HUBUNGAN KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PARTISIPASI PESERTA KURSUS MENJAHIT DI LEMBAGA KURSUS DAN PELATIHAN (LKP) KUTILANG MEDAN.

(1)

MOTIVASI ORANGTUA MEMILIH SEKOLAH SEPAKBOLA (SSB)

UNTUK KEGIATAN OLAHRAGA ANAKNYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Sains

OLEH

JULIO PRATAMA P SILITONGA

NIM. 608214029

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya. Sehingga skripsi ini dapat selesai dengan baik. Skripsi ini dimaksud untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program sarjana Keilmuan di Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang telah banyak membantu penulis baik moril, waktu maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dan menyelesaikan kuliah. Secara khusus penulis mengucapkan terimakasih setulusnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si sekalu Rektor Unimed

2. Bapak Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Bapak Drs. Suharjo M.Pd selaku PD I, Bapak Drs. Mesnan M.Kes AIFO selaku PD II, Bapak Dr. Budi Valianto M.Pd selaku PD III 3. Bapak Drs. Benny Subadiman, M.Kes selaku ketua jurusan Ilmu

Keolahragaan. Ibu Dra. Rosmaini Hasibuan, M.Pd selaku Sekertaris Jurusan Ilmu Keolahragaan.

4. Bapak Drs. Ardi Nusri M.Kes,AIFO selaku Pembimbing Skripsi dan pembimbing akademik yang telah banyak membantu dan membimbing penulis dalam pembuatan skripsi.

5. Bapak dan Ibu pegawai perpustakaan FIK yang telah banyak menyediakan buku referensi.


(4)

iii

6. Seluruh Civitas Akademika FIK UNIMED yang telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Teristimewa kepada Ayah dan Ibu tercinta, S.Silitonga dan R br Panjaitan yang selalu mendoakan dan memberikan saya dukungan sepanjang hidup saya hingga selesai dalam studi.

8. Kepada Ka Natal, Lae Hutauruk dan Maria sikariting yang selalu mendukung dan mendoakan saya dalam penyelesaaian skripsi.

9. Saudara-saudara saya bang Raymond, Reyner, Febriyanti br Silitonga, Ani br Silitonga, sipudan Lestari br Silitonga yang selalu mendukung dan mendoakan saya dalam penyelesaaian skripsi.

10.Bapa uda W.Sinabariba, Tante dan Ruth dan seluruh keluarga yang tidak dapat disebut satu persatu yang telah banyak mendukung dalam penulisan ini.

11.Terkhusus buat si Roa Balang dan Advent Simangunsong yang telah banyak mendukung dan memberi doa dalam penyelesaian skripsi.

12.Bapak Kadisparpora Kota Binjai beserta jajarannya yang telah memberikan izin penelitian

13.Rekan–rekan mahasiswa FIK UNIMED khususnya anak-anak IKOR 2008

dan rekan-rekan ARAU.

Semua pihak yang tidak dapat ditulis satu persatu yang turut serta dalam memberikan bantuan dan sumbangan pemikiran selama penulis mengukuti perkuliahan. Skripsi ini tentu tidak luput dari kekurangan, baik menyangkut isi maupun yang berhubungan dengan kaidah penulisan, hingga memerlukan kritik


(5)

dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan, semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Akhirnya segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal ibadah yang diterima oleh Yang Maha Kuasa. Selanjutnya tulisan ini dipersembahkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan prestasi olahraga pada khususnya. Amin

Medan, Februari 2013 Penulis

Julio Pratama P Silitonga NIM: 608214029


(6)

i

ABSTRAK

JULIO PRATAMA P SILITONGA. Motivasi Orangtua Memilih Sekolah Sepakbola (SSB) Untuk Kegiatan Olahraga Anaknya (Pembimgbing : ARDI NUSRI)

Skripsi : Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan 2013 Medan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui motivasi orangtua memilih sekolah sepakbola (SSB) untuk kegiatan olahraga anaknya.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian adalah seluruh orangtua yang anaknya mengikuti latihan di SSB DISPARPORA dengan jumlah 145 orang. Sedangkan sampel penelitian diambil secara purposive sampling yang berjumlah 20 orang, dengan kriteria menjadi sampel adalah orangtua yang memiliki anak dengan usia 13 – 16 tahun. Tingkat motivasi orangtua memilih Sekolah Sepakbola (SSB) sebagai kegiatan olahraga anaknya dalam penelitian ini ditinjau dari 5 indikator, antara lain: kebutuhan mempertahankan hidup, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa motivasi orangtua memilih sekolah sepakbola yang paling dominan adalah kebutuhan akan penghargaan diri. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa persentase skor rata-rata sebesar 71,60% (72%) yang berarti bahwa secara umum tingkat motivasi orangtua memilih Sekolah Sepakbola (SSB) untuk kegiatan olahraga anaknya tergolong tinggi.


(7)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1. Kisi-kisi angket ... 30 2. Skor Penelaian Option Angket Favourable ... 31 3. Skor Penelaian Option Angket Unfavourable ... 31


(8)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Lampiran 1 Angket motivasi orangtua memilih SSB untuk kegiatan Olahraga anaknya ... 45 2. Lampiran 2 Perhitungan validitas angket ... 48

3. Lampiran 3 Perhitungan Validitas Angket ... 49

4. Lampiran 4 Rekapitulasi Jawaban Responden Pada Angket

penelitian... 52 5. Lampiran 5 Perhitungan Reabilitas Angket ... 53 6. Lampiran 6 Rekapitulasi Jawaban Responden Pada Angket ... 55 7. Lampiran 7 rekapitulasi jawaban reponden pada angket tiap

Indikator ... 56 8. Lampiran 8 Nilai-nilai product moment ... 61 9. Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian ... 62


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Lembaga Kursus dan Pelatihan merupakan dua satuan pendidikan nonformal seperti yang tertera dalam pasal 26 ayat (5) Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa: “Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi”. Program-program yang dapat diselenggarakan oleh lembaga kursus dan pelatihan ini adalah pendidikan kecakapan hidup, pendidikan kepemudaan, pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan kerja, pendidikan kesetaraan dan/atau pendidikan nonformal lain yang diperlukan masyarakat.

Kehadiran lembaga kursus dan pelatihan sebagai bentuk penyelenggaraan pendidikan non formal sangat berperan penting dalam menuntaskan pengangguran dan kemiskinan masyarakat, mengingat bahwa tingginya angka kemiskinan dan pengangguran berdasarkan data BPS pada Agustus 2011 yaitu sebesar 7,70 juta jiwa atau 6,56% dari jumlah angkatan kerja (15 tahun ke atas) dan jumlah penduduk miskin di Indonesia pada September 2011 mencapai 29,89 juta orang atau 12,36% dari jumlah penduduk Indonesia. Kondisi inilah yang melatarbelakangi upaya pembekalan kepada para pemuda usia produktif agar memiliki keterampilan sehingga dapat memperoleh pekerjaan atau berwirausaha.


(10)

2

Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu segera dilakukan langkah-langkah strategis melalui pengembangan program yang secara langsung dapat mengurangi pengangguran melalui kursus dan pelatihan terutama bagi usia produktif. Kursus dan pelatihan terbukti mampu menjangkau minat masyarakat serta akses lembaga keterampilan dan keahlian sesuai pasar kerja baik pedesaan dan perkotaan. Berdasarkan data dari Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Ditjen PAUDNI pada Januari 2013 bahwa “Jumlah lembaga kursus dan pelatihan di Sumatera Utara mencapai 815 LKP dari jumlah 10.914 LKP yang ada di Indonesia dengan berbagai jenis keterampilan”.

Pada satu sisi, perkembangan jumlah LKP sangat menggembirakan yang menandakan bahwa minat masyarakat terhadap kursus bertambah baik. Namun pada sisi yang lain, bertambahnya jumlah LKP yang cepat menimbulkan kekhawatiran terhadap kualitas pengelolaan proses pembelajaran, dan lulusannya. Keragaman kualitas LKP tersebut antara lain dipengaruhi oleh mutu tenaga pendidik, kurikulum, sarana dan prasarana, manajemen pengelolaan, dan proses pembelajaran. Mutu penyelenggaraan dan lulusan yang berkualitas telah menjadi kebutuhan masyarakat dan tuntutan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) yang mensyaratkan kompetensi tertentu yang harus dimiliki oleh lulusan kursus.

Salah satu kursus yang cukup diminati masyarakat adalah kursus menjahit. Kursus ini mampu menjawab kebutuhan masyarakat dalam industri pakaian, mengingat bahwa saat ini iklim industri konveksi semakin meningkat dan permintaan pasar konveksi semakin besar sehingga perusahaan banyak membutuhkan tenaga buruh jahit untuk memenuhi permintaan pasar.


(11)

Perkembangan itu terus menuntut penciptaan berbagai mode pakaian sehingga pakaian menjadi industri yang cukup diperhitungkan.

Oleh karena itu, kursus menjahit harus mempersiapkan tenaga ahli bidang busana yang memiliki pengetahuan, sikap, keterampilan, dan bertanggung jawab dalam pembuatan busana sesuai dengan tujuan kursus yang menghasilkan sumber daya manusia yang mengerti prinsip-prinsip dasar menjahit pakaian/tata busana dan mengaplikasikannya secara praktis untuk para konsumen dalam rangka memenuhi kebutuhan industri busana. Berkaitan dengan hal tersebut, maka dibuat standar kompetensi lulusan minimal dibidang keterampilan menjahit pakaian, yang diharapkan mempunyai asas keterpakaian dan berguna dimasyarakat umumnya, sehingga hasil lulusannya dapat dipertanggungjawabkan dan mempunyai daya saing dan daya jual yang tinggi dimasyarakat secara profesional. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka program/kegiatan menjahit harus terus diperluas sesuai dengan kebutuhan dan kondisi perkembangan masyarakat. Lebih lanjut, Kindervatter dalam Kamil (2009:54)) menjelaskan bahwa:

Konsep pendidikan non formal dalam kerangka pembangunan masyarakat dapat dilihat dari dua sisi peran, pertama masyarakat sebagai sumber daya pembelajaran, dan kedua masyarakat sebagai sasaran pembelajaran. Peran masyarakat sebagai sumber daya pembelajaran dapat dilihat dari daya dukung terhadap implementasi, pengelolaan, dan pengembangan program di masa depan. Sedangkan peran masyarakat sebagai sasaran, dapat dilihat dari tingkat partisipasinya dalam berbagai program non formal yang berhubungan dengan peningkatan kemampuan, keterampilan, dan kualitas dirinya.

Sehubungan dengan pernyataan tersebut, maka tingkat partisipasi peserta didik pada kursus menjahit sangat diharapkan dapat terealisasikan melalui proses pembelajaran yang menggunakan pendekatan andragogi (pendidikan orang dewasa) dan pendekatan partisipasif. Makna dari pendekatan ini adalah bahwa


(12)

4

dalam pelaksanaan pembelajaran yang sasarannya orang dewasa yaitu pada peserta kursus diasumsikan sebagai orang yang telah memiliki konsep diri, pengalaman, kesiapan dan orientasi belajar sehingga mereka dilibatkan dalam setiap tahapan kegiatan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana (2000:57) yang mengatakan bahwa: “Pembelajaran partisipatif bukan sekedar mengkondisikan peserta didik menjadi aktif, tetapi lebih dari itu ia mengkondisikan peserta didik terlibat langsung dalam kegiatan merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses pembelajaran”.

LKP Kutilang adalah salah satu lembaga non pemerintah yang menyelenggarakan kursus dibidang keterampilan menjahit pakaian khusus wanita dan anak-anak yang ada di kota Medan. LKP ini memberikan pendampingan kepada peserta didik agar memiliki kompetensi, bersertifikat, dan terserap dunia kerja atau berwirausaha.

Dalam proses pembelajaran yang berlangsung di LKP Kutilang ini, tidak semua peserta kursus menjahit berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran dikarenakan berbagai faktor seperti perbedaan motivasi belajar, usia yang beragam, latar belakang pendidikan, pengalaman belajar dan sebagainya. Lebih dari 50 % dari jumlah peserta tidak memiliki catatan pribadi yang lengkap mengenai pembelajaran yang dilakukan dalam setiap pertemuan. Padahal tidak ada pemberian modul kepada peserta. Proses pembelajaran yang dilakukan pada kursus ini terkesan terpaku pada tutor sebagai panduan belajar. Dalam setiap pertemuan, tutor hanya mengajarkan cara membuat suatu pola tertentu kemudian peserta disuruh menggunting dan langsung menjahit.


(13)

Banyak peserta yang hanya cenderung bergantung dengan arahan tutor. Mereka lebih memilih untuk mengikuti semua yang diinstruksikan tutor tanpa ada kegiatan untuk saling bertukar pikiran atau menyumbangkan pengalaman belajar yang dimiliki dalam mendesain busana. Mereka juga kurang berusaha mencari referensi lain mengenai menjahit sehingga tidak ada pengetahuan baru yang diperoleh dari luar kursus. Masih banyak peserta yang kurang mampu menyerap materi utama mengenai pembuatan pola, kebaya, kamisol dan payet walaupun tutor sudah menjelaskan berulang kali secara terbuka. Padahal pembelajaran kursus bersifat partisipatif, artinya peserta dituntut untuk lebih aktif dalam semua tahapan pembelajaran dan sangat berpeluang untuk mengembangkan segala potensi yang dimilikinya dalam menjahit. Hal ini penting dikarenakan orientasi kursus pada Skill peserta sebagai modal untuk menghadapi persaingan kerja nantinya.

Untuk dapat meningkatkan partisipasi peserta didik tersebut, maka peran kursus menjahit sebagai proses pemberdayaan seharusnya dirancang melalui suatu pendekatan yang didasarkan atas sikap yang perlu diciptakan oleh setiap peserta agar memiliki kepercayaan diri.

Percaya diri merupakan proses pengembangan aktualisasi diri (eksplorasi segala kemampuan dalam diri). Hal ini dapat diperoleh jika peserta didik benar-benar mau dengan segala kemampuan dan kreatifitasnya untuk tampil sebagai sosok yang penuh percaya diri sehingga cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan. Kepercayaan diri merupakan landasan yang kuat untuk meningkatkan karsa dan karya dalam bidang menjahit.


(14)

6

Dalam proses pembelajaran menjahit di LKP Kutilang banyak ditemukan permasalahan, seperti hasil karya peserta yang kurang memuaskan, mereka belum mampu menyalurkan bakat yang dimiliki dengan sepenuhnya, rasa takut melakukan kesalahan dalam menjahit sehingga cenderung mengikuti teman yang dianggap lebih pandai, kurang mandiri dalam menyelesaikan masalah yang berhubungan menjahit, rendahnya minat belajar, tidak berani menyalurkan ide atau gagasan baru dan sebagainya. Permasalahan tersebut merupakan bagian dari rendahnya kepercayaan diri. Menurut De Angelis (2005:15): ”Kurang percaya diri adalah problem yang rumit dan sulit, merupakan konflik pribadi yang ditandai dengan perasaan tidak berharga, tidak diterima oleh orang lain dan merasa dirinya lebih rendah dari orang lain”.

Salah satu langkah utama dalam membangun rasa percaya diri dengan memahami dan meyakini bahwa setiap peserta didik memiliki kelebihan dan kelemahan masing-masing. Pemahaman terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya ini akan melahirkan keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu sehingga pada akhirnya dapat menentukan partisipasi atau keikutsertaan mereka dalam kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

Melihat permasalahan-permasalahan di atas, penulis tertarik ingin mengadakan penelitian untuk mengkaji “Hubungan Kepercayaan Diri dengan

Partisipasi Peserta Kursus Menjahit di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan”.


(15)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tentang masalah yang diteliti, maka diperlukan identifikasi masalah sebagai berikut :

1.Masih terdapat peserta yang belum mampu memanfaatkan potensi yang dimiliki dengan sepenuhnya

2. Masih terdapat peserta yang cenderung merasa takut melakukan kesalahan dalam menjahit

3. Masih terdapat peserta yang kurang mandiri ketika menyelesaikan masalah yang berhubungan dengan menjahit

4. Hasil karya peserta kurang memuaskan

5. Kebanyakan peserta tidak berani menyalurkan ide atau pengalaman belajar 6. Peserta cenderung hanya bergantung pada arahan tutor dalam belajar 7. Masih ditemukan peserta yang tidak memiliki catatan pribadi yang

lengkap mengenai pembelajaran yang dilakukan

8. Keaktifan peserta dalam bertanya, menanggapi atau memberikan masukan relatif rendah

C. Batasan Masalah

Bertolak dari identifikasi masalah maka perlu pembatasan pada satu permasalahan yang diteliti mengenai hubungan kepercayaan diri dengan partisipasi peserta kursus menjahit di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Jalan Medan.


(16)

8

D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah yang dikemukaan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Seberapa tinggi tingkat kepercayaan diri yang dimiliki oleh peserta kursus menjahit di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan? 2. Seberapa tinggi tingkat partisipasi yang dimiliki peserta kursus menjahit di

Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan?

3. Apakah terdapat hubungan antara kepercayaan diri dengan partisipasi peserta kursus menjahit di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk memperoleh gambaran tentang tingkat kepercayaan diri yang

dimiliki oleh peserta kursus menjahit di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan.

2. Untuk memperoleh gambaran tentang tingkat partisipasi yang dimiliki peserta kursus menjahit di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan.

3. Untuk mengetahui hubungan kepercayaan diri dengan partisipasi peserta kursus keterampilan menjahit di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan.


(17)

F. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Secara praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi peserta didik agar dapat meningkatkan partisipasi pada program keterampilan menjahit melalui bekal kepercayaan diri yang dimiliki.

b. Sebagai masukan bagi pengelola kursus keterampilan menjahit agar dapat meningkatkan pembelajaran yang partisipatif guna mendorong segala potensi diri peserta didik.

2. Secara Teoritis

a. Sebagai bahan acuan dan perbandingan bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis terkait hubungan kepercayaan diri dengan partisipasi peserta kursus keterampilan menjahit

b. Sebagai bahan masukan bagi jurusan pendidikan luar sekolah dalam menambah ilmu pengetahuan mengenai kepercayaan diri dan partisipasi peserta didik.


(18)

43

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dari hasil data angket yang diperoleh tentang kepercayaan diri yang dimiliki peserta peserta kursus menjahit di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan termasuk dalam kategori rata-rata tinggi, dibuktikan dengan hasil rata skor empirik yang lebih besar dari rata-rata skor hipotetik yaitu 48,3 > 37,5. Sedangkan hasil data tentang tingkat partisipasi yang dimiliki oleh peserta juga termasuk dalam kategori rata-rata tinggi dengan rata-rata-rata-rata skor empirik lebih besar dari rata-rata-rata-rata skor hipotetik yaitu 77,9 > 45. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri dan tingkat partisipasi peserta kursus menjahit di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan rata-rata tinggi. 2. Dari hasil analisis korelasi product moment antara variabel X dan Y

diperoleh rhitung > rtabel yaitu 0,62 > 0,361. Interpretasi koefisien korelasi ini termasuk dalam kategori kuat. Kemudian diperoleh thitung > ttabel yaitu 4,19 > 0,683. Dengan demikian telah terbukti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan partisipasi peserta kursus menjahit di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan. Sehingga Ho ditolak sedangkan Ha diterima.


(19)

B. Saran

1. Bagi pengelola LKP Kutilang, diharapkan dapat mengembangkan cara untuk meningkatkan partisipasi peserta melalui berbagai kegiatan-kegiatan yang menarik dan menerapkan pembagian modul kepada masing-masing peserta. Pengelola hendaknya memberikan kesempatan yang lebih luas kepada peserta dalam mengemukakan ide, gagasan, saran dan pengalaman belajar sehingga dapat menggali potensi mereka untuk berkreativitas dalam bidang menjahit.

2. Bagi peserta kursus, hendaknya dapat meningkatkan partisipasi dalam proses belajar melalui pemanfaatan potensi diri secara maksimal sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki. Untuk dapat memanfaatkan potensi tersebut, maka peserta perlu memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi sehingga dapat mengeksplor segala kemampuan dalam mendesain busana secara inovatif dan kreatif.


(20)

43

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Pendekatan Suatu Praktek, Jakarta. Rineka Cipta.

Gunarsa, Singgih D. (1989). Psikologi Olahraga, Bandung. Surya Grafindo. Hadi, Sutrisno. (2000). Statistik. Yokyakarta. Fakultas Fsikologi UGM.

Hasibuan Malayu S.P. (1996). Organisasi dan Motivasi. Jakarta. Bumi Aksara. Harsono. (1989). Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching.

Jakarta. Depdikbud, DirjenDikti, Proyek Pengembangan LPTK.

Hitler. (2012). Skripsi. Analisis Kesehatan Mental Atlet Usia Dini Pada

Sekolah Sepakbola Andalas Prima Inalum FC Kab Batu Bara. Medan,

Unimed.

Irwansyah. (2012). Wawancara dengan Pelatih Sekolah Sepakbola

DISPARPORA, Binjai.

Luxbacher Joseph A. (1979). Sepak Bola. Jakarta. Raja Grafindo Persada. PSSI. (1990). Enam Puluh Tahun PSSI. Jakarta.

Rosmala Dewi. (2004). Profesionalisme Guru Melalui Penelitian Tindakan

Kelas. Medan, Unimed.

Singarimbun Masri Dan Soffian. (1989). Metode Penelitian Survey. Jakarta, Sinar Baru Algensiodo.

Sucipto, dkk.(2000). Sepak Bola, Jakarta. Depdiknas.

Sudarman Damin. (2004). Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta. Rineka Cipta.

Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung. Tarsito.

Sugiyono. (1988). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung. Alfabeta.

Sukintaka, dkk. (1979). Permainan dan Metodik. Bandung. Remaja Karya Offset.

Surakhmad, Winarno. (1980). Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran. Bandung. Tarsito.


(21)

44

Winardi. (2001). Motivasi & Pemotivasi dalam Manajemen. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.

http://pendidikan.lintas.me/go/pengertiandefinisi.com/pengertian-orang-tua-pengertian-definisi/1/


(1)

D. Rumusan Masalah

Dari batasan masalah yang dikemukaan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Seberapa tinggi tingkat kepercayaan diri yang dimiliki oleh peserta kursus menjahit di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan? 2. Seberapa tinggi tingkat partisipasi yang dimiliki peserta kursus menjahit di

Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan?

3. Apakah terdapat hubungan antara kepercayaan diri dengan partisipasi peserta kursus menjahit di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk memperoleh gambaran tentang tingkat kepercayaan diri yang

dimiliki oleh peserta kursus menjahit di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan.

2. Untuk memperoleh gambaran tentang tingkat partisipasi yang dimiliki peserta kursus menjahit di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan.


(2)

9

Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah :

1. Secara praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi peserta didik agar dapat meningkatkan partisipasi pada program keterampilan menjahit melalui bekal kepercayaan diri yang dimiliki.

b. Sebagai masukan bagi pengelola kursus keterampilan menjahit agar dapat meningkatkan pembelajaran yang partisipatif guna mendorong segala potensi diri peserta didik.

2. Secara Teoritis

a. Sebagai bahan acuan dan perbandingan bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis terkait hubungan kepercayaan diri dengan partisipasi peserta kursus keterampilan menjahit

b. Sebagai bahan masukan bagi jurusan pendidikan luar sekolah dalam menambah ilmu pengetahuan mengenai kepercayaan diri dan partisipasi peserta didik.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Dari hasil data angket yang diperoleh tentang kepercayaan diri yang dimiliki peserta peserta kursus menjahit di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan termasuk dalam kategori rata-rata tinggi, dibuktikan dengan hasil rata skor empirik yang lebih besar dari rata-rata skor hipotetik yaitu 48,3 > 37,5. Sedangkan hasil data tentang tingkat partisipasi yang dimiliki oleh peserta juga termasuk dalam kategori rata-rata tinggi dengan rata-rata-rata-rata skor empirik lebih besar dari rata-rata-rata-rata skor hipotetik yaitu 77,9 > 45. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri dan tingkat partisipasi peserta kursus menjahit di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Kutilang Medan rata-rata tinggi. 2. Dari hasil analisis korelasi product moment antara variabel X dan Y

diperoleh rhitung > rtabel yaitu 0,62 > 0,361. Interpretasi koefisien korelasi ini termasuk dalam kategori kuat. Kemudian diperoleh thitung > ttabel yaitu 4,19 > 0,683. Dengan demikian telah terbukti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dengan partisipasi peserta kursus


(4)

44

1. Bagi pengelola LKP Kutilang, diharapkan dapat mengembangkan cara untuk meningkatkan partisipasi peserta melalui berbagai kegiatan-kegiatan yang menarik dan menerapkan pembagian modul kepada masing-masing peserta. Pengelola hendaknya memberikan kesempatan yang lebih luas kepada peserta dalam mengemukakan ide, gagasan, saran dan pengalaman belajar sehingga dapat menggali potensi mereka untuk berkreativitas dalam bidang menjahit.

2. Bagi peserta kursus, hendaknya dapat meningkatkan partisipasi dalam proses belajar melalui pemanfaatan potensi diri secara maksimal sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki. Untuk dapat memanfaatkan potensi tersebut, maka peserta perlu memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi sehingga dapat mengeksplor segala kemampuan dalam mendesain busana secara inovatif dan kreatif.


(5)

43

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Pendekatan Suatu Praktek, Jakarta. Rineka Cipta.

Gunarsa, Singgih D. (1989). Psikologi Olahraga, Bandung. Surya Grafindo. Hadi, Sutrisno. (2000). Statistik. Yokyakarta. Fakultas Fsikologi UGM.

Hasibuan Malayu S.P. (1996). Organisasi dan Motivasi. Jakarta. Bumi Aksara. Harsono. (1989). Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologi dalam Coaching.

Jakarta. Depdikbud, DirjenDikti, Proyek Pengembangan LPTK.

Hitler. (2012). Skripsi. Analisis Kesehatan Mental Atlet Usia Dini Pada

Sekolah Sepakbola Andalas Prima Inalum FC Kab Batu Bara. Medan,

Unimed.

Irwansyah. (2012). Wawancara dengan Pelatih Sekolah Sepakbola

DISPARPORA, Binjai.

Luxbacher Joseph A. (1979). Sepak Bola. Jakarta. Raja Grafindo Persada. PSSI. (1990). Enam Puluh Tahun PSSI. Jakarta.

Rosmala Dewi. (2004). Profesionalisme Guru Melalui Penelitian Tindakan

Kelas. Medan, Unimed.

Singarimbun Masri Dan Soffian. (1989). Metode Penelitian Survey. Jakarta, Sinar Baru Algensiodo.

Sucipto, dkk.(2000). Sepak Bola, Jakarta. Depdiknas.

Sudarman Damin. (2004). Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta. Rineka Cipta.


(6)

Winardi. (2001). Motivasi & Pemotivasi dalam Manajemen. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.

http://pendidikan.lintas.me/go/pengertiandefinisi.com/pengertian-orang-tua-pengertian-definisi/1/