Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan Menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan (studi deskriptif di lkp ikhtiar kemajuan kalijati-subang).

(1)

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KURSUS DAN PELATIHAN MENJAHIT TINGKAT DASAR DALAM RANGKA MENINGKATKAN

KOMPETENSI LULUSAN

(Studi Deskriptif di LKP Ikhtiar Kemajuan Kalijati-Subang)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh:

Gina Yuliani Manaf 1000412

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,


(3)

(4)

vii

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Perumusan dan Pembatasan Masalah ... 7

D. Tujuan Penenlitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

F. Struktur Organisasi Skripsi ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Konsep Manajemen PLS ... 10

1. Pengertian Manajemen PLS ... 10

2. Fungsi Manajemen PLS ... 10

B. Konsep Dasar Efektivitas ... 21

1. Pengertian Efektivitas ... 21

2. Ukuran Efektvitias ... 22

C. Konsep Kursus ... 23


(5)

viii

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Tujuan Kursus ... 24

3. Program Kursus ... 25

D. Konsep Kompetensi ... 27

1. Pengertian Kompetensi ... 27

2. Model-model Kompetensi ... 29

3. Tingkatan Kompetensi ... 30

4. Hubungan Sebab Akibat Kompetensi dengan Kinerja ... 31

5. Standar Kompetensi Lulusan Kursus dan Pelatihan ... 32

E. Konsep Kemitraan ... 33

1. Pengertian Kemitraan ... 33

2. Tujuan dan Manfaat Kemitraan ... 33

3. Prinsip Kemitraan ... 34

4. Bentuk-bentuk Kemitraan ... 34

5. Langkah-langkah Pola Kemitraan ... 35

F. Kajian Terhadap Penelitian Terdahulu ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 39

1. Lokasi Penelitian ... 39

2. Subjek Penelitian ... 39

B. Desain Penelitian ... 40

1. Tahap Pra-Lapangan ... 40

2. Tahap Pekerjaan Lapangan ... 40

3. Tahap Analisis Data ... 41

4. Tahap Penelitian Laporan ... 41

C. Metode Penelitian ... 41

D. Definisi Operasional ... 43

E. Instrument Penelitian ... 44


(6)

ix

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Wawancara ... 45

2. Observasi ... 49

3. Studi Dokumentasi ... 50

G. Triangulasi Data ... 50

H. Analisis Data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Gambaran Umum LKP Ikhtiar Kemajuan ... 52

1. Sejarah LKP Ikhtiar Kemajuan ... 52

2. Visi dan Misi LKP Ikhtiar Kemajuan ... 52

3. Tujuan LKP Ikhtiar Kemajuan ... 53

4. Mitra Kerja LKP Ikhtiar Kemajuan ... 53

5. Struktur Kepengurusan LKP Ikhtiar Kemajuan ... 53

6. Waktu Penyelenggaraan ... 53

7. Sarana dan Prasarana LKP Ikhtiar Kemajuan ... 54

8. Data Lulusan LKP Ikhtiar Kemajuan ... 55

9. Identitas Informan Peneliti ... 58

B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 60

1. Pengelolaan Lembaga Kursus Menjahit Tingkat Dasar Dalam Rangka Meningkatkan Kompetensi Lulusan ... 60

a. Perencanaan di LKP Ikhtiar Kemajuan ... 60

b. Pengorganisasian di LKP Ikhtiar Kemajuan ... 65

c. Penggerakkan di LKP Ikhtiar Kemajuan ... 68

d. Pengawasan di LKP Ikhtiar Kemajuan ... 73

e. Evaluasi di LKP Ikhtiar Kemajuan ... 75

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pengelolaan Kursus Menjahit ... 79

a. Faktor Pendukung ... 79


(7)

x

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Efektivitas Kursus dan pelatihan Menjahit Dalam menciptakan

Lulusan yang Kompeten ... 89

a. Kejelasan Tujuan ... 89

b. Ketepatan Waktu ... 92

c. Ketepatan Sasaran ... 93

d. Ketepatan Pengukuran ... 96

e. Ketepatan Pembiayaan ... 98

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 99

1. Pengelolaan Lembaga Kursus Menjahit Tingkat Dasar Dalam Rangka Meningkatkan Kompetensi Lulusan ... 99

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pengelolaan Kursus Menjahit ... 107

3. Efektivitas Kursus dan pelatihan Menjahit Dalam menciptakan Lulusan yang Kompeten ... 109

D. Resume hasil Penelitian ... 115

1. Pengelolaan Lembaga Kursus Menjahit Tingkat Dasar Dalam Rangka Meningkatkan Kompetensi Lulusan ... 115

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Pengelolaan Kursus Menjahit ... 117

3. Efektivitas Kursus dan pelatihan Menjahit Dalam menciptakan Lulusan yang Kompeten ... 119

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 121

A. Simpulan ... 121

B. Saran ... 124

DAFTAR PUSTAKA ... 126 LAMPIRAN


(8)

xi

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Keterkaitan Antara Komponen Life Skill dalam Pembelajaran

Masyarakat pada Satuan dan Program PLS ... 26

Tabel 3.1 Jadwal Wawancara di Lapangan ... 46

Tabel 3.2 Jadwal Observasi di Lapangan ... 49

Tabel 4.1 Daftar Sarana LKP Ikhtiar Kemajuan ... 54

Tabel 4.2 Daftar Prasarana LKP Ikhtiar Kemajuan ... 54

Tabel 4.3 Daftar Nama Lulusan LKP Ikhtiar Kemajuan ... 55

Tabel 4.4 Daftar Identitas Informan Penelitian ... 58

Tabel 4.5 Jawaban Informan Mengenai Perencanaan Kegiatan Kursus Menjahit .. 60

Tabel 4.6 Jawaban Informan Mengenai Pengorganisasian Kegiatan Kursus Menjahit ... 65

Tabel 4.7 Jawaban Informan Mengenai Penggerakkan Kegiatan Kursus Menjahit ... 68

Tabel 4.8 Jawaban Informan Mengenai Pengawasan Kegiatan Kursus Menjahit ... 73

Tabel 4.9 Jawaban Informan Mengenai Penilaian Kegiatan Kursus Menjahit ... 75

Tabel 4.10 Jawaban Informan Mengenai Faktor Pendukung Dalam Pelaksanaan Kursus Menjahit ... 79

Tabel 4.11 Jawaban Informan Mengenai Faktor Penghambat Dalam Pelaksanaan Kursus Menjahit ... 85

Tabel 4.12 Jawaban Informan Mengenai Kejelasan Tujuan Dalam Efektivitas Kursus Menjahit ... 89 Tabel 4.13 Jawaban Informan Mengenai Ketepatan Waktu


(9)

xii

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan Kursus Menjahit ... 92 Tabel 4.14 Jawaban Informan Mengenai Ketepatan Sasaran

Dalam Kegiatan Kursus Menjahit ... 94 Tabel 4.15 Jawaban Informan Mengenai Ketepatan Pengukuran

Dalam Kegiatan Kursus Menjahit ... 96 Tabel 4.16 Jawaban Informan Mengenai Ketepatan Pembiayaan


(10)

xiii

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR


(11)

xiv

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Lampiran

Lampiran 1 Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data

Lampiran 2 Pedoman Wawancara Ketua dan Pengelola

Lampiran 3 Pedoman Wawancara Instruktur Menjahit

Lampiran 4 Pedoman Wawancara Peserta Kursus/Lulusan

Lampiran 5 Lembar Bimbingan Skripsi

Lampiran 6 Surat Keterangan Permohonan Mengadakan Penelitian Lampiran 7 Surat Keterangan Usulan Pengangkatan Pembimbing

Skripsi

Lampiran 8 Surat keterangan Pengangkatan Pembimbing Penyusunan Skripsi/Karya Ilmiah

Lampiran 9 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 10 Surat Keterangan Uji Plagiat

Lampiran 11 Kurikulum dan Silabus

Lampiran 12 Lampiran Pola

Lampiran 13 Dokumentasi

Lampiran 14 Riwayat Hidup


(12)

xv

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan


(13)

i Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KURSUS DAN PELATIHAN MENJAHIT TINGKAT DASAR DALAM RANGKA MENINGKATKAN KOMPETENSI LULUSAN (Studi Deskriptif di LKP Ikhtiar Kemajuan Kalijati-Subang)” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri.

Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, 15 Oktober 2014 Yang membuat pernyataan,

Gina Yuliani Manaf NIM. 1000412


(14)

ii Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KURSUS DAN PELATIHAN MENJAHIT TINGKAT DASAR DALAM RANGKA MENINGKATKAN

KOMPETENSI LULUSAN

(Studi Deskriptif di LKP IkhtiarKemajuanKalijati-Subang)

Penelitian ini berawal dari hasil identifikasi terhadap lembaga kursus menjahit untuk menyiapkan lulusannya sehingga dapat diterima oleh perusahaan-perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui pengelolaan kursus dan pelatihan menjahit dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan, 2) mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan kursus dan pelatihan menjahit, 3) mengetahui efektivitas kursus dan pelatihan menjahit dalam menciptakan lulusan yang kompeten. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: konsep manajemen PLS, konsep dasar efektivitas, konsep kursus, konsep kompetensi, dan konsep kemitraan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan subyek penelitian sebanyak lima orang. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan triangulasi data. Beberapa temuan yang diperoleh dari peneliti anantara lain: 1) pengelolaan kursus dan pelatihan menjahit di LKP Ikhtiar Kemajuan sudah sesuai dengan prinsip dasar pengelolaan seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, pengawasan dan evaluasi terhadap lembaga dalam melaksanakan pelatihan menunjukkan adanya peningkatan terhadap kompetensi yang dimiliki oleh lulusan. 2) faktor pendukung dalam kegiatan kursus menjahit yaitu LKP Ikhtiar Kemajuan banyak menjalin kemitraan dengan perusahaan-perusahaan garment sehingga mempermudah lulusan dalam mendapatkan pekerjaan, namun lembaga juga memiliki faktor penghambat yaitu kurangnya sumber daya manusia dalam mengelola kegiatan kursus dan pelatihan menjahit, serta materi pembelajaran yang diberikan hanya materi untuk kursus tingkat dasar sehingga menghambat bagi lulusan untuk dapat membuka peluang usaha secara mandiri karena keterbatasan pengetahuan. 3) Kegiatan kursus dan pelatihan menjahit di lembaga kursus dan pelatihan Ikhtiar Kemajuan sudah berjalan dengan efektif serta dapat menciptakan lulusan yang kompeten dilihat dari tiga pendekatan yaitu input, proses, dan output. Hasil penelitian ini menyarankan pihak lembaga melakukan penambahan sumber daya manusia dalam hal tenaga pengajar atau instruktur yang memiliki kualifikasi yang sesuai dengan bidang kursus menjahit sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara lebih efektif, serta lembaga hendaknya melakukan penambahan tingkatan materi dari tingkat dasar, tingkat terampil sampai dengan tingkat mahir sehingga para lulusan dapat dengan mudah membuka peluang usaha secara mandiri dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.


(15)

iii Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kata Kunci :Efektivitas Pengelolaan, KompetensiLulusan

ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS OF SEWING COURSES AND TRAINING BASIC LEVEL MANAGEMENT TO IMPROVE

THE COMPETENCE OF GRADUATES

(Descriptive Study at LKP Ikhtiar Kemajuan Kalijati - Subang)

This research begins with identification result of sewing courses institution to prepare the graduates to be accepted by companies. The research was aimed at investigating 1) sewing course and training management to improve the graduates skill, 2) supporting and inhibiting factors in the implementation of sewing courses and training, 3) the effectiveness of sewing courses and training to create the competent graduates. The approaches used in this research are PLS management concepts, effectiveness basic concepts, course concepts, competency concepts, and partnership concepts. The method used in this research is descriptive method with qualitative approach by five participants as research subject. To collect the data, this research employed interviews, observation, documentation study, and triangulation data. The research found that 1) management of LKP Ikhtiar Kemajuan sewing courses and training is appropriate to basic principal of management such as: planning, organizing, mobilization, monitoring and evaluation of sewing courses and training institution showed by increasing skill level of the graduates. 2) The supporting factor in sewing course is LKP Ikhtiar Kemajuan have lot of partnerships with garment companies, so it making easier for graduates to get jobs, but the institution also have the inhibiting factor, such as lack of human resources to manage the sewing courses and training, and also teaching material that given is only for basic level so the graduates will have difficulties to be able to open up business opportunities independently because of lack of knowledge. 3) Sewing courses and training in LKP Ikhtiar Kemajuan has been run effectively and it can create competent graduates based on three

approaches, there are input, process, and output. The result of the research suggest the institution to increase number of the human resources, especially for teacher or instructor who are qualified in the field of sewing so that the learning process can be run more effectively, and the institution is suggested to increase number of level material, start from basic, skilled level up to advanced level so that graduates can easily open up business opportunities independently by their sufficient

knowledge and competency.


(16)

iv Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu KATA PENGANTAR

Pujidan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah. SWT. Yang telah melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Efektivitas Pengelolaan Kursus dan Pelatihan Menjahit Tingkat Dasar Dalam Rangka Meningkatkan Kompetensi Lulusan”.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Luar Sekolah. Penulis menyadari bahwa kekhilafan yang terjadi diantara penulisan skripsi ini semata-mata adalah keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, dengan keterbukaan sikap dan senang hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang positif untuk perbaikan dan penyempurnaan bagi penulis selanjutnya dimasa yang akan datang.

Akhir kata, semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat dijadikan bahan perluasan wawasan dan pengetahuan bagi pihak yang membaca. Semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan kemudahan bagi kita dalam menghadapi kompetensi kehidupan di dunia, amin.


(17)

v Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penulis

UCAPAN TERIMAKASIH

Saya menyadari bahwa tanpa bantuan dan dukungan dari setiap orang selama masa perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini, skripsi ini tidak akan selesai tepat pada waktunya. Semoga amal dan perbuatan yang telah mereka berikan kepada penulis mendapatkan pahala yang melimpah dari Allah SWT. Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan baik moril dan materi kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan perhargaan yang tulus kepada:

1. Kedua orang tua tercinta “mamah dan bapak”, yang telah memberikan semuanya mulai dari materi, doa yang tulus serta motivasi yang tiada henti bagi penulis. Terima kasih karena telah memberikan banyak pembelajaran berharga dalam menjalani dan memaknai hidup. Maafkan, jika selama ini ananda belum bisa memberikan hal yang terbaik. Skripsi ini penulis persembahkan untuk mamah dan bapak. Gina saying mamah dan bapak. 2. Bapak Prof. Dr. Mustofa Kamil,M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah

memberikan masukan dan memberikan pencerahan serta membuka pemikiran dan wawasan penulis sehingga penulis berusaha dan berpikir.

3. Bapak Drs. Ade Cahyana,M.Sc selaku pembimbing II yang dengan sabar dan tekun memberikan koreksi serta masukan yang tiada henti, memberikan dukungan dan meluangkan waktu untuk membimbing sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.


(18)

vi Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bapak Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah dan Ibu Dr. Yanti Santini, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan bagi penulis selama menuntutil mu di Universitas Pendidikan Indonesia Khususnya Pendidikan Luar Sekolah. 5. Ibu/Bapak Dosen Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah membekali

penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan yang sangat berharga selama mengikuti perkuliahan.

6. Bapak Teguh selaku tata usaha Jurusan Pendidikan Luar Sekolah yang telah membantu penulis dalam pengurusan administrasi selama penyususnan skripsi.

7. Bapak Drs. Dedi Ginanjar selaku pimpinan LKP Ikhtiar Kemajuan dan Ibu Dra. Ida Ridaningsih selaku instruktur menjahit dan peserta kursus di LKP Ikhtiar Kemajuan yang telah memberikan kemudahan dan dukungan kepada penulis saat penyusunan skripsi ini. Semoga LKP Ikhtiar Kemajuan dapat terus berkembang dengan inovasi program yang baru.

8. Kakak satu-satunya “A Topik” dan kakak ipar “The Dewi” yang telah senantiasa memberikan dukungan baik moril maupun materil, terimakasih telah menjadi kakak yang terbaik.

9. Ketiga ponakanku Kirey Mustakila Ridwan, Chelsea Mustakila Ridwan, dan Gibran Milano Ridwan yang telah memberikan canda tawa kalian, kelakuan nakal kecil kalian memberikan kebahagiaan buat ateu.

10.Keluarga mamah dan bapak yang secara tidak langsung memberikan semangat kepada penulis selama menyusun skripsi ini.

11.Sahabat terbaik “My Rangers (Omi, Giwa, Resa, Elma) yang telah menemani perjalanan panjang selama empat tahun, memberikan kepercayaan, mendengarkan keluh kesah penulis, memberikan makna persahabatan yang begitu berarti bagi penulis, semoga kalian sukses.

12.Keluarga satu kost (Bucie, Cicit, Kiky, Dede, Lela, Desi, Juju, Rina, Tya, a dedi selaku penjaga kost, serta pemilik kostan A Cecep dan the Aas serta the


(19)

vii Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pipih beserta keluaraga) yang memberikan canda tawa selama 4 tahun ngekost di Al-Huda.

13.Teman seperjuangan (Jesika, Adila, Arif, Fhenia, Vera, Imas, Nuradriani) yang setia menemani disaat bimbingan dan selalu memberikan dukungan serta motivasi kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.

14.Teman – teman PLS angkatan 2010, dan teman-teman lainnya, sertapihak-pihak lain yang telah memberikan dukungan dan masukan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

15.Semua pihak yang tidak dapat tersebutkan namanya yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah disebutkan di atas namanya, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Bandung, 15 Oktober 2014


(20)

1

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor industri merupakan hal penting dalam pembangunan nasional. Selain sektor pertanian, peranan sektor industri terhadap pembangunan nasional menunjukan peningkatan yang signifikan dari setiap tahunnya. Peranan sektor industri lebih dominan pada negara-negara yang tergolong maju. Karena sektor industri memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sektor lain yaitu seperti nilai kapitalisasi modal yang ditanam sangat besar, melahirkan tenaga kerja dalam jumlah yang banyak, tidak hanya itu, sektor industri dapat mencipatakan nilai tambah dari setiap input atau bahan dasar yang diolah.

Anwar (2007:2) mengemukakan bahwa beberapa negara yang pada dekade 80-an dan 90-an dikenal sebagai Newly Industrialized Countries (negara indusrti baru) di Asia diantaranya Hongkong, Singapura dan Taiwan, merupakan negara-negara yang kontribusi sektor industrinya meningkat secara cepat jauh melebihi sektor pertanian. Di Indonesia, sejak Pembangunan Lima Tahun dicanangkan pada era Orde Baru, kontribusi sektor Industrinya selalu meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan sektor Industri di Indonesia ditandai dengan perubahan struktur perekonomian pada kota-kota besar di Tanah Air pada saat itu. Pergerakan sektor Industri yang demikian cepat di kota-kota besar di Indonesia telah membawa Indonesia pada pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang sangat signifikan sebesar rata-rata 7% pertahun selama dekade 1970 hingga 1990-an.

Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi yang memiliki pembangunan dalam sektor industri. Sektor industri yang berkembang di provinsi Jawa barat yaitu sektor industri tekstil (Garment). Sekitar 20% sektor industri garment berada di Kabupaten Subang. Banyaknya industri garment yang ada di Kabupaten Subang secara potensial akan berdampak pada penurunan jumlah


(21)

2

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengangguran di Jawa Barat. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) yang dilansir dalam (www.bps.go.id) yang diakses pada tanggal 16 Oktober 2014 data ketenagakerjaan di Provinsi Jawa Barat pada bulan Februari 2013 ditandai dengan adanya peningkatan jumlah angkatan kerja, penduduk yang bekerja serta penurunan tingkat pengangguran. Pada bulan Februari 2013 jumlah angkatan kerja mencapai 20.388.637 orang, meningkat menjadi 249.979 jiwa dibandingkan dengan Februari 2012 (20.138.658 orang). Penduduk yang bekerja sebanyak 18.573.371 orang, bertambah 403.719 orang dibandingkan Februari 2012 dengan jumlah penduduk bekerja 18.160.652 orang. Di sisi lain, jumlah penganggur dalam kurun waktu tiga tahun terakhir terus mengalami penurunan. Pada bulan Februari 2013 terjadi penurunan 153.740 orang, yaitu dari 1.969.006 orang pada Februari 2012 menjadi 1.815.266 orang pada Februari 2013. Dengan demikian, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di provinsi Jawa Barat pada bulan Februari 2013 juga menurun sekitar 0,88 persen dibandingkan Februari 2012 yaitu 9,78 persen menjadi 8,90 persen. Akan tetapi jika dibandingkan dengan TPT di Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 1,89 persen, maka TPT Provinsi Jawa Barat masih terbilang tinggi untuk skala TPT di tingkat nasional.

Tingkat Pengangguran Terbuka yang masih terbilang tinggi menjadi tugas penting bagi pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam menekan tingginya angka pengangguran. Salah satu cara dalam menekan angka pengangguran yaitu dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Sumber daya manusia menjadi aset tenaga kerja yang efektif untuk menciptakan kesejahteraan. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilaksanakan melalui pendidikan formal, non formal, dan informal. Hal ini tercantum dalam Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu:

Pasal 1 ayat (10) satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, non formal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. Ayat (11) Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri deri pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Ayat


(22)

3

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(12) Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Sedangkan ayat (13) Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

Menurut Sudjana (2001:22) ketiga jalur pendidikan yaitu formal, non formal, dan informal perlu diperjelas lagi dengan menggunakan kriteria yang dapat membedakan antara pendidikan yang bersifat nonformal dengan pendidikan yang bersifat informal dan formal. Perbedaan antara pendidikan yang program-programnya bersifat nonformal dan informal dapat dikemukakan sebagai berikut. Pertama, pendidikan yang program-programnya bersifat nonformal, memiliki tujuan dan kegiatan yang terorganisasi, diselenggarakan di lingkungan masyarakat dan di lembaga-lembaga untuk melayani kebutuhan belajar peserta didik. Kedua, pendidikan yang program-programnya bersifat informal, tidak diarahkan untuk melayani kebutuhan belajar yang diorganisasi. Kegiatan yang bersifat informal lebih umum, berjalan dengan sendirinya dan berlangsung didalam lingkungan keluarga, serta melalui media massa, tempat bermain, dan sebagainya.

Pendidikan non formal sebagai salah satu dari tiga jalur sistem pendidikan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berguna sebagai pengganti, penambah, atau pelengkap pendidikan formal. Pendidikan nonformal berfungsi untuk mengembangkan peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional yang dapat dilakukan melalui pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus dan pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis. Hal ini tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 26 poin 4 bahwa :


(23)

4

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan pendidikan sejenis.

Salah satu satuan pendidikan nonformal yaitu lembaga kursus dan pelatihan, lembaga ini dapat menjadi wadah bagi sumber daya manusia untuk dijadikan aset tenaga kerja yang efektif untuk menciptakan kesejahteraan. Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) diselenggarakan untuk masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan melanjutkan usaha ke jenjang yang lebih tinggi. Hal tersebut tertera dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 3003 Pasal 26 ayat 5 menyebutkan bahwa :

Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Dewasa ini, laju pertumbuhan dan perkembangan lembaga kursus dikalangan masyarakat terbilang cepat, hal tersebut tidak terlepas dari tuntutan masyarakat dan dunia kerja. Industri garment memerlukan pegawai yang memiliki keahlian dan keterampilan menjahit. Maka dari itu, diperlukan layanan pendidikan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan dan keterampilan yang bergerak dibidang menjahit pakaian yaitu Lembaga Kursus dan Pelatihan menjahit. Akan tetapi, pada kondisinya di lapangan belum sesuai dengan penyelenggaraan lembaga kursus yang semestinya. Faktor biaya menjadi salah satu penyebab terjadinya pasang surut dalam melaksanakan kegiatan kursus. Banyak lembaga kursus hanya berjalan ketika ada unsur penunjang atau adanya dana yang turun ketika mengajukan proposal. Berjalan atau tidaknya suatu lembaga kursus tidak hanya tergantung kepada unsur biaya saja, yang memegang peranan penting dalam pelaksanaan kursus yaitu pengelolaan lembaga baik dalam melaksanakan kegiatan kursus atau pun dalam mendidik peserta didiknya untuk bisa menghasilkan lulusan yang berkompeten.


(24)

5

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan kegiatan kursus dikalangan masyarakat masih ditemukan beberapa kendala salah satunya penempatan kerja lulusannya. Kebanyakan lembaga kursus lepas tangan ketika peserta didiknya sudah lulus dan memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan di lembaga kursus tersebut. Tilaar

(1998) memaparkan bahwa pertama, tidak optimalnya penyerapan lulusan kursus

pada lapangan kerja yang ada yang mana masih ada lulusan kursus yang belum bekerja karena ketatnya persaingan di dunia industri. Kedua, kualifikasi lulusan kursus masih belum memenuhi standar industri, hal ini teridentifikasi pada saat peserta kursus mengikuti magang pada perusahaan-perusahaan mitra. Ketiga, belum terciptanya kemitraan antara lembaga kursus dan industri untuk menjembatani kesenjangan yang ada. Kemitraan yang terjalin pada saat ini belum mencapai suatu kondisi yang menguntungkan kedua belah pihak, dimana pihak industri masih merasa terbebani dengan adanya kegiatan magang diperusahaan.

Keempat, dibutuhkan biaya yang cukup besar untuk memenuhi kompetensi yang

ada. Kesadaran dan keinginan dari lembaga kursus untuk meningkatkan profesionalisme lembaganya masih terkendala dari segi hal pembiayaan yang cukup besar. Akan tetapi, tidak semua lembaga kursus sesuai dengan apa yang telah dipaparkan oleh Tilaar. Salah satu lembaga kursus yang bergerak di bidang menjahit yaitu Lembaga Kursus dan Pelatihan Ikhtiar kemajuan.

Lembaga kursus Ikhtiar Kemajuan didirikan untuk menekan angka pengangguran di Jawa Barat khususnya di Kota Subang. Berdasarkan data yang diambil dari Badan Pusat Statistik selama kurun waktu satu terakhir sebanyak 570 ribu orang atau sekitar 4,01% masyarakat bekerja di bidang industri. Data tersebut

diperkuat oleh hasil survey yang dilansir dalam

(http://green.kompasiana.com/iklim/2011/06/01/subang-kota-garmen-369413.html). Dunia perindustrian yang ada di Provinsi Jawa Barat, sebagian

besar terletak di Kabupaten Subang dan bergerak di bidang Industri Garment. Karena kabupaten Subang merupakan kabupaten yang masih terbuka lahan zona industri ± 80% dari 11.250 ha.


(25)

6

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peserta kursus menjahit di LKP Ikhtiar Kemajuan yaitu rata-rata lulusan SMP. Karena berdasarkan data yang didapat sekitar 90% siswa memilih untuk bekerja di pabrik garment daripada harus melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Alasan peserta kursus mengikuti kegiatan kursus menjahit adalah kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat dan kebutuhan akan skill atau keterampilan untuk bekerja di perusahaan karena berada dilingkungan perindustrian. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pengelola lembaga tersebut bahwa lulusan mampu diserap oleh perusahaan-perusahaan garment yang ada di lingkungan sekitar LKP tersebut. LKP ini telah banyak meluluskan peserta kursus, rata-rata lulusan dari LKP tersebut yaitu bekerja langsung diperusahaan-perusahaan garment yang berada dilingkungan lembaga tersebut. Lembaga yang berhasil adalah lembaga yang memiliki manajemen yang baik dari mulai perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, pembinaan, dan penilaian.

Berangkat dari pemikiran tersebut, maka kita dapat melihat pengelolaan lembaga kursus menjahit untuk menyiapkan lulusannya sehingga dapat diterima oleh perusahaan-perusahaan. Dan bagaimana pengelola terus mengeksistensikan lembaga kursus dikalangan masyarakat terlepas dari faktor biaya. Tidak hanya itu, sedikit sekali lembaga kursus yang menjalin kemitraan dengan perusahaan-perusahaan besar jika perusahaan-perusahaan tersebut tidak menerima keuntungan dari lembaga itu sendiri. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk mengkaji permasalahan tentang bagaimana efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan menjahit dalam meningkatkan kompetensi lulusan.

B.Identifikasi Masalah

Melihat dari latar belakang di atas, dapat diidentifikasi hal-hal sebagai berikut:

1. Banyaknya industri garment di Kabupaten Subang telah membuka peluang pekerjaan bagi masyarakat yang masih pengangguran.

2. Bekerja di pabrik garment diperlukan keahlian menjahit. Maka dari itu diperlukan layanan pendidikan yang berbasis terhadap kebutuhan peserta


(26)

7

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didik. Layanan pendidikan yang menyediakan pembelajaran berdasarkan kebutuhan peserta didik yaitu Lembaga Pendidikan Keterampilan Ikhtiar Kemajuan.

3. Lembaga Pendidikan Keterampilan Ikhtiar Kemajuan bergerak di bidang Menjahit garment, Mekanik garment, Cutting/memotong, dan Quality control. 4. Lembaga ini telah menciptakan orang-orang yang ahli dalam bidang menjahit

dan telah meluluskan sebanyak 500 orang setiap tahunnya.

5. Adanya peran pengelola lembaga kursus dalam memberikan arahan lebih lanjut kepada lulusan untuk menghadapi persaingan dalam dunia kerja. Disamping itu, perusahaan menjalin kemitraan dengan lembaga kursus dan pelatihan menjahit sehingga lulusan bisa langsung ditempatkan.

C.Perumusan Dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan pemaparan kondisi diatas, penulis merumuskan masalah yaitu

bagaimanakah efektivitas pengelolaan kursus menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan? Berdasarkan permasalahan tersebut,

maka secara khusus permasalahan yang akan dikaji adalah:

1. Bagaimana pengelolaan lembaga kursus menjahit tingkat dasar di LKP Ikhtiar kemajuan dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan?

2. Apakah faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan kursus dan pelatihan menjahit?

3. Bagaimana efektivitas kursus dan pelatihan menjahit dalam menciptakan lulusan yang kompeten?

D.Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini ialah untuk mengetahui efektivitas pengelolaan kursus menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengelolaan kursus dan pelatihan menjahit dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan.


(27)

8

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan kursus dan pelatihan menjahit.

3. Untuk mengetahui efektivitas kursus dan pelatihan menjahit dalam menciptakan lulusan yang kompeten

E.Manfaat Penelitian

1. Manfaat secara teoritis

Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini yaitu dapat memberikan sumbangsih teori dalam hal manajemen kelembagaan yang dapat dikembangkan dalam mata kuliah manajemen pelatihan.

2. Manfaat secara praktisi

a. Bagi Peneliti diharapkan dapat dijadikan bahan kajian untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang pengelolaan lembaga kursus dalam meningkatkan kompetensi lulusan.

b. Bagi Lembaga diharapkan dapat menjadi rujukan bagi lembaga penyelenggara kursus khususnya untuk meningkatkan kompetensi lulusannya sehingga dapat diterima dalam dunia kerja.

c. Sebagai bahan kajian bagi pihak yang berminat untuk meneliti lebih lanjut terhadap aspek yang sama dengan kajian yang berbeda.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Merujuk pada pedoman Penulisan Karya Ilmiah (2013 : 18) penulisan penelitian ini dibagi kedalam lima bab guna mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan penulisan, ke lima bab tersebut terdiri atas :

BAB I Pendahuluan, berisikan uraian-uraian yang meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah, perumusan dan pembatasan


(28)

9

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi.

BAB II Kajian Pustaka, merupakan konsep yang melandasi permasalahan penelitian dalam penelitian yang dilakukan.

BAB III Metode Penelitian, meliputi lokasi metode penelitian yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian, teknik pengumpulan data, lokasi dan subjek penelitian, langkah-langkah penelitian, analisis data penelitian dan validitas data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisikan uraian-uraian hasil penelitian dan pembahasannya.

BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi, berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan Rekomendasi bagi pihak-pihak terkait atau pembaca pada umumnya guna memberikan masukan.


(29)

39

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini mengenai pengelolaan program kursus dan pelatihan menjahit dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan yang dilaksanakan di LKP Ikhtiar Kemajuan yang beralamat di Kp.Binawarga RT12/04 Desa Kalijati Timur Kec.Kalijati-Subang Jawa Barat. Tempat penelitian tersebut menjadi tempat penelitian yang diharapkan dapat memberikan informasi mengenai Efektivitas Pengelolaan Kursus dan Pelatihan Menjahit Tingkat Dasar Dalam Rangka Meningkatkan Kompetensi Lulusan.

2. Subjek Penelitian

Sampel dalam penelitian kualitatif dinamakan narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif, bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan dari penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori (Sugiyono,2007:216). Sejalan dengan Moleong (2008:85), pada penelitian kualitatif dikatakan bahwa subjek penelitian tidak melibatkan penggunaan populasi maupun sampel yang banyak, akan tetapi pemilihan subjek tersebut dilakukan secara purposive yang terpenting dapat memberikan informasi secara jelas sehingga dapat mengungkapkan masalah dari penelitian tersebut.

Sumber informan dipilih berdasarkan beberapa persyaratan. Seperti yang diungkapkan oleh Faisal dalam Sugiyono (2007:221), sampel sebagai sumber data atau informan sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya.

b. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti.


(30)

40

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “kemasannya” sendiri.

e. Mereka yang pada mulanya tergolong “cukup asing” dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau narasumber.

Jumlah subjek penelitian ini terdiri dari lima orang informan. Subjek utama penelitian yaitu satu orang pengelola, satu orang intruktur, dan tiga orang peserta kursus untuk memperkuat data yang diperoleh dari subjek utama.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah suatu proses berurutan yang memberikan gambaran keseluruhan dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengumpulan data, analisis serta penafsiran data yang dilakukan dari awal sampai akhir penelitian. Menurut Moleong (2008:17) ada empat tahap yang harus dilaksanakan oleh peneliti dalam menjawab pertanyaan penelitian, yaitu:

1. Tahap Pra-Lapangan

Kegiatan awal dari tahap pra lapangan ini yaitu menyusun rancangan penelitian, memilih lokasi penelitian, memilih sumber informasi, membuat proposal penelitian, mengurus perijinan, dan menyiapkan perlengkapan penelitian.

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan observasi langsung ke tempat penelitian yaitu LPK Ikhtiar Kemajuan yang beralamat di Kp.Binawarga RT12/04 Desa Kalijati Timur Kec. Kalijati-Subang Jawa Barat. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi awal mengenai pokok permasalahan yang ada dilembaga tersebut kemudian akan ditentukan sebagai tempat penelitian. Setelah itu, peneliti melakukan perizinan kepada pihak lembaga dan menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya penelitian ini.

2. Tahap Pekerjaan lapangan

Tahap pekerjaan lapangan merupakan proses pengambilan data terhadap sumber informasi dengan menggunakan teknik pengambilan data yang digunakan oleh peneliti yaitu wawancara, observasi, studi dokumentasi dan studi kepustakaan.


(31)

41

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahap ini peneliti memilih data yang akan digunakan sebagai fokus kajian utama dalam masalah penelitian dan melakukan pemilihan sumber informan yang dapat menunjang kelengkapan data yang dibutuhkan serta pemilihan metode yang akan digunakan dalam penelitian tersebut. Kemudian, peneliti menyusun instrument penelitian, mengumpulkan data yang ada di lapangan, serta membuat kesimpulan dari hasil data yang didapat di lapangan.

3. Tahap Analisis Data

Pada tahap ini merupakan tahap penentuan, dimana peneliti menganalisis hasil data dan informasi yang diperoleh di lapangan.Tidak hanya itu, peneliti juga mencari hasil jawaban dari permasalahan penelitian yang telah dilaksanakan.Kegiatan analisis data diawali dengan mengumpulkan data dan informasi yang berasal dari hasil wawancara, observasi, pengamatan dan dokumentasi. Kemudian data yang sudah diperoleh diolah dengan menggunakan kaidah yang relevansi dalam pendekatan kualitatif.

4. Tahap Penelitian Laporan

Tahap ini merupakan tahap pembuatan laporan hasil penelitian kita yang telah dianalisis dan dicocokkan dengan data maupun sumber informan ataupun dengan teori-teori yang relevan.

Pada tahap pelaporan, semua tahapan kegiatan yang telah dilaksanakan selama penelitian disajikan oleh peneliti. Peneliti mengumpulkan data yang telah diperoleh selama berlangsungnya proses penelitian. Kemudian analisis data dilakukan secara terus menerus selama proses kegiatan penelitian dan data yang dibutuhkan terkumpul. Pengolahan data yang berupa laporan awal atas perbandingan data empirik dengan teoritik dan pengolahan data terakhir dilakukan setelah data yang diperoleh lengkap.Tahap penulisan laporan merupakan tahap akhir dari penyusunan hasil penelitian.Setelah itu, peneliti melakukan diskusi dan konsultasi dengan pembimbing dan disetujui untuk diujikan. Laporan penelitin tersebut disajikan dalam bentuk outline dengan ketentuan yang berlaku di lingkungan Universitas.


(32)

42

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Metode Penelitian

Metode merupakan suatu kerangka kerja yang digunakan untuk melakukan suatu tindakan atau suatu kerangka berfikir dalam menyusun gagasan, yang beraturan, terarah dan berkonteks yang berkaitan dengan maksud dan tujuan tertentu. Jadi, metode merupakan suatu sistem yang dibuat terdiri dari beberapa unsur yang saling berkaitan.

Penelitian merupakan kegiatan mengkaji, secara teliti dan teratur dalam suatu bidang ilmu dengan kaidah tertentu. Mengkaji merupakan suatu usaha untuk memperoleh dan menambah pengetahuan. Dalam suatu penelitian terdapat kegiatan penyelidikan yaitu mencari fakta-fakta secara teliti dan teratur dengan kaidah tertentu untuk menjawab suatu pertanyaan serta menyelidiki untuk menjelaskan suatu fenomena.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif menurut Sugiyono (2013: 15) digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah dimana peneliti berperan sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi. Menurut Moleong (2007:6) menjelaskan bahwa:

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan,dll., secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif karena didasari bahwa penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai Efektivitas Pengelolaan Kursus dan Pelatihan Menjahit Tingkat dasar Dalam Rangka meningkatkan Kompetensi Lulusan di LKP Ikhtiar Kemajuan. Adapun masalah yang akan dikemukakan dalam penelitian ini, yang Pertama adalah pengelolaan kursus dan pelatihan menjahit tingkat dasar dalam rangka


(33)

43

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan kompetensi lulusan. Kedua, faktor pendukung dan faktor penghambat dalam pengelolaan kursus dan pelatihan menjahit yang di selenggarakan di LPK Ikhtiar Kemajuan. Ketiga, efktivitas pengelolaan kursus dan pelatihan menjahit dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan.

Menurut Surakhmad, (1998:139) “metode merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah peneliti memperhitungkan kewajaran

ditinjau dari penelitian”. Dengan demikian, metode penelitian merupakan cara

dalam memecahkan suatu permasalahan dalam proses penelitian. Sejalan dengan hal tersebut, Sugiyono (2011:3) mengemukakan bahwa secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

kegunaan tertentu”. Artinya, metode penelitian merupakan alat yang digunakan

oleh peneliti untuk mendapatkan suatu kesimpulan dari objek yang sedang diteliti berdasarkan data-data yang telah diperoleh di lapangan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi atau studi kasus yang berdasarkan pada kenyataan dan fakta dari data yang diperoleh di lapangan yang berkaitan dengan objek penelitian. Menurut Surakhmad (1998:139) bahwa penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada sekarang.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif karena metode ini dirasa tepat dan sesuai dengan permsalahan yang ditemukan di lapangan yang berkaitan dengan situasi dan kondisi saat ini. Kemudian untuk memahami relasi antar peserta didik dengan lembaga serta berusaha menemukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap lembaga dalam melaksanakan programnya. Dalam penelitian ini penulis tidak hanya mengumpulkan data dan menggambarkan kegiatan yang sedang berlangsung tetapi meliputi analisa, penafsiran, dan kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian.


(34)

44

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berikut ini ialah kajian definisi operasional yang berdasarkan pada kamus besar Bahasa Indonesia, yaitu:

1. Efektivitas adalah pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Efektivitas dalam kajian ini yaitu pengukuran keberhasilan yang telah dicapai oleh pengelola lembaga kursus dan pelatihan menjahit dalam meningkatkan kompetensi lulusannya.

2. Pengelolaan dalam kajian ini artinya kegiatan yang dilakukan bersama dan melalui orang-orang serta kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

3. Kursus dalam kajian ini artinya pengetahuan atau keterampilan menjahit yang diberikan kepada para peserta didik dalam waktu yang relative singkat sehingga orang yang tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan menjahit menjadi orang yang terampil dan berpengetahuandalam bidang menjahit. 4. Kompetensi menurut Sudjana (2010) adalah seperangkat pengetahuan,

keterampilan, sikap, perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Kompetensi dalam kajian ini yaitu kemampuan menjahit yang dimiliki oleh peserta kursus yang telah sesuai dengan standar kemampuan yang telah ditetapkan oleh lembaga kursus.

5. Lulusan dalam kajian ini berarti orang yang telah selesai mengkuti kegiatan kursus menjahit.

E. Instrumen Penelitian

Dalam melakukan penelitian kualitatif, instrument utama pada penelitian ialah peneliti sendiri karena peneliti yang melakukan semua tahapan penelitian dari awal sampai akhir. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sugiyono

(2007:223) “the researcher is the key instrument”. Peneliti adalah merupakan

instrument kunci dalam penelitian kualitatif. Artinya, instrument utamanya yaitu peneliti sendiri, peneliti harus terjun langsung ke lapangan untuk menghimpun data dari sumber informasi di lapangan agar mengetahui segala macam bentuk informasi yang ditemukan di lapangan. Setelah fokus penelitian jelas, maka


(35)

45

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kemungkinan akan dikembangkan menjadi instrument penelitian sederhana. Dalam instrument penelitian, penulis menggunakan pedoman wawancara dan pedoman observasi agar diharapkan dapat memperoleh informasi dari narasumber yang sesuai dengan fokus permasalahan sehingga tujuan penelitian dapat tercapai.

F. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2007:224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu:

1. Wawancara

Wawancara adalah proses yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi baik dilakukan secara langsung ataupun tidak langsung terhadap seorang atau lebih yang bertujuan untuk menemukan permasalahan. Menurut Esterberg dalam Sugiyono (2007:231) wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk menukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam melakukan ini, wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang menjadi sumber utama informasi penelitian. Peneliti melakukan wawancara terlebih dahulu bersama pengelola LKP yaitu Bapak Dedi Ginanjar hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan informasi awal mengenai pokok permasalahan yang ada dilembaga.

Setelah mengetahui permasalahan yang akan diteliti, selanjutnya peneliti melakukan wawancara kembali dengan beberapa informan yang terdiri dari satu orang pimpinan LKP, satu orang instruktur menjahit, dua orang peserta kursus dan satu orang lulusan guna mendapatkan data yang sesuai dengan kajian penelitian mengenai pengelolaan lembaga kursus dan pelatihan menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan.

Wawancara dilakukn dalam penelitian ini yaitu bertujuan untuk menemukan permasalahan dimana pihak yang diajak wawancara diminta informasi yang berupa pendapat atau ide. Kemudian peneliti mendengarkan secara teliti dan


(36)

46

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencatat apa yang dikemukakan oleh para informan kunci. Pertanyaan yang ditanyakan kepada para informan berdasarkan pada pedoman wawancara yang telah dibuat sebelumnya oleh peneliti.

Berikut ini ialah rincian kegiatan yang dilakukan dalam memperoleh data penelitian dari subjek penelitian di lapangan.

Tabel 3.1

Jadwal Wawancara di Lapangan

No Tanggal

Wawancara

Tempat Subyek

Wawancara

Kegiatan yang dilakukan

Durasi dan alat yang digunakan

1. 24 Februari 2014 Ruangan Pengelola

Lembaga

Pengelola Lembaga

Wawancara ke LKP guna menanyakan situasi dan kondisi

lembaga serta memperkenalkan diri

dan meminta izin akan melakukan

penelitian di lembaga.

90 menit Recorder dan alat

tulis

2. 7 Maret 2014 Ruangan Pengelola Lembaga Pengelola Lembaga Memberikan surat pengantar observasi

dari jurusan untuk melakukan penelitian

di LKP Ikhtiar Kemajuan serta melakukan wawancara awal mengenai profil lembaga dan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh

90 menit Recorder handphone


(37)

47

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lembaga. 3. 15 September

2014 Ruangan Pengelola Lembaga Pengelola Lembaga Melakukan kegiatan wawancara dengan pengelola yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian program kursus menjahit di LKP Ikhtiar Kemajuan.

120 menit Recorder dan alat

tulis

4. 16 September 2014 Instruktur Menjahit Ruang pembelajaran Melakukan observasi proses pembelajaran kursus menjahit dan wawancara terhadap Instruktur Menjahit (IM) guna memperoleh data mengenai pelaksanaan dan evaluasi dalam kegiatan pembelajaran kursus menjahit serta faktor

pendukung dan faktor penghambat dalam kegiatan kursus menjahit. 120 menit Recorder handphone dan pengamatan langsung

dan alat tulis

5. 19 September 2014 Ruang Pengelola Lembaga Pengelola Lembaga Melanjutkan wawancara terhadap Pengelola (P) kursus

120 menit Recorder handphone


(38)

48

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan pelatihan menjahit mengenai

penggerakkan, pengawasan, dan evaluasi serta faktor

pendukung dan faktor penghambat kegiatan kursus dan

pelatihan menjahit. 6. 22 September

2014

Ruang pembelajaran

Peserta Kursus 1 (PK1) dan Peserta Kursus 2(PK2) Melakukan kegiatan wawancara dan observasi kegiatan pembelajaran kursus menjahit bersama Peserta Kursus 1 (PK1) dan Peserta

Kursus 2 (PK2) mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian. 180 menit Recorder handphone

dan Alat tulis

7. 25 September 2014 Kediaman Lulusan Lulusan Kursus Menjahit Melakukan kegiatan wawancara terhadap lulusan kursus menjahit yang telah

bekerja di perusahaan garment.

60 menit Recorder dan foto handphone serta alat

tulis

8. 29 September 2014 Ruang pengelola Lembaga Pengelola Lembaga Menyerahkan surat pengantar penelitian dari Universitas 90 menit Recorder handphone


(39)

49

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekaligus melakukan wawancara dengan

pengelola guna melengkapi data wawancara yang masih kurang.

2. Observasi

Menurut Nasution dalam Sugiyono (2007:226) observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Marshall dalam Sugiyono (2007, 226) mengungkapkan melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut. Observasi dalam penelitian ini termasuk kedalam jenis observasi partisipatif pasif karena peneliti hanya mengamati kegiatan yang sedang berlangsung dilembaga tidak melakukan apa yang dilakukan oleh sumber informan. Peneliti melakukan observasi partisipatif pasif yaitu untuk mengetahui kondisi objektif di lapangan, mengamati secara langsung kondisi lembaga kursus menjahit termasuk sarana dan prasarana, serta pengelolaan kursus menjahit yang dilakukan oleh pengelola dalam meningkatkan kompetensi peserta didiknya sehingga dapat diterima oleh perusahaan garment. Adapun jadwal observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Jadwal Observasi di Lapangan

No Tanggal

Observasi Kegiatan yang dilakukan Alat yang digunakan

1. 25 Februari 2014 Mengobservasi awal dengan melihat situasi dan kondisi

lembaga kursus Ikhtiar Kemajuan.

Foto handphone dan pengamatan langsung


(40)

50

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kegiatan manajemen lembaga yaitu dalam hal merekrut peserta kursus.

handphone

3. 22 September 2014

Mengamati proses kegiatan pembelajaran kursus

menjahit.

Foto handphone dan pengamatan langsung

4. 27 September 2014

Melakukan pengamatan dalam hal kegiatan evaluasi

yaitu dalam bentuk tes praktek menjahit.

Foto handphone dan Pengamatan langsung

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi menurut Sugiyono (2007:241) adalah pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Studi dokumentasi dapat berbentuk gambar, seperti foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Teknik dokumentasi ini digunakan agar hasil penelitian yang diperoleh menjadi lebih kredibel/ dapat dipercaya melalui berbagai dokumen yang bisa dipertanggung jawabkan selama peneliti berada di lapangan. Adapun sasaran dari studi dokumentasi ini ialah dokumen yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan kursus menjahit sehingga dokumen tersebut dapat mendukung keabsahan jawaban yang dikemukakan oleh para informan kunci.

G. Triangulasi Data

Menurut Sugiyono (2007:241) dalam teknik pengumpulan data, triangulasi data ialah mengumpulkan data dari berbagai sumber dan teknik yang telah ada, sekaligus menguji kredibilitas data tersebut. Berdasarkan pengertian tersebut, pada tahap ini, peneliti menggabungkan semua informasi yang ditemukan dilapangan dan mengecek kembali data-data dengan menggunakan sumber dan teknik pengambilan data.


(41)

51

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Triangulasi teknik, artinya peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti menggunakan wawancara, observasi partisipatif pasif, studi dokumentasi.

H. Analisi Data

Menurut Bogdan dalam Sugiyono (2007:244) menyatakan analisis data kualitatif ialah proses mencari dan menyusun secara sitematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga mudah difahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Menurut Sugiyono (2007:247-252) untuk mengolah dan menganalisis data yang telah diperoleh dalam penelitian menggunakan beberapa langkah, yaitu:

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data yaitu proses memilih, menyortir data sesuai dengan persoalan yang ditemukan di lapangan serta memberikan gambaran yang lebih terarah mengenai hasil pengamatan di lapngan dan berlangsung selama masa penelitian. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

2. Data Display (penyajian Data)

Penyajian data merupakan upaya untuk menyajikan data guna melihat gambaran keseluruhan data atau bagian-bagian tertentu dari penelitian.Penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dalam bentuk teks naratif dari catatan lapangan. Hal ini sejalan dengan Miles dan Huberman dalam

Sugiyono (2007:249) menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.


(42)

52

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2007:252) langkah ketiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Pada awalnya kesimpulan sementara belum terlihat dengan jelas maknanya, akan tetapi dengan bertambahnya data sehingga dapat lebih terlihat jelas makna dari data-data yang dikumpulkan di lapangan kemudian diverifikasi selama penelitian tersebut berlangsung.


(43)

121

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini, penelitiakan mengemukakan kesimpulan dan saran berdasarkan temuan hasil penelitian dari uraian bab-bab sebelumnya mengenai

masalah yang diteliti yaitu “Efektivitas Pengelolaan Kursus dan pelatihan

menjahit Tingkat Dasar Dalam Rangka Meningkatkan Kompetensi Lulusan”.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dipaparkan pada bab IV, peneiliti dapat menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Pengelolaan Kursus dan Pelatihan Menjahit Dalam Rangka Meningkatkan Kompetensi Lulusan

Pengelolaan kursus dan pelatihan menjahit yang dilakukan di Lembaga Kursus dan Pelatihan Ikhtiar Kemajuan yang meliputi tahap perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan/pelaksanaan, pembinaan/pengawasan, dan penilaian /evaluasi ternyata berdampak terhadap peningkatan kompetensi lulusan. Hal tersebut dapat dilihat dari aspek perencanaan yaitu identifikasi kebutuhan, melakukan perekrutan peserta kursus berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan, menyusun program atau kegiatan yang sesuai dalam meningkatkan kompetensi peserta, menjalin kemitraan dengan berbagai perusahaan, merumuskan biaya operasional yang digunakan untuk pengadaan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan kursus menjahit.Untuk aspek pengorganisasian lembaga meliputi pengumpulan SDM (anggota) dan SDA (fasilitas), pembagian tugas kerja berdasarkan kompetensi yang dimiliki dan pemanfaatan pembiayaan yang digunakan untuk kepentingan lembaga. Pada aspek pelaksanaan, diketahui bahwa untuk penggerakkan yang dilakukan pengelola dalam melaksanakan kegiatan kursus menjahit, lembaga memberikan motivasi kepada lulusan yang dilakukan melalui pendekatan secara kekeluargaan berupa pengarahan tentang apa yang akan dicapai oleh lulusan ketika selesai mengikuti kegiatan kursus menjahit. Untuk aspek pembinaan/pengawasan lembaga melakukan kegiatan yang terdiri


(44)

122

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dari supervise dan monitoring dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas seluruh komponen pengelolaan lembaga mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi serta menilai kinerja pengelola untuk meningkatkan mutu kinerja para anggota LKP Ikhtiar Kemajuan. Penilaian yang dilakukan di lembaga ini terdiri dari dua aspek yaitu penilaian terhadap hasil pembelajaran dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan kegiatan kursus menjahit. Penilaian hasil pembelajaran kursus dilakukan dalam bentuk tes praktekmenjahit hasilnya dapat dilihat dari kecepatan dan kerapihan dalam mengerjakan praktek menjahit tersebut. Adapun hasil dari penilaian pelaksanaan kegiatan kursus merupakan gambaran mengenai proses kegiatan kursus menjahit, pengelola meninjau secara langsung apakah peserta kursus sudah mengikuti kegiatan proses pembelajaran yang telah diberikan dan melihat kembali bagaimana peserta memperlihatkan hasil pembelajaran yang telah diperoleh selama mengikuti kegiatan kursus menjahit.apakah materi yang telah disampaikan oleh instruktur dapat dipahami atau tidak oleh peserta kursus.

2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat Kegiatan Kursus dan Pelatihan Menjahit

a. Faktor pendukung dalam kegiatan kursus menjahit di LKP Ikhtiar Kemajuan yaitu:

1) LKP mencipatakan lulusan yang berkompeten dibidang menjahit, hal tersebut dilihat dari banyak perusahaan yang mau menerima lulusan dari LKP.

2) LKP menjalin kemitraan dengan beberapa perusahaan sehingga dapat dengan mudah menempatkan lulusan di setiap perusahaan garment.

3) Dalam proses pembelajaran, LKP menggunakan pendekatan secara kekeluargaan sehingga terjalin hubungan yang sangat erat antara peserta kursus, instruktur, dan pihak pengeloa.

4) LKP selalu mengikuti perkembangan-perkembangan yang terjadi dalam Dunia Usaha dan Dunia Industri serta program-program baru yang akan


(45)

123

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan maupun Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi.

5) LKP juga memfasilitasi kelengkapan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang disesuaikan lagi dengan perkembangan jaman dan teknologi.

b. Faktor penghambat dalam kegiatan kursus menjahit yaitu:

1) Luas bangunan yang tidak memadai sehingga menghambat proses pembelajaran.

2) Dari segi pembiyaan, lebih banyak pengeluaran jika dibandingkan dengan pemasukan karena LKP tidak hanya mengandalkan biaya yang diperoleh dari pemerintah, LKP juga berusaha secara mandiri untuk menutupi kekurangan yang dibutuhkan.

3) Kurangnya sumber daya manusia sehingga tugas atau jabatan yang seharusnya dipegang oleh dua orang pada kenyataannya hanya satu orang saja.

4) materi yang diberikan hanya materi untuk peserta kursus tingkat dasar, hal tersebut menghambat bagi lulusan jika ingin membuka lapangan pekerjaan sendiri dengan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki.

5) Tantangan yang dihadapi ketika melakukan ketika melakukan identifikasi kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) yang akan disesuaikan kembali dengan perkembangan teknologi dan era globalisasi.

6) Pihak pengelola harus selalu mengetahui terhadap perkembangan-perkembangan yang terbaru khususnya dalam hal program-program yang akan diselenggarakan oleh pemerintah atau tentang Lembaga Pendidikan Keterampilan agar bisa lebih baik untuk kedepannya.

3. Efektivitas Kegiatan Kursus dan Pelatihan Menjahit Dalam Menciptakan Lulusan Yang Kompeten

Efektivitas kegiatan kursus dan pelatihan menjahit di lembaga kursus dan pelatihan Ikhtiar Kemajuan dapat menciptakan lulusan yang kompeten. Hal


(1)

123

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan maupun Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi.

5) LKP juga memfasilitasi kelengkapan sarana dan prasarana untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang disesuaikan lagi dengan perkembangan jaman dan teknologi.

b. Faktor penghambat dalam kegiatan kursus menjahit yaitu:

1) Luas bangunan yang tidak memadai sehingga menghambat proses pembelajaran.

2) Dari segi pembiyaan, lebih banyak pengeluaran jika dibandingkan dengan pemasukan karena LKP tidak hanya mengandalkan biaya yang diperoleh dari pemerintah, LKP juga berusaha secara mandiri untuk menutupi kekurangan yang dibutuhkan.

3) Kurangnya sumber daya manusia sehingga tugas atau jabatan yang seharusnya dipegang oleh dua orang pada kenyataannya hanya satu orang saja.

4) materi yang diberikan hanya materi untuk peserta kursus tingkat dasar, hal tersebut menghambat bagi lulusan jika ingin membuka lapangan pekerjaan sendiri dengan keterbatasan pengetahuan yang dimiliki.

5) Tantangan yang dihadapi ketika melakukan ketika melakukan identifikasi kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) yang akan disesuaikan kembali dengan perkembangan teknologi dan era globalisasi.

6) Pihak pengelola harus selalu mengetahui terhadap perkembangan-perkembangan yang terbaru khususnya dalam hal program-program yang akan diselenggarakan oleh pemerintah atau tentang Lembaga Pendidikan Keterampilan agar bisa lebih baik untuk kedepannya.

3. Efektivitas Kegiatan Kursus dan Pelatihan Menjahit Dalam Menciptakan Lulusan Yang Kompeten

Efektivitas kegiatan kursus dan pelatihan menjahit di lembaga kursus dan pelatihan Ikhtiar Kemajuan dapat menciptakan lulusan yang kompeten. Hal


(2)

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut dapat dilihat dari pengukuran efektivitas yang terdiri dari input, proses, dan output. Input terdiri dari aspek kejelasan tujuan dan ketepatan sasaran; proses terdiri dari aspek ketepatan waktu, dan ketepatan pembiayaan; output terdiri dari ketepatan pengukuran. Pada aspek kejelasan tujuan dapat dilihat dari tujuan lembaga yang mengacu terhadap visi dan misi lembaga yaitu melatih keterampilan peserta dan menempatkan di perusahaan, menyediakan calon tenaga kerja siap pakai, menyiapkan keperluan perusahaan semua tenaga kerja yang dibutuhkan di perusahaan garment, mendidik tenaga kewirausahaan masyarakat.Untuk aspek ketepatan sasaran dilihat dari identifikasi yang dilakukan oleh pihak lembaga yang bertujuan untuk mengetahui kebutuhan peserta didik sehingga pelaksanaan kegiatan kursus menjahit ini sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh peserta kursus. Aspek ketepatan waktu, waktu yang dibutuhkan oleh peserta sudah sesuai dengan waktu yang ditetapkan sebelumnya oleh pihak pengelola.Hal tersebut terlihat dari hasil dilapangan bahwa tidak sedikit peserta yang dapat menyelesaikan kegiatan kursus kurang dari waktu yang telah ditetapkan oleh pihak lembaga. Aspek ketepatan pembiayaan dilihat dari pengalokasian biaya yang digunakan untuk kepentingan lembaga seperti pembayaran listrik, perawatan mesin jahit, pembelian bahan-bahan ajar yang digunakan untuk proses pembelajaran, dan menggaji para anggota lembaga serta untuk biaya kepentingan lain yang tidak terduga. Pengukuran efektivitas selanjutnya yaitu ketetapan pengukuran yang dilihat dari kompetensi yang dimiliki oleh peserta kursus apakah sudah sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan oleh lembaga atau belum. Acuan untuk menentukan standar kompetensi yaitu berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) yang disesuaikan dengan Badan Sertifikasi Nasional Profesi (BNSP).

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diajukan rekomendasi untuk pihak yang terkait diantaranya sebagai berikut :


(3)

125

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Peserta Kursus

Diharapkan agar lebih giat dan tekun dalam melaksanakan kegiatan kursus menjahit, sehingga apa yang diinginkan setelah mengikuti kegiatan kursus menjahit bisa tercapai. Kemudian, teruslah selalu berusaha menggali ilmu untuk lebih berkembang sehingga bisa menjadi sumber daya manusia yang memiliki kualitas serta bermanfaat bagi kehidupan disekelilingnya.

2. Lulusan

Diharapkan setelah mengikuti kegiatan kursus menjahit yang dilaksanakan di LKP Ikhtiar kemajuan, dan setelah memperoleh keterampilan menjahit yang mumpuni, lulusan dapat mengembangkan keterampilan yang dimilikidengan membuka usaha mandiri, sehingga mempunyai bekal untuk dimasa tua yang akan datang, mengingat bekerja diperusahaan garment tidaklah selamanya.

3. Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Ikhtiar Kemajuan

Diharapkan bagi pihak lembaga melakukan penambahan sumber daya manusia dalam hal tenaga pengajar atau instruktur yang memiliki kualifikasi yang sesuai dengan bidang kursus menjahit sehingga proses pembelajaran dapat berjalan secara lebih efektif, serta lembaga hendaknya melakukan penambahan tingkatan materi dari tingkat dasar, tingkat terampil sampai dengan tingkat mahir sehingga para lulusan dapat dengan mudah membuka peluang usaha secara mandiri dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai referensi bagi para peneliti lain yang tertarik untuk mengkaji lebih mendalam tentang peran faktor-faktor pengelolaan dalam lembaga kursus untuk meningkatkan kompetensi lulusannya. Diharapkan hal-hal yang belum tergali dalam studi ini, seperti antara lain: kepemimpinan, dinamika pelaksanaan, dan kepercayaan (trust) kepada lembaga pelatihan dari para pengguna kursus, dapat dikaji secara lebih mendalam dalam meningkatkan peran lembaga pelatihan dalam meningkatkan sumber daya manusia yang lebih berpengetahuan, berkeahlian, dan lebih cerdas.


(4)

126 Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Anwar. (2006). Pendidikan Kecakapan Hidup. Bandung: Alfabeta Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan, 2010

Handayaningrat. S. (1985). Sistem Birokrasi Pemerintah. Jakarta : CV. Mars. Agung

Kamil. M. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta

Kartasasmita, G. (1996). Pembangunan Untuk Rakyat : Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta: Pustaka CIDESINDO.

Makmur. (2011). Efektivitas Kebijakan Kelembagaan Pengawasan. Bandung: PT.Refika Aditama

Moleong, L.J. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

___________. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moeheriono. (2009). Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Bogor: Ghalia Indonesia

Muslich, Mansur. (2011). Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: PT.Rafika Aditama

Poerwadarminta. (1989) Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Saepudin, A. (2009). Manajemen Kemitraan Sekolah dengan Masyarakat

(Telaah, Konsep, Strategi dan Aplikasi). Bandung: Sarana Panca Karya Nusa.

Soetopo, H. (2012). Perilaku Organisasi. Jakarta : Erlangga

Sudarmanto. (2009). Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM. Yogyakarta: Pustaka Belajar


(5)

127

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sudjana, D. (2001). Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah Teori Pendukung Dan Asas. Bandung: Falah Production.

Sudjana, D. (2007). Sistem dan Manajemen Pelatihan Teori dan Aplikasi. Bandung: Falah Production.

Sudjana, D. (2010). Manajemen Program Pendidikan : Untuk Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

________ . (2013). Metode Kuantitaif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Surakhmad, Winarno. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah : Dasar, Metode dan

Teknik/Winarno Surakhmad.-Ed.8. Bandung : Tarsioto. Steers. RM. (1985). Efektivitas Organisasi.Jakarta: Erlangga

Tilaar, H.A.R (1998). Manajemen Pendidikan Nasional : Kajian Pendidikan Masa Depan. Bandung : Ramaja Rosdakarya.

Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Sumber Skripsi:

Artasasmita, R. (1985). Pedoman Merancang Sistem Kursus dan Latihan. Bandung: Jurusan Pendidikan Luar Sekolah IKIP Bandung.

Banowati, R. (2014). Upaya Pengelola Lembaga Kursus Menjahit Dalam mempersiapkan Lulusannya Memasuki Lapangan Kerja. Skripsi UPI. Anwar. M. dkk. (2007). Identifikasi Sektor Industri dan Peranannya Dalam

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Garut. Laporan UNPAD.

Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (2013). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumber Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah:


(6)

Gina Yulianti Manaf, 2014

Efektivitas pengelolaan kursus dan pelatihan

menjahit tingkat dasar dalam rangka meningkatkan kompetensi lulusan

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peraturan Pemerintah No 73 tahun 1991 Tentang Pendidikan Luar Sekolah

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003. Jakarta: Depdiknas.

Sumber Internet :

__________. (2013). Keadaan Ketenagakerjaan Februari 2013. Available in: http://www.bps.go.id/.html. [16 Oktober 2014]

__________. (2010). Teori Efektivitas. Available in: http://tesisdisertasi.blogspot.com/2010/10/teori-efektivitas.html. [20 Agustus 2014]

Muanley. (2012). Teori Efektivitas. Available in: http://teoriefektivitas.blogspot.com/2012/10/efektivitas-organisasi.html#. [6 November 2014]

__________. (2011). Subang Kota Garment. Available in: http://green.kompasiana.com/iklim/2011/06/01/subang-kota-garmen 369413.html. [24 mei 2014]

__________. (2012). Kursus. Available in