PENGANTAR ...........................................................................

ix

DAFTAR ISI .........................................................................................

xi

BAB I: PENDAHULUAN .....................................................................

1

1.1 Latar Belakang ....................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................

5

1.3 Tujuan Penelitian..................................................................

6

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................

6

1.5 Tinjauan Pustaka ..................................................................

7

1.6 Landasan Teori .....................................................................

9

1.6.1

Pengertian Gaya Bahasa ..........................................

9

1.6.2

Jenis-jenis Gaya Bahasa ...........................................

9

1.6.3

Pengertian Lirik Lagu...............................................

14

1.6.4 Fungsi Puitis .............................................................

14

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.6.5 Fungsi Memperhalus Maksud ...................................

14

1.6.6

Fungsi Menyindir .....................................................

15

1.7 Metode dan Teknik Penelitian ..............................................

15

1.7.1

Tahap Pengumpulan Data.........................................

15

1.7.1.1 Populasi dan Sampel ..................................

15

1.7.1.1.1 Populasi .....................................

15

1.7.1.1.2 Sampel .......................................

20

1.7.2

Metode dan Teknik Pengumpulan Data ....................

21

1.7.3

Metode dan Teknik Analisis Data ............................

22

1.8 Metode Penyajian Hasil Penelitian Data ...............................

23

1.9 Sistematika Penyajian ..........................................................

23

BAB II: IWAN FALS DAN GAYA BAHASANYA .............................

25

2.1 Pengantar .............................................................................

25

2.2 Persamaan atau Simile ..........................................................

26

2.2.1 Simile yang ditandai kata seperti........................................

27

2.2.2 Simile yang ditandai kata sama .........................................

32

2.2.3 Simile yang ditandai kata bagai .........................................

32

2.2.4 Simile yang ditandai kata bagaikan ....................................

36

2.2.5 Simile yang ditandai kata bak ............................................

37

2.3 Metafora..................................................................................

38

2.4 Personifikasi .........................................................................

48

2.5 Sinekdoke.............................................................................

59

2.6 Metonimia ............................................................................

62

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.7 Ironi .....................................................................................

70

BAB III: FUNGSI GAYA BAHASA KIASAN "
DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS ........................................

72

3.1 Iwan Fals dan Gaya Bahasanya.............................................

72

3.2 Fungsi Puitis .........................................................................

72

3.2.1 Rima ...........................................................................

73

3.2.1.1 Rima Merata ...................................................

73

3.2.1.2 Rima Berselang ..............................................

74

3.2.1.3 RimaBerangkai ...............................................

75

3.2.2 Aliterasi ......................................................................

76

3.2.2.1 Simile ............................................................

76

3.2.2.2 Metafora .........................................................

77

3.2.2.3 Sinekdoke .......................................................

78

3.2.3 Asonansi .....................................................................

79

3.2.3.1 Simile ............................................................

79

3.2.3.2 Metafora .........................................................

80

3.2.3.3 Personifikasi ...................................................

80

3.2.3.4 Sinekdoke .......................................................

81

3.2.3.5 Metonimia ......................................................

82

3.1.4 Anafora .......................................................................

83

3.1.4.1 Simile ............................................................

83

3.1.4.2 Metafora .........................................................

84

3.1.4.3 Personifikasi ...................................................

85

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.1.4.4 Metonimia ......................................................

85

3.1.5 Kakafoni .....................................................................

86

3.1.5.1 Metafora .........................................................

86

3.1.5.2 Personifikasi ...................................................

87

3.1.5.3 Sinekdoke .......................................................

88

3.1.5.4 Metonimia ......................................................

89

3.1.6 Eufoni .........................................................................

89

3.1.6.1 Simile .............................................................

90

3.1.6.2 Metafora .........................................................

91

3.1.6.3 Personifikasi ...................................................

92

3.3 Fungsi Memperhalus Maksud ...............................................

93

3.3.1 Simile .........................................................................

94

3.3.2 Metafora .....................................................................

95

3.3.3 Personifikasi ...............................................................

96

3.3.4 Sinekdoke ...................................................................

97

3.4 Fungsi Menyindir .................................................................

98

BAB IV: PENUTUP ..............................................................................

102

4.1 Kesimpulan ..........................................................................

102

4.2 Saran ....................................................................................

103

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 104
DAFTAR SINGKATAN .......................................................................

106

LAMPIRAN ..........................................................................................

109

Tentang Penulis .....................................................................................

158

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam skripsi ini dilaporkan hasil penelitian tentang lirik lagu Iwan Fals,
yaitu lirik lagu yang mengandung gaya bahasa kiasan. Lirik lagu merupakan
ekspresi seseorang dari dalam batinnya tentang sesuatu hal baik yang sudah
dilihatnya, didengar maupun dialami. Lirik lagu memiliki kekhususan dan ciri
tersendiri dibandingkan dengan sajak karena perenungan ide lewat lirik lagu
diperkuat dengan melodi dan jenis irama yang disesuaikan dengan lirik lagu (Ermi
dalam Fauzi, 2006: 3).
Sejak tahun 1981 sampai 2005 Iwan Fals telah menghasilkan sembilan
belas album dan empat single yang diproduksi oleh Musica Studio. Dalam skripsi
ini penelitian terbatas pada delapan puluh empat judul lagu. Lirik lagu yang
diciptakannya lepas begitu saja dari pikiran dan imajinasinya sebagai penuangan
ekspresi tentang segala sesuatu yang sudah dilihat, didengar, dan dialami oleh
Iwan Fals dalam kehidupannya sehari-hari (Awe, 2007: 22).
Menurut Pradopo (2007: 93), setiap pengarang mempunyai gaya bahasa
sendiri. Hal ini sesuai dengan sifat dan kegemaran masing-masing pengarang.
Yang dimaksud dengan bahasa kias atau figurative language adalah
penyimpangan dari pemakaian bahasa yang biasa, yang makna katanya atau
rangkaian katanya digunakan dengan tujuan untuk mencapai efek tertentu
(Wiyatmi dalam Abrams 2006: 64).

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2

Ada berbagai jenis gaya bahasa kiasan dalam lirik lagu Iwan Fals. Di
bawah ini akan dijelaskan beberapa contoh jenis gaya bahasa kiasan yang
diterapkan Iwan Fals dalam lirik lagunya.
(1) Tante-tante yang kesepian
Bertingkah seperti perawan
Berlomba-lombamencari pasangan
Persis oplet tua yang cari omprengan
Di ujung jalan saling berebut muatan (OAM, bait 1)
(2) Dar der dor suara senapan
Sugali anggap petasan
Tiada rasa ketakutan
Punya ilmu kebal senapan
S'makin lupa daratan (Sugali, bait 2)
(3) 19 Oktober tanah Jakarta berwarna merah darah
Meninggalkan tanya yang tak terjawab
Bangkai kereta lemparkan amarah
Air mata air mata (1910, bait 3)
(4) Hujan air mata di pelosok negeri
Saat melepas engkau pergi
Berjuta kepala tertunduk haru
Terlintas nama seorang sahabat
Yang tak lepas dari namamu
Terbayang baktimu terbayang jasamu
Terbayang jelas jiwa sederhanamu
Bernisan bangga berkafan doa
Dari kami yang merindukanmu (BH, bait 2)
(5) Sinar lampu mercury
Pasti akan engkau dapati
Tentu berbekal ambisi
Tentu berbekal ambisi (Ambisi, bait 4)
(6) Sampai stasiun kereta setengah dua
Duduk aku menunggu
Tanya loket dan penjaga
Kereta tiba pukul berapa
Biasanya kereta terlambat
Dua jam mungkin biasa
Dua jam cerita lama (KTPB, bait 4)
Data (1) yang dibandingkan adalah tante-tante dengan pembanding
perawan. Tante-tante yang kesepian dibandingkan seperti perawan yang
berlomba-lomba mencari pasangan. Hal ini menunjukkan bahwa tante-tante yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3

kesepian itu dianggap seperti perawan yang masih hidup sendiri, belum memiliki
tanggung jawab mengurus rumah, suami dan anak. Penampilanlah yang menjadi
nomor satu. Data (2) termasuk gaya bahasa metafora yang ditunjukkan dengan
frasa lupa daratan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 690), kata
lupa mempunyai arti lepas dari ingatan; tidak dalam pikiran (ingatan) lagi. Kata
daratan mempunyai arti tanah yang luas (sebagai lawan laut atau pulau) (Kamus
Besar Bahasa Indonesia, 2007: 237). Frasa lupa daratan mempunyai makna lupa
diri. Hal ini menunjukkan bahwa Sugali sudah lupa akan jati dirinya bahwa ia
hanya manusia biasa yang bias saja mati karena tertembak peluru. Namun ia
merasa dirinya hebat dan tidak takut pada peluru yang terus memburunya. Data
(3) merupakan gaya

bahasa personifikasi yang ditandai

dengan

kata

lemparkan."Kereta lemparkan amarah". Kereta disifati sebagai manusia karena
dapat lemparkan amarah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 656),
kata melemparkan berarti hasil melempar yang biasanya dilakukan oleh manusia.
Data (4) termasuk sinekdoke part pro toto frasa berjuta kepala menyebutkan
sebagian untuk keseluruhan rakyat Indonesia. Data (5) merupakan gaya bahasa
metonimia yang ditunjukkan dengan pernyataan "Sinar lampu mercury pasti akan
engkau dapati tentu berbekal ambisi''. Kata mercury digunakan untuk menyatakan
kejayaan atau kesuksesan. Data (6) merupakan gaya bahasa ironi. Lirik lagu
tersebut merupakan sindiran terhadap Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA)
karena sering mengalami keterlambatan.
Berkaitan dengan gaya bahasa kiasan, terdapat pula fungsi gaya bahasa
kiasan itu dalam lirik lagu Iwan Fals. Fungsi gaya bahasa kiasan yaitu untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4

menimbulkan efek kepuitisan, memperhalus, dan menyindir. Berikut ini contoh
fungsi gaya bahasa kiasan dalam lirik iagu Iwan Fals.
(7) Sewaktu aku berharap kadang bagai janji
Harapan menjadi rela apapun terjadi
Menanti saat yang ada segera akan kembali
Melangkah mencari lelahku yang terjadi (CLM, bait)
(8) Berjalan tersendat-sendat
Di antara sedan-sedan licin mengkilat
Dengan warna pucat
Dan badan penuh cat sedikit berkarat (BA, bait 1)
(9) Tante-tante yang kesepian
Bertingkah seperti perawan
Berlomba-lomba mencari pasangan
Seperti olpet tua
Yang cari omprengan di ujung jalan
Saling berebut cari muatan (OAM, bait 1 )
(10) Datangnya pertolongan
Yang sangat diharapkan
Bagai rindukan bulan
Lamban engkau pahlawan
Celoteh sang camar (CCTC, bait 6)
Data (7) terdapat gaya bahasa asonansi ditunjukkan dengan perulangan
vokal /i/ pada kata bagai dan janji pada bait pertama, kata menjadi, terjadi pada
bait kedua, kata menanti dan kembali pada bait ketiga, serta kata mencari pada
bait keempat, vokal /e/ pada kata sewaktu, berharap, menjadi, rela, terjadi,
menanti, segera, kembali, melangkah, mencari, dan lelahku. Data (8) gaya bahasa
aliterasi ditunjukkan dengn perulangan konsonan /t/ pada akhir kata tersendatsendat, mengkilat, pucat, cat, sedikit dan berkarat, konsonan /n/ pada kata
berjalan, sedan-sedan, licin, dengan, dan badan. Data (9) merupakan fungsi gaya
bahasa kiasan untuk memperhalus maksud tuturan. Dalam lirik lagu tersebut
kenyataan yang sebenarnya adalah "tante-tante girang", tetapi diungkapkan
dengan frasa tante-tante yang kesepian untuk menghindari kesan kasar. Data (10)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5

pernyataan "Lamban engkau pahlawan" merupakan tuturan untuk mennyindir
pemerintahan yang kurang cekatan dan lamban memberikan pertolongan ketika
sebuah Kapal Tampomas mengalami kecelakaan. Karena pertolongan yang
lamban itu sehingga banyak korba yang meninggal.
Alasan memilih lirik lagu Iwan Fals sebagai bahan kajian ini karena
terdapat gaya bahasa kiasan dalam lirik lagu Iwan Fals. Penulis juga meneliti
fungsi gaya bahasa kiasan dalam lirik lagu Iwan Fals karena gaya bahasa kiasan
merupakan sarana penyampaian maksud tertentu yang ingin disampaikan oleh
pengarang lagu, misalnya ingin menyampaikan kritikan terhadap pemerintah atau
oknum-oknum tertentu. Selain hal-hal tersebut, penelitian mengenai gaya bahasa
kiasan khususnya tentang gaya bahasa kiasan dan fungsi gaya bahasa kiasan
dalam lirik lagu Iwan Fals masih terbatas pada majas-majas tertentu, sehingga
dalam penelitian ini akan digali tentang gaya bahasa kiasan dan fungsi gaya
bahasa kiasan dalam lirik lagu Iwan Fals.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan
yang dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.2.1 Gaya bahasa kiasan apa saja dalam lirik lagu Iwan Fals?
1.2.2 Apa fungsi gaya bahasa kiasan dalam lirik lagu Iwan Fals?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan gaya bahasa kiasan dan
fungsi bahasa kiasan dalam lirik lagu Iwan Fals. Tujuan itu dapat dirinci sebagai
berikut:
1.3.1 Mendeskripsikan gaya bahasa kiasan apa saja yang terdapat dalam lirik
lagu Iwan Fals? Hal ini akan dibahas pada bab II.
1.3.2 Mendeskripsikan fungsi gaya bahasa kiasan dalam lirik lagu Iwan ? Hal ini
akan dibahas pada bab III.

1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini memberikan manfaat teoritis dan praktis. Secara
teoritis, hasil penelitian ini bermanfaat dalam bidang stilistikadan pragmatik.
Dalam bidang stilistika, hasil penelitian ini bermanfaat untuk memperkaya
khazanah kajian gaya bahasa kiasan. Dalam bidang pragmatik, hasil penelitian ini
bertujuan menunjukkan bahwa maksud suatu tuturan dapat diungkapkan dengan
berbagai cara yang terwujud dalam gaya bahasa.
Secara praktis, hasil penelitian tentang gaya bahasa kiasan dan fungsi gaya
bahasa kiasan ini berguna bagi pengarang lagu atau puisi menambah referensi
dalam menciptakan puisi atau syair sehingga dapat menimbulkan efek keindahan.
Secara khusus, hasil penelitian ini bermanfaat bagi pembaca, yakni agar pembaca
mengetahui gaya bahasa kiasan dan fungsi gaya bahasa kiasan dalam lirik lagu
Iwan Fals.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7

1.5 Tinjauan Pustaka
Werokila Setiawan (2007) dalam skripsinya yang berjudul "Gaya Bahasa
Kiasan dalam Wacana "Ole Intemasional" di Tabloid Bola tanggal 3 Maret 2006
sampai dengan 22 September 2006". la membahas penggunaan gaya bahasa
kiasan dalam satu kalimat dalam wacana "Ole Intemasional" di tabloid bola dan
mendeskripsikan fungsi gaya bahasa kiasan dalam wacana "Ole Intemasional".
Kurniawan (2009) mengalisis gaya bahasa ironi dan pesan moral lagu-lagu Slank
dalam album Antikorupsi tinjauan semiotik dengan permasalahan sebagai berikut.
(1) Bagaimana bentuk pemakaian gaya bahasa ironi lagu-lagu Slank dalam album
Antikorupsi? dan (2) Bagaimanakah maksud dan tujuan pemakaian gaya bahasa
ironi lagu-lagu Slank dalam album Antikorupsi?.
Siti Aisah (2010) dalam skripsinya yang berjudul “Metafora dalam Lirik
Lagu Iwan Fals yang Bertemakan Kritik Sosial”. Ada dua hal yang dibahas dalam
penelitian ini adalah (1) Jenis ungkapan metaforis apa saja yang digunakan dalam
lirik lagu Iwan Fals dilihat dari aspek semantik? Dan Ranah apa yang paling
dominan sebagai ranah sumber untuk membentuk metafora dalam lirik lagu Iwan
Fals?. Dalam penelitian ini ditemukan tiga jenis metaforis yaitu, metafora
struktural, metafora orientasional, dan metafora ontologism.
Robert Yudosakti (2010) dalam skripsinya yang berjudul "Gaya Bahasa
Repitisi dalam Lirik Lagu Slank Album Suit-suit He He (Gadis Sexy)",
menghasilkan analisis tentang jenis-jenis gaya bahasa repitisi apa saja yang
terdapat dalam lirik Lagu Slank album suit-suit he..he..(gadis sexy) dan gabungan
gaya bahasa repitisi apa saja dalam lirik lagu Slank dalam album siut-suit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8

he..he..(gadis sexy). Wibowo menjelaskan bahwa dalam lirik lagu Slank terdapat
bermacam-macam gaya bahasa repitisi atau perulangan. Dalam satu lirik pun bisa
ditemukan gabungan beberapa perulangan.Hal ini untuk mendapatkan efek puitis.
Kurniawan (2009) mengalisis gaya bahasa ironi dan pesan moral lagulagu Slank dalam album Antikorupsi tinjauan semiotik dengan permasalahan
sebagai berikut. (1) Bagaimana bentuk pemakaian gaya bahasa ironi lagu-lagu
Slank dalam album Antikorupsi? dan (2) Bagaimanakah maksud dan tujuan
pemakaian gaya bahasa ironi lagu-lagu Slank dalam album Antikorupsi?. Joko
susilo (2010) juga meneliti tentang lirik lagu Iwan Fals dalam skripsinya yang
berjudul “ Analisis Gaya Bahasa Pada Lirik Lagu Iwan Fals “IBU”. Hasil dari
penelitian ini, ia menemukan gaya bahasa hiperbola, enumerasi dan retorik.
Penelitian lain mengenai lirik lagu Iwan Fals juga dilakukan oleh Awe
Moco dalam bukunya yang berjudul Iwan Fals Nyanyian di Tengah Kegelapan
(2003) yang menyimpulkan bahwa lirik lagu Iwan Fals bersifat puitis, serta
menggunakan unsur tema dan pemilihan bahasa yang dekat dengan kehidupan
sosial masyarakat.
Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan tersebut, penulis
mengadakan penelitian mengenai gaya bahasa kiasan dalam lirik lagu Iwan Fals.
Penelitian ini bersifat mengembangkan penelitian-penelitian yang sudah ada.
Namun, pada dasarnya penelitian ini masih terbuka untuk dikembangkan lebih
lanjut. Dengan demikian, diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat dan peneliti lain yang ingin mengkaji pengaruh lirik lagu Iwan Fals.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9

1.6 Landasan Teori
Untuk keperluan penelitian ini, digunakan landasan teori sebagai berikut:
(a) penegertian gaya bahasa, (b) jenis-jenis gaya bahasa kiasan, (c) pengertian lirik
lagu, (d) fungsi puitis, (e) fungsi memperhalus maksud, dan (f) fungsi menyindir.
1.6.1 Pengertian Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupkan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam
berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi penyimak dan
pembaca (Tarigan, 1985: 5). Menurut Atmazaki (1993: 49), bahasa kiasan atau
majas (figurative language) termasuk kepada ketidaklangsungan ucapan berupa
penggantian arti. Sebuah atau sekelompok kata tidak menyandang arti denotasi
tapi arti lain karena dimasuki oleh unsu-unsur tertentu.
Bahasa kias atau figurative language merupakan penyimpangan dari
pemakaian bahasa yang biasa, yang makna katanya atau rangkaian katanya
digunakan dengan tujuan untuk mencapai efek tertentu (Wiyatmi dalam Abrams
2006: 64). Gaya kiasan ini pertama-tama dibentuk berdasarkan perbandingan atau
persamaan. Membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain, berarti mencoba
menemukan ciri-ciri yang menunjukkan kesamaan antara kedua hal tersebut.
Perbandingan sebenarnya mengandung dua pengertian, yaitu perbandingan yang
termasuk dalam gaya bahasa yang polos atau langsung, dan perbandingan yang
termasuk dalam gaya bahasa kiasan (Keraf, 1984: 136).
1.6.2 Jenis-jenis Gaya Bahasa Kiasan
Menurut Keraf (1984:

136-145), macam-macam gaya bahasa kiasan

adalah persamaan atau simile, metafora, alegori, parabel, fabel, personifikasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10

atau prosopopoeia, alusi, eponim, epitet, sinekdoke, metonimia, antonomasia,
hipalase, ironi, sinisme, sarkasme, satire, innuendo, antifrasis, dan pun atau
paronomasia.
a. Persamaan atau simile adalah perbandingan yang bersifat eksplisit, yaitu gaya
bahasa yang langsung menyatakan sesuatu yang sama dengan hal lain. Untuk
itu ia memerlukan upaya secara eksplisit menunjukkan kesamaan itu, yakni
kata-kata: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan sebagainya.
Contohnya adalah: Matanya seperti bintang Timur.
b. Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara
langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya darat,
buahhati, cindera mata, dan sebagainya. Contohnya adalah: Pemuda adalah
bunga bangsa.
c. Alegori, Parabel, dan Fabel
Alegori adalah suatu cerita singkat yang mengandung kiasan. Dalam
alegori, nama-nama pelakunya adalah sifat-sifat yang abstrak, serta tujuannya
selalu jelas tersurat.
Parabel adalah suatu kisah singkat dengan tokoh-tokoh yang biasanya
manusia, yang selalu mengandung tema moral dan biasanya berhubungan
dengan agama.
Fabel adalah suatu metafora yang berbentuk cerita mengenai dunia
binatang, di mana binatang dapat bertingkah laku seperti manusia.
d. Personifikasi atau Prosopopoeia adalah semacam gaya bahasa yang
menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11

seolah-olah memiliki sifat-sifat kemanusiaan. Personifikasi (penginsanan)
merupakan suatu corak khusus dari metafora, yang mengiaskan bendabendamati bertindak, berbuat, berbicara seperti manusia. Contohnya adalah:
Matahari baru saja kembali ke peraduannya, ketika kami tiba disana.
e. Alusi adalah semacam acuan yang berusaha mensugestikan kesamaan antara
orang, tempat, atau peristiwa. Biasanya, alusi ini adalah suatu referen yang
eksplisit atau implisit kepada peristiwa-peristiwa, tokoh-tokoh, atau tempat
dalam

kehidupan

nyata,

mitologi,

a ta u

dalam

karya-karya

sastra

yang terkenal. Contohnya adalah: Bandung adalah Paris Jawa.
f.

Eponim adalah suatu gaya di mana seseorang yang namanya begitu
seringdihubungkan dengan sifat tertentu, sehingga nama itu dipakai
untuk menyatakan sifat itu. Contohnya adalah:

Hercules dipakai untuk

menyatakan kekuatan; Hellen dari Troya menyatakan kecantikan.
g. Epitet adalah semacam acuan yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang
khusus dari seseorang atau sesuatu. Keterangan itu adalah sesuatu frasa
deskriptif yang menjelaskan atau menggantikan nama seseorang atau suatu
barang. Contohnya adalah: Raja rimba untuk singa.
h. Sinekdoke adalah semacam bahasa figuratif yang mempergunakan sebagian
dari sesuatu hal yang menyatakan keseluruhan (pars pro toto) atau
keseluruhan untuk menyatakan sebagian (totum pro parte). Contohnya adalah:
1) Setiap kepala dikenakan sumbangan sebesar Rp 1.000,-, 2) pertandingan
sepak bola antara Indonesia inelawan Malaysia di Stadion Utama Senayan,
tuan rumah menderita kekalahan 3-4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12

i.

Metonimia adalah suatu gaya bahasa yang mempergunakan sebuah kata untuk
menyatakan suatu hal lain karena mempunyai pertalian yang sangat dekat.
Contohnya adalah: Pena lebih berbahava dari pedang.

j.

Antonomasia adalah bentuk khusus dari sinekdoke yang berwujud
penggunaan sebuah epiteta untuk menggantikan nama diri, atau gelar resmi,
atau jabatan untuk menggantikan nama diri. Contohnya adalah: Yang Mulia
tak dapat menghadiri pertemuan ini.

k. Hipalase adalah gaya bahasa di mana sebuah kata tertentu dipergunakan
untuk menerangkan sebuah kata, yang seharusnya dikenakan pada sebuah kata
yang lain. Atau secara singkat dapat dikatakan bahwa hipolase adalah suatu
kebalikan dari suatu relasi yang alamiah antara dua komponen gagasan.
Contohnya adalah: Ia berbaring di atas sebuah bantalyang gelisah (yang
gelisah adalahmanusianya, bukan bantalnya).
l.

Ironi, sinisme, Sakarsme
Ironi atau sindiran adalah suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu dengan
makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian katakatanya.
Sinisme adalah suatu sindiran yang berbentuk kesangsian yang mengandung
ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati.
Sarkasme adalah suatu acuan yang lebih kasar dari ironi dan sinisme, yaitu
suatu acuan yang mengandung kepahitan dan celaan yang getir.

m. Satire adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu. Bentuk ini
tidak perlu bersifat ironis. Satire mengandung kritik tentang kelemahan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13

manusia.

Tujuan utamanya

adalah

agar

diadakan

perbaikan

secara

etis maupun estetis.
n. Inuendo

adalah

semacam sindiran dengan mengecilkan kenyataan

yangsebenarnya. la mengatakan kritik dengan sugesti yang tidak langsung,
dans ering tampaknya tidak menyakitkan hati kalau dilihat sambil lalu.
Contohnya adalah: Ia menjadi kaya raya karena sedikit mengadakan
komersialisasijabatannya.
o. Antifrasis adalah semacam ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata
dengan makna kebalikannya, yang biasa dianggap sebagai ironi sendiri, atau
kata-kata yang dipakai untuk menangkal kejahatan, roh jahat, dan sebagainya.
Contohnya adalah: Lihatlah sang Raksasa telah tiba (maksudnya si Cebol).
p. Pun atau Paronomasia adalah kiasan dengan memperggunakan kemiripan
bunyi.

la merupakan kata yang didasarkan pada kemiripan bunyi, tetapi

terdapat perbedaan besar dalam maknanya. Contohnya adalah: "Engkau orang
kaya!" Ya, kaya monyet!"
1.6.3 Pengertian Lirik Lagu
Lirik adalah sajak yang merupakan susunan kata sebuah nyanyian; karya
sastra yang berisi curahan perasaan pribadi; yang diutamakan ialah lukisan
perasaannya ( Sudjiman, 1990: 49). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2007: 624), lagu adalah ragam suara yang berirama (dalam bercakap, bernyanyi,
membaca, dsb).
Lirik lagu juga merupakan ekspresi seseorang dari dalam batinnya tentang
sesuatu hal yang sudah dilihat, didengar, maupun dialaminya. Penuangan ekspresi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14

lewat lirik lagu ini selanjutnya diperkuat dengan melodi dan notasi musik yang
disesuaikan dengan lirik lagunya sehingga penikmat akan semakin terbawa dalam
alam batin pengarangnya (Awe, 2007: 22).
1.6.4 Fungsi Puitis
Puitis identik dengan keindahan. Tidak lengkap pembicaraan tentang
kepuitisan kalau tidak menghubungkannya dengan keindahan.Wujud kepuitisan
adalah sesuatu yang abstrak. Sukar dikatakan bagaimana persisnya kepuitisan itu.
Sama dengan keindahan, kepuitisan berkaitan dengan pikiran, perasaan,
pengetahuan, dan pengalaman seseorang. Sesuatu disebut puitis bila hal itu dapat
menbangkitkan perasaan, menarik perhatian, menimbulkan tanggapan yang jelas,
secara umum bila hal itu menimbulkan keharuan (Pradopo, 2007: 13).
Kepuitisan itu dapat dicapai dengan bermacam-macam cara, misalnya
dengan bentuk visual: tipografi, susunan bait; dengan bunyi: persajakan, asonansi,
aliterasi, kiasan bunyi, lambang rasa, dan orkestrasi; dengan pemilihan kata (diksi)
gaya bahasa, dan sebagainya.
1.6.5 Fungsi Memperhalus Maksud
Eufemisme adalah gaya bahasa penghalusan atau gaya bahasa yang
melernbutkan sesuatu yang kasar atau jelek. Tujuannya untuk menutupi
kelemahan, kekurangan, atau hal-hal yang menurut pandangan masyarakat
"jelek". Dalam hal ini ungkapan yang halus atau lembut digunakan untuk
menutupi hal yang sebenarnya kasar (Baryadi, 2012: 30).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15

1.6.7 Fungsi Menyindir
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1069), kata menyindir
berarti mengkritik, mencela, mengejek seseorang secara tidak langsung atau
berterus terus. Ironi adalah suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu dengan
makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian katakatanya (Keraf, 1986: 143).
1.7 Metode dan Teknik Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap, yakni: (i) pengumpulan data,
(ii) analisis data, dan (iii)

hasil penyajian data. Berikut diuraikan metode dan

teknik masing-masing tahap penelitian ini.
1.7.1. Tahap Pengumpulan Data
1.7.1 Populasi dan Sampel
1.7.1.1 Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan pemakai bahasa tertentu yang tidak
diketahui batas-batasnya akibat dari banyaknya orang yang memakai (dari ribuan
samapi jutaan), lamanya pemakaian (di sepanjang hidup penutur-penuturnya), dan
luasnya daerah serta lingkungan pemakainya (Kesuma dalam Sudaryanyo, 2007:
25). Populasi dalam penelitian ini adalah lirik lagu Iwan Fals yang diproduksi
oleh Musica Studio.
Terdapat sembilan belas album yang terdiri dari album Sarjana Muda,
Opini, Sumbang, Sugali, Barang Antik, Sore Tugu Pancoran, Kelompok Penyanyi
Jalanan, Ethiopia, Aku Sayang Kamu, Lancar, Wakil Rakyat, 1910, Antara Aku,
Kau, dan Bekas Pacarmu, Orang Pinggiran, Best of the Best, Suara Hati, In

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16

Collaboration With, Manusia Setengah Dewa, Iwan Fals in Love,dan empat
single yaitu Terminal, Mata Hati, Orang Pinggiran dan Lagu Pemanjat.
1) Album Sarjana Muda (1981)
Lagu-lagu di album ini adalah

“Sarjana Muda”, “Guru Oemar Bakri”,

“Bung Hatta”, “Doa Pengobral Dosa”, “Si Tua Sais Pedati”, “Ambulance, ZigZag”, “22 Januari”, “Puing”, “Yang Terlupakan”, dan “Bangunlah Putra Putri Ibu
Pertiwi”.
2) Album Opini (1982)
Lagu-lagu dalam album ini adalah “Galang Rambu Anarki”, Obat Awet
Muda”, “Antar Aku, Kamu, dan Bekas Pacarmu”, “Isi Rimba Tak Ada Tempat
Berpijak Lagi”,”Sapuku Sapumu Sapu Sapu”, “Opiniku”, “Ambisi”, “Tak Biru
Lagi Lautku”, serta “Tarmijah dan Problemanya”.
3) Album Sumbang (1983)
Album ini berisi lagu “Sumbang”, “Kereta Tiba Pukul Berapa”, “Semoga
Kau Tak Tuli Tuhan”, “Puing”, “Jendela Kelas 1”, “Berikan Pijar Matahari”,
“Siang Pelataran SD Sebuah Kampung”, “Asmara Tak Secenggeng yang Aku
Kira”, dan “Celoteh Camar Tolol dan Cemar”.
4) Album Sugali( 1984)
Isi album ini adalah “Sugali”, “Rindu Tebal”, “Siang Seberang Istana”,
“Serdadu”, “Nak”, “Berkacalah Jakarta”, “Maaf Cintaku”, “Tolong Dengar
Tuhan”, dan “Azan Subuh Masih di Telinga”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17

5) Album Barang Antik (1984)
Lagu-lagu pada album ini adalah “Barang Antik”, “Kumenanti Seorang
Kekasih”, “Sunatan Massal”, “Jangan Bicara”, “Asmara dan Pancaroba”, “Tante
Lisa”, “Salah Siapa”, “Nyanyianmu”, “Jalan yang Panjang Berliku”, dan “Neraka
yang Asyik”.
6) Album Sore Tugu Pancoran (1985)
Album Sore Tugu Pancoran berisi lagu-lagu, “Sore Tugu Pancoran”, “Aku
Antarkan”, “Ujung Aspal Pondok Gede”, “Tince Sukamti Binti Mahmud”, “Yang
Tersendiri”, “Angan dan Angin”, “Berapa”, “Damai Kami Sepanjang Hari”, dan
“Intermezo”.
7) Album Penyanyi Jalanan (1985)
Lagu-lagu dalam album ini adalah “Kembang Pete”, “Kupaksa untuk
Melangkah”, “Senandung Istri Bromocorah”, “Kaum Urbanis”, “Krisis Pemuda”,
“Serenade”, “Sumbang”, “Warijem dan Tukirnan”, “Penari Jalanan”, dan “Dua
Menit Sepuluh Detik”.
8) Album Ethiopia (1986)
Album ini berisi lagu-lagu “Ethiopia”, “Sebelum Kau Bosan”, “TikusTikus Kantor”, “14-4-84”, “Willy”, “Entah”, “Kontrasmu Bisu”, “Berandal
Malam di Bangku Terminal”, “Lonteku”, dan “Bunga-Bunga Kumbang
Kumbang”.
9) Album Aku Sayang Kamu (1986)
Album yang sukses di pasaran ini berisi lagu-lagu “Aku Sayang Kamu”,
“Gali Gongli”, “Timur Tengah”, “Jangan Tutup Dirimu”, “Selamat Tinggal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18

Malam”, “Ya Hui Ha He Ha”, “Yayaya Oh Ya”,” Lho”, “Timur Tengah II”, dan
“Kota”.
10) Album Lancar (1987)
Lagu-lagunya adalah “Lancar”, “Kuli Jalan”, “Kereta Tua”, “Columbia”,
“Yakinlah”, “Kota”, “Sentuhan”, “Cantik Munafik”, “Nelayan”, dan “Nenekku
Okem”.
11) Album Wakil Rakyat (1987)
Lagu-lagunya adalah “Mata Indah Bola Pingpong”, “Surat Untuk Wakil
Rakyat”, “Teman Kawanku Punya Teman”, “Emak”, “Potret Panen Mimpi
Wereng”, “Diet”, “Libur Kecil Kaum Kusama”, “Di Mana”, “Guru Zirah”, dan
“PHK”.
12) Album 1910
Album ini berisi lagu-lagu “Buku Ini Aku Pinjam”, “Ada Lagi yang Mati”,
“Ibu”, “Mimpi yang Terbeli”, “Balada Orang-Orang Pedalaman”, “Nak”,
“Semoga Saja Kau Benar”, “Engkau Tetap Sahabatku”, “Pesawat Tempurku”, dan
“1910”.
13) Album Antara Aku, Kau, dan Bekas Pacarmu (1989)
Lagu-lagu dalam album ini adalah “Antara Aku, Kau, dan Bekas
Pacarmu”, “Yang Tersendiri”, “Sebelum Kau Bosan”, “Jalan yang Panjang
Berliku”, “Jangan Tutup Dirimu”, “Kemesraan”, “Nyanyianmu”, “Maaf Cintaku”,
“Entah”, dan “Aku Antarkan”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19

14) Album Orang Gila (1994)
Album ini berisi lagu-lagu “Orang Gila”, “Awang-Awang”, “Satu-Satu”,
“Lagu Cinta”, “Doa dalam Sunyi”, “Lingkaran Hening”, “Puisi Gelap”, dan
“Menunggu Ditimbang Malah Muntah”.
15) Album Best of the Best (2000)
Pada album ini Iwan mengarasemen ulang dua buah lagu lamanya, yaitu
lagu “Entah” dan “Kumenanti Seorang Kekasih”.
16) Album Suara Hati (2002)
Album ini berisi lagu-lagu “Kupu-Kupu Hitam Putih”,” Hadapi Saja”,
“Suara Hati”, “Untukmu Negeri”, “Doa”, ”15 Juli 1996”, “Belalang Tua”, “Untuk
Para Pengabdi”, “Seperti Matahari”, “Dendam Damai”, dan “Di ujung Abad”.
17) Album In Collaboration With (2003)
Album ini berisi lagu-lagu “Aku Bukan Pilihan”, “Senandung Lirih”,
“Rinduku”, “Hadapi Saja” (new version), “Sesuatu yang Tertunda”, “Sudah
Berlalu”, “Kupu-Kupu Hitam Putih” (new version), “Suara Hati” (new version),
“Belalang Tua” (new version), “Ancur”.
18) Album Manusia Setengah Dewa (2004)
Lagu-lagu dalam album ini adalah “Asik Nggak Asik”, “Manusia
Setengah Dewa”, “17 Juli 1996”, “Orde Paling Baru”, “Buktikan”, “16 Juli 1996”,
“Negeriku”, “Matahari, Bulan, dan Bintang”, “Desa”, “Para Tentara”, “Mungkin”,
dan “Politik Uang”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20

19) Album Iwan Fals In Love (2005)
Album

ini

hanya

berisi

dua

buah

lagu

baru

yaitu,

“Izinkan

Aku Menyayangimu”, dan “Selamat Tidur Sayang”.
1.7.1.2 Sampel
Sampel adalah segenap atau keseluruhan tuturan karena dipandang
representatif, cukup mewakili, dan mengandung kelimpahan data, dipilih peneliti
(Kesuma dalam Sudaryanto, 2007: 25). Mengingat ada seratus empat belas lagu
dari sembilan belas album dan empat single tersebut, untuk kepentingan penelitian
ini diperlukan penentuan sampel purporsif yaitu pembatasan data penelitian
berdasarkan tujuan penelitiannya. Dalam hal ini sumber data yang dipiiih adalah
sumber data yang memang benar-benar mengandung data yang diperlukan dalam
penelitian, yakni lirik lagu yang mengandung gaya bahasa kiasan.
Berdasarkan kriteria tersebut, studi ini menetapkan delapan puluh empat
lagu yang dipiiih dari seratus empat belas lirik lagu, yaitu "Obat Awet Muda"
(OAM), "Serdadu", "Angan dan Ingin" (AdA), "Ya Hui Ha He Ya", "Kereta Tua"
(KT), "Orang Pinggiran" (OP), "Ibu", "Ada Lagi yang Mati" (ALyM), "Entah",
"Orang Gila" (OG), "Politik Uang" (PU), "Asik Gak Asik (AGA), "Nelayan",
"Nenekku Okem" (NO), "Kuli Jalan" (KJ), "Guru Zirah" (GZ), "Pesawat Tempur"
(PT), "Cair Lalu Membeku" (CLM), "Kupu-Kupu Hitam Putih" (KKHP),
"Mungkin", "Nyanyian Jiwa"(NJ), "Celoteh Camar Tolol"(CCT), "Ya Ya Ya Oh
Ya", "Libur Kecil Kaum Kusam" (LKKK), "Teman Kawanku Punya Teman"
(TKPT), "Guru Oemar Bakri" (GOB), "Galang Rambu Anarki" (GRA),
"Sumbang", "Kereta Tiba Pukul Berapa" (KTPB), "Sugali", "Ujung Aspal Pondok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21

Gede" (UAPG), "Tince Sukamti Binti Mahmud" (TSBM), "Warijem dan
Tukiman" (WdT), "Tikus-Tikus Kantor" (TTK), "Aku Sayang Kamu" (ASK),
(Mata Indah Bola Pingpong" (MIBP), "Engkau Tetap Sahabatku" (ETS),
"Manusia Setengah Dewa" (MSD), "17 Juli 1996", "Desa", "Bangunlah PutraPutri Ibu Pertiwi" (BPPIP), "Yang Tertunda" (YT), “Tak Biru Lagi Lautku"
(TBLL), "Puing", RT, "Satu-Satu" (SS), "Ethiopia", KB, "Timur Tengah 2"
(TT2), "Timur Tengah" (TT), "Kereta Tua"(KT), "Columbia", "Kota",
"Sentuhan", "1910", "Para Tentara" (PT), "Lagu Pemanjat" LP, "Lagu Lama
Gaunnya Rata" (EEGR), "Bung Hatta" (BH), "Jendela Kelas 1" (JK1), "Aku
Antarkan" (AA), "Penari Jalanan" (PJ), "Lonteku", "Surat Buat Wakil Rakyat"
(SBWR), PPMW, "Buku Ini Aku Pinjam" (BIAP), "Ambisi", "Jangan Bicara"
(JB), dan "Sarjana Muda" (SM). Pemilihan sampel tersebut didasarkan karena
dalam lirk-lirik lagu tersebut mengandung gaya bahasa kiasan.
1.7.1.2 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan berupa bait-bait lagu yang mengandung bahasa
kiasan.Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak, yaitu menyimak
penggunaan bahasa (Kesuma, 2007: 43). Teknik yang digunakan dalam tahap
pengumpulan data adalah teknik nonpartisipan atau teknik simak bebas lihat
cakap dengan mengamati dan mencatat data berupa bait lagu yang mengandung
gaya bahasa kiasan yang terdapat dalam lirik lagu Iwan Fals (Kesuma, 2007: 44).
Data yang sudah terkumpul diklasifikasi berdasarkan jenisnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22

1.7.1.3 Metode dan Teknik Analisi Data
Setelah data diklasifikasi, dianalisis dengan metode agih yaitu metode
analisis yang alat penentunya justru bagian dari bahasa yang bersangkutan itu
sendiri (Sudaryanto, 1993: 15). Teknik dasarnya adalah teknik bagi unsur
langsung atau BUL yaitu membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa
bagian atau unsur; dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai bagian
yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud (Sudaryanto, 1993: 31).
Teknik lanjutan yang digunakan dari metode agih adalah teknik ganti dan teknik
baca markah. Teknik ganti adalah teknik analisis data dengan cara mengganti
satuan kebahasaan tertentu dalam suatu konstrruksi yang bersangkutan. Teknik
ganti ini digunakan untuk mengetahui kadar kesamaankelas atau kategori unsur
terganti atau unsur terganti dengan unsur pengganti, khususnya bila tataran
pengganti (Sudaryanto, 1993: 48). Sebagai contoh,
(7a) Engkau aku sayang sampai dalam tulang
Banyak orang bilang aku mabuk kepayang
Aku cinta kamu bukan uangmu
Aku puja setiap ada waktu (ASK, bait 3)
Data (7) metafora ditunjukkan dengan kata mabuk kepayang. Makna
denotasi dari mabuk kepayang adalah tergila-gila karena cinta (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2007: 193). Seperti dalam kalimat,
(7b) Andi mabuk kepayang
Arti metaforis mabuk kepayang dalam